• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODE PENELITIAN

G. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk 1. untuk mengetahui deskripsi miskonsepsi, 2. untuk mengetahui perbedaan miskonsepsi IPA dilihat dari tingkat pendidikan orang tua. Instrumen penelitian yang akan digunakan harus melalui pengujian validitas dan reliabilitas. Uji validitas meliputi tiga hal yaitu validasi isi, validasi muka, dan validasi konstruk. Ketiga validitas ini dan reliabilitas akan dikenakan pada instrumen tes. Sementara daftar cek tidak melalui uji validasi dan reliabilitas. 1. Validitas

Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010: 363). Sementara itu Siregar (2010: 162) mengatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas dibagi menjadi 2 yaitu validitas logis dan validitas empiris (Arikunto, 2005: 64). Validitas logis

merupakan validitas yang menekankan pada penalaran yang logis. Validitas empiris dibagi menjadi empat macam, yaitu validitas isi,

validitas konstruk, validitas “ada sekarang”, dan validitas predictive.

Peneliti menggunakan validitas isi dan validitas konstruk dalam penelitian ini.

a. Validitas Isi

Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur (Siregar, 2010: 163). Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas isi juga dapat mengukur sejauh mana tes dapat mencerminkan ciri indikator yang diukur.

Validitas isi diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya berhubungan dengan penelitian ini. Instrumen yang divalidasi berupa tes, yang terdiri dari soal pilihan ganda dan esai. Jumlah ahli yang dipilih untuk melakukan validasi ada 4 orang, yaitu 2 orang dosen dan 2 orang guru. Keempat validator tersebut adalah Romo PS, Ibu SAS, Ibu ATr, dan Bapak ATa. Romo PS dipilih sebagai validator karena beliau adalah ahli dalam bidangnya yaitu sebagai dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Selain itu, ahli dalam bidang miskonsepsi karena beliau juga penulis buku miskonsepsi. Beliau menilai tepat atau tidaknya soal yang digunakan untuk mendeteksi adanya miskonsepsi pada siswa.

Ahli yang kedua adalah ibu SAS. Ibu SAS dipilih sebagai validator karena beliau merupakan salah satu ahli di bidang konten atau isi (dalam hal ini adalah IPA Fisika). Beliau adalah seorang dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma. Ibu SAS menilai bagian isi soal, yaitu menilai tepat atau tidaknya soal yang dibuat dengan kunci jawaban.

Ahli yang ketiga adalah ibu ATr. Beliau dipilih sebagai validator karena beliau merupakan salah satu guru kelas V di SD Denggung dan sangat membantu di bidang ketatabahasaan dan keterbacaan soal. Yang terakhir adalah Bapak ATa, beliau dipilih sebagai validator karena beliau merupakan salah satu guru di SD dan sangat membantu di bidang ketatabahasaan dan keterbacaan soal.

Ahli/validator memberikan penilaian instrumen menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Siregar,2010: 138). Skala Likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu : pernyataan positif dan negatif. Pernyataan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1 ; sedangkan bentuk pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Penelitian ini menggunakan bentuk pernyataan positif, skor 5 artinya sangat baik, skor 4 artinya baik, skor 3 artinya cukup baik, skor 2 artinya kurang baik, dan skor 1 artinya sangat kurang baik.

Pengukuran menggunakan skala Likert, sering mengalami kecenderungan para ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Mengatasi hal tersebut, maka dalam penelitian ini terdapat penghilangan kategori skor ragu-ragu agar skor yang didapatkan jelas. Skor yang digunakan dalam penelitian ini menjadi sebagai berikut : skor 1 tidak sesuai, skor 2 kurang sesuai, skor 3 sesuai, dan skor 4 sangat sesuai.

Lembar penilaian dibuat berdasarkan indikator-indikator dan hasilnya akan diakumulasi kemudian dikategorikan menggunakan kriteria yang telah ditentukan. Ketentuan pelaksanaan revisi terhadap instrumen diatur dalam tabel berikut.

Tabel 3.7 Ketentuan pelaksanaan revisi instrumen

Penilaian Kuantitatif Penilaian Kualitatif /komentar

Keputusan

≥3 Positif Tidak Revisi >3 Negatif Revisi pada bagian

tertentu <3 Positif Revisi <3 Negatif Revisi

Berikut ini merupakan hasil penilaian dari para ahli. Yang pertama adalah hasil penilaian dari Romo PS, Ibu SAS Ibu ATr dan Bapak ATa. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 3.8 Hasil validasi para ahli

No. Nama Ahli

Skor PG

Penilaian Keputusan Skor Esai

Penilaian Keputusan

1. PS 2,92 Positif Revisi 3,5 Positif Tidak Revisi

2. SAS 3,68 Positif Tidak Revisi

4 Positif Tidak Revisi

No. Nama Ahli

Skor PG

Penilaian Keputusan Skor Esai

Penilaian Keputusan

3. Atr 3,76 Positif Tidak Revisi

3,4 Positif Tidak Revisi

4. ATa 3,1 Positif Tidak Revisi

3 Positif Tidak Revisi

b. Validitas Muka

Validitas muka (face validity) adalah validitas yang signifikansinya paling rendah karena hanya didasarkan pada penilaian selintas mengenai isi alat ukur (Margono, 2007: 188). Tujuan validitas muka adalah untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan sudah sesuai dengan apa yang ingin diukur. Validitas muka dilakukan untuk mengetahui bahwa soal tes yang dibuat mudah dipahami oleh siswa.

Validitas dilakukan pada instrumen tes. Instrumen tes berupa 38 soal pilihan ganda dan 9 soal esai, soal tersebut sebelumnya telah divalidasi oleh para ahli. Validitas muka pada instrumen tes dilakukan oleh siswa kelas V di SD Negeri Candiroto 1 yang berjumlah 5 orang siswa. Siswa kelas V SD Negeri Candiroto 1 dipilih karena setara dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V dan para siswa juga sudah mempelajari materi mata pelajaran IPA semester 2 yang sesuai dengan penelitian ini.

Validitas muka dilakukan dengan teknik wawancara. Wawancara dilakukan saat siswa sedang mengerjakan soal. Setelah siswa membaca dan mencoba mengerjakan instrumen tes yang telah dibuat ada beberapa nomor soal dan pernyataan yang membingungkan

siswa. Namun untuk keterbacaannya, siswa dapat memahami soal-soal yang ada. Hasil validitas muka dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 3.9 Hasil validasi muka

Tipe Soal No Item Masukan dari siswa Pilihan

Ganda

18 Pilihan ganda susah dipahami 20 Pilihan ganda membingungkan 24 Pilihan ganda membingungkan

34 Kata-kata pada pilihan b dan d susah dipahami 35 Tidak paham arti fisis

Esai 9 Merupakan soal yang paling sulit

Tabel di atas menunjukkan soal-soal yang kurang dipahami dan membingungkan bagi siswa. Maka untuk lebih mempermudah siswa dalam mengerjakan, maka soal-soal tersebut direvisi terlebih dahulu sebelum disebarkan/diujikan.

c. Validitas Konstruk

Validasi konstruk menurut Siregar (2010: 164) adalah kerangka dari suatu konsep, yang berkaitan dengan kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan judgment experts dan dilanjutkan dengan pengujian instrumen. Validitas konstruk minimal dilakukan pada 30 siswa (Sugiyono, 2011: 125). Validitas konstruk dilakukan kepada siswa yang pernah mendapatkan materi IPA kelas V SD semester 2. Validitas diuji dengan menggunakan product moment dari Pearson. Rumus product moment dapat dilihat pada gambar 3.1

2 2 2 2 ) ( X n Y Y X n Y X XY n rxy

Gambar 3.1. Rumus Product Moment Keterangan:

rxy= koefisien validitas X= skor butir soal Y = skor total

n= jumlah responden

Hasil dari uji validitas ini kemudian direkap menggunakan Ms. Excel dan perhitungan datanya menggunakan SPSS versi 21. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 21, soal yang valid ditandai dengan adanya tanda bintang satu (*) dan bintang dua (**) pada nomor soal. Tanda bintang satu berarti adalah bahwa soal tersebut valid, sedangkan tanda bintang dua berarti soal tersebut sangat valid. Selain itu, ada pula soal yang tidak terdapat tanda bintang, artinya soal tersebut tidak valid. Valid atau tidaknya soal juga dapat dilihat dari nilai r hitungnya. Apabila r hitung > r tabel maka soal tersebut dianggap valid. Validitas konstruk ini dilakukan pada 60 siswa. Maka untuk mengetahui harga r tabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.10 Tabel r Product Moment pada Sign. 0,05 (two tail) N r N r N r N r 1 0.997 21 0.413 41 0.301 61 0.248 2 0.95 22 0.404 42 0.297 62 0.246 3 0.878 23 0.396 43 0.294 63 0.244 4 0.811 24 0.388 44 0.291 64 0.242 5 0.754 25 0.381 45 0.288 65 0.24 6 0.707 26 0.374 46 0.285 66 0.239 7 0.666 27 0.367 47 0.282 67 0.237 8 0.632 28 0.361 48 0.279 68 0.235 9 0.602 29 0.355 49 0.276 69 0.234 10 0.576 30 0.349 50 0.273 70 0.232 11 0.553 31 0.344 51 0.271 71 0.23 12 0.532 32 0.339 52 0.268 72 0.229 13 0.514 33 0.334 53 0.266 73 0.227 14 0.497 34 0.329 54 0.263 74 0.226 15 0.482 35 0.325 55 0.261 75 0.224 16 0.468 36 0.32 56 0.259 76 0.223 17 0.456 37 0.316 57 0.256 77 0.221 18 0.444 38 0.312 58 0.254 78 0.22 19 0.433 39 0.308 59 0.252 79 0.219 20 0.423 40 0.304 60 0.250 80 0.217 Sumber: Priyatno (2013: 139)

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk N = 60, harga r tabelnya sebesar 0,250. Hasil uji validitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Hasil validasi soal

No. Butir

soal

r tabel r hitung Hasil validasi Keterangan No. Soal setelah validasi 1. 0,250 a Tidak valid Dibuang

2. 0,250 0,386 Valid Dipakai 1 3. 0,250 0,387 Valid Dipakai 2 4. 0,250 0,273 Valid Dipakai 3 5. 0,250 0,333 Valid Dipakai 4 6. 0,250 0,382 Valid Dipakai

7. 0,250 0,218 Tidak valid Dibuang

No. Butir

soal

r tabel r hitung Hasil validasi Keterangan No. Soal setelah validasi 9. 0,250 0,560 Valid Dipakai 6

10. 0,250 0,131 Tidak valid Dibuang 11. 0,250 0,232 Tidak valid Dibuang 12. 0,250 0,307 Valid Dibuang 13. 0,250 0,243 Tidak valid Dibuang

14. 0,250 0,257 Valid Dipakai 7 15. 0,250 0,239 Tidak valid Dibuang

16. 0,250 0,467 Valid Dipakai 8 17. 0,250 0,457 Valid Dipakai 9 18. 0,250 0,021 Tidak valid Dibuang

19. 0,250 0,329 Valid Dipakai 10 20. 0,250 0,026 Tidak valid Dibuang

21. 0,250 0,288 Valid Dipakai 11 22. 0,250 0,429 Valid Dipakai 12 23. 0,250 0,212 Tidak valid Dibuang

24. 0,250 0,288 Valid Dipakai 13 25. 0,250 0,152 Tidak valid Dibuang

26. 0,250 0,260 Valid Dipakai 14 27. 0,250 0,403 Valid Dibuang

28. 0,250 0,268 Valid Dipakai 15 29. 0,250 0,341 Valid Dipakai 17 30. 0,250 0,232 Tidak valid Dibuang

31. 0,250 0,246 Tidak valid Direvisi 16 32. 0,250 0,099 Tidak valid Dibuang

33. 0,250 0,003 Tidak valid Dibuang 34. 0,250 0,204 Tidak valid Dibuang

35. 0,250 0,405 Valid Dipakai 18 36. 0,250 0,189 Tidak valid Dibuang

37. 0,250 0,455 Valid Dipakai 19 38. 0,250 0,500 Valid Dipakai 20

Berdasarkan tabel hasil validasi soal di atas, dapat dilihat bahwa untuk soal tipe pilihan ganda dari 38 soal yang ada, jumlah soal yang valid ada 22 yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 12, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 29, 35, 37 dan 38. Jumlah soal yang valid ternyata belum mewakili semua indikator yang ada. Maka dari itu ada 1 nomor yang meskipun tidak valid akan tetap dipakai dan direvisi terlebih dahulu yaitu soal nomor 31. Dari 22 soal yang valid dan telah direvisi tersebut, diambilah 20 soal yang dipakai yaitu nomor 2, 3, 4, 5, 8, 9, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 24, 26, 28, 29,

31, 35, 37 dan 38. Untuk validasi soal esai dapat dilihat hasilnya pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.12 Hasil validasi soal esai

No. Butir

soal

r tabel r hitung Hasil validasi Keterangan No. Soal setelah validasi 1. 0,250 0,623 Valid Dibuang 2. 0,250 0,435 Valid Dipakai 1 3. 0,250 0,540 Valid Dibuang 4. 0,250 0,650 Valid Dipakai 2 5. 0,250 0,363 Valid Dipakai 3 6. 0,250 0,539 Valid Dipakai 4 7. 0,250 0,700 Valid Dibuang 5 8. 0,250 0,754 Valid Dibuang 9. 0,250 0.486 Valid Dibuang .

Sementara itu, untuk soal tipe esai dapat dilihat bahwa ternyata semua nomor dinyatakan valid. Dari 9 soal yang ada dipilihlah 5 soal yang akan dipakai untuk penelitian yaitu nomor 2, 4, 5, 6, dan 7.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arifin (2012:258) berpendapat bahwa reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Reliabilitas menunjukkan pada ketepatan atau suatu keajegan alat dalam menilai apa yang diinginkan.

Reliabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan pengujian

internal consistensy. Pengujian semacam ini dilakukan dengan cara

2011: 131), kemudian dilanjutkan dengan analisis data dengan teknik

Cronbach Alpha. Hasil dari analisis data tersebut dapat digunakan untuk

memprediksi reliabilitas dari instrumen penelitian ini. Dalam gambar 3.2 berikut ini disajikan rumus Cronbach Alpha .

Gambar 3.2 Rumus Cronbach Alpha Keterangan :

r11 = nilai reliabilitas

∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item

∑St = varians total k = jumlah item

Metode Cronbach’s Alpha ini sangat cocok digunakan pada skor

berbentuk skala (misal 1-4, 1-5) atau skor rentangan (misal 0-10, 0-30). Pengambilan keputusan uji reliabilitas adalah sebagai berikut (Priyatno, 2013: 30).

Cronbach’s alpha < 0,6 = reliabilitas buruk Cronbach’s alpha 0,6-0,79 = reliabilitas diterima

Cronbach’s alpha 0,8 = reliabilitas baik

Hasil uji reliabilitas untuk soal tipe pilihan ganda menggunakan SPSS versi 21 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.13 Reliabilitas soal pilihan ganda Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,739 22

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0, 739. Nilai Cronbach’s Alpha berada pada rentang 0,6-0,79 yang artinya reliabilitas diterima, berarti soal-soal tersebut dikatakan reliabel. Sementara itu, hasil uji reliabilitas soal esai dapat dilihat pada tabel 3.15.

Tabel 3.14 Reliabilitas soal esai

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

N of Items

,741 9

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0, 741. Nilai Cronbach’s Alpha berada pada rentang 0,6-0,79 yang artinya reliabilitas diterima, berarti soal-soal tersebut dikatakan reliabel.

Dokumen terkait