• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : METODELOGI PENELITIAN

E. Teknik Pengukuran Skor

Teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skla ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden.

Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditentukan yait: a) Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5 b) Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4 c) Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3 d) Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2 e) Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1

Kemudian untu menetukan kategori jawaban koresponden terhadap masing-masing alternatif apakah tergolong tinggi, sedang, atau rendah terleih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut:

ilangan banyaknyab ah skorterend ggi skortertin − Maka diperoleh: 0,80 5 1 5 = −

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden masing-masing variabel yaitu:

a) skor untuk kategori sangat tinggi = 4,21 – 5,00 b) skor untuk kategori tinggi = 3,41 – 4,20 c) skor untuk kategori sedang = 2,61 – 3,40 d) skor untuk kategori rendah = 1,81 – 2,66 e) skor untuk kategori sangat rendah = 1,00 – 1,80

Untuk menetukan jawaban responden tergolong sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah maka jumlah jawaban responden akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaannya. Dari hasil pembagian tersebut akan dapat diketahui jawaban responden termasuk kategori yang mana.

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif yang digunakan untuk menguji hubungan/pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

Adapun metode statistik yag digunakan adalah: 1. koefisien korelasi product moment

cara ini dipergunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.(sudjiono, 1992:193). Cara perhitungan menggunkan rumus sebagai berikut:

( )( )

( )

[

][

( )∑

]

− = 2 2 2 2 Y Y N Y X N y x xy N rxy keterangan:

rxy = angka indeks korelasi “r” product moment N = populasi

xy = jumlah hasil perkalian antara skor x dan y ∑x = jumlah seluruh skor x

∑y = jumlah seluruh skor y

Untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut maka dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. nilai r yang positif menunjukan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti variabel yang lain.

b. nilai r yang negatif menunjukan hubungan kedua variabel positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti variabel yang lain.

c. nilai r yang yang sama dengan nol (0) menunjukan hubungan kedua variabel tidak mempunyai hubungan, artinya variabel yang satu tetap meskipun yang lainnya berubah.

Untuk menentukan adanya hubungan yang tunggi atau rendah kedua variabel tersebut berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran/interpretasi angka yang dikemukakan oleh (sugiyono:149):

tabel 2 . Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval koefisien Tingkat hubungan 0,00-0,199 0,20-0,339 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

Dengan nilai r yang kita peroleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel korelasi, untuk menguji apakah nilai r yang kita peroleh tersebut bearti atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan batas-bats r yang signifikan tertentu dalam hal ini signifikan adalah 5%. Bila nilai r tyersebut adalah signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat diterima.

Teknik ini digunakan untuk mengetahui barapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai Koefisien Korelasi Product Moment (rxy) dan dikalikan dengan 100%.

D =

( )

rxy 2x100%

Keterangan:

D =koefisien determinan

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya Organisasi

Dasar pertimbangan untuk dilakukannya pemekaran kabupaten adalah luas wilayah dan jumlah penduduk yang begitu besar untuk suatu kabupaten. Keinginan untuk dimekarkannya kabupaten Deli Serdang menjadi 2 ( dua) kabupaten yaitu:

1. Kabupaten Deli Serdang sebagai Kabupaten Induk

2. Kabupaten Serdang Bedagai sebagai Kabupaten pemekaran.

Keinginan yang begitu besar dari masyarakat disikapi dengan arif dan bijaksana oleh pemerintah Deli Serdang dengan menyusun konsep dasar pemekaran Kabupaten dan melakukan kajian – kajian dalam rangka pemekaran.

Berdasarkan persetujuan DPR RI, Presiden Republik Indonesia menerbitkan Undang-undang Nomor. 36 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Serdang Bedagai di Provinsi Sumatera Utara. Pertimbangan nama Kabupaten Serdang Bedagai, didasarkan pada sejarah dimana wilayah ini dahulu berada dalam wilayah Kesultanan Serdang dan Kesultanan Bedagai.

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 2007 tentang organisasi perangakat daerah yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah ( PERDA ) Kabupaten Serdang Bedagai No. 30 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah di lingkungan

pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai, maka terbentuklah Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai.

Bentuk organisasi dan tata kerja Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, yang berpedoman pada Undang-undang No. 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom.

B. Visi dan Misi Sekretariat DPRD

Penetapan Visi Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai sangat penting sebagai sumber acuan pelaksanaan tugas yang diemban oleh seluruh jajaran pimpinan dan pegawai. Visi tersebut digali dari kekayaan dasar dan nilai – nilai yang dianut seluruh anggota organisasi, dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal organisasi yaitu sebagai berikut:

Visi Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai

“Terciptanya Pelayanan Prima Dalam Rangka Optimalisasi Fungsi, Tugas dan Kewenangan DPRD Kabupaten Serdang Bedagai”

Penjelasan dar visi tersebut di atas adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan Prima artinya pelayanan yang terbaik dapat diberikan

b. Optimalisasi, maksudnya fungsi, tugas dan kewenangan DPRD dapat seara maksimal terlaksana sesuai dengan yag diharapkan mengacu kepada peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Untuk mewujudkan Visi Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai tersebut, perlu durumuskan misi, yang menggambarkan amanah apa yang harus dikerjakan/ dituntaskan oleh

ditetapkan. Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak lain yang lain berkepentingan dan berhubungan kepada sekeretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai dapa mengetahui peran dan program-program serta hasil yang akan di peroleh di masa yang akan datang, dan selanjutnya untuk mewujudkan Visi tersebut dapat dirumuskan Misi Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai sebagai berikut:

a. Meningkatkan profesionalisme aparatur dilingkungan Sekretariat DPRD b. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana untuk kelancaran tugas DPRD

c. Memfasilitasi pelaksanaan perjalanan/ kunjugan kerja, kehumasan dan kegiatan protokoler lainnya kepada DPRD

d. Membangun rasa kebersamaan di dalam kelembagaan

e. Memfasilitasi dan kordinasi antara pihak legislatif dan eksekutif f. Memberikan pelayanan administratif secara maksimal kepada DPRD

g. Memfasilitasi acara- acara rapat maupn persidangan para pimpinan dan anggota DPRD.

C. Struktur Organisasi Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai.

Susunan Organisasi Bagia Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari:

1. Sekwan

2. Kepala Bagian Umum

a. Sub Bagian Tata Usaha dan Kearsipan b. Sub Bagian Urusan Dalam

3. Kepala Bagian Risalah dan Penataan Persidangan

a. Sub Bagian Risalah, Hukum dan Perundang-undangan b. Sub Bagian Rapat dan Persidangan

4. Kepala Bagian Keuangan

a. Sub Bagian Keuangan DPRD

b. Sub Bagian Keuangan Sekretariat DPRD 5. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler

a. Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Dokumentasi b. Sub Bagian Prtokoler dan Hubungan Antar Lembaga

D. Uraian Tugas dan Fungsi Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai

Berdasarkan tugas dan jabatan Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai maka mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Sekwan

Mempunyai tugas memberikan pelayanan Umum, Risalah dan Penataan Persidangan, Keuangan serta Hubungan Masyarakat dan Protokoler kepada DPRD. Untuk melaksanakan tugas Sekwan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan konsep penyempurnaan dan penyususnan kebijakan, ketentuan dan standar penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

b. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan DPRD, sesuai dengan tugas dan fungsinya

d. Pelaporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada DPRD sesuia dengan ketentuan yang di tetapkan

2. Kepala Bagian Umum

Kepala Bagian Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris DPRD dalam melaksanakan pengurusan Tata Usaha dan Kerasipan serta Urusan dalam.

Untuk melaksanakan bahan tugas sebagaimana yang dimaksud bagian umun terdiri dari:

a. Sub Bagian Tata Usaha dan Kearsipan, mempunyai tugas:

Mencari, mengumpulkan,mengelola dan menyajikan bahan/data untuk menysun dan meyempurnakan kebijakan dalam bidang tata usaha dan kearsipan. Penyelesaian pengelolahan urusan kepegawaian dan perlengkapan serta pemeliharaan/ perawatan inventaris DPRD. Memberikan masukan dan melaporkan dan mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala Bagia Umum, sesuai dengan standar yang ditetapkan.

b. Sub Bagian Urusan Dalam, mempunyai tugas:

Mencari, mengumpulkan, dan mengelolah bahan untuk menyusun dan menyempurnakan kebijakan dalam urusan dalam. Penyelenggaraan pengelolaan urusan dalam, memberikan masukan, serta melaporkan.

3. Kepala Bagian Risalah dan Penataan Persidangan

Melaksanakan persiapan penyelenggaraan persidangan, pembuatan risalah, penyajian bahan penyusunan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas bagian risalah dan penataan persidangan terdiri dari:

a. Sub Bagian Risalah, Hukum dan Perundang – undangan, mempunyai tugas:

Mengumpulkan bahan, menyusun dan menyempurnakan kebijakan dalam bidang penghipunan bahan dan data bidang hukum dan pendokumentasian produk – produk hukum/ perundang- undangan. Serta menginventariskan produk hukum, penyuluhan dan bantuan hukum dan kerja sama antar lembaga.

b. Sub Bagian Rapat dan Persidangan, mempunyai tugas:

penyiapan rapat – rapat, persidangan dan lembungan aspirasi/pelayanan masayarakat. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bagian risalah dan penataan persidangan sesuai dengan bidang tugasnya.

4. Kepala Bagian Keuangan

Penyelenggaraan pengurusan keuangan DPRD dan Sekretariat DPRD, sesuai dengan ketentuan dan standar yang ditetapkan. Untuk melaksanakan tugas bagian keuangan terdiri dari:

a. Sub Bagian Keuangan DPRD, mempunyai tugas :

Menyempurnakan kebijakan dalam bidang keuangan DPRD, pengelolaan keuangan, belanja rutin dan pembinaan pembukuan, bendaharawan/pengelolaan pengurusan keuangan.

b. Sub Bagian Keuangan Sekretariat DPRD, mempunyai tugas:

Melaksanakan pembukuan, bendaharawan dan memberi masukan yang perlu kepada kepala bagian keuangan. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugas.

5. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler

Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan/ data da menyempurnakan kabijakan dalam bidang hubungan masayarakat. Untuk melaksanakan tugas terdiri dari :

a. Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Dokumentasi, mempunyai tugas:

Penyelenggaraan penyusunan hubngan masyarakat dan dokumentasi, seta memberikan masukan kepada bagian hubungan masyarakat dan protokoler sesuai dengan tugasnya. Serta melaporkan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan.

b. Sub Bagian Protokoler dan Antar Lembaga, mempunyai tugas:

Penyelenggaraan pengurusan protokoler dan hubungan antar lembaga, melaksanakan tugas lain yang diberikan, memberikan masukan serta melaporkan dan mempertanggung jawabkan atas pelaksanaan tugasnya.

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Untuk memperoleh data yang diperlukan maka salah satu cara yang dilakukan adalah dengan penyebaran kuesioner. Adapaun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup yaitu responden diharuskan memilih salah satu alternatif jawaban yang tersedia. Setiap jawaban yang diberikan akan di beri nilai, skor dan selanjutnya akan dianalisa dengan menggunakan perhitungan statitik yaitu dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi Product Moment dan Koefisien Determinan.

Kuesionan yang disebarkan terdiri atas 3( tiga) kelompok pertanyaan yang terdiri dari:

1. Identitas Responden, terdiri dari 5 pertanyaan

2. Variabel Penelitian Pengawasan / Variabel Bebas ( X ), terdiri dari 15 pertanyaan.

3. Variabel Penelitian Disiplin Kerja Pegawai / Variabel Terikat ( Y ), terdiri dari 15 pertanyaan.

Untuk pertanyaan yang menyangkut identitas, tidak diberikan skor dan tidak dianalisa secara kuantitatif, sedangkan pertanyaan mengenai pengawasan dan disiplin

akan dianalisa secara kuantitatif yaitu untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut.

Selanjutnya akan disajikan distribusi frekuensi jawaban responden yang diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang diberikan. Data-data tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan kemudian diinterpretasikan.

A. Identitas Responden

Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai yang berjmlah 38 orang.

Pembahasana mengenai reponden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, golongan dan masa kerja di Kantor Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai.

Tabel 3

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekwensi Persentase

1 Laki-laki 30 78.95

2 Perempuan 8 21.05

Jumlah 38 100

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2010

Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa, dari seluruh responden yang berjumlah 38 orang, dimana 30 orang atau 78,95% adalah laki – laki dan sisanya 8 orang atau 21,05% adlah perempuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pegawai yang ada di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, lebih banyak berjenis kelamin laki – laki dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan.

Tabel 4

Distribusi Responden Berdasarkan Usia

No Umur Frekwensi Persentase

1 25 s/d 30 Tahun 15 39.47 2 31 s/d 35 Tahun 2 5.26 3 36 s/d 40 Tahun 2 5.26 4 41 s/d 50 Tahun 13 34.21 5 51 Keatas 6 15.8 Jumlah 38 100

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2010

Dari Tabel 2 di atas menunjukan bahwa responden yang terbanyak pada usia 25 s/d 30 Tahun yaitu sebanyak 1 orang atau 39,47%, hal ini karena pegawai di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai tergolong pegawai baru. Kemudian disusul dengan usia 41 s/d 50 Tahun sebanyak 13 orang atau 34,21% , sementara responden yang berusia 31 s/d 35 Tahun yaitu sebanyak 2 orang atau 5,26%, sedangkan responden yang berusia 36 s/d 40 Tahun yaitu sebanyak 2 orang atau 5,26%, kemudian responden yang berusia 51 keatas yaitu sebanyak 6 orang atau 15,8% .

Tabel 5

Distribusi Responden Berdasarkan Golongan

No Golongan Frekwensi Persentase

1 I a s/d I d - -

2 II a s/d II d 18 47.37

3 III a s/d III d 13 34.21

4 IV a s/d Iv d 7 18.42

Jumlah 38 100

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2010

Dari Tabel 3 diatas, menunjukan bahwa Pegawai Negeri Sipil yang Berada di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai banyak golongan II a s/d II d yaitu sebanyak 18 orang atau 47,37%, diantaranya 10 orang golongan II a, 6 orang golongan II b, 1 orang golongan II c dan 1 orang golongan II d. Lalu disusul dengan golongan III sebanyak 13 orang atau 34,21%, diantaranya 1 orang golongan III a, 5 orang golongan III b, 2 orang golongan III c dan 5 orang golongan III d. kemudian golongan IV sebanyak 7 orang atau 18,42%, diantaranya 3 orang golongan IV a dan sisanya di golongan IV b, sedangakan golongan I tidak ada seorang pun.

Tabel 6

Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Frekwensi Persentase

1 SD - - 2 SLTP - - 3 SLTA 21 55.28 4 D-III 2 5.26 5 S-I 10 26.31 6 S-II 5 13.15 Jumlah 38 100

Sumber: KuesionerPenelitian, 2010

Dari Tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa Pegawai Negeri Sipil yang berada di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai lebih banyak berasal dari tamatan SLTA yaitu sebanyak 21 orang atau 55,28%; kemudian untuk tamatan S-I sebanyak 10 orang atau 26,31%; untuk tamatan S-II yaitu sebanyak 5 orang atau 13,15%;dan sisanya tamatan D-III yaitu sebanyak 2 orang atau 5,26%; sementara Pegawai dengan tamatan SD dan SLTP sama sekali tidak ada.

Tabel 7

Distribusi Responden Masa Jabatan

No Masa Jabatan Frekwensi Persentase

1 01 s/d 10 Tahun 21 55.27

2 11 s/d 20 Tahun 3 7.89

3 21 s/d 30 Tahun 13 34.21

4 31Keatas 1 2.63

Jumlah 38 100

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2010

Dari Tabel 5 diatas menujukan bahwa masa kerja yang di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai bervariasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menujukan bahwa reponden yang memiliki masa jabatan antara 01 s/d 10 Tahun memiliki jumlah yang besar yaitu 21 orang atau 55,27%, hal ini disebab kan karena kebanyakan responden adalah pegawai baru.

B. Pengawasan Sebagai Variabel Bebas ( X )

Untuk mengatur variabel pengawasan, digunakan 15 pertanyaan yang diperoleh dari indikator – indikator yang ditentukan. Pada setiap pertanyaan diberikan 5 alternatif jawaban, dan kepada responden diminta untuk memilih salah satu dari keliam alternalif jawaban tersebut. Berdasarkan jawaban responden dari kuedioner yang diberikan yang berisi pertanyaan variabel x ( pengawasan) maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 8

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengawasan Dalam Pelaksanaan Tugas di Lingkungan Organisasi

No Kategori Frekwensi Persentase

1 Selalu 19 50.0 2 Kadang-kadang 19 50.0 3 Jarang - - 4 Jarang sekali - - 5 Tidak pernah - - Jumlah 38 100

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2010

Dari Tabel 5 diatas menujukan bahwa responden yang ada di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, mempunyai jawaban yang berbeda mengenai

pengawasan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan organisasi, sebanyak 19 orang responden atau 50,0% menjawab bahwa atasan selalu mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugas organisai. Hal ini menujukan bahwa pemimpin yang ada di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai selalu berusaha menyesuaikan kemampuan pegawainya dengan tugas yang diberikan, juga para bawahan yang selalu aktif meminta petunjuk kepada atasanya dalam mengerjakan tugasnya, serta adanya keseuaian antara pegawai dan tugas yang diberikan. Selain itu ada 19 orang responden atau 50.0% menjawab bahwa atasan kadang-kdang saja mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan tugas organisasi, ini menunjukan bahwa masih adanya pimpinan yang kurang melakukan komunikasi dengan bawahanya dalam memecahkan masalah yang dikarenakan kesibukan-kesibukan yang lain seperti misalnya karena adanya tugas luar sehingga kurang mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh bawahan

Tabel 9

Distribusi Jawaban Responden Tentang Adanya Pengawasan Atasan Saat proses Bekrja Sedang Berlangsung

No Kategori Frekwensi Persentase

1 Selalu 17 44.73 2 Kadang-kadang 20 52.63 3 Jarang 1 2.64 4 Ragu-ragu - - 5 Tidak pernah - - Jumlah 38 100

Sumber: Kuesioner Penelitian, 2010

Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang ada di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai jawaban yang berbeda mengenai adanya pengawasan atasan saat proses bekerja berlangsung. Ada sebanyak 17 orang responden atau 44.73% menjawab bahwa atasan selalu melakukan pengawasan pada saat proses bekerja sedang belangsung. Ini menunjukan bahwa pimpinan selalu pro aktif dalam membantu bawahannya ketika mengerjakan tugas dan selalu berusaha meluangkan waktunya untuk keruangan pegawainya bila tidak ada tugas serta selalu rajin dalam membantu setiap pegawainya yang sedang bekerja. Dalam hal ini pimpinan juga sadar bahwa ada tanggung jawab pada bawahan demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat terlaksana ssuai dengan yang

direncanakan. Namun ada juga responden yang menjawab bahwa atasan hanya kadang-kadang saja melakukan pengawasan pada saat proses bekerja sedang berlangsung yaitu sebanyak 20 orang atau 52.63%; ini berarti bahwa masih ada saja pegawai yang kurang mendapat perhatian sehingga tujuan dari pengawasan tidak dicapai dengan baik, karena tidak adanya dukungan fakta yang akurat, akibat jarangnya pimpinan melakukan peninjauan ke tempat kerja, yang akhirnya pengawasam berjalan kurang efektif. Bahkan ada 1 orang atau 2.63% yang sama sekali merasa jarang diawasi oleh pimpinan, ini menunjukkan kemungkinan pada saat itu pimpinan sedang sibuk tugas luar sehingga tidak sempat mengawasi proses pekerjaan bawahan.

Tabel 10

Distribusi Jawaban Responden Tentang Langkah Perbaikan Oleh Atasan Apabila Terjadi Masalah Atau Penyimpangan Dalam Pelaksanaan Tugas

No Kategori Frekwensi Persentase

1 Selalu 31 81.58 2 Kadang-kadang 7 18.42 3 Jarang 4 Jarang sekali 5 Tidak pernah Jumlah 38 100

Sumber: kuesioner penelitian,2010

Tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang ada di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai mempunyai jawaban yang berbeda yaitu sebanyak 31 orang atau 81,58% menjawab selalu mengambeil tindakan perbaikan apabila bawahannya melakukan penyimpangan dalam melakukan tugas pekerjaan. Dalam hal ini berarti pimpinan sudah mempunyai hubugan yang baik dengan bawahan dimana pimpinan berusaha memperhatikan pekerjaan bawahannya dengan mengkoreksi bahkan memberikan kritikan dan saran perbaikan yang diperlukan oleh pegawai. Dan sebanyak 7 orang atau 18,42% menjawab bahwa atasan hanya kadang – kadang saja mengambil tindakan perbaikan apabila bawahannya melakukan penyimpangan dalam melakukan tugas pekerjaan. Ini menunjukan bahwa responden tidak seluruhya pernah

mengalami tindakan perbaikan pada pelaksanaan tugasnya jika ada penyimpangan. Tentu saja hal ini diakibatkan karena kurangnya pengwasan dan perhatian atasan pada pegawai yang mungkin saja karena sudah yakin pada bawahannya karena jarangnya terjadi kesalahan pada bawahan. Sementara itu tidak ada responden yang memilih jawaban jarang, jarang sekali dan tidak pernah.

Tabel 11

Distribusi Jawaban Responden Tenang Pemeriksaan Tugas – tugas Yang Dilakukan Oleh Atasan

No Kategori Frekwensi Persentase

1 Selalu 16 42.1 2 Kadang-kadang 21 55.26 3 Jarang 1 2.64 4 Ragu-ragu 5 Tidak pernah Jumlah 38 100

Sumber: kuesioner penelitian,2010

Tabel ini meunjukan bahwa responden yang ada di Sekeretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, mempunyai jawaban yang positif tentang pemeriksanaan tugas-tugas yangdilakukan oleh atasan mereka. Sebanyak 16 orang responden atau 42,10% menjawab pimpnan selau memeriksa tugas-tugas pegawai dalam hal pekerjaan.in menunjukan bahwa pimpinan selalu berusaha mempelajari dan menelaah melihat kelemahan dan kekurangan kinerja bawahan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Sebanyak 21 orang responden atau 55,26% mejawab bahwa pimpinan hanya kadang-kadang saja memeriksa tugas-tugas pegawai dalam hal pekerjaa. Sementara sebanyak 1 orang responden atau 2,64% menjawab pemimpin jarang melakukan pemeriksaan itu di karenakan pemimpin mempunyai

kesibukan yang padat dan tidak punya cukup waktu untuk memeriksa pekerjaan seluruh bawahannya, mungkin saja pimpinan juga cukup yankin pada bawahannya bahwa mereka dapat melaksanakan tugas dengan baik walaupun pekerjaannya tidak harus diperiksa satu persatu oleh pimpinannya.

Tabel 12

Distribusi Jawaban Responden Tentang Peninjauan Ke Tempat Kerja Oleh Atasan Dalam Pelaksanaan Tugas Sehari – hari

No Kategori Frekwensi Persentase

1 Selalu 29 76.31 2 Jarang 8 21.05 3 Jarang sekali 1 2.64 4 Ragu-ragu - - 5 Tidak pernah - - Jumlah 38 100 Sumber:kuesioner penelitian, 2010

Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang ada di Sekretariat DPRD Kabupaten Serdang Bedagai, mempunyai jawaban yang positif tentang peninjauan ketempat kerja oleh atasan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Dimana sebanyak 29 orang responden atau 76,31% menjawab bahwa pimpinannya sering melakukan peninjuan ketempat kerja. Hali ini disebabkan karena adanya keinginan pimpinanya untuk lebih dekat degan bawahannya sekaligus dalam rangka pengawasan. Tentu saja itu dilakukan pimpinan apabila memiliki waktu yang cukup terlebih-lebih untuk mengamati perkemangan para bawahannya dalam bekerja. Selain itu sebanyak 8 orang responden atau 21.05% merasa jarang mendapat peninjauan ketampat kerja, hal ini lebih disebabkan oleh posisi ruangan yang kurang strategis yang mengakibatkan

atasan sulit untuk melakukan peninjauan. Disamping itu pimpinan juga terlalu sibuk dengan tugas luar dan terlalu lelah bekerja sehinga tujuan dari pengawasan tidak tercapai dengan baik, karen idak adanya dukunan fakta yang akurat, akibatnya jarangnya pimpinan melakukan peinjauan ketempat kerja, yang akhirnya pengawasan berjalan kurang efektif. Sebanyak 1 orang responden atau 2,64% juga ada yang merasa bahwa pimpinannya tidak perna melakukan peninjauan ke tempat kerja dikarenakan banyaknya kesibukan-kesibukan lain seperti dinas luar. Tentu saja hal

Dokumen terkait