• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengambilan Sampel Adapun populasi yang diambil

KETERAMPILAN PROSES DENGAN PENDEKATAN EKSPOSITORI

F. Teknik Pengambilan Sampel Adapun populasi yang diambil

dalam penelitian inin adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tarogong Kidul tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari 10 kelas. Kemudina dari polulasi terebut diambil sampel sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol. Sedangkan cara pengambilan sampel dilakukan secra random yaitu kelas, dengan asumsi setiap kelompok sampel mempunyai karakteristik yang sama. G. Desain Penelitian

Berdasarkan metode penelitian diatas, desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent group pretest-posttest design. Menurut Brog dan Gall (1989:690) dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelas eksperimen

O

X

O

Volume 6, Nomor 1, Oktober 2015

46 Penjelasan:

= Subjek tidak dilakukan secara acak

O = Tes awal (pretest) / tes akhir (posttest)

X = Pembelajaran Contextual Teaching Learning

H. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 macam intsrumen yaitu tes dan angket. Dalam penelitian ini instrumen tes yang digunakan penulis adalah bentuk tes uraian, yang digolongkan ke dalam dus bentuk yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Soal-soal tersebut diuji cobakan terhadap siswa kelas IX-J SMP N 1 tarogong Kidul. Setelah itu dianalisis untuk mengetahui validitas, reabilitas, daya pembeda serta tingkat kesukaran soal baik secara keseluurhan maupun untuk tiap butir soal. Sedangkan untuk instrumen angket diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan skala likert. I. Hasil Penelitian

1. Deskripsi hasil penelitian

Data kuantitatif pada penelitian ini diperoleh hasil tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 1

Deskripsi Data Hasil Tes Awal (Pretest) No Ukuran Statistik Pretest Eksperimen Kontrol 1 Nilai Terendah 2 2 2 Nilai Tertinggi 21 18 3 Rata – rata 7,667 8,543 4 Simp. Baku 4,648 4,540 Dari tabel diatas, data hasil tes awal (pretest) untuk kelas eksperimen yaitu: jumlah siswa 36 orang, skor terkecil pretest 2, skor terbesar pretest 21, rata-rata skor pretest 7,667 dan simpangan bakunya 4,648. Sedangkan data hasil tes awal (pretest) kelas kontrol yaitu: jumlah siswa 35 orang, skor terkecil pretest 2 dan skor terbesar pretest 18, rata-rata skor pretest 8,543 dan simpangan bakunya 4,540.

Tabel 2

Deskripsi Data Hasil Tes Akhir (Posttest) No Ukuran Statistik Pretest Eksperimen Kontrol 1 Nilai Terendah 8 0 2 Nilai Tertinggi 24 21 3 Rata – rata 17,472 13,629 4 Simp. Baku 5,774 5,418

Dari tabel diatas, data hasil tes akhir (posttest) untuk kelas eksperimen yaitu: jumlah siswa 36 orang, skor terkecil posttest 8, skor terbesar posttest 24, rata-rata skor posttest 17,472 dan simpangan bakunya 5,774. Sedangkan data hasil tes akhir (posttest) kelas kontrol yaitu: jumlah siswa 35 orang, skor terkecil posttest 0 dan skor terbesar posttest 21, rata-rata skor posttest 13,629 dan simpangan bakunya 5,418.

2. Uji Gain

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi pada kelas eksperimen (pembelajaran Contextual Teaching and Learning) dan kelas

Volume 6, Nomor 1, Oktober 2015

47 kontrol (pembelajaran konvensional),

maka data yang diperoleh dari pretest dan posttest harus dianalisis dengan menggunakan gain ternormalisasi.

Adapun hasil analisis gain ternormalisasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Rata-rata Gain Ternormalisasi

Kelas Rata-rata Gain Ternormalis asi Kategori Eksperim en 0,601 Peningkat an Sedang Kontrol 0,305 Peningkat an Sedang Dari tabel 3 diatas rata-rata hasil gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen adalah 0.601 dengan kategori peningkatannya termasuk sedang. Sedangkan untuk kelas kontrol rata-rata hasil gain ternormalisasi yang didapat adalah 0.305 dengan kategori peningkatannya termasuk sedang.

Dari hasil rata-rata gain ternormalisasi diatas terlihat bahwa peningkatan komunikasi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol berkategori sama yaitu peningkatannya termasuk sedang, akan tetapi bobot nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen lebih besar dengan bobot nilai rata-rata yang diperoleh kelas kontrol, untuk kelas eksperimen memiliki bobot nilai rata-rata 0.601 lebih besar dari kelas kontrol dengan bobot nilai rata-rata 0.305. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran Contextual Teaching and Learning lebih baik daripada pembelajaran konvensional.

3. Komunikasi Matematis

Untuk melihat kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen yaitu pembelajaran Contextual Teaching and Learning diperoleh dari nilai yang didapat siswa dari pretest dan posttest.

Adapun nilai yang diperoleh siswa dari pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4

Jumlah Siswa Pada Kategori Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa Pada Saat Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen.

No Kategori Jumlah Siswa

Pretest Posttest 1 Jelek 24 4 2 Kurang 6 6 3 Cukup 5 9 4 Baik 1 5 5 Sangat Baik 0 12

Pada tabel 4 diatas jumlah siswa pada saat pretest dengan kategori jelek terdapat 24 orang, kategori kurang terdapat 6 orang kategori cukup 5 orang dan kategori sangant baik 0. Sedangkan jumlah siswa pada saat posttest dengan kategori jelek terdapat 4 orang, kategori kurang 6 orang, kategori cukup 9 orang, kategori baik 5 orang, dan kategori sangat baik 12 orang.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa pada saat pretest adalah jelek dengan rata-rata persentase yang diperoleh 31,94 %, dan kemampuan komunikasi matematis siswa pada saat posttest adalah cukup dengan rata-rata persentase yang diperoleh 72,69 %. 4. Skala Sikap

Volume 6, Nomor 1, Oktober 2015

48 Angket yang diberikan terdiri dari

16 pernyataan 8 diantaranya pernyataan positif dan 8 pernyataan negatif. setelah angket diberikan dan data hasil angket sudah diperoleh maka langkah yang akan dilakukan selanjutnya yaitu analisis hasil data angket. Data hasil analisis angket skala sikap siswa akan diinterpretasikan secara umum, interpretasi siswa terhadap masing-masing indikator dan interpretasi siswa tiap individu.

Untuk melihat kriteria hasil perhitungan angket kelas eksperimen secarar umum dapat dilihat pada tabel 5 skala tanggapan interpretasi sikap siswa secara umum kelas eksperimen.

Tabel 5

Skala Tanggapan Interpretasi Sikap Siswa Secara Umum Kelas

Eksperimen Skor Interprestasi 624 – 1091 Sangat jelek 1092 – 1559 Jelek 1560 – 2057 Baik 2058 – 2495 Sangat baik

Dari skol total angket yang didapat menunjukan bahwa skor total angket 1983 terdapat pada skala tanggapan 1560 – 2059. Hal ini menunjukan bahwa sikap siswa secara umum terhadap pembelajaran matematika dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning berinterpretasi baik.

J. Pembahasan

Hasil dari pretest dan posttest merupakan hasil yang memperlihatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pengaruh (treatment) pembelajaran yang berbeda untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, hasil untuk pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol

menunjukan tidak terdapat perbedaan kemampuan awal komunikasi matematis siswa, hal ini disebabkan kedua kelas tersebut belum diberikan pembelajaran yang akan diterapkan. Sedangkan untuk hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukan bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik dari pada dengan pembelajaran konvensional, hal ini disebabkan karena dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) siswa tidak hanya diberikan materi pembelajaran dan pemberian soal-soal komunikasi saja, tetapi siswa juga diberikan suatu nuansa yang baru dalam pembelajarannya serta dibawa langsung kedalam dunia kehidupan sehari-hari agar membentuk sikap siswa senyaman mungkin tidak tertekan dengan materi pembelajaran matematika, sesuai dengan prinsip dari Contextual Teaching and Learning (CTL) hal ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa.

Hasil pretest untuk kelas eksperimen yang dikategorikan berdasarkan kriteria kemampuan komunikasi matematis siswa menunjukan kategori rata-rata jelek namun setelah pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) diterapkan pada kelas eksperimen hasil posttest menunjukan kategori rata-rata cukup. Dari perbedaan hasil pretest dan posttest menunjukan terjadinya peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL).

Volume 6, Nomor 1, Oktober 2015

49 Hasil pretest untuk kelas

kontrol sama dengan kelas eksperimen dimana hasilnya dikategorikan berdasarkan kriteria kemampuan komunikasi matematis siswa, dimana hasilnya menunjunkan kategori rata-rata jelek, setelah pembelajaran konvensional diberikan memang mengalami peningkatan yaitu dengan kategori kurang, dan hasil tersebut menunjukan bahwa pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik dari pada dengan pembelajaran konvensional.

Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol ditunjukan dari hasil analisis gain ternormalisasi dimana skor rata-rata untuk kelas eksperimen sebesar 0.601 dengan kategori sedang, dan untuk hasil analisis gain ternormalisasi kelas kontrol memperoleh skor rata-rata sebesar 0.305 dengan kategori sedang. Meskipun berkategori sama tetapi bobot nilai yang didapat menunjukan peningkatan kemampuan komunikasi kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan peningkatan pembelajaran konvensional, serta dari hasil analisis posstest dengan uji Mann Whitney (Uji hipotesis) satu pihak dengan taraf signifikan  = 5% diperoleh hasil bahwa peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik dari pada dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

Dari pembahasan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik dari

pembelajaran konvensional untuk kemampuan komunikasi matematis siswa, untuk peningkatan kemampuan komunikasi siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) tergolong sedang, serta peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik dari pada pembelajaran konvensional.

K. Penutup

Dokumen terkait