• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III: METODE PENELITIAN

F. Teknik Analisis data

Teknik analisis data yang di gunakan adalah analisis kualitatif dilakukan dengan menggambarkan data-data tentang Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles dan Humberan, 1992:15).

Empat tahap tersebut dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh mealalui wawancara secara langsung dari beberapa informan kemudian dicatat dan dikumpulkan mengenai Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Data tersebut berisi tentang hasil tanya jawab dengan informan yang ditulis secara lengkap.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting mengenai Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara

Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Reduksi data dilakukan dengan pemilihan, penyederhanaan, dan tansformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bertujuan untuk memberi gambaran dan mempertajam hasil dari pengamatan yang sekaligus untuk mempermudah kembali pencarian data yang diperoleh.

3. Penyajian Data

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan lebih lanjut. Penyajian data cenderung mengarah pada penyederhanaan data, kompleks kedalam kesatuan bentuk yang sederhana dan selektif sehingga mudah dipahami.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan proses untuk merangkum data-data yang telah direduksi ataupun telah disajikan. Tahap ini merupakan interpretasi peneliti, dimana peneliti mengambarkan makna dari data yang disajikan mengenai Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Kesimpulan ini merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas sehingga tidak terjadi salah pemaknaan dalam penyimpulan tersebut.

G. Keabsahan Data

Setelah menganalisis data, peneliti harus memastikan apakah interpretasi dan temuan penelitian akurat. Validasi temuan menurut Creswell berarti bahwa peneliti menentukan keakuratan dan kredibilitas temuan melalui beberapa strategi, antara lain member checking, triangulasi dan auditing (Sugiyono, 2012 : 42).

1) Member checking adalah proses penelitian mengajukan pertanyaan pada satu atau lebih partisipan atau tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas . Aktifitas ini juga dilakukan untuk mengambil temuan kembali pada partisipan dan menanyakan pada mereka baik lisan maupun tulisan tentang keakuran laporan penelitian. Pertanyaan dapat meliputi berbagai aspek dalam penelitian tersebut, misalnya apakah deskripsi data telah lengkap, apakah interpretasi bersifat refresentatif dan dilakukan tanpa kecenderungan.

2) Triangulasi merupakan proses penyokongan bukti terhadap bukti terhadap temuan, analisis dan interpretasi data yang telah dilakukan peneliti yang berasal dari: 1) individu (informan) 2) tipe atau member data (wawancara, pengamatan dan dokumen), serta 3) metode pengumpulan data (wawancara, pengamatan dan dokumen).

3) External audit, yaitu untuk menghindari biasa atau hasil temuan penelitian, peneliti perlu melakukan cek silang dengan seseorang diluar penelitian.

Seseorang tersebut dapat berupa pakar yang dapat memberikan penilaian imbang dalam bentuk pemeriksaan laporan penelitian yang akurat.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa.

Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa merupakan salah satu dinas pemerintahan yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Perikanan, Kelautan, dan Peternakan. Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan danPariwisata Kabupaten Gowa, Keadaan Pegawai Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, serta Rencana Stratejik Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa.

a. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa

Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berlokasi di Jl. Beringin No. 10 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Tugas pokok Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Perikanan, Kelautan, dan Peternakan. Adapun struktur organisasi Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten GowaTahun 2014 meliputi:

1. Kepala Dinas

Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dipimpin oleh seorang kepala dinas yang mempunyai tugas merumuskan

36

konsep sasaran, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, membina, mengarahkan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang perikanan, kelautan, dan peternakan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan c. Sub Bagian Keuangan

3. Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Perikanan Tangkap, Pesisir dan Kelautan

Bidang Perikanan Budidaya, Perikanan Tangkap, Pesisir dan Kelautan dipimpin oleh kepala bidang mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan penyelenggaraan tugas di bidang perikanan budidaya, perikanan tangkap, pesisir dan kelautan. Bidang Perikanan Budidaya, Perikanan Tangkap, Pesisir dan Kelautan terdiri dari:

a. Seksi Budidaya Perikanan b. Seksi Perikanan Tangkap

c. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

4. Kepala Bidang Pengawasan Sumber Daya Perikanan Bina Mutu, Usaha dan Kelembahaan

Bidang Pengawasan Sumber Daya Perikanan Bina Mutu, Usaha dan Kelembahaan dipimpin oleh kepala bidang mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan penyelenggaraan tugas di bidang pengawasan sumber daya perikanan bina mutu, usaha dan kelembahaan. Bidang Pengawasan Sumber Daya Perikanan Bina Mutu, Usaha dan Kelembahaan terdiri dari:

a. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Perikanan b. Seksi Pembinaan Kelembagaan dan Penyuluh

c. Seksi Pembinaan Mutu, Usaha dan Pemasaran Hasil Perikanan

5. Kepala Bidang Produksi dan Penyebaran Ternak

Bidang Produksi dan Penyebaran Ternak dipimpin oleh kepala bidang mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan penyelenggaraan tugas di bidang produksi dan penyebaran ternak.Bidang Produksi dan Penyebaran Ternak terdiri dari:

a. Seksi Teknik Produksi dan Pembibitan

b. Seksi Kaji Terap dan Pengembangan Teknologi c. Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak

6. Kepala Bidang Usaha Ternak dan Kesehatan Hewan

Bidang Usaha Ternak dan Kesehatan Hewan dipimpin oleh kepala bidang mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, member petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan peyelenggaraan tugas di bidang usaha ternak. Bidang Usaha Ternak dan Kesehatan Hewan terdiri dari:

a. Seksi Usaha Ternak b. Seksi Kesehtan Hewan

c. Seksi Kesehtan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Unit pelaksana teknis Dinas dipimpin oleh seorang kepala unit pelaksana teknis dinas dan dalam melaksankan tugas dan tanggung jawab kepada kepala dinas.

8. Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas melaksanakan sebagian tugas dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.Setiap kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan undang-undang.

b. Keadaan Pegawai Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa

Manajemen sumber daya manusia yang baik ditujukan kepada peningkatan kontribusi yang dapat diberikan oleh para pegawai dalam organisasi ke arah tercapainya tujuan organisasi. Tidak menjadi soal tujuan organisasi apa yang akan dicapai. Dibentuknya satuan organisasi yang mengelola sumber daya manusia dimaksudkan bukan sebagai tujuan, akan tetapi sebagai instrumen untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja organisasi secara keseluruhan.

1) Keadaan Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui keadaan sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Keadaan Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase 1.

2.

Laki-laki Perempuan

37 orang 21 orang

64 36

Jumlah 58 orang 100

Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, Keadaan Juni 2013

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dilihat dari jenis kelamin, sumber daya aparatur Dinas Perikanan, Kelautan, dan

Peternakan Kabupaten Gowa terdiri atas laki-laki: 37 orang (64%) dan perempuan: 21orang (36 %). Jika dilihat dari selisih jumlah yang terlalu signifikan yaitu sekitar 28 %, hal ini mengindikasikan bahwa tidak adanya keseimbangan antara laki- laki dan perempuan untuk berpartisipasi terutama dalam mengemukakan pendapat, pengelolaan dan dalam pengambilan keputusan.

2) Keadaan Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keadaan sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No.

Pendidikan Terakhir

Jumlah Presentase

1.

2.

3.

SLTA Sarjana (S1) Pasca Sarjana

13 orang 39 orang 6 orang

23 67 10

Jumlah 58 orang 100

Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, Keadaan Juni 2013.

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan tingkat pendidikan terdiri atas lulusan SLTA: 13 orang (23 %), S1: 39 (67%), dan Pasca Sarjana : 6 orang (10 %).Hal tersebut menunjukkan bahwa

tingkat pendidikan sangat berpengaruh sebagai bahan acuan bagi pegawai dalam mengukur kemampuan serta wawasan mereka dalam pengambilan kebijakan sehingga bidang Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dapat berkembang dengan baik.

3) Keadaan Pegawai berdasarkan Eselonisasi

Keadaan sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan eselonisasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Keadaan Pegawai berdasarkan Eselonisasi

No. Eselon Jumlah Presentase

1.

2.

3.

IV III II

9 orang 40 orang

9 orang

16 68 16

Jumlah 58 orang 100

Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, Keadaan Juni 2013

Tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan eselonisasi terdiri atas eselonII: 9 orang (16 %), eselon III: 40 orang (68%), dan eselon IV : 9 orang (16 %). Hal tersebut menunjukkan tingkatan pegawai yang telah memenuhi syarat untuk diserahi tanggung jawab sekaligus wewenang berdasarkan jabatan/eselon yang dipegangnya,

juga menandakan bahwa mereka yang memegang eselon dianggap memiliki rasa tanggung jawab/akuntabilitas yang tinggi dan bisa merespon setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pimpinan, sehingga mampu mengimplementasikan perannya dalam pengembangan di bidang perikanan, kelautan, dan peternakan di Kabupaten Gowa.

c. Rencana Stratejik Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa

Rencana stratejik Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa meliputi visi, misi, tujuan, serta pencapaian tujuandiuraikan sebagai berikut:

1) Visi Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa Visi Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa yaitu:

“Terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pembangunan sector Perikanan, Kelautan dan peternakan.”

2) Misi Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa Guna mewujudkan visi Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, perlu ditetapkan misi yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Misi tersebut merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dan menjadi sesuatu yang harus dilaksanakan oleh suatu organisasi agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Perumusan misi adalah merupakan suatu hal sangat penting

untuk mengarahkan operasionalisasi organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Untuk mencapai Visi tersebut, maka langkah-langkah yang ditempuh melalui misi Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa sebagai berikut:

a) Mendorong pembangunan perikanan dengan pendekatan sistem agribisnis (saprodi, budidaya dan agroindustri dan pemasaran)

b) Meningkatkan populasi ternak, produksi hasil ternak, dan meningkatkan pendapatan peternak di kabupaten gowa.

c) Meningkatkan kompetensi dan proesionlisme penyuluh peternakan/perikanan serta mendorong atau membimbing petani agar lebih kreatif, inovatif dan kredibel.

3) Tujuan Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa

Pada hakekatnya, tujuan merupakan penjabaran sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, maka ditetapkanlah tujuan stratejik dengan mengacu pada misi pembangunan Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa. Tujuan stratejik member gambaran tentang apa yang akan dicapai dalam jangka waktu satu hingga lima tahu ke depan. Berdasarkan ketiga misi Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa tersebut, maka tujuan yang ingin dicapaidalam kurun waktu lima tahu adalah meliputi:

a) Terwujudnya peningkatan produksi ternak dan konsumsi protein hewani masyarakat.

b) Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana aparatur.

c) Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan aparatur.

d) Terwujudnya pemberdayaan penyuluh peternakan profesional.

e) Terwujudnya usaha peternakan,perikanan dan kelautan yang berwawasan agribisnis.

f) Terciptanya produk unggulan peternakan perikanan dan kelautan yang berdaya saing tinggi.

g) Terwujudnya peningkatan produksi perikanan tangkap dan budidaya.

4) Sasaran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa

Setelah merumuskan tujuan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan sasaran sebagai bagian integral dalam proses perencanaan stratejik. Fokus utama dalam penentuan sasaran tindakan dan alokasi sumber daya dalam melaksanakan kegiatan atau operasional organisasi setiap dalam kurun waktu lima tahun.

Selaras dengan tujuan dan visi Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dalam lima tahun yang akan datang, dirumuskan sasaran yang ingin dicapai meliputi :

a) Meningkatkan populasi ternak dan konsumsi pangan hewani.

b) Peningkatan distribusi bibit ternak kepada masyarakat.

c) Peningkatan usaha kelompok tani ternak.

d) Meningkatkan kemampuan teknis dan manajemen petani dan peternak.

e) Meningkatkan pengetahuan dan pengetahuan penyuluh peternakan.

f) Diterapkannya pola/metode usaha kelautan, perikanan, peternakan, dan pertanian yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya saing pasar (kompetitif dan komparatif).

g) Meningkatnya mutu produk peternakan dan perikanan.

h) Tersedianya induk ikan budidaya.

i) Meningkatnya produksi perikanan tangkap dan budidaya.

j) Meningkatnya usaha peternakan, perikanan dan kelautan yang berwawasan lingkungan dan budaya.

k) Meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir.

2. Desa Tanrara

Desa Tanrara menpunyai luas wilayah 29, 23 km persegi dan 2 meter diatas permukaan laut dengan Jumlah Penduduk kurang lebih 4.000 Jiwa, kurang lebih 900 kepala keluarga dan jumlah wajib pilih sebanyak 3111 Jiwa.

Desa Tanrara merupakan salah satu dari 8 desa dan 1 kelurahan dari Kecamatan Bontonompo selatan Kabupaten Gowa. Lokasi Desa Tanrara berbatasan dengan Sebelah utara desa Sengka,sebelah selatan kabupaten Takalar,sebelah barat desa Tindang dan sebelah timur berbatasan dengan desa Manjapai dan desa Jipan.

Awalnya desa Tanrara adalah hasil pemekaran dari desa Sengka kecamatan Bontonompo kabupaten Gowa yaitu pada tahun 1989. Desa Tanrara terdiri atas 4 Dusun yaitu Dusun Tanrara, Dusun Pa'jokki, Dusun Katinting dan Dusun Pa'la'la.

B. Peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kec. Bontonompo Selatan Kab. Gowa.

Sebagai produk peternakan yang selalu dibutuhkan masyarakat, peternakan ayam broiler di Kabupaten Gowa memiliki potensi yang cukup besar sebagai salah satu komoditi yang dapat dikembangkan oleh masyarakat Gowa utamanya oleh masyarakat Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Oleh karena itu, peternakan ayam broiler perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam rangka peningkatan dari segi kuantitas maupun kualitasnya, agar pemasarannya dapat berkembang dapat memenuhi kebutuhan yang semakin hari semakin meningkat dan meningkatkan taraf hidup para peternak. Dalam hal ini, yang berperan dalam pengembangan peternakan ayam broiler adalah penyuluhan peternakan yang merupakan salah satu program peternakan dari Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa.

Adapun Peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Adalah sebagai berikut:

1. Memberikan Pendidikan Kepada Peternak (Educational Roles).

Undang Undang Republik Indonesia, Nomor 16 Tahun 2006, menyatakan bahwa penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya

lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sebagai seorang yang bertugas untuk mengembangkan masyarakat, penyuluhan berperan sebagai utusan atau wakil dari Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa yang berkaitan dengan interaksi pekerja pengembangan masyarakat melalui penggunaan media, hubungan masyarakat, jaringan antara pekerja pengembangan masyarakat dan pekerja yang relevan, dan berbagi pengalaman dan pengetahuan baik secara formal maupun informal antara pekerja pengembangan masyarakat dan antara masyarakat khususnya bagi para peternak ayam broiler di Desa Tanrara. Selain itu, Seorang penyuluh juga harus mampu dalam memberikan pendidikan kepada para peternak.Sebagaimana diungkapkan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Peternakan Gowa sebagai berikut:

“....Fungsi dari kegiatan penyuluhan yaitu memeberikan pegetahuan kepada para peternak dalam proses pemeliharaan ayam broiler, baik dari segi kesehatan, pertumbuhan ayam broiler sampai mendapatkan keuntungan yang signifikan...” (Wawancara dengan S, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Peternakan Kabupaten Gowa, tanggal 5 Maret 2014).

Bentuk pendidikan yang dilaksanakan oleh Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa bagi para peternak ayam broiler di Desa Tanrara yaitu melalui penyuluhan pemeliharaan ayam broiler. Dalam melakukan penyuluhan tersebut, terdapat metode yang digunakan oleh para penyuluh peternakan dari Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dalam melakukan penyuluhan kepada peternak ayam broiler sebagaimana dijelaskan oleh PPL Dinas Peternakan Gowa sebagai berikut:

“...dalam melakukan penyuluhan kepada peternak kami menggunakan metode tatap langsung. Metode ini merupakan salah satu metode yang cukup berhasil yang digunakan oleh kami (petugas PPL) dalam menyampaikan tata cara pemeliharaan ayam broiler sehingga para peternak mudah paham dan mampu menerapkan pada saat pemeliharaan ayam broiler karena para peternak masih perlu pengetahuan yang lebih banyak untuk meningkatkan hasil ternak ayam broiler..”(Wawancara dengan S, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Peternakan Kab.Gowa, tanggal 5 Maret 2014).

Adapun rentang waktu pelaksanaannya dijelaskan oleh salah satu Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari wawancara berikut ini:

“...untuk membuat para peternak lebih paham mengenai pengelolaan pemeliharaan ayam broiler yang baik, kegiatan penyuluhan lebih sering kami lakukan. Dari dinas peternakan dilaksanakan dua kali dalam sebulan...”

(Wawancara dengan K, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Peternakan Kab. Gowa, tanggal 5 Maret 2014)

Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan oleh para penyuluh peternakan dari Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa saat penyuluhan pemeliharaan ayam broiler kepada para peternak adalah menggunakan metode tatap langsung. Dalam metode ini, para penyuluh secara langsung mendatangi para peternak dan memberikan penyuluhan tentang tata cara pemeliharaan ayam broiler. Para penyuluh dari Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa menjabarkan tentang pemeliharaan ayam broiler kepada peternak dengan cara sosialisasi secara massal dimana para peternak ayam broiler diundang di suatu tempat kemudian diberikan penyuluhan. Metode ini sangat berguna bagi para peternak karena dengan metode ini mereka akan lebih mudah memahami tentang tata cara pemeliharaan ayam broiler yang baik dan kemudian menerapkannya secara langsung sehingga dapat

meningkatkan penghasilan mereka. Dalam memberikan pendidikan kepada peternak, penyuluhan dilakukan dua kali dalam sebulan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih paham tentang tata cara pemeliharaan ayam broiler yang baik serta memberikan motivasi kepada para peternak agar dapat terus berupaya untuk mengembangkan usaha ternak ayam broiler mereka. Sebagaimana dinyatakan oleh MS, salah satu peternak ayam broiler di Desa Tanrara:

“…Kesan yang saya dapatkan dari penyuluhan ini sangat terbantu.

Penghasilan ayam broiler saya semakin meningkat setelah mengikuti penyuluhan. Penyuluh cara penyampainnya sangat bermasyarakat. Mereka secara langsung mendatangi desa kami lalu memberikan penyuluhan sehingga saya tidak canggung untuk mengeluhkan hambatan yang saya dapatkan selama memelihara ayam broiler dan mereka memberikan solusi secara langsung…” (Wawancara dengan MS, peternak ayam broiler di Desa Tanrara, tanggal 7 Maret 2014)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh peternak ayam broiler yang lain dari hasil wawancara berikut ini:

“…saya sangat bersyukur diprogramkannya kegiatan penyuluhan ini, dulu saya sembrono saja dalam memlihara ayam broiler. Saya memilih bibit asal pilih saja sehingga hasil panen saya kurang maksimal. Setelah diberikan pengarahan oleh penyuluh saya tidak sembarangan lagi dalam memelihara ternak saya sehingga hasil panen saya meningkat..” (Wawancara dengan AT, peternak ayam broiler di Desa Tanrara, tanggal 7 Maret 2014).

Berdasarkan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam memberikan penyuluhan, para penyuluh dari Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa menggunakan metode tatap langsung.Metode ini sangat tepat digunakan pada penyuluhan peternakan pemeliharaan ayam broiler di Desa Tanrara.Hal ini dikarenakan, dengan metode ini para peternak merasa bahwa para penyuluh tersebut sangat bermasyarat sehingga mereka dapat secara langsung

berkomunikasi kepada para penyuluh tentang hambatan yang mereka dapatkan selama beternak ayam broiler dan mereka mendapatkan solusinya secara langsung dan dapat mengaplikasikannya kepada ternak mereka.

2. Memberikan Pendampingan/Bimbingan Teknis Kepada Peternak

Dalam melaksanakan penyuluhan masih terdapat berbagai hambatan yang didapatkan oleh para penyuluh sebagaimana diungkapkan dari wawancara berikut:

“…hambatan di lapangan itu biasanya terkait dengan para peternak itu sendiri. Masih banyak peternak ayam broiler yang kurang memahami

“…hambatan di lapangan itu biasanya terkait dengan para peternak itu sendiri. Masih banyak peternak ayam broiler yang kurang memahami

Dokumen terkait