• Tidak ada hasil yang ditemukan

1) Permainan Tradisional Gobak Sodor

3.4 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.2 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data Kualitatif

3.4.2.1.1 Pengertian Wawancara

Sugiyono (2015: 72) menjelaskan bahwa wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh 2 orang yang bertujuan untuk bertukar informasi maupun ide dengan cara Tanya jawab sehingga akan mendapatkan suatu kesimpulan atau makna dalam suatu topic tertentu. Subagyo (2011: 39) mendefinisikan wawancara adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dari responden. Supriyati (2011: 48) mengungkapkan wawancara adalah teknik pengambilan data melalui berbagai macam pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden. Dari berbagai pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa wawancara adalah suatu teknik pengambilan data melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara lisan kepada responden.

3.4.2.1.2 Tujuan Wawancara

(Nasution, 2014, p. 114) menjelaskan bahwa tujuan wawancara merupakan untuk mengungkapkan kenyataan hidup seseorang, apa yang sedang dipikirkan dan diraskan orang. Wawancara dibagi menjadi 2 fungsi yaitu fungsi deskriptif dan fungsi eksploratif. Fungsi deskriptif adalah fungsi

26

yang digunakan untuk menggambarkan dunia kenyataan seseorang yang sedang dialami. Sedangkan fungsi eksploratif adalah permasalahan yang sedang dihadapi masih bersifat semu sehingga kita perlu melakukan penyelidikian secara mendalam.

(Yusuf, 2014, p. 372) mengungkapkan bahwa wawancara bertujuan untuk mencatat perasaan, emosi, maupun opini dan hal lain berkaitan dengan individu yang ada dalam suatu organisasi. (Narbuko & Achmadi, 2013, p. 86) menjelaskan bahwa tujuan wawancara adalah untuk mengumpulkan informasi dan tidak berpengaruh ataupun untuk merubah pendapat responden.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi tentang kenyataan kehidupan seseorang baik emosi, perasaan, opini, dan permasalahan yang sedang dihadapi.

3.4.2.1.3 Instrumen Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrument wawancara. Lestari dan Yudhanegara (2015: 172) mengemukakan pedoman wawancara merupakan instrumen non tes yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang dipakai sebagai acuan untuk mendapatkan suatu data/informasi yang keadaan responden dengan tanya jawab. Peneliti melakukan wawancara dengan anak usia 10 tahun di Desa Tenggeles Rt 3 Rw 2. Peneliti menggunakan jenis wawancara terstruktur yaitu sebelum melakukan wawancara peneliti sudah menyiapakan lembar wawancara yang berisi pertanyaan seputar permainan tradisional dan sikap kerjasama.

27

Di bawah ini merupakan lembar pedoman wawancara adalah sebagai berikut:

Tabel 5 Pedoman Wawancara

No. Aspek Indikator Nomor Butir Soal

1. Permainan Tradisional Gobak Sodor

Pengetahuan tentang permainan tradisional. 1 2. Pengetahuan tentang macam permainan tradisional. 2 3. Pengetahuan tentang hal-hal positif yang terkandung dalam

permainan tradisional.

3

4. Pengetahuan tentang permainan tradisional gobak sodor. 4

5. Cara dan aturan bermain gobak sodor. 5

6. Sikap

Kerjasama

Sikap yang terkandung dalam permainan gobak sodor. 6 7. Cara menyusun strategi dalam permainan gobak sodor. 7

8. Pengetahuan tentang sikap kerjasama. 8, 9, 10, 11, 12, 13

3.4.2.1.4 Jenis-jenis Wawancara

(Nasution, 2014, p. 117) mengungkapkan bahwa wawancara dibagi menjadi 2 sebagai berikut:

b. Wawancara Berstruktur

Wawancara berstruktur adalah wawancara yang pertanyaannya sudah dirumuskan terlebih dulu dengan cermat. Wawancara berstruktur merupakan wawancara terikat baik mengenai pertanyaan maupun jawaban.

Selain itu dalam wawancara dapat kita batasi lingkup masalah yang diselidiki. Jawaban responden terikat pada pertanyaan yang telah tersusun.

Semakin halus struktur wawancara makin terbatas kebebasan responden.

b. Wawancara Tak Berstruktur

Wawancara tak berstruktur merupakan wawancara yang daftar pertanyaannya tidak dipersiapkan. Pewawancara hanya menghadapi suatu permasalahan secara umum. Responden boleh menjawab secara bebas menurut isi hati dan pikirannya.

28

(Hatimah, Susilana, & Aedi, 2010, p. 209) menjelaskan bahwa wawancara dibagi menjadi 2 jenis sebagai berikut:

a. Wawancara Terstruktur

Wawancara terstruktur yaitu wawancara yang disusun secara rinci sehingga menyerupai check-list. Dalam wawancara terstruktur, pewawancara hanya membubuhkan tanda √ (check) pada nomor yang sesuai.

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang hanya memuat garis besar pertanyaan yang akan ditanyakan. Pada jenis wawancara ini, kreativitas pewawancara sangatlah diperlukan. Jenis wawancara tidak berstruktur ini sangatlah cocok pada penelitian kasus.

(Hardani, 2020, p. 140) mengungkapkan bahwa jenis wawancara ada 2 sebagai berikut:

a. Wawancara Terpimpin

Wawancara terpimpin adalah tanya jawab yang sudah terarah yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang relevan.

b. Wawancara Tak Terpimpin

Wawancara tak terpimpin adalah tanya jawab wawancara yang tidak terarah yang tidak memerlukan keterampilan dalam bertanya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpullkan bahwa jenis wawancara ada 2 yaitu wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dimana pertanyaan sudah disiapkan.

3.4.2.2 Observasi

3.4.2.2.1 Pengertian Observasi

Sudaryo (2013) mendefinisikan bahwa observasi adalah suatu pengamatan terahadap objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung yang bertujuan untuk memperoleh suatu data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Kristanto (2018) menjelaskan bahwa observasi adalah suatu proses yang diawali dengan pengamatan kemudian pencatatan yang bersifat sistematis, logis, objektif, dan rasional terhadap berbagai macam situasi yang sebenarnya maupun buatan. Semiawan (2010) mengungkapkan

29

bahwa observasi adalah suatu pengumpulkan data dengan cara mengamati langsung dari lapangan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat peneliti simpulkan, bahwa observasi adalah suatu pengumpulan data dengan cara mengamati objek yang diteliti secara langsung di lapangan.

3.4.2.2.2 Tujuan Observasi

(Nasution, 2014, p. 106) menjelaskan bahwa tujuan observasi adalah untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti terjadi dalam kenyataan. Selain itu melalui observasi kita juga akan memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan social yang sukar diperoleh dengan metode lain. (Semiawan, 2010, p. 110) mengungkapkan bahwa tujuan observasi adalah menggambarkan keadaan objek yang diteliti secara mendalam agar peneliti mengerti situasi dan konteks serta dapat menggambarkannya secara alami. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan observasi adalah untuk menggambarkan dan memperoleh informasi tentang suatu objek yang diteliti secara mendalam.

3.4.2.2.3 Instrumen Observasi

Mahmud (2011: 165) insturmen penelitian adalah alat dan cara yang digunakan untuk mengumpulkan sebuah data. Pembuatan instrument diawali dengan membuat kisi-kisi lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan dalam pengumpulan data bertujuan untuk melihat bagaimana bentuk permainan gobak sodor serta bagaimana internalisasi permainan gobak sodor untuk meningkatkan kerjasama anak terkait kecerdasan interpersonal. Kisi-kisi lembar observasi dibuat berdasarkan teori yang terdapat dalam kemampuan kerjasama. W. Johnson (2010: 8-10) mengungkapkan bahwa kemampuan kerjasama dilandasi oleh 5 unsur yaitu ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, interaksi, komunikasi serta evaluasi. Dari kelima unsur tersebut, hanya 3 yang digunakan untuk membuat lembar observasi yaitu tanggungjawab, interaksi, dan komunikasi.

30

Adapun kisi-kisi lembar pengamatan untuk kemampuan kerjasama yang akan digunakan sebagai berikut:

Tabel 6 Pedoman Observasi No. Indikator/Aspek Yang Diamati 1. Keterampilan dalam bermain gobak sodor.

2. Strategi dalam bermain gobak sodor.

3. Pengetahuan cara bermain dan aturan gobak sodor.

4. Sikap kerjasama dalam bermain gobak sodor.

5. Komunikasi dalam bermain gobak sodor.

6. Interaksi antar teman dalam bermain gobak sodor.

7. Bentuk tanggungjawab dengan sesame tim.

8. Kekompakan tim.

3.4.2.2.4 Jenis Observasi

(Hardani, 2020, pp. 129-132) menjelaskan bahwa ada 3 jenis observasi yaitu sebagai berikut:

a. Observasi partisipasi (participant observation) adalah pengamat telibat langsung secara aktif dalam objek yang teliti atau ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang diamati.

b. Observasi sistematis atau observasi berkerangka (structured observation) adalah observasi yang sudah ditentukan terlebih dahulu kerangkanya.

c. Observasi eksperimental ialah observasi yang dilakukan terhadap situasi yang sudah disiapakan sedemikian rupa untuk meneliti sesuatu yang dicobakan.

(Sutabri, 2012, p. 22) mengungkapkan bahwa jenis observasi dibagi menjadi 3 sebagai berikut:

a. Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah jenis observasi yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan.

b. Observasi tidak terstruktur adalah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi. Sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.

31

c. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang kemudian diangkat menjadi suatu objek penelitian

(Narbuko & Achmadi, 2013, p. 72) menjelaskan bahwa jenis observasi dibagi menjadi 3 sebagai berikut:

a. Observasi Partisipan

Observasi Partisipan adalah observasi yang dilakukan apabila orang yang melakukan observasi ikut andil atau berada dalam keadaan objek yang diobservasi.

b. Observasi Sistematik

Observasi Sistematik adalah observasi yang telah memuat kerangka factor-faktor yang telah diatur.

c. Observasi Eksperimental

Observasi Eksperimental adalah observasi yang dilakukan dimana observer yang memegang kendali atau situasi agar bisa diatur sesuai dengan tujuan penelitian.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa observasi dibagi menjadi 3 jenis yaitu observasi partisipasi, observasi sistematik, dan observasi ekperimental. Dalam pnelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipasi.

Observasi partisipasi merupakan observasi dimana peneliti ikut terlibat secara langsung dalam hal yang diamati.

3.4.2.3 Dokumentasi

3.4.2.3.1 Pengertian Dokumentasi

Herdiansyah (2010: 143) menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang telah ada. Sugiyono (2018: 476) menjelaskan bahwa dokumentasi adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan, maupun gambar yang dapat mendukung penelitian. (Hardani, 2020, p. 150) mendefinisikan bahwa dokumentasi adalah Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa dokumentasi adalah suatu cara untuk mengumpulkan data melalui berbagai macam dokumen baik yang sudah ada maupun belum dalam bentuk buku, arsip, tulisan, maupun gambar.

32 3.4.2.3.2 Instrumen Dokumentasi

(Hatimah, Susilana, & Aedi, 2010, p. 206) Bentuk instrument dokumentasi dibagi menjadi 2 macam sebagai berikut:

a. Pedoman dokumentasi

Pedoman dokumentasi yaitu yang memuat garis besar atau kategori data yang akan dicari. Pada pedoman dokumentasi, peneliti hanya menuliskan tanda centang dalam kolom gejala.

b. Check-list

Check-list yaitu yang memuat daftar variable yang akan dikumpulkan datanya. Dalam bentuk check-list peneliti memberikan tally pada setiap pemunculan gejala.

Dalam penelitian ini menggunakan pedoman dokumentasi sebagai berikut:

Tabel 7 Pedoman Dokumentasi

(Hardani, 2020, p. 151) mengungkapkan bahwa dokumentasi dibagi 2 jenis sebagai berikut:

a. Dokumentasi Pribadi

Dokumen pribadi adalah suatu catatan atau karangan seseorang yang berisi pengalaman, tindakan ataupun kepercayaannya.

Dokumen pribadi meliputi buku harian, surat pribadi, dan otobiografi.

b. Dokumentasi Resmi

Dokumen resmi adalah suatu dokumen yang berisi catatan yang bersifat formal. Dokumen resmi dibagi menjadi 2 yaitu dokumen internal dan dokumen ekternal. Dokumen internal berupa intruksi, memo, pengumuman, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan di kalangan sendiri atau internal. Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan

33

oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan kepada media massa.

Dokumen terkait