Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan
(SNPK)
Laporan Bulanan
DESEMBER 2014
P
embangunan manusia dan kebudayaan merupakan salah satu prioritas Pemerintah Republik Indonesia dalam Pembangunan Nasional yang berkelanjutan (Sustainable National Development). Dalam melaksanakan pembangunan tersebut seringkali negara dihadapkan pada gangguan kerawanan sosial yang sangat merugikan hasil pembangunan yang sudah dicapai dengan susah payah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah instrumen yang dapat mengevaluasi, menganalisis, dan mengidentifikasi akar permasalahan kerawanan sosial, guna mengantisipasi dan mencegah terjadinya kerawanan sosial berupa tindak kekerasan dan konflik dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan. Instrumen tersebut diberi nama Sistem Nasional Pemantuan Kekerasan (SNPK).SNPK ini dibangun sejalan dengan salah satu pilar koordinasi Kemenko PMK, yaitu: Penanggulangan, antisipasi, dan tanggap cepat gangguan kesejahteraan rakyat. SNPK ini dirancang untuk dapat memberikan gambaran yang komprehensif menyeluruh tentang kerawanan sosial sehingga pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah antisipatif yang tepat sehingga kerawanan sosial tidak menjelma menjadi tindak kekerasan dan konflik sosial.
Akhir kata, SNPK diharapkan dapat membantu semua pemangku kepentingan dalam mengambil langkah-langkah antisipatif agar dampak kerawanan sosial dapat dieliminir semaksimal mungkin sehingga sasaran pembangunan manusia dan kebudayaan dapat dicapai secara berhasil guna.
Terima kasih.
S
ambutan
m
enko
Pmk
Jakarta, Desember 2014 Menteri Koordinator
Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI
S
istem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) digagas oleh Kedeputian I Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) untuk menyediakan data kekerasan yang terjadi di Indonesia seakurat dan semutakhir mungkin. SNPK terdiri dari dua kegiatan utama yaitu: (i) pengumpulan data rutin dan rinci tentang insiden kekerasan berupa informasi waktu, lokasi, bentuk, dan pemicu insiden serta dampaknya; (ii) penerbitan laporan dan data yang diperbaharui setiap bulan. Laporan Bulanan SNPK menyajikan data dan informasi faktual tentang insiden kekerasan yang menonjol setiap bulan. Laporan Bulanan SNPK didedikasikan sebagai bahan rujukan untuk pencegahan dan penyusunan kebijakan pengelolaan konflik.SNPK mengumpulkan data kekerasan berdasarkan informasi yang tersedia secara publik, bersumber dari surat kabar lokal dilengkapi dengan berbagai sumber non-media seperti laporan pemerintah, kajian akademis, dan laporan lembaga swadaya masyarakat. SNPK mengumpulkan data insiden kekerasan sejak tahun 1998 dan disajikan melalui portal:
www.snpk-indonesia.com. Data insiden
kekerasan sejak Januari 2014 dan seterus- nya berasal dari seluruh 34 provinsi di Indonesia.
Portal SNPK menyajikan data kekerasan dalam empat kategori, yakni (i) konflik (lihat Kotak Definisi); (ii) Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT); (iii) kekerasan terkait kriminalitas, dan (iv) kekerasan dalam penegakan hukum. Kategori kekerasan selain konflik dipandang perlu untuk dipantau karena berpotensi menimbulkan konflik sosial. Setiap insiden kekerasan yang tercatat dalam database SNPK dilengkapi dengan kliping berita surat kabar yang digunakan sebagai sumber.
Pengelolaan SNPK dipimpin oleh Kemenko PMK dengan dukungan Bank Dunia dan The Habibie Center melalui hibah dari Korea Economic Transitions and Peace-building Trust Fund. Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas SNPK di masa mendatang, Kemenko PMK mengembang-kan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk perguruan tinggi, lembaga kajian, dan masyarakat sipil.
INSIDEN KEKERASAN adalah tindakan individu, antarindividu, kelompok atau
antarkelompok yang menyebabkan atau dapat menyebabkan dampak fisik terhadap manusia (kematian, cedera) atau kerusakan harta benda.
KONFLIK adalah peristiwa di mana insiden kekerasan terjadi karena adanya isu/
sengketa yang melatarbelakangi dan pihak tertentu yang menjadi sasaran. Konflik kekerasan mencakup insiden berskala kecil (melibatkan individu) dan berskala besar (melibatkan kelompok). Berdasarkan pemicunya, SNPK membagi konflik ke dalam tujuh jenis, yakni:
1. Konflik Sumber Daya :
insiden kekerasan yang dipicu oleh sengketa sumber daya alam maupun sumber daya buatan (lahan, tambang, akses ke mata pencaharian, gaji, polusi, kerusakan lingkungan).
2. Konflik Tata Kelola Pemerintahan :
insiden kekerasan dipicu oleh kebijakan atau program pemerintah (misalnya pelayanan publik, korupsi, subsidi, kenaikan harga, pemekaran).
3. Konflik Pemilihan dan Jabatan :
insiden kekerasan yang dipicu oleh persaingan dalam pemilihan atau jabatan (termasuk pemilihan umum, pemilihan umum kepala daerah, pemilihan kepala desa, pemilihan jabatan di universitas, lembaga mahasiswa, partai politik, dan lainnya).
4. Konflik Separatisme :
insiden kekerasan yang dipicu oleh upaya pemisahan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5. Konflik Identitas :
insiden kekerasan yang dipicu oleh identitas kelompok (agama, etnis, suku, gender, geografis, dan yang melibatkan migran/pengungsi, identitas sekolah, dan antarsuporter olahraga).
6. Konflik Main Hakim Sendiri :
insiden kekerasan yang dipicu balas dendam atau respon terhadap ketersinggungan, pencurian, hutang piutang, penghinaan, kecelakaan lalu lintas, perselingkuhan, termasuk kekerasan terhadap dukun santet dan lokasi maksiat.
7. Konflik Lainnya :
insiden konflik yang pemicunya belum diketahui atau tidak dilaporkan dengan jelas oleh sumber berita.
KRIMINALITAS adalah tindakan kekerasan yang terjadi tanpa dilatarbelakangi
isu atau sengketa yang diperselisihkan sebelumnya. Motif tindakan kriminalitas dapat berupa uang (misalnya perampokan atau penculikan) atau kesenangan pribadi, atau kebencian.
KDRT adalah tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh anggota keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, di mana anggota keluarga tersebut tinggal dalam satu rumah. Kekerasan non-fisik tidak dipantau oleh SNPK.
KEKERASAN DALAM PENEGAKAN HUKUM adalah tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh aparat keamanan resmi dalam upaya penegakan hukum, termasuk penggunaan kekerasan terhadap tersangka/pelaku kriminalitas baik yang dilakukan sesuai kewenangan maupun di luar wewenang aparat keamanan.
t
entang
SnPk
Tren kekerasan di bulan Desember 2014 seluruh jenis kekerasan
Sepanjang bulan ini, data SNPK mencatat total 1.802 insiden dari seluruh jenis kekerasan yang berdampak pada 178 tewas, 1.610 cedera dan 90 bangunan rusak. Jumlah insiden dan tewas bulan Desember menurun tajam dibandingkan jumlah insiden dan tewas pada bulan November 2014 [2.192 insiden dan 236 tewas]. Jika dibandingkan rata-rata korban tewas per bulan di periode Januari – Desember 2014 [245 tewas per bulan], jumlah tewas bulan ini masih lebih rendah. Seperti pada bulan-bulan sebelumnya, jenis kekerasan kriminalitas tetap berada di urutan teratas, baik dalam jumlah insiden maupun korban tewas [1.020 insiden dan 110 tewas] (lihat Tabel 1).
Tren konflik kekerasan di bulan Desember 2014
Dalam kategori konflik kekerasan, data SNPK mencatat 482 insiden kekerasan yang berakibat pada 26 tewas, 678 cedera dan 42
bangunan rusak. Korban tewas kategori ini berasal dari konflik main hakim sendiri [18 tewas], konflik identitas [5 tewas], konflik separatisme [2 tewas] dan konflik sumber daya [1 tewas]. Jumlah tewas bulan Desember menurun signifikan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Jumlah insiden konflik main hakim sendiri tetap berada pada urutan tertinggi yakni 317 insiden (lihat Tabel 1
dan Grafik 1).
Tren konflik kekerasan di periode Januari - Desember 2014
Sepanjang periode Januari-Desember 2014, kategori konflik kekerasan tercatat 7.335 insiden yang mengakibatkan 581 tewas, 8.779 cedera dan 1.371 bangunan rusak. Jumlah insiden mencapai puncaknya di bulan April [674 insiden] sedangkan jumlah korban tewas terbanyak tercatat pada Agustus [74 tewas]. Secara akumulatif selama tahun 2014, jumlah insiden dan tewas terbanyak berasal dari konflik main hakim sendiri [4.287 insiden dan 300 tewas], diikuti konflik sumber daya [859 insiden dan 133 tewas] dan konflik identitas [819 insiden dan 83 tewas]. Sebaran insiden dalam kategori konflik sumber daya berdasarkan kabupaten/kota di Indonesia pada periode Januari – Desember 2014 dapat dilihat di peta (lihat Tabel 1, Grafik 1 dan Peta).
Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di 34 provinsi (Desember 2014)
Jenis Kekerasan
Jumlah Kejadian Jumlah Tewas Jumlah Cedera Jumlah Pemerkosaan Jumlah Bangunan Rusak Desember 2014 November2014 Januari -Desember 2014 Desember 2014 November2014 Januari -Desember 2014 Desember 2014 November2014 Januari -Desember 2014 Desember 2014 November2014 Januari -Desember 2014 Desember 2014 November2014 Januari -Desember 2014 Konflik 482 655 7.335 26 54 581 678 760 8.779 0 0 1 42 182 1.371 - Sumber Daya 60 89 859 1 15 133 67 62 1.125 0 0 0 7 41 318
- Tata Kelola Pemerintahan 32 91 490 0 1 1 21 140 476 0 0 0 17 12 186
- Pemilihan dan Jabatan 8 8 476 0 0 8 8 35 374 0 0 0 0 1 134
- Identitas 44 99 819 5 7 83 103 80 1.142 0 0 0 5 106 436
- Main Hakim Sendiri 317 347 4.287 18 31 300 455 423 5.260 0 0 1 10 18 263
- Separatisme 2 1 43 2 0 35 0 3 37 0 0 0 0 0 6
- Konflik Lainnya 19 20 361 0 0 21 24 17 365 0 0 0 3 4 28
Kekerasan dalam Penegakan
Hukum 166 145 1.838 12 16 193 205 157 2.146 0 0 0 0 0 2
Kriminalitas 1.020 1.210 16.431 110 131 1.727 628 773 9.836 128 219 3.517 45 64 713 KDRT 134 182 2.171 30 35 442 99 118 1.357 12 28 396 3 1 21
Total 1.802 2.192 27.775 178 236 2.943 1.610 1.808 22.118 140 247 3.914 90 247 2.107
Laporan Bulanan: Desember 2014
Data SNPK mencatat insiden-‐insiden konflik kekerasan yang mengemuka di bulan Desember 2014 adalah:
Konflik Main Hakim Sendiri
v Dibandingkan dengan kategori konflik yang lain, konflik main hakim sendiri masih menempati urutan tertinggi baik dalam jumlah insiden dan tewas. Sepanjang Desember tercatat 317 insiden main hakim sendiri dengan dampak 18 tewas, 455 cedera, dan 10 bangunan rusak. Dibandingkan bulan sebelumnya, jumlah insiden dan tewas di bulan Desember sedikit menurun. Adapun, provinsi yang mengalami jumlah insiden tertinggi adalah Sumatera Utara [57 insiden], Jawa Timur [39 insiden] dan DKI Jakarta [27 insiden]. Pemicu yang mendominasi insiden main hakim sendiri adalah kasus pencurian [232 insiden, 10 tewas dan 277 cedera] dan kasus penghinaan/harga diri [45 insiden, 3 tewas dan 59 cedera].
v Dua insiden main hakim sendiri di Papua berujung pada bentrokan massa. Dipicu kasus penganiayaan seorang bocah berusia 12 tahun yang diduga dilakukan oleh aparat keamanan di Paniai Timur, Kabupaten Paniai, sejumlah warga membakar mobil yang digunakan pelaku sambil melakukan tarian perang. Aparat keamanan yang berusaha membubarkan massa disambut dengan anak panah dan lemparan batu. Bentrokan ini mengakibatkan empat warga tewas tertembak dan sedikitnya 10 orang mengalami luka-‐ luka. Di pihak aparat keamanan tercatat enam petugas terluka. Insiden kedua terjadi di Kabupaten Jayawijaya, yakni bentrokan antarwarga yang dipicu kasus kecelakaan. Keluarga dan kerabat korban yang marah atas insiden itu mencari para pelaku hingga berujung bentrok. Tercatat sebanyak 57 orang terluka akibat terkena anak panah dan tikaman senjata tajam.
Konflik Identitas 37 39 32 24 36 29 36 29 32 28 20 19 381 327 327 359 363 353 321 408 391 393 347 317 63 95 86 53 92 67 64 61 59 70 89 60 38 60 31 29 48 33 19 22 47 40 91 32 44 51 98 153 22 34 19 8 20 11 8 8 54 50 67 51 62 59 39 110 104 80 99 44 7 4 1 5 1 3 6 8 2 3 1 2 44 48 46 46 44 48 50 74 49 52 54 26 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 0 100 200 300 400 500 600 700 800
Jan-‐14 Feb-‐14 Mar-‐14 Apr-‐14 Mei-‐14 Jun-‐14 Jul-‐14 Aug-‐14 Sep-‐14 Okt-‐14 Nov-‐14 Des-‐14 Grafik 1. Jumlah insiden dan dampak Konflik Kekerasan (Januari -‐ Desember 2014)
Konflik Separa^sme Konflik Iden^tas Konflik Pemilihan dan Jabatan Konflik Tata Kelola Pemerintahan Konflik Sumber Daya Konflik Main Hakim Sendiri Konflik Lainnya Tewas
2
Konflik Main Hakim Sendiri
v Dibandingkan dengan kategori konflik yang lain, konflik main hakim sendiri masih menempati urutan tertinggi baik dalam
jumlah insiden dan tewas. Sepanjang Desember tercatat 317 insiden main hakim sendiri dengan dampak 18 tewas, 455 cedera, dan 10 bangunan rusak. Dibandingkan bulan sebelumnya, jumlah insiden dan tewas di bulan Desember sedikit menurun. Adapun, provinsi yang mengalami jumlah insiden tertinggi adalah Sumatera Utara [57 insiden], Jawa Timur [39 insiden] dan DKI Jakarta [27 insiden]. Pemicu yang mendominasi insiden main hakim sendiri adalah kasus pencurian [232 insiden, 10 tewas dan 277 cedera] dan kasus penghinaan/harga diri [45 insiden, 3 tewas dan 59 cedera].
v Dua insiden main hakim sendiri di Papua berujung pada bentrokan massa. Dipicu kasus penganiayaan seorang bocah berusia
12 tahun yang diduga dilakukan oleh aparat keamanan di Paniai Timur, Kabupaten Paniai, sejumlah warga membakar mobil yang digunakan pelaku sambil melakukan tarian perang. Aparat keamanan yang berusaha membubarkan massa disambut dengan anak panah dan lemparan batu. Bentrokan ini mengakibatkan empat warga tewas tertembak dan sedikitnya 10 orang mengalami luka-luka. Di pihak aparat keamanan tercatat enam petugas terluka. Insiden kedua terjadi di Kabupaten Jayawijaya, yakni bentrokan antarwarga yang dipicu kasus kecelakaan. Keluarga dan kerabat korban yang marah atas insiden itu mencari para pelaku hingga berujung bentrok. Tercatat sebanyak 57 orang terluka akibat terkena anak panah dan tikaman senjata tajam.
Konflik Identitas
v Tercatat sebanyak 44 insiden kekerasan yang mengakibatkan 5 tewas, 103 cedera dan 5 bangunan rusak pada bulan ini terkait
konflik identitas. Di bulan ini tercatat provinsi yang mengalami insiden kekerasan tertinggi terjadi di Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan masing-masing [6 insiden] serta DKI Jakarta [5 insiden]. Pemicu yang dominan dalam konflik identitas adalah terkait permasalahan antarkampung/geografis [11 insiden, 1 tewas dan 56 cedera] dan tawuran antarsekolah/kampus [16
insiden dan 23 cedera].
v Insiden kekerasan yang mengemuka bulan ini beberapa di antaranya terkait isu bentrok antarkampung di NTB dan Maluku
Utara. Warga Kelurahan Dara dan Tanjung di Bima, NTB saling serang dengan menggunakan senjata tajam dan batu. Insiden
ini dilatarbelakangi pertandingan sepak bola antarkampung. Selang beberapa hari, kedua kelompok kembali terlibat bentrokan hingga menelan satu orang tewas dan sedikitnya 28 orang cedera, tujuh di antaranya aparat keamanan. Di Maluku Utara, Data SNPK mencatat insiden-insiden konflik kekerasan yang mengemuka di bulan Desember 2014 adalah:
bentrokan melibatkan pemuda kampung Fitu dan Gambesi di Kota Ternate dilatarbelakangi saling senggol dalam sebuah acara ronggeng. Aparat kepolisian yang berusaha melerai menjadi sasaran amuk massa hingga dua orang polisi luka-luka.
v Di Poso, Sulawesi Tengah jaringan teroris yang diduga dari kelompok Santoso mengeksekusi mati seorang warga. Diduga
pembunuhan ini untuk menakut-nakuti warga agar tidak melaporkan aktivitas mereka. Konflik Separatisme
v Data SNPK mencatat sebanyak 2 insiden konflik separatisme yang berakibat pada 2 tewas terjadi di Kabupaten Puncak, Papua.
Dari data SNPK terekam bahwa sejak bulan Agustus 2014, insiden konflik separatisme terus mengalami penurunan meski pada bulan ini, baik jumlah insiden dan tewas naik dibandingkan pada sebulan sebelumnya.
v Korban tewas dalam konflik separatisme di bulan ini adalah anggota polisi yang diberondong tembakan oleh belasan anggota
kelompok sipil bersenjata saat sedang membantu persiapan kegiatan gereja. Keduanya tewas di tempat dan pelaku merampas dua pucuk senjata milik korban. Aparat kepolisian memburu para pelaku dan melakukan pembakaran belasan Honai -rumah adat- di Kecamatan Ilaga. Pembakaran dilakukan agar Honai tidak dijadikan tempat persembunyian. Kelompok yang dipimpin Goliath Tabuni mengaku bertanggung jawab atas insiden penembakan tersebut.
Konflik Sumber Daya
v Data SNPK mencatat total 60 insiden kekerasan yang menyebabkan 1 tewas, 67 cedera dan 7 bangunan rusak terkait konflik
sumber daya di bulan ini. Provinsi yang mencatat jumlah insiden tertinggi ialah Sumatera Utara [9 insiden], Jawa Timur [8 insiden], serta Aceh dan Sulawesi Tenggara (masing-masing 5 insiden). Pemicu terbanyak adalah masalah lahan [24 insiden] dan perebutan akses [22 insiden].
v Pada bulan ini insiden yang menonjol di antaranya adalah pembakaran kantor perusahaan perkebunan sawit PT. Berkat
Utama Mandiri (PT BUM) oleh ratusan warga di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Insiden dilatarbelakangi berlarut-larutnya penyelesaian ganti rugi lahan. Di Aceh terjadi perebutan akses bongkar muat di Pelabuhan Jetty Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat yang berujung bentrokan antara anggota Front Pembela Tanah Air (PETA) dengan Satgas Partai Aceh hingga tiga orang terluka. Ini merupakan bentrok susulan setelah sehari sebelumnya terjadi perkelahian antara Satgas Partai Aceh dengan oknum TNI. Bentrokan juga terjadi di Sumatera Utara, melibatkan puluhan karyawan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dengan kelompok tani penggarap yang dilatarbelakangi pemblokiran akses jembatan oleh perusahaan. Dua orang cedera akibat bentrokan ini.
Konflik Tata Kelola Pemerintahan
v Selama bulan Desember terjadi 32 insiden kekerasan terkait tata kelola pemerintahan yang mengakibatkan 21 cedera dan 17
bangunan rusak. Tidak tercatat korban tewas di bulan ini. Adapun, provinsi yang mencatat dampak cedera terbanyak adalah Kalimantan Timur [7 cedera] dan Banten [5 cedera]. Pemicu yang dominan dari konflik ini terkait masalah pelaksanaan program pemerintah [13 insiden dan 7 cedera].
v Beberapa insiden kekerasan yang mengemuka di antaranya adalah demonstrasi menuntut pemekaran wilayah di Maluku.
Ratusan warga dari Kecamatan Seram Utara menuntut Bupati Maluku Tengah untuk mendukung pemekaran kabupaten. Aksi massa ini berbuntut pembakaran tiga kantor kecamatan.
v Di Aceh, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Tenggara terjadi demonstrasi yang berujung ricuh saat
mem-peringati Hari Anti Korupsi Sedunia. Konflik Pemilihan dan Jabatan
v Data SNPK mencatat insiden konflik pemilihan dan jabatan sebanyak 8 insiden kekerasan yang berdampak pada 8 cedera.
Tidak tercatat korban tewas dan dampak bangunan rusak.
v Selama bulan ini insiden konflik pemilihan dan jabatan yang mengemuka di antaranya perseteruan internal Partai Persatuan
Pembangunan yang berujung bentrok antarkader yang berebut menguasai kantor pusat partai di Jakarta. Di NTT massa Laskar Pasola menggelar unjuk rasa menolak pelantikan bupati dan wakil bupati terpilih Kabupaten Sumba Barat Daya di kantor DPRD. Aksi ini dinodai sedikit kericuhan usai dialog yang berlangsung tertib, berupa pelemparan batu ke gedung DPRD. Konflik Lainnya
Dalam kategori konflik lainnya – yakni konflik kekerasan yang pemicu atau motif insiden belum/tidak diketahui – di bulan ini tercatat 19 insiden kekerasan yang berakibat pada 24 cedera dan 3 bangunan rusak. Tidak tercatat korban tewas dalan insiden kekerasan terkait konflik lainnya.
4
Konflik Sumber Daya periode Januari - Desember 2014
Di periode ini data SNPK mencatat insiden konflik sumber daya sebanyak 859 insiden kekerasan yang berakibat pada 133 tewas, 1.125 cedera dan 318 bangunan rusak. Sepanjang periode Januari-Desember 2014, rata-rata di setiap bulan terjadi 71 insiden dan 11 tewas dalam konflik sumber daya. Selama tahun 2014, data SNPK mencatat provinsi dengan insiden konflik sumber daya tertinggi ialah Sumatera Utara [129 insiden], Jawa Timur [61 insiden] dan Papua [56 insiden]. Sementara itu, korban tewas terbanyak akibat konflik sumberdaya terjadi di Papua [22 tewas], Maluku [17 tewas] dan Sumatera Selatan [12 tewas]. Masih di periode yang sama, pemicu terbesar dalam insiden konflik sumber daya adalah sengketa lahan [440 insiden, 80 tewas, 738 cedera dan 247 bangunan rusak].
Konflik Sumber Daya bulan Desember 2014
Sebanyak 60 insiden kekerasan yang menyebabkan 1 tewas, 67 cedera dan 7 bangunan rusak terkait konflik sumber daya di bulan ini. Jumlah insiden turun jika dibandingkan pada sebulan sebe-lumnya, termasuk jumlah korban tewas bulan ini paling terendah dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya di periode Januari-Desember 2014. Pada bulan ini provinsi yang mengalami jumlah insiden tertinggi di Sumatera Utara [9 insiden], Jawa Timur [8 insiden] dan masing-masing [5 insiden] di Aceh dan Sulawesi Tenggara. Sedangkan pemicu terbesar dalam konflik sumber daya adalah masalah lahan [24 insiden] dan akses [22 insiden] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Sumber Daya).
Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Desember 2014
Pada bulan Desember 2014, data SNPK mencatat satu orang tewas dalam konflik sumber daya. Korban adalah seorang tukang ojek yang tewas akibat luka tusuk setelah berebut penumpang dengan tukang ojek lain di Jalan Damri, Kelurahan Jawa Kanan, Kecamatan Lubuk Linggau
Timur II, Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan pada tanggal 30/12/2014. Selain insiden tersebut, insiden-insiden lain konflik sumber daya di bulan ini tidak ada yang mengakibatkan korban tewas, namun beberapa insiden memicu kerusakan yang cukup parah karena melibatkan aksi anarkis oleh massa, khususnya terkait isu pertambangan, perkebunan, penertiban oleh Satpol PP, dan perebutan akses.
Di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah pada tanggal 8/12/2014, terjadi kerusuhan ketika sekitar 300 warga membakar kantor perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Berkat Utama Mandiri (PT BUM) di Kecamatan Antang Kalang. Warga membakar beberapa gedung kantor, rumah direksi, dan dua kendaraan milik perusahaan dan karyawan. Uang ratusan juta rupiah yang tersimpan di lemari besi ikut hangus terbakar. Ketika warga menyerang, tidak terlihat adanya polisi
yang berjaga di lokasi. Aksi anarkis ini
dipicu berlarut-larutnya pembayaran ganti rugi lahan. Warga mengancam akan kembali mendatangi PT BUM jika pembayaran tidak kunjung tuntas. Warga juga menuntut perusahaan memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar. Dalam aksi yang berlangsung cepat, sekitar 30 menit ini, tidak terdapat korban jiwa. Aparat kepolisian dikerahkan setelah insiden berakhir untuk mengantisipasi insiden susulan.
Di Sumatera Utara, pada tanggal 13/12/2014 terjadi bentrokan antara puluhan karyawan PT Perkebunan (PTPN) dengan sejumlah anggota kelompok tani penggarap di Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang. Bentrokan diawali upaya kelompok tani membuka akses jembatan yang menghubungkan Kecamatan Labuhan Deli dengan Hamparan Perak yang selama ini diblokir perusahaan. Kedua pihak saling lempar batu dan panah sehingga dua orang terluka.
Selanjutnya, pada tanggal 16/12/2014,
di Kabupaten Labuhan Batu Selatan,
ribuan buruh kebun karet HTI PT Putra Lika Perkasa (PT PLP) mogok kerja memprotes pemotongan upah dan tertundanya pembayaran bonus dan premi. Pemogokan diwarnai cekcok dan pemukulan terhadap koordinator buruh oleh dua pelaku yang membawa senjata api. Pada tanggal 22/12/2014 terjadi bentrokan antara 60 anggota ormas FKPPI Labuhan Batu dengan 20 warga Dusun Simpang III di Desa Tanjung Harapan, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhan Batu. Bentrokan dipicu perebutan lahan tanaman seluas 80 hektar yang diklaim kedua belah pihak. Warga yang membawa senjata tajam dan pentungan memaksa anggota FKPPI kabur. Namun naas, sebanyak enam orang tertinggal dan menjadi bulan-bulanan warga hingga menderita luka bacok.
k
onflik
S
umber
D
aya
Jumlah insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Desember 2014)
Pemicu Insiden Tewas
Masalah Lahan 24 0
Masalah Sumber Daya Alam 6 0
Sumber Daya Buatan 4 0
Akses 22 1
Lingkungan 0 0
Gaji/upah/perburuhan 4 0
Sumber Daya Lainnya 0 0
Di Sulawesi Tenggara, ratusan warga merusak lahan sawit milik sebuah perusahaan swasta di Kecamatan Wiwirani, Kabupaten Konawe Utara pada tanggal 4/12/2014. Warga memprotes ketidaksesuaian pembagian hasil sesuai kesepakatan semula. Selain merusak, warga menyegel kantor perusahaan dan membakar ban bekas. Pos jaga yang berada di lokasi pun turut terbakar. Polisi mengamankan pelaku penyegelan untuk penyelidikan lebih lanjut.
Terkait konflik pertambangan, pada tangga 29/2/2014, massa dari LSM dan mahasiswa berdemonstrasi di depan Kantor Gubernur Kalimantan Timur
di Kota Samarinda, menuntut agar
pemerintah pusat memberikan hak partisipasi (participation interests atau PI) kepada Kalimantan Timur untuk membeli 30% saham sumur Migas Blok Mahakam. Bentrokan dengan aparat terjadi ketika massa mendesak masuk ke kantor gubernur. Seorang mahasiswa yang dianggap provokator babak belur dipukuli oleh massa pengunjuk rasa. Demo tersebut juga melumpuhkan lalu lintas Samarinda selama beberapa jam. Demo berakhir setelah wakil gubernur menemui massa dan meminta mereka mengajukan konsep dan kajian hak partisipasi yang mereka tuntut. Sebelumnya, demonstrasi dengan tun-tutan yang sama digelar oleh mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tanggal 19/12/2014. Mereka menuntut agar 30% saham dapat dibeli oleh pemerintah Kalimantan Timur agar kekayaan alam setempat tidak habis dikuras oleh modal asing. Demonstrasi tersebut juga diwarnai insiden pe-lemparan batu kepada polisi dan tembakan gas air mata. Insiden tersebut menyebabkan trotoar, pot bunga, rambu lalu lintas, dan halte bus rusak.
Di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, terjadi insiden dalam acara konsultasi publik oleh PT. Gorontalo Mineras (PT GM) terkait Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). PT GM berencana memulai kegiatan pertambangan di wilayah Taman Nasional Bogani Nani Warta-bone. Rencana penambangan ditolak oleh massa yang menamakan diri Aliansi Koalisi Rakyat Transparansi Kebijakan Publik Pengelolaan Tambang. Ketika mendatangi acara konsultasi
publik tersebut, seorang pengunjuk rasa dianiaya oleh bekas anggota DPRD yang pro-rencana penambangan. Polisi langsung mengamankan situasi dan me-mediasi kedua pihak sehingga insiden tidak berlanjut.
Di Aceh terjadi dua insiden berturut-turut terkait perebutan akses bongkar muat di Pelabuhan Jetty Kota Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat. Belasan anggota Front Pembela Tanah Air (PETA) bentrok dengan sejumlah anggota Satgas Partai
Aceh pada tanggal 13/12/2014. Anggota
Satgas Partai Aceh yang menduduki Pelabuhan Jetty diserang oleh anggota PETA hingga tiga anggota Satgas cedera. Ini adalah bentrokan susulan setelah sehari sebelumnya terjadi pemukulan terhadap anggota Satgas Partai Aceh oleh oknum TNI yang bertugas di pelabuhan. Anggota Satgas Partai Aceh kecewa karena urung memperoleh pekerjaan bongkar muat dari sebuah perusahaan angkutan batu bara se-hingga berusaha menghentikan aktivitas bongkar muat. Kedua insiden tersebut dilatarbelakangi perebutan hak bongkar muat pelabuhan antara tiga ormas yakni Satgas Partai Aceh, PETA dan Forkab. Pada tanggal 12/12/2014 di Kota Cirebon, Jawa Barat terjadi aksi blokade yang dilakukan ratusan warga di pelabuhan Cirebon atas kebijakan pemerintah untuk mensterilisasi pelabuhan, namun aksi blokade warga tersebut berujung pada bentrokan antara warga dengan anggota Brimob. Bentrokan terjadi hingga membuat dua warga cedera. Warga sudah berulang kali melakukan aksi blokade di pelabuhan tersebut. Menurut warga, dengan adanya kebijakan tersebut dari perusahaan tambang, mereka akan kehilangan mata pencahariannya sebagai pengorek batu bara. Selain itu, warga merasa terganggu kesehatannya sejak perusahaan tambang tersebut melakukan aktivitasnya di daerah setempat. Dalam aksinya, warga memblokade truk-truk yang akan bongkar muat.
Sementara itu, operasi penertiban Satpol PP di sejumlah provinsi memicu insiden kekerasan akibat penolakan pedagang dan menyebabkan korban luka. Di Kota Bengkulu, Bengkulu pada tanggal 19/10/2014 sejumlah pedagang yang
menolak digusur menganiaya seorang anggota Satpol PP. Insiden serupa terjadi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat pada 5/12/2014 ketika sekitar belasan pedagang mengeroyok dua petugas Satpol PP di depan Pasar Flamboyan. Sedangkan di Aceh, insiden terjadi dua kali yakni pada penertiban pedagang di pusat perbelanjaan di Kabupaten Pidie dan pedagang sayur di Pasar Lama di Kota Langsa. Beberapa anggota Satpol PP dan pedagang luka-luka. Di Bekasi, Jawa Barat pada tanggal 20/12/2014 terjadi penertiban rumah-rumah di lahan milik pemerintah Provinsi Jabar yang berakhir ricuh setelah warga melempari petugas Satpol PP dengan kayu dan batu. Masih di Jawa Barat, pada 3/12/2014 Satpol PP beradu jotos dengan warga dalam penertiban rumah-rumah yang diduga digunakan untuk hiburan malam di Kabupaten Bogor. Di Jawa Timur penyegelan Pasar Buah Koblen di Kota Surabaya pada tanggal 18/12/2014 oleh Satpol PP dibantu Polisi dan TNI juga berakhir ricuh. Puluhan pedagang menolak upaya 550 personel petugas menyegel pasar yang dianggap melanggar izin pendirian. Diawali pembakaran ban, pedagang bentrok dengan petugas Satpol PP. Satu anggota Satpol cedera dan petugas baru berhasil membubarkan massa dengan menggunakan water canon dan mengerahkan anjing jenis Herder dan Pittbull.
Laporan Bulanan: Desember 2014
63 95 86 53 92 67 64 61 59 70 89 60 5 15 21 10 12 9 10 13 9 13 15 1 0 50 100 150 200Jan-‐14 Feb-‐14 Mar-‐14 Apr-‐14 Mei-‐14 Jun-‐14 Jul-‐14 Aug-‐14 Sep-‐14 Okt-‐14 Nov-‐14 Des-‐14
Insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari -‐ Desember 2014)
Insiden Tewas 1 1 1 3 2 1 3 1 8 1 2 4 1 3 1 5 1 1 2 1 5 3 9 1
Jumlah insiden dan tewas Konflik Sumber Daya berdasarkan provinsi (Desember 2014)
Insiden Tewas
6
Insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari - Desember 2014)
Jumlah insiden dan tewas Konflik Sumber Daya berdasarkan provinsi (Desember 2014)
Laporan Bulanan: Desember 2014
63 95 86 53 92 67 64 61 59 70 89 60 5 15 21 10 12 9 10 13 9 13 15 1 0 50 100 150 200
Jan-‐14 Feb-‐14 Mar-‐14 Apr-‐14 Mei-‐14 Jun-‐14 Jul-‐14 Aug-‐14 Sep-‐14 Okt-‐14 Nov-‐14 Des-‐14
Insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari -‐ Desember 2014)
Insiden Tewas 1 1 1 3 2 1 3 1 8 1 2 4 1 3 1 5 1 1 2 1 5 3 9 1
Jumlah insiden dan tewas Konflik Sumber Daya berdasarkan provinsi (Desember 2014)
Konflik Tata Kelola Pemerintahan periode Januari - Desember 2014
Data SNPK mencatat 490 insiden kekerasan yang berakibat pada 1 tewas, 476 cedera dan 186 bangunan rusak terkait konflik tata kelola pemerintahan selama periode ini. Rata-rata per bulan terjadi 40 insiden. Korban tewas pada periode ini hanya tercatat di bulan November yakni satu orang tewas. Provinsi yang mengalami insiden kekerasan terbanyak ialah NTB [43 insiden], Sulawesi Selatan [41 insiden] dan Sumatera Utara [38 insiden]. Pemicu insiden kekerasan yang dominan adalah masalah program pemerintah -terkait pengaduan dan keluhan pelaksanaan/ kebutuhan yang tidak terpenuhi- [162 insiden dan 143 cedera] dan masalah kualitas pelayanan publik [101 insiden dan 100 cedera].
Konflik Tata Kelola Pemerintahan bulan Desember 2014
Sebanyak 32 insiden kekerasan telah mengakibatkan 21 cedera dan 17 bangunan rusak yang tercatat selama bulan ini terkait konflik tata kelola pemerintahan. Tidak tercatat korban tewas di bulan ini. Jumlah insiden dan dampak cedera mengalami penurunan jika dibandingkan pada sebulan sebe-lumnya. Selain itu, provinsi yang mencatat dampak cedera terbanyak ialah Kalimantan Timur [7 cedera] dan Banten [5 cedera]. Di bulan ini, sebagian besar insiden dipicu oleh masalah program pemerintah [13 insiden dan 7 cedera] (lihat Grafik dan Tabel Konflik
Tata Kelola Pemerintahan).
Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Desember 2014
Insiden konflik tata kelola pemerintahan yang mengemuka sepanjang bulan ini di antaranya demonstrasi menuntut pemekaran wilayah di Provinsi Maluku yang berujung ricuh pada tanggal 12/12/2014. Ratusan warga Kecamatan Seram Utara berdemonstrasi di empat kecamatan yang berbeda menuntut agar Bupati Maluku Tengah mendukung usulan pemekaran kabupaten. Demon-strasi berakhir ricuh di mana warga
membakar tiga kantor kecamatan, yakni Seram Utara, Seram Utara Timur Kobi, dan Seram Utara Timur Seti.
Demonstrasi diawali di Kecamatan Seram Utara, di mana rumah dinas camat, sekretaris camat, dan kantor dinas dirusak dan dibakar. Massa lalu bergerak ke Kecamatan Seram Utara Timur Kobi dan Seram Utara Timur Seti dan membakar kantor camat di kedua wilayah tersebut. Selain itu, di Seram Utara Timur Seti massa membakar kantor catatan sipil dan sebuah losmen. Massa lalu beranjak ke Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, di mana mereka membakar kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sebuah kapal ikan, dan merusak beberapa fasilitas publik. Yang menjadi sasaran terakhir adalah Kantor Camat Seram Utara Barat. Massa berhasil merusak, namun upaya membakar kantor tersebut dapat dicegah warga setempat. Aksi anarkis warga akhirnya dapat diredam
personel gabungan TNI-Polri. Empat hari
kemudian, pada tanggal 16/12/2014 warga kembali berunjukrasa dengan tuntutan yang sama di Mapolda Maluku, Kantor Gubernur dan DPRD Maluku. Demonstrasi kali ini berlangsung damai. Kapolda Maluku ketika menerima perwakilan pengunjuk rasa menyatakan akan menindak warga yang merusak dan membakar fasilitas pemerintah pada demonstrasi anarkis sebelumnya.
Pemekaran wilayah telah lama di-usulkan sebagian kalangan, namun pemerintah Kabupaten Maluku Tengah sebagai kabupaten induk masih belum menyetujui usul tersebut dengan alasan syarat pemekaran belum seluruhnya terpenuhi. Penolakan Pemkab Maluku Tengah itu menuai protes dan kekecewaan warga.
Selain isu pemekaran, insiden konflik di bulan Desember juga diwarnai isu sengketa batas provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Pada tanggal 2/12/2014 sejumlah orang tak dikenal merusak dua patok perbatasan antara Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Insiden tersebut terjadi sebelum tim pejabat Pemprov Kaltim, Pemkab dan DPRD Kutai Barat datang meninjau lokasi patok perbatasan. Insiden ini diduga terkait proses penetapan batas wilayah administratif antara Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah yang hingga kini belum disepakati kedua pihak.
Data SNPK juga mencatat demonstrasi anarkis memprotes kenaikan harga BBM terjadi di bulan ini di beberapa wilayah. Pada tanggal 5/12/2014 di Kota Gorontalo, Gorontalo, sejumlah mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Gorontalo berunjuk rasa menolak kedatangan Presiden Jokowi yang dinilai tidak pro
k
onflik
t
ata
k
elola
P
emerintahan
Jumlah insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan (Desember 2014)
Pemicu Insiden Cedera
Masalah Tender 0 0 Korupsi 7 8 Pelayanan Publik 5 2 Harga Komoditas/Subsidi 2 1 Program Pemerintah 13 7 Pemekaran Wilayah 2 1 Penegakan Hukum 3 2
Tata Kelola Pemerintahan Lainnya 0 0
rakyat karena menaikkan harga BBM. Demo diwarnai dorong-mendorong dengan aparat keamanan dan salah satu mahasiswa terluka di bagian kepala. Pada tanggal 3/12/2014, aksi serupa digelar puluhan mahasiswa berbagai universitas di halaman Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta. Kali ini, demo menjadi ricuh ketika pendemo melempari petugas kepolisian dengan batu dan petasan. Polisi membubarkan aksi dengan menyemprotkan water
canon dan menahan enam mahasiswa.
Selain itu, pada bulan ini juga diwarnai aksi memperingati Hari Anti-Korupsi Sedunia di berbagai tempat pada tanggal 9/12/2014, beberapa di antaranya berakhir rusuh. Di Aceh, massa
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memperingati hari tersebut dengan demonstrasi menuntut penuntasan kasus-kasus korupsi di provinsi tersebut. Aksi di depan gedung Kejati Aceh di Kota Banda Aceh berakhir dengan bentrokan dengan polisi. Bentrok terjadi karena upaya mahasiswa menemui Kejati Aceh tidak berhasil. Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan demonstrasi peringatan hari anti korupsi sedunia dilakukan oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalsel. Aksi menuntut kejelasan penanganan korupsi bantuan sosial tersebut diwarnai saling dorong dan adu pukul antara demon-stran dengan aparat. Di Kota Samarinda, Kalimantan Timur demonstrasi puluhan
mahasiswa Universitas Tujuhbelas
Agustus di gedung DPRD Kalimantan Timur memicu bentrokan yang meng-akibatkan lima mahasiswa terluka. Dalam aksi itu, mahasiswa membakar dua ban bekas. Namun, tiba-tiba ada oknum yang menyiram api dengan bensin hingga membuat api membesar dan melukai dua orang polisi hingga dilarikan ke rumah sakit. Peringatan hari antikorupsi sedunia di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara juga diwarnai saling dorong di mana sejumlah mahasiswa mengaku terkena pukulan oleh aparat. Buruknya pelayanan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) memicu insiden di NTB dan Sulawesi Tengah. Di NTB, ratusan warga mendatangi kantor PLN Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa pada tanggal 16/12/2014. Massa menganiaya Kepala PLN Luyuk sebagai protes seringnya pemadaman listrik selama 4 bulan terakhir. Warga merasa PLN tidak serius memberikan pelayanan karena pemadaman listrik pernah terjadi total selama dua hari tanpa pemberitahuan. Insiden tidak membesar karena TNI, Polisi dan Kepala Desa mampu meredam emosi warga. Di Sulawesi Tengah terjadi demonstrasi menuntut pelayanan pemasangan listrik oleh ratusan warga Desa Balantak di DPRD Kabupaten Banggai pada 9/12/2014. Demonstrasi yang awalnya damai menjadi ricuh karena ada orang tidak dikenal melemparkan botol ke kaca ventilasi hingga pecah dan menyebab-kan seorang polisi luka.
8
Edisi 12 | Desember, 2014
Insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan (Januari - Desember 2014)
dua ban bekas. Namun, tiba-‐tiba ada oknum yang menyiram api dengan bensin hingga membuat api membesar dan melukai dua orang polisi hingga dilarikan ke rumah sakit. Peringatan hari antikorupsi sedunia di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara juga diwarnai saling dorong di mana sejumlah mahasiswa mengaku terkena pukulan oleh aparat.
Buruknya pelayanan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) memicu insiden di NTB dan Sulteng. Di NTB, ratusan warga mendatangi kantor PLN Kecamatan Lunyuk, Kabupaten Sumbawa pada tanggal 16/12/2014. Massa menganiaya Kepala PLN Luyuk sebagai protes seringnya pemadaman listrik selama 4 bulan terakhir. Warga merasa PLN tidak serius memberikan pelayanan karena pemadaman listrik pernah terjadi total selama dua hari tanpa pemberitahuan. Insiden tidak membesar karena TNI, Polisi dan Kepala Desa mampu meredam emosi warga. Di Sulawesi Tengah terjadi demonstrasi menuntut pelayanan pemasangan listrik oleh ratusan warga Desa Balantak di DPRD Kabupaten Banggai pada 9/12/2014. Demonstrasi yang awalnya damai menjadi ricuh karena ada orang tidak dikenal melemparkan botol ke kaca ventilasi hingga pecah dan menyebabkan seorang polisi luka.
38 60 31 29 48 33 19 22 47 40 91 32 30 39 13 42 59 21 11 7 18 75 140 21 0 50 100 150 200
Jan-‐14 Feb-‐14 Mar-‐14 Apr-‐14 Mei-‐14 Jun-‐14 Jul-‐14 Aug-‐14 Sep-‐14 Okt-‐14 Nov-‐14 Des-‐14
Insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan (Januari -‐ Desember 2014)
Insiden Cedera
Laporan Bulanan: Desember 2014
Jumlah insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintah (Desember 2014)
Pemicu Insiden Cedera
Masalah Tender 0 0
Korupsi 7 8
Pelayanan Publik 5 2
Harga Komoditas/ Subsidi 2 1
Program Pemerintah 13 7
Pemekaran Wilayah 2 1
Penegakan Hukum 3 2
Tata Kelola Pemerintahan Lainnya 0 0
Total 32 21 2 2 3 1 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 5 2 1 1 1 1 1 1 1 7
Jumlah insiden dan cedera Konflik Tata Kelola Pemerintahan berdasarkan provinsi (Desember 2014)
Insiden Cedera
Konflik Pemilihan dan Jabatan periode Januari – Desember 2014
Sepanjang periode Januari – Desember 2014, total tercatat 476 insiden kekerasan yang berakibat 8 tewas, 374 cedera dan 134 bangunan rusak terkait konflik pemilihan dan jabatan. Rata-rata per bulan terjadi 39 insiden kekerasan. Bulan April merupakan puncak tertinggi dalam hal jumlah insiden dan dampak yang ditimbulkan [153 insiden, 3 tewas dan 103 cedera], di mana sebagian besar di antaranya terkait pemilihan legislatif. Di periode ini, Provinsi Aceh menempati urutan teratas dalam jumlah insiden dan dampak konflik pemilihan dan jabatan [89 insiden, 4 tewas, 33 cedera dan 30 bangunan rusak]. Di urutan berikutnya adalah Papua [31 insiden, 2 tewas, 26 cedera dan 14 bangunan rusak], dan Jawa Timur [30 insiden, 18 cedera dan 3 bangunan rusak].
Konflik Pemilihan dan Jabatan bulan Desember 2014
Pada bulan Desember 2014 tercatat 8 insiden konflik pemilihan dan jabatan yang berdampak pada 8 cedera. Tidak tercatat korban tewas dan dampak bangunan rusak. Jumlah insiden pada bulan ini tidak berbeda dengan sebulan sebelumnya namun, korban cedera menurun cukup berarti dibandingkan bulan sebelumnya (lihat Grafik dan
Tabel Konflik Pemilihan dan Jabatan).
Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Desember 2014
Pada bulan Desember, data SNPK mencatat sejumlah insiden kekerasan terkait pemilihan dan jabatan baik di tingkat pusat, provinsi maupun desa. Perseteruan antarpengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) berlanjut dalam bentrokan antarpendukung di kantor DPP Jalan Diponegoro Jakarta Pusat. Bentrokan ini melibatkan massa pendukung Ketua Umum versi Mukatamar Surabaya Romahurmuzy dengan massa pendukung Djan Faridz hasil Muktamar Jakarta. Sekitar puluhan massa pro-Djan Faridz dikoordinasikan oleh H. Lulung yang tengah menduduki Kantor DPP PPP didatangi oleh 300-an massa pendukung Romahurmuzy pada tanggal 2/12/2014. Kedua kelompok terlibat adu mulut yang diikuti saling pukul. Massa pimpinan H. Lulung yang kalah jumlah akhirnya bersedia membubarkan diri setelah kedua pihak menandatangi pernyataan untuk menjaga Kantor DPP bersama-sama sambil menunggu proses rekonsiliasi kedua kepengurusan.
Di Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, sengketa terkait pemilihan bupati masih belum tuntas. Massa yang menamakan diri Laskar Pasola memprotes pelantikan pasangan Markus Dairo Talu, S.H - Drs. Ndara
Tanggu Kaha sebagai bupati dan wakil bupati Sumba Barat Daya untuk masa jabatan 2014-2019. Mereka ber-pendapat, berdasarkan perhitungan yang sah, pemilukada dimenangkan oleh dr. Kornelius Kodi Mete - Drs. Daud Lende Umbu Moto sebagai peraih suara terbanyak. Massa memprotes keputusan Menteri Dalam Negeri me-lantik pasangan tersebut. Menyusul pengumuman hasil pemilukada, pihak yang kalah mengadukan kasus tersebut ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan dinyatakan menang. Berdasarkan kepu-tusan MK tersebut, Menteri Dalam Negeri melantik bupati dan wakil bupati terpilih di Jakarta pada 8 September 2014. Pada tanggal 15 Desember massa Laskar Pasola mendatangi DPRD Sumba Barat Daya yang tengah menggelar dialog terkait isu tersebut. Sebagian anggota DPRD memiliki aspirasi yang sama dengan Laskar Pasola dengan mem-pertanyakan surat keputusan pelantikan bupati dan wakil bupati kepada Gubernur NTT. Dialog berlangsung tertib meski sebagian anggota Laskar membawa parang dan kayu. Seusai dialog, sekelompok warga juga mendatangi gedung DPRD. Mereka melempari kantor DPRD dengan batu. Beruntung aparat kepolisian yang sudah bersiaga berhasil menghalau kelompok tersebut. Dua orang luka akibat terkena pukulan pasukan Brimob.
Di Papua, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tolikara dian-cam dengan senjata api oleh mantan mantan Anggota DPRD Tolikara. Tindakan ini sebagai bentuk kekecewaan korban yang gagal menjadi anggota DPRD karena KPU memutuskan bahwa Partai Golkar hanya mendapatkan satu kursi. Pelaku mengeluarkan pistol dan menodongkan ke leher korban namun insiden lebih fatal dapat dicegah.
Data SNPK mencatat tiga insiden kekerasan terkait pemilihan kepala desa di bulan Desember. Di Sumatera Utara, penghitungan suara ulang dalam pemilihan kepala desa Simagirung di Kabupaten Humbang Hasunduan pada tanggal 16/12/2014 memicu bentrokan.
k
onflik
P
emilihan
Dan
J
abatan
Jumlah insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Desember 2014)
Pemicu Insiden Cedera
Pemilihan dan Jabatan Tingkat Nasional 0 0
Pemilihan dan Jabatan Tingkat Provinsi 1 1
Pemilihan dan Jabatan Tingkat Kab./Kota 2 2
Pemilihan dan Jabatan Tingkat Kecamatan 0 0
Pemilihan dan Jabatan Tingkat Desa/ Kelurahan 3 4
Terkait Jabatan/Pengaruh/Kekuasaan
di dalam Partai Politik 1 0
Jabatan Pemerintah Lain 0 0
Pemilihan dan Jabatan Lainnya 1 1
11
10
P
eta
i
nSiDen
k
onflik
S
umber
D
aya
b
erDaSarkan
k
abuPaten
/k
ota
(J
anuari
- D
eSember
2014)
PROVINSI DKI JAKARTA
Medan (33 insiden)
Deli Serdang (49 insiden)
Mimika (45 insiden)
0 – 5 6 – 15 16 – 25 > 25
12
Sekitar 150 massa dari pihak yang dinyatakan kalah menyerang lokasi perhitungan suara di Kecamatan Dolok Sanggul. Mereka melempari petugas dengan benda tumpul. Sedikitnya empat pelaku ditangkap polisi. Kasus serupa terjadi di Jawa Timur dalam pemilihan kepala desa Cangkring di Kabupaten Jember pada 10/12/2014. Massa dari pihak yang dinyatakan kalah mengeroyok seorang pendukung pihak lawan.
Sementara itu, pada tanggal 6/12/2014,
terjadi penyerangan dan perusakan oleh massa pendukung calon kepala desa terhadap kantor desa Sekotong Tengah di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Massa merusak kaca jendela, fasilitas kantor desa, dan kotak suara. Sejumlah warga dan panitia yang berada di lokasi kejadian menderita luka-luka.
Jumlah insiden dan tewas Konflik Pemilihan dan Jabatan berdasarkan provinsi (Januari - Desember 2014)
Insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Januari - Desember 2014)
44 51 98 153 22 34 19 8 20 11 8 8 0 1 3 3 0 0 1 0 0 0 0 0 0 50 100 150 200
Jan-‐14 Feb-‐14 Mar-‐14 Apr-‐14 Mei-‐14 Jun-‐14 Jul-‐14 Aug-‐14 Sep-‐14 Okt-‐14 Nov-‐14 Des-‐14
Jumlah insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Januari -‐ Desember 2014)
Insiden Tewas
Laporan Bulanan: Desember 2014
Jumlah insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Desember 2014)
Pemicu Insiden Cedera
Pemilihan dan Jabatan Tingkat Nasional 0 0 Pemilihan dan Jabatan Tingkat Provinsi 1 1 Pemilihan dan Jabatan Tingkat Kabupaten/Kota 2 2 Pemilihan dan Jabatan Tingkat Kecamatan 0 0 Pemilihan dan Jabatan Tingkat Desa/Kelurahan 3 4 Terkait Jabatan/Pengaruh/Kekuasaan di dalam Partai
Politik 1 0
Jabatan Pemerintah Lain 0 0
Pemilihan dan Jabatan Lainnya 1 1
Total 8 8 10 6 11 15 9 3 18 22 24 30 9 3 1 1 6 13 14 26 16 31 12 9 3 24 7 6 24 89 1 11 22 1 2 1 4
Jumlah insiden dan tewas Konflik Pemilihan dan Jabatan berdasarkan provinsi (Januari -‐ Desember 2014)
13
Konflik Identitas periode Januari – Desember 2014
Sepanjang periode Januari-Desember 2014, SNPK mencatat 819 insiden konflik identitas yang menyebabkan 83 tewas, 1.142 cedera dan 436 bangunan rusak. Pada periode ini, rata-rata per bulan terjadi 68 insiden dan 6 tewas, di mana jumlah insiden dan tewas tertinggi terjadi di bulan Agustus [110 insiden dan 17 tewas]. Sedangkan provinsi yang mengalami insiden tertinggi dalam konflik identitas adalah Sulawesi Selatan [120 insiden], diikuti Jawa Barat [81 insiden], dan Sulawesi Utara [60 insiden]. Dalam hal korban tewas, yang tertinggi adalah Jawa Barat [13 tewas],
Papua [12 tewas] dan Sulawesi Selatan
[9 tewas].
Konflik Identitas bulan Desember 2014
Di bulan Desember 2014 jumlah insiden konflik identitas adalah 44 insiden yang mengakibatkan 5 tewas, 103 cedera dan 5 bangunan rusak. Jumlah insiden bulan ini adalah yang paling rendah diban-dingkan pada empat bulan sebelumnya dan lebih rendah dibandingkan rerata per bulan selama periode Januari – Desember 2014. Adapun, provinsi yang mengalami insiden kekerasan terbanyak adalah Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan [masing-masing 6 insiden] serta DKI Jakarta [5 insiden]. Pemicu yang dominan dalam konflik identitas adalah permasalahan antar kampung/geografis [11 insiden, 1 tewas dan 56 cedera] dan tawuran antarsekolah/kampus [16 insiden dan 23 cedera] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Identitas).
Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Desember 2014
Bentrok antarkampung menjadi feno-mena yang mengemuka selama bulan ini selain tawuran antarsekolah/kampus. Beberapa insiden bentrok antarkampung yang menonjol terjadi di NTB dan Maluku Utara. Di NTB, dua kelompok warga terlibat bentrokan. Dipicu kompetisi sepak bola antarkelurahan, dua kelom-pok warga dari Kelurahan Dara dan Tanjung saling serang di Desa Tanjung,
Kecamatan Rasanae, Bima pada tanggal 15/12/2014. Bentrokan yang melibatkan warga dari dua kelurahan ini sempat diwarnai saling lempar bom molotov dan batu. Aparat kepolisian yang datang ke lokasi sempat mengeluarkan tembakan peringatan untuk mem-bubarkan massa, namun tidak dihirau-kan. Kedua kelompok berhenti saling serang setelah Walikota bersama aparat TNI-Polri meminta mereka menahan diri. Tidak diketahui dampak dari bentrokan ini.
Dendam kedua kelompok belum sepenuhnya hilang. Pada tanggal 24/12/2014 ribuan massa dari dua kelurahan ini kembali terlibat bentrokan. Mereka mempersenjatai diri dengan bom molotov, senjata panah, dan batu. Bentrokan kali ini dilatarbelakangi rumor pemukulan pelajar asal Kelurahan Tanjung oleh warga dari Keluruhan Dara. Saling serang di antara mereka makin menghebat meski aparat keamanan berusaha melerai dengan mengeluarkan tembakan peringatan dan gas air mata. Sejumlah warga bahkan balik menyerang aparat kepolisian dan membakar pos polisi. Bentrokan benar-benar berhenti setelah batuan keamanan dari TNI dan ratusan anggota polisi tambahan datang membubarkan massa. Insiden
ini menelan satu korban tewas dan sedikitnya 28 orang cedera, tujuh di antaranya aparat keamanan.
Sementara di Kecamatan Ternate Selatan, Kota Ternate, Maluku Utara terjadi bentrok antarkampung yang melibatkan warga kampung Fitu dan Gambesi. Bentrokan yang terjadi pada tanggal 28/12/2014 ini diawali saling senggol antarpemuda saat berjoget dalam acara ronggeng di Kelurahan Sasa. Pemuda dari Gambesi menegur pemuda Fitu yang menyenggolnya. Tak terima ditegur, kedua kelompok pemuda ini terlibat perang mulut. Kedua kelompok yang sama-sama dipengaruhi minuman keras ini berusaha untuk saling menantang yang akhirnya berujung saling serang. Bentrokan ini mengakibatkan beberapa fasilitas umum berupa lampu jalan dan kios milik warga rusak serta puluhan pemuda cedera, tiga orang diantaranya mengalami luka serius. Tak hanya itu, aparat kepolisian yang berulang kali mengeluarkan tembakan peringatan untuk menghentikan bentrokan menjadi sasaran amuk, hingga dua anggota polisi cedera. Bentrokan baru berhenti setelah Brimob diturunkan ke lokasi dan tidak seorang pun yang diamankan.
k
onflik
i
DentitaS
Jumlah insiden dan dampak Konflik Identitas (Desember 2014)
Pemicu Insiden Tewas
Antaretnis/suku 0 0 Antaragama 3 1 Intraagama 1 0 Antarkampung/desa 11 1 Antarpendukung Olahraga 7 1 Antarsekolah/kampus 16 0
Konflik antara migran/pengungsi dengan lokal 0 0
Konflik antara migran/pengungsi dengan etnis
tertentu 0 0
Gender 0 0
Konflik Identitas Lainnya 6 2
14
Edisi 12 | Desember, 2014
Sedangkan di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah terjadi penyanderaan oleh kelompok teroris pimpinan Santoso terhadap sejumlah warga yang se-dang mencari damar pada tanggal 27/12/2014. Satu dari tiga orang yang disandera kelompok teroris ditembak mati dan dikubur di sekitar lokasi kejadian. Eksekusi penembakan ini di-duga sebagai upaya kelompok teroris menebar teror dan ketakutan kepada warga. Sejauh ini, aparat keamanan telah menerjunkan tim untuk memburu para pelaku. Sebelumnya, pada tanggal 9/12/2014 kelompok teroris diduga telah melakukan penculikan terhadap
dua orang warga Desa Sidoa saat sedang berburu di hutan. Barang-barang milik korban ditemukan berserakan di lokasi tempat mereka berburu ketika sejumlah orang melakukan pencarian. Selain itu, insiden kekerasan yang menelan korban tewas lainnya terjadi di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur berupa penge-royokan hingga tewas yang dilakukan supporter bola terhadap seorang karyawan yang mengenakan atribut tim sepak bola yang menjadi rival para pelaku.
Adapun, dua korban tewas lainnya terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur yang dipicu perseteruan antargeng. Di Nganjuk, Jawa Timur, dua warga Desa Lengkong dikeroyok oleh delapan anggota geng motor pada 16/12/2014. Satu korban tewas dan satu lainnya menderita luka robek di kepala. Hingga kini motif pengeroyokan belum diketahui. Tiga insiden pengeroyokan oleh geng motor lainnya terjadi di di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Pada tanggal 7/12/2014, kawanan geng motor mengeroyok dua siswa SMP yang melintas berboncengan. Tanpa diketahui pemicunya, mereka dicegat dan dikeroyok secara brutal dengan menggunakan batu. Satu korban tewas dan luka panah di mata kanan, sedangkan satu korban lainnya luka di bagian kepala. Pada tanggal 16/12/2014, sebanyak 14 kawanan geng motor mengeroyok dua warga jalan Borong Raya Makassar yang sedang memperbaiki sepeda motor di bengkel dengan parang dan panah. Satu cedera akibat tebasan parang sedangkan seorang lainnya berhasil melarikan diri. Insiden serupa terjadi pada tanggal 20/12/2014. Kawanan geng motor menganiaya seorang pelajar SMP yang sedang berjalan kaki.
Jumlah insiden dan tewas Konflik Identitas berdasarkan provinsi (Desember 2014) Insiden dan dampak Konflik Identitas (Januari - Desember 2014)
Adapun, dua korban tewas lainnya terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan dan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur yang dipicu perseteruan antargenk. Di Nganjuk, Jawa Timur, dua warga Desa Lengkong dikeroyok oleh delapan anggota geng motor pada 16/12. Satu korban tewas dan satu lainnya menderita luka robek di kepala. Hingga kini motif pengeroyokan belum diketahui.Tiga insiden pengeroyokan oleh geng motor lainnya terjadi di di Kota Makassar Sulawesi Selatan. Pada tanggal 7/12, kawanan geng motor mengeroyok dua siswa SMP yang melintas berboncengan. Tanpa diketahui pemicunya, mereka dicegat dan dikeroyok secara brutal dengan menggunakan batu. Satu korban tewas dan luka panah di mata kanan, sedangkan satu korban lainnya luka di bagian kepala. Pada tanggal 16/12, sebanyak 14 kawanan geng motor mengeroyok dua warga Jl. Borong Raya Makassar yang sedang memperbaiki sepeda motor di bengel dengan parang dan panah. Satu cedera akibat tebasan parang sedangkan seorang lainnya berhasil melarikan diri. Insiden serupa terjadi pada tanggal 20/12. Kawanan geng motor menganiaya seorang pelajar SMP yang sedang berjalan kaki. 54 50 67 51 62 59 39 110 104 80 99 44 9 9 4 1 3 7 10 17 7 4 7 5 0 50 100 150 200
Jan-‐14 Feb-‐14 Mar-‐14 Apr-‐14 Mei-‐14 Jun-‐14 Jul-‐14 Aug-‐14 Sep-‐14 Okt-‐14 Nov-‐14 Des-‐14
Insiden dan dampak Konflik IdenWtas (Januari -‐ Desember 2014)
Insiden Tewas
Laporan Bulanan: Desember 2014
Jumlah insiden dan dampak Konflik Identitas (Desember 2014) Pemicu Insiden Tewas
Antaretnis/suku 0 0 Antaragama 3 1 Intraagama 1 0 Antarkampung/desa 11 1 Antarpendukung Olahraga 7 1 Antarsekolah/kampus 16 0 Konflik antara migran/pengungsi dengan lokal 0 0 Konflik antara migran/pengungsi dengan etnis tertentu 0 0 Gender 0 0 Konflik Identitas Lainnya 6 2
Total 44 5 1 2 5 1 2 1 3 1 1 2 3 2 6 3 6 1 4 2 1 1 1
Jumlah insiden dan tewas Konflik IdenWtas berdasarkan provinsi (Desember 2014)
15
Konflik Main Hakim Sendiri periode Januari – Desember 2014
Sepanjang periode ini SNPK mencatat sebanyak 4.287 insiden main hakim sendiri yang mengakibatkan 300 tewas, 5.260 cedera dan 263 bangunan rusak. Rata-rata terjadi 357 insiden dan 25 tewas per bulan akibat main hakim
sendiri. Masih pada periode yang sama,
data SNPK mencatat provinsi-provinsi yang memiliki jumlah insiden main hakim sendiri tertinggi yakni Sumatera Utara [752 insiden], Jawa Timur [553
insiden] dan Jawa Barat [322 insiden].
Sementara itu, jumlah tewas terbanyak akibat main hakim sendiri terdapat di Jawa Barat [63 tewas], Sumatera Utara [34 tewas] dan Sumatera Selatan [31 tewas]. Sepanjang tahun 2014, puncak insiden konflik main hakim tercacat terjadi di bulan Agustus [408 insiden].
Konflik Main Hakim Sendiri bulan Desember 2014
Selama Desember 2014, terjadi se-banyak 317 insiden konflik main hakim sendiri yang berdampak pada 18 tewas, 455 cedera dan 10 bangunan rusak.
Dibandingkan pada bulan sebelumnya,
jumlah insiden dan tewas bulan ini sedikit menurun. Adapun, provinsi yang mengalami jumlah insiden tertinggi adalah Sumatera Utara [57 insiden], Jawa Timur [39 insiden] dan DKI Jakarta [27 insiden] (lihat Grafik dan Tabel
Konflik Main Hakim Sendiri).
Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Desember 2014
Insiden konflik main hakim sendiri pada bulan ini lebih banyak dipicu oleh kasus pencurian [232 insiden, 10 tewas dan 277 cedera] dan kasus penghinaan/ harga diri [45 insiden, 3 tewas dan 59 cedera]. Adapun, insiden yang mengemuka adalah kasus penganiayaan dan kecelakaan lalu lintas yang berujung pada bentrokan massa di Papua.
Insiden di Papua terjadi di Kabupaten Paniai pada tanggal 8/12/2014. Insiden berawal dari penganiayaan yang diduga dilakukan oleh aparat keamanan
terha-dap bocah 12 tahun di perbukitan Togokotu, Kampung Ipakiye, Kecamatan Paniai Timur. Mengetahui hal tersebut, sejumlah warga kampung Ipakiye marah dan berbondong-bondong menuju Kota Enarotali yang berjarak lima kilometer untuk meminta pertanggungjawaban aparat. Masyarakat menemukan mobil yang diduga digunakan para pelaku dan membakar mobil tersebut di Lapangan Karel Gobai, Kota Enarotali sambil melakukan tarian Waita (tarian
perang tradisi Paniai). Karena situasi
makin memanas, aparat keamanan
mencoba membubarkan massa. Namun upaya ini disambut dengan lemparan batu dan anak panah hingga berujung bentrokan antara warga dengan aparat. Aparat keamanan membalas dengan mengeluarkan tembakan. Empat warga tewas di tempat dan sedikitnya 10 orang mengalami cedera. Selain itu, enam anggota aparat keamanan juga mengalami cedera. Pascakejadian, upaya perdamaian dilakukan oleh kedua belah pihak dengan tradisi adat sebagai simbol perdamaian di Papua dengan cara bakar batu. Namun, tim investigasi yang dibentuk aparat keamanan tetap bekerja untuk mengetahui pelaku penembakan dan penganiayaan.
Sementara di Pasar Wouma, Kecamatan Wamena, Kabupaten Jayawijaya terjadi bentrok antarwarga Kampung Kurima.
Bentrokan yang terjadi pada tanggal 20/12/2014 ini dilatarbelakangi kasus kecelakaan lalu lintas. Pihak keluarga korban yang tak terima atas insiden kecelakan tersebut melakukan aksi pembakaran terhadap dua unit mobil dan melakukan penyerangan terhadap kelompok yang diduga sebagai pelaku. Akibat bentrokan ini sedikitnya 57 orang mengalami cedera terkena panah dan tikaman. Bentrokan berhasil dilerai setelah aparat TNI-Polri datang ke lokasi dan mengamankan beberapa orang yang terlibat bentrok.
k
onflik
m
ain
h
akim
S
enDiri
Jumlah insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Desember 2014)
Pemicu Insiden Tewas
Masalah Harga Diri/Penghinaan 45 3
Kasus Kecelakaan 7 0
Masalah Utang-Piutang 3 0
Kasus Pencurian 232 10
Perselingkuhan 6 1
Pembalasan Atas Pengerusakan 1 0
Pembalasan Atas Penganiayaan 23 4
Melawan Maksiat 0 0
Melawan Santet 0 0
Main Hakim Sendiri Lainnya 0 0
Insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari - Desember 2014)
Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Desember 2014)
Laporan Bulanan: Desember 2014
381 327 327 359 363 353 321 408 391 393 347 317 21 19 14 25 28 26 24 34 29 31 31 18 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Jan-‐14 Feb-‐14 Mar-‐14 Apr-‐14 Mei-‐14 Jun-‐14 Jul-‐14 Aug-‐14 Sep-‐14 Okt-‐14 Nov-‐14 Des-‐14
Insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari -‐ Desember 2014)
Insiden Tewas 4 5 8 6 27 7 18 11 39 3 6 8 15 2 14 1 2 3 6 9 5 5 10 1 9 1 11 5 19 57 1 1 1 1 2 1 1 2 1 4 3
Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Desember 2014)
Insiden Tewas
Laporan Bulanan: Desember 2014
381 327 327 359 363 353 321 408 391 393 347 317 21 19 14 25 28 26 24 34 29 31 31 18 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500Jan-‐14 Feb-‐14 Mar-‐14 Apr-‐14 Mei-‐14 Jun-‐14 Jul-‐14 Aug-‐14 Sep-‐14 Okt-‐14 Nov-‐14 Des-‐14
Insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari -‐ Desember 2014)
Insiden Tewas 4 5 8 6 27 7 18 11 39 3 6 8 15 2 14 1 2 3 6 9 5 5 10 1 9 1 11 5 19 57 1 1 1 1 2 1 1 2 1 4 3
Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Desember 2014)