BAB II TINJAUAN PUSTAKA
F. Teknik Pengabsahan Data
Teknik pengabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian ini yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Dalam penelitian kualitatif ini uji keabsahan data meliputi yaitu uji credibility, transferability, dependability, and compirmability (Sugiyono, 2007:270). Dalam uji keabsahan data yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:
1.Credibility
Uji credibility merupakan uji kepercayaan pada data hasil penelitian yang dapat disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang telah dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan.
a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan merupakan salah satu langkah yang dilakukan dalam menguji kredibilitas data penelitian sehingga difokuskan terhadap pengujian data yang telah diperoleh. Data yang telah diperoleh setelah di cek kembali ke lapangan penelitian benar atau tidak, dan ada perubahan atau tetap masih sama setelah di cek kembali ke lapangan data yang diperoleh sudah dapat dipertanggung jawabkan/benar berarti akredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.
b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan merupakan salah satu langkah dalam mengontrol/mengecek pekerjaan terhadap data yang telah dibuat, dikumpulkan, dan disajikan apakah sudah benar atau belum. Dalam meningkatkan kecermatan peneliti dapat melakukan membaca berbagai referensi, dokumen-dokumen, buku, dan hasil penelitian terdahulu dengan membandingkan dengan hasil penelitian yang sudah didapatkan.
Dengan demikian, peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan sehingga pada akhirnya laporan yang telah dibuat akan semakin berkualitas.
c. Triangulasi
Dalam pengujian kredibilitas, triangulasi merupakan suatu pengecekan data dari beberapa sumber dengan berbagai waktu (Wiliam Wiersma, 1986). Menurut Sugiyono 2007:274 ada beberapa jenis triangulasi yaitu
triangulasi sumber, triangulasi waktu dan triangulasi teknik pengumpulan data.
d. Analisis Kasus Negatif
Untuk melakukan analisis kasus negatif maka peneliti mencari data yang bertentangan atau yang berbeda dengan data yang telah ditemukan.
Apabila tidak ada lagi data yang bertentangan atau berbeda dengan temuan berarti masih mendapatkan data-data yang bertentangan dari data yang ditemukan, maka peneliti akan mengubah temuannya (Sugiyono, 2007:275).
e. Menggunakan bahan referensi
Referensi merupakan bahan pendukung dalam membuktikan data yang telah diperoleh dari temuan oleh peneliti. Dalam laporan penelitian tersebut sebaiknya data-data dikemukakan yang dilengkapi dengan dokumen autentik, atau foto-foto/gambar sehingga lebih dapat dipercaya (Sugiyono, 2007:275).
f. Mengadakan Membercheck
Membercheck bertujuan untuk dapat mengetahui apakah data yang telah diperoleh sesuai dengan data yang telah diberikan oleh pemberi data. Dan informasi yang telah diperoleh akan digunakan oleh peneliti dalam penulisan laporan yang sesuai pada sumber data atau informan (Sugiyono, 2007:276).
2. Transferability
Transferability adalah merupakan validitas ekesternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan dengan derajat ketepatan atau diterapkannya hasil penelitian dimana informan tersebut diambil (Sugiyono, 2007:276).
3. Dependability
Untuk menguji dependability dapat dilakukan dengan cara audit pada seluruh proses dalam penelitian. Dengan cara auditor yang independen atau pembimbing yang independen mengaudit keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.
4. Compirmability
Penelitian kualitatif uji compirmability yaitu menguji hasil penelitian yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil dari penelitian merupakan salah satu fungsi dari proses penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian tersebut sudah memenuhi standar compirmability.
51 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis dan Adminisratif Kabupaten Pinrang
Kabupaten Pinrang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan terdiri dari daerah daratan, pegunungan dan pantai. Secara astronomis, Kabupaten Pinrang yang terletak diantara 3⁰19’
dan 4⁰10’ Lintang Selatan dan antara 119⁰26’ dan 119⁰47’ Bujur Timur.
Kabupaten Pinrang memiliki luas wilayah 1961,77 km2 atau 3,14% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Berikut batas-batas wilayah yang berada di Kabupaten Pinrang yaitu :
Dibagian sebelah utara Kabupaten Pinrang berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja
Dibagian sebelah timur Kabupaten Pinrang berbatasan dengan Kabpaten Enrekang dan Sidenreng Rappang.
Dibagian sebelah selatan Kabupaten Pinrang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat dan Selatan Makassar
Dibagian sebelah barat Kabupaten Pinrang berbatasan dengan Kota Pare-Pare.
Kabupaten Pinrang yaitu terdiri dari 12 kecamatan serta 39 kelurahan dan 69 desa. Persfektif geografis, Kabupaten Pinrang merupakan terdiri dari 22 desa/kelurahan pada bagian barat yang berbatasan dengan selat Makassar, yang berada di Kecamatan Duampanua, Lembang, Cempa,
Lanrisang, Mattiro Sompe dan Suppa. Daerah pegunungan terdapat di 20 desa/kelurahan di bagian utara, yang berada di Kecamatan Duampanua, Lembang, dan Batulappa. Sedangkan 66 desa/kelurahan yang lainnya merupakan daerah dataran.
2. Demografi
Secara umum keadaaan sosial budaya masyarakat Kabupaten Pinrang dalam proses pertumbuhan sejalan dengan dinamika pembangunan. Jumlah penduduk Kabupaten Pinrang pada tahun 2020 sebanyak 403 994,00 jiwa.
Adapun perbandingan jumlah penduduk di setiap Kecamatan di Kabupaten Pinrang dapat dlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Pinrang Pada Tingkat Kecamatan Tahun 2020
No Kecamatan Jumlah Penduduk
1 Suppa 34 434,00
2 Mattiro Sompe 30 155,00
3 Lanrisang 19 713,00
4 Mattiro Bulu 31 524,00
5 Watang Sawitto 56 570,00
6 Paleteang 42 630,00
7 Tiroang 23 409,00
8 Patampanua 37 577,00
9 Cempa 19 534,00
10 Duampanua 50 226,00
11 Batulappa 11 281,00
12 Lembang 46 932,00
Jumlah 403 994,00
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pinrang Tahun 2021 3. Perum BULOG Kabupaten Pinrang
a. Visi dan Misi Perum BULOG Kabupaten Pinrang
Perum BULOG Kabupaten Pinrang berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman Kabupaten Pinrang. Perum BULOG Kabupaten Pinrang dipimpin oleh seorang perempuan yaitu Zainab Mulyarahmah. Adapun Visi dari Perum BULOG Kabupaten Pinrang adalah “Menjadi perusahaan pangan yang unggul dan terpercaya dalam mendukung terwujudnya kedaulatan pangan”. Visi ini mencerminkan tugas yang telah diamanatkan oleh pemerintah dalam pengelolaan cadangan pangan pemerintah, pengamanan harga pangan pokok, dan distribusi pangan pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya terhadap pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya dalam rangka untuk ketahanan pangan nasional. Perum BULOG menempati posisi sebagai perusahaan pangan yang handal dan terpercaya mencakup hal-hal yaitu pemantapan ketahanan pangan nasional, memiliki rasa dan nilai kepekaan atas tanggung jawab bagi kepentingan masyarakat, taat dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika dalam melaksanakan bisnis serta profesional dan kompetitif dalam bidang usaha pangan.
Adapun visi tersebut dijabarkan dalam berbagai pengertian dan ruang lingkup yaitu berikut ini:
1. Perusahaan yang dimaksud adalah Perum BULOG merupakan perusahaan yang didirikan berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perusahaan Umum (Perum) BULOG.
2. Unggul dalam hal ini dimaksud yaitu keunggulan menghadapi setiap hambatan dan tantangan dalam mewujudkan visi perusahaan tersebut.
Keunggulan ini terlihat pada kinerja perusahaan yang memiliki integritas, profesional, dan kompetitif.
3. Pangan dalam hal ini merupakan komoditas pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya yang strategis untuk kehidupan seluruh masyarakat Indonesia.
4. Kedaulatan pangan yaitu merpakan terwujudnya ketersediaan pangan dengan diimbangi keterjangkauan ekonomi dan akses fisik secara berkelanjutan untuk menuju kemandirian dalam menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dan misi dari Perum BULOG Kabupaten Pinrang yaitu sebagai berikut:
1. Menjalankan usaha logistik pangan pokok dengan layanan kepada masyarakat.
2. Melaksanakan praktik manajemen unggul yang dan didukung dengan sumber daya manusia yang profesional, sistem yang terintegrasi dan teknologi terdepan.
3. Melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan senantiasa menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
4. Menjamin keterjangkauan dan ketersediaan stabilitas komoditas pangan pokok.
Dalam misi ini yaitu dapat diharapkan menginternalisasikan kepada seluruh karyawan dan stakeholder bahwa di Perum BULOG berkeinginan untuk menyejahterahkan rakyat dengan melalui pemenuhan kebutuhan pangan pokok. Misi ini juga menggambarkan, tugas Perum BULOG menjadi sebagai cakupan pangan yaitu pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya.
b. Struktur Organisasi Perum BULOG Kabupaten Pinrang
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perum BULOG Kabupaten Pinrang
c. Tugas Struktur Organisasi Perum BULOG
tugas dan wewenang pada setiap divisi dan bagian yang ada di Perum BULOG adalah:
1. Kepala Divisi Regional
Kepala Divisi Regional mempunyai tugas :
1) Melaksanakan kebijakan perusahaaan dan menyelenggarakan kegiatan pengadaan, oprasional dan pelayanan publik, komersial, pengelolaan administrasi dan keuangan di wilayah kerja.
2) Khusus untuk pengelolaan keuangan dan administrasi termasuk SDM, umum, hukum, humas, keuangan, sekretariat, akuntansi, teknologi informasi serta kepatuhan dan manajemen risiko kadivre melaksanakan koordinasi dengan wakadivre.
2. Wakil Kepala Divisi Regional
Wakil Kepala Divisi Regional mempunyai tugas :
1) Membantu melaksanakan tugas dari Kepala Divisi Regional 2) Mewakili atau menggantikan Kepala Divisi Regional menghadiri
pertemuan apabila berhalangan.
3) Mengelola fungsi keuangan dan administrasi termasuk SDM, umum, humas, hukum, keuangan, teknologi informasi, sekretariat, akuntansi serta manajemen risiko dan kepatuhan.
3. Bidang Pengadaan
Kepala bidang pengadaan mempunyai tugas :
Melaksanakan kegiatan analisis harga dan pasar, program kemitraan dan on far, pengadaan gabah, beras, dan pengadaan pangan pokok lain.
Bidang pengadaan terdiri dari:
a. Seksi Analisis Harga dan Pasar
Adapun tugas Seksi Analisis Harga dan Pasar sebagai berikut;
1) Melakukan pengamatan dan mengumpulkan data harga, tata niaga komoditas gabah, beras, kondisi dan struktur pasar dan pangan pokok lain.
2) Penyediaan rangkuman penyusunan rencana kerja Divre dan data statistik untuk mendukung kegiatan operasional dan komersial.
3) Serta mengevaluasi, memantau, dan melaporkan kegiatan analisis dan harga pasar.
b. Seksi kemitraan dan on farm
Tugas Seksi kemitraan dan on farm sebagai berikut;
1) Melakukan seleksi, evaluasi, pendataan, dan pembinaan mitra kerja pengadaan.
2) Melakukan perencanaan, penyediaan dan pengelolaan lahan dalam kegiatan on farm baik secara mandiri maupun dengan sinergi badan usaha atau dengan pola kerjasama kemitraan
3) Melakukan evaluasi, pemantauan, dan melaporkan kegiatan kemitraan dan on farm
c. Seksi pengadaan Gabah dan Beras
Seksi pengadaan Gabah dan Beras mempunyai tugas:
1) Melakukan penyiapan program pengadaan gabah dan beras medium/premium serta perangkat pemeriksa kualitas di laboratorium pemeriksaan kualitas.
2) Penghitungan kebutuhan yang terdiri dari L/C pengadaan, bahan pendukung, dan biaya eksploitasi.
3) Penyiapan administrasi pengadaan meliputi kontrak jual beli, dan dokumen lainnya.
4) Mengevaluasi, dan memantau, serta melaporkan kegiatan pengadaan gabah dan beras medium/premium dari hasil produksi dalam negeri.
d. Seksi Pengadaan Pangan Pokok
Tugas Seksi Pengadaan Pangan Pokok sebagai berikut;
1) Melakukan penyiapan program pengadaan pangan pokok lain yang meliputi hasil industri, hasil pertanian, serta hasil peternakan dan perikanan.
2) Penghitungan kebutuhan yang terdiri dari bahan pendukung, biaya eksploitasi, L/C pengadaan, serta penyiapan administrasi pengadaan meliputi kontrak jual beli, dan dokumen lainnya.
3) Mengevaluasi, dan memantau serta melaporkan kegiatan pengadaan pangan pokok lain.
4. Bidang Operasional dan Pelayanan Publik
Tugas Kepala Bidang Operasional dan Pelayanan Publik yaitu:
Melaksanakan kegiatan pengelolaan pergudangan, pemeliharaan sarana pengolahan, perawatan kualitas dan pengendalian mutu, persediaan dan penyediaan angkutan, Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk pelayanan publik serta penyaluran beras, dan pangan pokok lainnya.
Bidang operasional terdiri dari:
a. Seksi Pengolahan
Tugas dari Seksi Pengolahan;
1) Melakukan penyiapan sarana dan prasarana administrasi biaya serta rencana operasional dan bahan pendukung untuk kegiatan pengolahan gabah/beras dan pangan pokok lainnya
2) Standarisasi mutu/Good Manufacturing Practice (GMP) merupakan penggilingan gabah dan mesin pengolahan lainnya.
3) Memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiatan pengolahan serta melakukan penjadwalan dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan sarana pengolahan yang dibutuhkan termasuk pembiayaan.
b. Seksi Pergudangan, Persediaan dan Angkutan
Seksi Pergudangan, Persediaan dan Angkutan mempunyai tugas:
1) Melakukan pengolahan pergudangan meliputi kebutuhan kapasitas penyimpanan dan sarana gudang, biaya sewa gudang, biaya operasional dan biaya rawat gudang.
2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja serta ISO
3) Administrasi persediaan jumlah, posisi dan mutasi persediaan gabah beras, dan pangan pokok lainnya
4) Penyiapaan pelaksanaan operasional dan administrasi angkutan movenas, movereg, dan movelok, dan angkutan pangan pokok lain unuk mendukung kegiatan pelayanan publik dan komersial.
5) Serta memantau, mengevaluasi, dan melaporkan kegiataan pengelolaan pergudangan, petersediaan dan angkutan.
c. Seksi Perawatan dan Pengendalian Mutu
Seksi Perawatan dan Pengendalian Mutu mempunyai tugas:
1) Melakukan administrasi perawatan, operasional dan pengendalian mutu.
2) Penyiapan sarana dan prasarana dalam perawatan kualitas.
3) Penghitungan serta pengajuan biaya perawatan kualitas.
4) Standarisasi mutu pada gabah, dan beras, serta pangan pokok lainnya termasuk sarana penunjangnya.
5) Pengendalian manajemen standarisasi mutu (SNI, ISO, dan standarisasi lain) serta dokumen lainnya.
6) Memantau, mengevaluasi, melaporkan kegiatan dalam perawatan dan pengendalian mutu.
d. Seksi Pelayanan Publik
Seksi Pelayanan Publik mempunyai tugas:
1) Melakukan administrasi dan operasional penyaluran beras kepada masyarakat yang berpendapatan rendah, kelembagaan pemerintah serta CPP.
2) Pengajuan kebutuhan biaya sosialisasi, operasional, eksploitasi dan koordinasi dengan pihak lain.
3) Penghimpunan data serta penyelesaian pengaduan masyarakat.
4) Administrasi dokumen penagih penyaluran beras.
5) Memantau, dan mengevaluasi serta melaporkan kegiatan pelayanan publik.
5. Bidang Komersial
Tugas Kepala bidang komersial sebagai berikut;
Melaksanakan kegiatan pemasaran, pengendalian perdagangan, penjualan langsung, pengembangan serta penjualan distributor dan toko binaan.
Bidang Komersial yaitu terdiri dari:
a. Seksi Produk dan Pemasaran
Tugas Seksi Produk dan Pemasaran yaitu sebagai berikut;
1) Melakukan analisis pengembangan produk hasil petanian dan industri, produk perberasan serta produk hasil peternakan dan perikanan beserta turunannya sesuai permintaan pasar.
2) Pemantauan kualitas, spesifikasi, dan harga pada penjualan produk dan kemasannya.
3) Pemasaran dan promosi produk, penghitungan dan pengajuan biaya promosi, evaluasi kepuasan dan keluhan pelanggan serta kerjasama pemasaran dan promosi dengan pihak lain.
4) Mengevaluasi dan memantau serta melaporkan kegiatan produk dan pemasaran.
b. Seksi Pengendalian dan Perdagangan
Seksi Pengendalian dan Perdagangan mempunyai tugas:
1) Melakukan strategi penetapan harga dan perencanaan penjualan produk beserta keuntungan.
2) Pengendalian penempatan dan pengiriman produk dagang serta persediaan produk dagang di/dari pusat distribusi.
3) Distribusi produk antar tempat, biaya penjualan, penagihan, modal, dan penerimaan hasil penjualan.
4) Mengevaluasi dan memantau serta menyiapkan laporan manajemen bidang komersial dan melaporkan kegiatan pengendalian perdagangan.
c. Seksi Penjualan
Seksi Penjualan mempunyai tugas:
1) Penjualan produk secara langsung yaitu kepada kelembagaan pemerintah dan non pemerintah, Badan Usaha Milik Negara dan
Badan Usaha Lainnya seperti restoran, hotel dan catering dan Badan Usaha Milik Swasta dan badan usaha lainnya.
2) Penjualan produk secara tidak langsung dengan melalui jaringan toko binaan ataupun melalui distributor.
3) Administrasi hasil penjualan produk dan biaya operasional
4) Memantau dan mengevaluasi serta melaporkan kegiatan penjualan.
6. Bidang Administrasi dan Keuangan
Tugas Kepala Bidang Administrasi dan Keuangan yaitu;
Melaksanakan pengelolaan umum, SDM dan hukum, keuangan, perpajakan, sekretariat, akuntansi, manajemen risiko, dan kepatuhan teknologi informasi, dan hubungan masyarakat (humas).
Bidang Administrasi dan Keuangan terdiri dari:
a. Seksi SDM dan Hukum
Tugas Seksi SDM dan Hukum sebagai berikut;
1) Melakukan pendataan kebutuhan dan pengembangan SDM, pengelolaan data dan sistem informasi SDM, mutasi, pengusulan rotasi, dan promosi karyawan.
2) Penyusunan dan penelaahan perjanjian/kontrak, pelayanan konsultasi hukum, pengelolaan administrasi dan kesejahteraan karyawan, penerapan K3LH, serta penanganan dan pemantauan penyelesaian klaim.
3) Memantau dan mengevaluasi serta melaporkan kegiatan pengelolaan SDM dan hukum.
b. Seksi Sekretariat dan Humas
Tugas Seksi Sekretariat dan Humas sebagai berikut;
1) Melakukan pengelolaan surat menyurat, dokumentasi, dan arsip dokumen perusahaan, kegiatan protokoler, ekspedisi, serta administrasi dan perjalanan dinas.
2) Pengolahan informasi dan berita, serta menjalin komunikasi dengan media massa, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, pengelolaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) untuk meningkatkan citra baik bagi perusahaan.
3) Mengevaluasi dan memantau serta melaporkan kegiatan sekretariat dan humas.
c. Seksi Keuangan
Seksi Keuangan mempunyai tugas:
1) Melakukan verifikasi dan administrasi seluruh proses pada penerimaan dan pengeluaran transaksi keuangan, dalam kegiatan komersial maupun operasional.
2) Mengevaluasi dan melaporkan kegiatan keuangan, pengendalian dan realisasi anggaran, serta penyelesaian tagihan/piutang usaha.
7. Sub Divisi Regional
Kepala Sub Divisi Regional mempunyai tugas:
1) Memimpin sub divre dalam melaksanakan tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Sumber Daya Perum BULOG di lingkungan Sub Divre dibina oleh Kepala Sub Divisi Regional
3) Melaksanakan perencanaan dan pengembangan usaha, keuangan dan administrasi serta kebijakan teknis di bidang pelayanan publik.
4) Melaksanakan kerja sama dengan bidang usaha lain atau Instansi Pemerintah.
8. Kantor Seksi Logistik
Tugas Kantor Seksi Logistik yaitu;
Melaksanakan tugas serta fungsi Perum BULOG pada bidang pelayanan publik di wilayah kerja.
9. Gudang BULOG
Tugas Kepala Gudang BULOG yaitu;
Melakukan urusan penyimpanan, perawatan, pemasukan dan pengeluaran barang komoditi Perum BULOG serta sumber daya manusia, administrasi keuangan, dan ketatausahaan.
B. Hasil Penelitian
Dalam tahapan kebijakan publik, proses impementasi merupakan suatu tingkatan yang pada dasarnya dilakukan untuk menentukan hasil dari suatu pelaksanaan dalam kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Implementasi kebijakan publik merupakan penerapan dari suatu kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga mencapai tujuan dari kebijakan publik itu sendiri. Pada tahapan implementasi, tentu akan ditemukan
variabel-variabel yang terkait dengan berhasil atau tidaknya sebuah implementasi kebijakan.
Sesuai dengan amanat Inpres No. 5 Tahun 2015 tentang kebijakan pengadaan gabah/beras dan penyaluran beras oleh pemerintah yang merupakan pengejawantahan intervensi pemerintah dalam perberasan nasional untuk memperkuat ketahanan pangan. Secara garis besar dalam inpres tersebut disebutkan bahwa dalam melaksanakan kebijakan pengadaan gabah/beras melalui pembelian gabah/beras dalam negeri dengan ketentuan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) yang sudah ditetapkan dan kemudian ditetapkan kebijakan untuk menjaga stabilitas harga beras dalam negeri.
Untuk mewujudkan ketahanan pangan, BULOG mempunyai peran penting melalui tugas publiknya. Salah satunya adalah melaksanakan suatu kebijakan pembelian gabah/beras dalam negeri sesuai dengan ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP). Kegiatan Perum BULOG ini diwujudkan dalam suatu pengadaan gabah/beras dalam negeri. Untuk itu diharapkan Perum BULOG dapat mewujudkan ketahanan pangan sesuai dengan aturan.
Proses implementasi kebijakan menurut George C Edwar III memiliki 4 (empat) variabel yang merupakan faktor terkait dalam implementasi kebijakan, yakni komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Untuk mengukur sejauh mana implementasi kebijakan pengadaan beras BULOG untuk mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Pinrang dapat ditinjau dari variabel-variabel tersebut yang akan dideskripsikan sesuai hasil wawancara dengan para informan. Adapun variabel implementasi kebijakan yaitu:
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu kebijakan. Komunikasi sangat diperlukan dalam mencapai sasaran dan tujuan suatu kebijakan, komunikasi yang baik akan menghasilkan implementasi yang baik. Ketepatan komunikasi merupakan indikator terciptanya suatu hubungan antar organisasi internal maupun eksternal, dan berdasarkan indikator tersebut dapat diketahui apakah hubungan komunikasi para implementor terjalin baik atau tidak.
Dalam hal ini, BULOG selaku pelaksana yang diperintahkan oleh pemerintah melakukan hubungan komunikasi dengan instansi negeri maupun swasta diantaranya adalah Dinas Ketahanan Pangan, mitra kerja, dan pedangang pengecer. Dalam setiap komunikasi dan interaksi yang dilakukan oleh BULOG terhadap instansi lainnya tentu memiliki pandangan yang berbeda pula.
Hubungan komunikasi antara instansi terkait dengan mitra kerja terjadi pada saat BULOG melakukan seleksi terhadap mitra kerja yang akan menjual berasnya ke BULOG kemudian berkoordinasi dengan seksi pengadaan, pelayanan publik, dan analisa & pasar tentang standar kualitas beras serta harga beli beras. Dari wawancara yang sudah dilakukan dengan informan bahwa hubungan komunikasi dan koordinasi antara BULOG KCP Pinrang dengan mitra kerja sudah baik, hal ini terlihat dari BULOG dengan mitra kerja selalu melakukan koordinasi terkait harga beli beras.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh salah satu pengusaha kilang padi, Bapak Asri, pemilik KP Erwin
“saya dengan pihak BULOG selalu berkoordinasi soal harga beras dipasaran dan alhamdulillah sampai saat ini belum pernah terjadi masalah komunikasi dengan pihak BULOG”(Wawancara Asri, 15 Februari 2021).
Pernyataan tersebut didukung dengan pernyataan dari bapak Nurdin pemilik KP Tujuh Tani:
“komunikasi yang saya lakukan dengan pihak Perum BULOG sampai saat ini sudah berjalan dengan baik. Saya juga sering berkoordinasi mengenai harga beras yang ada pada BULOG. Dan bertanya bagaimana meningkatkan kualitas beras yang bagus atau premium terhadap penggilingan padi yang saya miliki.”(Wawancara Na, 15 Februari 2021).
Dalam melakukan komunikasi dan koordinasi terhadap mitra kerja, sesuai dengan data yang diperoleh oleh peneliti. Adapun data penggilingan padi yang akan menjadi mitra kerja pada Perum BULOG KCP Pinrang tahun 2020 yaitu:
Tabel 4.2 Data Mitra Kerja BULOG KCP Pinrang Tahun 2020 No Nama Penggilingan Padi Alamat Nama Pemilik
1 KP Marannu Kaliang, Duampanua H. Ali 2 KP Mustika Tani Macorawalie, Pinrang Muslimin
3 KP Situjuh Leppangang Sulaiman
4 KP Tujuh Tani Patommo, Duampanua H. Nurdin 5 KP Macolli Loloe Jampue, Lanrisang H. Nawir 6 KP Erwin Batu-batu, Duampanua M. Asri Sumber: BULOG KCP Pinrang 2021
Mitra kerja tersebut dapat melakukan kontrak langsung dengan BULOG KCP Pinrang. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti bahwa kontrak kerja BULOG KCP Pinrang dengan mitra kerja dilakukan selama
30 hari dan dapat diperpanjang satu kali paling lama 7 hari dengan mengajukan surat permohonan perpanjangan tertulis sebelum masa berlaku perjanjian jual beli berakhir. Dan apabila sebelum batas waktu yang diperjanjikan berakhir dan mitra kerja menyatakan bahwa tidak dapat menyelesaikan seluruh atau sebagian kuantum beras kepada BULOG, maka mitra kerja tersebut akan dikenakan denda sebesar 0,25% dari sisa kuantum
30 hari dan dapat diperpanjang satu kali paling lama 7 hari dengan mengajukan surat permohonan perpanjangan tertulis sebelum masa berlaku perjanjian jual beli berakhir. Dan apabila sebelum batas waktu yang diperjanjikan berakhir dan mitra kerja menyatakan bahwa tidak dapat menyelesaikan seluruh atau sebagian kuantum beras kepada BULOG, maka mitra kerja tersebut akan dikenakan denda sebesar 0,25% dari sisa kuantum