• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek moderator gaya kepemimpinan pada pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek moderator gaya kepemimpinan pada pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan."

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEK MODERATOR GAYA KEPEMIMPINAN PADA PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Kasus pada Karyawan Tetap Dinas Perhubungan dan Transportasi, Jl. Babarsari No. 30, Depok Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Christofel Hutagalung Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1) Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap, 2) Gaya Kepemimpinan memoderasi pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan tetap dari semua unit/bagian Dinas Perhubungan dan Transportasi, Jl. Babarsari No.30, Depok Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik Pengambilan sampel menggunakan Proportionate convenience sampling. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner tentang gaya kepemimpinan dan motivasi kepada 93 responden. Data mengenai kinerja karyawan tetap diperoleh dengan membagikan penilaian kinerja karyawan tetap kepada atasan langsung dari semua bagian/unit untuk menilai 93 karyawan tetap yang telah menjadi responden. Analisis data menggunakan Uji Regresi Moderasi. Hasil penelitian menunjukkan 1) motivasi berpengaruh terhadap` kinerja karyawan tetap, 2) gaya kepemimpinan memoderasi (memperkuat) pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan tetap pada semua unit/bagian Dinas Perhubungan dan Transportasi.

(2)

ABSTARCT

MODERATOR EFFECTS OF LEADERSHIP ON THE INFLUENCE OF MOTIVATION TOWARDS EMPLOYEE PERFORMANCE

A study on the Permanent Employees of Dinas Perhubungan dan Transportasi Jl. Babarsari No. 30 Depok Sleman, DIY

Christofel Hutagalung Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This study aims to determine whether: 1) motivation influences the permanent employees performance; 2) leadership moderates the influence of motivation towards the permanent employees performance of all the units/ sections in Dinas Perhubungan dan Transportasi Jl. Babarsari No. 30 Depok Sleman, DIY. Sampling technique in this study uses proportionate convenience sampling. The data of permanent employees performance are collected distributing questionnaires to the permanent employees from all units/sections. Regression test of moderation was used by the researcher to analyze the data. The results showed that 1) motivation influenced the permanent employees performance; 2) leadership moderated (strengthened) the influence of motivation towards the permanent employees performance of all the units / section in Dinas Perhubungan dan Transportasi.

(3)

i

EFEK MODERATOR GAYA KEPEMIMPINAN PADA PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Kasus pada Karyawan Tetap Dinas Perhubungan dan Transportasi, Jl. Babarsari No. 30, Depok Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Christofel Hutagalung NIM : 122214066

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

Motto dan Persembahan

Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi orang yang berlaku setia dikenanNya.

- Amsal 12 : 22-

Tidak ada KEBERHASILAN tanpa PENGORBANAN

-Robert Schuller-

Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan; jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan; tetapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.

–James Thurber-

Jangan tunda sampai besok apa yang engkau kerjakan hari ini. Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.

-Lessing-

Tuhan adalah jaminan kita untuk bisa melalui setiap GONCANGAN dan KETERPURUKAN menuju KEMENANGAN.

-Christ Galung-

Kebahagiaanmu tidak ditentukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu sendiri. Apa yang kamu lakukan hari ini, tentukan bahagia masa depanmu.

Janganlah berdoa untuk hidup yang mudah, tetapi berdoalah untuk menjadi manusia yang tangguh.

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

 Tuhan Yesus yang selalu menyertai hidupku setiap hari

 Maslan Hutagalung dan Nurmala Siahaan yang selalu mendukung dalam doa dan pengorbanan

 Bang Hendra Maraden Hutagalung yang telah memperjuangkanku dari masuk hingga akhir kuliah

(7)
(8)
(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Moderator Gaya Kepemimpinan Pada Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Kasus pada Karyawan Dinas Perhubungan dan Transportasi, Jl. Babarsari No. 30, Depok Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak.

Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertai kehidupan penulis dengan berkat

dan kuasaNya.

2. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E.,M.B.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

4. Drs.A.Triwanggono, M.S.selaku dosen pembimbing I yang telah

mengarahkan dan membimbing dengan kesungguhan hati selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. P. Rubiyatno M.M., selaku dosen pembimbing II yang juga

mengarahkan dan membimbing penulis sehingga skripsi ini menjadi lebih

sempurna.

6. Bapak Drs. Tri Mulyono, MM selaku Kepala Biro Administrasi dan

Pembangunan yang telah memberikan izin sehingga penulis dapat melakukan

penelitian ini.

7. Bapak Raden Sigit selaku Kasi Opdel yang telah mengarahkan dan

membimbing penulis dapat melakukan penelitian ini.

8. Ibu Ratna, selaku KASUBAG yang telah memberikan izin dan membantu

(10)

viii

9. Responden yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner guna

melengkapi data yang penulis perlukan.

10.Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

11.Bapak dan Mamakku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, doa,

dukungan, nasehat, kebahagiaan, dan memberikan penghidupan yang layak

bagiku. Terimakasih juga telah menjadikanku orang yang kuat dan tegar

dalam menghadapi hidup yang penuh rintangan ini sehingga membuatku

dewasa dalam menyikapi hidup.

12.Bang Hendra Hutagalung yang mau berjuang dan berkorban buat aku yang

telah memberikan banyak dukungan hingga saat ini.

13.Keluarga Cemara Kakakku tercinta Hapny Masnur Hutagalung, Riris, Felicia

Rezkhi Putri, Abraham Bali palsu, Peter Nugraha, Reza, Fery Aritonang,

Agum, Ve, Hap-hap putih ya, Putra palsu, Dwi, Ferdiansyah Aritonang, Bang

Albert Aritonang, Bou dan Amang Boru Aritonang (Alm), Chika, Bang

Morlan Hutagalung, Bang Jaswadi Hutagalung, Dorina Hutagalung, Martha

Harianja dan Adikku Kantona, yang selama ini telah berjuang bersama dan

memberikan dukungan dan motivasi.

14.Wawan, Monik, dan Vero yang telah membantu dan mau menyempatkan

dirinya dalam proses pembuatan skripsi ini.

15.Teman-teman seperjuangan kelas MPT yang selama ini telah berjuang

bersama dan memberikan dukungan.

16.Sahabat-sahabat dan teman-teman seperjuangan Riga Putra, Yosia, Bram,

Dian, Isye, Agnes, Erick Novalino, Angelia Livenia, Sius, Owen, Putra, Vero,

Ve, Lisa, Monik, Bawono, Bima, Angki, Yance, Mbak Dev, Rima, Gestry

Sitorus, dan Tulus. Terimakasih untuk doa dan semangat selama ini.

17.Teman-teman angkatan 2012, terimakasih untuk canda tawa dan telah

(11)
(12)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xvii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xix

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xx

HALAMAN ABSTRAK ... xxi

(13)

xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1.Motivasi ... 7

a. Defenisi Motivasi ... 7

b. Sumber Motivasi ... 8

c. Teori Motivasi Kebutuhan ... 9

d. Prinsip-prinsip dalam Motivasi ... 10

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ... 11

f. Ciri-ciri Orang Bermotivasi Tinggi ... 13

2.Gaya Kepemimpinan ... 14

a. Defisini Gaya Kepemimpinan ... 14

b. Gaya Kepemimpinan ... 15

c. Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan ... 16

d. Macam-macam Gaya Kepemimpinan ... 18

(14)

xii

3.Kinerja Karyawan ... 21

a. Definisi Kinerja ... 21

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 21

c. Proses Penilaian kerja ... 23

d. Indikator Kinerja Karyawan ... 23

B. Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 24

C. Hubungan Antar Variabel ... 26

D. Kerangka Konseptual Penelitian ... 28

E. Hipotesis ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 30

1. Subyek Penelitian ... 30

2. Obyek Penelitian ... 30

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 31

1. Identifikasi Variabel ... 31

a. Variabel Bebas (Independent Variable) ... 31

b. Variabel Terikat (Dependent Variable) ... 31

c. Variabel Moderating ... 31

(15)

xiii

a. Motivasi ... 31

b. Gaya Kepemimpinan ... 32

c. Kinerja ... 32

3. Pengukuran Variabel ... 32

E. Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 35

F. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 36

G. Teknik Pengambilan Sampel... 37

H. Sumber Data ... 38

I. Teknik Pengumpulan Data ... 38

J. Teknik Pengujian Instrumen ... 39

1. Uji Validitas Instrumen ... 39

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 40

K. Teknik Analisis Data ... 41

1. Uji Asumsi Klasik ... 41

a. Uji Normalitas ... 41

b. Uji Heteroskedastisitas ... 42

2. Regresi Linear dengan Variabel Moderasi ... 42

3. Menguji Regresi dengan Variabel Menggunakan MRA ... 43

4. Pengujian Hipotesis ... 45

(16)

xiv

b. Menentukan tingkat signifikan ... 46

c. Mengambil keputusan ... 46

d. Menarik kesimpulan ... 46

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 47

A. Sejarah Instansi ... 47

B. Logo ... 49

C. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ... 50

1. Tugas dan Fungsi SKPD ... 50

a. Tugas ... 50

b. Fungsi ... 51

2. Struktur Organisasi SKPD ... 52

D. Telaah Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Daerah Terpilih .... 55

1. Visi Dishubkominfo DIY ... 57

2. Misi Dishubkominfo DIY ... 58

3. Tujuan Disubkominfo DIY ... 58

4. Sasaran Dishubkominfo DIY ... 59

5. Program Strategis Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika DIY ... 63

E. Rencana Program Prioritas Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika DIY menurut RPJMD ... 65

F. Rencana Program Rencana Program Keistimewaan ... 66

(17)

xv

H. Seksi Pengawasan dan Pengendalian ... 69

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 72

A. Karakteristik Responden ... 73

1. Unit Kerja ... 73

2. Jenis Kelamin ... 75

3. Usia ... 76

4. Pendidikan Terakhir ... 77

B. Analisis Deskriptif ... 79

1. Motivasi ... 79

2. Gaya Kepemimpinan ... 80

3. Kinerja Karyawan ... 81

C. Pengujian Instrumen... 82

1. Hasil Uji Validitas ... 82

2. Hasil Uji Reliabilitas ... 84

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 86

a.Hasil Uji Normalitas ... 86

b. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 88

D. Pengujian Hipotesis ... 90

1. Hasil Uji Hipotesis I ... 91

(18)

xvi

b.Menerima atau menolak hipotesis ... 92

2. Hasil Uji Hipotesis II ... 93

a.Merumuskan hipotesis ... 93

b.Menerima atau menolak hipotesis ... 93

E. Pembahasan ... 95

BAB VI PENUTUP ... 98

A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 98

C. Keterbatasan ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Skala Likert ... 33

III.2 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 35

V. 1 Karakteristik Responden berdasarkan Unit Kerja ... 74

V. 2 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 75

V.3 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 76

V. 4 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 77

V.5 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Bekerja ... 78

V.6 Tabel Skala Motivasi ... 79

V.7 Tabel Skala Gaya Kepemimpinan ... 80

V. 8 Tabel Skala Kinerja Karyawan ... 81

V.9 Uji Validitas Pada Variabel Motivasi ... 82

V.10 Uji Validitas Pada Variabel Gaya Kepemimpinan ... 83

V.11 Uji Validitas Pada Variabel Kinerja Karyawan ... 83

V.12 Tabel Uji Reliabilitas Motivasi ... 84

V. 13 Tabel Uji Reliabilitas Gaya Kepemimpinan ... 85

V. 14 Tabel Uji Reliabilitas Kinerja Karyawan ... 85

V. 15 Tabel Hasil Uji Normalitas Tahap 1 ... 87

V. 16 Tabel Hasil Uji Normalitas Tahap 2 ... 88

(20)

xviii

V. 18 Tabel Hasil Uji Heteroskedastisitas Tahap 2... 90

V. 19 Hasil Analisis Persamaan I ... 92

(21)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II. 1 Gambar Managerial Grid ... 18

II. 2 Kerangka Konseptual ... 28

III. 1 Semantic Differential Scale ... 34

III. 2 Kerangka Moderasi... 43

III. 3 Gambar Model hubungan regresi dengan variabel moderating menggunakan MRA Hipotesis yang akan diuji ... 44

IV. 1 Logo Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika DIY ... 49

IV. 2 Struktur Organisasi ... 55

IV. 3 Sasaran Dan Indikator Kinerja Skpd Misi Ke-3 Rpjnd ... 60

IV. 4 Sasaran Dan Indikator Kinerja Skpd Misi Ke-4 Rpjnd ... 61

IV. 5 Sasaran Dan Indikator Kinerja Skpd Misi Ke-3 Rpjnd ... 62

V. 1 Hasil Uji Normalitas Tahap 1 ... 86

V. 2 Hasil Uji Normalitas Tahap 2 ... 87

V. 3 Grafik Scatterplot Tahap 1 ... 89

(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

No.Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ... 107

Lampiran 2 Print out hasil olah data Kuesioner Penelitian ... 117

(23)

xxi ABSTRAK

EFEK MODERATOR GAYA KEPEMIMPINAN PADA PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Kasus pada Karyawan Tetap Dinas Perhubungan dan Transportasi, Jl. Babarsari No. 30, Depok Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Christofel Hutagalung Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: 1) Motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap, 2) Gaya Kepemimpinan memoderasi pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan tetap dari semua unit/bagian Dinas Perhubungan dan Transportasi, Jl. Babarsari No.30, Depok Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Teknik Pengambilan sampel menggunakan Proportionate convenience sampling. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner tentang gaya kepemimpinan dan motivasi kepada 93 responden. Data mengenai kinerja karyawan tetap diperoleh dengan membagikan penilaian kinerja karyawan tetap kepada atasan langsung dari semua bagian/unit untuk menilai 93 karyawan tetap yang telah menjadi responden. Analisis data menggunakan Uji Regresi Moderasi. Hasil penelitian menunjukkan 1) motivasi berpengaruh terhadap` kinerja karyawan tetap, 2) gaya kepemimpinan memoderasi (memperkuat) pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan tetap pada semua unit/bagian Dinas Perhubungan dan Transportasi.

(24)

xxii ABSTARCT

MODERATOR EFFECTS OF LEADERSHIP ON THE INFLUENCE OF MOTIVATION TOWARDS EMPLOYEE PERFORMANCE

A study on the Permanent Employees of Dinas Perhubungan dan Transportasi Jl. Babarsari No. 30 Depok Sleman, DIY

Christofel Hutagalung Sanata Dharma University

Yogyakarta 2016

This study aims to determine whether: 1) motivation influences the permanent employees performance; 2) leadership moderates the influence of motivation towards the permanent employees performance of all the units/ sections in Dinas Perhubungan dan Transportasi Jl. Babarsari No. 30 Depok Sleman, DIY. Sampling technique in this study uses proportionate convenience sampling. The data of permanent employees performance are collected distributing questionnaires to the permanent employees from all units/sections. Regression test of moderation was used by the researcher to analyze the data. The results showed that 1) motivation influenced the permanent employees performance; 2) leadership moderated (strengthened) the influence of motivation towards the permanent employees performance of all the units / section in Dinas Perhubungan dan Transportasi.

(25)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun

perusahaan agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik. Perusahaan harus

memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha

untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan

meningkat. Kinerja karyawan merupakan hasil atau prestasi kerja karyawan yang

dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang

ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal,

yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan

organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan

kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor

kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh

seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain

(Suranta, 2002). Gaya kepemimpinan cocok apabila tujuan perusahaan telah

dikomunikasikan dan bawahan telah menerimanya. Seorang pemimpin harus

menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang

pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai

tujuannya (Waridin dan Bambang Guritno, 2005). Perusahaan menggunakan

penghargaan atau hadiah dan ketertiban sebagai alat untuk memotivasi karyawan.

(26)

Gaya kepemimpinan yang tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk

berprestasi. Sukses tidaknya karyawan dalam prestasi kerja dapat dipengaruhi

oleh gaya kepemimpinan atasannya. Suranta (2002) dan Tampubolon (2007) telah

meneliti pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja. Menyatakan bahwa gaya

kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

Motivasi adalah dorongan, upaya dan keinginan yang ada di dalam diri

manusia yang mengaktifkan, memberi daya serta mengarahkan perilaku untuk

melaksanakan tugas-tugas dengan baik dalam lingkup pekerjaanya. Motivasi

merupakan proses menentukan intensitas, arah, dan ketekunan individu dalam

usaha mencapai sasaran. Motivasi sebagai proses yang bermula dari kekuatan

dalam hal fisiologis dan psikologis atau kebutuhan yang mengakibatkan perilaku

atau dorongan yang ditujukan pada sebuah tujuan atau insentif. Pengaruh motivasi

terhadap kinerja menunjukkan hasil yang sama bahwa hubungan antara motivasi

dengan kinerja karyawan menunjukkan hubungan positif dan signifikan.

Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan

untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan yang tidak stabil. Oleh

karena itu, upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan

tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai

tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja

sumber daya manusia yang ada didalamnya.

Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh sebuah organisasi

atau instansi. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka

(27)

instansi akan dapat bertahan dalam persaingan global. Peranan seorang pemimpin

penting untuk mencapai tujuan organisasi atau instansi terutama berkaitan dengan

peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai

merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi atau instansi sesuai wewenang dan tanggung jawab

masing-masing dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi, tetapi terdapat faktor yang

negatif yang dapat menurunkan kinerja karyawan diantaranya adalah menurunnya

keinginan karyawan untuk mencapai prestasi kerja. Penurunan kinerja tersebut

dapat berdampak pada harapan yang diinginkan oleh instansi tidak dapat tercapai

sepenuhnya. Karyawan memiliki motivasi yang cukup tinggi untuk memperoleh

kesejahteraan individu yang lebih namun tidak semua karyawan mengimbangi

motivasi tersebut dengan kinerja yang maksimal. Hal ini dapat berpengaruh

terhadap kinerja yang dihasilkan oleh karyawan. Dengan kata lain kinerja yang

diberikan tidak sesuai dengan harapan instansi. Dari permasalahan yang

ditemukan kemudian timbul pemikiran bagaimana keseluruhan faktor tersebut

saling berkesinambungan sehingga mempengaruhi kinerja karyawan.

Dinas Perhubungan dan Transportasi adalah lembaga pemerintah yang

mengurus layanan penyediaan sarana dan prasarana. Di lembaga pemerintah ini

pemimpin sangat berperan dalam mengelola bawahan agar termotivasi dalam

menjalankan kegiatan dalam instansi tersebut.

Mengingat betapa pentingnya motivasi dan gaya kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan di atas, maka penelitian ini mengambil judul “Efek Moderator

(28)

dengan kasus di Dinas Perhubungan dan Transportasi, Jl. Babarsari No. 30,

Depok Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut di atas,

maka penulis dapat merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan tetap di Dinas

Perhubungan dan Transportasi?

2. Apakah gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh motivasi terhadap kinerja

karyawan tetap di Dinas Perhubungan dan Transportasi?

C.Pembatasan Masalah

Dalam penelitian mengenai motivasi, gaya kepemimpinan dan kinerja

karyawan tetap, penulis membatasi permasalahan agar tidak menyimpang dan

terlalu luas. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Motivasi yang diteliti berdasarkan ciri-ciri bermotivasi motivasi tinggi.

2. Gaya kepemimpinan yang penulis teliti adalah gaya kepemimpinan yang

dinyatakan dalam kombinasi skala 1 sampai 9. Dengan indikator gaya

kepemimpinan yang berorientasi pada orang dan berorientasi pada tugas dan

gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan tetap.

3. Kinerja karyawan tetap meliputi kualitas, kuantitas, pelaksanaan tugas,

(29)

D.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan

tetap.

2. Untuk mengetahui apakah gaya kepemimpinan memoderasi pengaruh motivasi

terhadap kinerja karyawan tetap.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu mengembangkan pemikiran bagi

Dinas Perhubungan dan Transportasi sebagai masukan dalam pertimbangan

umtuk pengambilan keputusan/kebijaksanaan oleh pihak perusahaan dalam

rangka meningkatkan kinerja karyawan tetap untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan yang berkaitan dengan masalah gaya kepemimpinan dan motivasi

terhadap kinerja karyawan tetap.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi, menambah ilmu pengetahuan, serta

dapat menjadi bahan referensi dan pertimbangan dalam menyusun

(30)

3. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis apabila tujuan/praktek di

perusahaan dan memperluas wawasan terutama dalam hal-hal yang berhubungan

(31)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A.Landasan Teori

1. Motivasi

a. Definisi Motivasi

Menurut kamus Bahasa Indonesia Modern (dalam Arep dan Tanjung,

2003:12), motif diartikan sebagai: Sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan

seseorang; dasar pikiran dan pendapat; sesuatu yang menjadi pokok. Dari

pengertian motif tersebut dapat diturunkan pengertian motivasi sebagai sesuatu

yang pokok, yang menjadi dorongan bagi seseorang untuk bekerja.

Menurut Mathis, R & Jackson, J. (2006 : 114), “Motivation is concerned with an emotion or desire operating on a person causing that person to act. People usually act reason: to obtain ago. Thus motivation is a goal-dirrected drive and, such, it seldom occurs in a void. The words need, want, desire, and drive are all similar to motive”.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa “motivasi” tersebut adalah

“kondisi mental yang mendorong dalam melakukan suatu tindakan (“action atau activities”) dan memberikan kekuatan (“energy”) yang mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi

ketidakseimbangan. Menurut Fillmore H. Standford 1969:173 (dalam

Mangkunegara, 2013:93), “motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a certain class”. Sedangkan

(32)

motivasi kerja: “ Motivation to work describes the forces within an individual that account for the level, direction and persintence of effort expended adequately”.

b. Sumber Motivasi

Sumber motivasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sumber motivasi

dari dalam diri (intrinsik) dan sumber motivasi dari luar diri (ekstrinsik).

1) Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi

disini tidak perlu ada rangsangan dari luar, karena dari dalam diri setiap individu

sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Intrinsik motivations are inherent

in the learning situations and meet pupil-needs and purposes. Motivasi ini juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang dilakukan aktivitas dimulai dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait

dengan aktivitas belajarnya. Faktor individual yang dapat mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu adalah:

(a) Minat, seseorang akan merasa terdorong untuk melakukan suatu kegiatan

kalau kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sesuai dengan minat yang

dimiliki seseorang.

(b) Sikap positif, seseorang yang mempunyai sifat positif terhadap suatu kegiatan

dengan rela ikut dalam kegiatan tersebut, dan akan berusaha sebisa mungkin

menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya.

(c) Kebutuhan, setiap orang mempunyai kebutuhan tertentu dan akan berusaha

melakukan kegiatan apapun asal kegiatan tersebut bisa memenuhi

(33)

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena ada

perangsang dari luar. Motivasi ini dikatakan sebagai bentuk motivasi yang

dimiliki aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang

tidak berkaitan dengan diri sendiri. Menurut F. Herzberg dalam Suwatno dan

Priansa (2011:176), ada dua faktor utama dalam organisasi (faktor eksternal) yang

membuat karyawan merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan

kepuasan tersebut akan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik, kedua faktor

tersebit antara lain:

(a) Motivator, yaitu prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab yang diberikan,

kesempatan untuk mengembangkan diri dan pekerjaan itu sendiri.

(b) Faktor kesehatan kerja, merupakan kebijakan dan administrasi perusahaan

yang baik, supervisi teknisi yang memadai, gaji yang memuaskan, kondisi

kerja yang baik dan keselamatan kerja.

c. Teori Motivasi Kebutuhan

Menurut Mangkunegara (2013: 94), bahwa kebutuhan dapat didefinisikan

sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan

dengan dorongan yang ada dalam diri. Abraham Maslow (dalam Mangkunegara

2013: 94) mengemukakan bahwa hirarki kebutuhan manusia adalah sebagai

(34)

Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk makan, minum, perlindungan fisik,

bernapas, dan seksual. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah atau

disebut pula sebagai kebutuhan paling dasar.

1) Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman,

bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

2) Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh

kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta

dicintai.

3) Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati dan dihargai oleh

orang lain.

4) Kebutuhan untuk mengaktulisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunakan

kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan

mengemukakan ide-ide memberi penilaian dan kritik terhadap sesuatu.

d. Prinsip-prinsip dalam Motivasi

Mangkunegara (2013:100), terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja

pegawai.

1) Prinsip Partisipasi

Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut

berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

2) Prinsip Komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan

usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih

(35)

3) Prinsip Mengakui Andil Bawahan

Pemimpin mengakui bahwa bawahannya (pegawai) mempunyai andil di dalam

usaha pencapaian tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih

mudah termotivasi dalam pekerjaan.

4) Prinsip Pendelegasian Wewenang

Pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan

untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang

dilakukannya, akan membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi

untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.

5) Prinsip Memberi Perhatian

Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai

bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh

pemimpin.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi seseorang pekerja untuk bekerja biasanya merupakan hal yang

rumit, karena motivasi sering kali melibatkan faktor-faktor individual dan faktor

organisasional. Faktor-faktor yang sifat individual antara lain:

1) Kebutuhan

Kebutuhan karyawan dalam individu merupakan suatu pembatas antara

apa yang diharapkan karyawan terhadap perusahaan dengan apa kebutuhan yang

diharapkan oleh perusahaan dengan yang terjadi sebenarnya. Kebutuhan

terkadang muncul karena adanya motivasi dari karyawan itu sendiri dan hal itu

(36)

2) Tujuan

Karyawan mempunyai tujuan dalam bekerja, dimana karyawan bekerja

keras demi mencapai tujuan dan hal itu menjadi motivasi bagi karyawan untuk

bekerja lebih baik dan dapat mencapai hasil yang diharapkan, sehingga tujuan

karyawan selaras dengan tujuan perusahaan tersebut.

3) Sikap

Karyawan bertingkah laku dalam individualnya, karyawan perlu belajar

dalam memberikan tanggapan dan juga sikap baik dalam bekerja untuk suatu

pekerjaan supaya menjadi mitivasi karyawan kepada perusahaan dalam menilai

kinerja.

4) Kemampuan

Setiap individu karyawan harus memiliki kemampuan dalam bekerja dan

memiliki kemampuan dalam dirinya untuk dapat menunjang suatu perusahaan.

Karyawan ini juga harus mempunyai kemampuan sehingga ia termotivasi untuk

meraih promosi atau kenaikan jabatan.

5) Keadilan

Dharma, Surya (2005: 151) menyatakan: “Keadilan adalah suatu yang

muncul dalam pikiran seseorang jika ia merasa bahwa rasio antara usaha dan

imbalan adalah seimbang dengan rasio seseorang yang dibandingkan.

Ketidakadilan akan ditanggapi dengan bermacam-macam perilaku yang

menyimpang dari aktivitas pencapaian tujuan misalnya menurunkan prestasi,

(37)

Kelemahan teori ini, terletak pada ketidakjelasan mengenai orang yang dijadikan

pembanding. Apakah orang yang dijadikan pembanding itu berada pada

organisasi yang sama atau pembanding tersebut berganti selama masa karier kerja

yang bersangkutan.

f. Ciri-Ciri Orang Bermotivasi Tinggi

Menurut Akhmad Farhan (2014), setiap orang pasti ingin punya motivasi tinggi karena dengan motivasi pekerjaan berat akan terasa muda dijalani. Motivasi

punya peranan penting dalam melakukan aktivitas pekerjaan. Tidak ada motivasi

dalam diri seseorang bisa saja melakukan sesuatu tapi mungkin dengan

keterpaksaan. Ini akan menyebabkan tidak istimewa, hanya biasa-biasa saja.

Bahkan bisa hasil yang diterima tidak sesuai dengan harapan atau gagal karena

tidak ada kesungguhan. Farhan menyimpulkan bahwa orang yang bermotivasi

tinggi mempunyai ciri-ciri tersendiri yaitu:

1) Optimis

Menyakini apa yang mereka lakukan akan berhasil, rasa optimis ini penting

dimilki karena untuk meningkatkan semangat untuk memberikan yang terbaik.

Keyakinan ini akan membuat mereka beraktivitas dengan sepenuh hati.

2) Berani menerima tantangan

Orang yang termotivasi akan berani menerima tantangan, melakukan apa yang

belum pernah dilakukan sebelumnya. Mencoba sesuatu yang baru, tentu saja

tantangan yang diterima ini bersifat positif. Bukan menerima tantangan untuk

tawuran atau pesta minuman keras.

(38)

Bisa bekerja sendiri dan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan adalah

ciri lain dari orang yang termotivasi. Mereka bisa bekerja tanpa harus diperintah

dan diawasi oleh orang lain. Resiko yang mungkin terjadi dari apa yang

dikerjakan sudah siap mereka terima.

4) Memiliki cita-cita

Keinginan yang tertanam dalam pikiran dan ingin diwujudkan itulah cita-cita.

Mereka selalu punya cita-cita yang dijadikan target dalam melangkah. Setelah

satu cita-cita tercapai, cita-cita lain sudah menunggu untuk dikejar. Target jelas

sehingga tahu kemana langkah kaki akan menuju.

5) Kreatif

Jika ada halangan atau hambatan yang menghadang, orang yang punya

motivasi tinggi akan mencari alternatif lain untuk dilalui. Mereka tidak berhenti

melangkah ketika ada tembok tinggi menjulang yang menghadang. Mereka akan

mencari cara untuk bisa melewati tembok tersebut. Kreatifitas akan muncul dan

menjadi ciri khas mereka dalam bekerja..

6) Berfikir positif

Selalu berpandangan positif dalam memandang persoalan. Mereka

mengutamakan prasangka baik. Dengan begitu hati mereka tidak terkotori oleh

prasangka yang bisa menghambat mencapai cita.

2. Gaya Kepemimpinan

a. Definisi Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata leadership. Kepememimpinan sangat

(39)

kepemimpinan tidak akan pernah hilang dari suatu perusahaan. Kepemimpinan

yang baik dapat membuat seorang pemimpin mengarahkan fungsi manajemen di

perusahaan. Banyak teori kepemipinan yang berkaitan dengan fungsi manajemen.

Adapun fungsi manajemen tersebut adalah planning, organizing, leading, dan

controlling.

Menurut Robbins (2006:432), kepemimpinan adalah kemampuan untuk

mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. Sementara Terry & Rue

(1992:192) memandang kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang atau

pemimpin, untuk mempengaruhi perilaku orang lain menurut

keinginan-keinginannnya dalam suatu keadaan tertentu. Boone dan Kurtz (1984)

mengemukakan bahwa kepemipinan adalah tindakan memotivasi orang lain atau

tindakan yang menyebabkan orang lain melakukan tugas tertentu dengan tujuan

untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Kepemimpinan menurut Kartini dan Kartono (2005:153) adalah

kemampuan untuk memberi pengaruh yang konstruksi kepada orang lain untuk

melakukan satu usaha kooperatif untuk mencapai tujuan yang sudah

direncanakan. Menurut Rivai (2013:65), kepemimpinan adalah peranan dan juga

suatu proses untuk mempengaruhi orang lain.

b. Gaya Kepemimpinan

Perkembangan perusahaan sangat berpengaruh pada yang diterapkan oleh

perusahaan. Gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh setiap pimpinan di

perusahaan berbeda-beda untuk mempengaruhi setiap karyawan yang bekerja.

(40)

tindakan pemimpin secara keseluruhan, seperti yang dipersepsikan para

pegawainya.

Menurut Kartini dan Kartono (2008:34) Gaya kepemimpinan adalah sifat,

kebiasaan, tempramen, watak dan kepribadian yang membedakan seorang

pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan, Thoha (2010:49)

mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang

digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi

perilaku orang lain atau bawahan. Menurut Yayat M. Herujito (2006: 188), Gaya

kepemimpinan bukan bakat, namun gaya kepemimpinan dipelajari dan

dipraktikan dalam penerapannya harus sesuai dengan situasi yang dihadapi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan adalah

merupakan norma perilaku dan kemampuan manajer untuk mempengaruhi dan

menjelaskan pada bawahannya apa yang seharusnya dilakukan.

c. Ciri-ciri Gaya Kepemimpinan

Menurut Stoner (1996:120) ada 2 gaya kepemipinan yang biasanya

dilakukan oleh pimpinan dalam mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya,

yaitu :

1. Gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada tugas

Pada gaya kepemimpinan ini, atasan berorientasi pada tugas, mengarahkan dan

mengawasi bawahannya untuk memastikan bahwa tugas yang dikerjakan oleh

bawahan tersebut hasilnya memuaskan. Atasan akan lebih mementingkan

terlaksanannya tugas daripada pengembangan dan pertumbuhan bawahan. Gaya

(41)

prosedur dan proses, kreativitas, kualitas kerja staf, efisiensi kerja, dan volume

keluaran.

2. Gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada karyawan

Gaya kepemimpinan ini menekankan perkembangan para karyawannya. Atasan

mencoba untuk memotivasi dan bukan mengendalikan bawahannya. Atasan lebih

mendorong bawahan untuk melaksanakan tugas dengan membiarkan bawahan

berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi mereka dengan membentuk

hubungan yang bersahabat, saling percaya, dan saling menghormati satu sama

lain. Adapun Gaya Kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan meliputi

kadar keikatan pribadi terhadap pencapaian tujuan, pembinaan harga diri

karyawan, tanggung jawab yang didasarkan atas kepercayaan, pembinaan kondisi

kerja, upaya pemenuhan hubungan antarpribadi.

Tidak hanya itu, tugas dan fungsi manajerial juga memiliki keterkaitan

dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada karyawan. Adapun tugas

manajerial yang terkait dengan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas

adalah perencanaan, pengarahan, dan pengawasan. Dalam hal perencanaan,

seorang manajer memikirkan tujuan dan kegiatan sebelum melaksanakannya,

seperti ; melibatkan karyawan dalam perencanaan ataupun penentuan. Selain itu,

tugas manajerial lainnya adalah pengarahan. Pengarahan merupakan salah satu

bagian dari tugas memimpin. Dalam hal pengarahan, pemimpin tidak hanya

mengarahkan bawahannya dalam bekerja, tetapi juga mengarahkan bawahannya

untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Sedangkan dalam pengawasan, para

manajer berusaha untuk menyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah

(42)

d. Macam-macam Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan pada dua gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh atasan, Blake

dan Mouton (dalam Stoner, 1996:28) mengidentifikasi perilaku manajemen atas

dasar berbagai cara yang membuat gaya berorientasi pada tugas dan gaya

berorientasi pada karyawan. Gaya kepemimpinan ini dinyatakan dalam kombinasi

skala 1 sampai skala 9 dari dua variabel tersebut. Adapun gaya kepemimpinan

skala 1 sampai skala 9 adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

(43)

1. Manajemen gaya 1,1 manajemen bebas-lepas (Laissez-Faire)

a) Perhatian atasan terhadap karyawan (orang) sangat rendah.

b) Perhatian atasan terhadap tugas (produksi) sangat rendah.

c) Atasan melepaskan peran pemimpinnya.

d) Partisipasi atasan dalam setiap proses kerja sangat minim.

2. Manajemen gaya 1,9 ; manajemen kekeluargaan

a) Perhatian atasan terhadap karyawan (orang) sangat tinggi.

b) Perhatian atasan terhadap tugas (produksi) sangat rendah.

c) Perhatian yang sungguh-sungguh terhadap kebutuhan orang demi terbinanya

hubungan yang memuaskan menghasilkan terciptanya suasana

menyenangkan dan ramah-tamah serta tempo kerja dalam organisasi.

3. Manajemen gaya 5,5 ; manajemen jalan tengah

a) Perhatian atasan terhadap karyawan (orang) dan perhatian atasan terhadap

tugas (produksi) seimbang.

b) Performa organisasi yang memadai dapat dicapai melalui keseimbangan

antara keharusan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan terbinanya moral

personil pada tingkat yang memuaskan.

4. Manajemen gaya 9,1 ; manajemen otoriter

a) Perhatian atasan terhadap karyawan (orang) sangat rendah.

b) Perhatian atasan terhadap tugas (produksi) sangat tinggi.

c) Efektifitas dalam operasi tercapai dengan terciptanya suasana kerja

sedemikian rupa sehingga campur tangan umur manusia dibatasi sampai

(44)

5. Manajemen gaya 9,9 ; manajemen demokratis

a) Perhatian atasan terhadap karyawan (orang) sangat tinggi.

b) Perhatian atasan terhadap tugas (produksi) sangat tinggi.

c) Penyelesaian pekerjaan dilakukan oleh orang-orang andalan.

d) Saling ketergantungan melalui “taruhan bersama” dalam tujuan organisasi.

e) Atasan menamkan rasa saling percaya, mempercayai dan

hormat-menghormati.

e. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Kepemimpinan

Banyak hal yang mempengaruhi gaya kepemimpinan seorang pemimpin.

Pengaruh gaya kepemimpinan tersebut dapat dirasakan oleh karyawan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Menurut Tannenbaum dan Schidt (dalam

Koontz, O’Donnell, dan Weichrich), unsur yang paling penting yang dapat

mempengaruhi gaya manajer adalah :

1. Faktor-faktor kepribadian manajer. Faktor ini meliputi sistem nilainya, rasa

yakin terhadap bawahan, kecenderungan terhadap gaya kepemimpinan dan

perasaan aman dalam situasi yang tidak menentu.

2. Faktor-faktor dalam diri bawahan yang mempengaruhi perilaku manajer.

3. Faktor-faktor situasi. Faktor ini meliputi nilai tradisi organisasi, seberapa

efektif bawahan bekerja sebagai suatu unit, hakekat masalah, apakah

wewenang untuk menangani masalah itu dapat didelegasikan dengan aman

(45)

3. Kinerja Karyawan a. Definisi Kinerja

Kinerja adalah sesuatu yang ditampilkan oleh seseorang atau suatu proses

yang berkaitan dengan tugas kerja yang telah ditetapkan (Amir, 2015:5). Amir

(2015:5) juga mengemukakan bahwa kinerja bukan ujung terakhir dari

serangkaian sebuah proses kerja tetapi tampilan keseluruhan dimulai dari unsur

kegiatan input, proses, output dan bahkan outcome. Gibson (dalam Riani,

2011:98), kinerja merupakan hasil pekerjaan yang sesuai dengan tujuan

organisasi, misalnya kualitas kerja, kuantitas kerja, efisiensi, kriteria aktivitas

lainnya.

Menurut Wirawan (2009:5), kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh

fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam

waktu tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu proses

seseorang dalam melakukan pekerjaannya dari awal hingga akhir (hasil) dalam

rangka mencapai tujuan organisasi.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Karyawan

Menurut Wirawan (2009:6-8), kinerja karyawan merupakan sinergi dari

sejumlah faktor yaitu:

1) Faktor internal pegawai, yaitu faktor-faktor dalam diri pegawai yang

merupakan faktor bawaan dari lahir dan faktor yang diperoleh ketika ia

berkembang. Faktor-faktor bawaan, misalnya bakat, sifat pribadi, serta keadaan

fisik dan kejiwaan. Sementara itu, faktor-faktor yang diperoleh , misalnya

(46)

Setelah dipengaruhi oleh lingkungan eksternal, faktor internal pegawai ini

menentukan kinerja pegawai. Jadi dapat diasumsikan bahwa makin tinggi

faktor-faktor internal tersebut, makin tinggi pula kinerja pegawai. Sebaliknya,

makin rendah faktor-faktor tersebut, makin rendah pula kinerjanya. Misalnya,

jika pegawai mempunyai bakat dan sifat yang diperlukan oleh pekerjaan yang

ia kerjakan, kemungkinan besar ia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan

kinerja baik. Sebaliknya, jika ia tidak mempunyai bakat dan sifat pribadi yang

diperlukan oleh pekerjaannya, kemungkinan besar kinerjanya akan buruk.

2) Faktor-faktor lingkungan internal organisasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai memerlukan dukungan organisasi

tempat ia bekerja. Dukungan tersebut sangat memengaruhi tinggi rendahnya

kinerja pegawai, misalnya penggunaan teknologi robot oleh organisasi. Menurut

penelitian, penggunaan robot akan meningkatkan produktivitas karyawan 14

sampai 30 kali lipat. Sebaliknya, jika sistem kompensasi dan iklim kerja buruk,

kinerja karyawan akan menurun. Faktor internal organisasi yang lainnya misalnya

strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan

pekerjaan, serta sistem manajemen dan kompensasi. Oleh karena itu, manajemen

organisasi harus menciptakan lingkungan internal organisasi yang kondusif

sehingga dapat mendukung dan meningkatkan produktivitas karyawan.

3) Faktor lingkungan eksternal organisasi.

Faktor-faktor lingkungan eksternal organisasi adalah keadaan, kejadian,

(47)

kinerja karyawan, Misalnya krisis ekonomi dan keuangan yang terjadi di

Indonesia tahun 1997 meningkatkan inflasi, menurunkan nilai nominal upah dan

gaji karyawan, dan selanjutnya menurunkan daya beli karyawan. Jika inflasi tidak

diikuti dengan kenaikan upah atau gaji karyawan yang sepadan dengan tingkat

inflasi, maka kinerja mereka akan menurun.

c. Proses Penilaian Kinerja

Selama bekerja di suatu perusahaan, tentunya kinerja karyawan dinilai untuk

mengetahui peningkatan ataupun penurunan kinerja karyawan tersebut. Dessler

mengemukakan tentang beberapa proses penilaian kinerja (performance appraisal

process) antara lain:

1. Menetapkan standar kerja

2. Menilai kinerja aktual karyawan secara relatif terhadap standar (ini biasanya

melibatkan beberapa formulir penilaian)

3. Memberikan umpan balik kepada karyawan dengan tujuan membantunya untuk

menghilangkan defisiensi kinerja atau terus berkinerja diatas standar

d. Indikator Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan memiliki indikator-indikator yang digunakan untuk menilainya.

Menurut Mangkunegara (2009:75), indikator kinerja karyawan meliputi:

1. Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang

(48)

2. Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya.

Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu

masing-masing.

3. Pelaksanaan Tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan

pekerjaannya dengan akurat dan tidak ada kesalahan.

4. Tanggung Jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban karyawan

untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.

5. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah hasil yang diinginkan oleh semua orang dalam bekerja.

Prestasi kerja dalam tiap-tiap orang tidaklah sama ukurannya karena manusia itu

tidak sama ukurannya karena manusia itu satu sama lain berbeda.

6. Disiplin

Disiplin adalah pegawai patuh dan taat melaksanakan peraturan dalam

menjalankan pekerjaan dalam organisasi.

7. Kerja Sama

Kerja sama adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bersama-sama

oleh sekelompok orang yang memiliki tujuan.

B. Penelitian- penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi referensi penulis adalah sebagai

(49)

Penelitian terdahulu oleh Nicko Permana Putra dengan judul Pengaruh

Kepemimpinan, Motivasi, Lingkungan Kerja, dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja

Karyawan: Studi Kasus pada Indonesia Power Semarang. Dalam suatu

perusahaan, karyawan memegang peranan yang sangat penting dalam usahanya

untuk mencapai tujuan, karena sebagai penggerak aktivitas yang ada dalam

perusahaan agar tujuan tersebut dapat dicapai dengan baik, maka karyawan perlu

didorong untuk lebih giat dan lebih baik dalam bekerja. Melihat pentingnya

manusia dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka diperlukan penanganan

tersendiri terhadap sumber daya manusia agar mereka dapat bekerja sesuai dengan

apa yang diharapkan oleh perusahaan, dengan begitu maka tujuan yang telah

ditetapkan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan rencana.

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan,

motivasi, lingkungan kerja dan disiplin terhadap kinerja karyawan Indonesia

Power Semarang. Adapun yang dijadikan sebagai populasi adalah seluruh

karyawan yaitu 75 karyawan. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier

berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, artinya apabila

semakin baik kepemimpinan maka kinerja karyawan akan meningkat, Terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi terhadap kinerja karyawan,

artinya apabila motivasi meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat,

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lingkungan kerja terhadap

kinerja karyawan, artinya apabila lingkungan kerja semakin baik maka kinerja

(50)

disiplin kerja terhadap kinerja karyawan, artinya apabila disiplin kerja meningkat

maka kinerja karyawan akan meningkat.

Penelitan terdahulu oleh Dwi Setyoroni dengan judul skripsi Pengaruh

Kinerja Karyawan Ditinjau dari Gaya Kepemimpinan, Lingkungan Organisasi,

Kompensasi dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Moderating” di Bank

Konvensional dan Bank Syariah Surakarta. Penelitian ini bertujuan menganalisis

faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Faktor yang memepngaruhi ditinjau

dari gaya kepemimpinan lingkungan organisasi, kompensasi dan kepuasan kerja

Sebagai variabel moderating. Populasi dari penelitian ini adalah karyawan di

perbankan Konvensional dan Syariah di Surakarta, total sampel penelitian adalah

45 karyawan yang ditentukan dengan convience sampling. Analisis data dilakukan

dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan metode regresi linear

berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi

kinerja karyawan yaitu gaya kepemimpinan, lingkungan organisasi, dan

kompensasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan kepuasan kerja

tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, serta kepuasan kerja memoderasi

hubungan gaya kepemimpinan dan kompensasi terhadap kinerja karyawan,

sedangkan kepuasan kerja tidak memoderasi hubungan lingkungan organisasi

dengan kinerja karyawan pada perbankan Konvensional dan Syariah.

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan motivasi terhadap kinerja karyawan didukung oleh teori yang

(51)

utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja

meningkat. Orang pun akan merasa dihargai/diakui. Hal ini terjadi karena

pekerjaannya itu betul-betul berharga bagi orang yang termotivasi. Orang akan

bekerja keras. Hal ini dimaklumi karena dorongan yang begitu tinggi untuk

menghasilkan sesuai target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan dipantau

oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak

pengawasan. Semangat juangnya akan tinggi. Hal ini akan memberikan

suasana bekerja yang bagus di semua bagian.

2. Hubungan motivasi terhadap kinerja karyawan yang dimoderasi oleh

lingkungan kerja didukung oleh teori Saydam, G (2000: 370) mengemukakan

sebagai berikut: “motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas:

a. Faktor intern yang terdapat pada diri karyawan itu sendiri,

b. Faktor ekstern yang berasal dari luar diri karyawan.

3. Hubungan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan yang dimoderasi oleh Gaya

Kepemimpinan didukung oleh teori yang dikemukakan Ivancevich, Robert

Konopaske, Matteson (2006: 204), Teori yang menyatakan pentingnya

pengaruh pimpinan terhadap persepsi bawahan mengenai tujuan kerja. Tujuan

pengembangan diri, dan jalur pencapaian tujuan. Dasar dari model ini adalah

(52)

D.Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan uraian dari landasan teori yang telah ada, maka kerangka

konseptual penelitian tentang Efek Moderator Gaya Kepemimpinan Pada

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan ini adalah sebagai berikut :

H2

Hipotesis adalah dugaan jawaban sementara berupa alternatif-alternatif

jawaban yang dibuat oleh peneliti terhadap masalah yang akan diteliti.

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan peneliti sebelumnya, hipotesis

yang telah dirumuskan penulis adalah sebagai berikut:

Hipotesis 1 (H1) : Motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dengan adanya motivasi terhadap kinerja karyawan tentunya akan memberikan

(53)

dan semangat kerja karyawan akan meningkat dengan baik untuk pengaruh

kinerja karyawan. Oleh karena itu, motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

Hipotesis 2 (H2) : Gaya Kepemimpinan memoderasi pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan.

Dengan adanya pengaruh Gaya Kepemimpinan yang baik dapat memberikan

motivasi lebih terhadap kinerja karyawan, pemimpin yang suportif

memperlakukan bawahannya secara sejajar. Bahwa peran terpenting seorang

pemimpin adalah memberikan klarifikasi kepada bawahan tentang perilaku yang

paling mungkin menghasilkan pencapaian tujuan. Aktivitas ini disebut klarifikasi

jalur (path clarification).Oleh karena itu, motivasi yang dimoderasi oleh gaya

kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

Dengan adanya gaya kepemimpinan yang baik maka dapat memotivasi yang lebih

bagi karyawan terhadap kinerja, sedangkan apabila gaya kepemimpinan yang

(54)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode survei. Menurut Sugiyono (2014:80), penelitian survei

adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data

yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, untuk

menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar

variabel sosiologis dan psikologis.

B.Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian

Subyek penelitian adalah orang yang menjadi sasaran dalam penelitian dan yang

akan memberikan informasi kepada penulis. Subyek dalam penelitian ini adalah

pimpinan dan karyawan tetap pada Dinas Perhubungan dan Transportasi di Jl.

Babarsari No. 30 (Depok) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah variabel yang dapat diukur dan akan diteliti oleh penulis.

Obyek dalam penelitian ini adalah persepsi karyawan tetap terhadap motivasi,

(55)

C.Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016.

2. Lokasi penelitian dilakukan di Jl. Babarsari No. 30, Depok Sleman, Daerah DI

Yogyakarta.

D.Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

a) Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya (variabel

terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Motivasi (X).

b) Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya (variabel

bebas). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Karyawan (Y).

c) Variabel Moderating

Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah

hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Variabel moderating dalam

penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan (Z).

2. Definisi Variabel a. Motivasi (X)

Motivasi kerja adalah “ Motivation to work describes the forces within an

(56)

b. Gaya Kepemimpinan (Z)

Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi

yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang

berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang

tepat bagi situasi yang khusus. (Young dalam Kartono, 2003).

c. Kinerja (Y)

Kinerja adalah yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut

bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu

periode waktu. (Gibson dalam Riani, 2011: 98)

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating scale.

Pada variavel bebas, untuk gaya kepemimpinan skala pengukuran yang digunakan

adalah Differential scale. Differential scale adalah alat yang digunakan untuk

mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda atau checklist tetapi

tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positif” terletak di

bagian kanan garis dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis,

atau sebaliknya. Pada skala ini responden yang memberi penilaian dengan angka

5, berarti persepsi responden terhadap pemimpin itu sangat positif, sedangkan bila

memberi jawaban pada angka 3 berarti netral dan bila memberi angka 1 berarti

persepsi respomden terhadap pemimpin amat sangat negatif.

Pada motivasi dan kinerja karyawan, skala pengukuran yang digunakan

(57)

setuju atau tidak setuju responden terhadap suatu pertanyaan yang terdiri atas 5

poin jawabang dengan skala pengukuran variabel.

Dalam differential scale dan likert scale ini variabel akan diukur dan

dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut akan dijadikan

titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan

ataupun pernyataan. Adapun contoh item pertanyaan ataupun pernyataan skala

differential adalah sebagai berikut :

1. Atasan langsung Anda melibatkan Anda dalam penentuan standar

kualitas hasil kerja

a. Atasan langsung Anda amat sangat kurang melibatkan Anda dalam penetuan standar kualitas hasil kerja dan Atasan langsung Anda sangat

rendah menentukan standar kualitas hasil kerja

b. Atasan langsung Anda kurang melibatkan Anda dalam penentuan standar kualitas hasil kerja dan Atasan langsung Anda rendah

menentukan standar kualitas hasil kerja

c. Atasan langsung Anda cukup melibatkan Anda dalam penentuan standar kualitas hasil kerja dan Atasan langsung Anda cukup

menentukan standar kualitas hasil kerja

d. Atasan langsung Anda sangat melibatkan Anda dalam penentua kualitas hasil kerja dan Atasan langsung Anda sangat menentkan

standar kualitas hasil kerja

(58)

standar kualitas hasil kerja dan Atasan langsung Anda amat sangat

menentukan standar kualitas hasil kerja

Gambar III.1

Semantic Differential Scale

Pada Differential Scale, jika jawaban responden semakin kearah kanan,

semakin tinggi pula nilainya. Namun, Jika jawaban responden semakin ke arah

kiri, semakin kecil pula nilainya.

Tabel III.1

Likert Scale

Kode Pernyataan Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

N Netral 3

TS Tidak Setuju 2

(59)

E.Defisini Operasional dan Skala Pengukuran Variabel Tabel III.2

Defisini Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

No. Variabel dan Pengertian Sumber Indikator Skala Pengukuran 1 Motivasi (X) adalah menurut

Fillmore H. Standford 1969:173 (dalam Mangkunegara 2013:93), “motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a certain class”.

2 Gaya Kepemimpinan (Z) adalah bentuk dominasi yang didasari

keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus, Young (dalam Kartini dan Kartono, 2003).

(60)

Definisi selain variabel-variabel terkait dengan penelitian ini, tetapi

menjadi penting untuk diketahui adalah:

Menurut Wirawan (2009:1), sumber daya manusia adalah sumber daya

yang digunakan untuk menggerakkan dan menyinergikan sumber daya lainnya

untuk mencapai tujuan organisai. Wirawan (2009:1) juga mengemukakan bahwa

istilah SDM mencakup semua yang terdapat dalam diri manusia yang antara lain

terdiri atas dimensi-dimensi: fisik manusia, psikis manusia, sifat atau karakteristik

manusia, pengetahuan dan keterampilan manusia, dan pengalaman manusia.

F. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, obyek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya

atau menjadi obyek penelitian (Kuncoro, 2003: 103). Dalam penelitian ini yang

menjadi populasinya adalah semua unit/bagian karyawan termasuk pemimpin

Dinas Perhubungan dan transportasi yaitu 121 karyawan tetap.

2. Sampel

Sugiyono (2008: 16), mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah

dan karakteristik yang memiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian

ini adalah karyawan manajerial dan nonmanajerial Dinas Perhubungan dan

Transportasi Jl. Babarsari No. 30, Depok Sleman, Daerah DI Yogyakarta.

(61)

� = + � ∝2

Keterangan:

n = ukuran sampel,

N = ukuran populasi,

α = tingkat kesalahan dalam persen atau toleransi ketidaktelitian dalam

menentukan banyaknya responden (5%).

Hasilnya dalam menentukan responden dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

� = + , 52

� = 9

Jadi, berdasarkan perhitungan ukuran sampel tersebut, maka didapatkan jumlah

responden yang akan menjadi sampel dari subyek penelitian yaitu sebesar 121

responden dari total perkiraan jumlah populasi sebanyak 121 dengan

ketidaktelitian sebesar 5% (0.05).

G.Teknik Pegambilan Sampel

Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan Proportionate

Gambar

Gambar 2.1 Gambar Managerial Grid
Tabel III.1
Tabel III.2 Defisini Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
Gambar III.3 Gambar Model hubungan regresi dengan variabel moderating
+7

Referensi

Dokumen terkait

dana tersebut dapat diterima setiap bulan oleh kreditor untuk dapat diputar kembali dalam pengoperasian maksimal kegiatan kreditor mencapai keuntungan yang

Beberapa pengertian yang terkait dengan definisi kualitas jasa pelayanan menurut Collier (Yamit 2004: 22) adalah: (1) Excellent adalah standar kinerja pelayanan yang diperoleh;

Sepanjang periode Januari – Desember 2014, total tercatat 476 insiden kekerasan yang berakibat 8 tewas, 374 cedera dan 134 bangunan rusak terkait konflik pemilihan dan

Algoritma boyer-moore dapat diterapkan dengan hasil yang akurat dan cepat dalam pencarian string pada aplikasi yang dibuat dengan mengambil kata kunci yang

The algorithm of plugin can be divided into the following four sequential stages (Fig 1): (1) Splitting channels, (2) Detecting haemozoin area in blue channel, (3) Measuring

Faktor-faktor Resiko utama tersebut mendorong peneliti untuk menjawab permasalahan tentang “Adakah hubungan faktor resiko (status gizi, BBLR, pemberian ASI Eksklusif, polusi

Hasil analisis menunjukkan bahwa galur terung yang memiliki potensi hasil yang paling tinggi adalah galur ‘Bandung’, kandungan vitamin C buah tertinggi pada galur

Dari ketiga penelitian yang telah dilakukan di atas, terdapat perbedaan dalam meenetapkan indikator untuk keterampilan menulis siswa kelas IV dengan penelitian yang peneliti