• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Dalam menganalisis butir soal yang diuji cobakan sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden yaitu orang yang diluar sampel yang telah ditetapkan. Perhitungan analisis butir soal dapat digunakan rumus-rumus sebagai berikut:

1. Pengujian Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau shahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Artinya bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.3

Tes yang digunakan untuk melihat penguasaan konsep siswa adalah berupa tes objektif, maka untuk mengukur validitas soal dalam penelitian ini digunakan rumus Koefisien Korelasi Biserial, sebagai berikut:4

= /

Keterangan :

pbi : Koefisien korelasi biserial

Mp : Mean skor total yang dicapai peserta tes yang menjawab benar St : Standar deviasi total skor

Mt : Mean skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes p : Proporsi peserta tes yang menjawab benar

q : Proporsi peserta tes yang menjawab salah dimana : Mt = dan

St = √

Sedangkan dalam penentuan mean siswa yang menjawab benar, digunakan persamaan 5:

3

Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal. 105

4

Mp =

Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut:6

Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,80 < ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,60 < ≤ 0,80 Tinggi 0,40 < ≤ 0,60 Cukup 0,20 < ≤ 0,40 Rendah 0,00 < ≤ 0,20 Sangat Rendah 2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah suatu konsep yang berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.7 Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau K-R 208, yaitu:

=1

− ∑

Keterangan :

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan n : Jumlah item

S : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varian) p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah ∑pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q

5

Supardi, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Diadit Media, 2009), hal.112 6

Suharsimi Arikunto, Op, Cit, hal. 75 7

Ibid, hal. 86 8

Pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut :9

1. Jika r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes penguasaan konsep yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (= riliable).

2. Jika r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes penguasaan konsep yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable).

Perhitungan nilai reliabilitas ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0 yang hasilnya terdapat pada lampiran. Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas instrumen tes ini adalah siklus I 0,71, siklus II 0,89, dan siklus III 0,74. Berdasarkan kriteria reliabilitas instrumen, nilai ini memiliki reliabilitas yang tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa. Adapun rumusan untuk menentukan tingkat kesukaran adalah sebagai berikut: 10

P = B N Keterangan:

P = Proporsi (Indeks Kesukaran)

B = Jumlah siswa yang menjawab benar N = Jumlah peserta tes

Adapun klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini:11

9

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidilan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012) cet. 12 hal. 209

10

Ahmad Sofyan, dkk., Op. Cit. hal. 103. 11

Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran Rentang nilai kesukaran Kategori

0,00 < 0,30 Sukar

0,30 < 0,70 Sedang

0,70 < 1,00 Mudah

Perhitungan pengujian tingkat kesukaran dalam peneltian ini menggunakan bantuan software anates versi 4.0. Software ini dapat menganalisa klasifikasi indeks kesukaran pada 40 soal siklus I, 40 soal siklus II, dan 40 soal siklus III yang diujicobakan.

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang diujikan pada 40 soal siklus I diketahui bahwa terdapat 1 soal sangat sukar atau sebesar 2,5 %, 7 soal sukar atau sebesar 17,5 %, 30 soal sedang atau sebesar 75 %, dan 2 soal mudah atau sebesar 5 %.

Perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang diujikan pada 40 soal siklus II dapat diketahui bahwa terdapat 2 soal sangat sukar atau sebesar 5 %, 11 soal sukar atau sebesar 27,5 %, 26 soal sedang atau sebesar 65 %, dan 1 soal mudah atau sebesar 2,5 %.

Adapun perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang diujikan pada 40 soal siklus III diketahui bahwa terdapat 2 soal sangat sukar atau sebesar 5 %, 13 soal sukar atau sebesar 32,5 %, 25 soal sedang atau sebesar 62,5 %, dan tidak terdapat soal mudah atau sebesar 0 %.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.12 Angka yang

12

menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). adapun rumusan daya pembeda adalah sebagai berikut:

D = =

D = Indeks diskriminasi

JA = Jumlah peserta kelompok atas JB = Jumlah peserta kelompok bawah

BA = Jumlah peserta kelompok kelas atas yang menjawab soal dengan benar BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Adapun kriteria daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.9 di bawah ini:13

Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda

Rentang Nilai Kriteria

Bernilai negatif Drop

0,00-0,20 Jelek

0,20-0,40 Cukup

0,40-0,70 Baik

0,70-1,00 Baik Sekali

Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan software anates versi 4.0 Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 40 soal siklus I, 40 soal siklus II, dan 40 soal siklus III yang diujicobakan.

Berdasarkan perhitungan daya pembeda yang diujikan pada 40 soal siklus I diketahui bahwa terdapat 4 soal sangat buruk atau sebesar 10 %, 3 soal buruk atau sebesar 7,5 %, 11 soal cukup atau sebesar 27,5 %, 17 soal baik atau sebesar 42,5 %, dan 5 soal baik sekali atau sebesar 12,5 %.

Perhitungan daya pembeda yang diujikan pada 40 soal siklus II dapat diketahui bahwa terdapat 2 soal sangat buruk atau sebesar 5 %, 4 soal buruk atau

13

sebesar 10 %, 9 soal cukup atau sebesar 22,5 %, 19 soal baik atau sebesar 47,5 %, dan 6 soal mudahbaik sekali atau sebesar 15 %.

Adapun perhitungan daya pembeda yang diujikan pada 40 soal siklus III diketahui bahwa terdapat 3 soal sangat buruk atau sebesar 7,5 %, 5 soal buruk atau sebesar 12,5 %, 12 soal cukup atau sebesar 30 %, 16 soal baik atau sebesar 40 %, dan 4 soal baik sekali atau sebesar 10 %.

Dokumen terkait