BAB III METODE PENELITIAN
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
penggunaan variabel penelitian. Sependapat dengan itu, Sugiyono (2012: 102) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Selama penelitian diperlukan instrumen yang tepat untuk dapat mengukur variabel penelitian yang akan diukur. Penelitian ini menggunakan jenis instrumen bentuk tes. Instrumen penelitian dalam bentuk tes uraian atau esai berjumlah enam butir untuk mengukur enam kemampuan berpikir kritis, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, penjelasan, dan regulasi diri. Soal berisi materi IPA kelas IV dengan kompetensi dasar 3.5 Memahami berbagai bentuk sumber energi dan sumber energi alternatif (angin, air, matahari, panas bumi, bahan bakar organik, dan nuklir) dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menggunakan dua soal bernomor 3 dan 4 untuk mengukur kemampuan evaluasi
dan inferensi. Berikut adalah matriks pengembangan instrumen. Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen
No. Variabel Aspek Indikator No
Soal
1. Evaluasi
Menilai sah tidaknya klaim
Menilai kebenaran pernyataan perubahan energi listrik
3a
Menilai sah tidaknya argumen
Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik
3b
Menilai sah tidaknya argumen
Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik
3c
2. Inferensi
Menguji bukti-bukti Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik
4a
Menerka alternatif-alternatif
Memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik
4b
Menarik kesimpulan Membuat kesimpulan tentang energi listrik
4c
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Sebelum digunakan untuk penelitian, sebelumnya instrumen telah diuji untuk menghindari pertanyaan atau kalimat yang sulit dipahami responden. Teknik pengujian instrumen yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Berikut adalah penjabaran uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.
36 3.7.1 Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukur (Sudaryono, 2013: 103). Instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur dan mengungkapkan data pada variabel dengan tepat. Validitas instrumen tes harus memenuhi validitas konstruksi (construct validity)
dan validitas isi (content valididty) (Sugiyono, 2012: 123). Penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity), validitas muka (face validity), dan validitas konstruk (construct validity).
3.7.1.1 Validitas Isi
Tes memiliki validitas isi apabila mampu mencakup materi dan sesuai dengan tujuan pembelajaran (Cohen, 2007: 162). Validitas ini dilakukan untuk melihat kesesuaian antara instrumen dengan isi materi. Validitas isi dapat dilakukan oleh orang yang ahli atau professional judgement (Cohen, 2007: 162-163). Tes yang telah disusun dapat dinilai oleh ahli bidang studi untuk mengetahui kelayakan tes terhadap konsep materi (Sudjana, 2009: 13-14). Validitas isi pada penelitian ini didapat dari tiga ahli materi IPA, yaitu dua orang dosen mata kuliah IPA Fisika dan satu orang guru kelas IV yang biasa mengajar IPA. Validator 1 memberi saran secara lisan untuk lebih memperinci dalam rubrik penilaian pada soal nomor 3 dan 4. Validator 2 memberi masukkan pada soal nomor 3 dan 4 untuk melengkapi soal, sehingga dapat dibedakan antara jawaban yang mendapat skor 3 dan 4. Validator 3 memberikan penilaian baik dan tidak memberi saran pada soal nomor 3 dan 4. Total skor penilaian dari ketiga validator yaitu 3,94, 3,88, dan 3,88 (lihat Lampiran 3.4) Berdasarkan penilaian tersebut diperoleh rerata skor 3,86, yang menunjukkan bahwa instrumen layak dengan perbaikan. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian di SD, peneliti telah memperbaiki instrumen sesuai dengan masukkan dari validator.
3.7.1.2 Validitas Muka
Validitas muka untuk melihat gambaran tes yang telah dibuat dari segi permukaan dalam kemampuan mengukur variabel (Cohen, 2007: 163). Instrumen
37 penelitian diujicobakan pada enam orang siswa kelas IVA di SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Siswa mengerjakan soal pada hari Kamis, 25 Agustus 2016 selama 2×35 menit. Keenam siswa dipilih guru berdasarkan kemampuan kognitif tinggi, sedang, dan rendah. Setelah mengerjakan, siswa ditanya tentang pemahamannya dalam mengerjakan soal. Beberapa siswa kesulitan memahami maksud soal. Pada soal nomor 1 siswa belum memahami kata kelangkaan. Secara keseluruhan pernyataan dan kalimat perintah pada soal sudah dapat dipahami oleh siswa.
3.7.1.3 Validitas Konstruk
Validitas konstruk dilakukan melalui uji empiris. Instrumen penelitian diujikan kepada siswa kelas IV SDN Deresan. Sekolah ini beralamatkan di Jalan Cempaka CT X, Deresan. Peneliti memilih SDN Deresan dikarenakan (1) akreditasi sekolah sama seperti Perumnas Condongcatur Yogyakarta yaitu A, (2) memiliki kelas paralel, (3) menerapkan kurikukulum 2013 pada kelas I dan IV, (4) prestasi siswa kelas IV kurang lebih sama dengan SDN Perumnas Condongcatur Yogyakarta. Soal dikerjakan pada hari Selasa, 30 Agustus 2016 dengan waktu 2×35 menit. Jumlah siswa yang mengerjakan soal sebanyak 30 orang.
Setelah dilakukan uji empiris, soal dihitung untuk mengetahui validitasnya menggunakan rumus korelasi Pearson. Uji validitas konstruk menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan yaitu 95%. Kriteria yang digunakan yaitu jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka item termasuk valid, sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka item termasuk tidak valid (Field, 2009: 177-178). Berikut adalah uji validitas instrumen pada variabel evaluasi dan inferensi (lihat Lampiran 3.5).
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
No Variabel r tabel r hitung Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Interpretasi 0,36 0,73 0,000 Valid
2 Analisis 0,36 0,57 0,001 Valid
3 Evaluasi 0,36 0,72 0,000 Valid
4 Inferensi 0,36 0,557 0,001 Vaalid
5 Eksplanasi 0,36 0,83 0,000 Valid
38 Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Kemampuan Evaluasi dan Inferensi
No Variabel Aspek r tabel r hitung Sig.
(2-tailed)
Keterangan 1 Evaluasi Menilai kebenaran
pernyataan perubahan energi listrik 0,36 0,62 0,000 Valid Menilai kebenaran pendapat penggunaan energi listrik 0,36 0,73 0,000 Valid Menilai kebenaran pernyataan mengenai bahaya energi listrik
0,36 0,71 0,000 Valid
2 Inferensi Membuat alternatif pemecahan masalah tentang penggunaan energi listrik 0,36 0,69 0,000 Valid Memperkirakan konsekuensi dari pemilihan alternatif penggunaan energi listrik 0,36 0,83 0,000 Valid Membuat kesimpulan
tentang energi listrik 0,36 0,64 0,000 Valid
Tabel di atas menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 pada semua variabel, maka semua aspek termasuk valid. Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif dengan enam kemampuan berpikir kritis. Enam kemampuan berpikir kritis yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Penelitian ini berfokus pada dua variabel yaitu evaluasi dan inferensi. Pada variabel evaluasi dan inferensi menunjukkan harga Sig. 2-tailed < 0,05, sehingga soal dinyatakan valid. Hasil uji validitas instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Cohen (2007: 146) mengungkapkan bahwa instrumen dapat dikatakan memiliki reliabilitas jika hasilnya konsisten dari waktu ke waktu yang diujikan pada responden. Alat pengukur dikatakan memiliki reliabilitas dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berbeda akan menunjukkan hasil yang sama (Taniredja, 2011: 43). Berdasarkan pendapat tersebut, reliabilitas instrumen yaitu instrumen yang memiliki konsistensi dalam menunjukkan hasil.