ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL PBL UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN I
Oleh:
Epri Nurhidayati (121134160) Universitas Sanata Dharma
2016
Keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD N Plaosan I yang rendah mendorong peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui bagaimana penggunaan PBL dalam upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD N Plaosan I dan (2) mengetahui peningkatan keaktifan belajar PKn siswa kelas V di SD N Plaosan I (3) mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn siswa kelas V di SD N Plaosan I.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 Siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD N Plaosan I Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 siswa. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah PBL. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran PKn. Data keaktifan siswa diperoleh dari lembar observasi yang diisi oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung. Data prestasi belajar diperoleh dari evaluasi akhir setiap siklus.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa meningkat dengan menggunakan model PBL. Peningkatan keaktifan siswa siklus I, kondisi awal yaitu 23% meningkat pada siklus I yaitu 70% dan pada siklus II mencapai 90%. Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 63 meningkat pada siklus I yaitu 68 dan pada siklus II mencapai 82. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 33% meningkat pada siklus I menjadi 63% dan pada silus II meningkat menjadi 80%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model PBL dapat meningkatkan eaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD N Plaosan I pada mata pelajaran PKn semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT TO PKn SUBJECT BY USING PBL MODEL OF FIFTH GRADE STUDENTS
OF SDN PALOSAN I encouraged researcher to conduct Classroom Action Research (PTK) in elementary school. The aims of the study were to (1) know how to use PBL model in an effort to improve the activity and learning achievement of PKn subject to the fifth grade students of SDN Plaosan I, (2) know whether the use of the PBL model could improve learning activeness of PKn subject to the fifth grade students of SDN Plaosan I, (3) know whether the use of PBL model could improve learning achievement of PKn subject to the fifth grade students of SDN Plaosan I.
This research was a classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consisted of two meetings. Subjects were students of fifth grade students of SD N Plaosan I in the school year 2015/2016 numbered 30 students. The model used in this research was the PBL. The object of this study was the activity and learning achievement of PKn subjects. The data obtained from the student activity observation sheets filled out by the observer during the learning process. Learning achievement data obtained from the evaluation of the end of each cycle.
The improvement of students’ activeness based on observation was obtained the mean of students’ learning activeness in the initial conditions was 23% increase in the first cycle is 70% and in the second cycle reached 90%. The mean of the class on the initial conditions 63 increased in the first cycle is 68 and the second cycle reached 82. The students percentage that pass KKM in the initial conditions was 33% increase in the first cycle 63% and on the second cycle increased to 80%. The conclusion of the research conducting showed that PBL model can improve students’ activeness and learning achievement of class V SDN Plaosan I in the PKn of odd semester in the academic year 2015/2016.
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL
PBL UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN I
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Epri Nurhidayati NIM : 121134160
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan kekuatan kepada saya dalam setiap detik yang telah
Ia berikan
Untuk Ayah dan Ibu saya yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada saya
Kak Akhid dan Kak Maya yang selalu memberikan semangat dan keceriaan Untuk seseorang yang kelak menjadi imam untuk saya dalam susah maupun
senang
Keluarga besar SD N Plaosan I
v MOTTO
Diatas langit masih ada langit
Tak mudah untuk terbang sampai ke langit terindah
Karena semua tak akan pernah mustahil
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk dapat naik ke singgasana kejayaan
Naik... naik... dan teruslah naik
Semua yang telah ku capai tidaklah menjadi sebuah kepuasan bagi saya
Maju dan terus maju
Juang dan terus berjuang
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 14 April 2016
Penulis,
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama :Epri Nurhidayati
NIM : 121134160
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, peneliti memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“Peningkatan Kekatifan dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran PKn
Menggunakan Model PBL untuk Siswa Kelas V SD Negeri Plaosan I”
Dengan demikian, peneliti memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma, hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada peneliti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 14 April 2016
Yang menyatakan,
viii ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL PBL
UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI PLAOSAN I
Oleh:
Epri Nurhidayati (121134160) Universitas Sanata Dharma
2016
Keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD N Plaosan I yang rendah mendorong peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di SD tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui bagaimana penggunaan PBL dalam upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn siswa kelas V SD N Plaosan I dan (2) mengetahui peningkatan keaktifan belajar PKn siswa kelas V di SD N Plaosan I (3) mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn siswa kelas V di SD N Plaosan I.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 Siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD N Plaosan I Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 siswa. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah PBL. Objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran PKn. Data keaktifan siswa diperoleh dari lembar observasi yang diisi oleh observer selama proses pembelajaran berlangsung. Data prestasi belajar diperoleh dari evaluasi akhir setiap siklus.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa meningkat dengan menggunakan model PBL. Peningkatan keaktifan siswa siklus I, kondisi awal yaitu 23% meningkat pada siklus I yaitu 70% dan pada siklus II mencapai 90%. Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 63 meningkat pada siklus I yaitu 68 dan pada siklus II mencapai 82. Persentase siswa lulus KKM pada kondisi awal sebesar 33% meningkat pada siklus I menjadi 63% dan pada silus II meningkat menjadi 80%. Kesimpulan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model PBL dapat meningkatkan eaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD N Plaosan I pada mata pelajaran PKn semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
ix ABSTRACT
THE IMPROVEMENT OF ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT
TO PKn SUBJECT BY USING PBL MODEL OF FIFTH GRADE STUDENTS OF SDN PALOSAN I was low encouraged researcher to conduct Classroom Action Research (PTK) in elementary school. The aims of the study were to (1) know how to use PBL model in an effort to improve the activity and learning achievement of PKn subject to the fifth grade students of SDN Plaosan I, (2) know whether the use of the PBL model could improve learning activeness of PKn subject to the fifth grade students of SDN Plaosan I, (3) know whether the use of PBL model could improve learning achievement of PKn subject to the fifth grade students of SDN Plaosan I.
This research was a classroom action research conducted in two cycles. Each cycle consisted of two meetings. Subjects were students of fifth grade students of SD N Plaosan I in the school year 2015/2016 numbered 30 students. The model used in this research was the PBL. The object of this study was the activity and learning achievement of PKn subjects. The data obtained from the student activity observation sheets filled out by the observer during the learning process. Learning achievement data obtained from the evaluation of the end of each cycle.
The improvement of students’ activeness based on observation was obtained the mean of students’ learning activeness in the initial conditions was 23% increase in the first cycle is 70% and in the second cycle reached 90%. The mean of the class on the initial conditions 63 increased in the first cycle is 68 and the second cycle reached 82. The students percentage that pass KKM in the initial conditions was 33% increase in the first cycle 63% and on the second cycle increased to 80%. The conclusion of the research conducting showed that PBL model can improve students’ activeness and learning achievement of class V SDN Plaosan I in the PKn of odd semester in the academic year 2015/2016.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah yang Dia berikan penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa skripsi yang berjudul “Peningkatan Kekatifan dan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran PKn Menggunakan Model PBL untuk Siswa Kelas V SD Negeri
Plaosan I” dengan lancar.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program S1 Pendididkan Guru Sekolah Dasar / PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu penulis sangat berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama pendidikan yaitu pendidikan Sekolah Dasar.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan berbagai bantuan. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih dengan sepenuh hati kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Apri Damai Sagita C, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan sekaligus
sebagai dosen III.
4. Bapak Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan dukungan, semangat, dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
5. Ibu Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. Selaku dosen pembimbing II yang selalu
xi
6. Segenap dosen-dosen Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang selama ini telah sangat berjasa.
7. Bapak Sumarjoko. S.Ag. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Plaosan 1 yang
telah memberikan ijin kepada peneliti.
8. Bapak Junedi. S.Pd. selaku wali kelas V SD Negeri Plaosan 1 yang sangat
baik hati dan membantu dalam proses penelitian.
9. Siswa-siswi SD N Plaosan I yang peneliti cintai
10.Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan
11.Kakak Akhid dan Maya yang selalu memberikan semangat dan keceriaan
12.Calon pendamping hidup yang selalu memberikan semangat
13.Keluarga besar Sanggar Natya Laksita dan Larasanti yang selalu menghibur.
14.Teman-teman payung yang selalu memberikan masukan dan semangat juang
tinggi : Abang Yosafat, Eni, Dica, Ito, Debora, Fira, Carolus Ade, Dedek Fani,
Didit, Deni, dan Mira
15.Teman-teman di Sanata Dharma
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh
sebab itu saran dan kritik sangat diperlukan guna membangun untuk karya
selanjutnya.
Yogyakarta,14 April 2016
Penulis,
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACK ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR GRAFIK ... xviii
DAFTARLAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
xiii
1.4Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 7
1.6 Definisi Oprasional ... 7
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 9
2.1.1 Keaktifan ... 9
2.1.2 Prestasi Belajar ... 13
2.1.3 Model PBL ... 19
2.1.4 KD Menunjukkan Conroh Perilaku Menjaga NKRI ... 24
2.1.5 Pendidikan Kewarganegaraan ... 25
2.2 Penelitian Yang Relevan ... 27
2.3 Kerangka Berpikir ... 29
2.4 Hipotesis Tindakan... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Setting Penelitian ... 34
3.3 Desain Penelitian ... 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 45
3.5 Instrumen Penelitian... 47
3.6 Teknik Pengujian Instrumen ... 53
3.7 Teknik analisis data ... 73
xiv
3.9 Jadwal Penelitian ... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitia ... 80
4.2 Hasil Penelitian ... 84
4.3 Pembahasan ... 101
4.4 Penggunan Model PBL ... 105
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 118
5.2 Keterbatasan ... 119
5.3 Saran ... 119
DAFTAR REFRENSI ... 120
xv
Daftar Tabel
Tabel 2.1 Tahap PBL ... 22
Tabel 3.1 Pedoman wawancara ... 48
Tabel 3.2 Lembar observasi keaktifan ... 49
Tabel 3.3 Kriteria keaktifan PAP II ... 50
Tabel 3.4 Kisi-kisi soal evaluasi siklus I sebelum validasi ... 51
Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Evaluasi siklus II sebelum validasi ... 52
Tabel 3.6 Instrumen pengumpulan data ... 53
Tabel 3.7 Hasil Validasi silabus ... 54
Tabel 3.8 Tabel Kelayakan Instrumen ... 55
Tabel 3.9 Hasil Validasi RPP ... 56
Tabel 3.10 Tabel Kelayakan Instrumen ... 57
Tabel 3.11 Hasil Validasi LKS ... 57
Tabel 3.12 Tabel Kelayakan Instrumen ... 58
Tabel 3.13 Hasil Validasi Bahan Ajar... 59
Tabel 3.14 Tabel Kelayakan Instrumen ... 60
Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi ... 60
Tabel 3.16 Tabel Kelayakan Instrumen ... 61
Tabel 3.17 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I ... 64
Tabel 3.18 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 65
Tabel 3.19 Hasil Validasi Siklus II ... 66
xvi
Tabel 3.21 Kriteria Reliabilitas ... 68
Tabel 3.22 Kriteria IK ... 70
Tabel 3.23 Hasil Hitung IK Siklus I ... `71
Tabel 3.24 Hasil Hitung IK Siklus II ... 72
Tabel 3.25 Kriteria PAP II ... 74
Tabel 3.26 Indikator Keberhasilan ... 78
Tabel 3.27 Jadwal Kegiatan ... 79
Tabel 4.1 Hasil Observasi Keaktifan Siklus I Pertemuan I ... 85
Tabel 4.2 Hasil Observasi Keaktifan Siklus I Pertemuan II ... 86
Tabel 4.3 Hasil Observasi Keaktifan Siklus I Pertemuan I dan II ... 88
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Siklus II pertemuan I... 91
Tabel 4.5 Hasil Observasi Keaktifan Siklus II Pertemuan II ... 92
Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Siklus II Pertemuna I dan II ... 94
Tabel 4.7 Nilai Hasil Evaluasi Siklus I ... 97
Tabel 4.8 Nilai Hasil Evaluasi Siklus II ... 99
Tabel 4.10 Peningkatan Pencapaian Keaktifan Siklus I dan II ... 102
xvii
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Literatur map ... 29
Gambar 3.1 Skema pelaksanaan PTK ... 32
Gambar 4.1 Mengorganisasikan siswa kepada masalah ... 106
Gambar 4.2 Mengorganisasikanj siswa untuk belajar... 107
Gambar 4.3 Membantu penyelidikan mandiri atau kelompok ... 107
Gambar 4.4 Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya ... 108
Gambar 4.5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah ... 108
Gambar 4.6 Mengorganisasikan siswa kepada masalah ... 109
Gambar 4.7 Mengorganisasikanj siswa untuk belajar... 110
Gambar 4.8 Membantu penyelidikan mandiri atau kelompok ... 110
Gambar 4.9 Mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya ... 111
Gambar 4.10 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah ... 111
Gambar 4.11Mengorganisasikan siswa kepada masalah ... 112
Gambar 4.12Mengorganisasikanj siswa untuk belajar... 113
Gambar 4.13Membantu penyelidikan mandiri atau kelompok ... 113
Gambar 4.14 mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya... 114
Gambar 4.15 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah ... 114
Gambar 4.16Mengorganisasikan siswa kepada masalah ... 115
Gambar 4.17 Mengorganisasikanj siswa untuk belajar... 115
Gambar 4.18 Membantu penyelidikan mandiri atau kelompok ... 116
Gambar 4.19mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya... 116
xviii
Daftar Grafik
Grafik 4.1 Nilai keaktifan siswa siklus I ... 89
Grafik 4.2 Persentase hasil keaktifan ... 90
Grafik 4.3 Nilai keaktifan siklus II ... 95
Grafik 4.4 Persentase keaktifan siklus II... 96
Grafik 4.5 Hasil evaluasi siklus I ... 98
Grafik 4.6 Hasil evaluasi siklus II ... 100
Grafik 4.7 Hasil prestasi kondisi awal, siklus I dan siklus II ... 101
Grafik 4.8 Peningkatan keaktifan siswa ... 102
xix
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 124
Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 125
Lampiran 3. Silabus ... 126
Lampiran 4. RPP Siklus I Pertemuan 1 ... 130
Lampiran 5. RPP Siklus I Pertemuan 2 ... 135
Lampiran 6. RPP Siklus II Pertemuan 1 ... 140
Lampiran 7. RPP Siklus II Pertemuan 2 ... 145
Lampiran 8. Contoh LKK Siklus I ... 150
Lampiran 9. Contoh LKK Siklus II ... 153
Lampiran 10. Soal Evaluasi Akhir Siklus I ... 155
Lampiran 11. Kunci Jawaban ... 163
Lampiran 12. Soal Evaluasi Akhir Siklus II ... 164
Lampiran 13. Kunci Jawaban ... 171
Lampiran 14. Validasi Instrumen Pembelajaran oleh Dosen ... 173
Lampiran 15. Validasi Instrumen Pembelajaran oleh Kepala Sekolah ... 179
Lampiran 16. Validasi Instrumen Pembelajaran oleh Guru Kelas ... 185
Lampiran 17. Data Keaktifan Siklus I Pertemuan 1 ... 191
Lampiran 18. Data Keaktifan Siklus I Pertemuan 2 ... 193
Lampiran 19. Data Keaktifan Siklus II Pertemuan 1 ... 195
Lampiran 20. Data Keaktifan Siklus II Pertemuan II ... 197
xx
Lampiran 22. Ketuntasan KKM Siklus II ... 200
Lampiran 23. Validitas Siklus I ... 200
Lampiran 24. Validitas Siklus II ... 202
Lampiran 25. Foto-foto Penelitian ... 203
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang sangat penting dan diharapkan mampu
membentuk karakter baik bagi anak. Pendidikan di Indonesia diharapkan
dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang berjiwa
patriotisme untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(KTSP, 2006: 104). Sikap patriotisme inilah yang dibutuhkan oleh bangsa
Indonesia di era yang semakin maju ini. Karena banyaknya
pengaruh-pengaruh yang akan timbul dari luar akan sangat membahayakan bagi bangsa
Indonesia. Berkaitan dengan penanaman nilai, sikap, dan kepribadian,
pembekalan kepada peserta didik di Indonesia dilakukan melalui Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan (Sumarsono: 2007).
Tetapi materi Pendidikan Kewarganegaraan dirasa cukup sulit untuk siswa
khususnya siswa SD.
Materi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah pendidikan
yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajiban suatu
warga negara agar setiap hal yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dan
cita-cita bangsa serta tidak melenceng dari apa yang diharapkan. Maka Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan diupayakan dan diterapkan sejak usia dini di
setiap jenjang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga perguruan tinggi
agar menghasilkan penerus-penerus bangsa yang berkompenten dan siap
menjalankan tugas hidup berbangsa dan bernegara. Pendidikan Pancasila dan
ilmuan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air;
menjadi warga negara demokratis yang berkeadaban; yang memiliki daya
saing; berdisiplin; dan berpartisipasi aktif membangun kehidupan yang damai
berdasarkan sistem nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila berkontribusi penting
menunjang tujuan bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara
sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan
mengembangkan jatidiri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan
jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban
dalam bela negara (Darmadi: 2013: 1-3). Mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang berfokus pada
pembentukan diri menjadi warga yang paham dan mampu melaksanakan hak
dan kewajibannya yang beragam untuk menjadi warga negara yang baik
seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, sehingga nantinya
dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi (Subagyo: 2008). Manusia yang
beramanat adalah manusia yang mengamalkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.
Untuk membentuk manusia yang beramanat, kegiatan belajar mengajar
menjadi unsur penting terhadap pembentukan konsep atau pemahaman peserta
didik tentang negaranya yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pembelajaran di sekolah akan berjalan dengan baik apabila guru dalam
pembelajaran yang menghadapkan pada masalah-masalah yang dihadapi oleh
siswa. Oleh karena itu guru dituntut mampu mengelola proses belajar
mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga siswa mau
belajar karena memang siswalah subjek utama dalam belajar (Muljo, 2012: 1).
Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 1 Agustus 2015, peneliti menemukan rendahnya keaktifan siswa
terhadap pembelajaran PKn yang sedang berlangsung di kelas. Dari 30 siswa
terlihat 7 siswa (23,3%) siswa masuk kedalam kriteria minimal cukup aktif
dengan nilai 40,33. Berdasarkan indikator 1 yang telah ditentukan, peneliti
melihat 7 siswa (23%) dengan nilai 43 yang berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran, pada indikator 2 terdapat 7 anak (23%) dengan nilai 39 siswa
yang berani mengungkapkan pendapat dan pertanyaan, dan pada indikator 3
terdapat 7 siswa (23%) dengan nilai 39 yang bertanggungjawab terhadap
tugas. Guru menggunakan metode ceramah dan menggunakan media
berupa buku dan papan tulis. Dari data hasil pengamatan, peneliti
memperoleh persentase jumlah siswa yang aktif selama pembelajaran
sebanyak 23% dengan nilai 40,33. Sedangkan dari pengamatan nilai mata
pelajaran PKn tahun 2013/2014, rata-rata nilai UTS siswa Semester I yaitu
63. Sebanyak 14 anak (67%) siswa mendapatkan nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal dari 21 siswa. Sedangkan siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal adalah 7 anak (33%). Berdasarkan informasi yang telah
peneliti dapatkan dari observasi tersebut, peneliti menganggap perlu adanya
mengadakan penelitian di SD Negeri Plaosan I menggunakan model yang
akan mendukung pembelajaran.
Suasana atau situasi belajar mengajar itu akan mempengaruhi proses
belajar mengajar (Surjadi, 1989: 2). Model belajar yang mendukung sangat
diharapkan agar tujuan dari pendidikan dapat tercapai. Yakni mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Perubahan
proses tersebut dimaksud untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
siswa di SD Negeri Plaosan I.
Beberapa model belajar yang bisa digunakan misalnya Contextual Teaching and Learning (CTL), Cooperative Learning (CL), Problem Based Learning (PBL). Model Cooperative Learning memiliki banyak metode, seperti Learning Together (LT), Jigsaw, Number Head Together (NHT), Team Game Turnament (TGT) dll. Pemilihan model atau metode belajar perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi, tujuan, waktu,jumlah siswa, mata
pelajaran dan kondisi. Model belajar memang menjadi yang utama dalam
belajar (Suryabrata, 1993: 8).
Hal yang utama dalam dunia pendidikan dan pengajaran adalah model atau
metode belajar, teknik mengajar, dan cara pengaturan pembelajaran (Nasution,
1982: 77). Sebagai pengajar yang selalu mengaplikasikan berbagai disiplin
ilmu harus pintar memilih metode atau model belajar yang sesuai (Boeree,
2008: 52). PBL atau Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang mana siswa sejak awal dihadapkan pada suatu masalah
kemudian diikuti oleh pencarian informasi yang bersifat berpusat pada siswa.
pengetahuannya secara efisien, kontekstual dan terintegrasi. Model
pembelajaran PBL berupa belajar dalam kelompok kecil dengan sistem
tutorial (Suprihatiningrum, 2013: 215)
Berdasarkan hasil observasi nilai dan tingkat keaktifan siswa, peneliti
melakukan penelitian tentang keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V di
SD N Plaosan I pada Standar Kompetensi 1. Memahami pentingnya keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada Kompetensi Dasar 1.1
Mendiskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1.2 Menjelaskan
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1.3 Menunjukkan
contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia menggunakan model PBL. Peneliti menganggap model PBL
dapat diaplikasikan oleh guru dalam pembelajaran di kelas. Karena PBL
adalah model pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir
tingkat tinggi siswa (Rusman, 2010: 241). Oleh karena itu peneliti akan
melaksanakan penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi
Belajar Pada Mata Pelajaran PKn Menggunakan Model PBL Untuk Siswa
Kelas V SD Negeri Plaosan I”.
1.2Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada penggunaan model PBL kelas V SD Negeri
Plaosan I pada Standar Kompetensi 1. Memahami pentingnya Keutuhan
Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) pada Kompetensi Dasar 1.1
Mendiskripsikan Negara Kesatuan Republik Indonesia 1.2 Menjelaskan
contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia tahun ajaran 2015/2016 semester gasal.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana penggunaan model PBL dalam upaya peningkatan
keaktifan dan prestasi belajar PKn pada Standar Kompetensi 1.
Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) kelas V di SD Negeri Plaosan I?
1.2.2 Apakah penggunaan PBL dapat bmeningkatkan keaktifan belajar PKn
siswa kelas V SD Negeri Plaosan I?
1.2.3 Apakah penggunaan PBL d a p a t meningkatkan prestasi belajar PKn
siswa kelas V SD Negeri Plaosan I?
1.4Tujuan Penelitian
Berdasakan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah:
1.6.1 Menjelaskan penggunaan model PBL dalam upaya peningkatan
keaktifan dan prestasi belajar PKn pada Standar Kompetensi 1.
Memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) kelas V di SD Negeri Plaosan I
1.6.2 Mengetahui peningkatan keaktifan belajar PKn siswa kelas V SD
Negeri Plaosan I.
1.6.3 Mengetahui peningkatan prestasi belajar PKn pada siswa kelas V SD
1.5Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi siswa
Dapat memperoleh pengalaman dalam mempelajari materi PKn
materi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
menggunakan model PBL.
1.5.2 Bagi Guru
Dapat menambah wawasan dan inspirasi guru tentang
model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa untuk
dijadikan alternatif pembelajaran.
1.5.3 Bagi Sekolah
Dapat menambah bahan bacaan penelitian yang dapat
dijadikan sebagai inspirasi dalam mengajarkan mata pelajaran PKn
dengan menggunakan model PBL.
1.5.4 Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengetahuan baru dalam melakukan PTK
menggunakan model PBL pada mata pelajaran PKn.
1.6Definisi Operasional
1.6.1 Keaktifan belajar adalah kegiatan aktif oleh siswa dalam proses
belajarnya dimana kegiatan tersebut melibatkan intelektual-emosional
dalam pembelajaran.
1.6.2 Prestasi belajar adalah hal yang berkaitan dengan aspek pengetahuan
yang penting untuk diketahui dan diwujudkan dalam bentuk angka,
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar yang mencakup kemampuan
afektif, kognitif, dan psikomotorik.
1.6.3 PBL adalah model pembelajaran yang menggunakan sebuah masalah
sebagai langkah awal dalam mengumpulkan pengetahuan baru.
1.6.4 Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau
makhluk hidup belajar.
1.6.5 PKn adalah mata pelajaran yang mempunyai tujuan untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk
sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan
9 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Keaktifan
2.1.1.1 Pengertian keaktifan
Menurut Silberman (dalam Sunarto, 2009: 10) mengartikan
keaktifan dalam belajar adalah mempelajari dengan cepat,
menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk
memperlajari sesuatu yang baik, harus mendengar, melihat, menjawab
pertanyaan dan mendiskusikannya dengan orang lain.
Keaktifan menurut Dimyati (1995: 115) adalah keterlibatas
intelektual-emosional siswa secara optimal dalam pembelajaran.
Keatifan siswa dalam peristiwa pembelajaran mengambil beraneka
bentuk kegiatan, dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai
kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik yang dapat diamati
di antaranya dalam bentuk kegiatan membaca, mendengarkan,
menulis, meragakan, dan mengukur. Sedangkan contoh-contoh
kegiatan psikis seperti mengingat kembali isi pelajaran pertemuan
sebelumnya, menggunakan kekhasan pengetahuan yang dimiliki dalan
memecahkan masalah yang dihadapi dll. Menurut Sardiman
(2001:98), keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun
mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak
Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber dapat
disimpulkan bahwa keaktifan adalah kegiatan aktif oleh siswa dalam
proses belajarnya dimana kegiatan tersebut melibatkan
intelektual-emosional dalam pembelajaran.
2.1.1.2 Ciri-ciri Keaktifan Belajar
Menurut Sanjaya (2006: 140) keaktifan terlihat dari keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan tersebut antara lain:
1. Siswa memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran.
2. Siswa menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
3. Siswa melakukan kerjasama atau diskusi dalam kelompok.
4. Siswa terlibat dalam kegiatan mencari sumber belajar
yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
5. Siswa memanfaatkan sumber belajar yang tersedia.
6. Siswa menjawab dan mengajukan pertanyaan kepada guru
ataupun siswa lainnya dalam pembelajaran.
7. Siswa berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau
timbul selama proses pembelajaran.
8. Keterlibatan siswa dalam mengevaluasi sendiri hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam setiap belajar siswa selalu menampakkan keaktifan.
Keaktifan itu beranekaragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik
misalnya membaca, mendengar, menulis, dan berlatih
Dari uraian keaktifan para ahli peneliti dapat menyimpulkan
ciri-ciri siswa yang aktif adalah siswa berpartisipasi dalam kegiatan
pembelajaran, mulai dari kegiatan fisik misalnya membaca,
mendengar, menulis, dan berlatih keterampilan-keterampilan siswa
berani mengungkapkan pendapat dan siswa bertanggungjawab
terhadap tugas.
2.1.1.3 Cara meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran
Faktor yang menumbuhkan keaktifan menurut Brings (dalam
Martinis, 2007: 84) yaitu:
1. Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa,
sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Menjelaskan tujuan belajar, sehingga siswa paham apa
tujuan pelajaran hari ini.
3. Memberikan stimulus kepada siswa.
4. Memunculkan aktifitas atau partisipasi ssiwa dalam kegiatan
pembelajaran.
Menurut Usman (2009: 26-27) cara untuk memperbaiki
keaktifan siswa dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Mengabadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan
belajar mengajar
2. Tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan
3. Masa transisi antara berbagai kegiatan dalam mengajar
hendaknya dilakukan secara cepat dan luwes
4. Berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat dan sesuai dengan
tujuan mengajar yang akan dicapai.
5. Usahakan agar pengajaran dapat lebih menarik minat murid.
2.1.1.4 Indikator dalam Mengukur Keaktifan dalam kelas
Menurut Keachie (dalam Daryanto, 2012: 4) keaktifan terjadi
apabila terdapat partisipasi siswa dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, utama yang berbentuk interaksi antar siswa,
kesempatan yang diberikan kepada siswa. Dimyati (1999: 45)
berpendapat keaktifan terjadi melalui berbagai bentuk yaitu dengan
kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik terdapat kegiatan
seperti membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan sedangkan dari kegiatan psikis terdapat kegiatan yaitu
memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep
dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan. Menurut Uno
(2012: 33) berpendapat indikator keaktifan (1) siswa aktif mencari
atau memberikan informasi, bertanya dan membuat kesimpulan (2)
adanya interaksi (3) adanya kesempatan siswa menilai hasil karyanya
(4) adanya pemanfaatan sumber belajar.
Berdasarkan dari penjelasan para ahli di atas, maka peneliti
menyimpulkan indikator keaktifan menjadi 3 yaitu (1) Partisipasi
Siswa dalam kegiatan pembelajaran, meliputi Interaksi antar siswa
penjelasan dari guru, membaca sumber belajar, mencatat informasi
penting. (2) Keberanian mengungkapkan pendapat dan pertanyaan. (3)
tanggung jawab siswa terhadap tugas, meliputi turut serta dalam
mengerjakan tugas kelompok, saling mengingatkan dalam
mengerjakan tugas kelompok.
2.1.2 Prestasi Belajar 2.1.2.1 Pengertian belajar
Menurut Arifin (2009: 12) prestasi belajar merupakan hal yang
berkenaan dengan aspek pengetahuan. Pendapat Hamalik (2008: 159),
“Hasil belajar menunjukkan pada prestasi belajar”. Menurut Hamalik
prestasi merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui karena
dengan adanya prestasi belajar yang diwujudkan dalam bentuk angka,
simbol, maupun kalimat dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa
dalam mengikuti kegiatan belajar.
Prestasi belajar menurut Susanto (2013: 5) adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Menurut
Suprijono (dalam Thobroni, 2015: 20-21) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan , nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar mencakup kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan prestasi belajar
adalah hal yang berkaitan dengan aspek pengetahuan yang penting
untuk diketahui karena dengan adanya prestasi belajar yang
diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2.1.2.2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Mulyasa (2013: 190) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokan menjadi empat,
yaitu (a) bahan atau materi yang dipelajari; (b) lingkungan; (c) faktor
instrumental; (d) kondisi peserta didik.
Dari faktor-faktor di atas menunjukan bahwa prestasi belajar
bukanlah suatu yang berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil sebagai
faktor yang melatarbelakanginya. Dengan demikian, untuk
memahami dan mendongkrak atau meningkatkan prestasi belajar.
Perlu dipahami faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
internal maupun eksternal.
1. Faktor Internal
Prestasi belajar seseorang akan ditentukan oleh faktor diri
(internal), baik secara fisiologis maupun secara psikologis,
beserta usaha yang dilakukannya. Faktor fisiologis, berkaitan
dengan kondisi jasmani atau fisik seseorang, yang dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu kondisi jasmani pada
umumnya dan konsisi yang berkaitan dengan fungsi-fungsi
jasmani tertentu terutama panca indera, sedangkan faktor
fisiologis, berasal dari dalam diri seseorang seperti intelgensi,
minat, dan sikap. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang
merupakan dasar potensial bagi pencapaian hasil belajar, artinya
hasil belajar yang dicapai akan bergantung pada tingkat
intelgensi, dan hasil belajar yang dicapai tidak akan melebihi
tingkat intelgensinya.
Minat (interest), yaitu kecenderungan dan kegarirahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Oleh karena
itu, minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam
mata pelajaran tertentu. Sikap adalah gejala internal yang
berdimensi afektif, berupa kecenderungan untuk mereaksi atau
merespon (respon tendency) dengan cara yang relatif tetap terdapat obyek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif.
Selain faktor-faktor diatas, prestasi belajar juga dipengaruhi
oleh waktu (time) dan kesempatan (engagment). Waktu dan kesempatan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda sehingga
akan berpengaruh terhadap perbedaan kemampuan peserta didik.
Dengan demikian, peserta didik yang memiliki banyak waktu dan
kesempatan belajar senderung memiliki prestasi yang tinggi
daripada yang hanya memiliki sedikit waktu dan kesempatan
untuk belajar.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non
terjadi dalam berbagai situasi sosial. Ke dalam faktor ini termasuk
lingkungan keluarga, sekolah, teman dan masyarakat pada
umumnya. Sedangkan faktor non-sosial adalah faktor-faktor
lingkungan yang bukan sosial seperti lingkungan alam dan fisik;
misalnya: keadaan rumah, ruang belajar, fasilitas belajar,
buku-buku sumber dan sebagainya (Mulyasa, 2013: 190)
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Sudjana
(dalam Susanto, 2013: 15-18) adalah:
1. Kecerdasan anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangat mempengaruhi
terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta
terpecahkannya atau tidaknya suatu permasalahan.
Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk
menentukan apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran
yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa
setelah mengikuti pelajran yang diberikan.
2. Kesiapan tau kematangan
Kesiapan dan kematangan adalah tingkat perkembangan
dimana individu atau organ-organ sudah berfungsi
sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar kematangan
atau kesiapan sangat menentukan keberhasilan dalam belajar.
Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika
Karena kematangan akan erat hubungannya dengan minat
dan kebutuhan anak.
3. Bakat anak
Menurut Chaplin (dalam Susanto, 15-18) yang dimaksud
bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang
untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Dengan demikian setiap orang pasti memiliki bakat dalam
arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat
tertentu. Sehubungan dengan itu maka bakat akan
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.
4. Kemauan Belajar
Salah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan
ialah membuat anak menjadi Mu dan giat belajar. Kemauan
belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung jawab yang
besar tentu berpengaruh positif dengan hasil belajar. Karena
kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai
keberhasilan belajar.
5. Minat
Secara dasar minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap
pelajaran akan memusatkan perhatian lebih banyak daripada
intensif terhadap materi itu yang memungkinkan siswa untuk
lebih giat dan mencapai prestasi yang baik.
6. Model penyajian materi pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula pda
model penyajian materi. Model materi yang menyenangkan,
tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh
siswa tentu berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan
belajar atau prestasi belajar.
7. Pribadi dan sikap guru
Kepribadian guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam
berperilaku maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan
kreatif tersebut. Pribadi guru yang baik tercermin dari
sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang,
membimbing dengan penuh perhatian, tidak cepat marah,
tanggap terhadap keluhan dan kesulitan siswa, antusias dan
semangat dalam bekerja dan mengajar, memberikan penilaian
yang objektif, rajin, disiplin, serta bekerja penuh dedikasi dan
bertanggung jawab dalam segala tindakan yang ia lakukan.
8. Suasana pengajaran
Faktor lain yang ikut menentukan keberhasilan siswa
dalamk belajar adalah suasana pengajaran. Suasana
pengajaran yang tenang, terjadi dialog yang kritis antara
siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di
proses pengajaran. Sehingga keberhasilan dalam prestasi
belajar akan meningkat dan maksimal.
9. Kompetensi guru
Guru yang profesional memiliki
kemampuan-kemampuan tertentu. Kemampuan itu diperlukan dalam
membantu siswa dalam belajar. Keberhasilan siswa dalam
belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang
profesional. Guru yang profesional adalah guru yang
memiliki kompeten dalam bidang dan menguasai dengan baik
bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode
belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa
berjalan sebagaimana mestinya.
10.Masyarakat
Dalam masyarakar terdapat juga berbagai macam
tingkah laku manusia dan berbagau macam latar
belkangpendidikan. Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia
pendidikan lingkungan masyarakat akan ikut mempengaruhi
kepribadian siswa. Kehidupan modern dengan keterbukaan
serta kondisi yang luas banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh
kondisi masyarakat ketimbang oleh keluarga dan sekolah.
2.1.3 Problem Based Learning (PBL) 2.1.3.1 Pengertian Model PBL
Menurut Trianto, (2010: 51) model pembelajaran adalah suatu
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.
Suyanto (2013: 134) mengatakan model pembelajaran berarti suatu
rencana mengajar yang memperlihatkan “pola pembelajaran” tertentu.
Pola yang dimaksud adalah terlihatnya kegiatan yang dilakukan guru,
siswa, serta bahan ajar yang mampu menciptakan siswa belajar, juga
tersusun secara sistematis mengenai rentetan peristiwa pembelajaran.
Senada dengan itu, Winataputra (dalam Suyanto, 2013: 134)
mengartikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan beajar tententu dan berfungsi
sebagai pedoman bagi perancang –pembelajaran dan para guru dalam
merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar-mengajar.
Sejarah PBL telah dimulai pada tahun 1920 ketika itu Celestine
Freinet, seorang guru SD yang baru kembali dari Perang Dunia I pulang ke
halamannya di pedesaan di Barsur-Loup di bagian tenggara Prancis.
Celestine Freinet mengalami cedera yang serius dan menyebabkan tak bisa
bernafas panjang. Karena sangat ingin mengajar ke SD tetapi tidak
sanggup untuk bersuara keras dan lama, sebagai gantinya Celestine Freinet
menggunakan metode lain menggantikan metode tradisional. Celestine
Freinet meminta murid-muridnya untuk belajar mandiri dan beliau hanya
memfasilitasi saja. Inilah awal pertama cikal bakal PBL diperkenalkan.
Sejarah PBL dimulai pada awal tahun 1970 di Mc Master University
Faculty of Health Science di Kanada. Sejak itu PBL dipakai secara luas di
Model PBL adalah pembelajaran yang berbasis masalah.
Pembelajaran yang dimulai dari masalah yang berbasis pada materi ajar.
Dengan pembelajaran yang dimulai dari masalah, siswa akan belajar suatu
konsep dan prinsip sekaligus memecahkan masalah (Suyatno, 2009: 9).
Model PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah pada dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah,
serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dasar dari materi
pelajaran (Nurhadi, 2004: 109).
2.1.3.2Karakteristik PBL
Menurut Rusmono (2012: 82) modelPBL memiliki karakteristik: (1)
Siswa menentukan isu-isu pembelajaran, (2) pertemuan-pertemuan
pelajaran berlangsung open-ended atau berakhir dengan masih membuka
peluang untuk berbagi ide tentang pemecahan masalah, sehingga
memungkinkan pembelajaran tidak berlangsung dalam sekali pertemuan,
(3) tutor adalah seorang fasilitator dan tidak seharusnya bertindak “pakar”
yang merupakan satu-satunya sumber informasi, (4) tutorial berlangsung
sesuai dengan tutorial PBL yang berpusat pada siswa. Karakteristik tutor
dalam PBL meliputi: (1) memiliki pengetahuan tentang proses PBL, (2)
memiliki komitmen tentang pembelajaran berpusat pada siswa atau
pembelajaran yang diarahkan oleh siswa, (3) kemampuan membangkitkan
lingkungan yang santai dan tidak mengancam sambil terus bertindak
mengembangkan diskusi dan berpikir kritis, (4) kemampuan melakukan
siswa dalam PBL meliputi: (1) hadir dan aktif dalam pertemuan, (2)
mengtahui pengetahuan belajar PBL, (3) memiliki komitmen tentang
belajar berpusat pada siswa, (4) aktif berpartisipasi dalam diskusi dan
berpikir kritis, (5) mempunyai kemampuan untuk berevaluasi konstruktif
terhadap diri sendiri, kelompok, dan tutor.
2.1.3.3 Langkah-langkah PBL
Menurut Rusmono (2012: 81) model pembelajaran PBL terdapat lima
tahapan dalam perlakuan guru yaitu:
Tabel 2.1 Tahapan model pembelajaran PBL
Fase Perilaku Guru
Fase 1: Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan dan memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah
Fase 2:
Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
Guru mebantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar terkait dengan permasalahan
Fase 3: Membantu investigasi mandiri dan kelompok
Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi.
Fase 4:
Mengembangkan dan mempresentasikan hasil
Guru membantu siswa untuk merencankan dan menyiakan hasil-hasil yang tepat, seperti laporan, rekaman, video, dan model-model dan membuat mereka untuk menyampaikan kepada orang lain.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
Tabel 2.1 menunjukkan bahwa tahapan melakukan pembelajaran
dengan model PBL. Dalam pembelajaran dengan model PBL terdapat 5
tahapan. Lima tahapan ini wajib dilakukan oleh siswa dalam kegiatan
belajar. Guru sebagai fasilitator. Pertama memberikan orientasi tentang
permasalahan kepada siswa. Yang kedua adalah mengorganisasikan siswa
kelompok. Yang keempat adalah mengembangkan dan mempresentasikan
hasil. Dan yang kelima adalah menganalisis dan mengevaluasi proses
mengatasi masalah.
Menurut Ibrahim (dalam Suprihatiningrum, 2013: 220) peran guru
PBL berbeda dengan kelas tradisional. Peran guru adalah: (1) Mengajukan
masalah atau mengorientasikan siswa kepada masalah autentik, yaitu
masalah nyata sehari-hari. (2) Memfasilitasi/membimbing penyelidikan.
Guru harus memfasilitasi kegiatan belajar siswa agar tujuaj dapat tercapai.
(3) Memfasilitasi dialog siswa. Selain memfasilitasi kebutuhan siswa, guru
juga harus memantau dan menjaga komunikasi dengan siswa agar tidak
terjadi miskomunikasi antara siswa dan guru dan menghambat proses
belajar. (4) Mendukung belajar siswa
Kegiatan pembelajaran menggunakan model PBL akan dapat
mendukung belajar siswa.
2.1.3.4Kelebihan PBL
Keuntungan PBL menurut Beaumont (dalam Suprihatiningrum,
2013: 222) menyatakan keuntungan dari PBL adalah: (1) Mampu
mengingat dengan lebih baik informasi dan pengetahuan yang didapatkan.
(2) Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis, dan
keterampilan berkomunikasi. (3) Mengembangkan basis pengetahuan
secara integrasi. (4) Menikmati belajar. (5) Meningkatkan motivasi.
Motivasi siswa akan tergugah karena siswa perperan aktif dalam
memecahkan masalah. (6) Bagus dalam kerja kelompok. Siswa yang
Mengembangkan strategi belajar. Dengan strategi yang berkembang akan
meningkatkan mutu kegiatan belajar. (8) Meningkatkan keterampilan
berkomunikasi. Dengan bekerja kelompok siswa saat bekerja kelompok,
aspek bahasa/komunikasi siswa juga akan meningkat.
2.1.4 Kompetensi Dasar menunjukkan contoh-contoh perilaku dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menurut Kusumawati (2009: 15-17) hal yang harus warga negara
Indonesia tanggulangi dalam rangka mempertahankan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah ancaman. Ancaman adalah setiap
upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang
dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Negara Kesatuan
Republik Indonesia disingkat NKRI adalah negara yang wilayahnya
membentang antara Kota Sabang sampai Merauke. Kota yang ada di
paling barat dan paling timur. Pulau sambung menyambung menjadi satu.
Jumlahnya lebih dari 17.000 pulau. Indonesia terletak antara 6’ LU -11’
LS dan 95’ BT – 141’ BT. Indonesia disebut negara maritim karena luas
lautannya mencapai 70% dari seluruh wilayah Indonesia (Rahyuningsih,
2008: 3-4)
Pentingnya menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia karena
Indonesia kaya akan kebudayaan, ragam hayati, dan kekayaan alam. Tugas
untuk menjaga Indonesia adalah semua warga terkhusus TNI AD, TNI
saling menghormati perbedaan, mempertahankan kesamaan dan
kebersamaan dan menaati peraturan (Rahyuningsih, 2008: 12)
2.1.5 Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Azra (dalam Susanto, 2013: 226-227) Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengkaji dan membahas
tentang pemerintahan, konstitusi dan lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, HAM, hak dan kewajiban warga negara serta proses demokrasi. Wiharyanto (2008:6) pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan
wawasan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan
perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa.
Sumarsono (2007:6-7) pendidikan kewarganegaraan merupakan
usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan
kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara
dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar
menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh Bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui pendidikan
kewarganegaraan, warga negara Kesatuan Republik Indonesia
diharapkan mampu: memahami, menganalisis, dan menjawab
masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negaranya secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional
seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD 1945.
Dari beberapa definisi pendidikan kewarganegaraan tersebut dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan
mempunyai tujuan untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran
bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang
bersendikan kebudayaan bangsa.membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan
antara warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela
Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan
oleh Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Djahiri (dalam Susanto, 2013: 228-229) alasan yang
melandasi PKn perlu diajarkan yaitu:
1. Bahwa sebagai makhluk hidup, manusia bersifat multi kodrati dan
multifungsi-peran (status); manusia bersifat multikompleks atau
neopluralistis. Manusia memiliki kodrat ilahi, sosial, budaya,
ekonomi, dan politik.
2. Bahwa setiap manusia memiliki integritas atau keterkaitan atau
kepedulian manusia akan sesuatu. Sesuatu itu bisa materiel, imateriel,
atau kondisional atau waktu.
3. Bahwa manusia itu unik (uniqe human). Hal ini karena potensinya yang multipotensi dan fungi peran serta kebutuhan atau human desire
yang multiperan serta kebutuhan.
2.5.1.1 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan:
Menurut Wiharyanto (2008: 5) beberapa tujuan pendidikan
1. Mengantarkan peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara
untuk bela Negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan pola
perilaku untuk cinta tanah air.
2. Menumbuhkankembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran
berbangsa dan bernegara pada diri peserta didik, sehingga terbentuk
daya tangkal sebagai ketahanan nasional.
3. Peserta didik dapat menerapakan nilai-nilai luhur Pancasila dalam
menciptakan ketahanan nasional, serta
4. Peserta didik mampu menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai
Pancasila dalam menganalisa permasalahan hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang
relevan dan dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba melakukan
pengulangan, revisi, modifikasi dan sebagainya.
Adayu (2014) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan
Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Saintifik
Pada Subtema Macam-macam Sumber Energi Kelas IV SDK Minggir”.
Penelitian ini relevan dengan yang peneliti lakukan yaitu keaktifan siswa.
Hal ini terlihat dari kenaikan presentase keaktifan siswa pada indikator
pertama, kondisi awal yaitu 15% pencapaian pada siklus pertama yakni
36% dan capaian dalam siklus kedua adalah 52%. Keaktifan siswa pada
indikator kedua, kondisi awal 10%, capaian dalam siklus pertama 47%,
capaian pada siklus pertama dan kedua sama yakni 63%. Indikator
keempat, kondisi awal 0%, capaian siklus pertama 47%, capaian siklus
kedua 57%.Indikator kelima, kondisi awal 20% capaian siklus pertama
42%, capaian siklus kedua 47%.Jadi kaktifan belajar siswa terlihat telah
meningkat.
Falestin (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan
Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning(PBL) Pada siswa Kelas IX IPS 2 SMA Negeri 6
Suerakarta Tahun Ajaran 2009/2010, menyimpulkan bahwa secara
keseluruhan penerapan model PBL telah dapat menungkatkan prestasi
belajar siswa. Hal ini terbukti pada penncapaian nilai rata-rata dan jumlah
siswa yang mencapai ketuntasan. Pada siklus I rata-rata sebesar 73,23
terjadi peningkatan sebesar 4,18 sebelum diadakan tindakan yaity 69,05.
Pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata kelas sebesar 9,67. Jumlah
siswa yang mencapai batas tuntas pada siklus I sebanyak 33 siswa atau
78,57% sedangkan pada silus II sebanyak 40 siswa dari 42 siswa atau
sebesar 95,24%.
Gita (2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penerapan
pembelajaran PBL dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa. Pada awal penelitian siswa yang memahami target yang ditetapkan
pada awal penelitian adalah 29,53% siklus I=44,44% siklus II 51,85%.
Ketiga penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian ini
yaitu menggunakan variabel keaktifan, prestasi belajar dan model PBL.
dengan prestasi belajar menggunakan model PBL. Maka peneliti
mengadakan penelitian untuk peningkatan keaktifan dan prestasi belajar
PKn menggunakan model PBL siswa kelas V SD N Plaosan I.
Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian
2.3 Kerangka Berpikir
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara
sadar bela negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan
kepekaan mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan
bangsa. Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak
dan kewajiban dalam bela negara (Darmadi: 2013: 1-3). Pembelajaran di
sekolah akan berjalan dengan baik apabila guru dalam mengajar tidak hanya Adayu (2014)
Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar PKN Menggunakan Model PBL Untuk Kelas V SD N Plaosan I
menggunakan model ceramah saja tetapi menerapkan pembelajaran yang
menghadapkan pada masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa.
Model PBL merupakan model pembelajaran yang menggunakan sebuah
masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan pengetahuan baru.
Dalam prosesnya, peserta didik diberikan permasalahan terlebih dahulu
sehingga mereka dapat menemukan hipotesis yang dapat
dipertanggungjawabkan. Peserta didik akan menemukan pengetahuan
mereka. Dimana semua kegiatan guru berperan sebagai fasilitator.
Pembelajaran menggunakan PBL ini juga diharapkan dapat membuat
siswa aktif karena nanti siswa memecahkan masalah di dalam kelompok.
Siswa akan saling berkomunikasi dan bertukar pikiran dengan teman.
Dengan demikian penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
dan prestasi belajar siswa.
2.4Hipotesis Tindakan
2.4.1Penggunaan model PBL menggunakan 5 tahap dalam upaya
peningkatan keaktifan dan prestasi belajar PKn kelas V di SD Negeri
Plaosan I yaitu mengorganisasikan siswa kepada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu penyelidikan
siswa, mempresentasikan hasil karya, dan menganalisis serta
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2.4.2Penggunaan model PBL mampu meningkatkan keaktifan belajar PKn
siswa kelas V SD Negeri Plaosan I.
2.4.3Penggunaan PBL meningkatkan prestasi belajar PKn siswa kelas V
31 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Berdasarkan pengertian tersebut terdapat beberapa pengertian sebagai
berikut:
Menurut Suharsimi (dalam Mulyasa, 2009: 11) PTK merupakan suatu
upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan
memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Dedi (2010:8) penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian reflektif yang
dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat
untuk pengembangan keahlian mengajar. Menurut Kemmis dan Taggart
dalam Dedi (2010:14) menyatakan bahwa model tindakan adalah berbentuk
suatu perangkat yang terdiri dari tiap komponen perencanaan, pelaksanaan,
observasi, refleksi ke-empat perangkat tersebut disebut siklus.
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dengan strtegi siklus yang dimulai
dari identifikasi masalah yang dihadapi oleh guru, penyusunan rencana
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan refleksi. Rangkaian
kegiatan berurutan mulai dari rencana tindakan sampai dengan refleksi
disebut satu siklus penelitian. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1)
perencanaan tindakan (2) pelaksanaan tindakan (3) observasi dan
Dengan PTK diharapkan mampu memperbaiki keaktifan siswa dan
prestasi belajar siswa. Berikut adalah siklus PTK menurut Kemmis dan MC
Taggart:
Gambar 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart
Sumber : Aqib (2011: 16)
Keempat aspek pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas menurut
Kemmis dan Mc. Taggart, (dalam Kunandar, 2008: 70-76) penelitian
dilakukan melalui empat tahap yaitu:
a. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu perencanaan dalam bentuk penyusunan
perangkat pembelajaran berdasarkan hasil evaluasi hasil pelaksanaan Perencanaan
Pelaksanaan
Observasi
Refleksi Siklus 1
Perencanaan
Pelaksanaan Siklus II
Refleksi
prapenelitian/refleksi awal. Adapun uraian yang perlu dan harus
diketemukan adalah menyusun sebuah rancangan kegiatan, siswa akan
diapakan. Tahapan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan awal
mengenai situasi kelas selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah perilaku yang dilaksanakan oleh peneliti
sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Hal-hal
yang perlu diperhatikan oleh guru dalam melakukan pembelajaran
yaitu: kesesuaian pembelajaran dengan perencanaan, kelancaran proses
pembelajaran atau tindakan, ketepatan dalam ‘penanaman konsep
kepada siswa, dan ketercapaian tujuan pembelajaran dalam suasana
belajar yang membuat siswa semangat.
c. Observasi
Observasi adalah adalah pengamatan yang dilakukan untuk
mengetahui hasil tindakan atau mengumpulkan informasi tentang
berbagai kelemahan atau kekurangan tindakan yang telah dilakukan.
Pengamatan mengobservasi perubahan perilaku siswa atas tindakan
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa ketika
pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Refleksi adalah mengingat apa yang telah dicatat dalam
observasi. Refleksi berusaha memahami proses masalah, persoalan dan