• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJ IAN PUSTAKA

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian. Melalui pendekatan metodologi ini akan menjangkau secara komperhensif dengan tujuan tanpa mengurangi akurasi metodologi yang diinginkan. Pada tahap analisis data, penelitian dilakukan bersamaan dengan pengambilan data. Analisis data penelitian berupa proses pengkajian hasil wawancara, pengamatan dokumen yang telah terkumpul.

4.1. Gambar an Umum Kota Sur abaya

Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, merupakan kota dan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia. Dengan sejarah 712 tahunnya. Surabaya merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Julukan yang paling terkenal adalah Kota Pahlawan karena keberanian arek-arek Suroboyo dalam berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan pada akhir Perang Dunia II.

Kini, Surabaya adalah kota budaya, pendidikan, pariwisata, maritim, industri, dan perdagangan yang mengalami perkembangan pesat. Surabaya memiliki masyarakat yang multi etnis, pergururan tinggi – perguruan tinggi terkemuka, obyek-obyek pariwisata yang menarik, pelabuhan laut, kawasan industri dan pusat-pusat perbelanjaan. Surabaya juga telah menjalin kerjasama “Sister City” dengan tiga kota di dunia, yaitu Busan (Korsel), Kochi (Jepang) dan Seattle (USA).Sumber: Dokumentasi Best Practice Kota-kota, Jilid 4, 2008

4.1.1. Kondisi Georafis

Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia memiliki luas sekitar 326,37 km2 dan secara astronomis terletak di antara 07° 21’ Lintang Selatan dan 112° 36’ s/d 112° 54’ Bujur Timur. Sebagian besar wilayah Surabaya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan air laut, kecuali di sebelah Selatan dengan ketinggian 25 – 50 meter di atas permukaan air laut.

Batas wilayah Kota Surabaya adalah sebelah Utara dan Timur dibatasioleh Selat Madura, sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Sidoarjo dan sebelah Barat dibatasi oleh Kabupaten Gresik. Populasi penduduk Kota Surabaya sampai dengan bulan Juni 2005 mencapai 2.701.312 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki – laki sejumlah 1.358.610 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 1.342.702 jiwa, dengan tingkat kepadatan 8.277 jiwa / km2.

Secara administrasi pemerintahan kota Surabaya dikepalai oleh Walikota yang juga membawahi koordinasi atas wilayah administrasi Kecamatan yang dikepalai oleh Camat. Jumlah Kecamatan yang ada di kota Surabaya sebanyak 31 Kecamatan dan jumlah Kelurahan sebanyak 163 Kelurahan dan terbagi lagi menjadi 1.363 RW (Rukun Warga) dan 8.909 RT (Rukun Tetangga).

Secara topografi Kota Surabaya merupakan dataran rendah yaitu 80,72 % (25.919,04 Ha) dengan ketinggian antara -0,5 – 5m SHVP atau 3 – 8 m LWS, sedang sisanya merupakan daerah perbukitan yang terletak di Wilayah Surabaya Barat (12,77%) dan Surabaya Selatan (6,52%). Adapun kemiringan lereng tanah berkisar 0 - 2% daerah dataran rendah dan 2 -15 % daerah perbukutan landai. Jenis batuan yang ada terdiri dari 4 jenis yang pada dasarnya merupakan tanah liat atau unit-unit pasir. Sedang jenis tanah, sebagian besar berupa tanah alluvial, selebihnya tanah dengan kadar kapur yang tinggi (daerah perbukitan). Sebagaimana daerah tropis lainnya, Surabaya mengenal 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Curah hujan rata-rata 172 mm, dengan temperatur berkisar maksimum 30° C dan minimum 25° C. (Stasiun Pengamat Perak 1/Tahun 2004).

4.2. Identitas Infor man

Bila diperhatikan, persamaan dari semua informan adalah rata-rata adalah kaum laki-laki sedangkan yang perempuan sangat sedikit sekali dimana mereka kadang-kadang menyempatkan waktunya untuk sekolah namun dalam kesempatan ini informan sesekali menyempatkan waktunya dalam mengikuti geng motor yang mereka tekuni. Secara keseluruhan wawancara berlangsung lancar, dimana sebagian besar informan sangat terbuka dan ada juga yang tertutup dalam memberikan informasi dan juga mengungkapkan secara mendalam berbagai masalah dalam kehidupan mereka sehari-hari yang sangat berhubungan dengan topik pada penelitian ini.

a. Infor man I dengan inisial (MR)

Informan yang pertama (1) dengan inisial MR yang tergabung dalam TRX (Motor) merupakan informan dengan jenis kelamin laki-laki, informan ini sedang menyelesaikan sekolahnya di salah satu sekolah swata di Surabaya yang sekarang masih duduk di kelas III. Dalam kesehariannya informan 1 ini masih bekerja membantu orangtuanya dan menyelesaikan tugas sekolahnya. jika dilihat dari peneliti, informan 1 ini adalah dari keluarga yang berkecukupan atau memiliki status ekonomi yang sedang kemudian ketika ditanya mengenai persepsi remaja tentang pemberitaan geng motor di media cetak informan ini sangat antusias sekali dalam menceritakannya. selama proses wawancara informan sedang santai- santai di tepi jalan di daerah Kalijudan, Surabaya.

b. Infor man 2 dengan inisial (J N)

Informan yang kedua (2) dengan inisial (JN) tergabung dalam Boy Trex Motor adalah informan yang kurang lebih sama dengan informan 1. informan kedua ini adalah juga seorang tetapi ada sedikit perbedaan, informan ke-2 ini adalah dia seorang yang berjiwa dinamis, aktivitas yang dia lakukan sangat padat sekali sebab saat ini dia sedang bekerja di salah satu media surat kabar di Surabaya, sehingga pada saat proses wawancara sangat sulit sekali untuk ketemu terlebih dahulu kita menghubunginya untuk menentukan kapan dapat sebisanya bertatap muka. Ketika peneliti memberikan pertanyaan terlihat bahwa informan ke – 2 ini menjawab dengan nada yang santai di salah satu kawasan geng motor di daerah Juanda.

c.Informan 3 dengan inisial (DN)

Pada informan ke-3 ini dengan inisial (DN) tergabung dalam HRX Motors dia adalah salah satu seorang yang mengatur race di geng motor di Surabaya, informan ini anak yang sangat manis dan lucu sekali tapi sesekali serius terhadap apa yang ditanyakan. Informan ke-3 ini berasal dari keluarga mengengah ke atas dilihat dari rumahnya yang cukup besar dan luas. anaknya yang terakhir lebih suka tinggal dengan neneknya dirumah hal ini sangat singkron sekali sebab aktivitas orangtuanya yang sangat padat sekali sehingga tidak menutup kemungkinan juga jarang sekali dirumah, walapun pulang itupun sudah malam sekali. Namun ketika di wawancarai di tempat kosnya sangat apresiatif sekali dengan pemberitaan geng motor di media massa.

4.2.1. Penyajian Data

Penelitian ini dilaksanakan selama 24 hari di daerah atau tempat berkumpulnya remaja motor di Surabaya dan sekitarnya, sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan persepsi remaja tentang pemberitaan geng motor di media cetak. data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi dan indepth interview yang dilakukan terhadap responden dengan berbagai varian ekonomi. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari informan dan observasi dilakukan untuk mengamati perilaku dan perkembangan informan.

Penyajian data sebagai berikut sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa informan:

4.2.1.1. Hasil Wawancara Dengan Infor man Dengan Inisial (Mr) Dengan Sejumlah Pertanyaan Yang Diberikan Oleh Peneliti

1. Sebagai seorang remaja, apakah anda pernah Membaca pemberitaan

mengenai geng motor di media massa online ?

Menurut informan dengan inisial (MR) tentang motif informan terhadap pemberitaan geng motor di media onlen menyatakan:

”...Pada hari tersebut di daerah kalijudan hari sabtu,.. peneliti berusaha melakukan wawancara dengan salah satu informan dengan inisial MR yaitu salah satu anggota geng motor di Surabaya...ketika ditanya informan agak malu-malu ketika ditanya apakah informan tersebut sebagai anggota geng motor....”

“...Ketika ditanya tentang tentang keterlibatan dengan geng motor...informan menjawab...sambil berkeliat bahwa sebagaian anggotanya yang nongkrong di pinggir jalan dan berkelimut dengan bermacam alasan akhirnya mengakui bahwa mr adalah turut aktif di geng motor”...!!!

Sambil berdiam sebentar informan ini berkosentrasi kelihatannya sedang

memikirkan sesuatu :

”...peneliti mengajukan pertanyaan mengenai pemberitaan geng motor di media massa onlen ...sambil berpikir kemudian inisial MR ini dengan lugas menjawab...informan berkata bahwa dia tidak mendengar geng motor di media massa adalah sering di daerah jawa barat dan sekitarnya hal ini menunjukkan bahwa informan juga kadang tertutup dengan adanya pemberitaan geng motor...namun informan menggambarkan geng motor tersebut lebih menggambarkan geng motor dengan adanya kekerasan, kemudian perampokan-perampokans serta hal-hal berhubungan dengan kekerasan...”

2. Bagaimana anda memper sepsikan pemberitaan mengenai geng motor di

media massa online ter sebut ?

Menurut informan dengan inisial (MR) tentang persepsi terhadap pemberitaan geng motor di media onlen menyatakan:

Menurut penuturan dari informan berinisial (MR) :

“...Pada akhir kesimpulan tentang secara keseluruhan mengenai pemberitaan geng motor di Surabaya...Menurut informan mengatakan

bahwa pernah mengetahui tentang pemberitaan geng motor...san jangan pernah membesar-besarkan mengenai geng motor di Surabaya sebab image geng motor tidak harus melakukan tindakan kekerasan sebab di Surabaya hanya sekedar menyalurkan hobi khususnya di daerah Surabaya... sebab nama geng motor itu bukanlah nama yang menakutkan, yang hanya menyalurkan hobi ....kebut-kebutan, trekk di jalan tetepai di Surabaya hanya sekedar itu saja tanpa melakukan tindakan kekerasan di jalanan..”.

Biasanya, lanjut dari opini informan (MR), bila ada balapan liar, pengendara tidak membawa bendera komunitas atau kelompoknya, cenderung personal. Balapan liar, lantas ada kekerasan dan kriminal juga, menerangkan, ya jangan digeneralisir ini klub motor atau geng motor, karena bisa saja hanya oknum dari klub atau geng tersebut. “Hanya saja karena persaudaraannya kuat, mungkin beberapa teman dari kelompoknya ikut terlibat,” menegaskan bahwa komunitasnya belum pernah terlibat aksi-aksi kekerasan atau vandalisme seperti itu. “Kami justru berbasis persaudaraan dan senang bersilaturahmi dengan klub lainnya pada beberapa kesempatan.

Berdasarakan uraian di atas menunjukkan bahwa tidak selamanya berita di medi amssa onlen adalah sepenuhnya benar sebab terdapat perbedaan bedar antara geng motor dengan klub motor atau sejenisnya.

3. Bagaimana anda memper sepsikan pemberitaan mengenai geng motor di media massa online jika dikaitkan dengan usia anda sebagai remaja?

Berdasarkan keterangan yang di peroleh dari informan (MR) tentang persepsi geng motor adalah usia remaja dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Menurut penuturan dari informan berinisial (MR) :

Berdasarkan penuturan narasumber acapkali mereka menuturkan bahwa geng motor tersebut tidak hanya beranggotakan dari usia remaja saja, ada juga yang lebih tua dari mereka namun itu hanya sekedar pengetahuan yang mereka tahu dari lingkungan setempat.

Menurut penuturan dari informan berinisial (MR) naiknya grafik jumlah kenakalan atau kriminalitas remaja menunjukkan permasalahan remaja yang cukup kompleks. Ini tidak hanya diakibatkan oleh satu perilaku menyimpang, tetapi akibat berbagai bentuk pelanggaran terhadap aturan agama, norma masyarakat atau tata tertib sekolah yang dilakukan remaja Karena longgarnya pengawasan dan ketidaktegasan terhadap geng motor, para angota geng motor semakin leluasa bertindak brutal. Kejahatan remaja yang terus meningkat setiap tahunnya menunjukkan bahwa kondisi ini tidak semata potret buram, tetapi juga kusut dan sulit terurai.

4. Apakah anda termasuk salah satu anggota komunitas geng motor ?

Berdasarkan keterangan yang di peroleh dari informan (MR) tentang salah satu anggota geng motor dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Menurut penuturan dari informan berinisial (MR) bahwasannya mereka menegaskan adalah bukan geng motor, mereka-mereka ini hanyalah penikmat hobi ketika menggeber balap adu liar sepeda motor di jalanan.

Berbagai tindak kekerasan yang dilakukan anggota geng motor telah mencoreng komunitas motor lainnya. Padahal menurut narasumber, salah satu anggota klub motor, geng motor tidak bisa disamakan dengan klub motor. Karena menurutnya, klub motor merupakan sebuah organisasi yang memiliki AD/ART yang jelas. “Kita tidak pernah melakukan kekerasan, termasuk kepada anggota kami sendiri, yang kita lakukan seperti bakti sosial, touring dan tindakan positif lainnya.

5. Sebagai seorang r emaja, apakah menurut anda pemberitaan yang

beredar di media massa online mengenai geng motor tersebut sesuai dengan komunitas geng motor yang ada di sekitar anda ?

Berdasarkan keterangan yang di peroleh dari informan (MR) tentang pemberitaan yang beredar di media massa online mengenai geng motor tersebut sesuai dengan komunitas geng motor yang ada di sekitar anda dalam penelitian ini, sebagai berikut:

“...bahwasannya berita-berita tersebut benar seperti yang di beritakan, namun hak itu tidak sampai pada kita-kita sebagai narasumber, dan masyarakta yang mendengar berita tersebut untuk daerah Surabaya dan sekitarya tidak demikian rupa hingga sampai adanya tindakan anrkis dan pengerusakan....”

Informan (MR) tersebut juga menegaskan bahwa komunitasnya belum pernah terlibat aksi-aksi kekerasan atau vandalisme seperti itu. “Kami justru berbasis persaudaraan dan senang bersilaturahmi dengan klub lainnya pada beberapa kesempatan. Respect, baik itu komunitas pemilik motor sejenis maupun klub umum,” tegasnya.“Jadi, jangan menaruh pandangan buruk dulu ke komunitas motor,”.

Berdasarkan hasil penyajian data di atas menurut persepsi peneliti bahwa persepsi sosial manusia apalagi terhadap pemberitaan geng motor di media online berarti merupakan suatu proses menangkap arti objek-objek sosial dan kejadian yang kita alami dalam lingkungan kita, dari proses tersebut diharapkan tidak terjadi salah kaprah atau salah pemahaman terhadap berita-berita yang ada di media online, dari wawancaratersebut bahwa inorman (MR) menyatakan bahwa keterlibatanya dengan geng motor di Surabaya, namun sudut pandang peneliti bahwa pemberitaan beberapa media beberapa waktu lalu selalu dihiasi dengan pemberitaan miring seputar aktifitas geng motor yang cenderung anarki, urakan. Tak ayal pemberitaan – pemberitaan tersebut membuat masyarakat selalu memiliki persepsi negative tentang komunitas ini.

4.2.1.2. Hasil Wawancara Dengan Infor man Dengan Inisial (J N) Dengan Sejumlah Pertanyaan Yang Diberikan Oleh Peneliti

1. Sebagai seorang remaja, apakah anda pernah membaca pemberitaan mengenai geng motor di media massa online ?

Menurut informan dengan inisial (JN) tentang motif informan terhadap pemberitaan geng motor di media onlen menyatakan:

“...Berdasarkan keterangan yang di peroleh informan (JN) dalam penelitian ini secara kesluruhan mereka memberikan jawaban mengetahui terhadap pemberitaan geng motor di media onlen atau media massa lainnya. Namun informan memberikan jawaban bahwa mereka tidak serta merta berbuat atau melakukan tindakan anarkis ataupun pengrusakan- pengrusakan yang merugikan kepentingan umum...”

Memang akhir-akhir ini, masyarakat dicemaskan oleh fenomena keberadaan geng motor. Kecemasan ini dipicu oleh beberapa tindakan pidana yang melibatkan geng motor sebagai pelakunya. Geng motor merupakan sebutan bagi kelompok pengendara sepeda motor yang dinilai memiliki tindakan mengganggu keamanan dan ketenteraman masyarakat. Keberadaan geng motor sebagai fenomena yang bersifat sosial dapat kita lihat dari banyaknya spanduk atau media informasi massa yang menyatakan keberatan dan menolak keberadaan geng motor di suatu lingkungan masyarakat. Kecemasan dan kekhawatiran masyarakat terhadap geng motor adalah tindakannya yang anarkis hingga dapat menghilangkan nyawa orang lain. Kecemasan tersebut membesar ketika beberapa berita mengenai pembunuhan melibatkan geng motor sebagai pelakunya.

Dalam melakukan aksi kriminalnya, geng motor kerap menggunakan sepeda motor dan mengambil sepeda motor milik korbannya. Meski demikian, tindakan geng motor menjadi berbeda dengan perampokan motor biasa. Hal ini dikarenakan tindakan kriminal yang dilakukan geng motor tidak hanya itu. Geng motor kerap berperang dengan geng motor lainnya. Perang yang mereka lakukan terkadang didasari oleh hal-hal kecil yang tidak layak untuk menjadi sebuah motif

pembunuhan. Persaingan yang terjadi antaranggota geng motor inilah yang menjadi titik awal perilaku kriminal yang dilakukan oleh geng motor.

2. Bagaimana anda memper sepsikan pemberitaan mengenai geng motor di media massa online ter sebut ?

Menurut informan dengan inisial (JN) tentang persepsi terhadap pemberitaan geng motor di media onlen menyatakan, menurut penuturan dari informan berinisial (JN) :

“....Informan (JN) tersebut memberikan gambaran atau pandangan

terhadap berita-berita geng motor pada media onlen yang juga anggota salah-satu komunitas motor menyela pertanyaan tersebut. Saat bincang- bincang santai, saat kongkow-kongkow dengan anggota club lainnya dirinya menegaskan bahwa masyarakat jangan terlalu cepat menggeneralisir kekerasan yang kerap terjadi itu. Menurutnya, tidak semua kelompok motor memiliki karakter itu. “Lagi pula, saat ini umumnya orang mempersepsikan sama antara komunitas atau klub motor dengan geng motor, itu jelas beda,” ujarnya, Menurut (JN), umumnya klub sepeda motor memiliki kesamaan jenis motor, anggotanya disatukan dengan rasa kebersamaan sebagai pemilik motor jenis itu. “Komunitas ini cenderung saling berbagi informasi mengenai motor, karena memiliki motor yang jenisnya sama,” tuturnya. Bahkan, kegiatannya pun selain

touring ada juga bakti sosialnya....”.

Ada juga klub umum, lanjut inforan (JN), disatukan karena rasa sesama pengendara motor. “Mereka berkelompok juga, namun umumnya memiliki jenis

motor yang beda-beda. Sama, saling bertukar informasi, karena biar bagaimanapun mereka juga berkomunitas,” jelasnya. Jadi, tambahnya, komunitas atau klub motor itu memang pure hobi, menyatu karena ada kesamaan latar belakang, kesamaan wilayah, sekolah, kantor, bengkel, dan lain-lain.

3. Bagaimana anda memper sepsikan pemberitaan mengenai geng motor di media massa online jika dikaitkan dengan usia anda sebagai remaja?

Berdasarkan keterangan yang di peroleh dari informan (MR) tentang persepsi geng motor adalah usia remaja dalam penelitian ini, Menurut penuturan dari informan berinisial (JN) :

“...berdasarkan keterangan yang di berikan informan (JN) selain tindak kriminal yang dilakukan oleh geng motor, hal lain yang menjadi perhatian dalam fenomena ini adalah anggota geng motor diikuti oleh remaja- remaja usia sekolah. Geng motor ini biasanya beranggotakan anak-anak usia SMP dan SMA, usia yang seharusnya digunakan untuk belajar dengan giat dan menggali potensi diri yang positif dan bermanfaat..”.

Secara psikologis, dari beberapa informan sebagai anak remaja usia SMP dan SMA memang usia seorang remaja sedang mencari jati diri, merasakan dirinya beranjak menuju dewasa, selalu penasaran, dan ingin merasakan berbagai hal, termasuk hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh siapa pun, apalagi dilakukan pada usia mereka.

Kondisi psikologis anak remaja yang sedang melakukan pencarian jati diri, menjadikan tindakan-tindakan heroik yang memiliki kecenderungan melanggar hukum dan memacu adrenalin, sebagai tindakan yang menarik bagi mereka.

Keinginan untuk dipandang dan menjadi hebat mendorong mereka untuk mencuri perhatian orang-orang di sekitar mereka. Sayangnya geng motor merupakan cara yang salah untuk mendapatkan perhatian atau dipandang hebat. Selain itu, ideologi dan nilai-nilai yang diterapkan geng motor kepada mereka merupakan nilai-nilai dendam dan kejahatan yang belum mampu disaring dengan baik oleh anak remaja seusia mereka.

4. Apakah anda termasuk salah satu anggota komunitas geng motor ?

Berdasarkan keterangan yang di peroleh dari informan (JN) tentang salah satu anggota geng motor dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Menurut penuturan dari informan berinisial (JN) bahwasannya mereka menegaskan adalah bukan geng motor, mereka-mereka ini hanyalah penikmat hobi ketika menggeber balap adu liar sepeda motor di jalanan.

“...Menurut (JN) beberapa dari ereka tidak memakai perlengkapan safety riding seperti helm, jacket, sarung tangan, dan sepatu, Membawa senjata, baik itu sajam (senjata tajam, entah itu mereka buat sendiri ataupun buatan pabrikan semacam parang, samurai, pisau lipat, maupun badik), hingga Molotov atau bom2 kecil rakitan sederhana, Mereka muncul pada malam hari dan tanpa menyalakan lampu apapun. Jangankan terfikirkan untuk beramal, membuat kegiatan sosial saja tidak pernah terbersit di benak mereka. Lupakan saja tentang mengunjungi panti asuhan, sunatan masal, kawin masal…yang ada cuman merusak dan membunuh masal, anggotanya berisikan para lelaki yang berpenampilan sangar, penjudi, pemabok, pembunuh, dan hobbinya merusak. Seandainya

pun ada perempuan di dalamnya (sorry…kami tidak bisa menyebutnya ladies-karena sama sekali jauh dari persepsi terhormat), mereka hanya sebagai penggembira dan pelampiasan atau budak nafsu anggota geng motor tersebut. Kendaraan yang mereka gunakan hanyalah motor bodong, tanpa spion, sign kanan-kiri, lampu utama dan stop lamp. Karakteristik yang jelas adalah bahwa motor mereka berisik, mampu berlari kencang dan dapat digunakan untuk mencelakai orang lain....”

5. Sebagai seorang remaja, apakah menurut anda pemberitaan yang

beredar di media massa online mengenai geng motor tersebut sesuai dengan komunitas geng motor yang ada di sekitar anda ?

Berdasarkan keterangan yang di peroleh dari informan (JN) tentang pemberitaan yang beredar di media massa online mengenai geng motor tersebut sesuai dengan komunitas geng motor yang ada di sekitar anda dalam penelitian ini, sebagai berikut:

“...menurut (JN) Kelompok remaja atau yang lebih dikenal dengan istilah geng merupakan sebuah komunitas anak muda sebagai tempat bertukar pikiran atau tempat yang digunakan untuk melakukan misi tertentu yang biasanya terbentuk karena adanya kesamaan latar belakang, pandangan, dan tujuan. Geng ini pada umumnya terbentuk secara natural mengingat kodrat manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berinteraksi dengan orang lain. Kelompok remaja sulit ditiadakan, karena para remaja membutuhkan rasa aman dan terlindung yang diperolehnya dalam lingkungan kelompok. Tidak semua geng

bersifat negatif, ada pula yang bersifat positif hal ttersebut terbentuk begitu saja ketika merasa ada kedekatan dan kecocokan dengan teman- teman lain...”

Berdasarkan hasil penyajian data di atas menurut persepsi peneliti bahwa dari kutipan wawancara dengan inorman berinisial JN bahwa meskipun tentu saja, masih ada kelompok-kelompok atau geng motor yang berperilaku positif, dan perilaku mereka tidak pernah menyimpang dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Fenomena sosial ini tentunya

Dokumen terkait