PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V
DI SD NEGERI SIDOMOYO Cornelius Wahyu Handaka (121134100)
Universitas Sanata Dharma 2016
Kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo mendorong peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pendekatan Problem Based Learning, meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa, serta meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Pada setiap siklus memiliki empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo yang berjumlah 35 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa meningkat selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Nilai rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal 63,98 dengan persentase siswa minimal cukup aktif 51,42%; nilai rata-rata siklus I 70,7 dengan persentase 74,29%; nilai rata-rata siklus II 81,46 dengan persentase 94,28%. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada kondisi awal 63,94 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 42,86%, nilai rata-rata siklus I 73 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 60%, nilai rata-rata siklus II 81,29 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 88,57%. Peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 27,43%.
PROBLEM BASED LEARNING APPROACH IN MATHEMATICS SUBJECTS OF GRADE V
IN SD NEGERI SIDOMOYO Cornelius Wahyu Handaka (121134100)
Universitas Sanata Dharma 2016
Lack of activeness and student achievement in grade V SD Negeri Sidomoyo has encouraged the researcher to concuct Classroom Action Research in that school. The aim of the research was to examine the implementation of the approach of Problem Based Learning, to increased and knowed the raising of activeness of learning, than to increased and knowed the learning achievement in Mathematics lesson of grade V SD Negeri Sidomoyo’s students.
This research is classroom action research which is done within two cycles. Each cycle consists of four steps, those are planning, action, observation, and action. The observation subject of this research is 35 students in the fifth grade of SD Negeri Sidomoyo.
The result of the research shows that being active and students’ learning achievements increase during the learning process using Problem Based Learning Approaches. The average score of students’ active learning in the initial condition is 63,98 with the percentage 51,42% quite active students. In the first cycle, the average score is 70,7 with the percentage 74,29%. In the second cycle, the average score is 81,46 with the percentage 94,28%. The average of achievement learning in the initial condition is 63,94 with the percentages which reaches KKM is 42,86%, the average from first cycle is 73 with the percentages which reaches KKM is 60%, the average from second cycle is 81,29 with the percentages which reased KKM is 88,57%. The improvement of students’ learning achievements from the first cycle to the second cycle is 27, 43%.
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V
DI SD NEGERI SIDOMOYO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Cornelius Wahyu Handaka
NIM: 121134100
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus
Untuk semua yang telah Kau limpahkan kepadaku
Bunda Maria
Untuk semua pertolongan, kekuatan, dan kemudahan yang selalu Engkau berikan
Kedua orang tua
Ibu Faskalina Satiti Handayani dan Bapak Felix Wahyudi
Yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan cinta kasih yang luar biasa
Almamater
v MOTTO
“Hidup adalah pilihan”
“Barang siapa yang menghendaki kemerdekaan buat umum,
maka ia harus sedia dan ikhlas untuk menderita kehilangan kemerdekaan diri-(nya) sendiri”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Mei 2016 Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Cornelius Wahyu Handaka
NIM :121134142
Demi pengembangan ilmu pengetahuan,saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V
DI SD NEGERI SIDOMOYO
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan diinternet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 25 Mei 2016 Yang Menyatakan,
viii ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V
DI SD NEGERI SIDOMOYO Cornelius Wahyu Handaka (121134100)
Universitas Sanata Dharma 2016
Kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo mendorong peneliti melakukan penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan pendekatan Problem Based Learning, meningkatkan dan mengetahui peningkatan keaktifan belajar siswa, serta meningkatkan dan mengetahui peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus. Pada setiap siklus memiliki empat langkah yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo yang berjumlah 35 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan dan prestasi belajar siswa meningkat selama proses pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning. Nilai rata-rata keaktifan belajar siswa pada kondisi awal 63,98 dengan persentase siswa minimal cukup aktif 51,42%; nilai rata-rata siklus I 70,7 dengan persentase 74,29%; nilai rata-rata siklus II 81,46 dengan persentase 94,28%. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa pada kondisi awal 63,94 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 42,86%, nilai rata-rata siklus I 73 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 60%, nilai rata-rata siklus II 81,29 dengan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM 88,57%. Peningkatan prestasi belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 27,43%.
ix ABSTRACT
INCREASING THE ACTIVENESS AND LEARNING ACHIEVEMENT USING PROBLEM BASED LEARNING APPROACH
IN MATHEMATICS SUBJECTS OF GRADE V IN SD NEGERI SIDOMOYO
Cornelius Wahyu Handaka (121134100) Universitas Sanata Dharma
2016
Lack of activeness and student achievement in grade V SD Negeri Sidomoyo has encouraged the researcher to concuct Classroom Action Research in that school. The aim of the research was to examine the implementation of the approach of Problem Based Learning, to increased and knowed the raising of activeness of learning, than to increased and knowed the learning achievement in
Mathematics lesson of grade V SD Negeri Sidomoyo’s students.
This research is classroom action research which is done within two cycles. Each cycle consists of four steps, those are planning, action, observation, and action. The observation subject of this research is 35 students in the fifth grade of SD Negeri Sidomoyo.
The result of the research shows that being active and students’ learning
achievements increase during the learning process using Problem Based Learning Approaches. The average score of students’ active learning in the initial condition is 63,98 with the percentage 51,42% quite active students. In the first cycle, the average score is 70,7 with the percentage 74,29%. In the second cycle, the average score is 81,46 with the percentage 94,28%. The average of achievement learning in the initial condition is 63,94 with the percentages which reaches KKM is 42,86%, the average from first cycle is 73 with the percentages which reaches KKM is 60%, the average from second cycle is 81,29 with the percentages which reased KKM is 88,57%. The improvement of students’ learning achievements from the first cycle to the second cycle is 27, 43%.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Sidomoyo
dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan IlmuPendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum.selaku selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan dorongan, motivasi, dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Laurensia Aptik Evanjeli, S.Psi., M.A selaku Dosen Penguji, yang telah memberikan saran, kritik, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh keluarga besar dosen dan staf PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
xi
9. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Sidomoyo yang telah menyambut dengan baik dan dapat bekerja sama.
10.Sahabat payung Nana, Ayok, dan Dimas yang selalu memberikan doa, masukan, kerjasama dan dorongan, serta semangat.
11.Orangtuaku yang tercinta, yang telah memberikan dukungan, cintakasih, dan menunjang segala kebutuhan.
12.Sahabat Dewi, Siska, Lukas yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan bantuan selama penyusunan skripsi ini.
13.Sahabat “Kandang” Adit, Apin, Wawan, Vero, Boni, Moay, Mbak Era, Fira dan Ardian terima kasih semua.
14.Semua teman-teman CagurFam kelas C PGSD angkatan 2012.
15.Teman-teman angkatan 2012 PGSD yang selalu mengiringi langkah peneliti selama menjalani perkuliahan.
16.Seluruh pihak yang telah membantu baik secara moral maupun material, yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti mendapat balasan yang terbaik dan berlimpah dari Tuhan Yesus Kristus. Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan kepada semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dari para pembaca. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv
HALAMAN MOTTO ...v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...vii
ABSTRAK ...viii
ABSTRACT ...ix
KATA PENGANTAR ...x
DAFTAR ISI ...xii
DAFTAR TABEL ...xv
DAFTAR GAMBAR ...xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...xvii
BAB I PENDAHULUAN ...1
1. Latar Belakang ...1
2. Pembatasan masalah...6
3. Rumusan Masalah ...6
4. Tujuan Penelitian ...7
5. Manfaat Penelitian ...8
6. Definisi Operasional...9
BAB II LANDASAN TEORI ...11
1. Kajian Teori ...11
1.1. Belajar ...11
1.1.1. Pengertian ...11
1.1.2. Bentuk-Bentuk Belajar ...12
1.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...14
1.2. Prestasi Belajar ...14
1.3. Keaktifan ...16
1.4. Pendekatan Problem Based learning ...17
1.4.1. Pengertian Problem Based learning ...17
1.4.2. Karakteristik Problem Based learning ...18
1.4.3. Tujuan Pendekatan Problem Based learning ...19
1.4.4. Kelebihan dan Kelemahan ...19
1.4.5. Langkah-Langkah Pelaksanaan Problem Based learning ...20
1.5. Pembelajaran Matematika ...22
xiii
1.5.2. Tujuan Pembelajaran matematika...23
1.5.3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ...24
1.6. Materi Pembelajaran Matematika ...24
2. Penelitian yang Relevan ...28
3. Kerangka Berpikir ...33
4. Hipotesis Penelitian ...34
BAB III METODE PENELITIAN ...35
1. Jenis Penelitian ...35
2. Setting Penelitian ...37
2.1. Tempat Penelitian ...38
2.2. Subjek Penelitian ...38
2.2. Objek Penelitian ...38
2.2. Waktu Penelitian ...38
3. Rencana Tindakan ...38
3.1. Persiapan ...38
3.2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ...39
3.2.1. Siklus I ...39
3.2.2. Siklus II ...43
4. Teknik Pengumpulan Data ...46
4.1. Observasi ...46
4.2. Kuesioner ...47
4.3. Studi Dokumenter ...47
5. Instrumen Penelitian...48
5.1. Tes ...48
5.2. Non Tes ...49
6. Teknik Pengujian Instrumen ...51
6.1. Validitas ...52
6.1.1. Validitas Isi ...53
6.1.2. Validitas Muka...57
6.1.3. Validitas Konstruk ...58
6.2. Reliabilitas ...61
6.3. Indeks Kesukaran Item ...63
7. Teknik Analisis Data ...66
7.1. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ...67
7.2. Analisis Data Keaktifan Belajar Siswa ...67
8. Indikator Keberhasilan ...70
9. Jadwal Penelitian ...71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...72
1. Deskripsi ...72
xiv
1.2. Siklus I ...73
1.3. Siklus II ...76
2. Hasil penelitian...78
2.1. Keaktifan Siswa ...78
2.2. Prestasi Belajar ...85
3. Pembahasan ...91
3.1. Siklus I ...92
3.1.1. Pertemuan 1 ...92
3.1.2. Pertemuan 2 ...95
3.2. Siklus II ...96
3.2.1. Pertemuan 1 ...96
3.2.2. Pertemuan 2 ...99
3.3. Keaktifan Siswa ...101
3.4. Prestasi belajar ...103
BAB V PENUTUP ...105
1. Kesimpulan ...105
2. Keterbatasan Penelitian ...106
3. Saran ...106
DAFTAR REFERENSI ...107
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi Problem Based Learning ... 21
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Tes (Sebelum Validasi) ... 49
Tabel 3.2 Kisi-kisi Keaktifan Belajar... 50
Tabel 3.3 Hasil Validasi RPP ... 54
Tabel 3.4 Hasil Validasi LKS ... 55
Tabel 3.5 Hasil Validasi Kuesioner Keaktifan ... 56
Tabel 3.6 Hasil Validasi Soal Prestasi Siklus I ... 58
Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Prestasi Siklus II ... 60
Tabel 3.8 Tabel Kriteria Koefisien ... 61
Tabel 3.9 Hasil Reliabilitas Siklus I ... 63
Tabel 3.10 Hasil Reliabilitas Siklus II ... 63
Tabel 3.11 Kriteria Indeks Kesukaran Item ... 64
Tabel 3.12 Hasil Indeks Kesukaran Item Siklus I ... 65
Tabel 3.13 Hasil Indeks Kesukaran Item Siklus II ... 66
Tabel 3.14 Pengukuran dengan Skala Likert ... 68
Tabel 3.15 Kriteria Skor Keaktifan denan PAP Tipe I ... 69
Tabel 3.16 Tabel Indikator Keberhasilan ... 70
Tabel 3.17 Jadwal Penelitian... 71
Tabel 4.1 Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa ... 78
Tabel 4.2 Kondisi Siklus I Keaktifan Belajar Siswa ... 80
Tabel 4.3 Kondisi Siklus II Keaktifan Belajar Siswa ... 82
Tabel 4.4 Hasil Peningkatan Keaktifan Belajar ... 83
Tabel 4.5 Data Nilai Ulangan Matematika ... 85
Tabel 4.6 Prestasi Belajar Siklus I ... 86
Tabel 4.7 Prestasi Belajar Siklus II ... 88
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tangga Hubungan Antarsatuan Jarak ...28
Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian yang Relevan ...32
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc. Tagart ...36
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ...84
Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ...91
Gambar 4.3 Tahap Orientasi Siswa Pada Situasi Masalah ...93
Gambar 4.4 Guru Membimbing Siswa Secara Individu dan Kelompok ...94
Gambar 4.5 Siswa menuliskan hasil kerja kelompok ...96
Gambar 4.6 Siswa dan Guru Membuat Kesimpulan Pembelajaran ...99
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma...111
Lampiran 1.2 Surat Keterangan Penelitian ...112
Lampiran 2.1 Silabus Siklus I ...114
Lampiran 2.2 RPP Siklus I ...116
Lampiran 2.3 Silabus Siklus II ...140
Lampiran 2.4 RPP Siklus II ...142
Lampiran 3.1 Kisi-kisi Keaktifan Belajar ...170
Lampiran 3.2 Kuesioner Keaktifan Siswa ...173
Lampiran 4.1 Contoh Hasil Kuesioner Keaktifan Siswa ...174
Lampiran 4.2 Rekapitulasi Skor Kuesioner Keaktifan Siswa ...180
Lampiran 5.1 Kisi-kisi Soal Siklus I ...182
Lampiran 5.2 Soal-soal Prestasi Siklus I ...183
Lampiran 5.3 Kisi-kisi Soal Siklus II ...187
Lampiran 5.4 Soal-soal Prestasi Siklus II ...189
Lampiran 6.1 Lembar Validasi RPP ...194
Lampiran 6.2 Lembar Validasi Kuesioner Keaktifan ...196
Lampiran 7.1 Hasil Validitas ...200
Lampiran 7.2 Hasil Reliabilitas...209
Lampiran 8 Contoh Hasil Evaluasi Siswa ...211
Lampiran 9 Foto-foto Penelitian ...224
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab I ini akan diuraikan mengenai pendahuluan. Hal-hal yang berkaitan
dengan pendahuluan meliputi latar belakang, pembatasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1. Latar Belakang
Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional, menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara (Taufik, dkk, 2011: 16). Bagi negara Indonesia, pendidikan
merupakan hak bagi seluruh warga negara. Proses pendidikan yang baik
harus dimulai sejak dini atau dimulai dari pendidikan dasar.
Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan
nasional. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang lamanya 9 tahun
yang diselenggarakan selama 6 (enam) tahun di sekolah dasar (SD) dan 3
(tiga) tahun di sekolah menengah pertama (SMP) atau satuan pendidikan
yang sederajat (Taufik, dkk, 2011: 17). Proses pendidikan harus memiliki
kompetensi yang baik guna meningkatkan mutu dan kualitas siswa yang
dihasilkan. Selain peningkatan pada kompetensi siswa, kompetensi guru
2
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
jenjang pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD). Matematika adalah
ilmu yang menjadi dasar bagi ilmu-ilmu lainnya (Suherman, 2003: 25).
Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir, berargumentasi, dan memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari (Susanto, 2013: 185).
Senada dengan pengertian di atas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:
723) menjelaskan bahwa Matematika adalah ilmu mengenai
bilangan-bilangan, hubungan antarbilangan-bilangan, dan prosedur operasional yang
digunakan dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa. Disiplin ilmu
tersebut memiliki tujuan khusus yaitu untuk meningkatkan keterampilan
berhitung sebagai alat bantu dalam kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013:
189). Berdasarkan pendapat di atas, mata pelajaran Matematika memiliki
peran penting bagi siswa SD sebagai alat bantu untuk menyelesaikan
berbagai masalah yang berkaitan dengan hitungan dalam kehidupan
sehari-hari melalui proses pembelajaran di kelas. Siswa dihadapkan dengan
masalah sehari-hari yang berkaitan dengan hitungan melalui proses
pembelajaran di kelas.
Mulyasa (2002: 32) mengatakan bahwa proses pembelajaran di kelas
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya
sebagian siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial di
dalam proses pembelajaran. Sudjana (2010: 61) memaparkan bahwa siswa
3
terlibat dalam pemecahan masalah, (c) bertanya kepada siswa lain/guru
apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, (d) berusaha mencari
berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah, (e)
melaksanakan diskusi kelompok, (f) melatih diri dalam memecahkan
soal/masalah, (g) memanfaatkan kesempatan untuk
menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan
tugas/persoalan yang dihadapinya. Keaktifan siswa di dalam proses
pembelajaran menentukan prestasi siswa. Keaktifan siswa digunakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
guru. Selanjutnya, peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk
mengetahui tingkat keaktifan dan prestasi belajar siswa yang terjadi di
lapangan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 2 Juni 2015
terhadap kelas V SD Negeri Sidomoyo, khususnya pada mata pelajaran
Matematika, diperoleh data bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran masih kurang optimal. Hal ini ditunjukkan sebanyak 26 siswa
dengan persentase 74% cenderung terlihat pasif ketika proses pembelajaran.
Sebanyak 9 siswa dari 35 siswa kelas V berani menjawab pertanyaan dari
guru saat proses pembelajaran berlangsung. Kesembilan siswa tersebut juga
berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami ketika
kegiatan belajar mengajar di kelas. Selain itu, sebanyak 27 siswa dengan
persentase 77% terlihat kurang aktif dalam kegiatan diskusi. Pada kegiatan
4
memberikan pendapat dan mencoba memecahkan masalah yang diberikan
guru untuk diselesaikan bersama kelompok diskusi. Selain indikator
keaktifan tersebut, sebanyak 25 dengan persentase 71% siswa belum turut
serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. Peneliti melihat bahwa hanya
ada 10 siswa saja yang benar-benar menyelesaikan tugas belajarnya. Hasil
lembar kuesioner pada kondisi awal yang dilakukan oleh peneliti, diketahui
bahwa keaktifan belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo sebesar
51,42%, yaitu 18 siswa dari 35 siswa kelas V aktif di dalam pembelajaran.
Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru
kelas V yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai nilai ulangan siswa
kelas V khususnya pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan informasi
yang sudah diperoleh, nilai ulangan harian pertama Matematika terdapat 13
siswa dengan persentase 37% yang belum mencapai KKM. Sedangkan pada
nilai ulangan harian Matematika kedua, terdapat 18 siswa dengan
persentase 51% yang belum mencapai KKM.
Peneliti melakukan observasi pada hari Kamis tanggal 4 Juni 2015
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas pada mata
pelajaran Matematika. Peneliti menemukan fakta bahwa guru kelas V
menggunakan metode ceramah dan latihan soal saja sehingga membuat
siswa kurang terlibat aktif di dalam pembelajaran. Berdasarkan fakta di atas,
dapat dikatakan bahwa guru tidak melakukan pembelajaran yang ideal dari
Matematika. Siswa tidak dihadapkan pada masalah sehari-hari yang
5
tempat duduk mendengarkan guru menyampaikan materi di depan kelas.
Kemudian, siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal latihan.
Pembelajaran kurang menarik sehingga membuat siswa tidak aktif di dalam
proses pembelajaran. Hal tersebut akan berdampak pada hasil prestasi
belajar siswa.
Peneliti melihat bahwa metode ceramah yang dilakukan guru tidak
diminati siswa sehingga membuat siswa belum mencapai KKM. Oleh
karena itu, peneliti menggunakan pendekatan Problem Based Learning
supaya digunakan di dalam pembelajaran guna meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika. Nurhadi
(2004: 109) menyatakan bahwa Problem Based Learning merupakan
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikit kritis dan ketrampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran. Pendekatan Problem Based Learning ini
memiliki peran penting dalam kehidupan siswa yaitu membiasakan siswa
dalam menghadapi masalah dalam kehidupan sehari-hari, memupuk
solidaritas soaial dengan teman, dan mempererat hubungan antara guru
dengan siswa (Warsono dan Harianto, 2012: 152).
Peneliti melihat pendekatan Problem Based Learning memiliki peran
penting dalam kehidupan siswa karena dengan pendekatan ini siswa dapat
menemukan cara penyelesaian satu masalah dalam pembelajaran secara
6
relevan dengan kehidupan siswa (Hamdayana, 2014: 210). Pendekatan
Problem Based Learning ini digunakan sebagai solusi untuk meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo
khususnya pada mata pelajaran Matematika. Oleh karena itu, peneliti
termotivasi untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan
Problem Based Learning. Penelitian yang dilakukan peneliti berjudul
“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Pendekatan
Problem Based Learning pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V
SD Negeri Sidomoyo”.
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada keaktifan dan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika kelas V. Peneliti memfokuskan penelitian pada
materi mata pelajaran Matematika kelas V dengan Standar Kompetensi 2.
Menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan
masalah dan Kompetensi Dasar 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah di atas,
peneliti mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
3.1 Bagaimana pelaksanaan pendekatan Problem Based Learning dalam
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran
7
3.2 Apakah dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning
dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Matematika
kelas V di SD Negeri Sidomoyo ?
3.3 Apakah dengan menggunakan pendekatan Problem Based Learning
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika kelas V di SD Negeri Sidomoyo ?
4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti menuliskan beberapa
tujuan dari penelitian ini. Berikut tujuan dari penelitian ini:
4.1 Mengetahui dan memaparkan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Problem Based Learning sebagai upaya
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran
Matematika siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo.
4.2 Meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Matematika kelas
V di SD Negeri Sidomoyo dengan menggunakan pendekatan Problem
Based Learning.
4.3 Meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran Matematika kelas
V di SD Negeri Sidomoyo dengan menggunakan pendekatan Problem
Based Learning.
8
Peneliti ini diharapkan bisa memberikan manfaat bagi beberapa pihak,
diantaranya bagi peneliti, sekolah dan guru, serta bagi siswa. Berikut
manfaat penelitian ini:
5.1 Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah a) peneliti
mendapatkan pengalaman dalam melakukan penelitian, sehingga
dapat terdorong untuk melakukan penelitian lain, b) peneliti dapat
menambah wawasan tentang pendekatan Problem Based Learning dan
alternatifnya yang dapat digunkan untuk meningkatkan keaktifan dan
hasil belajar siswa.
5.2 Bagi Sekolah dan Guru
Manfaat penelitian ini bagi sekolah dan guru adalah a) sekolah
dapat memperoleh tambahan referensi bagi perpustakaan sekolah
terkait dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), b) guru dapat
memperoleh inspirasi dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru.
5.3 Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah keaktifan dan hasil
belajar siswa dapat meningkat. Siswa juga mendapat pengalaman
belajar yang menyenangkan dalam menggunakan pendekatan Problem
Based Learning.
9
Peneliti memberikan beberapa definisi operasional pada penelitian ini
supaya tidak menimbulkan pertanyaan dan tafsiran istilah yang
dikemukakan. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini:
6.1 Keaktifan
Keaktifan adalah kegiatan dalam pembelajaran yang
merangsang siswa untuk berpikir kritis dan melibatkan pemikiran
untuk mengubah segala sesuatu yang dipelajarinya yang pada awalnya
pasif menjadi aktif.
6.2 Belajar
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
seseorang berdasarkan pengalaman yang telah didapatkan.
6.3 Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar dan perubahan
perilaku siswa yang dapat diukur dengan evaluasi belajar.
6.4 Matematika
Matematika adalah ilmu yang mempelajari bilangan operasi
pemecahan masalah dengan langkah yang sistematis dan logis.
6.5 Pembelajaran Matematika
Proses kegiatan belajar mengajar yang terencana untuk
mengajarkan kompetensi-kompetensi tentang materi Matematika.
10
Problem Based Learning merupakan pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta unutk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.
6.7 Siswa Sekolah Dasar
Siswa sekolah dasar adalah anak yang termasuk pada komponen
11 BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II ini akan menguraikan empat bagian yaitu kajian teori, hasil penelitian
yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.
1. Kajian Teori
Kajian teori merupakan kumpulan teori-teori yang diambil untuk
mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Kajian teori membahas
lima bagian yaitu: (1) belajar; (2) prestasi belajar; (3) keaktifan belajar; (4)
pendekatan Problem Based Learning; (5) hakikat Matematika, (6) materi
pembelajaran Matematika pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan.
1.1. Belajar
1.1.1.Pengertian
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para
ahli. Belajar menurut Gagne (dalam Anitah, 2008: 1.3)
merupakan suatu proses suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman. Santosa, dkk (2011: 1.7) juga
mengemukakan belajar adalah perubahan perilaku manusia atau
perubahan kapabilitas yang relatif permanen sebagai hasil
pengalaman. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut, terdapat
kesamaan dalam definisi belajar yaitu hasil perilaku dari sebuah
pengalaman.
Belajar menurut Slameto (2010: 2) ialah suatu proses
12
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Muhibbin (2000: 136) mengatakan bahwa belajar
adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kogntif. Beberapa
pengertian belajar yang telah dipaparkan di atas, dapat dikatakan
bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
diperolehnya melalui adanya pengalaman.
Pendapat beberapa tokoh di atas terdapat persamaan yang
menunjukkan belajar itu merupakan proses perilaku yang
mengakibatkan perubahan tingkah laku. Peneliti mengambil
kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan
dari seseorang yang relatif permanen berdasarkan pengalaman
yang telah didapat.
1.1.2.Bentuk-bentuk Belajar
Ada lima bentuk belajar menurut Gagne (dalam Dahar,
2011: 4) sebagai berikut :
1.1.2.1.Belajar Responden
Belajar responden merupakan suatu respon
13 1.1.2.2.Belajar Kontiguitas
Pemasangan stimulus tidak terkondisi dan
stimulus terkondisi merupakan suatu syarat untuk
belajar responden. Beberapa teoritikus belajar
mengemukakan bahwa pemasangan kejadian sederhana
itu dapat menghasilkan belajar. Asosiasi dekat
sederhana antara suatu stimulus dan suatu respon dapat
menghasilkan perubahan dalam perilaku.
1.1.2.3.Belajar Operant
Belajar sebagai akibat penguatan merupakan
bentuk belajar dari terkondisi operant, sebab perilaku
yang diinginkan timbul secara spontan, tanpa
dikeluarkan secara naluriah oleh stimulus apapun, saat
organisme beroperasi terhadap lingkungan. Perilaku
operant tidak memiliki stimulus fisiologis yang
dikenal.
1.1.2.4.Belajar Observasional
Konsep belajar observasional menekankan bahwa
orang dapat belajar dengan mengamati orang lain
melakukan hal yang akan dipelajari. Memperlihatkan
model-model perilaku yang baik kepada anak sangat
diperlukan agar perkembangan belajar anak bisa
14 1.1.2.5.Belajar Kognitif
Beberapa ahli psikologi dan pendidikan
menyebutkan proses kognitif tidak terlalu dipersoalkan
selama belajar. Proses semacam itu menyangkut
berfikir menggunakan logika dedukatif dan induktif.
1.1.3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Syah (2008: 144) menjelaskan bahwa
terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar, di antaranya:
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yaitu keadaan
atau kondisi jasmani dan rohani dari siswa yang
bersangkutan.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yaitu kondisi
lingkungan di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaitu
jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran dalam mempelajari materi-materi pelajaran.
1.2. Prestasi Belajar
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie kemudian
dalam bahasa Indonesia manjadi prestasi yang berarti hasil belajar
15
pengetahuan (Arifin, 2009: 12). Hamalik (2004: 159) berpendapat
prestasi adalah indikator adanya perubahan tingkah laku siswa.
Sudjana (2005: 3) juga mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah
hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu sehingga
untuk mengetahui tingkat prestasi belajar maka perlu dilakukan
evaluasi belajar. Definisi dari prestasi belajar di atas dapat
disimpulkan sebagai hasil dari proses belajar dan perubahan perilaku
siswa yang dapat diukur dengan evaluasi.
Yamin (dalam Adayu, 2014: 22) mengklasifikasikan ada empat
komponen yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: (1) lingkungan
fisik dapat mempengaruhi prestasi belajar karena interaksi antara
individu dan lingkungan sekitarnya dapat menjadi sumber
pengetahuan baru yang nantinya berdampak pada proses belajar siswa;
(2) kematangan sistem syaraf menjadikan anak memperoleh manfaat
secara maksimal dari pengalaman fisik yang dia peroleh; (3) peran
lingkungan sosial tersebut juga dapat memacu atau menghambat
strategi kognitif siswa. Strategi kognitif tersebut sebagai kemampuan
internal sesorang berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil
keputusan; (4) berawal dari ekuilibrium, yakni pengaturan diri secara
mekanis untuk mengatur keseimbangan proses asimilasi dan
16 1.3. Keaktifan Belajar
Yamin (2007: 77) memaparkan bahwa keaktifan siswa
merupakan kegiatan dalam proses pembelajaran yang dapat
merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir
kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang aktif merupakan pengajaran
yang melibatkan pemikiran siswa dan memungkinkan siswa untuk
mengubah segala sesuatu yang sudah dipelajari yang awalnya pasif
menjadi aktif (Mahyuni, 2009: 9).
Aspek-aspek yang mendukung terjadinya keaktifan siswa
menurut Mc Keachie (dalam Yamin, 2007: 77) terdapat tujuh poin,
yaitu: (1) partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan
pembelajaran; (2) tekanan pada aspek afektif dalam belajar; (3)
partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang
berbentuk interaksi antar siswa; (4) kelompokan kelas sebagai
kelompok belajar; (5) kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa;
(6) kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting
dalam proses pembelajaran; (7) pemberian waktu untuk
menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun
tidak berhubungan dengan pembelajaran (Yamin, 2007: 77).
Peneliti menjabarkan bahwa terdapat tujuh indikator keaktifan
belajar yang digunakan dalam penelitian ini. Ketujuh indikator
17
(2) terlibat dalam pemecahan masalah, (3) bertanya kepada siswa lain
atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang
dihadapinya, (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan
untuk pemecahan masalah, (5) melakukan diskusi kelompok sesuai
petunjuk guru, (6) melatih diri dalam memecahkan masalah yang
sejenis, (8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang
dihadapinya (Sudjana, 2009: 61).
1.4. Pendekatan Problem Based Learning
Problem Based Learning merupakan pendekatan yang
digunakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran di kelas agar siswa
lebih mudah untuk memahami materi pelajaran.
1.4.1.Pengertian Problem Based Learning
Tan (dalam Rusman, 2010: 229) menjelaskan Problem
Based Learning merupakan penggunaan berbagai macam
kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi
terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi
segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Ibrahim
dan Nur (dalam Rusman, 2010: 241) juga sependapat, bahwa
Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir
18
masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana
belajar. Pendekatan Problem Based Learning menurut Nurhadi
(2004: 109) merupakan pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa Problem Based Learning merupakan sebuah pendekatan
yang dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata untuk dipecahkan oleh siswa dengan berpikir kritis
dan menggunakan kecerdasan pada suatu mata pelajaran.
1.4.2.Karakteristik Problem Based Learning
Trianto (2009: 93) menjelaskan bahwa terdapat lima
karakteristik pendekatan Problem Based Learning, yaitu: (a)
adanya pengajuan pertanyaan atau masalah; (b) berfokus pada
keterkaitan antar disiplin; (c) penyelidikan autentik; (d)
menghasilkan produk atau karya dan mempresentasikannya; dan
(e) kerja sama. Nurhadi (2004: 109-110) juga mempunyai
pendapat mengenai karakteristik pendekatan Problem Based
Learning, yaitu: (1) pembelajaran berdasarkan masalah berpusat
pada pertanyaan atau masalah yang sesuai dengan kehidupan
19
satu ilmu saja, tetapi juga antar disiplin ilmu lainya; (3)
melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian
dari masalah nyata; (4) menghasilkan produk atau karya yang
menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang
mereka temukan.
1.4.3.Tujuan Pendekatan Problem Based Learning
Secara terperinci Ibrahim dan Nur ( dalam Rusman, 2010:
242) menyebutkan tujuan dari pendekatan Problem Based
Learning yaitu: (1) membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir dan memecahkan masalah; (2) belajar
berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam
pengalaman nyata dan; (3) menjadi para siswa yang otonom atau
mandiri.
1.4.4.Kelebihan dan Kelemahan
Pendekatan Problem Based Learning juga memiliki
kelebihan dan kelemahan. Warsono dan Harianto (2012: 152)
memaparkan kelebihan dari pendekatan Problem Based
Learning sebagai berikut: (1) siswa akan terbiasa menghadapi
masalah (problem posing) dan tertantang untuk menyelesaikan
masalah tidak hanya terkait dengan pembelajaran di kelas tetapi
juga menghadapi masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari
(real world); (2) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa
20
guru dengan siswa; (4) membiasakan siswa melakukan
eksperimen.
Warsono dan Harianto (2012: 152) juga menjelaskan
kelemahan pendekatan Problem Based Learning, yaitu: (1) tidak
banyak guru yang mampu mengantarkan siswa kepada
pemecahan masalah; (2) seringkali memerlukan biaya yang
mahal dan waktu yang panjang; (3) aktivitas siswa di luar
sekolah sulit dipantau.
1.4.5.Langkah-Langkah Pelaksanaan Problem Based Learning Langkah-langkah menggunakan pendekatan Problem
Based Learning dalam pembelajaran menurut Ibrahim dan Nur
(dalam Rusman, 2010: 243) adalah sebagai berikut:
1) Orientasi siswa pada masalah. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah.
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar. Guru membantu
siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3) Membimbing pengalaman individual/kelompok. Guru
mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang
sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
21
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru
membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan
karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka
untuk berbagi tugas dengan temannya.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses
yang mereka lakukan.
Nur (dalam Rusmono, 2012: 81) mengatakan untuk
melaksanakan pembelajaran dengan Problem Based Learning,
ada lima tahap pembelajaran yang harus dilakukan, yaitu:
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran dengan Strategi Problem Based Learning
Tahap Pembelajaran Perilaku Guru
Tahap 1:
Mengorganisasikan siswa kepada masalah
Guru menginformasikan tujuan-tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah yang mereka pilih sendiri.
Tahap 2 :
Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Guru membantu siswa menentukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah itu.
Tahap 3 :
Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, mencari penjelasan, dan solusi, Tahap 4 :
Mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya serta pameran
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu mereka berbagi karya mereka. Tahap 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
22 1.5. Pembelajaran Matematika
bagian pembelajaran matematika akan menjabarkan mengenai
dua hal yaitu pengertian Matematika dan
1.5.1.Pengertian Matematika
Matematika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:
723) mendefinisikan bahwa ilmu tentang bilangan, hubungan
antarbilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam
penyelesaian masalah mengenai bilangan. Tanggih (dalam
Suherman, 2003: 16) menyatakan bahwa Matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara
menalar. Russefendi (dalam Suherman, 2003: 16) juga
berpendapat bahwa Matematika merupakan hasil proses
pemikiran manusia yang berupa ide, proses, dan penalaran atau
logika. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan
bahwa Matematika merupakan ilmu mengenai bilangan,
hubungan antarbilangan, dan prosedur operasional untuk
menyelesaikan masalah dengan cara menalar.
Enam deskripsi pandangan mengenai Matematika menurut
Ibrahim dan Suparni (2012: 2-13) sebagai berikut: (1)
Matematika sebagai ilmu deduktif, artinya kebenaran
generalisasi Matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif.
(2) Matematika sebagai ilmu tentang pola dan hubungan, sebab
23
keterurutan dan keterkaitan pola dari sekumpulan
konsep-konsep tertentu atau model-model yang merupakan
representasinya, sehingga dapat dibuat generalisasinya untuk 38
selanjutnya dibuktikan kebenarannya secara deduktif. (3)
Matematika sebagai bahasa, artinya Matematika merupakan
sekumpulan simbol yang memiliki makna, atau dapat dikatakan
sebagai bahasa simbol. (4) Matematika sebagai ilmu tentang
struktur yang terorganisasikan, artinya Matematika berkembang
mulai dari unsur yang tidak didefinisikan, ke unsur yang
didefinisikan, ke postulat/aksioma, dan terakhir ke teorema.(5)
Matematika sebagai seni, artinya dalam Matematika terdapat
unsur keteraturan, keterurutan, dan konsisten.(6) Matematika
sebagai aktivitas manusia, artinya Matematika merupakan hasil
karya manusia, sehingga dapat dikatakan bahwa Matematika
merupakan kebudayaan manusia.
1.5.2.Tujuan Pembelajaran Matematika
Suherman (2003: 57) menyatakan bahwa tujuan dari
pembelajaran Matematika adalah lebih mengembangkan pada
penataan penalaran dan sikap. Matematika sangat dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Susanto (2013: 189) mengungkapkan
bahwa tujuan pembelajaran Matematika pendidikan dasar adalah
untuk meningkatkan keterampilan berhitung sebagai alat bantu
24
peneliti menyimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran
Matematika adalah untuk alat bantu siswa dalam berhitung
untuk menyelesaikan masalah dengan cara menalar.
1.5.3.Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
BSNP (2006: 106) menyebutkan bahwa pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar digunakan untuk mengarahkan
siswa supaya berpikir secara logis, kritis, analitis, sistematis, dan
kreatif. Salah satu tujuan pembelajaran Matematika di Sekolah
Dasar adalah memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antarkonsep sebagai alat bantu hitung dalam
kehidupan sehari-hari (Susanto, 2013: 190). Berdasarkan
penjabaran di atas, peneliti melihat bahwa pembelajaran
Matematika penting bagi siswa Sekolah Dasar sebagai alat bantu
hitung supaya siswa mampu berpikir secara logis, kritis, analitis,
sistematis, dan kreatif untuk memahami konsep matematika
mengenai bilangan.
1.6. Materi Pembelajaran Matematika Pengukuran Waktu, Jarak, dan Kecepatan
Peneliti memilih materi pembelajaran Matematika kelas V
semester 1 yaitu pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan.
Berdasarkan silabus, materi ini terdapat dalam Standar Kompetensi
(SK) 2. menggunakan pengukuran waktu, jarak, dan kecepatan dalam
25
tersebut, peneliti memilih dua Kompetensi Dasar (KD) yaitu, 2.4
mengenal satuan jarak, dan 2.5 menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan waktu, jarak, dan kecapatan.
1.6.1.Satuan Jarak
Jarak merupakan batasan atau perolehan panjang
berdasarkan satuan panjang tertentu yang diukur melalui waktu
atau periode tertentu (Sumanto, 2008: 64).
Rumus menentukan jarak:
Contoh:
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 70 km/jam.
Berapa km jarak yang ditempuh jika mobil tersebut berjalan
selama 2 jam?
Diketahui:
Kecepatan = 70 km/jam
Waktu = 2 jam
Jawab:
Jarak = Waktu x Kecepatan
= 70 km/jam x 2 jam
= 140 km
26 1.6.2.Satuan Waktu
Waktu merupakan lamanya sebuah perjalanan sebagai
satuan ukuran (Sumanto, 2008: 67).
Rumus menentukan waktu:
Contoh:
Jarak kota A dan kota B adalah 175 km. Tentukan waktu
yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut jika kecepatan
rata-ratanya 50 km/jam!
Diketahui:
Jarak = 175 km
Kecepatan = 50 km/jam
Jawab:
Waktu = Jarak : Kecepatan
= 175 km : 50 km/jam
= 3 jam 30 menit
= 3,5 jam
Jadi, waktu yang digunakan untuk menempuh jarak
tersebut adalah 3,5 jam.
1.6.3.Satuan Kecepatan
Kecepatan merupakan laju perputaran atau perjalanan
pada periode yang ditentukan sebagai satuan ukuran (Sumanto,
2008: 68).
27
Rumus menentukan kecepatan:
Contoh:
Jarak kota Solo dengan Jogja adalah 180 km. Jarak
tersebut ditempuh dengan sepeda motor selama 3 jam. Berapa
kecepatan rata-rata sepeda motor tersebut?
Diketahui:
Jarak = 180 km
Waktu = 3 jam
Jawab:
Kecepatan = Jarak : Waktu
= 180 km : 3 jam
= 60 km/jam
Jadi, kecepatan rata-rata sepeda motor tersebut adalah 60
km/jam.
1.6.4.Menentukan Kesetaraan Antar Satuan Jarak
Sumanto (2008: 64) menyebutkan bahwa satuan jarak
sama dengan satuan yang digunakan untuk menyatakan panjang,
yaitu kilometer (km), hektometer (hm), dekameter (dam), meter
(m), desimeter (dm), sentimeter (cm), dan milimeter (mm).
Berikut adalah gambar 2.1 tentang tangga yang menyatakan
hubungan antarsatuan jarak:
28
Gambar 2.1 Tangga Hubunan Antarsatuan Jarak Sumber: http://phece.web.unej.ac.id
Gambar 2.1 merupakan tangga yang menyatakan
hubungan antarsatuan jarak. Setiap turun satu tangga maka
dikalikan 10. Namun, jika naik satu tangga dibagi 10.
Contoh:
8.000 dm = ... dam
Jawab:
dm (desimeter) ke dam (dekameter) naik 2 tangga, berarti
dibagi 100.
8.000 dm = 8000 dam 100
= 80 dam.
Jadi, 8.000 dm = 80 dam.
2. Penelitian yang Relevan
Ada empat hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini.
Keempar penelitian tersebut adalah penelitian dari Ratna Dwi Pratiwi
29
Ratna Dwi Pratiwi (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
megetahui pendekatan Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan
minat dan hasil belajar Matematika kelas V SD Negeri Randugunting 4.
Judul penelitian tersebut adalah “Peningkatan Minat Dan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pecahan Melalui Model Problem Based Learning di
Kelas V Sekolah Dasar Negeri Randugunting 4 Kota Tegal”. Penelitian ini
dilaksanakan di SD Negeri Randugunting 4 kota Tegal, Jawa Tengah,
dengan sasaran penelitiannya adalah siswa kelas V. Penelitian ini berisi
tentang adanya masalah minat, aktivitas, dan hasil belajar siswa belum
maksimal. Peneliti menggunakan pendekatan Problem Based Learning.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan minat, aktivitas dan hasil
belajar Matematika kelas V pada materi pecahan. Hal ini terlihat dari
Persentase minat belajar siswa pra tindakan yaitu 43,06%, meningkat pasca
tindakan menjadi 62,89% pada siklus I, dan 83,47% pada siklus II.
Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 72,46% dengan
kriteria tinggi, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 82,01% dengan
kriteria sangat tinggi. Nilai rata-rata kelas saat pelaksanaan pretest mencapai
47,44 dengan tuntas belajar klasikal (TBK) 16,67%. Nilai rata-rata kelas
pada hasil evaluasi akhir pembelajaran siklus I mencapai 77,23, dengan
TBK 86,11%, meningkat pada siklus II menjadi 81,78 dengan TBK 90,28%.
Nilai rata-rata kelas hasil tesformatif I mencapai 73,14 dengan TBK
80,56%, kemudian hasil tes formatif II meningkat menjadi 78,31 dengan
30
Gunantara, dkk (2014) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan
masalah pada mata pelajaran Matematika melalui penerapan model
Pembelajaran Problem Based learnig (PBL). Subjek pada penelitian ini
siswa kelas V. Penelitian ini dilakukan di SD No 2 Sepang. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tentang kemampuan
pemecahan masalah Matematika dengan metode observasi dan tes. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah. Peningkatan ini terlihat dari hasil siklus I ke siklus II sebesar
16,42% dari kriteria sedang menjadi tinggi. Siklus I sebesar 70% (berada
pada kriteria sedang), sedangkan pada siklus II rata-rata kemampuan
pemecahan masalah sebesar 86,42% (berada pada kriteria tinggi).
Selanjutnya, Ria Zuniati, dkk (2013) melakukan penelitian yang
berjudul “Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Posing”. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui model
pembelajaran problem posing. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII
A. Penelitian ini dilakukan di MTs Ma’arif NU Wuwuharjo tahun pelajaran
2012/2013. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi dan tes.
31
penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan keakyifan dan prestasi
belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase keaktifan belajar sebelum
tindakan siklus I yaitu 38,89%, pada siklus I meningkat mencapai 51,39%
dan meningkat lagi pada siklus II yaitu mencapai 76,39%. Persentase
ketuntasan belajar kelas sebelum tindakan siklus I yaitu 45,16% dengan
nilai rata-rata 49,27. Pada siklus I meningkat mencapai 51,61% dengan nilai
rata-rata 55,74. Selanjutnya pada siklus II meningkat mencapai 70,96%
dengan nilai rata-rata 71,77.
Penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2009) dengan judul “Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Penerapan Mastery
Learning pada siswa kelas IV MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab
Magelang Tahun Ajaran 2009/2010” juga memiliki relevansi dengan
pelajaran Matematika seperti yang dilakukan oleh peneliti. Hasil dari
penelitian dari Latifah yaitu adanya peningkatan siswa tentang pemahaman
pelajaran Matematika materi jajar genjang dan segitiga dengan penerapan
Mastery Learning yang dilakukan sebanyak III siklus. Siklus I hanya ada 3
siswa (7,5%) yang mampu menguasai materi dengan sempurna dan masih
ada 92,5% siswa yang belum menguasai materi dengan baik, pada siklus II
meningkat menjadi 25 siswa atau sebesar (62,5%) yang telah menguasai
materi dengan sempurna dan pada sikus III meningkat lagi menjadi 35 siswa
(87,5%) yang telah menguasai materi dengan baik dan hanya ada 5 siswa
32
materi belum 100% tetapi sudah ada peningkatan dari siklus I sampai siklus
III.
Berdasarkan keempat penelitian yang revelan di atas,
penelitian-penelitian tersebut menunjukkan keberhasilan meningkatkan kemampuan,
minat, keaktifan, dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
menggunakan sebuah pendekatan. Peneliti tertarik melakukan penelitian
menggunakan pendekatan Problem Based Learning utnuk meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika
khususnya materi pengukuran, siswa kelas V SD.
Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan peneliti berjudul“Peningkatan Keaktifan dan
Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pendekatan Problem Based Learning pada Pelajaran Matematika Kelas V di SD Negeri Sidomoyo”.
Gunantara, Suarjana, dkk (2014)
berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based
Learning Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V”
Latifah (2009) dengan judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika dengan Penerapan
Mastery Learning pada siswa kelas IV
MI Al Ittihaad Citosono Kec Grabag Kab Magelang Tahun Ajaran
2009/2010” Ria Zuniati, dkk (2013)dengan
judul “Upaya Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem
Posing”
Ratna Dwi Pratiwi (2013) dengan
judul “Peningkatan Minat Dan Hasil
Belajar SiswaPada Materi Pecahan Melalui Model Problem Based
Learning Di Kelas V Sekolah Dasar
33 3. Kerangka Berfikir
Matematika merupakan disiplin ilmu yang membahas mengenai
bilangan, hubungan antarbilangan, dan prosedur operasional. Matematika
memiliki peran penting dalam kehidupan siswa sebagai alat bantu untuk
menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan hitungan melalui proses pembelajaran di kelas.
Pembelajaran Matematika bagi siswa Sekolah Dasar digunakan sebagai alat
bantu hitung supaya siswa mampu berpikir secara logis, kritis, analitis,
sistematis, dan kreatif untuk memahami konsep matematika mengenai
bilangan.
Pembelajaran Matematika yang ideal dilakukan guru melalui proses
pembelajaran di kelas. Siswa dihadapkan dengan masalah sehari-hari yang
berkaitan dengan hitungan. Ketika dihadapkan pada masalah sehari-hari,
diharapkan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Jika siswa aktif dalam pembelajaran, maka
prestasi belajar akan meningkat. Namun pada kenyataannya, rendahnya
keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika disebabkan
siswa kurang terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
Pendekatan Problem Based Learning mempunyai peran untuk
membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah
siswa, mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam pengalaman nyata,
dan menjadikan siswa mandiri. Pendekatan Problem Based Learning adalah
34
dipecahkan oleh siswa baik secara individu atau kelompok dengan berpikir
kritis. Peneliti menerapkan pendekatan Problem Based Learning pada mata
pelajaran Matematika untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar
siswa kelas V SD Negeri Sidomoyo.
4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, hipotesis dalam
penelitian ini yaitu :
4.1. Penggunaan pendekatan Problem Based Learning dalam upaya meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas V di SD Negeri Sidomoyo
pada mata pelajaran Matematika dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (a) orientasi siswa pada masalah, (b) mengorganisasi
siswa untuk belajar, (c) membimbing pengalaman
individual/kelompok, (d) mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, (e) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
4.2. Pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri
Sidomoyo.
4.3. Pendekatan Problem Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika di SD Negeri
35 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III ini membahas mengenai jenis penelitian, rancangan penelitian,
rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,teknik pengujian
instrumen, indikator keberhasilan, dan jadwal pelaksanaan penelitian.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Khotimah, dkk, 2011:
3). Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Warso (2014: 35)
bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional
dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki
praktik-praktik pembelajaran dilaksanakan.
Penelitian tindakan kelas diharapkan dapat meningkatkan keaktifan
belajar dan prestasi belajar siswa. Kusumah (2009: 9) menyebutkan sebuah
penelitian tindakan kelas memiliki tiga tahap yaitu, perencanaan,
melaksanaan perencanaan yang telah dibuat dan terakhir melakukan
refleksi. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini
mengacu pada model Kemmis dan Tagart. Bagan model PTK Kemmis dan
36
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Tagart
Dari gambar 3.1 di atas, dapat dijelaskan penelitian tindakan model
Kurt Lewin dimulai dari perencanaan tindakan, kemudian pelaksanaan
tindakan, dilanjutkan dengan observasi, dan diakhiri sebuah refleksi. Siklus
penelitian tindakan model Kurt Lewin dan Mc. Taggart terdiri dari dua
siklus penelitian. Langkah-langkah pada setiap siklus akan dijabarkan
peneliti di bawah ini:
1.1. Perencanaan (Plan)
Perencanaan adalah proses yang mencakup identifikasi masalah,
analisis penyebab adanya masalah, pengembangan bentuk tindakan
sebagai pemecahan masalah. Pada tahap ini peneliti akan
merencanakan kegiatan setiap siklus. Hal yang direncanakan tentang
pendekatan, metode, teknik, media yang digunakan dalam