• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Pengujian Instrumen 1.Uji Validitas Instrumen 1.Uji Validitas Instrumen

METODE PENELITIAN

J. Teknik Pengujian Instrumen 1.Uji Validitas Instrumen 1.Uji Validitas Instrumen

Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur Sugiyono ( 2012: 172). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidtan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto 2002: 144).

Rumus korelasi berdasarkan Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:

rxy = � ∑ −∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ } Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi

∑xy = Jumlah perkalian variabel x dan y ∑x = Jumlah nilai variabel x

∑y = Jumlah nilai variabel y

∑x2 =Jumlah pangkat dua nilai variabel x ∑y2 = Jumlah pangkat dua nilai variabel y n = Banyaknya sampel

Dalam uji validitas setiap item pertanyaan membandingkan r hitung dengan r tabel.

a. r hitung ≥ r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap valid.

b. r hitung < r tabel (degree of freedom) maka instrumen dianggap tidak valid (drop), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian.

Menurut Sugiyono (2012:178), kriteria atau syarat suatu item tersebut dinyatakan valid adalah bila korelasi tiap faktor tersebut bernilai positif dan besarnya 0.3 keatas.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

Definisi reliabilitas menurut Husein Umar (2000: 135) Reliabilitas adalah suatu angka indeks untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat ukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil yang konsisten.

Untuk melihat reliabilitas masing-masing instrumen yang digunakan, penulis mengemukakan koefisien Cornbach’s Alpha (α) dengan menggunakan fasilitas SPSS versi 20.

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cornbach’s Alpha (α) lebih besar dari 0.6 yang di rumuskan:

� = + � − . ��. � Keterangan : A = Koefisien reliabilitas

K = Jumlah item reliabilitas r = Rata-rata korelasi antar item 1 = Bilangan konstanta

Pemberian interpretasi terhadap reliabilitas variabel dapat dikatakan reabel jika koefisien variabelnya lebih dari 0.60 (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2007: 42) dan umumnya digunakan patokan sebagai berikut:

a. Reliabilitas uji coba ≥ 0.60 berarti hasil uji coba memiliki reliabilitas baik. b. Reliabilitas uji coba < 0.60 berarti hasil uji coba memiliki reliabilitas kurang

baik.

K.Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah digunakan untuk data variabel bebas, moderator dan terikat, apakah berdistribusi normal atau tidak. Adapun kriteria uji normalitas adalah : Jika probabilitas signifikan > 0,05 maka data berdistribusi normal. Pada uji normalitas ini, pengujian dilakukan pada variabel gaya kepemimpinan (X) dan motivasi (Z) dengan variabel kinerja karyawan (Y). Peneliti menggunakan Kolmogrov-Smirnov Goodness of Fit Test untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak. Selain itu, data ini juga akan dibandingkan dengan Normality

Probability Plot (Sulistyo, 2012:50). Adapun kriteria dalam uji normalitas ini adalah sebagai berikut :

1) Zhitung ≤ Ztabel maka berdistribusi normal 2) Zhitung > Ztabel maka berdistribusi normal b) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas diuji dengan metode glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut residual dengan variabel bebas. Adapun kriteria dalam uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :

1) Jika residual memiliki residual yang sama disebut dengan homokedastisitas. 2) Jika residual memiliki residual yang beda disebut dengan heterokedastisitas.

Adapun kriterianya sebagai berikut :

1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Regresi Linear dengan Variabel Moderasi

Variabel Moderasi adalah variabel yang mampu memperkuat atau memperlemah hubungan kausal antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Model penelitian dengan menggunakan variabel moderasi dapat diilustrasikan seperti pada kerangka berikut ini :

Gambar III.2 Kerangka Moderasi

Analisis regresi moderasi dapat dilakukan dengan metode Sub-Group, metode Interaksi atau sering dikenal juga sebagai Moderated Regression Analysis (MRA), metode Selisih Absolut, dan metode Residual. Pengujian variabel moderasi dengan metode Interaksi dan metode Selisih Absolut memiliki kecenderungan akan terjadi pelanggaran asumsi multikolineritas atau adanya korelasi yang tinggi antar variabel bebas dalam model regresi.

3. Menguji Regresi Dengan Variabel Moderating Menggunakan MRA

Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi ( perkalian dua atau lebih variabel independen ) dengan rumus persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1 X + b2 Z + b3 X Z + e

Variabel perkalian antara X dan Z disebut juga variabel moderat oleh karena menggambarkan pengaruh moderating variabel Z terhadap hubungan Z dan Y. Sedangkan variabel X dan Z merupakan pengaruh langsung dari variabel X dan Z terhadap Y. X Z dianggap sebagai variabel moderat karena: Y =

Gaya Kepemimpinan

Kinerja Motivasi

a + b1X + b2Z + b3XZ + e dY/dX =b1+b3Z Persamaan tersebut memberikan arti bahwa dY/dX merupakan fungsi dari Z atau variabel Z memoderasi hubungan antara X dan Y.

Contoh :

Gambar III.3

Gambar Model hubungan regresi dengan variabel moderating menggunakan MRA Hipotesis yang akan diuji

Semakin tinggi X dan Z maka akan berpengaruh terhadap semakin tingginya Y. Untuk menguji apakah B merupakan variabel moderating maka persamaan regresi dapat ditulis sebagai berikut:

Y = a + b1Z + b2Z + b3XZ + e

Ketentuan :

Jika variabel Z merupakan variabel moderating, maka koefisien b3 harus signifikan pada tingkat signifikansi yang ditentukan. Regresi dengan Moderated Regression Analysis (MRA) pada umumnya menimbulkan masalah oleh karena akan terjadi multikolonieritas yang tinggi antara variabel

Gaya Kepemimpinan Z Kinerja Karyawan Y Motivasi X

independen, misalkan antara variabel X dan variabel moderat (XZ) atau antara variabel Z dan Moderat (XZ). Hal ini disebabkan pada variabel moderat ada unsur X dan Z. Hubungan multikolonieritas lebih dari 80% menimbulkan masalah dalam regresi. (dilanjutkan dalam pengolahan data melalui SPSS)

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis/ uji t bisa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing regresi yang diperlukan untuk mengetahui signifikan setidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas (Z) dan (X) terhadap terikat (Y). Uji signifikansi secara sendiri-sendiri digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Nilai yang digunakan untuk melakukan pengujian adalah dengan langkah sebagai berikut:

a. Menentukan hipotesis Hipotesi 1 (H1)

H0 : Motivasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karywan tetap Ha : Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan tetap

Hipotesis 2 (H2)

H0 : Gaya kepemimpinan tidak memoderasi pengaruh motivasi terhadap karyawan tetap.

Ha : Gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh motivasi terhadap karyawan tetap.

nilai probabilitas signifikansi (p) ≥α = 5%; maka H0 diterima nilai probabilitas signifikansi (p) < α = 5%; maka H0 ditolak b. Menentukan tingkat signifikan

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis satu arah. Taraf signifikan yang digunakan untuk pengujian hipotesis satu arah adalah 0,05.

c. Mengambil keputusan

1) Jika nilai probabilitas signifikansi (p) ≥α = 5%; maka H0 diterima dan Ha ditolak.

2) Jika nilai probabilitas signifikansi (p) < α = 5%; maka H0 ditolak dan Ha diterima.

d. Menarik kesimpulan

1) Jika Ho1 diterima, dan Ha1 ditolak, maka motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap.

Jika Ho1 ditolak, dan Ha1 diterima, maka motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap.

2) Jika Ho2 diterima, dan Ha2 ditolak, gaya kepemimpinan tidak memoderasi pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan tetap.

Jika Ho2 ditolak, dan Ha2 diterima, gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan tetap.

47 BAB IV

Dokumen terkait