• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Pembelajaran Fikih

Pembelajaran merupakan sebuah pola interaksi belajar mengajar yang dapat terlaksana secara efektif dengan menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Adapun pembelajaran dalam penelitian ini, yaitu pembelajaran fikih yang membahas mengenai sumber hukum Islam, ketentuan-ketentuan bagi manusia dalam beribadah kepada Allah swt., hubungan antar manusia, dan lingkungan dimana mereka hidup sehingga peserta didik mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan pembelajaran Fikih di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar diketahui berdasarkan hasil pengisian angket variabel x (pembelajaran Fikih) yang telah dibagikan kepada peserta didik bahwa dari 42 peserta didik yang menjadi sampel penelitian ini diperoleh persentase rata-rata tingkat capaian peserta didik sebagaimana telah gambarkan dalam tabel 4.7 pada bab sebelumnya bahwa peserta didik berada pada kategori tinggi sebanyak 25 dengan persentase sebesar 59,52%, pada kategori sedang sebanyak 17 responden dengan persentase 40,48%, sementara pada kategori cukup dan rendah memiliki frekuensi 0, sehingga diperoleh nilai akumulasi TCR atau variabel pembelajaran Fikih berada pada kategori tinggi.

Berdasarkan data hasil angket tersebut, diketahui bahwa pada indikator pelaksanaan pembelajaran Fikih yang dideskripsikan pada item angket nomor 1-5 mengungkapkan bahwa guru Fikih menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif sesuai dengan kondisi dan keadaan peserta didik di dalam kelas, sehingga peserta didik dapat lebih memperhatikan, mendengar dengan baik materi Fikih yang sedang dipelajari dan aktif dalam bertanya pada forum diskusi.

Pada indikator pemahaman peserta didik terkait Fikih pada item angket 6-12 diperoleh bahwa peserta didik selama proses pembelajaran dapat memahami Fikih sebagai suatu ilmu agama yang membahas tentang ketentuan hukum syara‟

yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt., manusia dengan manusia, manusia dengan alam dengan ruang lingkup ibadah dan muamalah.

Adapun ibadah yang dimaksud dalam penelitian ini hanya berfokus pada ibadah salat dan puasa wajib dan sunah. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran Fikih, peserta didik juga diajarkan terkait ibadah lainnya dan hukum jual-beli, hukum waris, pernikahan, mengenai pinjaman serta menuntun manusia untuk lebih menghargai lingkungan sekitar .

Indikator urgensi mempelajari Fikih pada item angket 13-15, diperoleh bahwa sebagian besar peserta didik di MTs Negeri 2 Biingkanaya Kota Makassar mengetahui bahwa Fikih sangat penting (urgen) untuk dipelajari karena dapat dijadikan pedoman dalam memahami sumber hukum Islam dan ketentuan-ketentuannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membentuk manusia yang berkarakter dan bertakwa kepada Allah swt. Hal tersebut juga senada dengan hasil wawancara dengan Ibu Rosdianah, S.Ag., guru Fikih di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar bahwa:

Dalam melaksanakan proses pembelajaran materi Fikih beliau lakukan dengan tiga tahapan, yaitu: tahap pertama melakukan apersepsi dan memperhatikan kesiapan peserta didik dalam mengikuti pelajaran, tahap kedua menjelaskan materi Fikih, seperti pengamalan ibadah salat dan puasa dengan menggunakan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan keadaan peserta didik yang akan diajar dan menyediakan media yang mendukung penyampaian materi, dan tahap ketiga melakukan evaluasi dengan cara memberikan soal tes tertulis kepada peserta didik setelah proses pembelajaran.

2. Pengamalan Ibadah Peserta Didik

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar berjumlah 42 sebagai sampel

60

penelitian melalui angket dan dokumentasi pelaksanaan salat di lingkungan dan luar sekolah, sehingga diperoleh nilai maksimum 113 dan nilai minimum 52.

Secara terperinci, data tersebut dapat digambarkan bahwa terdapat 16 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 30,10%, 22 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 52,38%, 3 peserta didik berada pada kategori cukup dengan persentase 7,14% dan 1 peserta didik berada pada kategori rendah dengan persentase sebesar 2,38%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengamalan ibadah peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar berada pada kategori sedang. Hal tersebut menginterpretasikan bahwa pengamalan ibadah peserta didik juga dipengaruhi oleh variabel lain.

Berdasarkan hasil angket yang diporelah diketahui bahwa pada indikator pengamalan ibadah salat wajib dan sunah berjemaah di sekolah dideskripsikan pada item angket variabel Y nomor 1-6 bahwa pernyataan memperoleh respons yang positif dengan rata-rata tingkat capaian responden mencapai 79,64%, sehingga pengamalan ibadah salat berjemaah peserta didik di lingkungan sekolah telah terealisasikan dengan signifikan. Adapun indikator pengamalan ibadah salat wajib dan sunah diluar sekolah pada item 7-24 juga diperoleh hasil yang positif, yakni sebagian besar peserta didik melaksanakan salat wajib (fardu) di awal waktu yang disertai dengan pengamalan ibadah salat sunah rawatib, baik sebelum maupun sesudah salat fardu dengan rata-rata tingkat capaian responden mencapai 73,48%. Sedangkan pada indikator kesiapan peserta didik dalam melakukan puasa sunah dan wajib pada item angket 25-31 mengungkapkan bahwa peserta didik mengamalkan ibadah puasa wajib (ramadan) dan puasa sunah (senin-kamis, daud, dan syawal), serta mengganti puasa ramadan sesuai jumlah puasa yang ditinggalkan ketika sakit maupun hal lainnya yang dapat membatalkan puasa dengan rata-rata tingkat capaian responden mencapai 79,85%.

Penelitian ini dapat diperkuat dengan adanya ayat al-Qur‟an yang mengungkapkan bahwa Allah swt. menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Hal tersebut telah diabadikan di dalam QS. al-Zariyat/51:56. Akan tetapi, manusia dalam beribadah harus mengikuti tuntunan Allah swt. dan menjauhi segala larangan-Nya. Oleh karena itu, pengamalan ibadah dapat dipengaruhi oleh pemahaman terhadap fikih dan dapat pula dipengaruhi oleh hal lain yang dapat melalaikan manusia dalam beribadah sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Nahl/16:36 bahwa Allah swt, mengutus seorang Rasul untuk setiap umat untuk menyerukan kepada manusia untuk beribadah kepada Allah swt. dengan menjauhi larangannya. Namun Allah swt. juga menyampaikan bahwa di antara manusia ada yang diberi petunjuk oleh-Nya dan ada pula yang tetap dalam kesesatan.

Berdasarkan hasil wawancara kepada peserta didk dan guru Fikih, maka dapat disimpulkan bahwa:

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengamalan ibadah peserta didik selain faktor pemahaman pembelajaran Fikih adalah sifat keagamaan yang diturunkan dari keluarga (faktor keturunan/keluarga), adanya motivasi yang bersumber dari keluarga maupun secara pribadi, pembinaan kepribadian anak untuk mengerjakan salat harus dilakukan sejak dini, lingkungan masyarakat, dan pertumbuhan jasmani yang cepat juga bisa menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengamalan ibadah pada seseorang, 3. Pengaruh Pembelajaran Fikih terhadap Pengamalan Ibadah Peserta

Didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran Fikih (variabel X) dan pengamaan ibadah Peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar (variabel Y) berdistribusi normal bersifat linear. Uji linearitas pada penelitian ini dilakukan menggunakan rumus regresi linear sederhana sekaligus untuk menjawab hipotesis awal.

Hasil penelitian ini juga diolah menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengetahui tingkat pengaruh pembelajaran Fikih terhadap

62

pengamalan ibadah peserta didik, sehingga diperoleh nilai rxy=0,8225 yang terletak antara interval koefisien 0,800–1,000, sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pengaruh pembelajaran Fikih terhadap pengamalan ibadah peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar menunjukkan pengaruh yang sangat kuat.

Interpretasi tersebut, kemudian diuji menggunakan taraf signifikan α=0,05 dan df=40. Sehingga diperoleh rhitung(0,8225)≥rtabel(0,3044). Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis Ha diterima dan Ho ditolak yang juga dapat diarti kan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pembelajaran Fikih terhadap pengamalan ibadah peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar. Nilai rhitung yang diperoleh selanjutnya diuji menggunakan Uji T pada df=42 dan taraf signifikan α=0,05. Sehingga diperoleh thitung(9,14612) ≥ ttabel(2,01808) yang dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran Fikih terhadap pengamalan ibadah peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar secara signifikan.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang telah dilakukan Mustafa yang judul “Pengaruh Pemahaman Fikih terhadap Pengamalan Ibadah Peserta Didik di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Enrekang."

Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemahaman Fikih dengan pengamalan ibadah peserta didik. Hal ini dibuktikan setelah melakukan perhitungan, sehingga diperoleh nilai ttabel = 1,70 dan thitung = 37. Berdasarkan hasil tersebut, maka thitung ≥ ttabel. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif antara tingkat pemahaman Fikih dengan pengamalan ibadah peserta didik di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Kalosi Kabupaten Engrekang.

Berdasarkan dukungan dari penelitian tersebut, maka peneliti mengungkapkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan menggunakan penyebaran instrumen angket kepada peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar yang telah diolah menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial, bahwa pelaksanaan proses pembelajaran Fikih dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap pengamalan ibadah peserta didik menjadi lebih baik sebagai bentuk realisasi penerapan ilmu yang telah diperoleh dari pembelajaran Fikih

Hasil angket yang diperoleh juga didukung oleh hasil penelusuran awal dimana peneliti hanya bertindak sebagai pengamat tanpa sepengetahuan peserta didik yang menjadi objek pengamatan pada saat guru Fikih di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar sedang melangsungkan proses pembelajaran. Dari hasil penelusuran tersebut, diperoleh bahwa:

Pembelajaran Fikih di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar dilakukan dengan melakukan apersepsi dan memperhatikan kesiapan peserta didik, menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif dan menyediakan media yang mendukung penyampaian materi, serta melakukan evaluasi setelah proses pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan diperoleh bahwa seringkali pembelajaran berlangsung tidak kondusif karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: daya ingat peserta didik, konsentrasi, minat belajar, bahan pelajaran, suasana kelas, pendidik, metode, dan lingkungan belajar. Adapun solusi yang dilakukan oleh tenaga pendidik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memberikan selingan kuis atau permainan selama proses pembelajaran dan menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif setiap pertemuan. Oleh karena itu, hasil penelitian

64

ini juga menunjukkan adanya hal lain yang dapat mempengaruhi pemahaman peserta didik dalam pengamalan ibadah.

Adapun pengamalan ibadah peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar terealisasi pasca pemberian edukasi dan penetapan pendisiplinan peserta didik dalam melaksanakan ibadah dengan melakukan penjadwalan salat Zuhur di masjid sekolah bagi peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar.

Data hasil penelusuran awal dan angket juga diperkuat oleh data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap peserta didik atas nama Putri Aprilia Nur dan Muh. Akbar terkait proses pembelajaran Fikih diperoleh bahwa:

Proses pembelajaran Fikih oleh ibu Rosdiana, S.Ag., tidak membosankan karena sering mengadakan kuis atau game, selalu melakukan praktik secara langsung mengenai materi salat dan tata cara berwudu, sehingga materinya mudah dipahami seperti definisi fikih, ruang lingkupnya dan proses penerapannya. Adapun pengamalan ibadah yang mereka amalkan, yakni selalu melaksanakan salat 5 waktu (Fardu), dan puasa. Pengamalan ibadah terutama salat Zuhur sangat ditekankan bagi kami ketika berada di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Hal tersebut didukung oleh adanya fasilitas yang mewadahi hal tersebut, seperti disediakannya mukenah bagi peserta didik perempaun yang dapat digunakan secara bergantian, masjid yang bertingkat, dan tempat pengambilan wudu yang luas, serta adanya pembagian buku amalia Ramadhan ketika waktunya tiba.

Berdasarkan data tersebut, maka diketahui bahwa pembelajaran Fikih yang telah dilaksakan oleh para pendidik bidang studi Fikih dan pendidik bidang studi lainnya memiliki korelasi sangat kuat dengan pengamalan ibadah peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar.

65 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan yang telah dideskripsikan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran Fikih di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar berada pada kategori tinggi dengan persentase rata-rata sebesar 59,52%. Data tersebut diperoleh dari 42 peserta didik yang menjadi sampel responden, terdapat 25 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 59,52%, 17 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 40,48%, dan 0% berada pada kategori cukup dan rendah.

2. Pengamalan ibadah peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar berada pada kategori sedang dengan persentase sebesar 52,38%

menginterpretasikan bahwa dari 42 sampel responden dalam penelitian ini terdapat 16 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 30,10%, 22 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 52,38%, 3 peserta didik berada pada kategori cukup dengan persentase 7,14% dan 1 peserta didik berada pada kategori rendah dengan persentase sebesar 2,38%.

3. Terdapat pengaruh antara pembelajaran Fikih terhadap pengamalan ibadah peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan korelasi product moment pada taraf signifikan 0,05% diperoleh thitung(9,14612)≥ttabel(2,01808) yang dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran Fikih terhadap pengamalan ibadah peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar secara signifikan.

66

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, diketahui bahwa penelitian ini memiliki pengaruh antara pembelajaran Fikih terhadap peserta didik yang berbentuk positif, dan dapat memberikan beberapa implikasi, yaitu sebagai berikut:

1. Bagi sekolah diharapkan agar dapat meningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran dengan menyediakan perangkat pembelajaran dan lebih memperhatikan fasilitas yang dapat menunjang terealisasikannya ilmu-ilmu Fikih ibadah di lingkungan sekolah MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar.

2. Bagi peserta didik di MTs Negeri 2 Biringkanaya Kota Makassar diharapkan dapat membantu meningkatkan cakrawala berfikir mengenai pembelajaran Fikih, dan menumbuhkan kesadaran peserta didik dalam beribadah kepada Allah swt.

3. Bagi peneliti agar dapat meningkatkan cakrawala berfikir terkait pembelajaran Fikih, dan penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai pijakan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan ruang lingkup yang lebih luas.

67

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. Fiqh Ibadah. Yogyakarta: Deepublish CV Budi Utama, 2020.

Abror, Khoirul. Fiqh Ibadah. Yogyakarta: Phoenix Publisher, 2019.

Ahdar, Jamaluddin. Belajar dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Pare-Pare: CV. Kaafah Learning Center, 2019.

Ali, Aisya M. Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana, 2018.

Anshori, Muslich dan Sri Iswati. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surabaya:

Airlangga University Press, 2019.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta:

Rineka Cipta, 2013.

Bungin, H.M Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana, 2017.

Darwin, Muhammad dan Diana Sylvia. dkk. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif. Bandung: Media Sains Indonesia, 2021.

Hafsa. Pembelajaran Fiqih. Medan: Citapustaka Media Perintis, 2016.

Handayani, Silvana Liz. Macam-Macam dan Pelaksanaan Salat. Banten: Fakultas Ushuluddin dan Adab Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin, t.th.

Hasibuah, Siti Fatimah. “Pengaruh Pemahaman Agama dan Keteladanan Orang Tua terhadap Pengamalam Ibadah Salat Peserta di SMK Erna Dumai”

Jurnal Wibawa 1. No 1 (September 2021): h.3.

Hidayati, Tri. dkk. Statistika Dasar: Panduan Bagi Dosen dan Mahasiswa. Jawa Tengah: Pena Persada, t.th.

Kementerian pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. http://kbbi.Kemendikbud.go.id/entri/pengamalan (23 Maret 2022).

Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2019.

Komala. Shalat Wajib dan Shalat Sunnah. Banten: Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin, t.th.

Lubis, Lahmuddin dan Wina Asry. Ilmu Pendidikan Islam. Medan: Perdana Publishing, 2020.

Purwanto, M. Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008.

Rahman, Qadriah. “Pengaruh Pembelajaran Fikih terhadap Pelaksanaan Salat Lima Waktu Peserta Didik di MTs Negeri Pare-Pare”. Skripsi. Pare-Pare:

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Adab, IAIN Pare-Pare, 2018.

Rahmatullah, Muhammad. Pembelajaran Fikih. Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Siregar, Marhot Halomoan. “Pengaruh Pengetahuan Fiqih terhadap Pengamalan

68

Ibadah Salat Santri Kelas II Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Taman Perguruan Islam (TPI) Purba Sinomba Kecamatan Padang Bolak”.

Skripsi. Padangsidimpuan: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah, STAIN Padang Sidimpuan, 2011.

Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015.

Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Cet. XIII; Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2014.

Supardi. Statistik Penelitian Pendidikan: Perhitungan, Penyajian, Penjelasan, Penafsiran, dan Penarikan Kesimpulan. Cet: I; Depok: Rajawali Pers, 2017.

al-Syafi‟i, Ahmad bin „Ali bin Hajar abu al-Fadl al-„Asqalani. Fath al-Bari Syarh Sahih al-Bukhari, Juz 4 (Bairut: Dar al-Ma‟rifah, 1379): h. 29.

Syamsudduha. Penilaian Kelas. Makassar: Alauddin Universty Pers, 2012.

Uluhin, Sukma Wati. “Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih terhadap Pengamalan Ibadah Peserta Didik Kelas VIII Di MTs Negeri 6 Tulungagung”. Skripsi. Tulungagung, Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK), IAIN Tulungagung, 2018.

69

LAMPIRAN

91

Lampiran 10: Dokumentasi Penelitian

Dokumentasi Pemberian Angket Kepada Peserta Didik

Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Fikih

93

Dokumentasi Peserta Didik Sedang Berwudu

Dokumentasi Peserta Didik Melaksanakan Salat Zuhur di Sekolah

95

Dokumentasi Wawancara Guru Fikih (Ibu Rosdianah, S. Ag.)

Dokumentasi Wawancara peserta didik (Putri Aprilia Nur dan Muh. Akbar)

Dokumen terkait