• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DINAS PERIKANAN, KELAUTAN, DAN PETERNAKAN DALAM PENYULUHAN PEMELIHARAAN AYAM BROILER DI DESA TANRARA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERAN DINAS PERIKANAN, KELAUTAN, DAN PETERNAKAN DALAM PENYULUHAN PEMELIHARAAN AYAM BROILER DI DESA TANRARA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

RINI PEBRIANTI

NomorStambuk : 105 6400 724 10

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(2)

ii

KABUPATEN GOWA

Skipsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

RINI PEBRIANTI

Nomor Stambuk : 105 6400 729 10

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

(3)

iii

Desa Tanrara Kec. Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa

Nama Mahasiswa : Rini Pebrianti Nomor Stambuk : 105 6400 729 10 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyetujui :

Mengetahui : Pembimbing I

Dr. H. Lukman Hakim, M. Si

Pembimbing II

Samsir Rahim, Sos, M.Si

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

A.Luhur Prianto, S.IP, M.Si Dekan

Fisipol Unismuh Makassar

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si

(4)

iv

Nama Mahasiswa : Rini Pebrianti

Nomor Stambuk : 105 6400 729 10

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan benar bahwa karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah di tulis/di publikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, Mei 2014

Yang Menyatakan,

Rini Pebrianti

(5)

v

Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kec.

Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, (dibimbing oleh Lukman Hakim dan Samsir Rahim. )

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan dalam penyuluhan pemeliharaan ayam broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa serta ananlisis mengenai penyuluhan pemeliharaan ayam broiler dapat meningkatkan hasil peternakan ayam broiler.

Tipe penelitian yang dipergunakan adalah diskriptif kualitatif.

Pengumpulan data dilakukan menggunakan teknis field research (penelitian lapangan), library research dan penelusuran data on line. Data dikumpulkan dari berbagai sumber hingga didapatkan data yang cukup. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara kualitatif dengan menjelaskan atau menggambarkan data yang diteliti atau di dapatkan dari lapangan, baik data primer yang diperoleh dari hasil wawancara, maupun dari data sekunder.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan dalam penyuluhan pemeliharaan ayam broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa adalah memberikan pendidikan kepada peternak (educational roles), memberikan pendampingan/bimbingan teknis kepada peternak, sebagai fasilitator bagi para peternak, serta membantu meningkatkan sumber daya dan produktivitas peternak.

Penyuluhan pemeliharaan ayam broiler dapat meningkatkan hasil peternakan ayam broiler disebabkan oleh penyuluhan mampu mendorong meningkatnya produksi dan produktivitas peternakan ayam broiler, mendorong ketersedian/pasokan ayam broiler selalu stabil di pasaran, mendorong meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan peternak ayam broiler di desa tanrara, serta membantu pemasaran ayam broiler yang semakin meluas.

(6)

vi

“Assalamu Alaikum warahmatullahi Wabarakatuh”

Dengan memanjatkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kehadirat Allah S.W.T, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya-Nya jualah sehingga penulisan dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Dinas Perikanan, Kelautan, Dan Peternakan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler Di Desa Tanrara Kec. Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa “. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga terkhusus kepada dosen pembimbing Dr. H. Lukman Hakim, M.Si sebagai Pembimbing I dan Samsir Rahim, S.sos., M.Si sebagai Pembimbing II, yang dengan tulus membimbing penulis, melakukan koreksi dan perbaikan-perbaikan yang amat berharga sejak dari awal sampai selesainya skripsi ini. Gagasan- gagasan beliau merupakan kenikmatan intelktual yang tak ternilai harganya.

Teriring Doa semoga Allah Tuhan Yang Maha Esa menggolongkan upaya-upaya beliau sebagai amal kebaikan.

(7)

vii

1. Bapak Dr. H. Irwan Akib, M.Pd, sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah membina Universitas ini dengan sebaik-baiknya.

2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang telah membina fakultas ini dengan sebaik-baiknya.

3. Bapak A. Luhur Prianto, S.IP, M. Si Selaku ketua jurusan Ilmu Pemerintahan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang telah membina jurusan ini dengan sebaik-baiknya, beliau telah berperan sebagai orang tua akademik bagi saya.

4. Segenap Dosen fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah member bekal ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di lembaga ini. Segenap staf tata usaha fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, yang telah memberikan pelayanan administrasi dan bantuan kepada penulis dengan baik.

5. Kepada Pegawai Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan, Serta warga Desa Tanrara yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama proses penelitian hingga selesainya karya ini disusun.

6. Buat orang tuaku tercinta atas segala bimbingan,kasih sayang yang tulus, jasa dan pengorbanannya sepanjang masa sehingga skripsi ini bisa saya kerjakan dengan baik, penghargaan, simpuh dan sujud serta doa semoga Allah SWT memberinya umur panjang, kesehatan dan selalu dalam lindungannya,dan kepada seluruh keluarga yang senantiasa memberikan motivasi serta arahan- arahan selama penulis menempuh pendidikan sampai pada penyelesaian skripsi ini.

7. Buat kakakku tercinta (Rahma Amelia) yang tak henti-hentinya memberi dukungan.

(8)

viii

data penelitian penulis ditengah kesibukannya dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan atas bantuan serta bimbingan semua pihak senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah Subhanahuwataala. Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, Mei 2014

Rini Pebrianti

(9)

ix

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Abstrak ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xi

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Kegunaan Penelitian ... 6

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA A. Tugas dan Fungsi Dinas Perikanan, Kelautan, Dan Peternakan ... 8

B. Konsep Penyuluhan Peternakan ... 11

C. Peran Penyuluhan Dalam Pemeliharaan Ayam Broiler ... 21

D. Kerangka Pikir... 25

E. Deskriptif Fokus Penelitian ... 27

BAB III: METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 29

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 30

C. Sumber data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Informan Penelitian ... 32

F. Teknik Analisis data ... 33

(10)

x

B. Peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara

Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa ... 47 C. Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler Dapat Meningkatkan

Hasil Peternakan Ayam Broiler ... 58 BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 67 B. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA ... 69

(11)

xi

Tabel. 2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 41 Tabel. 3. Keadaan Pegawai Berdasarkan Eselonisasi ... 42

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri peternakan khususnya ayam pedaging (ayam broiler) telah tumbuh menjadi penopang ekonomi nasional dengan sejumlah keterkaitan pada beberapa industri lainnya. Selain menjadi pendorong ekonomi khususnya di pedesaan, industri ini juga banyak menberikan kesempatan kerja bagi para peternak di beberapa wilayah. Konsumsi masyarakat yang meningkat disertai menguatnya daya beli terhadap daging dan telur sangat membantu industri hulu dan hilir peternakan. Disamping itu, pemerintah telah pula menargetkan meningkatnya angka konsumsi daging dan telur sebesar 150 % pada tahun 2014.

Pertumbuhan konsumsi ini dimaksudkan untuk meningkatkan asupan protein masyarakat, disamping mengejar ketertinggalan angka konsumsi telur dan daging khususnya di wilayah Asean.

Namun upaya pembangunan industri perunggasan tersebut masih menghadapi tantangan global yang mencakup kesiapan daya saing produk, utamanya bila dikaitkan dengan lemahnya kinerja penyediaan bahan baku pakan yang merupakan 60-70 % dari biaya produksi karena sebagian besar masih sangat tergantung dari impor (Dinas Perikanan, Kelauatan, Dan Peternakan). Hambatan yang dhadapi para peternak ayam broiler adalah kurangnya kesiapan mereka dalam menanggulangi wabah penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada ayam broiler. Hal ini dapat terjadi jika masyarakat masih memiliki pengetahuan yang minim tentang penanggulangan penyakit tersebut. Hambatan lain yang

1

(13)

dihadapi oleh para peternak adalah fluktuasi harga ayam broiler. Apabila terjadi penurunan harga ayam maka peternak akan mengalami kerugian akibat pendapatan yang menurun. Akan tetapi, jika pergerakan harga ayam meningkat akan memberikan keuntungan yang besar bagi peternak. Pada saat inilah peternak mendapatkan penghasilan yang tinggi.Itulah yang menyebabkan usaha peternakan ayam memiliki resiko yang tinggi.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, peranan penyuluhan peternakan dirasakan akan semakin penting dan cukup memegang peran strategis.

Mengingat kegiatan merupakan garda paling depan dalam mendukung keberhasilan perkembangan industry peternakan ayam broiler terutama yang bersentuhan langsung dengan peternak ayam broiler kelas menengah ke bawah.

Selain sebagai agent of change of farmer behaviour, posisinya yang berhadapan langsung dengan peternak akan sangat menentukan untuk membawa perubahan yang kondusif pada masa yang akan datang.

Peternak merupakan salah satu pelaku utama dalam pengembangan industiri peternakan dan merupakan bagian dari masyarakat Indonesia, dengan demikian keberhasilan industry peternakan lebih banyak ditentukan oleh peranan peternak itu sendiri dalam kenyataannya tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan pemerintah. Penyuluhan peternakan merupakan pendidikan non formal bagi peternak beserta keluarganya dimana kegiatan dalam ahli pengetahuan dan ketrampilan dari penyuluh lapangan kepada peternak dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluhan bisa menjadi sarana kebijaksanaaan yang efektif untuk mendorong pembangunan dalam bidang

(14)

peternakan khusunya dalam pemeliaharaan ayam broiler atau ayam pedaging dalam situasi peternak tidak mampu mencapai tujuannya karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Organisasi penyuluhan memegang peranan penting dalam membimbing peternak menjalani usahanya secara efektif.

Kegiatan pelatihan merupakan salah satu bentuk bimbingan dan bantuan pemerintah dalam mewujudkan peternak agar mempunyai keterampilan dan mengusahakan untuk meningkatkan penghasilan peternakan. Dengan komunikasi dua arah ini, maka peran penyuluh peternakan akan dapat melakukan pendekatan secara penuh keakraban sehingga proses penerapan materi penyuluhan kepada peternak akan beriangsung dengan baik. Sehingga pada akhirnya keberhasilan pelatihan dapat diukur sejauh mana peternak yang dibina tersebut telah berhasil dalam menyerap informasi serta mampu mengoptimalkan materi yang diterima peternak dari penyuluh peternakan untuk digerakkan pada arah sumber daya teknologi dan input secara lebih optimal.

Penyuluhan peternakan berperan penting bagi pembangunan peternakan, sebab penyuluhan merupakan salah satu upaya pemberdayaan peternak dan pelaku usaha peternakan lain untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraannya. Oleh karena itu kegiatan penyuluhan peternakan harus dapat mengakomodasikan aspirasi dan peran aktif peternak dan pelaku usaha peternakan lainnya melalui pendekatan partisipatif. Melalui kegiatan penyuluhan, para peternak ditingkatkan kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya dengan produktif, efisien dan menguntungkan, sehingga peternak dan keluarganya dapat meningkatkan kesejahteraanya. Meningkatnya

(15)

kesejahteraan peternak dan keluarganya adalah tujuan utama dari pembangunan peternakan.

Kini peranan penyuluh lebih dipandang sebagai proses membantu peternak untuk mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi mereka, dan menolong mereka mengembangkan wawasan mengenai konsekuensi masing-masing pilihan itu. Peranan yang dapat dimainkan oleh agen penyuluh dan peternak dalam merencanakan program penyuluhan, disatu sisi tergantung pada pengetahuan dan kecakapan kedua kelompok tersebut. Disisi lain, tergantung pada hak-hak yang dimiliki masing-masing kelompok untuk mengambil keputusan.

Salah satu pertimbangan mengenai hak ini adalah dampaknya pada motivasi penyuluh dan peternak untuk mencapai tujuan program penyuluhan.

Dari uraian diatas, jelaslah bahwa untuk mensukseskan pembangunan dibidang peternakan tidak terlepas dari peran seorang penyuluh sebagai fasilitator yang dapat memberikan kontribusi bagi para peternak dalam hal menyelesaikan permasalahan dibidang peternakan. Dengan demikian, tujuan program penyuluhan adalah untuk mengubah peternak yang kemudian dapat membuat keputusan untuk mengubah usaha taninya. Perubahan inilah yang menjadi tujuan terpenting pendidikan penyuluhan.

Peternak adalah pelaku utama dalam kegiatan produksi peternakan serta bagian dari masyarakat Indonesia yang perlu ditingkatkan kesejahteraan dan kecerdasannya, salah satu upaya peningkatan kecerdasan tersebut dilaksanakan melalui kegiatan penyuluhan. Dengan adanya penyuluhan diharapkan semua informasi peternakan yang berkembang dapat diserap dan

(16)

diterima oleh peternak, semakin banyak informasi yang dimanfaatkan oleh peternak maka semakin efektif penyuluhan tersebut

Di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa, kebanyakan para peternak ayam broiler masih mengalami banyak hambatan dalam meningkatkan hasil ternaknya. Hal ini dialami terutama oleh para peternak ayam mandiri (peternak kelas menengah ke bawah). Peranan Penyuluh Peternakan di desa ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan hasil ternaknya.

Sektor peternakan merupakan saah satu sumber perekonomian utama di Kecamatan Bontonompo. Oleh karena itu keberhasilan pembangunan peternakan sangat menentukan peningkatan aktivitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini hanya dapat dicapai apabila pelaku utama dan pelaku usaha peternakan memiliki kemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis yang handal sehingga pelaku peternakan mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi. Untuk itulah dibutuhkan dukungan dari sistem penyuluhan yang handal dalam meningkatkan hasil usaha mereka.

Dengan melihat latar belakang tersebut, maka dirasa perlu untuk dilakukan suatu penelitian mengenai “Peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kec.Bontonompo Selatan Kab.Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka berikut di rumuskan tentang beberapa permasalahan pokok dalam penelitian ini yaitu :

(17)

1. Bagaimana peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dalam penyuluhan pemeliharaan ayam broiler ?

2. Apakah penyuluhan pemeliharaan ayam broiler dapat meningkatkan hasil peternakan peternak?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dalam penyuluhan pemeliharaan ayam broiler.

2. Untuk mengetahui penyuluhan pemeliharaan ayam broiler dapat meningkat hasil peternakan peternak.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Kegunaan dari segi keilmuan/akademis :

a. Memperluas dan memperbanyak khazanah ilmiah keilmuan penyuluhan peternakan yang dilakukan oleh Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa khususnya dalam bidang penyuluhan pemeliharaan ayam broiler yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kebijakan pengembangan sumberdaya manusia.

b. Menjadikan pendorong bagi studi lebih lanjut untuk mengembangkan model peningkatan kinerja penyuluh dalam cakupan yang lebih luas.

(18)

2. Kegunaan dari segi praktis

a. Memberikan gambaran bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kinerja penyuluh peternakan yang dapat dipertanggungjawabkan.

b. Memberikan bahan penyempurnaan kebijaksanaan dalam pembinaan dan pengembangan karir penyuluh yang sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah setempat dan lingkungan kerjanya dalam upaya meningkatkan kinerja penyuluh peternakan.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tugas dan Fungsi Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan

Pada hakekatnya tugas dan fungsi dinas perikanan, kelautan, dan peternakan sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah dalam memberikan kemudahan kepada para petenak ayam broiler untuk pengaksesan sumber pembiayaan, permodalan, ilmu pengetahuan dan teknologi, informasi pelayanan peternakan, pelayanan kesehatan hewan, bantuan teknik, penghindaran pengenaan biaya yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi, pembinaan kemitraan dalam meningkatkan sinergi antar pelaku usaha, penciptaan iklim usaha yang kondusif dan/atau meningkatan kewirausahaan pengutamaan pemanfaatan sumber daya peternakan dan kesehatan hewan dalam negeri, pemfasilitasan terbentuknya kawasan pengembangan usaha peternakan, pemfasilitasan pelaksanaan promosi dan pemasaran dan perlindungan harga dan produk hewan dari luar negeri.

Pengertian peran dalam kelompok pertama di atas merupakan pengertian yang dikembangkan oleh paham strukturalis di mana lebih berkaitan antara peran-peran sebagai unit kultural yang mengacu kepada hak dan kewajiban yang secara normatif telah dicanangkan oleh sistem budaya. Sedangkan pengertian peran dalam kelompok dua adalah paham interaksionis, karena lebih memperlihatkan konotasi aktif dinamis.

8

(20)

Merton dalam Raho (2007: 67) mengatakan bahwa peranan didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang menduduki status tertentu.Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran (role-set).Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari hubungan- hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status- status social khusus.Hal ini berarti Peranan baru ada apabila ada kedudukan, jadi peranan merupakan aspek yang dinamis dari status atau aspek fungsional dari kedudukan.Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut. (Friedman, 1998: 286 )

Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan.Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya (Soekanto, 2009:212- 213). Setiap peranan bertujuan agar antara individu yang melaksanakan peranan tadi dengan orang-orang disekitarnya yang tersangkut atau ada hubungannya dengan peranan tersebut, terdapat hubungan yang diataur oleh nilai-nilai social yang diterima dan ditaati oleh kedua belah pihak.

(21)

Levinson dalam Soekanto (2009:213) mengatakan peranan mencakup tiga hal, antara lain:

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

Dalam melakukan perilaku peran, masyarakat biasanya member fasilitas-fasilitas pada individu untuk dapat menjalankan peranan.Lembaga- lembaga kemasyarakatan merupakan bagian masyarakat yang banyak menyediakan peluang-peluang untuk pelaksanaan peranan. Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam peranan terdapat dua macam harapan, yaitu: pertama, harapan- harapan dari masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran, dan kedua harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Peranan-peranan dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat sehingga struktur masyarakat dapat dilihat sebagai pola-pola peranan yang saling berhubungan.

(22)

B. Konsep Penyuluhan Peternakan 1. Pengertian Penyuluhan

Secara harfiah bahasa ’’Penyuluhan” berasal dari kata “suluh“ yang berarti “obor” atau “pelita” atau pemberi terang.Berdasarkan Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; penyuluhan didefinisikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Alim (2010:6) menuturkan bahwa Terminologi penyuluhan (extension), pertama kali dikenal pada pertengahan abad 19 oleh universitas Oxford dan Cambridge pada sekitar tahun 1850. Di Indonesia, kata

“penyuluhan” diyakini mengacu dari istilah bahasa Belanda voorlichting yaitu memberikan penerangan kepada orang agar dapat menemukan jalan.

Atas dasar pengertian tersebut maka penyuluhan dapat diartikan sebagai keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar.

Terkait dengan hal tersebut, di dalam perjalanannya, kegiatan penyuluhan dapat diartikan dengan berbagai pemahaman (Alim, 2010), seperti:

(23)

a. Penyebar-luasan (informasi) b. Penerangan/penjelasan

c. Pendidikan non-formal (luar-sekolah) d. Perubahan perilaku

e. Rekayasa sosial

f. Pemasaran inovasi (teknis dan sosial)

g. Perubahan sosial (perilakuindividu, nilai-nilai, hubungan antar individu, kelembagaan, dll)

h. Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) Penguatan komunitas (community strengthening)

2. Penyuluhan Peternakan

Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yaitu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam menghadapi persaingan global yang selama ini terabaikan.Dalam kaitan itu ada dua hal yang penting yang menyangkut kondisi sumberdaya manusia dalam bidang peternakan di daerah yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sumberdaya petugas dan sumberdaya peternak.Banyak pihak menilai bahwa penyuluhan peternakan mempunyai andil yang sangat besar dalam keberhasilan pembangunan peternakan di Indonesia.

Penyuluhan pada dasarnya adalah pendidikan dimana target/sasarannya yaitu para petani/peternak harus mengalami perubahan

(24)

perilaku, dari mulai aspek yang bersifat kognitif, afektif dan akhirnya psikomotorik (Alim, 2010). Tentang hal ini, diakui bahwa,penyuluhan sebagai proses peru bahan perilaku melalui pendidi kan akan memakan waktu lebih lama, tetapi peru bahan perilaku yang terjadi ak an berlangsung lebih kekal. Sebaliknya, meskipun perubahan perilaku melalui pemaksaan dapat lebih cepat dan mudah dilakukan, tetapi perubahan perilaku tersebut akan segera hilang, manakala faktor pemaksanya sud ah dihentikan. Penyuluhan merupakan investasi untuk masa depan. Hasil dari penyuluhan tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat terlebih lagi jika tujuan utama sua tu program penyuluhan adalah terjadinya adopsi suatu iknovasi yang ditawarkan atau terja dinya perubahan perilaku sasaran, tentu akan membutuhkan waktu yang relatiflama.

Oleh sebab itu tugas utama seorang penyuluh peternakan adalah membantu peternak dalam mengambil keputusan. Dari pengertian diatas terlihat bahwa fungsi penyuluhan yang sesungguhnya relatif berbeda dengan pemahaman yang selama ini ada di masyarakat, dimana penyuluhan hanya dianggap sebagai proses mengajarkan teknologi kepada peternak.

3. Falsafah dan Prinsip Penyuluhan Peternakan

Falsafah adalah landasan pemikiran/pandangan hidup yang bersumber kepada kebijkan moral tentang segala sesuatu yang harus diterapkan di dalam praktek. Sedangkan prinsip adalah suatu pernyataan tentang kebijaksanaan yang dijadikan pedoman dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan kegiatan secara konsisten.

(25)

Dalam kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh harus berpegang teguh pada falsafah serta prinsip-prinsip penyuluhan. Tanpa berpegang pada falsafah dan prinsip-prinsip yang sudah disepakati, seorang penyuluh (apalagi administrator penyuluhan) tidak mungkin dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

Falsafah penyuluhan peternakan merupakan landasan atau dasar- dasar pemikiran dalam penyuluhan, sebagai pengarah dan pedoman dalam memberikan kegiatan penyuluhan dengan benar. Adapun falsafah penyuluhan adalah (Suharyanto, 2008):

a) Penyuluhan sebagai proses pendidikan, yaitu dalam proses pendidikan menganut falsafah pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantoro yang berbunyi:

1) Ing ngarso sung tulodo, mampu memberikan contoh atau teladan bagi masyarakat sasarannya;

2) Ing madyo mangun karso, mampu menumbuhkan inisiatif dan mendorong kreativitas, serta semangat dan motivasi untuk selalu belajar dan mencoba;

3) Tut wuri handayani, mau menghargai dan mengikuti keinginan keinginan serta upaya yang dil akukan masyarakat petaninya, sepanjang tidak menyimpang /meninggalkan acuan yang ada, demi tercapainya tujuan perbaikan kesejahteraan hidupnya.

b) Penyuluhan sebagai proses demokrasi, yaitu berperan setara antara peternak dan penyuluh

(26)

c) Penyuluhan sebagai proses yang terus menerus/berkesinambungan, yaitu terus menerus saling terkait dan tiada akhir serta terkait dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan

Adapun prinsip-prinsip dalam penyuluhan adalah:

a) Prinsip penyuluhan peternakan adalah pedoman atau pegangan kerja yang lebih konkrit dan operasional dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan penyuluhan peternakan, yang disepakati pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan penyuluhan.

b) Penyuluhan peternakan seyogianya diselenggarakan menurut keadaan- keadaan yang nyata.

c) Penyuluhan peternakan seharusnya ditujukan kepada kepentingan dan kebutuhan sasaran.

d) Penyuluhan peternakan ditujukan kepada seluruh anggota keluarga.

e) Penyuluhan peternakan adalah pendidikan untuk demokrasi.

f) Harus ada kerja sama yang erat antara penyuluhan, penelitian, dan pendidikan.

4. Kinerja Penyuluh Peternakan

Penyuluhan merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pengembangan dalam bidang peternakan.Penyuluh pada dasarnya dapat berperan sebagai Pengisi kehampaan pedesaan, penyebar hasil-hasil penelitian, pelatih pengambilan keputusan, rekan pemberi semangat, pendorong peningkatan produksi suatu komoditas, serta pelayan pemerintah.

(27)

Disahkannya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di sisi lain memberikan kepastian hukum tentang peran penyuluhan di berbagai bidang (pertanian/peternakan, perikanan dan kehutanan), tetapi di sisi lain juga menyisakan permasalahan mendasar seperti penyiapan sumberdaya manusia penyuluh. Sumberdaya Manusia yang handal akan mampu meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat.

Kinerja seorang penyuluh dapat dilihat dari dua sudut pandang;

pertama bahwa kinerja merupakan fungsi dari karakteristik individu, karakteristik tersebut merupakan variabel penting yang mempengaruhi perilaku seseorang termasuk penyuluh pertanian; Kedua bahwa kinerja penyuluh pertanian merupakan pengaruh dari situasional diantaranya terjadi perbedaan pengelolaan dan penyelenggaraan penyuluhan pertanian disetiap kabupaten yang menyangkut beragamnya aspek kelembagaan, ketenagaan, program penyelenggaraan dan pembiayaan.

Ada empat kualifikasi yang harus dimiliki setiap penyuluh peranian/peternakan untuk meningkatkan kinerjanya (Ali, 2013), yaitu:

a) Kemampuan untuk berkomunikasi yaitu kemampuan dan keterampilan penyuluh untuk berempati dan berinteraksi dengan masyarakat sasarannya.

b) Sikap penyuluh antara lain sikap menghayati dan bangga terhadap profesinya, sikap bahwa inovasi yang disampaikan benar-benar merupakan kebutuhan nyata sasarannya, dan sikap menyukai dan mencintai sasarannya

(28)

dalam artian selalu siap memberi bantuan dan melaksanakan kegiatan- kegiatan demi adanya perubahan-perubahan pada sasaran.

c) Kemampuan pengetahuan penyuluh, yang terdiri dari isi, fungsi, manfaat serta nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi yang disampaikan, latar belakang keadaan sasaran.

d) Karakteristik sosial budaya penyuluh.

5. Metode Penyuluhan

Adapun berbagai macam metode penyuluhan pertanian menurut Alim (2010: 31) antara lain:

a. Metode Berdasarkan Teknik komunikasi

Berdasarkan teknik komunikasi metode penyuluhan dapat dibedakan antara yang langsung muka ke muka (face to face communication) dan yang tidak langsung (indirect communication). Metode yang langsung digunakan pada waktu penyuluhan pertanian/peternakan berhadapan muka dengan sasarannya sehingga memperoleh respon dari sasaran nya dalam waktu yang relatif singkat misalnya pembicaraan di balai desa, di sawah, dalam kursus, demonstrasi dan sebagainya. Metode yang langsung ini dianggap lebih efektif, meyakinkan dan mengakrabkan hubungan antara penyuluh dan sasaran serta cepatnya respon atau umpan balik dari sasaran. Namun, dalam kondisi terbatasnya personalia, kurangnya saranan transportsasi, terbatasnya biaya dan waktu maka metode ini kurang efisien.

Metode yang tidak langsung digunakan oleh penyuluhan pertanian/peternakan yang tidak langsung berhadapan dengan sasaran, tetapi

(29)

menyampaikan pesannya melalui perantara (medium atau media). Contohnya adalah media cetak (majalah, koran), media elektronik (radio, televisi), media pertunjukan atau sandiwara, pameran dan lain-lain. Metode tidak langsung ini dapat menolong banyak sekali apabila metode langsung tidak memungkinkan digunakan. Terutama dalam upaya menarik perhatian dan menggugah hati sasaran. Siaran lewat radio dan televisi dapat menarik banyak perhatian , bila ditangani secara tepat. Pameran yang baik diselenggarakannya akan baik memberikan kesan yang lama dan meyakinkan. Demikian pula halnya dengan pertunjukan film atu slides yang sekaligus dapat memberika hiburan dan pengetah uan umum kepada masyarakat di pedesaan.Namun metode penyuluhan tak langsung tidak memungkinkan penyuluh mendapatkan respon dari sasaran dalam waktu realtif singkat.

b. Metode Berdasarkan Jumlah Sasaran dan Proses Adopsi

Berdasarkan jumlah sasaran dan proses adopsi maka penyuluhan dibedakan menjadi hubungan perseorangan, hubungan kelompok dan hubungan masal. Metode dengan hubungan perseorangan digunakan penyuluhan pertanian/peternakan untuk berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan masing -masing orangnya. Misalnya adalah kunjungan ke rumah, ke sawah, ke kantor, pengiriman surat kepada perseorangan dan hubungan telepon. Dalam banyak hal, hubungan per seorangan diperlukan agar petani menerapkan rekomendasi yang dianjurkan.

(30)

Metode dengan hubungan kelompok digunakan oleh penyuluhan pertanian/peternakan untuk menyampaikan pesan kepada kelompok. Metode ini sesuai dengan keadaan dan norma sosial dari masyarakat pedesaan Indonesia, seperti hidup berkelompok, bergotong- royong dan berjiwa musyawarah. Contohnya adalah pertemuan, demontrasi, karya wisata, pameran, perlombaan, kursus, diskusi kelompok dan lain -lain.

Metode ini dapat meningkatkan tahapan minat dan perhatian ke tahapan evaluasi dan mencoba menerapkan rekomendasi yang dianjurkan. Metode dengan hubungan masal digunakan oleh penyuluhan pertanian dan peternakan untuk menyampaikan pesan langsung atau tidak langsung kepada banyak orang sekaligus pada waktu yang hampir bersama an. Contohnya adalah pidato dalam pertemuan besar, siaran pedesaan lewat radio dan televisi, pertunjukan wayang atau dagelan, penyebaran bahan cetakan, penempelan poster, pembentangan spanduk dan lain-lain. Metode ini digunakan untuk menarik minat dan perhatian masyarakat akan sesuatu rekomendasi usaha tani-ternak.

c. Metode Berdasarkan Indera Penerima

Berdasarkan indera penerima pada sasaran metode penyuluhan dapat digolongkan menjadi metode yang dapat dilihat, metode yang dapat didengar serta metode yang dapat dilihat dan didengar. Dalam metode yang dapat dilihat, pesan penyuluhannya diterima oleh sasaran melalui

(31)

indera penglihatan. Contohnya adalah metode publikasi barang cetakan, gambar, poster, leaflet dan lain-lain. Pertunjukan film bisu dan slide tanpa penjelasan lisan , pameran tanpa penjelasan lisan, surat -menyurat dan sebagainya. Dalam metode yang dapat didengar pesan penyuluhannya diterima oleh sasaran melalui indera pendengaran. Contohnya siaran lewat radio dan tape recorder, hubungan melalui telepon, pidato ceramah dan lain - lain. Sedangkan metode yang dapat dilihat dan didengar pesan penyuluhannya diterima oleh sasaran melalui indera penglihatan dan pendengaran sekaligus. Contohnya adalah metode pertunjukan film bersuara, siaran lewat televisi, wayang, kursus berupa pelajaran dikelas dan prakteknya, karya wisata, pameran dengan penjelasan lisan.

d. Metode penyuluhan yang Efektif dan Efisien

Suatu metode disebut efektif apabila dengan metode yang digunakan dalam suatu kegiatan penyuluhan, tujuan yang diinginkan tercapai (Martanegara, 1993). Dalam hal ini metode penyuluhan dikatakan efektif apabila tercapainya tahap penerapan (adoption) dalam proses adopsi. Unsur - unsur dari keefektifan metode penyuluhan adalah (Martanegara, 1993):

1) Tingkat kemampuan penyuluh, yaitu pengetahuan dan keterampilan penyuluh dalam memberikan informasi penyuluhan.

2) Keadaan alat bantu penyuluhan yaitu ketersediaan alat bantu pada saat penyuluhan.

(32)

3) Kesesuaian waktu dan tempat penyuluhan yaitu kesesuaian dan ketepatan waktu pertemuan dan tempat pelaksanaannya.

4) Materi penyuluhan, yaitu ketepatan dan kesesuaian materi penyuluhan dengan masalah yang dihadapi.

5) Kondisi dan tingkat adopsi peternak.

6) Kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai yaitu kejelasan dan kesesuai tujuan penyuluhan dengan kepentingan-kepentingan sasaran.

Sedangkan efisien berarti hemat, dalam arti menggunakan semua sumber daya (tenaga, waktu, pikiran dan biaya) sekecil mungkin untuk mendapatkan hasil sebesar-besar (tujuan penyuluhan tercapai).

Dengan kata lain, metode yang digunakan dalam penyuluhan tidak menghabiskan banyak biaya, waktu, tenaga dan pikiran.

C. Peran Penyuluhan Pada Pemeliharaan Ayam Broiler

Undang Undang Republik Indonesia, Nomor 16 Tahun 2006, menyatakan bahwa penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan.

(33)

Usaha peternakan ayam broiler ini merupakan usaha yang paling berfluktuatif, mulai dari harga input seperti harga DOC maupun pakan ternak tersebut sampai kepada harga jual produknya yaitu daging ayam.

Selain itu juga dalam proses pembudidayaannya membutuhkan perhatian yang khusus agar ayam tersebut terlindungi dari hama dan penyakit.

Seiring waktu berjalan ayam broiler semakin berkembang setiap tahunnya, hal tersebut diiringi dengan semakin banyaknya produsen input seperti pakan ternak, DOC, serta input lainnya yang menawarkan produk.

Dengan semakin banyaknya peternak ayam broiler maka harga juga mulai bersaing terhadap peternak. Pada awal perkembangan ayam broiler tersebut harga dipeternak kecil berbeda dengan harga yang ditetapkan peternak besar, sehingga peternak kecil mengalami ketidakstabilan harga ayam dan biaya input yang dikeluaran juga terlalu tingga karena peternak kecil membeli input dengan harga satuan.

Undang-undang No. 18 tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyatakan pemberdayaan peternak, usaha di bidang peternakan, dan usaha di bidang kesehatan hewan dilakukan dengan memberikan kemudahan bagi kemajuan usaha di bidang peternakan dan kesehatan hewan serta peningkatan daya saing. Kemudahan yang diberikan oleh pemerintah tersebut meliputi: a) pengaksesan sumber pembiayaan, permodalan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta informasi; b) pelayanan peternakan, pelayanan kesehatan hewan, dan bantuan teknik; c) penghindaran pengenaan biaya yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi; d) pembinaan kemitraan dalam meningkatkan sinergi antarpelaku

(34)

usaha; e) penciptaan iklim usaha yang kondusif dan/atau meningkatan kewirausahaan; f) pengutamaan pemanfaatan sumber daya peternakan dan kesehatan hewan dalam negeri; g) pemfasilitasan terbentuknya kawasan pengembangan usaha peternakan; h) pemfasilitasan pelaksanaan promosi dan pemasaran; dan/atau i) perlindungan harga dan produk hewan dari luar negeri.

Dengan keadaan demikian maka pemerintah ikut serta dalam menjaga kestabilan usaha peternakan ayam broiler dengan cara membuat kebijakan yang dapat membantu meringankan dalam memproduksi usaha peternakan tersebut. Keterlibatan pemerintah dalam penanganan produksi ayam broiler ini diharapkan akan mendukung semakin membaiknya kondisi peternakan ayam broiler di Indonesia karena mendapatkan penyuluhan langsung tentang usaha peternakan ayam broiler. Dalam hal ini, penyuluhan diakukan oleh dinas yang terkait yaitu para Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dari Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa yang terjun langsung memberikan penyuluhan kepada para peternak ayam broiler.

Pendampingan para penyuluh ini sangat membantu peternak ayam tersebut. Hal ini dikarenakan peternak ayam broiler rata-rata berskala kecil sehingga masih membutuhkan pengarahan tentang usaha peternakan ini. Keberadaan mereka juga sangat membantu peternak ayam sebagai plasma dalam bentuk penyediaan faktor-faktor produksi seperti DOC, pakan, obat-obatan, vaksinasi dan vitamin.

Plasma mendapatkan faktor produksi tersebut dengan harga yang lebih murah dibandingkan jika peternak membelinya dengan harga eceran kepada grosir. Pemakaian faktor produksi tersebut dilakukan selama proses

(35)

produksi berlangsung sampai masa panen tiba sedangkan pembayaran faktor produksi tersebut dapat dilakukan pada saat panen dipotong dari hasil panen yang telah didapat. Kegiatan tersebut lebih membantu dibandingkan dengan peternak ayam broiler mandiri, peternak mandiri merupakan peternak yang berdiri sendiri tanpa bantuan dari instansi atau lembaga lain. Semua kegiatan yang dilakukan dengan kebijakan peternak itu sendiri. Mulai kegiatan penyediaan faktor produksi sampai kepada proses pendistribusian dagingnya dilakukan dengan sendiri.

Usaha peternakan dapat digolongkan menjadi beberapa bagian., yaitu Peternakan Rakyat, Pengusaha Kecil Peternakan dan Pengusaha Peternakan. Peternakan Rakyat adalah peternak yang mengusahakan budidaya ayam broiler dengan kapasitas maksimal sebesar 15.000 ekor per periode.

Peternakan rakyat mempunyai beberapa karakter yaitu modal terbatas, adanya masa istrahat kandang, kandang dibangun dengan sederhana, tenaga kerja biasanya dari rumah tangga.

Pengusaha kecil peternakan adalah peternak yang membudidayakan ayam broiler dengan kapasitas maksimal sebesar 65.000 ekor per periode, peternakan ini sudah mulai baik dibandingkan dengan peternakan rakyat dibidang manajemen, tenaga kerja yang sudah memiliki pengalaman dan biasanya sudah memiliki legalitas hukum berupa perseorangan. Selain itu, pengusaha peternakan adalah peternakan yang membudidayakan ayam broiler dengan kapasitas melebihi 65.000 ekor per periode. Selain kapasitas produksi, perusahaan peternakan dapat dilihat dari teknologi yang serba modern dalam

(36)

melakukan budidayanya, sudah memiliki legalitas hukum berupa perusahaa n, memiliki manajemen yang baik dan memiliki tenaga kerja yang ahli dalam bidangnya.

Pengusaha peternakan ini memiliki kelebihan yaitu mendapatkan bimbingan dan pengawasan dari pemerintah. Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan bahwa menteri yang bertanggung jawab dalam bidang peternakan atau pejabat yang ditunjuk berkewajiban melakukan bimbingan dan pengawasan terhadap kegiatan peternakan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan peternakan. Adapun tujuan umum keterlibatan pemerintah dalam pengaturan ini adalah untuk pemeliharaan kesehatan hewan.Tujuan utama penambahan produksi adalah untuk meningkatkan taraf hidup peternak Indonesia dan untuk memenuhi keperluan bahan makanan yang berasal dari ternak bagi seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata.

D. Kerangka Penelitian

Peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dalam pelaksanaan penyuluhan pemeliharaan ayam broiler kepada peternak skala kecil sangat bermanfaat untuk menunjang kelangsungan peternakan ayam broiler bagi pengusaha kecil sehingga penyuluhan ini dapat memberikan edukasi kepada peternak untuk mengembangkan usahanya. Begitupun penyuluhan tersebut dapat bermanfaat untuk penanganan wabah penyakit bagi ayam bloiler , meningkatkan produk hasil, memperbaiki manajemen pemasaran, dan penyediaan DOC (bibit) serta berguna sebagai sarana vaksinasi untuk pencegahan penularan wabah

(37)

penyakit, serta pakan yang terjangkau bagi para peternak ayam broiler skala kecil dan menengah.

Oleh sebab itu maka dilakukan penyuluhan dalam bentuk pelatihan, kunjungan ketempat peternak serta mengadakan sosialisasi Namun dalam penyuluhan tersebut, tidak berjalan sesuai yang diharapkan,karena masih terdapat faktor penghambat dan pendukung yang menyertai pelaksanaannya. Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan diupayakan pula menemukan faktor pendukung dan faktor penghambat.

Karena ketika penyuluhan tersebut dapat terlaksana dengan baik sesuai yang diharapkan, maka kegiatan penyuluhan tersebut akan sangat bermanfaat bagi para peternak ayam broiler untuk tetap bertahan serta bermanfaat bagi pengembangan usahanya.

Peran Dinas Peternakan

Indikator - Penyuluh Sebagai

mediator

- Penyuluh Sebagai motivator

- Penyuluh Sebagai supervisor

- Penyuluh Sebagai fasilitator

- Penyuluh Sebagai organisator

Efektifitas Penyuluh Peternakan – Peningkatan

Hasil Ternak – Peningkatan

Pendapatan Peternak

(38)

E. Deskriptif Fokus Penelitian

Peran Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dalam penyuluhan pemeliharaan ayam broiler:

1. Sebagai motivator, yaitu penyuluhan peternakan memberikan dorongan kepada para peternak untuk mengembangkan usahanya.

2. Sebagai mediator, yaitu penyuluhan peternakan memberikan edukasi kepada pengusaha peternakan ayam broiler skala kecil dan menengah tentang pemeliharaan ayam broiler.

3. Sebagai supervisor, yaitu penyuluhan peternakan membantu mengembangkan usaha ayam broiler dengan meningkatkan produksi serta penanganan masalah yang dihadapi bagi pengusaha peternakan ayam broiler, seperti penanganan wabah penyakit, fluktuasi harga ayam, kenaikan harga pakan, dan lain-lain.

4. Sebagai fasilitator yaitu memberikan fasilitas (kemudahan) dalam pengembangan dan peningkatan produksi ayam broiler.

5. Sebagai organisator yaitu mempunyai kemampuan mengorganisasi komponen- komponen yang berkaitan peternakan ayam broiler sehingga dapat membantu peternak untuk mengembangkan usaha ayam broiler serta penanganan masalah yang dihadapi bagi pengusaha peternakan ayam broiler.

Faktor penghambat dan pendukung penyuluhan pemeliharaan ayam broiler:

1. Penyediaan tenaga penyuluhan yang professional dan mampu bermasyarakat.

2. Keterbatasandana, dana yang diperlukan untuk pelaksanaan penyuluhan.

(39)

3. Partisipasi serta antusiasme pengusaha peternakan ayam broiler skala kecil dan menengah yang masih minim.

4. Komunikasi serta penyebaran informasi tentang penyuluhan yang masih minim.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan lokasi penelitian

Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret hingga bulan Mei 2014.

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Alasan dipilihnya lokasi tersebut dikarenakan lokasi tersebut merupakan salah satu lokasi di mana para peternak ayam broiler mendapatkan penyuluhan peternakan ayam broiler dari para penyuluh peternakan dari Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa. Di samping itu, alasan lain dipilih sebagai tempat penelitian karena disamping Kabupaten Gowa tersebut mudah dijangkau oleh peneliti.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam serta mengungkap fakta, keadaan, serta fenomena yang terjadi saat penelitian berjalan. Adapun tipe dan jenis penelitian yang digunakan adalah:

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif.

Metode penelitian ini digunakan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kec. Bontonompo Selatan Kab.Gowa.Penelitian ini dikaji secara perspektif partisipan dengan strategi- strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel.Hal ini berangkat dari pemaknaan

29

(41)

pendekatan penelitian kualitatif itu sendiri dimana metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

2. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, tipe penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian tipe deskriptif Kualitatif. Penulis mencoba menggambarkan permasalahan yang terkait dengan Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa serta menginterpretasikan dan menjelaskan data secara sistematis. Dasar penelitian ini adalah wawancara, yaitu melakukan dialog (wawancara) kepada informan yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hal yang berhubungan dengan penelitian.

C. Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini didapatkan dari sumber data primer dan data sekunder dengan proporsi yang sesuai dengan tujuan penelitian ini.

1. Sumber Data primer

Data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh penulis secara langsung dari informan kunci berupa informasi dan persepsi serta tanggapan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara (interview) dengan beberapa peternak ayam broiler yang ada di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa serta petugas penyuluhan lapangan (PPL).

(42)

2. Sumber Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh penulisdari buku-buku, beberapa dokumen berupa laporan-laporan tertulis dan peraturan-peraturan yang ada hubungannya denganinformasi yang dibutuhkan penulis yaitu mengenai Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten gowa Gowa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian oleh penulis yaitu :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap obyek kajian yang sedang berlangsung guna mengetahui antara responden dan informasi dengan kenyataan yang ada. Obyek kajian yang diamaksud adalah Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

2. Wawancara

Penelitian ini dilakukan dengan cara mengadakan wawancara secara langsung (tanya jawab dalam bentuk komunikasi verbal) kepada semua informan yang ada. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara terstruktur dengan menyiapkan bentuk-bentuk pertanyaan yang sama antar informan satu dengan yang lainnya antara. Pada penelitian ini, penulis melakukan wawancara kepada peternak, dimana orang yang secara langsung merasakan peran penyuluhan peternakan ayam broiler bagi kelangsungan usahanya serta beberapa

(43)

penyuluh peternakan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Gowa sebagai pelaku penyuluhan

3. Dokumen

Penelitian ini dilakukan dengan cara meneliti dokumen-dokumen tentang gejala-gejala atau fenomena yang diteliti di lapangan. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data dengan cara meneliti dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan obyek yang diteliti yang terdapat di Dinas Peternakan dan perikanan.

E. Informan Penelitian

Sebagaimana dalam penelitian kualitatif maka penulis menggunakan metode wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan yang memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan cara terbuka dimana informan mengetahui kehadiran penulis sebagai peneliti yang melakukan wawancara di lokasi penelitian dan dalam melakukan wawancara dengan para informan penulis menggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.

Adapun informan dalam penelitian yaitu:

INFORMAN PENELITIAN JUMLAH

Peternak ayam broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa.

3 orang

Petugas Penyuluhan Lapangan (PPL) Dinas Peternakan dan Peternakan Kabupaten Gowa

2 orang

TOTAL INFORMAN 5 orang

(44)

Alasan dalam memilih informan diatas dengan bertujuan agar data-data yang diperoleh mengenai Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kab.upaten Gowa dapat didapatkan sesuai dengan tujuan penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang di gunakan adalah analisis kualitatif dilakukan dengan menggambarkan data-data tentang Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan empat tahapan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles dan Humberan, 1992:15).

Empat tahap tersebut dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh mealalui wawancara secara langsung dari beberapa informan kemudian dicatat dan dikumpulkan mengenai Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Data tersebut berisi tentang hasil tanya jawab dengan informan yang ditulis secara lengkap.

2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting mengenai Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara

(45)

Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Reduksi data dilakukan dengan pemilihan, penyederhanaan, dan tansformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data bertujuan untuk memberi gambaran dan mempertajam hasil dari pengamatan yang sekaligus untuk mempermudah kembali pencarian data yang diperoleh.

3. Penyajian Data

Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan lebih lanjut. Penyajian data cenderung mengarah pada penyederhanaan data, kompleks kedalam kesatuan bentuk yang sederhana dan selektif sehingga mudah dipahami.

4. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan proses untuk merangkum data-data yang telah direduksi ataupun telah disajikan. Tahap ini merupakan interpretasi peneliti, dimana peneliti mengambarkan makna dari data yang disajikan mengenai Peran Dinas Peternakan dan Perikanan Dalam Penyuluhan Pemeliharaan Ayam Broiler di Desa Tanrara Kecamatan Bontonompo Selatan Kabupaten Gowa. Kesimpulan ini merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas sehingga tidak terjadi salah pemaknaan dalam penyimpulan tersebut.

(46)

G. Keabsahan Data

Setelah menganalisis data, peneliti harus memastikan apakah interpretasi dan temuan penelitian akurat. Validasi temuan menurut Creswell berarti bahwa peneliti menentukan keakuratan dan kredibilitas temuan melalui beberapa strategi, antara lain member checking, triangulasi dan auditing (Sugiyono, 2012 : 42).

1) Member checking adalah proses penelitian mengajukan pertanyaan pada satu atau lebih partisipan atau tujuan seperti yang telah dijelaskan di atas . Aktifitas ini juga dilakukan untuk mengambil temuan kembali pada partisipan dan menanyakan pada mereka baik lisan maupun tulisan tentang keakuran laporan penelitian. Pertanyaan dapat meliputi berbagai aspek dalam penelitian tersebut, misalnya apakah deskripsi data telah lengkap, apakah interpretasi bersifat refresentatif dan dilakukan tanpa kecenderungan.

2) Triangulasi merupakan proses penyokongan bukti terhadap bukti terhadap temuan, analisis dan interpretasi data yang telah dilakukan peneliti yang berasal dari: 1) individu (informan) 2) tipe atau member data (wawancara, pengamatan dan dokumen), serta 3) metode pengumpulan data (wawancara, pengamatan dan dokumen).

3) External audit, yaitu untuk menghindari biasa atau hasil temuan penelitian, peneliti perlu melakukan cek silang dengan seseorang diluar penelitian.

Seseorang tersebut dapat berupa pakar yang dapat memberikan penilaian imbang dalam bentuk pemeriksaan laporan penelitian yang akurat.

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa.

Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa merupakan salah satu dinas pemerintahan yang melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Perikanan, Kelautan, dan Peternakan. Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan danPariwisata Kabupaten Gowa, Keadaan Pegawai Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, serta Rencana Stratejik Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa.

a. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gowa

Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berlokasi di Jl. Beringin No. 10 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Tugas pokok Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang Perikanan, Kelautan, dan Peternakan. Adapun struktur organisasi Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten GowaTahun 2014 meliputi:

1. Kepala Dinas

Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dipimpin oleh seorang kepala dinas yang mempunyai tugas merumuskan

36

(48)

konsep sasaran, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, membina, mengarahkan, mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di bidang perikanan, kelautan, dan peternakan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya berdasarkan ketentuan yang berlaku.

2. Sekretaris

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian b. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan c. Sub Bagian Keuangan

3. Kepala Bidang Perikanan Budidaya, Perikanan Tangkap, Pesisir dan Kelautan

Bidang Perikanan Budidaya, Perikanan Tangkap, Pesisir dan Kelautan dipimpin oleh kepala bidang mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan penyelenggaraan tugas di bidang perikanan budidaya, perikanan tangkap, pesisir dan kelautan. Bidang Perikanan Budidaya, Perikanan Tangkap, Pesisir dan Kelautan terdiri dari:

a. Seksi Budidaya Perikanan b. Seksi Perikanan Tangkap

c. Seksi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir

(49)

4. Kepala Bidang Pengawasan Sumber Daya Perikanan Bina Mutu, Usaha dan Kelembahaan

Bidang Pengawasan Sumber Daya Perikanan Bina Mutu, Usaha dan Kelembahaan dipimpin oleh kepala bidang mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan penyelenggaraan tugas di bidang pengawasan sumber daya perikanan bina mutu, usaha dan kelembahaan. Bidang Pengawasan Sumber Daya Perikanan Bina Mutu, Usaha dan Kelembahaan terdiri dari:

a. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Perikanan b. Seksi Pembinaan Kelembagaan dan Penyuluh

c. Seksi Pembinaan Mutu, Usaha dan Pemasaran Hasil Perikanan

5. Kepala Bidang Produksi dan Penyebaran Ternak

Bidang Produksi dan Penyebaran Ternak dipimpin oleh kepala bidang mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi, dan melaporkan penyelenggaraan tugas di bidang produksi dan penyebaran ternak.Bidang Produksi dan Penyebaran Ternak terdiri dari:

a. Seksi Teknik Produksi dan Pembibitan

b. Seksi Kaji Terap dan Pengembangan Teknologi c. Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak

(50)

6. Kepala Bidang Usaha Ternak dan Kesehatan Hewan

Bidang Usaha Ternak dan Kesehatan Hewan dipimpin oleh kepala bidang mempunyai tugas merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, member petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan peyelenggaraan tugas di bidang usaha ternak. Bidang Usaha Ternak dan Kesehatan Hewan terdiri dari:

a. Seksi Usaha Ternak b. Seksi Kesehtan Hewan

c. Seksi Kesehtan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) 7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Unit pelaksana teknis Dinas dipimpin oleh seorang kepala unit pelaksana teknis dinas dan dalam melaksankan tugas dan tanggung jawab kepada kepala dinas.

8. Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas melaksanakan sebagian tugas dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang- undangan.Setiap kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk dan jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan undang-undang.

(51)

b. Keadaan Pegawai Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa

Manajemen sumber daya manusia yang baik ditujukan kepada peningkatan kontribusi yang dapat diberikan oleh para pegawai dalam organisasi ke arah tercapainya tujuan organisasi. Tidak menjadi soal tujuan organisasi apa yang akan dicapai. Dibentuknya satuan organisasi yang mengelola sumber daya manusia dimaksudkan bukan sebagai tujuan, akan tetapi sebagai instrumen untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja organisasi secara keseluruhan.

1) Keadaan Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk mengetahui keadaan sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Keadaan Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase 1.

2.

Laki-laki Perempuan

37 orang 21 orang

64 36

Jumlah 58 orang 100

Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, Keadaan Juni 2013

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dilihat dari jenis kelamin, sumber daya aparatur Dinas Perikanan, Kelautan, dan

(52)

Peternakan Kabupaten Gowa terdiri atas laki-laki: 37 orang (64%) dan perempuan: 21orang (36 %). Jika dilihat dari selisih jumlah yang terlalu signifikan yaitu sekitar 28 %, hal ini mengindikasikan bahwa tidak adanya keseimbangan antara laki- laki dan perempuan untuk berpartisipasi terutama dalam mengemukakan pendapat, pengelolaan dan dalam pengambilan keputusan.

2) Keadaan Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keadaan sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No.

Pendidikan Terakhir

Jumlah Presentase

1.

2.

3.

SLTA Sarjana (S1) Pasca Sarjana

13 orang 39 orang 6 orang

23 67 10

Jumlah 58 orang 100

Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, Keadaan Juni 2013.

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan tingkat pendidikan terdiri atas lulusan SLTA: 13 orang (23 %), S1: 39 (67%), dan Pasca Sarjana : 6 orang (10 %).Hal tersebut menunjukkan bahwa

(53)

tingkat pendidikan sangat berpengaruh sebagai bahan acuan bagi pegawai dalam mengukur kemampuan serta wawasan mereka dalam pengambilan kebijakan sehingga bidang Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa dapat berkembang dengan baik.

3) Keadaan Pegawai berdasarkan Eselonisasi

Keadaan sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan eselonisasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Keadaan Pegawai berdasarkan Eselonisasi

No. Eselon Jumlah Presentase

1.

2.

3.

IV III II

9 orang 40 orang

9 orang

16 68 16

Jumlah 58 orang 100

Sumber: Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa, Keadaan Juni 2013

Tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sumber daya aparatur pada Dinas Perikanan, Kelautan, dan Peternakan Kabupaten Gowa berdasarkan eselonisasi terdiri atas eselonII: 9 orang (16 %), eselon III: 40 orang (68%), dan eselon IV : 9 orang (16 %). Hal tersebut menunjukkan tingkatan pegawai yang telah memenuhi syarat untuk diserahi tanggung jawab sekaligus wewenang berdasarkan jabatan/eselon yang dipegangnya,

Gambar

Tabel 1. Keadaan Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2. Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 3. Keadaan Pegawai berdasarkan Eselonisasi

Referensi

Dokumen terkait

Batu bata merah adalah suatu unsur bangunan yang dipergunakan dalam pembuatan konstruksi bangunan dan dibuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan- bahan lain,

ditujukan untuk membantu para petani jagung dalam proses penanaman benih jagung, namun, pada pelaksanaannya teknologi modern yang telah dibuat tidak digunakan oleh

Terwujudnya kualitas sanitasi lingkungan pada kawasan pemukiman2. Prosentase masyarakat yang

Untuk menambah pengetahuan serta pengalaman dalam konteks pemasaran yang berhubungan tentang service quality dan kepuasan konsumen sehingga dengan penelitian ini

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa telah didapatkan membuat media pembelajaran berbasis program aplikasi Prezi pada standar kompetensi

Apabila mengacu pada teori Nitta, kalimat (1) dan (3) merupakan guru-pu gata no kanyuu di mana penutur dan petutur sebagai satu kelompok dalam melaksanakan tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan pembelajaran model PAKEM dapat meningkatkan prestasi pembelajaran

Hasil evaluasi kesesuaian lahan menunjukkan bahwa tanah-tanah yang diteliti sesuai marginal (kelas S3) untuk pengembangan tanaman kakao dengan faktor pembatas reaksi