• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Teknik Pengujian Instrumen

Menurut Masidjo (1995), validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mencakup apa yang hendak diukur. Macam-macam validitas:

1. Validitas Isi ( Content Validity)

Menurut Masidjo (1995) validitas isi merupakan suatu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat ukur mencerminkan hal-hal yang diukur atau diujikan. Perlu pemeriksaan kembali terhadap bahan yang akan digunakan untuk soal. Isi dari tes hasil

belajar yang baik harus benar-benar sesuai dengan materi pelajaran dan dapat mengukur pencapaian tujuan dari pembelajaran.

Validasi isi pada peneliti ini digunakan untuk perangkat perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan soal valuasi. Uji validitas ini dilakukan dengan meminta pertimbangan para ahli. Validator 1 yaitu dosen Universitas Sanata Dharma sebagai ahli bidang Pendidikan Kewarganegaraan dan ahli Psikologi, validator II yaitu kepala sekolah dan validator III adalah guru kelas V SD N Plaosan I.

3.6.1.1Validasi Perangkat Pembelajaran

Dalam menentukan validasi perangkat pembelajaran dicari dengan expet judgment yaitu divalidasikan kepada dua orang ahli yaitu dengan dosen, guru, dan kepala sekolah. Hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Hasil validasi silabus

No Validator Komponen yang Dinilai Rata-rata 1 2 3 4 5 1 Validator 1 4 4 5 4 5 4,4 2 Validator 2 5 5 4 4 4 4,4 3 Validator 3 5 5 4 4 4 4,4

Hasil 3.7 menunjukkan validasi perangkat pembelajaran silabus. Validator 1 adalah dosen ahli, validator 2 adalah kepala sekolah dan validator 3 adalah guru kelas. Komponen 1 adalah kelengkapan silabus, komponen 2 adalah kesesuaian SK dan KD, komponen 3 adalah pemilihan metode belajar, komponen 4 adalah penggunaan bahasa dan tata tulis baku dan kompone 5 adalah kesesuaian antara indikator yang dirumuskan.

Setiap komonen di validasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata. Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. Berikut adalah tabel kelayakan instrumen:

Tabel 3.8 Tabel Kelayakan Instrumen

Rata-rata Keterangan 1 Tidak layak 2 Kurang layak 3 Cukup Layak 4 Layak 5 Sangat Layak

Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Pada validasi ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator adalah untuk validator 1 yaitu 4,4 validator 2 mendapatkan nilai 4,4 sedangkan validator 3 mendapatkan nilai 4,4. Di lihat dari hasil yang peneliti tidak perlu melakukan revisi. Tetapi ada saran dan masukan dari validator pada komponen no.1 dan no.2 yaitu diharapkan untuk mencakup 1 SK dan untuk menggunakan kata kerja operasional.

Berikut akan disajikan tabel validasi RPP hasil dari para ahli yaitu dosen, kepala sekolah, dan guru:

Tabel 3.9 Tabel hasil validasi RPP

No Validator

Komponen yang Dinilai

Rata- rata 1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 1 Validator 1 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4,4 2 Validator 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 Validator 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Tabel 3.9 menunjukkan hasil validasi perangkat pembelajaran RPP. Validator 1 adalah dosen ahli, validator 2 adalah kepala sekolah dan validator 3 adalah guru kelas. Komponen 1 adalah perumusan indikator keberhasilan belajar. Komponen 2 adalah pemilihan dan pengorganisasian

materi pembelajaran. Komponen 3 adalah pemilihan sumber

belajar/metode belajar. Komponen 4 adalah skenario/kegiatan belajar. Komponen 5 adalah penilaian hasil belajar. Komponen 6 adalah penggunaan bahasa tulis. Setiap komponen yang divalidasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata.

Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. Berikut adalah tabel kelayakan instrumen:

Tabel 3.10 Tabel Kelayakan Instrumen Rata-rata Keterangan 1 Tidak layak 2 Kurang layak 3 Cukup Layak 4 Layak 5 Sangat Layak

Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Pada validasi ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator adalah untuk validator 1 mendapatkan 4,4, validator 2 mendapatkan 4, sedangkan validator 3 mendapatkn 4. Di lihat dari hasil yang diberikan oleh masing-masing validator yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. Namun ada masukan dari validator untuk komponen no 2,5 dan 6. Perlu melengkapi indikator, menyesuaikan dengan kehidupan dan materi perlu lebih rinci.

Berikut akan disajikan tabel validasi Lembar Kerja Siswa atau LKS hasil dari para ahli yaitu dosen, kepala sekolah dan guru:

Tabel 3.11 Hasil validasi LKS

No Validator Komponen yang Dinilai Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7

1 Validator 1 4 5 5 5 4 4 5 4,7

2 Validator 2 4 4 4 4 4 4 4 4

3 Validator 3 4 4 4 4 4 4 4 4

Tabel 3.11 menunjukkan hasil validasi LKS. Validator 1 adalah dosen ahli, validator 2 adalah kepala sekolah dan validator 3 adalah guru kelas. Komponen 1 adalah kelengkapan LKS. Komponen 2 adalah kesesuaian indikator. Komponen 3 adalah rumusan petunjuk pengerjaan LKS.

Komponen 4 adalah LKS membantu siswa dalam memahami materi ajar. Komponen 5 adalah LKS menunjukkan keruntutan kegiatan belajar. Komponen 6 adalah tampilan LKS menarik. Komponen 7 adalah penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Setiap komponen yang divalidasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata. Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Berikut adalah tabel kelayakan instrumen:

Tabel 3.12 Tabel Kelayakan Instrumen

Rata-rata Keterangan 1 Tidak layak 2 Kurang layak 3 Cukup Layak 4 Layak 5 Sangat Layak

Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Pada validasi ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator 1 sebanyak 4,6 , validator 2 sebanyak 4 dan validator 3 adalah 4. Di lihat dari hasil yang diberikan oleh validator 1 yaitu dosen ahli, validator 2 yaitu kepala sekolah dan validator 3 yaitu guru kelas yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. Namun ada masukan dari validator pada komponen 1,5 dan 6. Yaitu LKS harap lebih lengkap, memberikan petunjuk yang lengkap dan LKS lebih diberi hiasan.

Berikut akan disajikan tabel validasi bahan ajar hasil dari para ahli yaitu dosen, kepala sekolah dan guru:

Tabel 3.13 Hasil validasi bahan ajar

No Validator Komponen yang Dinilai Rata-rata

1 2 3 4 5 6

1 Validator 1 5 4 5 5 4 5 4,7

2 Validator 2 4 4 4 4 4 4 4

3 Validator 3 4 4 2 2 4 4 3,3

Tabel 3.13 menunjukkan hasil validasi bahan ajar. Validator 1 adalah dosen ahli, validator 2 adalah kepala sekolah dan validator 3 adalah guru kelas. Komponen 1 adalah materi ajar dengan kompetensi yang akan dicapai. Komponen 2 adalah kesesuaian materi ajar dengan karakteristik peserta didik. Komponen 3 adalah materi ajar cakupannya luas dan memadai. Komponen 4 adalah pengorganisasian materi ajar runtut dan sistematik. Komponen 5 adalah kesesuaian alokasi waktu dengan materi ajar. Komponen 6 adalah penggunaan bahasa dan tata tulis baku. Setiap komponen yang divalidasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata. Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator.

Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak.

Tabel 3.14 Tabel Kelayakan Instrumen Rata-rata Keterangan 1 Tidak layak 2 Kurang layak 3 Cukup Layak 4 Layak 5 Sangat Layak

Pada validasi ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator 1 sebanyak 4,7 , validator 2 sebanyak 4 dan validator 3 adalah 3,3. Di lihat dari hasil yang diberikan validator 1 yaitu dosen ahli, validator 2 yaitu kepala sekolah dan validator 3 yaitu guru kelas yang sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. Dan langsung dijadikan sebagai komponen dalam penelitian. Namun ada masukan dari validator 1,2,3 untuk komponen no. 2 yaitu menyesuaikan dengan kehidupan anak.

Selain bahan ajar, peneliti juga menggunakan soal evaluasi untuk instrumen penelitian. Dan berikut adalah tabel hasil validasi soal evaluasi oleh para ahli:

Tabel 3.15 validasi soal evaluasi

No Validator Komponen yang Dinilai Rata-rata

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Validator 1 4 5 5 5 5 4 5 5 4,8

2 Validator 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 Validator 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Tabel 3.16 menunjukkan hasil validasi soal evaluasi. Validator 1 adalah dosen ahli, validator 2 adalah kepala sekolah dan validator 3 adalah guru kelas. Komponen 1 adalah kesesuaian indikator dengan butir soal. Komponen 2 adalah kalimat yang digunakan sederhana dan tidak berlebihan. Komponen 3 adalah bahasa jelas, baku, dan sederhana.

Komponen 4 adalah keluasan cakupan soal. Komponen 5 adalah pilihan jawaban tidak mangandung ambigius. Komponen 6 adalah urutan alternatif jawaban logis. Komponen 7 adalah soal tidak berisi jebakan yang tidak ada jawabannya. Komponen 8 adalah pertanyaan tidak mengandung kunci jawaban. Setiap komponen yang divalidasi oleh ahli kemudian hasilnya di rata-rata. Kelayakan komponen yang divalidasi dilihat sebagai tolak ukur untuk dilakukannya perbaikan atau tidak. Penilaian ini dilakukan berdasarkan perhitungan skor penilaian yang diberikan oleh masing-masing validator. Berikut adalah tabel kelayakan instrumen:

Tabel 3.16 Tabel Kelayakan Instrumen

Rata-rata Keterangan 1 Tidak layak 2 Kurang layak 3 Cukup Layak 4 Layak 5 Sangat Layak

Pada validasi ini didapat bahwa nilai rata-rata yang diberikan validator 1 sebanyak 4,8 , validator 2 sebanyak 4 dan validator 3 adalah 4. Di lihat dari hasil yang diberikan oleh validator 1 yaitu dosen ahli, validator 2 yaitu kepala sekolah dan validator 3 yaitu guru kelas sudah melebihi target yang sudah ditentukan maka peneliti tidak melakukan revisi. Namun ada masukan dari validator untuk komponen nomer 1 yaitu aspek afektif dan psikomotor perlu ditambahkan.

2. Validitas Terkait Kriteria ( Criterion-Related Validity)

Dalam Kusaeri (2012) validitas terkait kriteria jika skor tes digunakan untuk memprediksi kemampuan anak di masa mendatang dengan membandingkan kemampuan anak saat menggunakan hasil pengukuran dari alat ukur lain.

3. Validitas Konstruk (Construct Validity)

Masidjo (1995) validitas konstruk merupakan validitas yang menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat ukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes tersebut, atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat ukur tersebut.

Peneliti ini fokus menggunakan content validity dan construct validity dengan meminta pertimbangan validator dosen, kepala sekolah, dan guru untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu pembelajaran yang telah disusun peneliti untuk dilaksanakan.

Setelah diujikan di lapangan kemudian validitas suatu tes dapat dihitung dengan teknik korelasi Point biserial dengan rumus sebagai berikut. (Suprana, 2009: 61)

Keterangan

rbis = Koefisien korelasi Point Biserial

Mp = rerata skor pada tes dari peserta yang memiliki jawaban benar

r

bis

Mt = rerata skor total

SD = Standar deviasi skor total

p = proposisi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat kesukaran)

q = 1- p

Validitas terkait konstruk didefinisikan sebagai proses menentukan derajat kemampuan tes diinterprestasikan ke dalam satu atau lebih konstruk. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji validasi pada soal evaluasi yang telah diujikan pada tiap akhir siklus. Peneliti menyajikan data hasil uji validitas soal evaluasi siklus 1 dan 2 pada sebuah tabel. Item soal dikatakan valid atau tidak valid yaitu dengan cara membandingkan r hitung dengan r-tabel. Item soal dikatakan valid jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel. Item soal dikatakan tidak valid jika r hitungnya lebih kecil dari r-tabel. r hitung diperoleh dari perhitungan dengan bantuan SPSS 20.

Sementara r-tabel di dapat dengan mencari dalam tabel distribusi nilai r. r tabel digunakan dalam penelitian ini menyesuaikan dengan responden yang terlibat. r tabel pada penelitian ini yaitu 0,361.

Peneliti menggunakan SPSS 20 dengan alasan mempermudah perhitungan peneliti.

Berikut adalah tabel hasil validasi soal pilihan ganda berjumlah 40 soal dan 30:

Tabel 3.17 Hasil validasi soal siklus I

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,218 0,361 Tidak valid 2 0,522** 0,361 Valid 3 0,390 0,361 Tidak Valid 4 0,167 0,361 Tidak Valid 5 0,158 0,361 Tidak Valid 6 0,588** 0,361 Valid 7 0,484** 0,361 Valid 8 0,480** 0,361 Valid 9 0,281 0,361 Tidak Valid 10 0,678** 0,361 Valid 11 0,196 0,361 Tidak Valid 12 a 0,361 Tidak Valid 13 0,643** 0,361 Valid 14 0,589** 0,361 Valid 15 0,298 0,361 Tidak Valid 16 0,273 0,361 Tidak Valid 17 0,177 0,361 Tidak Valid 18 0,559** 0,361 Valid 19 a 0,361 Tidak Valid 20 0,505** 0,361 Valid 21 0,599** 0,361 Valid 22 0,596* 0,361 Valid 23 a 0,361 Tidak Valid 24 a 0,361 Tidak Valid 25 0,373* 0,361 Valid 26 0,414* 0,361 Valid 27 0,402* 0,361 Valid 28 0,240 0,361 Tidak Valid 29 0,207 0,361 Tidak Valid 30 0,183 0,361 Tidak Valid 31 0,522** 0,361 Valid 32 0,588** 0,361 Valid 33 0,484* 0,361 Valid 34 0,480** 0,361 Valid 35 0,678** 0,361 Valid 36 0,643** 0,361 Valid 37 0,589** 0,361 Valid 38 0,505** 0,361 Valid 39 0,599** 0,361 Valid 40 0,596** 0,361 Valid

Tabel 3.17 menunjukan data hasil perhitungan validitas soal evaluasi untuk siklus 1. Peneliti menggunakan program SPSS 20 untuk menghitungnya. Pada SPSS terdapat tanda yang menandakan soal tersebut valid atau tidak, tanda tersebut dinamankan simbol asterik (**). Dengan simbol asterik satu (*) menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikansi 0,05.

Sedangkan jika simbol asterik (**) soal tersebut juga valid namun jika dilihat dengan taraf signifikansi 0,01. Sedangkan tanda a menandakan bahwa soal tersebut tidak valid karena variabelnya tidak konstan. Dari perhitungan dengan bantuan SPSS 20 peneliti mendapatkan soal valid berjumlah 24 soal. Namun peneliti hanya membutuhkan 20 soal untuk diujikan yang sudah mewakili setiap indikator yang sudah ada. Soal soal yang valid kemudian dikelompokan dan dibuat kisi kisinya sebagai berikut :

Tabel 3.18 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I sesudah di validasi

Satuan :SD N Plaosan I Mata Pelajaran : PKN Semster : I

SK : 1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) KD :

1.1 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI)

1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

No Indikator No. Soal Jumlah soal

1 Menjelaskan arti dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

2, ,6,7,14, ,18,21,22,,32,33,34, 10

2 Menjelaskan pentingnya dan contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

8,,10, ,13,20,,25,26,27, ,31,35,36, 10

Jumlah Soal 20 20

Tabel 3.18 menunjukkan kisi-kisi soal setelah divalidasi. Pada indikator 1 jumlah soal berjumlah 10 item dan indikator 2 sebanyak 10 item. Jika dijumlahkan soal untuk diujikan sebanyak 20 dan siap digunakan sebagai soal evaluasi pada siklus I.

Sebelum melakukan penelitian siklus II, peneliti juga melakukan uji validasi pada soal evaluasi yang akan diujikan pada akhir siklus II. Peneliti menyajikan data hasil uji validitas soal evaluasi siklus II pada sebuah tabel. Item soal dikatakan valid atau tidak valid yaitu dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel.

r. r tabel digunakan dalam penelitian ini menyesuaikan dengan responden yang terlibat. r tabel pada penelitian ini yaitu 0,361.

Peneliti memilih SPSS 20 dengan alasan mempermudah perhitungan. Berikut adalah tabel hasil validasi soal pilihan ganda berjumlah 40 soal dan 30 responden pada materi tersebut :

Tabel 3.19 Validasi soal siklus II

No r hitung r tabel Keterangan

1 0,482** 0,361 Valid 2 0,130 0,361 Tidak Valid 3 0,564** 0,361 Valid 4 0,462* 0,361 Valid 5 0,492** 0,361 Valid 6 0,503** 0,361 Valid 7 0,490** 0,361 Valid 8 0,680** 0,361 Valid 9 0,515** 0,361 Valid 10 0,221 0,361 Tidak Valid 11 0,055 0,361 Tidak Valid 12 0,533** 0,361 Valid 13 0,234 0,361 Tidak Valid 14 0,724** 0,361 Valid 15 0,588** 0,361 Valid 16 0,590** 0,361 Valid 17 0,867** 0,361 Valid 18 0,384 0,361 Tidak Valid 19 0,149 0,361 Tidak Valid 20 0,287 0,361 Tidak Valid 21 0,090 0,361 Tidak Valid 22 0,389* 0,361 Valid 23 0,218 0,361 Tidak Valid 24 0,321 0,361 Tidak Valid 25 0,751** 0,361 Valid 26 0,176 0,361 Tidak Valid 27 0,640** 0,361 Valid 28 0,644** 0,361 Valid 29 0,559** 0,361 Valid 30 0,202 0,361 Tidak Valid 31 0,699** 0,361 Valid 32 0,680** 0,361 Valid 33 0,541** 0,361 Valid 34 0,401* 0,361 Valid 35 0,295 0,361 Tidak Valid 36 0,791** 0,361 Valid 37 0,634** 0,361 Valid 38 0,499** 0,361 Valid 39 0,688** 0,361 Valid 40 0,592** 0,361 Valid

Tabel 3.19 menunjukan data hasil perhitungan validitas soal evaluasi untuk siklus II. Peneliti menggunakan program SPSS 20 untuk menghitungnya. Pada SPSS terdapat tanda yang menandakan soal tersebut valid atau tidak, tanda tersebut dinamankan simbol asterik (**). Dengan simbol asterik satu (*) menandakan bahwa soal tersebut valid dilihat pada taraf signifikansi 0,05. Sedangkan jika simbol asterik (**) soal tersebut juga valid namun jika dilihat dengan taraf signifikansi 0,01. Dari perhitungan dengan bantuan SPSS20. Peneliti mendapatkan soal valid berjumlah 27 soal. Namun peneliti hanya membutuhkan 20 soal yang sudah mewakili setiap indikator yang sudah ada. Soal-soal yang valid kemudian dikelompokan dan dibuat kisi-kisinya sebagai berikut :

Tabel 3.20 Kisi-kisi soal evaluasi siklus II

Satuan :SD N Plaosan I Mata Pelajaran :PKN

Semster : I

SK :1. Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

KD :

1.1 Mendeskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia

1.2 Menjelaskan pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI)

1.3 Menunjukkan contoh-contoh perilku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

No Indikator No. Soal Jumlah soal

1 Menjelaskan arti dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

3,6,8,10,,12,14, 6

2 Menjelaskan pentingnya dan contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia

9,15,16,17,

,27,28,29,31,32,34,36,37,38,39,40

14

Jumlah Soal 20 20

Tabel 3.20 diatas menunjukkan kisi-kisi soal setelah divalidasi. Pada indikator 1 jumlah soal berjumlah 6 item dan indikator 2 sebanyak 14 item.

3.6.2 Reliabilitas

Suatu tes dikatakan baik jika hasil yang diperoleh dari tes tersebut sifatnya konsisten atau ajeg. Konsisten atau keajegan suatu tes biasa disebut reliabilitas. Menurut Masidjo (1995: 209) reliabilitas suatu tes adalah taraf

sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian. Koefisien reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00.

Reliabilitas memiliki kunci pokok yaitu sejauh mana suatu hasil pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2007: 4).Peneliti akan menggunakan konsep alpha untuk uji reliabilitas soal tes prestasi karena data dari soal tes prestasi dalam penelitian ini berupa data dikotom yaitu data 1-10. Hal ini dinyatakan juga oleh Azwar (2007: 77) yaitu rumus alpha dapat digunakan untuk data yang dikotomis 1-0.

Kriteria koefisien reliabilitas menurut Masidjo (1995: 243) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.21 Kriteria reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91-1,00 0,71-0,90 0,41-0,70 0,21-0,40 Negatif-0,20 Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

Teknik yang digunakan untuk mencari reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Untuk memudahkan perhitungan dalam mencari reliabilitas instrumen penelitian, maka peneliti menggunakan program SPSS 20 dalam penelitiannya.

r

tt=

Keterangan :

r

tt = koefisien reliabilitas n = jumlah item

ΣS

i2

=

jumlah kuadrat S dari masing-masing item

S

i2 = kuadrat S dari masing-masing item

Reliabilitas soal dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Soal-soal yang telah di uji empiris dan dihitung validitas akan dilihat soal-soal yang valid. Setelah itu dapat dihitung reliabilitasnya dari soal siklus 1 dan siklus 2. Penghitungan reliabilitas menggunakan program komputer SPSS 20.

Berikut disajikan tabel hasil reliabilitas soal siklus I dan siklus II: Reliabilitas Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.892 24

Pada SPSS 20 menunjukkan reliabilitas untuk soal yang valid dari siklus 1 adalah 0,892. Jika hasil pengolahan tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas, angka 0,892 menunjukan bahwa reliabilitas tersebut termasuk dalam ketegori tinggi yang dilihat dari kriteria reliabilitas menurut Masidjo.

Reliabilitas Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

0.931 27

Pada SPSS 20 menunjukkan bahwa reliabilitas untuk soal yang valid dari siklus II adalah 0,931. Jika hasil pengolahan tersebut dibandingkan dengan tabel klasifikasi koefisien korelasi reliabilitas, angka 0,931

menunjukan bahwa reliabilitas tersebut termasuk dalam ketegori tinggi yang dilihat dari kriteria reliabilitas menurut Masidjo.

3.6.3 Indeks Kesukaran

Supaya memperoleh kualitas soal yang baik selain validitas dan reliabilitas juga perlu adanya keseimbangan kesukaran soal yaitu antara soal yang mudah, sedang, dan sukar proporsinya seimbang (Sudjana, 2008: 135). Rumus yang digunakan untuk menghitung kesukaran soal menurut Sudjana (2008: 37).

Keterangan :

I = Indeks kesukaran untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang

dimaksudkan.

Semakin kecil hasil indeks yang diperoleh maka soal tersebut dikategorikan semakin sulit, sedangkan semakin besar indeksnya maka soal tersebut dapat dikategorikan semakin mudah. Kriteria indeks kesukaran menurut Sudjana (2008: 137) sebagai berikut :

Tabel 3.22 kriteria indeks kesukaran

Indeks Kesukaran Kategori

0 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

I = �

Berdasarkan tabel tersebut kriteria indeks kesukaran ada tiga. Ketiga kriteria tersebut adalah sukar, sedang dan mudah. Jika nilainya pada angka 0 sampai dengan 0,30 maka kriteria soal tersebut termasuk sukar. Jika nilai menunjukkan 0,31 sampai dengan 0,70 maka soal tersebut tergolong sedang. Dan hasil yang didapat menunjuk pada 0,71 sampai dengan 1,00 maka soal tersebut tergolong soal yang mudah.

Dan berikut akan disajikan tabel hasil hitung indeks kesukaran pada soal evaluasi siklus I dan siklus II :

Tabel 3.23 Hasil hitung indeks kesukaran soal evaluasi siklus I

Soal No Hasil Kriteria 1 0,73 Mudah 2 0,50 Sedang 3 0,90 Mudah 4 0,80 Mudah 5 0,90 Mudah 6 0,80 Mudah 7 0,60 Sedang 8 0,90 Mudah 9 0,80 Mudah 10 0,70 Sedang 11 0,90 Mudah 12 1 Mudah 13 0,90 Mudah 14 0,30 Sukar 15 0,40 Sedang 16 0,83 Mudah 17 0,20 Sukar 18 0,90 Mudah 19 1 Mudah 20 0,80 Mudah 21 0,90 Mudah 22 0,80 Mudah 23 1 Mudah 24 1 Mudah 25 0,80 Mudah 26 0,9 Mudah 27 0,90 Mudah 28 0,80 Mudah 29 0,80 Mudah 30 0,90 Mudah 31 0,50 Sedang 32 0,80 Mudah 33 0,60 Sedang 34 0,90 Mudah 35 0,70 Mudah 36 0,90 Mudah 37 0,30 Sukar 38 0,80 Mudah 39 0,90 Mudah 40 0,90 Mudah

Tabel 3.23 menunjukkan hasil perhitungan dari data indeks kesukaran dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu soal mudah, sedang dan soal sukar. Dari data tersebut dikatakan bahwa soal mudah terdapat 33 soal, sedangkan soal sedang terdapat 4 dan soal sukar terdapat 3. Walaupun kebanyakan soal mudah tetapi ketiga kriteria sudah masuk dalam penghitungan indeks kesukaran yaitu terdapat soal mudah, sedang, dan sukar.

Setelah menguji indeks kesukaran soal pada siklus I, peneliti menguji indeks kesukaran pada siklus II dan akan disajikan dalam sebuah tabel:

Tabel 3.24 Hasil perhitungan indeks kesukaran soal evaluasi siklus II

No Soal Hasil Hitung IK Kriteria

1 0,7 Mudah 2 0,3 Sukar 3 0,83 Mudah 4 0,76 Mudah 5 0,70 Mudah 6 0,70 Mudah 7 0,67 Mudah 8 0,90 Mudah 9 0,86 Mudah 10 0,70 Mudah 11 0,40 Sedang 12 0,90 Mudah 13 0,50 Sedang 14 0,80 Mudah 15 0,80 Mudah 16 0,70 Mudah 17 0,86 Mudah 18 0,30 Sukar 19 0,80 Mudah 20 0,56 Sedang 21 0,86 Mudah 22 0,80 Mudah 23 0,90 Mudah 24 0,76 Mudah 25 0,80 Mudah 26 0,30 Sukar 27 0,90 Mudah 28 0,80 Mudah 29 0,86 Mudah 30 0,80 Mudah 31 0,90 Mudah 32 0,90 Mudah 33 0,60 Sedang 34 0,90 Mudah 35 0,86 Mudah 36 0,80 Mudah 37 0,70 Mudah 38 0,70 Mudah 39 0,80 Mudah 40 0,76 Mudah

Tabel 3.24 menunjukkan Indeks Kesukaran (IK) yang dihitung oleh peneliti beragam kriteria. Dari sukar, sedang, mudah dan sangat mudah. Semua kategori sudah ada dalam soal.

Dokumen terkait