• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik dan Langkah Analisis

Dalam dokumen Oleh: SATYA AJI PRATAMA NIM: KERTAS KERJA (Halaman 29-0)

Pada penelitian ini teknik analisis yang digunakan adalah teknik penjelasan (explanation research) kuantitatif penelitian dengan menggunakan SPSS. Penelitian penjelasan (explanation research) merupakan jenis penelitian dimana peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis, yaitu menguji hipotesis-hipotesis berdasarkan teori yang telah dirumuskan sebelumnya dan kemudian data yang telah diperoleh dihitung lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif (Sugiyono, 2011). Langkah-langkah analisisnya adalah sebagai berikut:

Uji Beda Rata-Rata

Independent Sample T-Test digunakan untuk menguji ada atau tidaknya rata-rata perbedaan mean antara dua kelompok yang saling independen dan signifikan (Wijaya, 2012). Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan antara tarif dari Go-Jek dan Grab Bike pada kondisi Rush Hour maupun Non-Rush Hour. Uji ini dilakukan dengan melihat tarif pada layanan Go-Jek dan Grab Bike pada jarak tempuh 1-25 Km, lalu dilihat rata-rata dari harga pada jarak secara keseluruhan.

15 Uji Validitas

Menurut Ghozali (2005), uji validitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi.

Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dalam uji validitas digunakan perhitungan Product Moment dibandingkan dengan r kritisnya.

Alasan menggunakan uji validitas karena untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Rxy = n∑XY − ∑X. ∑Y

√(𝑛∑𝑋2)− (∑𝑋2)) − (𝑛∑𝑌2− (∑𝑌2)) Keterangan:

Rxy = koefisien korelasi X = instrumen indikator

Y = variabel yang bersangkutan N = jumlah

Angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan angka tabel korelasi pada baris N dengan taraf signifikansi 5%, apabila r hitung > r tabel korelasi antar butir dengan skor total (pada taraf signifikansi 5%). Maka pertanyaan yang digunakan disebut valid. Sebaliknya, apabila r hitung < r tabel korelasi antar butir dengan skor total (pada taraf signifikansi 5%), maka pertanyaan yang digunakan tersebut tidak valid.

Uji Reliabilitas

Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Tinggi rendahnya reliabilitas ter dicerminkan oleh koefisien korelasi antara skor pada dua tes yang paralel yang dikenakan pada sekelompok individu yang sama. Semakin tinggi koefisien korelasi termaksud, berarti konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut semakin baik dan hasil ukur kedua tes itu dikatakan semakin reliabel. Sebaliknya, apablia dua tes yang dianggap parallel ternyata menghasilkan skor yang satu dengan yang lain berkorelasi rendah, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas hasil ukur tes tersebut tidak tinggi.

16

Alasan menggunakan uji Relibitas karena untuk mempermudah peneliti dalam melakukan pengukuran untuk mendapat hasil yang dapat dipercaya.

Rumus uji reabilitas :

𝛼 = K. r

1 + (r − 1)K

Keterangan :

α = Cronbach’s alpha 1 = bilangan konstan

r = rata-rata korelasi antar butir k = jumlah butir

SPSS memberikan fasilitas mengukur reliabilitas dengan uji statistic cronbach alpha. Suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha >0,60 (Ghozali;2005).

Ukuran reliabilitas adalah :

 Apabila nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 maka item pertanyaan x tersebut dapat dinyatakan reliabel.

 Apablia nilai Cronbach’s alpha lebih kecil dari 0,60 maka item pertanyaan x tersebut dapat dinyatakan tidak reliabel.

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas dilakukan untuk menguji kenormalan distribusi residual. Untuk mengetahui normalitas data dapat menggunakan analysis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013).

2. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakahmodel regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013).

3. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan pada pengamatan yang lain (Ghozali, 2013).

17 Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda adalah alat analiss yang memprediksi pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh serta hubungan fungsi antara dua variabel bebas atau lebih dan satu variabel terikat (Riduwan, 2012).

Secara garis besar persamaan regresi dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Yi = a + bX1 + bX2 a = konstanta

Yi = Variabel dependen yaitu keputusan pembelian Go-Jek dan Grab X1 = Variabel tarif

X2 = Variabel kualitas layanan Uji Hipotesis

1. Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009).

2. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel independen (Ghozali, 2009).

Koefisiensi Determinasi

Koefisiensi Determinasi digunakan untuk mengetahui presentase kontribusi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil dan Pembahasan 4.1 Penelitian Aktual

Penelitian aktual ditujukan pada 200 responden yang terdiri dari 100 responden konsumen dari Go-Jek dan 100 responden dari konsumen Grab. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner online pada 140 responden yang terdiri dari 70 responden konsumen Go-Jek dan 70 responden konsumen Grab, serta dilakukan penyebaran sebanyak 60 kuesioner konvensional yang ditujukan pada 30 responden konsumen dari Go-Jek dan 30 responden. Berikut ini adalah karakteristik respondennya.

18

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Konsumen Go-Jek dan Grab di Jakarta

No Keterangan Go-Jek Grab

3 Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 70 70,00

100

Sumber: Data Primer yang diolah (2016)

19

Berdasarkan Tabel 4.1 yang merupakan tabel responden dari konsumen Go-Jek dan Grab dapat dilihat mayoritas dari responden Go-Jek yaitu berusia 18-25 tahun dengan jumlah 76, sama halnya dengan Go-Jek, responden dari Grab mayoritas respondennya berusia 18-25 tahun dengan jumlah 69. Kemudian dilihat dari karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin responden dari pengguna Go-Jek di dominasi oleh Perempuan dengan jumlah 65, lalu untuk karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dari konsumen Grab di dominasi oleh responden perempuan dengan jumlah 70. Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, mayoritas responden dari Go-Jek adalah mahasiswa dan pelajar dengan jumlah 70, begitu pula dengan Grab yang di dominasi pula oleh kategori mahasiswa dan pelajar dengan jumlah 67. Lalu dilihat berdasarkan kategori frekuensi menggunakan jasa Go-Jek responden yang mengguakan dengan jumlah seminggu lebih dari 3 kali mendominasi dengan jumlah 49, sedangkan Grab dominan dengan yang menggunakan seminggu hanya sekali dengan jumlah 35. Dilihat dari kategori frekuensi lama waktu menggunakan, responden yang menggunakan lebih dari setahun dan kurang dari setahun memiliki angka yang sama yaitu 50 dan 50, lalu untuk responden Grab di dominasi oleh konsumen yang menggunakan kurang dari setahun dengan jumlah 58. Kemudian dilihat berdasarkan rata-rata jarak menggunakan, rata-rata jarak terdekat responden menggunakan Go-Jek sejauh 4,8 Km, sedangkan rata-rata jarak terdekatnya adalah sejauh 16,5 Km. Sedangkan rata-rata jarak terdekat dari responden Grab yaitu sejauh 3,9 Km, sedangkan rata-rata terjauh adalah sejauh 15,1 Km.

4.2 Hasil Analisis Data

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas dan Uji Reliabilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan itu valid dan reliabel sehingga relevan untuk digunakan. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan corrected item to total correlation dengan nilai r yang digunakan adalah 0,195. Jika nilai Pearson Corellation lebih besar dari nilai R-Tabel maka data tersebut dinyatakan valid.

20

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Go-Jek dan Grab

Sumber: Data Primer yang diolah (2016) Item

Go-Jek Grab

Pearson

Correlation R-Tabel Keterangan Pearson

Correlation R-Tabel Keterangan

Tarif Tarif

X1.1 0,682 0,195 Valid 0,788 0,195 Valid

X1.2 0,718 0,195 Valid 0,726 0,195 Valid

X1.3 0,772 0,195 Valid 0,682 0,195 Valid

X1.4 0,781 0,195 Valid 0,774 0,195 Valid

Kualitas Layanan Kualitas Layanan

X2.1.1 0,476 0,195 Valid 0,437 0,195 Valid

Keputusan Menggunakan Keputusan Menggunakan

X3.1.1 0,539 0,195 Valid 0,704 0,195 Valid

X3.1.2 0,700 0,195 Valid 0,709 0,195 Valid

X3.1.3 0,791 0,195 Valid 0,865 0,195 Valid

X3.1.4 0,880 0,195 Valid 0,852 0,195 Valid

21

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa semua nilai Pearson Correlation dalam instrumen penelitian yang digunakan semuanya melebihi nilai R-Tabel (0,195), Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua indikator pada instrumen penelitian dinyatakan valid.

Tabel 4.3 Uji Reliablitias Go-Jek dan Grab

Item

Sumber: Data Primer yang diolah (2016)

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Croanbach’s alpha dari semua item instrument tersebut lebih dari 0,6, sehingga dapat disimpulkan semua item instrumen yang digunakan sudah reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

2. Uji Beda Rata-Rata

Berdasarkan data yang telah didapat kemudian data diolah kembali berdasarkan jarak yang ditempuh beserta tarif disesuaikan dengan keadaan Rush Hour dan Non-Rush Hour. Berikut ini adalah tarif secara keseluruhan Go-Jek dan Grab Bike.

Tabel 4.4 Tarif keseluruhan Go-Jek dan Grab Bike

Jarak

22

Sumber: Data Sekunder yang diolah (2016)

Uji beda rata-rata untuk mengukur ada atau tidaknya perbedaan harga pada layanan ojek online Go-Jek dan Grab pada kondisi rush hour maupun non-rush hour dilakukan dengan metode Independent Sample T-Test dengan alfa yang digunakan sebesar 0,05 dimana jika nilai signifikan lebih besar dari alfa, maka data tersebut dikatakan tidak memiliki perbedaan rata-rata. Berdasarkan lampiran III tabel 1 dapat dilihat nilai signifikansi sebesar 0,884 sehingga dapat disimpulkan harga pada Go-Jek dan Grab pada kondisi Rush Hour tidak terdapat perbedaan. Kemudian dilihat pada lampiran III tabel 2 nilai signifikansi pada harga Go-Jek dan Grab dalam kondisi Non-Rush Hour sebesar 0,22 sehingga dapat disimpulkan bahwa harga pada Go-Jek dan Grab dalam kondisi Non-Rush Hour juga tidak memiliki perbedaan.

3. Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas untuk layanan ojek online Go-Jek dan Grab dilakukan dengan metode Kolmogrov-Smirnov dengan alfa yang digunakan sebesar 0,05 dimana jika nilai signifikan maka

23

data tersebut dinyatakan normal. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan pada lampiram 3 tabel 3 didapat nilai signifikansi pada Go-Jek sebesar 0,98 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data Grab berdistribusi normal. Begitu pula dengan Grab, berdasarkan lampiran 3 tabel 4 didapat nilai signifikansi sebesar 0,929 lebih besar dari 0,05, sehingga data Grab pun berdistrbusi normal, dengan demikian kedua layanan ojek online tersebut berdistribusi normal.

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan pada pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan pada pengamatan lain berbeda, maka dapat dikatakan heteroskedastisitas. Namun, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi hetersokedastisitas dengan nilai signifikansi dari tiap variabel independen >0,05 (Ghozali, 2008).

Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas

Variabel

Go-Jek Grab

Sig α Keterangan Sig α Keterangan

Tarif

(X1) 0,698 0,05 Tidak terjadi

heteroskedastisitas 0,282 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Kualitas

Layanan (X2)

0,823 0,05 Tidak terjadi

heteroskedastisitas 0,714 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: Data Primer yang diolah (2016)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat hasil uji heteroskedastisitas dari Go-Jek dan Grab dan menunjukkan masing-masing variabel independen >0,05 sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar vaiabel bebas. Dasar pengambilan keputusan pada Uji Multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance, apabila nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka tidak terjadi multikolinieritas terhadap data yang diuji, lalu jika nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya terjadi multiolinieritas terhadap data yang diuji. Lalu apabila dilihat dengan nilai VIF, jika nilai VIF lebih kecil dari 10,00 maka artinya tidak terjadi multikolinieritas terhadap data

24

yang diuji, dan apabila nilai VIF lebih besar dari 10,00 maka artinya terjadi multikolinieritas terhadap data yang diuji.

Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas

Variabel

Go-Jek Grab

Tolerance VIF Keterangan Tolerance VIF Keterangan Tarif (X1) 0,784 1,275 Tidak terjadi

multikolinieritas 0,806 1,241 Tidak terjadi multikolinieritas Kualitas

Layanan (X2) 0,784 1,275 Tidak terjadi

multikolinieritas 0,806 1,241 Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: Data Primer yang diolah (2016)

Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa semua variabel independen pada Go-Jek dan Grab tidak terjadi multikolinieritas dikarenkan nilai Tolerance pada semua variabel independen Go-Jek dan Grab >0,10 dan nilai VIF <10,00.

4. Uji Regresi Linier Berganda

Uji regresi berganda ditujukan untuk menguji apakah ada pengaruh antara tiap variabel bebas yang terdiri dari harga (X1), dan kualitas layanan (X2) terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y) dan sejauh mana pengaruh tiap variabel terikat.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koef.

Sumber: Data Primer yang diolah (2016)

25

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan. Hasil uji F pada tabel Anova menunjukkan nilai signifikan 0,00 sehingga memiliki arti adanya pegaruh secara simultan pada variabel harga (X1) dan kualitas layanan (X2) terhadap keputusan pembelian (Y).

Kemudian hal yang sama dilakukan pada Grab. Hasil uji F pada layanan ojek online Grab dalam tabel Anova menunjukkan nilai signifikan 0,00 yang berarti adanya pengaruh secara simultan antara variabel bebas yang terdiri dari harga dan kualitas layanan terhadap variabel keputusan pembelian. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel harga (X1) dan kualitas layanan (X2) pada Go-Jek dan Grab berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian (Y) jasa layanan ojek online tersebut.

Selanjutnya,untuk melihat pengaruh secara parsial dilakukan uji T dengan cara melihat nilai signifikan dari tiap variabel pada tabel coefficient. Berdasarkan pada tabel 9 lampiran 5, dilihat daril hasil nilai signifikansi pada tabel coefficient terdapat variabel harga (X1) dan kualitas layanan (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) layanan ojek online Go-Jek dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari alfa (0,05) dengan nilai 0,02 dan 0,00.

Persamaan regresi yang dihasilkan adalah:

Y= 0,465 + 0,249X1 + 0,633X2 + e

Berdasarkan persamaan regresi pada layanan ojek online Go-Jek tersebut dapat dijelaskan:

1. Konstanta (a) = 0,465, menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri dari harga dan kualitas layanan = 0, maka keputusan konsumen membeli layanan ojek online Go-Jek di Jakarta akan sebesar 0,465.

2. Koefisiensi regresi harga (b1) = 0,249, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara persepsi dari harga dengan keputusan konsumen membeli layanan jasa ojek online Go-Jek. Hasil ini menunjukkan semakin baik persepsi konsumen pada harga yang ditawarkan Go-Jek akan diikuti semakin tinggi minat orang untuk membeli layanan tersebut. Dengan kata lain jika persepsi atas harga naik 1 satuan maka keputusan konsumen membeli layanan ojek online Go-Jek akan naik sebesar 0,249 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

3. Koefisiensi regresi kualitas layanan (b2) = 0,633, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara persepsi konsumen pada kualitas layanan dengan keputusan pembelian layanan ojek online Go-Jek. Hasil ini menunjukkan semakin baik persepsi konsumen

26

atas kualitas layanan pada Go-Jek akan diikuti semakin tinggi minat konsumen untuk melakukan pembelian layanan ojek online Go-Jek. Dengan kata lain jika persepsi konsumen atas kualitas layanan naik 1 satuan maka keputusan konsumen membeli layanan ojek online Go-Jek akan naik sebesar 0,633 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

Selanjutnya, dilihat dari tabel 10 lampiran 5 pada tabel coefficient, nilai signifikansi pada tabel coefficient, variabel harga (X1) dan kualitas layanan (X2) berpengaruh signifikan pada keputusan pembelian (Y) layanan ojek online Grab dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alfa (0,05) dengan nilai 0,001 dan 0,00.

Persamaan regresi yang dihasilkan adalah:

Y = -2,805 + 0,342X1 + 0,159X2 + e

Berdasarkan persamaan regresi pada layanan ojek online Grab tersebut dapat dijelaskan:

1. Konstanta (a) = -2,805, menunjukkan bahwa jika variabel bebas yang terdiri dari harga dan kualitas layanan = 0, maka keputusan konsumen membeli layanan ojek online Grab di Jakarta akan sebesar -2,805.

2. Koefisiensi regresi harga (b1) = 0,342, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara persepsi dari harga dengan keputusan konsumen membeli layanan jasa ojek online Grab. Hasil ini menunjukkan semakin baik persepsi konsumen pada harga yang ditawarkan Grab akan diikuti semakin tinggi minat orang untuk membeli layanan tersebut. Dengan kata lain jika persepsi atas harga naik 1 satuan maka keputusan konsumen membeli layanan ojek online Grab akan naik sebesar 0,342 dengan asumsi variabel lainnya konstan.

3. Koefisiensi regresi kualitas layanan (b2) = 0,159, menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara persepsi konsumen pada kualitas layanan dengan keputusan pembelian layanan ojek online Grab. Hasil ini menunjukkan semakin baik persepsi konsumen atas kualitas layanan pada Grab akan diikuti semakin tinggi minat konsumen untuk melakukan pembelian layanan ojek online Grab. Dengan kata lain jika persepsi konsumen atas kualitas layanan naik 1 satuan maka keputusan konsumen membeli layanan ojek online Grab akan naik sebesar 0,159 dengan asumsi variabel yang lainnya konstan.

27

Berikutnya, untuk mengetahui seberapa bersar pengaruh variabel harga dan kualitas layanan dapat dilihat pada tabel Model Summary. Berdasarkan lampiran 5 tabel 11, Nilai Adjusted R Square pada tabel Model Summary menunjukkan angka 0,308 yang berarti harga (X1) dan kualitas Layanan (X2) pada layanan ojek online Go-Jek mampu menjelaskan pengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 30,8%. Dengan kata lain keputusan menggunakan layanan ojek online Go-Jek dipengaruhi oleh variabel lain yangtidak dibahas pada penelitian ini sebesar 69,2%.

Namun, berdasarkan lampiran 5 tabel 12, nilai Adjusted R Square pada tabel Model Summary menunjukkan angka 0,475 yang berarti harga (X1) dan kualitas layanan (X2) pada layanan ojek online Grab mampu menjelaskan pengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) sebesar 47,5%, dengan kata lain keputusan pembelian layanan ojek online Grab dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini sebesar 52,5%.

4.3 Pembahasan

Hasil uji regresi secara simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara signifikan antara tarif (X1) dan kualitas layanan (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) pada layanan ojek online Go-Jek dan Grab. Begitu pula dengan dilakukan secara parsial, berdasarkan hasil uji t pada Go-Jek dan Grab, variabel tarif (X1) dan kualitas layanan (X2) berpengaruh pada keputusan pembelian (Y) layanan ojek online Go-Jek dan Grab. Namun, variabel yang memiliki kontribusi paling besar pada keputusan pembelian layanan ojek online Go-Jek dan Grab adalah kualitas layanan.

Harga Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil perhitungan uji t pada Go-Jek menunjukkan nilai koefisiensi harga 0,223 dengan nilai t hitung 2.360 dan tingkat signifikansi 0,02. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa harga (X1) pada layanan ojek online Go-Jek berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y). Hal yang sama dilakukan pada Grab, hasil perhitungan uji t Grab menunjukkan nilai koefisiensi 0,286 dan nilai t hitung 3.524 serta nilai signifikansi 0,001. Berdasarkan hasil uji yang dilakukan maka harga (X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y). Maka dapat disimpulkan bahwa H1 diterima.

Sama seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kimade dan Semuel (2014) bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

28

Data responden yang dikumpulkan mengenai variabel harga pada layanan ojek online Jek dapat dilihat pada lampiran IV tabel 15. Rata-rata hasil penyataan mengenai harga layanan Go-Jek sesuai dengan manfaat yang didapat terlihat paling tinggi diantara pernyataan yang lain yaitu sebesar 4,09. Kemudian jika diamati pada lampiran IV tabel 16, rata-rata hasil pernyataan tarif layanan Grab mudah dijangkau terlihat paling tinggi diantara pernyataan tarif layanan lainnya dengan 4,12.

Berdasarkan data yang telah diolah dan sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Mowen (1993) dimana tarif adalah service as a signal of quality yang berarti konsumen yakin jika tarif pada layanan Go-Jek dan Grab Bike mampu memprediksi kualitas sehingga tarif merepresentatifkan kualitas yang didapat.

Kualitas Layanan Berpengaruh Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil perhitungan pada uji t Go-Jek menunjukkan nilai koefisiensi variabel kualitas layanan sebesar 0,428 dengan nilai t hitung 4.536 dan tingkat signifikansi 0,00. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan (X2) pada layanan ojek online Go-Jek berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Kemudian dilakukan pula perhitungan uji t pada Grab, nilai koefisiensi variabel kualitas layanan sebesar 0,521 dan nilai t hitung 6.422 serta nilai signifikansi 0,00. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan pada Go-Jek dan Grab maka kualitas layanan (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Maka dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.

Data responden yang dikumpulkan mengenai variabel kualitas layanan pada layanan ojek online Go-Jek dapat dilihat pada lampiran IV tabel 16. Rata-rata hasil pernyataan mengenai kualitas layanan Go-Jek paling tinggi berada pada dimensi reliability dengan rata-rata 4,4 dalam pernyataan Driver mengenakan tarif sesuai dengan tarif yang tertera pada aplikasi dengan rata-rata 4,23. Kemudian jika dilihat dari lampiran IV tabel 18 pada kualitas layanan Grab, dimensi yang memiliki rata-rata paling tinggi adalah tangible dengan 4,0 dalam pernyataan driver memberikan helm (pelingdung kepala) untuk digunakan penumpang dengan rata-rata 4,34.

Berdasarkan data yang diolah dan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kotler (2000) untuk menarik konsumen dan memenangkan persaingan dapat dilakukan dengan memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen konsumen melalui pelayanan, kualitas layanan

29

terbentuk apabila perusahaan memenuhi atau melebihi harapan konsumen mengenai kualitas dalam pelayanan. Konsumen yang terpuaskan oleh kualitas layanan akan melakukan pembelian.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmawan dan Susrusa (2014) bahwa kualitas layanan berpengaruh terhadap keputusan menggunakan. Semakin baik kualitas layanan yang diberikan, maka semakin tinggi pula keyakinan konsumen untuk menggunakan layanan ojek online tersebut.

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian mengenai pengaruh tarif dan kualitas layanan terhadap keputusan konsumen menggunakan layanan ojek online Go-Jek dan Grab di Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil hitungan uji beda rata-rata dari tarif Go-Jek dan Grab menggunakan one sample T-Test, tidak terdapat perbedaan rata-rata pada kondisi Rush Hour maupun Non-Rush Hour.

2. Secara simultan variabel harga dan kualitas layanan berpengaruh terhadap keputusan pembelian layanan ojek online Go-Jek dan Grab.

3. Secara parsial, variabel harga pada layanan ojek onlie Go-Jek dan Grab berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

4. Secara parsial variabel kualitas layanan pada layanan ojek online Go-Jek dan Grab berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

5. Kualitas Layanan merupakan variabel yang paling dominan pada keputusan pembelian layanan ojek online Go-Jek dan Grab di Jakarta.

Implikasi Teoritis

Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Penelitian ini memiliki kesamaan pada penelitin yang dilakukan oleh Darmawan dan Susrusa (2014), dimana variabel kualitas

Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Penelitian ini memiliki kesamaan pada penelitin yang dilakukan oleh Darmawan dan Susrusa (2014), dimana variabel kualitas

Dalam dokumen Oleh: SATYA AJI PRATAMA NIM: KERTAS KERJA (Halaman 29-0)

Dokumen terkait