Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.6. Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara (interview) yaitu, metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang sasaran peneliti (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoadmodjo, 2005). Jenis wawancaranya adalah wawancara terpimpin. Metode wawancara terpimpin adalah wawancara yang dilakukan berdasarkan pedoman- pedoman kuesioner yang telah disiapkan masak-masak, sehingga interviewer tinggal membacakan pertayaan-pertanyaan tersebut kepada interviewee (Notoadmodjo, 2005).

3.6.2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar kuesioner. Kuesioner adalah alat pengumpul data yang dipakai dalam wawancara berisi daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana pewawancara tinggal memberikan jawaban dengan memberikan tanda-tanda (Notoatmodjo, 2005).

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji coba kuesioner untuk uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan di RSUD dr. Haryoto Lumajang terhadap 30 pasien rawat inap kelas 3, dengan harapan

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

distribusi skornya akan mendekati kurva normal. Tujuan uji ini adalah untuk menghindari adanya pertanyaan-pertanyaan yang sulit dimengerti ataupun kekurangan atau kelebihan dari materi kuesioner itu sendiri serta menguji validitas dan reliabilias kuesioner (Santoso, 2000).

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika petayaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah dala pertanyaan yang peneliti susun benar-benar dapat mengukur apa yang hendak diukur (Riwidikdo, 2007).

Pengukuran tingkat validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total score konstruk atau variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n – k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah konstruk. Jika r hitung (untuk r tiap butir) dapat dilihat pada kolom Corrected Item – Total Correlation lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid atau nilai

Corrected Item – Total Correlation lebih dari 0,3 (Masri, 1989).

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh responden memberikan jawaban yang konsisten terhadap kuesioner yang diberikan. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untik mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap pertanyaan

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak oleh karena masing-masing pertanyaan hendak mengukur hal yang sama (Riwidikdo, 2007).

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Program SPSS versi 11.5 memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji cronbach alpha. Suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha lebih dari 0,6 (Singarimbun, 1989).

Jumlah pertanyaan yang diujikan mengenai persepsi pasien mengenai pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pada fase orientasi 16 pertanyaan, namun setelah diujikan sebanyak 14 pertanyaan yang memenuhi kriteria valid dan reliabel. Pertanyaan yang tidak valid dan reliabel adalah pertanyaan nomor 5 dan 10. Jumlah pertanyaan pelaksanaan komunikasi terepeutik perawat pada fase kerja 16 pertanyaan, namun setelah diujikan, ada satu pertanyaan nomor 9 yang tidak valid dan reliabel dan pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat pada fase terminasi juga terdapat satu pertanyaan yang tidak valid dan reliabel yaitu pertanyaan nomor 5. Pertanyaan yang tidak valid dan reliabel akan dihapus agar tidak mengganggu penelitian.

Pertanyaan yang sudah memenuhi validitas dan reliabilitas sebanyak 33 pertanyaan dengan pembagian, 14 pertanyaan untuk pelaksanaan komunikasi perawat fase orientasi, 15 pertanyaan untuk pelaksanaaan komunikasi terapeutik perawat fase kerja dan 4 pertanyaan untuk pelaksanaan komunikasi terapeutik perawat fase terminasi.

http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id http://digilib.unej.ac.id

Dalam dokumen ENGARUH PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN (Studi Kasus pada Pasien Rawat Inap Kelas 3 RSD dr. Soebandi Jember) (Halaman 77-80)