• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

4. Teknik Penerjemahan

Teknik penerjemahan sebagaimana telah dijelaskan oleh Molina dan Albir sebelumnya, adalah hasil akhir dari proses menerjemahkan yang mempengaruhi bagian- bagian tertentu dari keseluruhan terjemahan. Teknik

penerjemahan merupakan suatu cara untuk menganalisis dan mengklasifikasi bagaimana suatu terjemahan dapat sepadan dengan teks sumbernya. Teknik penerjemahan memiliki lima karakteristik sebagai berikut:

1. Teknik penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan

2. Teknik penerjemahan diklasifikasikan dengan cara membandingkan antara teks bahasa sumber (BSu) dengan bahasa sasaran (BSa)

3. Teknik penerjemahan mempengaruhi tataran mikro teks 4. Teknik penerjemahan bersifat diskursif dan kontekstual 5. Teknik penerjemahan bersifat fungsional

(Molina dan Albir, 2002: 509) Berikut adalah 18 jenis teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina Albir (2002: 509- 511):

1. Adaptasi (adaptation)

Adaptasi merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan cara mengganti unsur budaya pada BSu dengan unsur budaya pada BSa yang memiliki kesamaan dan atau akrab bagi pembaca sasaran. Sebagai contoh, istilah winter dalam Bahasa Inggris apabila diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dapat digantikan dengan istilah musim penghujan.

2. Amplifikasi (amplification)

Teknik ini dilakukan penerjemah dengan cara mengeksplisitkan atau memparafrase suatu istilah atau informasi yang implisit dalam BSu. Teknik ini mirip dengan teknik penambahan atau gain. Sebagai contoh istilah Haloween dapat diparafrase menjadi haloween, perayaan tahunan di Amerika setiap tanggal 28 Oktober untuk mengusir roh- roh jahat.

3. Peminjaman (borrowing)

Teknik ini dilakukan penerjemah dengan cara meminjam istilah atau kata dalam BSu. Peminjaman ini bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu peminjaman murni (pure borrowing) dan peminjaman yang dinaturalisasi (naturalized borrowing). Contoh dari pure borrowing adalah kata mouse yaitu alat bantu pada

komputer yang diterjemahkan menjadi mouse. Sedangkan contoh dari naturalized borrowing misalnya kata television yang diterjemahkan menjadi televisi.

4. Kalke (calque)

Teknik penerjemahan ini dilakukan penerjemah dengan cara menerjemahkan kata atau frase BSu secara literal. Sebagai contoh frase interest rate yang diterjemahkan menjadi tingkat suku bunga.

5. Kompensasi (compensation)

Teknik ini dilakukan penerjemahan dengan cara memperkenalkan unsur-unsur informasi atau pengaruh stilistik teks Bsu di tempat lain dalam teks Bsa. Hal ini dilakukan karena pengaruh stilistik (gaya) BSu tidak dapat diterapkan pada BSa. Contoh dari teknik kompensasi adalah a pair of trousers yang diterjemahkan menjadi sebuah celana panjang.

6. Deskripsi (description)

Teknik deskripsi merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan cara menggantikan sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan fungsinya. Sebagai contoh, istilah panettone yang diterjemahkan menjadi ‘kue tradisional Italia yang dimakan pada saat Tahun Baru’.

7. Kreasi diskursif (discursive creation)

Teknik penerjemahan ini biasanya menampilkan kepadananan sementara dalam BSa yang terkadang keluar dari konteks. Teknik ini dilakukan penerjemah untuk menarik pembaca sasaran. Biasanya teknik ini digunakan untuk menerjemahkan judul film atau judul buku. Sebagai contoh judul film Harry Potter and the Sorcerer’s Stone yang diterjemahkan menjadi Harry Potter dan Batu Bertuah.

8. Padanan lazim (establish equivalence)

Teknik penerjemahan ini merupakan teknik untuk menggunakan istilah atau ungkapan yang sudah lazim (berdasarkan kamus atau penggunaan sehari-hari).

Contoh teknik padanan lazim misalnya kata introduction yang berarti pendahuluan.

9. Generalisasi (generalization)

Teknik penerjemahan ini menggunakan istilah yang lebih umum atau lebih netral pada BSa (subordinat) daripada BSu yang bersifat spesifik (superordinat). Sebagai contoh istilah penthouse yang diterjemahkan menjadi tempat tinggal.

10. Amplifikasi linguistik (linguistic amplification)

Teknik penerjemahan ini dilakukan dengan cara dengan menambah unsur-unsur linguistik dalam teks Bsa. Teknik ini lazim diterapkan dalam pengalih bahasaan secara konsekutif atau dalam sulih suara (dubbing). Contoh dari teknik ini misalnya pada kalimat Don’t do that yang diterjemahkan menjadi Jangan lakukan hal bodoh itu.

11. Kompresi linguistik (linguistic compression)

Teknik penerjemahan ini dilakukan dengan cara mensintesa unsur-unsur linguistik dalam teks Bsa. Teknik ini biasa diterapkan penerjemah dalam pengalihbahasaan simultan atau dalam penerjemahan teks film. Contoh teknik ini misalnya pada klausa go away! yang diterjemahkan menjadi pergilah!.

12. Penerjemahan harfiah (literal translation)

Teknik ini adalah teknik yang dilakukan oleh penerjemah dengan cara menerjemahkan ungkapan kata demi kata. Sebagai contoh ungkapan Killing two birds with one stone yang diterjemahkan ke dalam BSa menjadi Membunuh dua burung dengan satu batu.

13. Modulasi (modulation)

Teknik penerjemahan ini dilakukan penerjemah dengan cara mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan teks sumber. Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural. Sebagai

contoh, kalimat i cut my finger diterjemahkan ke dalam BSa menjadi jariku teriris, bukan aku memotong jariku.

14. Partikularisasi (particularization)

Teknik ini dilakukan penerjemah dengan cara menggunakan istilah yang lebih konkret atau presisi, dari superordinat ke subordinat. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik generalisasi. Contoh teknik ini misalnya frase air transportation yang diterjemahkan menjadi pesawat terbang.

15. Reduksi (reduction)

Teknik reduksi dilakukan penerjemah dengan cara memadatkan informasi teks Bsu dalam Bsa. Teknik ini menjadikan informasi yang eksplisit dalam BSu menjadi implisit dalam BSa. Sebagai contoh kalimat The month of fasting yang diterjemahkan menjadi Ramadhan.

16. Subtitusi (subtitution)

Teknik subtitusi merupakan suatu teknik penerjemahan yang merujuk pada pengubahan unsur-unsur linguistik dan paralinguistik (intonasi atau isyarat). Sebagai contoh bahasa isyarat dalam bahasa Arab, yaitu dengan menaruh tangan di dada diterjemahkan menjadi ‘terima kasih’.

17. Transposisi (transposition)

Teknik transposisi dilakukan dengan cara merubah kategori gramatikal. Teknik ini merupakan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Sebagai contoh, kata kerja dalam teks Bsu diubah menjadi kata benda dalam teks Bsa, misalnya kalimat He gives me a kiss yang diterjemahkan menjadi Dia menciumku.

18. Variasi (variation)

Teknik ini dilakukan dengan cara mengubah unsur-unsur linguistik atau paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik: perubahan tona tekstual, gaya bahasa, dialek sosial, dialek geografis. Teknik ini lazim diterapkan dalam menerjemahkan naskah drama.

Dokumen terkait