• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar menggunakan pendekatan Problem Based Learning pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo."

Copied!
244
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

DI SD NEGERI SIDOMOYO Cornelius Wahyu Handaka (121134100)

Universitas Sanata Dharma 2016

Kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo mendorong peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pendekatan Problem Based Learning, meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa, serta meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Pada setiap siklus memiliki empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo yang berjumlah 35 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa meningkat selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Nilai rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal 63,98 dengan persentase siswa minimal cukup aktif 51,42%; nilai rata-rata siklus I 70,7 dengan persentase 74,29%; nilai rata-rata siklus II 81,46 dengan persentase 94,28%. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada kondisi awal 63,94 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 42,86%, nilai rata-rata siklus I 73 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 60%, nilai rata-rata siklus II 81,29 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 88,57%. Peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 27,43%.

(2)

PROBLEM BASED LEARNING APPROACH IN MATHEMATICS SUBJECTS OF GRADE V

IN SD NEGERI SIDOMOYO Cornelius Wahyu Handaka (121134100)

Universitas Sanata Dharma 2016

Lack of activeness and student achievement in grade V SD Negeri Sidomoyo has encouraged the researcher to concuct Classroom Action Research in that school. The aim of the research was to examine the implementation of the approach of Problem Based Learning, to increased and knowed the raising of activeness of learning, than to increased and knowed the learning achievement in Mathematics lesson of grade V SD Negeri Sidomoyo’s students.

This research is classroom action research which is done within two cycles. Each cycle consists of four steps, those are planning, action, observation, and action. The observation subject of this research is 35 students in the fifth grade of SD Negeri Sidomoyo.

The result of the research shows that being active and students’ learning achievements increase during the learning process using Problem Based Learning Approaches. The average score of students’ active learning in the initial condition is 63,98 with the percentage 51,42% quite active students. In the first cycle, the average score is 70,7 with the percentage 74,29%. In the second cycle, the average score is 81,46 with the percentage 94,28%. The average of achievement learning in the initial condition is 63,94 with the percentages which reaches KKM is 42,86%, the average from first cycle is 73 with the percentages which reaches KKM is 60%, the average from second cycle is 81,29 with the percentages which reased KKM is 88,57%. The improvement of students’ learning achievements from the first cycle to the second cycle is 27, 43%.

(3)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

DI SD NEGERI SIDOMOYO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Cornelius Wahyu Handaka

NIM: 121134100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Untuk semua yang telah Kau limpahkan kepadaku

Bunda Maria

Untuk semua pertolongan, kekuatan, dan kemudahan yang selalu Engkau berikan

Kedua orang tua

Ibu Faskalina Satiti Handayani dan Bapak Felix Wahyudi

Yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan cinta kasih yang luar biasa

Almamater

(7)

v MOTTO

“Hidup adalah pilihan”

“Barang siapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum,

maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaan diri-(nya) sendiri”

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Mei 2016 Penulis,

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Cornelius Wahyu Handaka

NIM :121134142

Demi pengembangan ilmu pengetahuan,saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

DI SD NEGERI SIDOMOYO

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 25 Mei 2016 Yang Menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

DI SD NEGERI SIDOMOYO Cornelius Wahyu Handaka (121134100)

Universitas Sanata Dharma 2016

Kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo mendorong peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pendekatan Problem Based Learning, meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa, serta meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo

Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Pada setiap siklus memiliki empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo yang berjumlah 35 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa meningkat selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Nilai rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal 63,98 dengan persentase siswa minimal cukup aktif 51,42%; nilai rata-rata siklus I 70,7 dengan persentase 74,29%; nilai rata-rata siklus II 81,46 dengan persentase 94,28%. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada kondisi awal 63,94 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 42,86%, nilai rata-rata siklus I 73 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 60%, nilai rata-rata siklus II 81,29 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 88,57%. Peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 27,43%.

(11)

ix ABSTRACT

INCREASING THE ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT USING PROBLEM BASED LEARNING APPROACH

IN MATHEMATICS SUBJECTS OF GRADE V IN SD NEGERI SIDOMOYO

Cornelius Wahyu Handaka (121134100) Universitas Sanata Dharma

2016

Lack of activeness and student achievement in grade V SD Negeri Sidomoyo has encouraged the researcher to concuct Classroom Action Research in that school. The aim of the research was to examine the implementation of the approach of Problem Based Learning, to increased and knowed the raising of activeness of learning, than to increased and knowed the learning achievement in

Mathematics lesson of grade V SD Negeri Sidomoyo’s students.

This research is classroom action research which is done within two cycles. Each cycle consists of four steps, those are planning, action, observation, and action. The observation subject of this research is 35 students in the fifth grade of SD Negeri Sidomoyo.

The result of the research shows that being active and students’ learning

achievements increase during the learning process using Problem Based Learning Approaches. The average score of students’ active learning in the initial condition is 63,98 with the percentage 51,42% quite active students. In the first cycle, the average score is 70,7 with the percentage 74,29%. In the second cycle, the average score is 81,46 with the percentage 94,28%. The average of achievement learning in the initial condition is 63,94 with the percentages which reaches KKM is 42,86%, the average from first cycle is 73 with the percentages which reaches KKM is 60%, the average from second cycle is 81,29 with the percentages which reased KKM is 88,57%. The improvement of students’ learning achievements from the first cycle to the second cycle is 27, 43%.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Sidomoyo

dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum.selaku selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A selaku Dosen Penguji, yang telah memberikan saran, kritik, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh keluarga besar dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(13)

xi

9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Sidomoyo yang telah menyambut dengan baik dan dapat bekerja sama.

10.Sahabat payung Nana, Ayok, dan Dimas yang selalu memberikan doa, masukan, kerjasama dan dorongan, serta semangat.

11.Orangtuaku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, cintakasih, dan menunjang segala kebutuhan.

12.Sahabat Dewi, Siska, Lukas yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

13.Sahabat “Kandang” Adit, Apin, Wawan, Vero, Boni, Moay, Mbak Era, Fira dan Ardian terima kasih semua.

14.Semua teman-teman CagurFam kelas C PGSD angkatan 2012.

15.Teman-teman angkatan 2012 PGSD yang selalu mengiringi langkah peneliti selama menjalani perkuliahan.

16.Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan yang terbaik dan berlimpah dari Tuhan Yesus Kristus. Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan kepada semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dari para pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

(14)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN MOTTO ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii

ABSTRAK ...viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI ...xii

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

1. Latar Belakang ...1

2. Pembatasan masalah...6

3. Rumusan Masalah ...6

4. Tujuan Penelitian ...7

5. Manfaat Penelitian ...8

6. Definisi Operasional...9

BAB II LANDASAN TEORI ...11

1. Kajian Teori ...11

1.1. Belajar ...11

1.1.1. Pengertian ...11

1.1.2. Bentuk-Bentuk Belajar ...12

1.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...14

1.2. Prestasi Belajar ...14

1.3. Keaktifan ...16

1.4. Pendekatan Problem Based learning ...17

1.4.1. Pengertian Problem Based learning ...17

1.4.2. Karakteristik Problem Based learning ...18

1.4.3. Tujuan Pendekatan Problem Based learning ...19

1.4.4. Kelebihan dan Kelemahan ...19

1.4.5. Langkah-Langkah Pelaksanaan Problem Based learning ...20

1.5. Pembelajaran Matematika ...22

(15)

xiii

1.5.2. Tujuan Pembelajaran matematika...23

1.5.3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ...24

1.6. Materi Pembelajaran Matematika ...24

2. Penelitian yang Relevan ...28

3. Kerangka Berpikir ...33

4. Hipotesis Penelitian ...34

BAB III METODE PENELITIAN ...35

1. Jenis Penelitian ...35

2. Setting Penelitian ...37

2.1. Tempat Penelitian ...38

2.2. Subjek Penelitian ...38

2.2. Objek Penelitian ...38

2.2. Waktu Penelitian ...38

3. Rencana Tindakan ...38

3.1. Persiapan ...38

3.2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ...39

3.2.1. Siklus I ...39

3.2.2. Siklus II ...43

4. Teknik Pengumpulan Data ...46

4.1. Observasi ...46

4.2. Kuesioner ...47

4.3. Studi Dokumenter ...47

5. Instrumen Penelitian...48

5.1. Tes ...48

5.2. Non Tes ...49

6. Teknik Pengujian Instrumen ...51

6.1. Validitas ...52

6.1.1. Validitas Isi ...53

6.1.2. Validitas Muka...57

6.1.3. Validitas Konstruk ...58

6.2. Reliabilitas ...61

6.3. Indeks Kesukaran Item ...63

7. Teknik Analisis Data ...66

7.1. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ...67

7.2. Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa ...67

8. Indikator Keberhasilan ...70

9. Jadwal Penelitian ...71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...72

1. Deskripsi ...72

(16)

xiv

1.2. Siklus I ...73

1.3. Siklus II ...76

2. Hasil penelitian...78

2.1. Keaktifan Siswa ...78

2.2. Prestasi Belajar ...85

3. Pembahasan ...91

3.1. Siklus I ...92

3.1.1. Pertemuan 1 ...92

3.1.2. Pertemuan 2 ...95

3.2. Siklus II ...96

3.2.1. Pertemuan 1 ...96

3.2.2. Pertemuan 2 ...99

3.3. Keaktifan Siswa ...101

3.4. Prestasi belajar ...103

BAB V PENUTUP ...105

1. Kesimpulan ...105

2. Keterbatasan Penelitian ...106

3. Saran ...106

DAFTAR REFERENSI ...107

(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi Problem Based Learning ... 21

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes (Sebelum Validasi) ... 49

Tabel 3.2 Kisi-kisi Keaktifan Belajar... 50

Tabel 3.3 Hasil Validasi RPP ... 54

Tabel 3.4 Hasil Validasi LKS ... 55

Tabel 3.5 Hasil Validasi Kuesioner Keaktifan ... 56

Tabel 3.6 Hasil Validasi Soal Prestasi Siklus I ... 58

Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Prestasi Siklus II ... 60

Tabel 3.8 Tabel Kriteria Koefisien ... 61

Tabel 3.9 Hasil Reliabilitas Siklus I ... 63

Tabel 3.10 Hasil Reliabilitas Siklus II ... 63

Tabel 3.11 Kriteria Indeks Kesukaran Item ... 64

Tabel 3.12 Hasil Indeks Kesukaran Item Siklus I ... 65

Tabel 3.13 Hasil Indeks Kesukaran Item Siklus II ... 66

Tabel 3.14 Pengukuran dengan Skala Likert ... 68

Tabel 3.15 Kriteria Skor Keaktifan denan PAP Tipe I ... 69

Tabel 3.16 Tabel Indikator Keberhasilan ... 70

Tabel 3.17 Jadwal Penelitian... 71

Tabel 4.1 Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa ... 78

Tabel 4.2 Kondisi Siklus I Keaktifan Belajar Siswa ... 80

Tabel 4.3 Kondisi Siklus II Keaktifan Belajar Siswa ... 82

Tabel 4.4 Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar ... 83

Tabel 4.5 Data Nilai Ulangan Matematika ... 85

Tabel 4.6 Prestasi Belajar Siklus I ... 86

Tabel 4.7 Prestasi Belajar Siklus II ... 88

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tangga Hubungan Antarsatuan Jarak ...28

Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian yang Relevan ...32

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc. Tagart ...36

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ...84

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ...91

Gambar 4.3 Tahap Orientasi Siswa Pada Situasi Masalah ...93

Gambar 4.4 Guru Membimbing Siswa Secara Individu dan Kelompok ...94

Gambar 4.5 Siswa menuliskan hasil kerja kelompok ...96

Gambar 4.6 Siswa dan Guru Membuat Kesimpulan Pembelajaran ...99

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma...111

Lampiran 1.2 Surat Keterangan Penelitian ...112

Lampiran 2.1 Silabus Siklus I ...114

Lampiran 2.2 RPP Siklus I ...116

Lampiran 2.3 Silabus Siklus II ...140

Lampiran 2.4 RPP Siklus II ...142

Lampiran 3.1 Kisi-kisi Keaktifan Belajar ...170

Lampiran 3.2 Kuesioner Keaktifan Siswa ...173

Lampiran 4.1 Contoh Hasil Kuesioner Keaktifan Siswa ...174

Lampiran 4.2 Rekapitulasi Skor Kuesioner Keaktifan Siswa ...180

Lampiran 5.1 Kisi-kisi Soal Siklus I ...182

Lampiran 5.2 Soal-soal Prestasi Siklus I ...183

Lampiran 5.3 Kisi-kisi Soal Siklus II ...187

Lampiran 5.4 Soal-soal Prestasi Siklus II ...189

Lampiran 6.1 Lembar Validasi RPP ...194

Lampiran 6.2 Lembar Validasi Kuesioner Keaktifan ...196

Lampiran 7.1 Hasil Validitas ...200

Lampiran 7.2 Hasil Reliabilitas...209

Lampiran 8 Contoh Hasil Evaluasi Siswa ...211

Lampiran 9 Foto-foto Penelitian ...224

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini akan diuraikan mengenai pendahuluan. Hal-hal yang berkaitan

dengan pendahuluan meliputi latar belakang, pembatasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1. Latar Belakang

Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara (Taufik, dkk, 2011: 16). Bagi negara Indonesia, pendidikan

merupakan hak bagi seluruh warga negara. Proses pendidikan yang baik

harus dimulai sejak dini atau dimulai dari pendidikan dasar.

Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan

nasional. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun

yang diselenggarakan selama 6 (enam) tahun di sekolah dasar (SD) dan 3

(tiga) tahun di sekolah menengah pertama (SMP) atau satuan pendidikan

yang sederajat (Taufik, dkk, 2011: 17). Proses pendidikan harus memiliki

kompetensi yang baik guna meningkatkan mutu dan kualitas siswa yang

dihasilkan. Selain peningkatan pada kompetensi siswa, kompetensi guru

(21)

2

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

jenjang pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD). Matematika adalah

ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu lainnya (Suherman, 2003: 25).

Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, dan memberikan

kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari (Susanto, 2013: 185).

Senada dengan pengertian di atas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:

723) menjelaskan bahwa Matematika adalah ilmu mengenai

bilangan-bilangan, hubungan antarbilangan-bilangan, dan prosedur operasional yang

digunakan dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Disiplin ilmu

tersebut memiliki tujuan khusus yaitu untuk meningkatkan keterampilan

berhitung sebagai alat bantu dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013:

189). Berdasarkan pendapat di atas, mata pelajaran Matematika memiliki

peran penting bagi siswa SD sebagai alat bantu untuk menyelesaikan

berbagai masalah yang berkaitan dengan hitungan dalam kehidupan

sehari-hari melalui proses pembelajaran di kelas. Siswa dihadapkan dengan

masalah sehari-hari yang berkaitan dengan hitungan melalui proses

pembelajaran di kelas.

Mulyasa (2002: 32) mengatakan bahwa proses pembelajaran di kelas

dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya

sebagian siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial di

dalam proses pembelajaran. Sudjana (2010: 61) memaparkan bahwa siswa

(22)

3

terlibat dalam pemecahan masalah, (c) bertanya kepada siswa lain/guru

apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (d) berusaha mencari

berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, (e)

melaksanakan diskusi kelompok, (f) melatih diri dalam memecahkan

soal/masalah, (g) memanfaatkan kesempatan untuk

menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan

tugas/persoalan yang dihadapinya. Keaktifan siswa di dalam proses

pembelajaran menentukan prestasi siswa. Keaktifan siswa digunakan untuk

mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

guru. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk

mengetahui tingkat keaktifan dan prestasi belajar siswa yang terjadi di

lapangan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 2 Juni 2015

terhadap kelas V SD Negeri Sidomoyo, khususnya pada mata pelajaran

Matematika, diperoleh data bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran masih kurang optimal. Hal ini ditunjukkan sebanyak 26 siswa

dengan persentase 74% cenderung terlihat pasif ketika proses pembelajaran.

Sebanyak 9 siswa dari 35 siswa kelas V berani menjawab pertanyaan dari

guru saat proses pembelajaran berlangsung. Kesembilan siswa tersebut juga

berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami ketika

kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, sebanyak 27 siswa dengan

persentase 77% terlihat kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Pada kegiatan

(23)

4

memberikan pendapat dan mencoba memecahkan masalah yang diberikan

guru untuk diselesaikan bersama kelompok diskusi. Selain indikator

keaktifan tersebut, sebanyak 25 dengan persentase 71% siswa belum turut

serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. Peneliti melihat bahwa hanya

ada 10 siswa saja yang benar-benar menyelesaikan tugas belajarnya. Hasil

lembar kuesioner pada kondisi awal yang dilakukan oleh peneliti, diketahui

bahwa keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo sebesar

51,42%, yaitu 18 siswa dari 35 siswa kelas V aktif di dalam pembelajaran.

Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru

kelas V yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai nilai ulangan siswa

kelas V khususnya pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan informasi

yang sudah diperoleh, nilai ulangan harian pertama Matematika terdapat 13

siswa dengan persentase 37% yang belum mencapai KKM. Sedangkan pada

nilai ulangan harian Matematika kedua, terdapat 18 siswa dengan

persentase 51% yang belum mencapai KKM.

Peneliti melakukan observasi pada hari Kamis tanggal 4 Juni 2015

terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas pada mata

pelajaran Matematika. Peneliti menemukan fakta bahwa guru kelas V

menggunakan metode ceramah dan latihan soal saja sehingga membuat

siswa kurang terlibat aktif di dalam pembelajaran. Berdasarkan fakta di atas,

dapat dikatakan bahwa guru tidak melakukan pembelajaran yang ideal dari

Matematika. Siswa tidak dihadapkan pada masalah sehari-hari yang

(24)

5

tempat duduk mendengarkan guru menyampaikan materi di depan kelas.

Kemudian, siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan.

Pembelajaran kurang menarik sehingga membuat siswa tidak aktif di dalam

proses pembelajaran. Hal tersebut akan berdampak pada hasil prestasi

belajar siswa.

Peneliti melihat bahwa metode ceramah yang dilakukan guru tidak

diminati siswa sehingga membuat siswa belum mencapai KKM. Oleh

karena itu, peneliti menggunakan pendekatan Problem Based Learning

supaya digunakan di dalam pembelajaran guna meningkatkan keaktifan dan

prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika. Nurhadi

(2004: 109) menyatakan bahwa Problem Based Learning merupakan

pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikit kritis dan ketrampilan

pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensial dari materi pelajaran. Pendekatan Problem Based Learning ini

memiliki peran penting dalam kehidupan siswa yaitu membiasakan siswa

dalam menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari, memupuk

solidaritas soaial dengan teman, dan mempererat hubungan antara guru

dengan siswa (Warsono dan Harianto, 2012: 152).

Peneliti melihat pendekatan Problem Based Learning memiliki peran

penting dalam kehidupan siswa karena dengan pendekatan ini siswa dapat

menemukan cara penyelesaian satu masalah dalam pembelajaran secara

(25)

6

relevan dengan kehidupan siswa (Hamdayana, 2014: 210). Pendekatan

Problem Based Learning ini digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo

khususnya pada mata pelajaran Matematika. Oleh karena itu, peneliti

termotivasi untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan

Problem Based Learning. Penelitian yang dilakukan peneliti berjudul

“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan

Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V

SD Negeri Sidomoyo”.

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada keaktifan dan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran Matematika kelas V. Peneliti memfokuskan penelitian pada

materi mata pelajaran Matematika kelas V dengan Standar Kompetensi 2.

Menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan

masalah dan Kompetensi Dasar 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah di atas,

peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:

3.1 Bagaimana pelaksanaan pendekatan Problem Based Learning dalam

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran

(26)

7

3.2 Apakah dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning

dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Matematika

kelas V di SD Negeri Sidomoyo ?

3.3 Apakah dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Matematika kelas V di SD Negeri Sidomoyo ?

4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti menuliskan beberapa

tujuan dari penelitian ini. Berikut tujuan dari penelitian ini:

4.1 Mengetahui dan memaparkan pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan Problem Based Learning sebagai upaya

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran

Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo.

4.2 Meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Matematika kelas

V di SD Negeri Sidomoyo dengan menggunakan pendekatan Problem

Based Learning.

4.3 Meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika kelas

V di SD Negeri Sidomoyo dengan menggunakan pendekatan Problem

Based Learning.

(27)

8

Peneliti ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi beberapa pihak,

diantaranya bagi peneliti, sekolah dan guru, serta bagi siswa. Berikut

manfaat penelitian ini:

5.1 Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah a) peneliti

mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga

dapat terdorong untuk melakukan penelitian lain, b) peneliti dapat

menambah wawasan tentang pendekatan Problem Based Learning dan

alternatifnya yang dapat digunkan untuk meningkatkan keaktifan dan

hasil belajar siswa.

5.2 Bagi Sekolah dan Guru

Manfaat penelitian ini bagi sekolah dan guru adalah a) sekolah

dapat memperoleh tambahan referensi bagi perpustakaan sekolah

terkait dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), b) guru dapat

memperoleh inspirasi dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru.

5.3 Bagi Siswa

Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah keaktifan dan hasil

belajar siswa dapat meningkat. Siswa juga mendapat pengalaman

belajar yang menyenangkan dalam menggunakan pendekatan Problem

Based Learning.

(28)

9

Peneliti memberikan beberapa definisi operasional pada penelitian ini

supaya tidak menimbulkan pertanyaan dan tafsiran istilah yang

dikemukakan. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini:

6.1 Keaktifan

Keaktifan adalah kegiatan dalam pembelajaran yang

merangsang siswa untuk berpikir kritis dan melibatkan pemikiran

untuk mengubah segala sesuatu yang dipelajarinya yang pada awalnya

pasif menjadi aktif.

6.2 Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

seseorang berdasarkan pengalaman yang telah didapatkan.

6.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar dan perubahan

perilaku siswa yang dapat diukur dengan evaluasi belajar.

6.4 Matematika

Matematika adalah ilmu yang mempelajari bilangan operasi

pemecahan masalah dengan langkah yang sistematis dan logis.

6.5 Pembelajaran Matematika

Proses kegiatan belajar mengajar yang terencana untuk

mengajarkan kompetensi-kompetensi tentang materi Matematika.

(29)

10

Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa

untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan

masalah, serta unutk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensial dari materi pelajaran.

6.7 Siswa Sekolah Dasar

Siswa sekolah dasar adalah anak yang termasuk pada komponen

(30)

11 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini akan menguraikan empat bagian yaitu kajian teori, hasil penelitian

yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

1. Kajian Teori

Kajian teori merupakan kumpulan teori-teori yang diambil untuk

mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kajian teori membahas

lima bagian yaitu: (1) belajar; (2) prestasi belajar; (3) keaktifan belajar; (4)

pendekatan Problem Based Learning; (5) hakikat Matematika, (6) materi

pembelajaran Matematika pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan.

1.1. Belajar

1.1.1.Pengertian

Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para

ahli. Belajar menurut Gagne (dalam Anitah, 2008: 1.3)

merupakan suatu proses suatu organisme berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman. Santosa, dkk (2011: 1.7) juga

mengemukakan belajar adalah perubahan perilaku manusia atau

perubahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil

pengalaman. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, terdapat

kesamaan dalam definisi belajar yaitu hasil perilaku dari sebuah

pengalaman.

Belajar menurut Slameto (2010: 2) ialah suatu proses

(31)

12

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan

lingkungan. Muhibbin (2000: 136) mengatakan bahwa belajar

adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang

relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kogntif. Beberapa

pengertian belajar yang telah dipaparkan di atas, dapat dikatakan

bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang

diperolehnya melalui adanya pengalaman.

Pendapat beberapa tokoh di atas terdapat persamaan yang

menunjukkan belajar itu merupakan proses perilaku yang

mengakibatkan perubahan tingkah laku. Peneliti mengambil

kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan

dari seseorang yang relatif permanen berdasarkan pengalaman

yang telah didapat.

1.1.2.Bentuk-bentuk Belajar

Ada lima bentuk belajar menurut Gagne (dalam Dahar,

2011: 4) sebagai berikut :

1.1.2.1.Belajar Responden

Belajar responden merupakan suatu respon

(32)

13 1.1.2.2.Belajar Kontiguitas

Pemasangan stimulus tidak terkondisi dan

stimulus terkondisi merupakan suatu syarat untuk

belajar responden. Beberapa teoritikus belajar

mengemukakan bahwa pemasangan kejadian sederhana

itu dapat menghasilkan belajar. Asosiasi dekat

sederhana antara suatu stimulus dan suatu respon dapat

menghasilkan perubahan dalam perilaku.

1.1.2.3.Belajar Operant

Belajar sebagai akibat penguatan merupakan

bentuk belajar dari terkondisi operant, sebab perilaku

yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa

dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus apapun, saat

organisme beroperasi terhadap lingkungan. Perilaku

operant tidak memiliki stimulus fisiologis yang

dikenal.

1.1.2.4.Belajar Observasional

Konsep belajar observasional menekankan bahwa

orang dapat belajar dengan mengamati orang lain

melakukan hal yang akan dipelajari. Memperlihatkan

model-model perilaku yang baik kepada anak sangat

diperlukan agar perkembangan belajar anak bisa

(33)

14 1.1.2.5.Belajar Kognitif

Beberapa ahli psikologi dan pendidikan

menyebutkan proses kognitif tidak terlalu dipersoalkan

selama belajar. Proses semacam itu menyangkut

berfikir menggunakan logika dedukatif dan induktif.

1.1.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Syah (2008: 144) menjelaskan bahwa

terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar, di antaranya:

1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan

atau kondisi jasmani dan rohani dari siswa yang

bersangkutan.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi

lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu

jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan

metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran dalam mempelajari materi-materi pelajaran.

1.2. Prestasi Belajar

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian

dalam bahasa Indonesia manjadi prestasi yang berarti hasil belajar

(34)

15

pengetahuan (Arifin, 2009: 12). Hamalik (2004: 159) berpendapat

prestasi adalah indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.

Sudjana (2005: 3) juga mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah

hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu sehingga

untuk mengetahui tingkat prestasi belajar maka perlu dilakukan

evaluasi belajar. Definisi dari prestasi belajar di atas dapat

disimpulkan sebagai hasil dari proses belajar dan perubahan perilaku

siswa yang dapat diukur dengan evaluasi.

Yamin (dalam Adayu, 2014: 22) mengklasifikasikan ada empat

komponen yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: (1) lingkungan

fisik dapat mempengaruhi prestasi belajar karena interaksi antara

individu dan lingkungan sekitarnya dapat menjadi sumber

pengetahuan baru yang nantinya berdampak pada proses belajar siswa;

(2) kematangan sistem syaraf menjadikan anak memperoleh manfaat

secara maksimal dari pengalaman fisik yang dia peroleh; (3) peran

lingkungan sosial tersebut juga dapat memacu atau menghambat

strategi kognitif siswa. Strategi kognitif tersebut sebagai kemampuan

internal sesorang berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil

keputusan; (4) berawal dari ekuilibrium, yakni pengaturan diri secara

mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan

(35)

16 1.3. Keaktifan Belajar

Yamin (2007: 77) memaparkan bahwa keaktifan siswa

merupakan kegiatan dalam proses pembelajaran yang dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir

kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang aktif merupakan pengajaran

yang melibatkan pemikiran siswa dan memungkinkan siswa untuk

mengubah segala sesuatu yang sudah dipelajari yang awalnya pasif

menjadi aktif (Mahyuni, 2009: 9).

Aspek-aspek yang mendukung terjadinya keaktifan siswa

menurut Mc Keachie (dalam Yamin, 2007: 77) terdapat tujuh poin,

yaitu: (1) partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan

pembelajaran; (2) tekanan pada aspek afektif dalam belajar; (3)

partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang

berbentuk interaksi antar siswa; (4) kelompokan kelas sebagai

kelompok belajar; (5) kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa;

(6) kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting

dalam proses pembelajaran; (7) pemberian waktu untuk

menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun

tidak berhubungan dengan pembelajaran (Yamin, 2007: 77).

Peneliti menjabarkan bahwa terdapat tujuh indikator keaktifan

belajar yang digunakan dalam penelitian ini. Ketujuh indikator

(36)

17

(2) terlibat dalam pemecahan masalah, (3) bertanya kepada siswa lain

atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang

dihadapinya, (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan

untuk pemecahan masalah, (5) melakukan diskusi kelompok sesuai

petunjuk guru, (6) melatih diri dalam memecahkan masalah yang

sejenis, (8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah

diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang

dihadapinya (Sudjana, 2009: 61).

1.4. Pendekatan Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan pendekatan yang

digunakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran di kelas agar siswa

lebih mudah untuk memahami materi pelajaran.

1.4.1.Pengertian Problem Based Learning

Tan (dalam Rusman, 2010: 229) menjelaskan Problem

Based Learning merupakan penggunaan berbagai macam

kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi

terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi

segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Ibrahim

dan Nur (dalam Rusman, 2010: 241) juga sependapat, bahwa

Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir

(37)

18

masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana

belajar. Pendekatan Problem Based Learning menurut Nurhadi

(2004: 109) merupakan pembelajaran yang menggunakan

masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk

belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan

masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

esensial dari materi pelajaran.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa Problem Based Learning merupakan sebuah pendekatan

yang dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan masalah

dunia nyata untuk dipecahkan oleh siswa dengan berpikir kritis

dan menggunakan kecerdasan pada suatu mata pelajaran.

1.4.2.Karakteristik Problem Based Learning

Trianto (2009: 93) menjelaskan bahwa terdapat lima

karakteristik pendekatan Problem Based Learning, yaitu: (a)

adanya pengajuan pertanyaan atau masalah; (b) berfokus pada

keterkaitan antar disiplin; (c) penyelidikan autentik; (d)

menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya; dan

(e) kerja sama. Nurhadi (2004: 109-110) juga mempunyai

pendapat mengenai karakteristik pendekatan Problem Based

Learning, yaitu: (1) pembelajaran berdasarkan masalah berpusat

pada pertanyaan atau masalah yang sesuai dengan kehidupan

(38)

19

satu ilmu saja, tetapi juga antar disiplin ilmu lainya; (3)

melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian

dari masalah nyata; (4) menghasilkan produk atau karya yang

menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang

mereka temukan.

1.4.3.Tujuan Pendekatan Problem Based Learning

Secara terperinci Ibrahim dan Nur ( dalam Rusman, 2010:

242) menyebutkan tujuan dari pendekatan Problem Based

Learning yaitu: (1) membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir dan memecahkan masalah; (2) belajar

berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam

pengalaman nyata dan; (3) menjadi para siswa yang otonom atau

mandiri.

1.4.4.Kelebihan dan Kelemahan

Pendekatan Problem Based Learning juga memiliki

kelebihan dan kelemahan. Warsono dan Harianto (2012: 152)

memaparkan kelebihan dari pendekatan Problem Based

Learning sebagai berikut: (1) siswa akan terbiasa menghadapi

masalah (problem posing) dan tertantang untuk menyelesaikan

masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi

juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari

(real world); (2) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa

(39)

20

guru dengan siswa; (4) membiasakan siswa melakukan

eksperimen.

Warsono dan Harianto (2012: 152) juga menjelaskan

kelemahan pendekatan Problem Based Learning, yaitu: (1) tidak

banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada

pemecahan masalah; (2) seringkali memerlukan biaya yang

mahal dan waktu yang panjang; (3) aktivitas siswa di luar

sekolah sulit dipantau.

1.4.5.Langkah-Langkah Pelaksanaan Problem Based Learning Langkah-langkah menggunakan pendekatan Problem

Based Learning dalam pembelajaran menurut Ibrahim dan Nur

(dalam Rusman, 2010: 243) adalah sebagai berikut:

1) Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan

memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan

masalah.

2) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu

siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3) Membimbing pengalaman individual/kelompok. Guru

mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan

(40)

21

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru

membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka

untuk berbagi tugas dengan temannya.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi

atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses

yang mereka lakukan.

Nur (dalam Rusmono, 2012: 81) mengatakan untuk

melaksanakan pembelajaran dengan Problem Based Learning,

ada lima tahap pembelajaran yang harus dilakukan, yaitu:

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi Problem Based Learning

Tahap Pembelajaran Perilaku Guru

Tahap 1:

Mengorganisasikan siswa kepada masalah

Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri.

Tahap 2 :

Mengorganisasikan siswa untuk belajar

Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu.

Tahap 3 :

Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan solusi, Tahap 4 :

Mengembangkan dan

mempresentasikan hasil karya serta pameran

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka. Tahap 5 :

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

(41)

22 1.5. Pembelajaran Matematika

bagian pembelajaran matematika akan menjabarkan mengenai

dua hal yaitu pengertian Matematika dan

1.5.1.Pengertian Matematika

Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:

723) mendefinisikan bahwa ilmu tentang bilangan, hubungan

antarbilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam

penyelesaian masalah mengenai bilangan. Tanggih (dalam

Suherman, 2003: 16) menyatakan bahwa Matematika

merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara

menalar. Russefendi (dalam Suherman, 2003: 16) juga

berpendapat bahwa Matematika merupakan hasil proses

pemikiran manusia yang berupa ide, proses, dan penalaran atau

logika. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan

bahwa Matematika merupakan ilmu mengenai bilangan,

hubungan antarbilangan, dan prosedur operasional untuk

menyelesaikan masalah dengan cara menalar.

Enam deskripsi pandangan mengenai Matematika menurut

Ibrahim dan Suparni (2012: 2-13) sebagai berikut: (1)

Matematika sebagai ilmu deduktif, artinya kebenaran

generalisasi Matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif.

(2) Matematika sebagai ilmu tentang pola dan hubungan, sebab

(42)

23

keterurutan dan keterkaitan pola dari sekumpulan

konsep-konsep tertentu atau model-model yang merupakan

representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk 38

selanjutnya dibuktikan kebenarannya secara deduktif. (3)

Matematika sebagai bahasa, artinya Matematika merupakan

sekumpulan simbol yang memiliki makna, atau dapat dikatakan

sebagai bahasa simbol. (4) Matematika sebagai ilmu tentang

struktur yang terorganisasikan, artinya Matematika berkembang

mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang

didefinisikan, ke postulat/aksioma, dan terakhir ke teorema.(5)

Matematika sebagai seni, artinya dalam Matematika terdapat

unsur keteraturan, keterurutan, dan konsisten.(6) Matematika

sebagai aktivitas manusia, artinya Matematika merupakan hasil

karya manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa Matematika

merupakan kebudayaan manusia.

1.5.2.Tujuan Pembelajaran Matematika

Suherman (2003: 57) menyatakan bahwa tujuan dari

pembelajaran Matematika adalah lebih mengembangkan pada

penataan penalaran dan sikap. Matematika sangat dekat dengan

kehidupan sehari-hari. Susanto (2013: 189) mengungkapkan

bahwa tujuan pembelajaran Matematika pendidikan dasar adalah

untuk meningkatkan keterampilan berhitung sebagai alat bantu

(43)

24

peneliti menyimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran

Matematika adalah untuk alat bantu siswa dalam berhitung

untuk menyelesaikan masalah dengan cara menalar.

1.5.3.Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

BSNP (2006: 106) menyebutkan bahwa pembelajaran

matematika di Sekolah Dasar digunakan untuk mengarahkan

siswa supaya berpikir secara logis, kritis, analitis, sistematis, dan

kreatif. Salah satu tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah

Dasar adalah memahami konsep matematika, menjelaskan

keterkaitan antarkonsep sebagai alat bantu hitung dalam

kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 190). Berdasarkan

penjabaran di atas, peneliti melihat bahwa pembelajaran

Matematika penting bagi siswa Sekolah Dasar sebagai alat bantu

hitung supaya siswa mampu berpikir secara logis, kritis, analitis,

sistematis, dan kreatif untuk memahami konsep matematika

mengenai bilangan.

1.6. Materi Pembelajaran Matematika Pengukuran Waktu, Jarak, dan Kecepatan

Peneliti memilih materi pembelajaran Matematika kelas V

semester 1 yaitu pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan.

Berdasarkan silabus, materi ini terdapat dalam Standar Kompetensi

(SK) 2. menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam

(44)

25

tersebut, peneliti memilih dua Kompetensi Dasar (KD) yaitu, 2.4

mengenal satuan jarak, dan 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan waktu, jarak, dan kecapatan.

1.6.1.Satuan Jarak

Jarak merupakan batasan atau perolehan panjang

berdasarkan satuan panjang tertentu yang diukur melalui waktu

atau periode tertentu (Sumanto, 2008: 64).

Rumus menentukan jarak:

Contoh:

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 70 km/jam.

Berapa km jarak yang ditempuh jika mobil tersebut berjalan

selama 2 jam?

Diketahui:

Kecepatan = 70 km/jam

Waktu = 2 jam

Jawab:

Jarak = Waktu x Kecepatan

= 70 km/jam x 2 jam

= 140 km

(45)

26 1.6.2.Satuan Waktu

Waktu merupakan lamanya sebuah perjalanan sebagai

satuan ukuran (Sumanto, 2008: 67).

Rumus menentukan waktu:

Contoh:

Jarak kota A dan kota B adalah 175 km. Tentukan waktu

yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut jika kecepatan

rata-ratanya 50 km/jam!

Diketahui:

Jarak = 175 km

Kecepatan = 50 km/jam

Jawab:

Waktu = Jarak : Kecepatan

= 175 km : 50 km/jam

= 3 jam 30 menit

= 3,5 jam

Jadi, waktu yang digunakan untuk menempuh jarak

tersebut adalah 3,5 jam.

1.6.3.Satuan Kecepatan

Kecepatan merupakan laju perputaran atau perjalanan

pada periode yang ditentukan sebagai satuan ukuran (Sumanto,

2008: 68).

(46)

27

Rumus menentukan kecepatan:

Contoh:

Jarak kota Solo dengan Jogja adalah 180 km. Jarak

tersebut ditempuh dengan sepeda motor selama 3 jam. Berapa

kecepatan rata-rata sepeda motor tersebut?

Diketahui:

Jarak = 180 km

Waktu = 3 jam

Jawab:

Kecepatan = Jarak : Waktu

= 180 km : 3 jam

= 60 km/jam

Jadi, kecepatan rata-rata sepeda motor tersebut adalah 60

km/jam.

1.6.4.Menentukan Kesetaraan Antar Satuan Jarak

Sumanto (2008: 64) menyebutkan bahwa satuan jarak

sama dengan satuan yang digunakan untuk menyatakan panjang,

yaitu kilometer (km), hektometer (hm), dekameter (dam), meter

(m), desimeter (dm), sentimeter (cm), dan milimeter (mm).

Berikut adalah gambar 2.1 tentang tangga yang menyatakan

hubungan antarsatuan jarak:

(47)

28

Gambar 2.1 Tangga Hubunan Antarsatuan Jarak Sumber: http://phece.web.unej.ac.id

Gambar 2.1 merupakan tangga yang menyatakan

hubungan antarsatuan jarak. Setiap turun satu tangga maka

dikalikan 10. Namun, jika naik satu tangga dibagi 10.

Contoh:

8.000 dm = ... dam

Jawab:

dm (desimeter) ke dam (dekameter) naik 2 tangga, berarti

dibagi 100.

8.000 dm = 8000 dam 100

= 80 dam.

Jadi, 8.000 dm = 80 dam.

2. Penelitian yang Relevan

Ada empat hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini.

Keempar penelitian tersebut adalah penelitian dari Ratna Dwi Pratiwi

(48)

29

Ratna Dwi Pratiwi (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

megetahui pendekatan Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan

minat dan hasil belajar Matematika kelas V SD Negeri Randugunting 4.

Judul penelitian tersebut adalah “Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar

Siswa Pada Materi Pecahan Melalui Model Problem Based Learning di

Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 4 Kota Tegal”. Penelitian ini

dilaksanakan di SD Negeri Randugunting 4 kota Tegal, Jawa Tengah,

dengan sasaran penelitiannya adalah siswa kelas V. Penelitian ini berisi

tentang adanya masalah minat, aktivitas, dan hasil belajar siswa belum

maksimal. Peneliti menggunakan pendekatan Problem Based Learning.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat, aktivitas dan hasil

belajar Matematika kelas V pada materi pecahan. Hal ini terlihat dari

Persentase minat belajar siswa pra tindakan yaitu 43,06%, meningkat pasca

tindakan menjadi 62,89% pada siklus I, dan 83,47% pada siklus II.

Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 72,46% dengan

kriteria tinggi, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 82,01% dengan

kriteria sangat tinggi. Nilai rata-rata kelas saat pelaksanaan pretest mencapai

47,44 dengan tuntas belajar klasikal (TBK) 16,67%. Nilai rata-rata kelas

pada hasil evaluasi akhir pembelajaran siklus I mencapai 77,23, dengan

TBK 86,11%, meningkat pada siklus II menjadi 81,78 dengan TBK 90,28%.

Nilai rata-rata kelas hasil tesformatif I mencapai 73,14 dengan TBK

80,56%, kemudian hasil tes formatif II meningkat menjadi 78,31 dengan

(49)

30

Gunantara, dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan

masalah pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan model

Pembelajaran Problem Based learnig (PBL). Subjek pada penelitian ini

siswa kelas V. Penelitian ini dilakukan di SD No 2 Sepang. Data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang kemampuan

pemecahan masalah Matematika dengan metode observasi dan tes. Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah. Peningkatan ini terlihat dari hasil siklus I ke siklus II sebesar

16,42% dari kriteria sedang menjadi tinggi. Siklus I sebesar 70% (berada

pada kriteria sedang), sedangkan pada siklus II rata-rata kemampuan

pemecahan masalah sebesar 86,42% (berada pada kriteria tinggi).

Selanjutnya, Ria Zuniati, dkk (2013) melakukan penelitian yang

berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika

Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing”. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui model

pembelajaran problem posing. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII

A. Penelitian ini dilakukan di MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran

2012/2013. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi dan tes.

(50)

31

penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keakyifan dan prestasi

belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan belajar sebelum

tindakan siklus I yaitu 38,89%, pada siklus I meningkat mencapai 51,39%

dan meningkat lagi pada siklus II yaitu mencapai 76,39%. Persentase

ketuntasan belajar kelas sebelum tindakan siklus I yaitu 45,16% dengan

nilai rata-rata 49,27. Pada siklus I meningkat mencapai 51,61% dengan nilai

rata-rata 55,74. Selanjutnya pada siklus II meningkat mencapai 70,96%

dengan nilai rata-rata 71,77.

Penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2009) dengan judul “Upaya

Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Penerapan Mastery

Learning pada siswa kelas IV MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab

Magelang Tahun Ajaran 2009/2010” juga memiliki relevansi dengan

pelajaran Matematika seperti yang dilakukan oleh peneliti. Hasil dari

penelitian dari Latifah yaitu adanya peningkatan siswa tentang pemahaman

pelajaran Matematika materi jajar genjang dan segitiga dengan penerapan

Mastery Learning yang dilakukan sebanyak III siklus. Siklus I hanya ada 3

siswa (7,5%) yang mampu menguasai materi dengan sempurna dan masih

ada 92,5% siswa yang belum menguasai materi dengan baik, pada siklus II

meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar (62,5%) yang telah menguasai

materi dengan sempurna dan pada sikus III meningkat lagi menjadi 35 siswa

(87,5%) yang telah menguasai materi dengan baik dan hanya ada 5 siswa

(51)

32

materi belum 100% tetapi sudah ada peningkatan dari siklus I sampai siklus

III.

Berdasarkan keempat penelitian yang revelan di atas,

penelitian-penelitian tersebut menunjukkan keberhasilan meningkatkan kemampuan,

minat, keaktifan, dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika

menggunakan sebuah pendekatan. Peneliti tertarik melakukan penelitian

menggunakan pendekatan Problem Based Learning utnuk meningkatkan

keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika

khususnya materi pengukuran, siswa kelas V SD.

Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan peneliti berjudul“Peningkatan Keaktifan dan

Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning pada Pelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Sidomoyo”.

Gunantara, Suarjana, dkk (2014)

berjudul “Penerapan Model

Pembelajaran Problem Based

Learning Untuk Meningkatkan

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”

Latifah (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Penerapan

Mastery Learning pada siswa kelas IV

MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab Magelang Tahun Ajaran

2009/2010” Ria Zuniati, dkk (2013)dengan

judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar

Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem

Posing”

Ratna Dwi Pratiwi (2013) dengan

judul “Peningkatan Minat Dan Hasil

Belajar SiswaPada Materi Pecahan Melalui Model Problem Based

Learning Di Kelas V Sekolah Dasar

(52)

33 3. Kerangka Berfikir

Matematika merupakan disiplin ilmu yang membahas mengenai

bilangan, hubungan antarbilangan, dan prosedur operasional. Matematika

memiliki peran penting dalam kehidupan siswa sebagai alat bantu untuk

menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang

berkaitan dengan hitungan melalui proses pembelajaran di kelas.

Pembelajaran Matematika bagi siswa Sekolah Dasar digunakan sebagai alat

bantu hitung supaya siswa mampu berpikir secara logis, kritis, analitis,

sistematis, dan kreatif untuk memahami konsep matematika mengenai

bilangan.

Pembelajaran Matematika yang ideal dilakukan guru melalui proses

pembelajaran di kelas. Siswa dihadapkan dengan masalah sehari-hari yang

berkaitan dengan hitungan. Ketika dihadapkan pada masalah sehari-hari,

diharapkan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Jika siswa aktif dalam pembelajaran, maka

prestasi belajar akan meningkat. Namun pada kenyataannya, rendahnya

keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika disebabkan

siswa kurang terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.

Pendekatan Problem Based Learning mempunyai peran untuk

membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah

siswa, mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam pengalaman nyata,

dan menjadikan siswa mandiri. Pendekatan Problem Based Learning adalah

(53)

34

dipecahkan oleh siswa baik secara individu atau kelompok dengan berpikir

kritis. Peneliti menerapkan pendekatan Problem Based Learning pada mata

pelajaran Matematika untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo.

4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, hipotesis dalam

penelitian ini yaitu :

4.1. Penggunaan pendekatan Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo

pada mata pelajaran Matematika dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut: (a) orientasi siswa pada masalah, (b) mengorganisasi

siswa untuk belajar, (c) membimbing pengalaman

individual/kelompok, (d) mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, (e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

4.2. Pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri

Sidomoyo.

4.3. Pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika di SD Negeri

(54)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III ini membahas mengenai jenis penelitian, rancangan penelitian,

rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,teknik pengujian

instrumen, indikator keberhasilan, dan jadwal pelaksanaan penelitian.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di

kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki

kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Khotimah, dkk, 2011:

3). Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Warso (2014: 35)

bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional

dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki

praktik-praktik pembelajaran dilaksanakan.

Penelitian tindakan kelas diharapkan dapat meningkatkan keaktifan

belajar dan prestasi belajar siswa. Kusumah (2009: 9) menyebutkan sebuah

penelitian tindakan kelas memiliki tiga tahap yaitu, perencanaan,

melaksanaan perencanaan yang telah dibuat dan terakhir melakukan

refleksi. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini

mengacu pada model Kemmis dan Tagart. Bagan model PTK Kemmis dan

(55)

36

Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Tagart

Dari gambar 3.1 di atas, dapat dijelaskan penelitian tindakan model

Kurt Lewin dimulai dari perencanaan tindakan, kemudian pelaksanaan

tindakan, dilanjutkan dengan observasi, dan diakhiri sebuah refleksi. Siklus

penelitian tindakan model Kurt Lewin dan Mc. Taggart terdiri dari dua

siklus penelitian. Langkah-langkah pada setiap siklus akan dijabarkan

peneliti di bawah ini:

1.1. Perencanaan (Plan)

Perencanaan adalah proses yang mencakup identifikasi masalah,

analisis penyebab adanya masalah, pengembangan bentuk tindakan

sebagai pemecahan masalah. Pada tahap ini peneliti akan

merencanakan kegiatan setiap siklus. Hal yang direncanakan tentang

pendekatan, metode, teknik, media yang digunakan dalam

Gambar

Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi Problem
Gambar 2.1 Tangga Hubunan Antarsatuan Jarak
Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Tagart
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga pada kesempatan

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas karunia dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul “ Perbedaan Prestasi

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ Upaya Peningkatan Keaktifan

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunianya, tugas akhir dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Penerapan

Puji syukur dan terima kasih senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul