• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Interpretasi Data

Dalam dokumen Perspektif Al-Qur’an tentang Al-anb (Halaman 73-77)

METODE PENELITIAN

E. Teknik Interpretasi Data

Objek-objek yang dapat diinterpretasi adalah kosakata (termasuk partikel-partikel atau huruf), frasa, klausa dan ayat dalam Al-Qur‟an. Ini berarti ketika menghadapi sebuah ayat Al-Qur‟an, seorang peneliti seyogyanya menganalisis ayat itu dalam bagian-bagian kecil tersebut di atas. Kemudian melaksanakan interpretasi yang dilakukan. Teknik interpretasi sebagai cara kerja memahami makna dari ungkapan verbal secara khusus berkaitan dengan objek dan alat interpretasi, meskipun tidak terlepas dari aspek-aspek tafsir. Maka berdasarkan hal di atas, maka

teknik interpretasi yang dapat dipergunakan dalam menafsirkan Al-Qur‟an, adalah sebagai berikut:

1. Interpretasi Tekstual

Dalam hal ini, objek yang diteliti ditafsirkan dengan menggunakan teks-teks Al-Qur‟an ataupun hadis Nabi saw.102 Dasar penggunaan teknik ini adalah penegasan Al-Qur‟an bahwa ia berfungsi sebagai penjelas terhadap dirinya sendiri dan tugas Rasulullah saw. sebagai mubayyin terhadap Al-Qur‟an (Q.S. al-Baqarah/2:186 dan Q.S. al-Na¥l/16:44). Dalam prakteknya, penggunaan teknik interpretasi ini berawal pada penelusuran konsep-konsep penting dari kosakata dalam ayat yang dibahas dan pada tahap selanjutnya mencari gagasan-gagasan yang terkandung dalam frasa atau klausa yang menjadi bagian ayat yang dibahas. Untuk itu, data pokok dan data pembantu dikaitkan dengan memperhatikan hubungan makna dengan ungkapan, fungsi-fungsi dan motif-motif tafsir, baik dengan cara perbandingan maupun korelasi.103

2. Interpretasi Linguistik

Disini ayat Al-Qur‟an ditafsirkan dengan menggunakan kaedah-kaedah kebahasaan.104 Teknik ini mencakup interpretasi dalam bidang-bidang; semantik etimologis, semantik morfologis, semantik leksikal dan semantik retorikal. Dasar penggunaan teknik ini adalah kenyataan bahwa Al-Qur‟an diturunkan dalam bahasa Arab.

102

Lihat ¦assan ¦anafi, Min al-N±s il± al-W±qi, juz II (Cet. I; al-Q±hirah: Markaz al-Kutub li al-Nasyr, 1425H/2005M), h. 100

103

Lihat Abd. Muin Salim, op. cit., h. 33

104

Penggunaan analisis semantik dilakukan karena pada hakikatnya tafsir adalah usaha penggalian makna yang terkandung dalam ungkapan-ungkapan bahasa Al-Qur‟an.

3. Interpretasi Sosio-Historis

Kajian ini juga menggunakan analisis sosio-historis, yakni kajian berupa menilai dan atau membandingkan antara makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat Al-Qur‟an dengan seperangkat teori yang terdapat dalam sejarah. Karena informasi mengenai kondisi sosial yang melatarbelakangi turunnya ayat sungguh diperlukan dalam menganalisis petunjuk Al-Qur‟an. Dalam hal ini, penulis di samping menggunakan kitab tafsir al-Tabari yang juga dikenal sebagai kitab yang banyak memuat aspek sejarah dibalik turunnya suatu ayat, penulis juga menggunakan buku-buku yang secara khusus menjelaskan latar belakang historis turunnya ayat Al-Qur‟an.

4. Interpretasi Sistemik

Yang dimaksud dengan interpretasi sistemik adalah pengambilan makna yang terkandung dalam ayat (termasuk klausa dan frasa) berdasarkan kedudukannya dalam ayat, di antara ayat-ayat ataupun di dalam surahnya. Data tersebut dianalisis dengan melihat kaitannya dengan ayat-ayat atau bagian lainnya yang ada disekitarnya atau dengan kedudukannya di dalam surah. Penggunaan teknik ini berdasarkan kenyataan bahwa Al-Qur‟an sebagai kitab suci yang memiliki sistematika yang utuh dan padu serta disusun oleh Tuhan yang Maha Mengetahui, tentu saja makna yang diperoleh berdasarkan teknik ini terbatas sesuai dengan kemampuan intelektual mufassir.

Dalam hal ini, ayat-ayat Al-Qur‟an ditafsirkan dengan menggunakan kaeda-kaedah fiqih yang pada hakekatnya merupakan rumusan dan filsafat hukum Islam yang secara garis besar menghendaki tercapainya kebahagiaan manusia dengan terwujudnya kesejahteraan dan kedamaian. Interpretasi seperti ini ditemukan dalam tafsir-tafsir sahabat.

Interpretasi ini juga digunakan untuk mengungkapkan alasan metodologis penetapan hukum yang digali dari ayat-ayat hukum yang berkenaan dengan persoalan

al-©anb, juga sebagai respon terhadap kondisi sosial yang belum terungkap dalam

atsar tentang hakekat dan eksistensi al-©anb dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dengan melakukan perbandingan di antara kaedah-kaedah tafsir standar yang ada.

6. Interpretasi Kultural

Dalam hal ini, data yang dihadapi ditafsirkan dengan menggunakan pengetahuan yang mapan. Pemakaian teknik ini beracu pada asumsi bahwa pengetahuan yang benar tidak bertentangan dengan Al-Qur‟an, justru ia dimaksudkan untuk mendukung kebenaran Al-Qur‟an. Tafsir seperti ini ditemukan di antara para sahabat, seperti kasus „Amru ibn „²¡ yang memahami larangan yang terdapat dalam Q.S. al-Nis±/4:29, yakni; wal± taqtul- anfusakum (dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri), bahwa ayat tersebut melarang melakukan bunuh diri karena mandi junub dalam keadaan cuaca yang sangat dingin. Kasus yang terjadi pada peristiwa perang z±t al-sal±sil ini dibenarkan oleh Rasulullah saw.105

7. Interpretasi Logis

105

Lihat „Al³ A¥mad al-Nadawi, al-Qaw±‟id al-Fiqhiyyah (Cet. IV; Dimasyq: D±r al-Qalam, 1994), h. 26

Teknik ini menggunakan prinsip-prinsip logika dalam memahami kandungan Al-Qur‟an. Dalam hal ini, kesimpulan diperoleh dengan cara berpikir logis, yakni deduktif dan induktif. Pengambilan kesimpulan yang demikian dikenal dalam logika dengan prinsip inferensi. Penggunaan teknik ini mengacu pada kenyataan bahwa tafsir pada hakikatnya adalah termasuk kegiatan ilmiah yang memerlukan juga penalaran ilmiah, misalnya Q.S. 38:29, yang menegaskan bahwa Al-Qur‟an diturunkan agar isinya dikaji oleh manusia supaya mereka menjadi sadar.

8. Interpretasi Ganda

Yang dimaksudkan adalah penggunaan dua atau lebih teknik interpretasi terhadap sebuah objek. Hal ini dimaksudkan untuk tujuan pengayaan dan sebagai kontrol serta verifikasi terhadap hasil interpretasi. Dengan penggunaan teknik interpretasi ganda maka metode tafsir yang diajukan ini memiliki ciri koreksi internal atau koreksi terhadap diri sendiri.

BAB IV

Dalam dokumen Perspektif Al-Qur’an tentang Al-anb (Halaman 73-77)

Dokumen terkait