• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : URAIAN TEORITIS

II.2 Komunikasi Antar Pribadi

II.2.4 Teknik Komunikasi Antar Pribadi

Agar komunikasi antar pribadi dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan, maka diperlukan suatu teknik berkomunikasi yang baik. Menurut The Liang Gie (dalam Wursanto 1997:107-108) teknik diartikan sebagai cara yang tepat untuk mengerjakan sesuatu, biasanya merupakan kecakapan yang dimiliki oleh orang yang tergolong ahli. Teknik berbicara menyangkut cara atau kemampuan seseorang dalam mengutarakan

pendapat, pikiran, melalui ucapan kata-kata yang baik, benar, sehingga apa yang diucapkan itu mengandung suatu pengertian yang jelas. Frekwensi penyampaian pesan juga berpengaruh dalam keefektifan komunikasi, semakin sering pesan itu disampaikan maka semakin besar kemungkinan pesan itu diterima oleh komunikan.

Menurut Cangara (1998:37), syarat seseorang komunikator adalah mempunyai kekuatan yang artinya seorang komunikator mempunyai kekuatan untuk menyampaikan pesan secara baik kepada komunikan.

Ketika melakukan aktivitas komunikasi, pesan yang kita sampaikan harus jelas dan dapat dimengerti oleh komunikan, sehingga tidak menggangu atau menghambat jalannya komunikasi. Oleh karena itu maka pesan-pesan yang akan disampaikan harus disusun dengan baik. Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1981:37) menampilkan apa yang ia sebut “the condition of success in communication”, yakni kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan.

b. Pesan harus menggunakan lambing-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberi tanggapan yang dikehendaki.

Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan akan dapat diterima dengan baik oleh komunikan apabila komunikan mengerti atau memahami isi

pesan tersebut. Jadi factor komunikan juga mempengaruhi proses komunikasi. Tanda- tanda komunikasi yang efektif adalah paling tidak menimbulkan lima hal yaitu : pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik dan tindakan (Tubbs and Moss, dalam Rakhmat,1991:13). Kelima hal ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana tindakan sebagai wujud keterpengaruhan tertinggi. Terciptanya pengertian biasanya akan menimbulkan kesenangan untuk menerima seluruh informasi, selanjutnya terjadi perubahan sikap. Timbul perasaan menghargai informasi yang berarti mengerti akan komunikator, terbentuklah hubungan baik sehingga mempu menggerakkan komunikan untuk bergerak atau bertindak sesuai dengan keinginan komunikator.

Menurut Suwardi (1978:45) sifat persuasif dalam komunikasi antar pribadi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Informasi yang disampaikan harus didasarkan pada khalayak atau sasarannya. b. Komunikasi harus selalu berupaya membentuk pendapat yang positif dari

sasarannya, dengan memberikan rangsangan atau stimuli. c. Mendorong pihak sasaran untuk ikut serta.

d. Keikutsertaan ini akan merangsang terjadinya perubahan sikap.

e. Bila perubahan sikap telah terjadi, maka pembinaan perlu dilakukan agar partisipasi itu terpelihara.

Selanjutnya Liliweri mengatakan dalam melakukan komunikasi antar pribadi ini, terdapat berbagai factor yang mempengaruhi berkembangnya komunikasi antar pribadi tersebut, antara lain (Liliweri, 1991:17).

1. Persepsi Sosial

Dapat dikatakan sebagai kesadaran dan penilaian individu akan adanya orang lain atau perilaku orang lain yang terjadi disekitarnya. Selain itu persepsi social dapat juga

dikatakan sebagai penilaian terhadap penampilan fisik (physical appereance) dan ciri-ciri perilaku orang lain. Dalam pembentukan persepsi sosial dari seseorang, ada beberapa faktor yang turut mempengaruhinya antara lain :

a. Stereotip

Pandangan individu mengenai ciri-ciri tingkah laku sekelompok orang tertentu (seperti kelas ekonomi, pendidikan, bentuk tubuh, jenis kelamin dan sebagainya) sangat mempengaruhi kesan pertama individu tersebut. Misalnya saja bila seseorang bertemu dengan orang batak, maka gambarannya terhadap orang tersebut dipengaruhi oleh gambaran stereotip yang dimiliki orang tersebut terhadap orang batak (seperti, orang batak itu keras, suka berbicara terus terang dan sebagainya).

b. Persepsi diri

Pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri ternyata juga sangat mempengaruhi pembentukan kesan pertama terhadap orang lain. Beberapa penelitian, antara lain penelitian yang dilakukan Gage dan Cronbach (1995) menunjukkan adanya kecenderungan seseorang untuk melihat kesamaan yang ada antara individu dengan orang asing yang ditemuinya. Misalnya, orang asing yang dianggap mempunyai kesamaan dengan dirinya sendiri, akan memunculkan kesan yang berbeda dibandingkan dengan orang asing yang sama sekali berbeda dengan dirinya.

c. Situasi dan kondisi yang ada

Situasi dan kondisi dimana kita menjumpai seseorang juga memberikan kesan yang berbeda terhadap orang tersebut. Misalnya saja A bertemu dengan B sedang shalat di Mesjid, akan berbeda bila dibandingkan dengan bila A bertemu C saat sedang mabuk-mabukkan disebuah warung pinggir jalan.

d. Ciri-ciri yang ada dalam diri seseorang

Ciri khas individual, termasuk didalamnya ciri-ciri fisik seseorang jelas sangat mempengaruhi kesan pertama kita terhadap seseorang, dengan kata lain juga akan mempengaruhi persepsi sosial kita misalnya saja bila kita bertemu dengan orang yang ramah dan sopan tentu akan menampilkan kesan berbeda bila dibandingkan ketika kita bertemu dengan orang yang urakan dan sombong.

2. Daya Tarik Interpersonal

Bila persepsi seseorang memberikan kesan pertama terhadap orang lain, maka dalam kaitan pengembangan hubungan antar pribadi, peranan daya tarik interpersonal (Interpersonal Attraction) juga menempati posisi yang penting dalam perkembangan hubungan antar pribadi tersebut. Daya tarik interpersonal itu sendiri, merupakan evaluasi positif dan negatif seseorang terhadap orang lain.

Hal yang mempengaruhi daya tarik interpersonal : a. Kesamaan sikap

Seseorang cenderung menyukai orang lain yang mempunyai kesamaan sikap dengan dirinya. Seringkali, semakin besar kesamaan sikap antara mereka, maka semakin kuat daya tarik interpersonalnya.

b. Daya tarik fisik

Pada umumnya lebih berpengaruh untuk kesan pertama, tetapi untuk kesan selanjutnya biasanya daya tarik fisik berkurang kekuatannya. Posisi daya tarik fisik pada pertemuan-pertemuan selanjutnya mulai digantikan oleh kehadiran ciri-ciri kepribadian, kecerdasan, kebiasaan dan sebagainya.

c. Respon efektif terhadap orang lain

Perasaan seseorang terhadap orang lain ternyata mempunyai kekuatan yang cukup besar dalam membantu mengembangkan hubungan interpersonal yang

lebih jauh. Meskipun mereka berbeda pandangan pada beberapa isu tertentu, misalnya saja tidak ada kesamaan pandangan mengenai kawin campur, perceraian, kesehatan anak dan sebagainya. Tetapi bila mereka saling mengagmi, hubungan mereka seringkali dapat juga menjadi akrab. Sehingga dalam hal ini, respon aktif seseorang terhadap orang lain memainkan peranan untuk membantu mereka membina hubungan antar pribadi (interpersonal).

3. Sikap ataupun Prasangka

Prasangka (prejudice) merupakan penilaian terhadap sesuatu hal berdasarkan fakta ataupun informasi yang tidak lengkap. Bila seseorang berprasangka, maka sebelum orang itu tahu benar mengenai sesuatu hal, ia sudah menetapkan pendapatnya mengenai hal tersebut dan berdasarkan pandangannya itu membentuk sikapnya.

Dokumen terkait