• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

Analisis mempunyai kedudukan yang sangat penting. Dilihat dari tujuan penelitian, Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, danbahan- bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan semuannya dapat di informasikan kepada orang lain. Data yang diperoleh kemudian disajikan secara deskriptif kualitatif, yaitu menjelaskan, menguraikan, dan menggambarkan sesuai dengan permasalahan apa adanya mengenai Peranan BPD Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa polewali Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai.

Menurut Ardhnal ( dalam Moleong 2002 : 103)menjelaskan bahwa analisis dataadalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalamsuatu pola, kataegori dan suatuuraian dasar. Penelitian analisisdata deskriptif kualitatifberdasarkan pada tabel frekuensiyaitu hasil pengumpulan datadireduksi. Istilah reduksi menurut

(Moloeng : 1989) dalam penelitia kualitatif ialah sebagaimerangkum data, memili hal-halpokok dan memfokuskan padahal-hal penting.

Langkah-langkah dalam analisis data yaitu sebagai berikut : 1. Reduksi data Merupakan merangkum, memilih hal-halpokok yang

penting, dicari tema dan polanya.Dengan data data yang telahdiredusi akan memberikangambaran jelas danmempermuda peneliti untukpengumpulan dataselanjutnya, dan mencari biladiperlukan.

32

2. Penyajian data merupakan Penyajian dataini dilakukan dalam bentukuraian singkat, baganhubungan antara kateori,flowhart dan sejenisya, ataudilakukan penyajian datadengan teks yang bersifatnaratif.

3. Penarikan kesimpulan data dan verifikasi merupakan kesimpulandalam penelitian kualitatifadalah nerupakan temuan baruyang sebelumnya belum pernaada. Temuan dapat berupa deskripsi data gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah di teliti nenjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaraktif hipotesis atau teori.

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Desa Polewali

Sejarah Desa Polewali diawali dengan pemekaran dari Desa Songing pada tahun 1989, dikarenakan memiliki wilayah yang cukup luas serta keinginan sebagian besar warga untuk memisahkan diri dari wilayah songing maka dilaksanakan pemekaran dan hasil pemekaran desa songing adalah menjadi Desa Polewali, Paska pemekaran dan pemisahan diri dari Desa Songing yang sekarang menjadi Polewali, Desa Polewali dipimpin dengan Kepemimpinan pertama Kepala Desa Polewali yaitu A.HAERUDDIN pada Tahun 1989 sampai dengan 1999.

2. Sejarah Kepemimpinan Desa

Berikut nama-nama yang telah menjabat sebagai Kepala Desa Polewali :

a. Andi Haeruddin Tahun 1989 s/d 2000 b. Ambo Tahun 2001 s/d 2013 c. Andi Herlina Hafid (PLT) Tahun 2013 s/d 2015 d. Imran Tahun 2015 s/d Sekarang 3. Keadaan Geografis Desa

a. Letak Wilayah memiliki luas wilayah yang tidak terlalu besar, serta daerah administratif Desa Polewali jika menilik ke Desa lainnya terdapat di Kecamatan Sinjai Selatan adalah menjadi salah

34

satu desa yang memiliki wilayah administratif terkecil. Namun demikian, dengan tidak terlalu besarnya wilayah yang harus dikembangkan oleh Pemerintahan Desa Polewali maka hal itu dirasa akan cukup memabantu dalam meningkatkan potensi yang terdapat di Desa Polewali pada masa ke masa.

Secara geografis Desa Polewali merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sinjai Selatan yang mempunyai luas wilayah mencapai 800,63 Ha. Dengan jumlah penduduk Desa Polewali sebanyak 1.883 Jiwa. Desa Polewali merupakan salah satu Desa dari 10 (sepuluh) Desa yang ada di kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai , Desa Polewali berada pada ketinggian ± 331 dpl (longitut 6,70543 ºE dan etitut 106,70543 ºE) dan curah hujan

± 200 mm, rata-rata suhu udara 28º - 32º celcius. Bentuk wilayah Perbukitan. Desa Polewali terletak di sebelah Barat Kecamatan Sinjai Selatan yang apabila ditempuh dengan memakai kendaraan hanya menghabiskan waktu selama ± 30 menit.

Gambar 4.1

Peta Desa Polewali

Sebelah Utara : Desa Saotanre Kec. Sinjai Tengah Sebelah Timur : Desa Songing Kec. Sinjai Selatan Sebelah Selatan : Desa Puncak Kec. Sinjai Selatan Sebelah Barat : Desa Bontokatute Kec. Sinjai Borong b. Luas Wilayah

Jumlah luas tanah Desa Polewali seluruhnya mencapai 800,63 ha dan terdiri dari tanah darat dan tanah sawah dengan rincian sebagai berikut :

1) Tanah Darat : 745,63 ha 2) Tanah Sawah : 55 ha

36

Gambar 4.2 Sebaran Wilayah

c. Sumber Daya Alam

1) Pertanian : Padi Sawah 55ha / 1 Ton 2) Peternakan : -

3) Perkebunan : Tanaman Cengkeh 150ha / 0,5 Ton

4) Lahan Tanah d. Orbitasi

Orbitasi atau jarak dari pusat-pusat pemerintahan : 1) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 12 km 2) Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten : 39 km e. Karakteristik Desa

Desa Polewali merupakan kawasan pedesaan yang bersifat agraris, dengan mata pencaharian dari sebagian besar penduduknya adalah bercocok tanam terutama sector pertanian dan perkebunan. Sedangkan pencaharian lainnya adalah sektor industri kecil yang bergerak di

bidang kerajinan dan pemanfaatan hasil olahan pertanian dan perkebunan.

4. Demografi Wilayah Administratif Desa Polewali a. Keadaan penduduk

Berdasarkan pemutahira data pada bulan September 2015 jumlah penduduk Desa Polewali terdiri dari 1.883 Jiwa degan rincian sebagai berikut :

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk

Sumber: Data Profil Desa Polewali NO Nama

Dusun/Lingkungan RT RW

Jumlah Penduduk

L P L+P

1 Bontomanai 1 1 104 101 205

2 2 145 139 284

2 Bontopaddu 1 1 38 38 76

2 1 45 47 92

3 2 119 125 244

3 Mattirolau 1 1 39 33 72

2 2 35 26 61

3 2 101 94 195

4 Jenna 1 1 118 114 232

2 1 59 65 124

5 Lengkese 1 1 61 68 129

2 1 91 78 169

Jumlah 955 928 1.883

38

Tabel 4.2

Tingkat pendidikan Desa Polewali

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 Strata 2 -

2 D 4 / Strata 1 17

3 D 3 / Sarjan Muda 11

4 D 1 / D 2 3

5 SLTA Sederajat 105

6 SLTP Sederajat 358

7 SD Sederajat 687

8 Putus Sekolah 425

8 Tidak Sekolah 277

Jumlah 1883

Sumber: Data Profil Desa Polewali

b. Data Jumlah Dusun, RT, RW

1) Jumlah Dusun : 5 Wilayah

2) Jumlah RW : 8 Wilayah

3) Jumlah RT : 12 Wilayah

5. Perekonomian Desa

Perekonomian yang ada di Desa Polewali merupakan aset yang besar bagi pertumbuhan perekonomian penduduk Desa. Selain mayoritas penduduk sebagai petani di Desa Polewali tumbuh usaha-usaha kerajinan, warung, toko, home industry, peternakan dan perikanan.

Tabel 4.3

Daftar Perangkat Desa

No Nama Jabatan Keterangan

1. IMRAN Kepala Desa Polewali

2. HASIDING Sekretaris Desa

3. FIRMAN Kepala Urusan Pemerintah

4. NAISYAH Kepala Urusan Umum

5. ANISA, SE Kepala urusan Pembangunan

6. TONE Kepala Dusun Bontomanai

7. TENGGA Kepala Dusun Bonto Paddu

8. ALIMUDDIN Kepala Dusun Mattirolau 9. MUHAMMAD ALI Kepala Dusun Jenna

10 ALKAF Kepala Dusun Lengkese

Sumber: Data Profil Desa Polewali

40

Tabel 4.4

Daftar anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Polewali

Sumber: Data Profil Desa Polewali

Tabel 4.5

Rekap Struktur Pemerintahan Desa Polewali

No Nama Jabatan Ket

1 IMRAN Kepala Desa Polewali

2 FIRMAN Sekretaris Desa

3 AMAR Kepala Urusan Pemerintahan

4 NAISYAH Kepala Urusan Umum

5 ANISA,SE Kepala Urusan Keuangan

No Nama Jabatan Keterangan

1. MAZLAN Ketua

2. MULYADI Wakil Ketua

3. DAHLIA Sekretaris

4. JAMALUDDIN Anggota

5. IWAN Anggota

6. IMRAN Anggota

7. RISAL Anggota

8. ANSAR Anggota

9. HASRAWATI BAHAR Anggota

No Nama Jabatan Ket

6 TONE Kepala Dusun Bontomanai

7 TENGNGA Kepala Dusun Bontopaddu

8 ALIMUDDIN Kepala Dusun Mattirolau

9 MUHAMMAD ALI Kepala Dusun Jenna

10 ALKAF Kepala Dusun Lengkese

11 IRAWATI, S.Pd Ketua PKK

12 MAZLAN Ketua BPD

13 BAHARUDDIN Ketua LPMD

14 AMBO Tokoh Masyarakat

Sumber: Data Profil Desa Polewali

6. VISI DAN MISI a. Visi Desa

“Terwujudnya Masyarakat Desa Polewali Yang Lebih Maju, Mandiri, Aman Dan Sejahtra Serta Bermartabat”

b. Misi Desa

1) Menyelenggarakan Pemerintahan Desa yang Akuntabel, Transparan, Profesional, Efektif dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Bentuk-bentuk Penyelewengan lainnya.

42

2) Melaksanakan Pembangunan yang lebih baik dan merata berdasarkan asas Musyawarah, Mufakat serta dapat dipertanggung jawabkan.

3) Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat, dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Pelaksanaan Pembangunan, dan Pembinaan Masyarakat di berbagai sektor.

4) Meningkatkan mutu Kesejahtraan Masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dan layak.

7. Kebijakan Pembangunan

Dalam menentukan peta potensi dan masalah yang terdapat di Desa Polewali, dilakukan melalui proses penjaringan masalah dan penggalian masalah. Proses Penjaringan Masalah dan Penggalian Gagasan di tingkat dusun terhadap potensi dan masalah yang ada di Desa Polewali. dengan menggunakan 3 (tiga) alat kajian, yaitu :

a. Sketsa Desa b. Kalender Musim

c. Diagram Kelembagaan

Proses penjaringan masalah dan penggalian gagasan dilakukan melalui musyawarah dusun (Musdus) yang telah dilaksanakan pada November 2014. Dari hasil Penjaringan Masalah dan penggalian gagasan tentang potensi dan masalah yang telah dilakukan tersebut, maka masalah dan potesi yang ada di Desa Polewali adalah sbb :

a. Arah kebijakan pembangunan

Dalam rangka melaksanakan strategi pembangunan daerah untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan sesuai dengan Visi, Misi Desa Polewali, maka diperlukan arah kebijakan pembangunan desa yang akan dilaksanakan. Arah kebijakan pembangunan Desa Polewali diarahkan pada terwujudnya masyarakat desa yang mandiri, makmur, agamis dan berkeadilan, yang didukung oleh sarana prasarana yang memadai dan aparatur pemerintahan yang handal. Guna mewujudkan hal tersebut, kebijakan pemerintah Desa Polewali adalah lebih banyak memberikan “kail” daripada

“ikan”, dan selanjutnya diutamakan lebih banyak lagi memberikan

“cara membuat kail”. Untuk mencapai hal tersebut, maka fokus kebijakan pembangunan Desa Polewali tiga tahun mendatang diutamakan pada empat bidang yaitu Pemerintahan, sosial budaya, pembangunan wilayah.

1) Ekonomi

Bidang ekonomi meliputi : bidang pertanian, bidang peternakan dan bidang perdagangan/koperasi/industri dan bidang kehutanan. Dan selanjutnya disesuaikan dengan potensi yang ada di Desa Polewali. Pelaksanaan penanggulangan kemiskinan akan optimal apabila didukung oleh potensi yang dimiliki oleh wilayah itu sendiri, baik yang berkait dengan

potensi sumber daya alamnya maupun

masyarakat/manusianya. Sehingga dapat diukur tingkat kemampuan masyarakat dalam mengatasi masalahnya dengan

44

strategi yang sistematis, jelas, dan terarah tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukannya. Peta potensi tersebut adalah:

Desa Polewali merupakan salah satu dari 10 desa yang berada di Kecamatan Sinjai Selatan. Luas wilayah Desa Polewali secara keseluruhan adalah seluas 800,63 Ha. Desa Polewali berada di ketinggian 331 meter di atas permukaan laut. Desa Polewali Kecamatan Sinjai Selatan secara topografi merupakan perbukitan. Wilayah Desa Polewali yang beriklim tropik basah memiliki curah hujan sebesar 200-300 mm per tahun. Desa Polewali memiliki intensitas curah hujan sedang sehingga suhu udara tinggi dan kategori ini cukup untuk dapat mendukung kegiatan masyarakat dalam bidang pertanian.

Potensi di bidang pertanian dan perkebunan merupakan potensi unggulan yang terdapat di Desa Polewali. Komoditas Cengkeh, Lada, Kakao, Padi, tanaman hortikultura sangat dominan didukung oleh lahan yang subur, iklim yang baik serta kemampuan petani dalam bidang pertanian yang memadai.

Adanya beberapa sumber air di Desa Polewali menjadikan sumber pengairan utama bagi masyarakat petani disekitar Desa Polewali sehingga pada saat musim kemarau dapat menjadi sumber cadangan air yang cukup potensial untuk dimanfaatkan. Iklim di Desa Polewali terdapat dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada

bulan November hingga Juni. Musim kemarau umumnya terjadi pada bulan Juli sampai Oktober.

Di Desa Polewali terdapat jalan utama yang merupakan aksesibilitas atau jalur penghubung yaitu menghubungkan antar beberapa kecamatan dan merupakan jalur penghubung untuk memasarkan hasil pertanian. Potensi sumber daya alam lainnya yang juga banyak terdapat di desa Polewali adalah berupa kayu dan bambu yang merupakan bahan dasar dalam pembangunan infrastruktur bangunan dan lain-lain. Selain itu masih banyak sumber daya alam yang masih bisa digali dan dikembangkan, yang diantaranya terdapat di tabel berikut : Tabel. 4.6

Sumber Daya Alam Desa Polewali

NO JENIS SUMBER DAYA ALAM JUMLAH KETERANGAN

1 Tanah carik Desa 2 Batu Alam / Batu Pasir

3 Hutan Bambu 5 ha

4 Kayu 10 ha

5 Lahan Pekarangan 15 ha

6 Tanah sawah 55 ha

7 Tanah Perkebunan 34 ha

8 Tanah Hibah Masyarakat 1 ha

9 Palawija 10 ha

10 Sumber Mata Air 7 bh

11 Hutan Rakyat

46

NO JENIS SUMBER DAYA ALAM JUMLAH KETERANGAN

12 Hutan Lindung

13 Irigasi 2 bh

14 Sungai / Solokan 8 bh

15 Lainnya 10 ha

Sumber: Data Profil Desa Polewali

2) Potensi Sumber Daya manusia

Selain pemetaan RTM (Rumah Tangga Miskin), juga dipetakan warga yang peduli (relawan/tokoh masyarakat/tokoh pemuda/tokoh agama dan tokoh perempuan) terhadap pelaksanaan penanggulangan kemiskinan. Hal ini dilakukan karena hanya merekalah yang mampu menjadi ujung tombak dalam proses penanggulangan kemiskinan. Tumpuan keberhasilan Penanggulangan Kemiskinan ada ditangan para warga peduli. Para relawan/tokoh masyarakat/tokoh pemuda/tokoh agama dan tokoh perempuan ini akan secara ikhlas bahu-membahu bersama Desa memberikan support baik berupa tenaga, pikiran, ataupun masukan yang membangun bagi pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di lingkungannya tanpa mengharapkan imbalan materi. Potensi Sumber Daya Manusia yang ada di Desa Polewali masih perlu digali, berbagai tenaga trampil di bidang pertanian, perkebunan, perbengkelan, dan teknologi dan informasi serta lainnya merupakan

modal bagi pembangunan ekonomi dan pertanian, namun potensi ini belum bisa dimaksimalkan. Meski Desa Polewali populasi jumlah penduduk yang tidak padat dan cepat, tetapi sumber daya manusia yang ada cukup berkembang.

Desa Polewali memiliki beberapa tenaga trampil di bidang industrikerajinan, pertanian dan peternakan. Selain itu terdapat juga industri dan jasa pembuatan meubel, perbengkelan, ahli dibidang bangunan. Berbagai potensi yang terdapat di desa Polewali seperti potensi industri seperti industri kerajinan, industry meubel, perbengkelan dan pertukangan lainnya. Potensi tersebut berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian di Desa Polewali.

Selain potensi diatas banyak juga potensi sumber daya manusia yang lainnya, yang diantaranya :

a) Adanya Sarjana lulusan perguruan tinggi dari berbagai lulusan.

b) Sumber daya Usia produktif baik laki-laki maupun perempuan.

c) Adanya kader kesehatan posyandu di setiap Dusun yang bisa menunjang tarap kesehatan warga dan mengurangi resiko kematian disaat melahirkan.

d) Unsur kelembagaan yang sudah lengkap mulai dari Perangkat Desa, BPD, LPM, PKK, Posyandu, Kelompok Tani, Desa siaga.

48

B. Hasil Penelitiaan

Desa Polewali merupakan Desa yang mempunyai sistem perangkat desa melalui perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.

Desa memiliki pemerintahan Desa salah satunya Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yaitu lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa.

Data hasil wawancara yang diperoleh peneliti terkait dengan peran BPD dalam perencanaan pembangunan di Desa Polewali yang kemudian dianalisis dan diukur berdasarkan tiga tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan yang terdiri empat informan yakni Kepala Desa, Ketua BPD, Anggota BPD dan Masyarakat. Berikut hasil wawancara peneliti dengan informan di Desa Polewali :

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan pembangunan Desa adalah komponen yang sangat penting dalam pemerintahan karena membutuhkan partisipasi pemerintah, BPD dan Masyarakat. Karena partisipasi mereka merupakan acuan dalam melihat kondisi pembangunan desa.

Keterlibatan BPD dalam proses perencanaan pembangunan seperti menghadiri rapat tahunan yaitu Musrembang. Musrembang adalah forum perencanaan (program) yang dilaksanakan oleh lembaga publik yaitu pemerintahan desa, bekerja sama dengan warga dan para pemangku kepentingan lainya yang dilakukan setahun sekali. hal ini diungkapkan oleh Ketua BPD Desa Polewali Bapak Mazlan (27th, Strata satu sosial politik), wawancara pada hari Senin 29 Juli 2019 mengatakan bahwa:

“ iya. BPD dilibatkan dalam hal perencanaan pembangunan, dapat dilihat dengan kehadiran BPD dalam setiap agenda rapat kurang lebih 3 orang, BPD menerima aspirasi masyarakat terkait apa yang diperlukan dan diproritaskan, hal yang ingin dilakukan dalam perencanaan seperti pembangunan infrastruktur desa baik fisik maupun non fisik, BPD berpartisipasi dalam penyusunan perencanaan pembangunan dengan Kepala Desa, perangkat Desa serta masyarakat mengadakan rapat Musrembang.

Musrembang dilaksanakan setiap satu tahun sekali untuk membahas dan menyusun Rencana Kerja Pembangunan Desa dan membahas apa yang perlu dilakukan, dengan memprioritaskan keperluan masyarakat seperti pembangunan infrastruktur jalan, ekonomi, pendidikan dan budaya. Hasil dari musrembang tidak langsung ditetapkan atau di SK kan tetapi hasil musrembang tersebut dikonsultasikan ke Kecamatan dan Kabupaten dalam bentuk asistensi di Dinas Pemberdayaan Pemerintahan Desa, setelah selesai asistensi di Daerah kemudian dikembalikan lagi ke Desa dan ditetapkan bersama BPD dan Kepala Desa yang dihadiri oleh Masyarakat. “

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Kepala Desa Polewali Bapak Imran (45th,SMA) , wawancara pada hari Jumat 26 Juli 2019 bahwa:

“ iya dalam proses perencanaan pembangunan BPD dilibatkan, tugas mereka ialah menyetujui dan menyepakati dengan tujuan menjaring aspirasi masyarakat serta menyetujui perencanaan pembangunan Desa yang telah disusun oleh pemerintah Desa dalam rapat Musrembang, BPD dan Pemerintah Polewali, dalam proses penyusunan perencanan pembangunan dilakukan secara demokratis dalam bentuk rapat dengan mengundang Toko Masyarakat, RT, RW dan keterwakilan lembaga yang ada di Desa Polewali untuk datang membahas apa saja yang perlu direncanakan dalam pembangunan kedepan, rapat musrembang dilakukan pada tahun 2018 kalau untuk tahun 2019 belum nanti pada bulan oktober baru kita rapat lagi.

Hasil dari rapat musrembang tahun lalu yaitu perencanaan pembangunan jalan, perkantoran, bendungan, talud, pamsimas dan untuk non fisik yaitu peningkatan ekonomi, kesenian, olahraga dan pendidikan serta dilakukan penjaringan, menyerap

50

aspirasi masyrakat diwilayahnya masing-masing terus dimusyawwarahkan ditingkat Desa.”

Gambar : wawancara dengan Kepala Desa Polewali

Hal serupa juga diungkapkan oleh anggota BPD Ibu Dahlia(45th,SMA), wawancara pada hari Senin 29 Juli 2019, mengatakan bahwa :

“ iya. Dilibatkan, biasanya ada panggilan atau persuratan langsung ketika ada rapat jadi kami segera ketempat rapat, kalaupun tidak ada panggilan kami tidak ke kantor yang saya ketahui tugas dan fungsi BPD kan memang membahas, menyepakati serta mengawasi hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan Desa.”

Sebagai tokoh masyarakat Andi Bahrul (38th,Strata satu Ilmu Pemerintahan), wawancara 30 Juli 2019, mengatakan bahwa :

“ kami selaku toko masyarakat ketika ada rapat tahunan seperti Musrembang akan dipanggil juga untuk berpartisipasi setiap rencana-rencana kerja dalam hasil rapat tersebut juga diketahui untuk

memberikan pendapat mengenai pembangunan baik berupa pembangunan fisik maupun non fisik, pembangunan fisik seperti pembangunan jalan, irigasi, pembangunan perkantoran tiap dusun, pemeliharaan dan non fisik berupa prasarana olahraga, kesenian, pendidikan dan keagamaan.

Berdasarkan hasil wawancara yang diambil dari data yang ada di Lapangan menunjukkan bahwa Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam hal keterlibatan proses perencanaan pembangunan di Desa Polewali Kecamatan Sinjai Selatan dilibatkan hal ini diliat dari partisipasi BPD dalam keikutsertaan menghadiri kegiatan rapat Musrebangdes.

Dengan demikian melihat dari keempat jawaban informan dapat disimpulkan bahwa tugas dan fungsi BPD di Desa Polewali Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai adalah sebagai perwakilan penyampaian aspirasi masyarakat kepada pemerintah khusunya dibidang pembangunan dan juga BPD bertugas untuk menyetujui, menyepakati serta mengawasi segala hal yang berkaitan dengan pembangunan Desa.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tahap perencanaan pembangunan di Desa Polewali Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai dalam proses perencanaan pembangunan BPD ikut terlibat sebagai penyambung lidah masyrakat dalam hal penyampaian aspirasi dan fungsi pengawasan serta tugasnya dalam menyetujui dan menyepakati segala hal perencanaan pembangunan yang dapat dikatakan efektif.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembangunan dalam perencaan pembangunan desa adalah sesuatu yang harus dikerjakan sesuai dengan rencana kerja pemerintah yang telah disusun secara matang dan terperinci

52

dalam rapat mengenai perencanaan pembangunan yang telah diaggap siap.

Menurut Kepala Desa Bapak Imran, wawancara pada hari jumat 26 juli),

“iya. Dalam pelaksanaan pembangunan semua dilibatkan, baik itu BPD maupun Masyarakat, Sesuai apa yang telah direncanakan itu yang dilakukan, bagaimana mungkin kita mengerjakan kalau tidak ada diperencanaan misalnya perencanaan pengerjaan infrastruktur jalan dan bendungan, harus disesuaikan dengan musyawwarah, berarti sudah berjalan secara demokratis karna aspirasinya BPD yang dituangkan dalam RKP (rencana kerja pembangunan), RKP itu dimusyawwarakan kembali dalam rapat. Adapun hambatan permasalahan itu terkait masalah lahan dan kemampuan keuangan, karna tidak ada lahan susah untuk mencari sebuah wadah untuk pembangunan begitu juga dengan dana, terkait permasalahan dana dan lahan kenapa masih menjadi masalah padahal kalau dipikir itu sudah disusun secara baik ditahap perencanaan namun itu adalah fakta yang menjadi hal lumrah ditatanan pemerintahan karena meskipun sudah ada penetapan namun kita tidak bisa pungkiri kendala diluar dugaan, maka itu yang perlu dievaluasi dan monitoring BPD tentang penerapan pembangunan untuk menciptakan sistem yang baik dan terstruktur..”

Menurut Ketua BPD Bapak Mazlan, wawancara pada hari senin 29 juli:

“ia. Karna dalam hal pelaksaan pembangunan kami itu melibatkan masyarakat, sebab kami ingin pemberdayaan masyarakat, jadi pembangunan yang dilakukan di setiap dusun melibatkan Orang Dusun tersebut karena adanya tujuan pemberdayaan masyarakat yang ingin dicapai. Tim pelaksana kegiatan (TPK) mereka sudah mempunyai aturan yang kemudian dilakukan dalam hal pelaksanaan pembangunan, baik itu rencana anggaran biaya, maupun gambar, bentuknya mengacu pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tersebut, ketika BPD mengawasi sesuai aturan dalam RAPBD maka telah terlaksana apa yang kita harapkan, kalau sejauh ini pembangunan yang ada di Polewali baik fisik, no fisik tidak memiliki kendala karna komunikasi BPD dengan pemerintah

Desa sangat bagus kalaupun ada masalah maka kami dari pihak BPD segera melakukan tindakan untuk mencegah kesalahan dan memberikan solusi atas permasalahan yang ada. “

Adapun yang dikatakan anggota masyarakat Andi Bahrul : Dalam tahap pelaksanaan pembangunan masyarakat diwajibkan berpartisipasi dalam mengambil bagian pembangunan fisik maupun non fisik. Contoh keterlibatanya sesuai dengan aturan permedagri no 20 tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa, perempuan juga harus dilibatkan dalam pembangunan, misalnya pembangunan jalan, perempuan turut membantu mengangkat air untuk kebutuhan campuran semen, dan sekaligus bertugas dibagian dapur untuk menyiapkan keperluan makan buruh, ada sekitar 6 orang perempuan yang terlibat dalam pembangunan tersebut didua dusun ( Dusun Jennah dan Mattirolau), kalau secara pribadi saya tidak merasakan peranan BPD itu sendiri, karena dilihat dari segi tingkat pendidikanya mereka tidak mengetahui fungsi dan tugas

Adapun yang dikatakan anggota masyarakat Andi Bahrul : Dalam tahap pelaksanaan pembangunan masyarakat diwajibkan berpartisipasi dalam mengambil bagian pembangunan fisik maupun non fisik. Contoh keterlibatanya sesuai dengan aturan permedagri no 20 tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan desa, perempuan juga harus dilibatkan dalam pembangunan, misalnya pembangunan jalan, perempuan turut membantu mengangkat air untuk kebutuhan campuran semen, dan sekaligus bertugas dibagian dapur untuk menyiapkan keperluan makan buruh, ada sekitar 6 orang perempuan yang terlibat dalam pembangunan tersebut didua dusun ( Dusun Jennah dan Mattirolau), kalau secara pribadi saya tidak merasakan peranan BPD itu sendiri, karena dilihat dari segi tingkat pendidikanya mereka tidak mengetahui fungsi dan tugas

Dokumen terkait