• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI REMAJA SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN GENG MOTOR DI MEDIA MASSA ONLINE (Studi Deskriptif Persepsi Remaja Surabaya Tentang Pemberitaan Geng Motor Di Media Massa Online).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI REMAJA SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN GENG MOTOR DI MEDIA MASSA ONLINE (Studi Deskriptif Persepsi Remaja Surabaya Tentang Pemberitaan Geng Motor Di Media Massa Online)."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Geng Motor Di Media Massa Online)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan Memper oleh Gelar Sar jana Pada Pr ogr am Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veter an” Jawa Timur

Oleh:

FERRY SRI KURNIAWATI

NPM: 0843010227

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

Geng Motor Di Media Massa Online)

Disusun Oleh :

FERRY SRI KURNIAWATI

NPM : 0843010227

Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur Pada Tanggal 20 J uni 2013

TIM PENGUJ I :

Pembimbing Utama 1. Ketua

Dr s. Kusnarto, M.Si J uwito, S.sos, M.Si

NIP. 195808011984021001 NPT. 367049500361

2. Sekretaris

Dr s. Saifuddin Zuhr i, M.Si NPT. 3700694 00351

3. Anggota

Dr s. Kusnarto, M.Si

NPT. 1958080 1198 4021 001

Mengetahui DEKAN

(3)

Geng Motor Di Media Massa Online)

Disusun Oleh :

FERRY SRI KURNIAWATI

NPM. 0843010227

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dr s. Kusnarto, M.Si NIP. 1950808011984021001

Mengetahui Dekan

(4)

Geng Motor Di Media Massa Online)

Disusun Oleh :

FERRY SRI KURNIAWATI

NPM : 0843010227

Telah dipertahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional " Veteran" J awa Timur Pada Tanggal 20 J uni 2013

TIM PENGUJ I :

Pembimbing Utama 1. Ketua

Dr s. Kusnarto, M.Si J uwito, S.sos, M.Si

NIP. 195808011984021001 NPT. 367049500361

2. Sekretaris

Dr s. Saifuddin Zuhr i, M.Si NPT. 3700694 00351

3. Anggota

Dr s. Kusnarto, M.Si

NIP. 1958080 1198 4021 001

Mengetahui WS. DEKAN

(5)

Nya kepada penulis sehingga Proposal dengan judul PERSEPSI REMAJ A

SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN GENG MOTOR DI MEDIA

CETAK (Studi Deskr iptif Per sepsi Remaja Sur abaya Tentang Pemberitaan

Geng Motor Di Media Cetak) dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Kusnarto, M.Si

selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan banyak waktunya untuk

memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Selain itu penulis

juga menerima bantuan dari berbagai pihak, baik itu berupa moril, spiritual

maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Sumardjijati, M.Si selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur.

3. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

4. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi, terima kasih untuk segala

(6)

Surabaya, 01 Oktober 2012

(7)

LEMBAR PERSETUJ UAN ... ii

2.1.5 Proses Terjadinya Persepsi ... 17

2.1.6 Hal-hal yang Mempengaruhi Persepsi ... 19

(8)

3.1 Metode Penelitian... 41

3.2 Definisi Operasional ... 42

3.2.1 Persepsi ... 42

3.2.2 Remaja ... 44

3.2.3 Geng Motor ... 45

3.3 Informan Penelitian ... 45

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.5 Teknik Analisis Data ... 47

DAFTAR PUSTAKA

(9)

Media Massa Online)

Tujuan dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimanakah persepsi remaja tentang pemberitaan geng motor di media cetak. Berbagai macam kenakalan remaja muncul akhir-akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok,dan tindakan-tindakan kriminalitas lainnya. Saat ini beberapa media cetak kerap memberitakan tentang aksi kekerasan yang dilakukan para remaja terutama yang lebih dikenal masyarakat dengan istilah geng motor.

Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pengambilan data primer melalui wawancara in depth interview serta observasi dari informan terkait. Berdasarkan hasil penelitian bahwa para narasumber ini dari segi pemberitaan informasi yang diperoleh para informan yang berinisial MR, JN dan DN menyatakan bahwa mereka yang tidak termotivasi terhadap pemberitaan tersebut. Beda halnya yang disampaikan oleh informan yang berinisia doel, informan ini mengatakan bahwa mencari informasi itu bukan hanya di media massa saja, namun alangkah baiknya jika kita belajar dari hal-hal di sekitar kita, sebab lebih baik mengungkap realitas yang sebenarnya mengenai geng motor khususnya yang ada di Surabaya.

Kata Kunci : Geng Motor, Pemberitaaan Media Online

ABSTRAC

FERRY SRI KURNIAWATI SURABAYA PERCEPTION OF YOUTH GANGS OF NEWS ONLINE MOTOR IN MASS MEDIA (Descriptive Study of Adolescent Perceptions about Preaching Surabaya Motorcycle Gang in Mass Media Online).

The purpose of this research which is to determine how the perception of adolescents about motorcycle gangs news in online media. Wide range of juvenile delinquency emerged lately as a fight as individuals or groups, and other criminal acts. Currently several print media often preach about violence committed by the youth especially, better known to the public as a motorcycle gang.

This research method is descriptive qualitative primary data collection through interviews in depth interviews and observations of informants related.

(10)

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa remaja adalah masa akan beralihnya ketergantungan hidup

kepada orang lain (Hurlock, 1993). Dia mulai menentukan jalan hidupnya.

Selama menjalani pembentukan kematangan dalam sikap, berbagai perubahan

kejiwaan terjadi, bahkan mungkin kegoncangan. Kondisi semacam ini sangat

dipengaruhi oleh lingkungan di mana dia tinggal. Masa remaja adalah masa

transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada

umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir

belasan tahun atau awal dua puluh tahunan. Masa remaja merupakan masa

antara kanak-kanak dan dewasa. Transisi perkembangan pada masa remaja

berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun

sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai. (Hurlock, 1993)

Pada sisi lain remaja seringkali tidak mempunyai tempat mengadu

untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Sehingga sebagai pelarian

remaja seringkali terjerumus, seperti mabuk-mabukan, narkotika dan tindak

kriminalitas.Kenakalan remaja sudah menjadi masalah di semua negara.

Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini menunjukan peningkatan, sehingga

mengakibatkan terjadinya problema sosial. Lingkungan sangat berpengaruh

besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja yang ternyata salah

(11)

kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya. Akan

tetapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat seperti memasuki

organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah maka sudah tentu

berdampak positif bagi perkembangan kepribadiannya.

Kenakalan remaja akhir-akhir ini yang sangat mengkhawatirkan adalah

akibat pengaruh dari lingkungan sosial. Gejala-gejala kejahatan yang muncul

merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi remaja yang sedang

berupaya mencari identitas diri. Yang dimaksud dengan perkembangan adalah

sebuah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perkembangan dalam

kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Dalam bukunya

yang berjudul Human Development Papalia & Olds menjelaskan bahwa

terdapat tiga aspek perkembangan yakni : perkembangan fisik, perkembagan

kognitif, dan perkembangan kepribadian atau sosial. (Papalia & Olds, 2001)

Dalam berhubungan dengan orang lain serta dengan duninya, remaja

memiliki beberapa masalah yang harus dihadapinya. Permasalahan yang

dihadapi oleh remaja saat ini sangatlah kompleks seperti yang banyak

diberitakan oleh media belakangan ini, seperti perilaku penarikan diri dari

lingkungan social, tawuran, seks diluar nikah, mengkonsumsi narkoba, dan

perilaku-perilaku lainnya. Perilaku remaja yang sedang berproses untuk

mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.

Kata media berasal dari bahasa latin yakni ”Medius” yang berarti

tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan

(12)

Pegertian media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, persaan, perhatian dan minat seseorang.

Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua yakni

media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun

media massa elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh

masyarakat di berbagai lapisan sosial terutama di masyarakat kota.

Keberadaan media massa seperti halnya pers, radio, televisi, film dan lain-lain.

Tidak terlepas kaitannya dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam

masyarakat. Media massa dapat menjadi jembatan yang menghubungkan

anatara komunikastor dan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan

lapisan sosial dalam masyarakat. (Sugiharti dalam Oermana, 2009:14)

Kenakalan remaja yang diberitakan dalam berbagai forum dan media

dianggap semakin membahayakan, berbagai macam kenakalan remaja muncul

akhir-akhir ini seperti perkelahian secara perorangan atau kelompok,

penggunaan obat-obatan berbahaya seperti narkoba, pemerkosaan, dan

tindakan-tindakan kriminalitas lainnya. Saat ini beberapa media cetak kerap

memberitakan tentang aksi kekerasan yang dilakukan para remaja terutama

anggota dari klub motor atau yang lebih dikenal masyarakat dengan istilah

geng motor. Geng motor menjadi momok yang menakutkan bagi warga

beberapa waktu belakangan. Berita mengenai sekumpulan "manusia

(13)

positif yang mereka lakukan, tapi aksi brutal dan kekerasan yang menciptakan

teror bagi masyarakat. (www.antaranews.com)

Geng Motor pada mulanya disebut sebagai sekumpulan manusia yang

memiliki hobi bersepeda motor yang membuat kegiatan berkendara sepeda

motor secara bersama sama baik tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda

motor. Berawal dari kecenderungan hobi yang sama dari beberapa orang,

kemudian membentuk perkumpulan. Beberapa geng motor belakangan telah

berubah dari kumpulan hobi mengendarai motor menjadi hobi menganiaya

orang, hingga hobi melakukan aksi perampokan. Bicara lebih lanjut mengenai

gang motor, keresahan mengenai aksi brutal dan kekerasan geng motor

ternyata telah lebih dahulu dirasakan di Surabaya.

(http://id.wikipedia.org./wiki/Geng_Motor)

Keberadaan kelompok-kelompok pelaku balapan liar ini memicu

mereka berkomplot ke dalam geng motor. Tidak perlu mereka membuat secara

resmi perkumpulan ini. Tinggal buat kesepakatan, maka jadilah berbagai

kegiatan yang mereka lakukan tanpa pikir panjang akibatnya. Apalagi jika di

dalamnya sudah dilatarbelakangi oleh orang-orang berkepentingan khusus

untuk menyetir anak-anak muda ini.

Belakangan ini istilah geng motor dan klub motor ini mengalami

pergeseran arti. Beberapa rekan yang masih aktif dalam klub motor tidak mau

disamakan dengan geng motor. Klub motor biasanya berijin resmi dari

kepolisian dan mempunyai AD ART sendiri. Beberapa ciri dikemukakan oleh

(14)

memperhatikan keamanan (safety riding). Klub motor juga melakukan

aktivitas di siang hari. Aktivitas yang sering dilakukan biasanya berkumpul

dalam satu komunitas dan mendiskusikan hal-hal yang bermanfaat. Bahan

diskusi biasanya seputar motor, semisal bagaimana memperbaiki atau

modifikasi motor. Bahkan mereka juga kadang melakukan charity event,

misalnya ketika bulan ramadhan membagikan makan sahur kepada para

gelandangan. Paling sering dilakukan oleh klub motor adalah konvoi motor ke

tempat wisata dengan sanak keluarga. Sehingga, bisa jadi hal inilah yang juga

membuat anggota klub motor sangat solid satu dengan lainnya.

(www.republika.co.id)

Perbandingan istilah geng motor dan klub motor yakni dilihat dari

jumlah anggota yang banyak dan merupakan gabungan anak muda yang

berasal dari berbagai tempat. Menurut hasil bacaan dari berbagai sumber,

kebanyakan dari orang-orang anggota geng motor adalah anak muda yang

berstatus jobless ataupun sedang menduduki bangku sekolah menengah dan

sedang bingung mencari identitas diri. Aksi yang dilakukan geng motor

biasanya brutal dan semakin anarkhis. Menjarah serta berkelahi dengan

anggota geng motor yang lainnya juga kerap menghiasi kebiasaan anggota

geng motor. Herannya, beberapa waktu lalupun geng motor pernah berjaya di

beberapa kota besar semisal Bandung dan Jakarta, dan sekarang kejadiannya

terulang lagi. Kejahatan yang dilakukanpun dirasa semakin berani, bahkan

(15)

masih berstatus sebagai pelajar disalah satu sebuah sekolahan pada waktu

siang hari. (www.republika.co.id)

Aksi Geng Motor memang benar-benar meresahkan, kejadian ini

terjadi di salah satu tempat nongkrong remaja di Surabaya. Aksi tersebut juga

pernah terjadi sebelumnya di Surabaya pada tahun 2011, berita yang

bersumber dari Harian Pos Kota menyatakan :

“Dua geng motor di Surabaya terlibat aksi kekerasan. Kali ini terjadi di Jalan Kerto Menanggal Surabaya. Empat anggota salah satu anggota geng motor di Surabaya yang usianya masih belasan tahun

menghajar ramai-ramai korbannya. Ironisnya

pengeroyokan itu dipicu karena rebutan cewek. Namun akibat ulah kriminalnya itu, keempat pelaku ditangkap anggota Polsek Gayungan dan dijebloskan ke tahanan.”

(www.republika.co.id)

Aksi yang dilakukan geng motor tidak hanya terjadi di Surabaya saja,

pada bulan April 2012 masyarakat Ibu Kota juga dihebohkan dengan berita

mengenai aksi sekumpulan geng motor tersebut., sebagaimana yang diliput

oleh wartawan TEMPO berikut ini :

“TEMPO, Jakarta melaporkan bawa belasan pelajar yang notabene merupakan anggota geng motor menyerang gerai 7-Eleven di Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat. Kejadian berlangsung Jum’at dini hari, 13 April 2012, pukul 02.30. Mereka membawa samurai dan tongkat. Menurut saksi mata ada sekitar 50 sepeda motor yang dikendarai gerombolan itu. Ciri-ciri fisik penyerang saat itu adalah badan besar dan berambut cepat. Begitu sampai di 7-Eleven mereka

mengobrak-abrik meja-meja di luar bangunan 7-Eleven.

(16)

Masalah geng motor belakangan ini adalah masalah kenakalan remaja

yang banyak diperbincangkan di setiap kalangan. Adapun penyebab

keikutsertaan remaja dalam geng motor terkhususnya di berbagai kota besar di

Indonesia adalah ketidak harmonisan keluarga, kesetiakawanan antar teman,

pencarian jati diri, dan tren yang dianggap remaja saat ini adalah bentuk

pertemanan yang paling baik.

Adapun hambatan-hambatan dalam menanggulangi kenakalan remaja

adalah terdapat dalam diri pribadi remaja itu sendiri dan terdapat pada

keluarga dan lingkungan tempat tinggal remaja itu. Dan adapun upaya-upaya

dalam penanggulangan kenakalan remaja, khususnya kenakalan remaja geng

motor seperti yang marak diberitakan belakangan ini adalah dengan

melakukan pendekatan pada pribadi remaja yang telah terjerumus ke dalam

geng motor baik secara prefentif, represif, dan rehabilitatif.

Banyak pihak yang sebenarnya bisa membantu menyelesaikan

permasalahan geng motor:

1. Bebaskan jalanan dari aksi-aksi balapan liar yang sering ditemui, karena

aksi ini juga sudah meresahkan dan memakan korban jiwa. Apalagi

perkembangan komunitas balapan liar lebih mudah menjurus kepada geng

motor.

2. Aktifkan kembali karang taruna yang ada dengan aksi-aksi yang

(17)

3. Berikan ruang aktifitas fisik dan olah raga umum seperti lapangan sepak

bola, lapangan bulu tangkis

4. Libatkan anak-anak muda dalam setiap kegiatan yang dilakukan RT, RW,

kelurahan, kecamatan

5. Berikan bekal pelatihan-pelatihan khusus dan pendampingan untuk bekal

mereka berwirausaha.

6. Pengawasan harus terintegrasi dilakukan semua pihak baik orang tua, guru

di sekolah, kepolisian, pejabat dari tingkat terendah hingga tinggi.

(http://muda.kompasiana.com/2012/balapan-liar-cikal-bakal-geng-motor)

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

yakni mengenai bagaimana persepsi remaja tentang pemberitaan geng motor

di media cetak ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimanakah

persepsi remaja tentang pemberitaan geng motor di media cetak.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan guna baik secara teoritis

(18)

1. Kegunaan teoritis yakni untuk dapat menambah wacana serta memberikan

informasi dan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi

sebagai bahan masukan maupun referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan praktis yakni untuk dapat memberikan masukan pada pihak

Kepolisian untuk selalu memberikan fasilitas kenyamanan kepada

masayarakat agar tidak resah akan pemberitaan dan aksi geng motor,

sehngga tidak terjadi aksi balas dendam ataupun aksi-aksi main hakim

sendiri atas perilaku yang dilakukan oleh anggota geng motor.

3. Kegunaan umum yakni untuk dapat memberikan pertimbangan dan

masukan pada orang tua yang memiliki anak remaja untuk selalu

mengawasi perilaku anak-anaknya agar anak-anak mereka tidak

terjerumus pada kenakalan-kenakalan remaja yang mengarah pada

(19)

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh gambaran mengenai sesuatu melalui tahap pemilihan,

pengelolahan, dan pengertian dari informasi mengenai sesuatu tersebut.

Tindakan seseorang ajan sesuatu hal banyak dipengaruhi oleh hal tersebut.

Dalam bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar

(2001:167), Mulyana mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses internal

yang memungkinkan kita untuk memilih, mengorganisasikan serta

menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita dan dari proses tersebut dapat

mempengaruhi perilaku kita nantinya. Persepsi merupakan sebuah inti dari

komunikasi, karena jika persepsi tidak akurat maka tidak akan

memungkinkan kita berkomunikasi secara efektif. Dari persepsilah yang

menentukan kita untuk memiliki suatu pesan dan mengabaikan pesan yang

lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antara individu, dan sebagai

konsekuensinya maka semakin cenderung membentuk suatu kelompok

budaya ataupun kelompok identitas. Berikut ini beberapa pengertian

persepsi yang didefinisikan oleh beberapa pakar komunikasi untuk

memperjelas pengertian dari persepsi itu sendiri, antara lain :

1) Rudolf R. Verdeber

(20)

2) J.Cohen

“Persepsi didefinisikan sebagai interpretasi bermakna atas sensasi sebagai

penerimaan objek eksternal. Persepsi adalah pengetahuan yang tampak

mengenai apa yang ada diluar sana”.

3) Brian Fellows

“Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme dalam

menerima dan menganalisis sebuah informasi”.

4) Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken

“Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk menggali sebuah

rangsangan”.

5) Joseph A. Devito

“Persepsi adalah proses dengan mana kita menjadi sadar akan banyaknya

stimulus yang dapat mempengaruhi indera kita”. (Mulyana, 2001:

167-168)

Dari pengertian-pengertian mengenai persepsi diatas pada dasarnya

telah disimpulkan oleh Dedy Mulyana dengan sempurna, seperti yang

dituliskan sebelumnya. Dan dari pengertian-pengertian persepsi diatas juga

dapat diketahui bahwa persepsi merupakan inti dari sebuah komunikasi,

sedangkan penafsiran atau interpretasi merupakan inti dari persepsi yang

identik dengan penyandian balik (decoding) dalam proses komunikasi.

Liliweru dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Komunikasi Antar

Budaya (2003:137) menyatakan bahwa persepsi yang dimiliki oleh

(21)

sebuah saringan untuk menyaring pesan yang dikirim dan disandi balik.

Persepsi disebut inti dari komunikasi karena jika persepsi itu sendiri sifatnya

tidak akurat maka tidak akan tercipta pula sebuah komunikasi yang efektif.

Persepsilah yang menentukan seseorang memilih suatu pesan dan

mengabaikan pesan yang lain. Jadi dapat disimpulkan secara sederhana

bahwa untuk membentuk sebuah persepsi maka setiap individu harus

melakukan tahap atau proses pemilihan, pengorganisasian, serta

penginterpretasian sebagai stimuli yang diterimanya mengenai suatu hal,

yang selanjutnya mengungkapkan pandangan, pendapat, ataupun tanggapan

mengenai hal tersebut.

2.1.2 Karakter Per sepsi

Menurut Busch dan Houston (1985) yang dikutip oleh Ujang

Sumarwan (2000:113), karakteristik persepsi dapat didefinisikan sebagai

berikut :

1. Bersifat selektif

Manusia mempunyai keterbatasan dalam hal kapasitas atau

kemampuan mereka dalam memperoleh semua informasi dari

lingkungan. Seseorang pasti berhadapan dengan sub kumpulan yang

terbatas dari objek-objek maupun perisriwa yang banyak sekali dalam

lingkungan mereka. Masyarakat cenderung memperhatikan aspek

(22)

mengesampingkan urusan-urusan lain yang tidak memiliki kaitan

dengan urusan pribadi mereka.

2. Terorganisir dan teratur

Suatu perangsang atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari

perangsang lain. Rangsangan-rangsangan dikelompokan ke dalam

suatu pola ataupun informasi yang membentuk keseluruhan, Jadi

ketika seseorang memperhatikan sesuatu, perangsang harus berusaha

untuk mengatur. Stimulus adalah apa yang dirasakan dan arti yang

terdapat didalamnya adalah fungsi dari perangsang tersebut atau

pendorong itu sendiri.

3. Subyektif

Persepsi merupakam fungsi dari factor pribadi hal-hal yang berasal

dari sifat penikmat atau perasa, kebutuhan, nilai-nilai, motif,

pengalaman, masa lalu, pola pikir, dan kepribadian seseorang dalam

individu dalam memainkan sebuah peran dala persepsi.

2.1.3 J enis Per sepsi

Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:171),

Deddy Mulyana mengemukakan bahwa pada dasarnya persepsi manusia

(23)

1. Persepsi terhadap objek lingkungan fisik

Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik

seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera

seseorang menipu diri orang tersebut. Hal tersebut disebabkan karena:

a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang seperti keadaan

cuaca yang membuat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam

peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan

ke dalam air akan terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat

tersebut berposisi lurus. Hal inilah yang biasa disebut dengan ilusi.

b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan

orang lain

c. Budaya yang berbeda

d. Suasana psikologis yang berbeda juga dapat menimbulkan

perbedaan persepsi seseorang dengan orang lain didalam

mempersepsikan suatu objek.

2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial

Yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah proses menangkap arti

objek-objek sosial dan kejadian yang dialami seseorang didalam

lingkungan orang tersebut. Sedangkan menurut Brehm dan Kassin,

persepsi sosial adalah penilaian-penilaian yang terjadi dalam upaya

manusia dalam memahami orang lain. Persepsi sosial dikatakan lebih

(24)

a. Manusia bersikap dinamis oleh karena itu persepsi terhadap manusia

dapat berubah dari waktu ke waktu dan lebih cepat dari pada

persepsi terhadap objek.

b. Persepsi sosial tidak hanya menanggapi sifat-sifat yang tampak dari

luar, namun juga sifat-sifat ataupun alasan-alasan internalnya.

c. Persepsi sosial bersifat interaktif karena pada saat seseorang

mempersepsikan orang lain,maka orang lain tersebut tidak diam saja

melainkan turut mempersepsikan orang tersebut.

2.1.4 Komponen Persepsi

Seperti telah diuraikan pada sub-bab sebelumnya bahwa inti dari

komunikasi adalah persepsi, sedangkan inti dari persepsi itu sendiri adalah

interpretasi atau penafsiran. Berikut ini penguraian mengenai hal-hal yang

berkaitan dengan persepsi selain dari penafsiran itu sendiri. Adapun hal-hal

yang berhubungan dengan persepsi atau komponen dari persepsi antara lain

:

1. Penginderaan (Sensasi)

Penginderaan dapat ditangkap melalui alat-alat indera kita antara lain :

a. Mata sebagai indera penglihatan dalam menyampaikan pesan

nonverbal ke otak untuk kemudian diinterpretasikan. Otak

menerima kira-kira dua pertiga pesan melalui rangsangan visual

sehhingga dapat dikatakan penglihatan sebagai indera yang paling

(25)

b. Telinga sebagai indera pendengaran juga dalam menyampaikan

pesan nonverbal ke otak untuk kemudian ditafsirkan dan suara ini

dapat diterima dari semua arah.

c. Hidung sebagai indera penciuman

d. Kulit sebagai indera peraba

e. Lidah sebagai indera pengecap maupun perasa

2. Atensi

Dalam proses persepsi, atensi sangat tidak terhindarkan sebab sebelum

seseorang memberikan respon atau menafsirkan kejadian ataupun

rangsangan apapun, orang tersebut terlebih dahulu memperhatikan

kejadian atau rangsangan tersebut. Dalam hal ini rangsangan yang

menarik perhatian seseorang akan dianggap lebih penting oleh orang

tersebut, dari pada rangsangan yang tidak menarik perhatiannya.

Rangsangan yang tidak menarik perhatian seseorang akan cenderung

diabaikan oleh orang tersebut.

3. Interpretasi

Interpretasi sebuah pesan yang diperoleh seseorang melalui salah satu

atau lebih indera orang tersebut merupakan tahap terpenting dalam

proses persepsi. Namun tidak semua pesan atau rangsangan yang

ditangkap oleh indera seseorang akan diinterpretasikan semuanya oleh

orang tersebut, karena berbagai alasan antar lain : tidak sesuai dengan

kepentingannya, keterbatasan kemampuan panca indera dalam

(26)

sama, dan tidak semua rangsangan memiliki daya tarik yang sama bagi

orang tersebut. (Mulyana, 2001:168-170)

Tubbs dan Moss dalam bukunya Human Communication

(2003:39-40) mengemukakan bahwa komponen persepsi terdiri dari seleksi atau

selektif, organisasi dan penafsiran. Persepsi adalah suatu proses aktif

dimana setiap orang memperhatikan, mengorganisasikan, dan menafsirkan

semua pengalamannua secara selektif. Pemilihan stimuli tersebut

bergantung pada minat, motivasi, keinginan, dan harapan. Manusia

cenderung mengorganisasikan stimuli secara efektif, berarti bahwa stimuli

diurutkan dan disajikan dalam sebuah gambaran yang menyeluruh, lengkap,

dan dapat diindera. Stimuli dipersepsi dan diorganisasi secara selektif,

selanjutnya stimuli ditafsirkan secara selektif pula. Artinya stimuli diberikan

makna secara unik oleh orang yang menerimanya sesuai masa lalu, asumsi

perilaku, suasana hati, dan harapan orang tersebut. Oleh Mulyana

(2001:169) dikatakan bahwa tiga tahap ataupun komponen persepsi baik

sensasi, atensi, dan interpretasi atau seleksi (mencakup sensasi dan atensi),

organisasi dan interpretasi pada dasarnya adalah sama.

2.1.5 Pr oses Terjadinya Persepsi

Proses persepsi secara umum terbagi dalam empat tahap, yakni :

1. Perhatian dan Seleksi (Attention and Selection)

Pemilihan secara selektif hanya memberikan kesempatan pada proporsi

(27)

dari proses yang terkontrol, yaitu individu secara sadar memutuskan

informasi mana yang akan diperhatikan dan mana yang diabaikan.

2. Organisasi (Organization)

Pada tahap ini seluruh informasi yang telah masuk seleksi pada tahap

sebelumnya akan diorganisasikan. Adapun cara untuk mengorganisasi

informasi secara efisien adalah schema. Schema adalah kerangka

kognitif yang menggambarkan pengetahuan yang diorganisasi dengan

pemberian konsep atau stimulus yang dibangun melalui pengalaman.

3. Interpretasi (Interpretation)

Setelah perhatian digambarkan pada stimulus tertentu dan informasi

telah diorganisasi maka individu akan mencoba untuk memperoleh

jawaban tentang makna dari informasi tersebut. Tahap ini sangat

dipengaruhi oleh causal attribution, yaitu sebuah percobaan untuk

menjelaskan mengapa sesuatu itu terjadi seperti itu.

4. Pencarian Kembali (Retrieval)

Informasi yang telah disimpan dalam memori harus dicari kembali bila

informasi tersebut digunakan. Individu akan lebih mudah mendapatkan

kembali informasi yang telah tersimpan bila telah terskema dan

terorganisir.

Jadi proses persepsi diawali dengan perhatian dan seleksi terhadap

informasi yang ada, kemudian informasi yang telah terseleksi tersebut

tersebut diorganisir, setelah itu mulailah tahap interpretasi yaitu individu

(28)

membutuhkan informasi tersebut, maka dilakukan tahap pencarian kembali.

(Schermerhorn, 1994:153-155)

2.1.6 Hal-hal Yang Mempengar uhi Persepsi

Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:176),

Mulyana menjelaskan bahwa setiap orang memiliki gambaran yang berbeda

mengenai realitas disekelilingnya. Berikut ini beberapa prinsip penting

mengenai persepsi terutama yang berkaitan dengan persepsi sosial, yang

dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip ini mempengaruhi persepsi yang

dilakukan manusia antara lain :

1. Persepsi berdasarkan pengalaman

Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka mengenai

realitas (sosial) yang telah dipelajaru sebelumnya. Menurut Gudy

Kunst dan Kim dalam Mulyana (2001:158) bahwa persepsi manusia

terhadap hal-hal itu berdasarkan pengalaman dan pembelajaran masa

lalu mereka berkaitan dengan orang, objek atau kejadian yang

serupa. Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu

objek jelas akan membuat seseorang akan menafsirkan objek

tersebut berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip.

Hal tersebut membuat seseorang terbiasa merespon suatu objek

dengan cara tertentu, sehingga seseorang sering kali gagal

(29)

mirip. Manusia cenderung memperlakukan objek tersebut seperti

sebelumnya, padahal terdapat rincian lain dalam objek tersebut.

2. Persepsi bersifat selektif

Jika setiap saat seseorang diserbu dengan jutaan rangsangan indrawi

dan diharuskan menafsirkan rangsangan tersebut semuanya, pastilah

seseorang tersebut tidak mampu melakukannya, sebab adanya

keterbatasan kemampuan indrawi setiap orang dalam menangkap

rangsangan disekitarnya. Faktor utama yang mempengaruhi

selektifitas adalah atensi, dimana atensi ini sendiri dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain :

a. Faktor internal seperti :

1) Faktor biologis antara lain rasa lapar dan haus, yang

berhubungan dengan kebutuhan

2) Faktor fisiologis yaitu bentuk fisik yang tampak

3) Faktor sosial seperti : gender, agama, tingkat pendidikan,

pekerjaan, pengalaman, penghasilan, peranan, status sosial,

masa lalu ataupun kebiasaan

b. Faktor psikologis seperti kemauan, keinginan, motivasi, emosi dan

harapan. Faktor eksternal adalah atribut-atribut objek yang

dipersepsi seperti gerakan, kontras, kebaruan, ataupun perulangan.

3. Persepsi bersifat dugaan

Sama seperti proses seleksi, langkah ini dianggap perlu karena

(30)

kelima inderanya. Proses persepsi yang bersifat dugaan ini

memungkinkan seseorang menafsirkan suatu objek dengan makna

yang lebih lengkap dari sudut pandang manapun. Hal tersebut

disebabkan karena keterbatasan informasi yang diperoleh melalui

alat-alat indera yang dimiliki manusia, menyebabkan terjadinya

ruang kosong sehingga perlu menciptakan persepsi yang bersifat

dugaan agar dapat menyediakan informasi yang lengkap bagi ruang

kosong tersebut.

4. Persepsi bersifat evaluatif

Tidak pernah ada persepsi yang seratus persen objektif, setiap orang

perlu melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan

kepentingannya ketika melakukan interpretasi pesan, seseorang

harus melakukan evaluasi pesan berdasarkan pengalaman terdahulu

yang pernah dialaminya, begitu pula setelah melakukan interpretasi

pesan seseorang akan tetap melakukan evaluasi berdasarkan

pengalaman yang pernah dialami terdahulu untuk mencocokan

apakah kejadiannya sama. Dengan demikian persepsi bersifat pribadi

dan subjektif.

5. Persepsi bersifat kontekstual

Setiap rangsangan dari luar harus diorganisasikan. Mulyana dalam

bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001-191) menyatakan

bahwa dari semua pengaruh yang ada dalam persepsi seseorang,

(31)

mengorganisasikan suatu objek, seseorang biasanya meletakkan

dalam suatu konteks tertentu dengan prinsip-prinsip :

a. Struktur objek atau kejadian berdasarkan prinsip kemiripan atau

kedekatan dan kelengkapan

b. Kecenderungan seseorang dalam mempersepsi suatu rangsangan

atau kejadian berdasarkan latar belakangnya

2.1.7 Media Massa

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan

pada tahun 1920 untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus

didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan

sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Masyarakat dengan

tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap

media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi

tinggi karena pilihan mereka yang terbatas.

Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih

banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung

pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka

dapat dari media massa tertentu. Berikut ini adalah pengertian media massa

menurut beberapa ahli :

1) Menurut UU No. 40 tahun 1999

Media massa adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang

(32)

memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik

dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan

grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak,

media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.

2) Menurut Oemar Seno Adji

Media massa dalam arti sempit, yaitu penyiaran-penyiaran pikiran,

gagasan, atau berita-berita dengan kata tertulis. Sedangkan media massa

dalam arti luas, yaitu memasukkan di dalamnya semua media mass

communications yang memancarkan pikiran dan perasaan seseorang

baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan lisan.

3) Menurut Kustadi Suhandang

Media massa adalah seni atau ketrampilan mencari, mengumpulkan,

mengolah, menyusun, dan menyajikan berita tentang peristiwa yang

terjadi sehari-hari secara indah, dalam rangka memenuhi segala

kebutuhan hati nurani khalayaknya.

4) Menurut Wilbur Schramm

Dalam bukunya Four Theories of the Press yang ditulis oleh Wilbur

Schramm mengemukakan empat teori terbesar pers, yaitu the

authotarian, the libertarian, the social responsibility dan the soviet

communist theory. Keempat teori tersebut mengacu pada satu pengertian

pers sebagai pengamat, guru, dan forum yang menyampaikan

pandangannya tentang banyak hal yang mengemuka ditengah tengah

(33)

5) Menurut McLuhan

Dalam bukunya Understanding Media terbitan tahun 1996 mengenai

media massa sebagai the extended man, yaitu yang menghubungkan satu

tempat dengan tempat lain dan peristiwa satu dengan peristiwa lain pada

moment yang bersamaan.

6) Menurut Raden Mas Djokomono

Menurut Bapak Pers Nasional, media massa adalah yang membentuk

pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya ini yang

mampu membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak

hak Bangsa Indonesia masa penjajahan Belanda.

2.1.8 J enis Media Massa

Adapun jenis-jenis media massa dibagi sebagai berikut :

1. Media Massa Cetak (Printed Media).

Media massa yang dicetak dalam lembaran kertas, dari segi formatnya

dan ukuran kertas, media massa cetak secara rinci meliputi : koran atau

suratkabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano), tabloid (1/2

broadsheet), majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), buku

(1/2 majalah), newsletter (folio atau kwarto, jumlah halaman lazimnya

4-8), dan buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media

massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini,

(34)

2. Media Massa Elektronik (Electronic Media)

Jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar

dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi,

dan film.

3. Media Online (Online Media, Cybermedia)

Jenis media massa yang dapat kita temukan di internet (situs web).

2.1.9 Fungsi Media Massa

Fungsi media massa sejalan dengan fungsi komunikasi massa yakni

sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut :

1)Harold D. Laswell :

a. Media massa sebagai media untuk menginformasikan segala sesuatu

yang layak untuk diinformasikan (to inform)

b. Media massa sebagai media untuk pendidikan (to educate)

c. Media massa sebagai media untuk mengibur khalayak las (to entertain)

2)Wright :

a. Pengawasan (Surveillance)

Terhadap ragam peristiwa yang dijalankan melalui proses peliputan

dan pemberitaan dengan berbagai dampaknya –tahu, panik,

(35)

b. Menghubungkan (Correlation)

Mobilisasi massa untuk berpikir dan bersikap atas suatu peristiwa

atau masalah.

c. Transmisi Kultural (Cultural Transmission)

Berfungsi sebagai pewarisan budaya, sosialisasi.

d. Hiburan (Entertainment).

3)De Vito :

a. Media massa sebagai media menghibur

b. Media massa sebagai media untuk meyakinkan

c. Media massa sebagai media untuk menginformasikan

d. Media massa sebagai media untuk menganugerahkan

e. Media massa sebagai media untuk membius

f. Menciptakan rasa kebersatuan

4)UU No. 40/1999 :

a. Menginformasikan (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Pengawasan Sosial (social control) –pengawas perilaku publik dan

(36)

2.1.10 Pengertian Remaja

Remaja atau adolescene berasal dari bahasa latin adolescere yang

berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa.” Istilah ini mencakup

kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Menurut Piaget, secara

psikologis masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan

masyarakat dewasa. Masa remaja adalah usia di mana anak tidak lagi merasa

di bawah tingkat orang dewasa melainkan berada dalam tingkatan yang

sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak, integrasi dalam masyarakat,

mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa

puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok, tranformasi

yang khas dari cara berpikir remaja memungkinkan untuk mencapai

integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya

merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan.

Monks membagi masa remaja menjadi tiga kelompok tahap usia

perkembangan, yaitu early adolescence (remaja awal) yang berada pada

rentang usia 11 sampai 15 tahun, middle adolescence (remaja pertengahan)

yang berada pada rentang usia 15 sampai 18 tahun, dan late adolescence

(remaja akhir) yang berada pada usia 18 sampai 21 tahun. Sarwono

menyatakan definisi remaja untuk masyarakat Indonesia adalah

menggunakan batasan usia 11-21 tahun dan belum menikah dengan

pertimbangan sebagai berikut:

(37)

2. Di banyak masyarakat Indonesia usia 11 tahun sudah dianggap akil

balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak

lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak

3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan

perkembangan jiwaseperti tercapainya identitas diri (ego identity,

menurut Erick Erikson), tercapainya fase genital dari perkembangan

psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya puncak perkembangan

kognitif (menurut Piaget) maupun moral

4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi

peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih

menggantungkan diri pada orang tua

Dari definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti

perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara menyeluruh.

Seorang yang sudah menikah, pada usia berapapun dianggap dan

diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun

kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karena itu defenisi remaja di sini

dibatasi khusus untuk orang yang belum menikah. Dari berbagai defenisi

mengenai remaja di atas, maka dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan

suatu periode perkembangan dari transisi antara masa anakanak dan dewasa,

(38)

2.1.11 Ciri-Ciri Remaja

Sesuai dengan pembagian usia remaja menurut Monks maka terdapat

tiga tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam proses menuju

kedewasaan, disertai dengan karakteristiknya, yaitu :

1. Remaja awal (12-15 tahun) Pada tahap ini, remaja masih merasa heran

terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada dirinya dan

dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan tersebut. Mereka

mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan

jenis dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan

ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan

menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang dewasa.

2. Remaja madya (15-18 tahun) Pada tahap ini, remaja sangat

membutuhkan teman-teman. Ada kecendrungan narsistik yaitu

mencintai dirinya sendiri, dengan cara lebih menyukai teman-teman

yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan dirinya. Pada tahap ini

remaja berada dalam kondisi kebingungan karena masih ragu harus

memilih yang mana, peka atau peduli, ramai-ramai atau sendiri,

optimis atau pesimis, dan sebagainya.

3. Remaja akhir (18-21 tahun) Tahap ini adalah masa mendekati

kedewasaan yang ditandai dengan pencapaian :

a. Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang

(39)

c. Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentinagn diri sendiri

dengan orang lain

e. Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat

umum. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

ciri-ciri masa remaja adalah bahwa masa remaja adalah merupakan

periode yang penting, periode peralihan, periode perubahan, usia

yang bermasalah, mencari identitas, usia yang menimbulkan

ketakutan, masa yang tidak realistik dan ambang masa kedewasaan

2.1.12 Tugas Per kembangan Remaja

Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalam Gunarsa

(1991) antara lain, memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi

secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki maupun perempuan.

Selain itu remaja juga diharapkan memperoleh peranan sosial, menerima

kebutuhannya, dan menggunakannya dengan efektif, memperoleh kebebasan

emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya, mencapai kepastian akan

kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri, memilih dan mempersiapkan

lapangan pekerjaan, mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga,

membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup.

Tugas-tugas perkembangan masa remaja, menurut Hurlock (1992)

(40)

pra-remaja, anak tumbuh demikian cepat yang mengarah pada bentuk orang

dewasa yang diiringi perkembangan sikap dan citra diri. Remaja diharapkan

dapat menerima keadaan diri sebagaimana adanya keadaan diri mereka

sendiri, bukan khayalan dan impian. Mampu menerima dan memahami peran

seks usia dewasa, pada masa remaja diharapkan remaja menerima keadaan

diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab

masing-masing. Sering kali terjadi ada remaja yang menyesali diri sebagai pria atau

wanita, terutama jika bentuk tubuh mereka tidak memuaskan.

Remaja juga diharapkan mampu membina hubungan baik dengan

anggota kelompok yang berlainan jenis. Akibat adanya kematangan seksual

yang dicapai sejak awal masa remaja, para remaja mengadakan hubungan

sosial terutama hubungan dengan lawan jenis. Dalam hal ini, seorang remaja

harus mendapat penerimaan dari kelompok teman sebaya lawan jenis atau

semua jenis agar memperoleh rasa dibutuhkan dan rasa berharga. Selain itu,

remaja juga diharapkan mencapai kemandirian emosional, tugas

perkembangan yang harus dihadapi remaja adalah bebas dari ketergantungan

emosional seperti dalam masa kanak-kanak mereka.

Dalam masa remaja, seseorang dituntut untuk tidak lagi mengalami

perasaan bergantung. Remaja juga dituntut untuk mengembangkan konsep

dan ketrampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran

sebagai anggota masyarakat sebagai anggota masyarakat sebagai hasil dari

perpaduan unsur-unsur pertumbuhan biologis dan keragaman pengalaman

(41)

Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berfikir atau nalar tentang sesuatu

yang berada diluar pengalamannya. Dengan kata lain, remaja sudah dapat

memikirkan kemungkinan sesuatu yang abstrak secara sistematis untuk

memecahkan suatu persoalan atau masalah.

Memahami dan menginternalisasi nilai-nilai orang dewasa dan orang

tua juga merupakan salah satu tugas perkembangan pada remaja.

Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk

memasuki dunia dewasa. Proses pengikatan individu kepada kelompok

sosialnya telah berkembang sejak lahir. Proses ini diperluas selama masa

anak dan remaja. Remaja yang mengikuti kegiatan keagamaan akan dapat

mengembangkan sikap batin atau sikap keterikatan sosialnya terhadap orang

lain.

2.1.13 Pengertian Geng Motor

Geng motor adalah sekumpulan orang yang memiliki hobi

bersepeda motor yang membuat kegiatan berkendara sepeda motor secara

bersama-sama yang memiliki tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda

motor. Pengertian geng motor ini sebenarnya berawal dari sebuah

kecenderungan hobi yang sama dari beberapa orang, namun belakangan

geng motor semakin meresahkan masyarakat karrna pada saat ini pengertian

geng motor memang melekat dengan aksi kekerasan. Hal ini karena

(42)

mengendarai motor menjadi hobi menganiaya orang, hingga hobi melakukan

aksi perampokan masal.

Geng motor ini pada awalnya berkembang di kota Bandung,

namun saat ini geng motor bisa kita temui hampir di setiap kota-kota besar

seperti Jakarta, Surabaya, Medan, bahkan merembet ke kota kecil seperti

Malang, Kediri , dan lain sebagainya. Perlu dibedakan antara geng motor

dengan Club Motor. Club Motor biasanya mengusung merek tertentu atau

spesifikasi jenis motor tertentu dengan perangkat organisasi formal,

seperti HDC (Harley Davidson Club), Scooter, kelompok HONDA,

SUZUKI, TIGER, dan MIO. Ada juga Brotherhood kelompok pecinta motor

besar tua. Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama saja. Kebanyakan

sama-sama merasa jadi raja jalanan, tak mau didahului, apalagi disalip oleh

pengendara lain.

Saat ini geng-geng motor sudah berada dalam taraf berbahaya, tak

segan mereka tawuran karena beberapa anggota geng tersebut melakukan

tindakan kriminalitas. Perbedaan mencolok dari geng motor dan club motor

adalah :

1. Kebanyakan anggota geng motor tidak memakai perangkat safety

seperti helm, sepatu dan jaket.

2. Membawa senjata tajam yang dibuat sendiri atau udah dari

pabriknya seperti samurai, badik hingga bom Molotov.

3. Biasanya hanya ada pada malam hari dan tidak menggunakan

(43)

4. Anggota geng motor cenderung jauh dari beberapa kegiatan sosial

5. Anggota geng motor lebih banyak kepada kaum lelaki yang sangar,

peminuma alkohol, penjudi dan lain sebagainya.

6. Motor yang mereka gunakan cenderung tidak lengkap (tidak

menggunakan spion, knalpot standart, dan lain sebagainya)

7. Visi dan misi mereka jelas, hanya membuat kekacauan dan ingin

menjadi geng terseram diantara geng motor lainnya hingga sering

terjadi tawuran diatas motor.

8. Tidak terdaftar di kepolisian atau masyarakat setempat.

Namun sekarang perlu diwaspadai karena ada geng motor yang

berkedok club motor. Berpakaian rapi, safety dan penuh perlengkapan

berkendaraan namun arogan, anarkis dan egois kalau dijalan serta tak segan

mereka membuat rusuh bila merasa diganggu. Selama AD/ART mereka

jelas dan terdaftar dipihak kepolisian, club motor tidak bakal berubah

menjadi geng motor. (http:// wordpress.com/2012/05/02/geng-motor/)

2.1.14 Penyebab Remaja Ter libat Dalam Geng Motor

Tentunya sangat banyak hal-hal yang menyebabkan remaja

terjerumus ke dalam kawanan geng motor. Namun, salah satu penyebab

utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah

kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua. Hal ini bisa jadi

disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan,

(44)

dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga

mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.

Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian,

pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau

keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan

emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang

tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di

tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk

mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya.

Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan

anak-anakbroken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan

eksistensinya.

Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja

saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana

atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara positif.

Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan

tinggi. Namun, ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar.

Padahal, ajang-ajang seperti ini sangat besar manfaatnya, selain dapat

memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang aktualisasi diri. Karena

sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan, akhirnya

mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang

berpotensi mencelakakan dirinya dan orang lain.

(45)

2.2 Kerangka Berpikir

Setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda-beda dalam

memaknai sesuatu peristiwa atau objek. Hal ini dikarenakan latar belakang

pengalaman (field of experience) dan pengetahuan (frame of reference) yang

berbeda-beda setiap individu tersebut dalam menciptakan sebuah pesan

komunikasi, dalam hal ini pesan disampaikan dalam bentuk berita yakni

berupa berita mengenai aksi Geng Motor yang marak terjadi belakangan ini.

Didalam dirinya, manusia mengalami komunikasi dengan dirinya

yang disebut dengan komunikasi intrapersonal. Komunikasi intrapersonal

pada hakikatnya adalah jenis komunikasi ditinjau dari segi tatanannya.

Secara umum tatanan komunikasi terbagi menjadi tiga, komunikasi pribadi

(personal communication), komunikasi kelompok (group communication),

dan komunikasi massa (mass communication). Komunikasi intrapersonal

merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan

simbolik dari pesan-pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus

penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses

internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu

bentuk komunikasi yang lainnya.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti tentang persepsi remaja

di Surabaya terhadap isi berita Geng Motor di media cetak yang akan diteliti

melalui indikator penyampaian pesan melalui berita tersebut. Individu dari

remaja yang memiliki pengetahuan atau wawasan yang tinggi adalah

(46)

berita mengenai aksi Geng Motor yang marak belakangan ini. Dengan

demikian dapat diharapkan bahwa semakin tinggi pengetahuan maupun

wawasan individu dalam remaja maka akan semakin baik dalam

(47)

3.1 Metode Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif yang

bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui

pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula. Metode ini menggambarkan

serta menguraikan atas suatu kejadian sejernih mungkin tanpa adanya

perlakuan terhadap objek yang diteliti.

Metode kualitatif kebanyakan digunakan untuk meneliti sebuah

dokumen baik berupa teks, gambar, symbol, dan sebagainya untuk

memahami realita maupun budaya dari suatu konteks sosial tertentu. Metode

kualitatif ini merujuk pada metode analisis dokumen untuk menemukan,

mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis dokumen untuk memahami

makna signifikasi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, yakni pendekatan yang tidak menggunakan statistik maupun

angka-angka tertentu. Hasil dari penelitian dari kualitatif ini tidak dapat

digeneralisasikan, sifatnya universal. Jadi hanya dapat berlaku pada situasi

dan kedaaan yang sesuai dengan situasi dan keadaan dimana penelitian yang

serupa dilakukan. Menurut Rakhmat (2004:24), penelitian deskriptif kualitatif

(48)

1. Masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku

2. Mengidentifikasi Membuat perbandingan maupun evaluasi

3. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala

yang ada

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi

masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk

menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang

3.2 Definisi Operasional

Yang dimaksud dengan definisi operasional disini adalah pembatasan

atau perincian prosedur yang memungkinkan penjelasan atau tidaknya realitas

tertentu mengenai bagaimana penjelasan atau tidaknya realitas tertentu

sebagaimana yang digambarkan menurut konsepnya. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan

fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data yang

sedalam-dalamnya pula. Metode ini menggambarkan serta menguraikan atas

suatu kejadian sejernih mungkin tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang

diteliti.

3.1.1 Per sepsi

Persepsi biasanya digunakan dalam mengungkapkan tentang

pengalaman terhadap sesuatu benda maupun sesuatu kejadian yang dialami.

Setiap orangpun memiliki pendapat yang berbeda- beda mengenai subyek

maupun obyek yang mereka hadapi. Yang dimaksudkan dengan persepsi

(49)

mengenai pemeberitaan Geng Motor di beberapa media cetak. Pada dasarnya

persepsi manusia terbagi menjadua yakni:

1. Persepsi terhadap objek lingkungan fisik

Persepsi tiap orang dalam menilai suatu objek atau lingkungan fisik

seseorang dapat melakukan kekeliruan, sebab terkadang indera

seseorang menipu diri orang tersebut. Hal tersebut disebabkan karena :

a. Kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang seperti keadaan

cuaca yang membuat fatamorgana, pembiasan cahaya seperti dalam

peristiwa ketika seseorang melihat bahwa tongkat yang dimasukkan

ke dalam air akan terlihat bengkok padahal sebenarnya tongkat

tersebut berposisi lurus. Hal inilah yang biasa disebut dengan ilusi.

b. Latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan

orang lain

c. Budaya yang berbeda

d. Suasana psikologis yang berbeda juga dapat menimbulkan

perbedaan persepsi seseorang dengan orang lain didalam

mempersepsikan suatu objek.

2. Persepsi terhadap manusia atau persepsi sosial

Yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah proses menangkap arti

objek-objek sosial dan kejadian yang dialami seseorang didalam

lingkungan orang tersebut. Sedangkan menurut Brehm dan Kassin,

(50)

manusia dalam memahami orang lain. Persepsi sosial dikatakan lebih

sulit dan kompleks disebabkan karena :

a. Manusia bersikap dinamis oleh karena itu persepsi terhadap manusia

dapat berubah dari waktu ke waktu dan lebih cepat dari pada

persepsi terhadap objek.

b. Persepsi sosial tidak hanya menanggapi sifat-sifat yang tampak dari

luar, namun juga sifat-sifat ataupun alasan-alasan internalnya.

c. Persepsi sosial bersifat interaktif karena pada saat seseorang

mempersepsikan orang lain,maka orang lain tersebut tidak diam saja

melainkan turut mempersepsikan orang tersebut.

3.2.2 Remaja

Sesuai dengan pembagian usia remaja menurut Monks maka terdapat

tiga tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam proses menuju

kedewasaan dengan disertai karakteristiknya, yakni : remaja awal, remaja

madya, dan tahapan remaja akhir.

Yang dimaksudkan dengan remaja dalam penelitian ini adalah

seseorang remaja yang berusia antara 11-21 tahun, berstatus sebagai pelajar

dalam sebuah Institusi Sekolahan, dan merupakan anggota geng motor yang

masih aktif. Karena seperti yang dijelaskan oleh Hurlock (1992) mengenai

tugas perkembangan remaja yakni salah satunya remaja diharapkan dapat

membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.

(51)

belakangan ini, maka informan dalam penelitian ini adalah para remaja

yang merupakan anggota geng motor.

3.2.3 Geng Motor

Yang dimaksud dengan Geng motor dalam penelitian ini adalah

sekumpulan orang yang memiliki hobi bersepeda motor yang membuat

kegiatan berkendara sepeda motor secara bersama-sama yang memiliki

tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda motor.

3.3 Infor man Penelitian

Informan kunci (key informant) adalah orang-orang yang memiliki

pengetahuan luas dan mendalam tentang komunitasnya (orang luar yang

lama bekerja dengan satu komunitasnya) yang dapat memberikan data yang

berharga atau informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian (Suyanto,

2006:189).

Informan dalam penelitian ini dibatasi pada remaja yang berusia

11-24 tahun yang berstatus sebagai pelajar salah satu sekolah (baik negeri

maupun swasta) yang berdomisili di Surabaya. Selain itu informan dalam

penelitian ini difokuskan kepada pelajar yang tergabung dalam salah satu

anggota klub motor di Surabaya, dengan pertimbangan bahwa usia remaja

merupakan fase dimana ia mencari jati diri. Kebanyakan remaja jaman

sekarang cenderung lebih mudah untuk dipengaruhi, dan mayoritas remaja

saat ini telah tergabung dalam salah satu anggota geng motor, dan masa

remaja cenderung memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi dalam memperoleh

(52)

3.4Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini antara lain:

1. Pengamatan (Observation)

Merupakan kegiatan yang setiap saat kita lakukann. Dengan

perlengkapan yakni panca indera yang kita miliki maka secara tidak

langsung kita sedang mengamati obyek-obyek yang ada disekitar kita.

Kegiatan observasi ini merupakan salah satu kegiatan yang kita lakukan

untuk memahami lingkungan. Observasi disini diartikan sebagai

kegiatan mengamati secara langsung suatu obyek untuk melihat dengan

dekat kegiatan yang dilakukan obyek tersebut. (Kriyantono, 2007:106)

2. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Merupakam percakapan antara peneliti dengan seseorang yang berharap

mendapatkan informasi. Dan informan adalah seseorang yang

diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu obyek.

Wawancara mendalam adalah suatu cara langsung bertatap muka

dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.

Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi yang tinggi secara intensif,

selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan diwawancarai

hanya sekali), dengan informan (orang yang ingin peneliti ketahui atau

pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). (Kriyantono,

(53)

3. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data dengan mencari data penunjang dengan

mengolah buku-buku dan sumber bacaan yang lain yang memiliki kaitan

dengan masalah penelitian.

3.5Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

kualitatif yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.

Melalui pendekatan metodologi ini akan menjangkau secara komperhensif

dengan tujuan tanpa mengurangi akurasi metodologi yang diinginkan. Pada

tahap analisis data, penelitian dilakukan bersamaan dengan pengambilan

data. Analisis data penelitian berupa proses pengkajian hasil wawancara,

(54)

4.1. Gambar an Umum Kota Sur abaya

Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, merupakan kota dan

pelabuhan terbesar kedua di Indonesia. Dengan sejarah 712 tahunnya. Surabaya

merupakan salah satu kota tertua di Indonesia. Julukan yang paling terkenal

adalah Kota Pahlawan karena keberanian arek-arek Suroboyo dalam berjuang

untuk mempertahankan kemerdekaan pada akhir Perang Dunia II.

Kini, Surabaya adalah kota budaya, pendidikan, pariwisata, maritim,

industri, dan perdagangan yang mengalami perkembangan pesat. Surabaya

memiliki masyarakat yang multi etnis, pergururan tinggi – perguruan tinggi

terkemuka, obyek-obyek pariwisata yang menarik, pelabuhan laut, kawasan

industri dan pusat-pusat perbelanjaan. Surabaya juga telah menjalin kerjasama

“Sister City” dengan tiga kota di dunia, yaitu Busan (Korsel), Kochi (Jepang) dan

Seattle (USA).Sumber: Dokumentasi Best Practice Kota-kota, Jilid 4, 2008

4.1.1. Kondisi Georafis

Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia memiliki

luas sekitar 326,37 km2 dan secara astronomis terletak di antara 07° 21’ Lintang

Selatan dan 112° 36’ s/d 112° 54’ Bujur Timur. Sebagian besar wilayah Surabaya

merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan air

laut, kecuali di sebelah Selatan dengan ketinggian 25 – 50 meter di atas

(55)

Batas wilayah Kota Surabaya adalah sebelah Utara dan Timur dibatasioleh

Selat Madura, sebelah Selatan dibatasi oleh Kabupaten Sidoarjo dan sebelah Barat

dibatasi oleh Kabupaten Gresik. Populasi penduduk Kota Surabaya sampai

dengan bulan Juni 2005 mencapai 2.701.312 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki

– laki sejumlah 1.358.610 jiwa dan penduduk perempuan sejumlah 1.342.702

jiwa, dengan tingkat kepadatan 8.277 jiwa / km2.

Secara administrasi pemerintahan kota Surabaya dikepalai oleh Walikota

yang juga membawahi koordinasi atas wilayah administrasi Kecamatan yang

dikepalai oleh Camat. Jumlah Kecamatan yang ada di kota Surabaya sebanyak 31

Kecamatan dan jumlah Kelurahan sebanyak 163 Kelurahan dan terbagi lagi

menjadi 1.363 RW (Rukun Warga) dan 8.909 RT (Rukun Tetangga).

Secara topografi Kota Surabaya merupakan dataran rendah yaitu 80,72 %

(25.919,04 Ha) dengan ketinggian antara -0,5 – 5m SHVP atau 3 – 8 m LWS,

sedang sisanya merupakan daerah perbukitan yang terletak di Wilayah Surabaya

Barat (12,77%) dan Surabaya Selatan (6,52%). Adapun kemiringan lereng tanah

berkisar 0 - 2% daerah dataran rendah dan 2 -15 % daerah perbukutan landai.

Jenis batuan yang ada terdiri dari 4 jenis yang pada dasarnya merupakan tanah liat

atau unit-unit pasir. Sedang jenis tanah, sebagian besar berupa tanah alluvial,

selebihnya tanah dengan kadar kapur yang tinggi (daerah perbukitan).

Sebagaimana daerah tropis lainnya, Surabaya mengenal 2 musim yaitu musim

hujan dan kemarau. Curah hujan rata-rata 172 mm, dengan temperatur berkisar

Referensi

Dokumen terkait

“Keunikan situs jejaring sosial adalah bukan karena semata- mata media ini mampu membuat individu bertemu orang tak dikenal (strangers), namun lebih untuk berkomunikasi dengan

Dari hasil wawancara yang telah peneliti lakukan, umumnya remaja yang diwakili oleh para informan mempersepsikan bahwa produk-produk Korean Wave tersebut telah

lebih dalam tentang berita yang disampaikan oleh media massa tersebut.. Berita adalah apa yang dilakukan oleh pengguncang dan

Sejak berbagai pemberitaan tentang geng motor banyak muncul di media, khususnya di media online geng motor dikenal sebagai sekumpulan kelompok geng motor dapat

Kesimpulan yang di dapat dari penelitian ini adalah bahwa persepsi remaja Surabaya terhadap layanan streaming tutorial alat musik di Youtube ini para informan

Penulisan skripsi yang berjudul “Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Masyarakat” ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana

Namun secara umum, para informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa tidak ada unsur judi dalam acara kuis yang banyak ditayangkan di televisi karena acara kuis tersebut

Persepsi remaja tentang dampak penyebaran informasi seksual pranikah melalui media massa Kemajuan teknologi secara tidak langsung memberikan dampak yang negatif pada remaja, namun media