• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Teknik Pengumpulan Data

angket atau kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah

menggunakan regresi linier. Namun demikian, hipotesis yang menyatakan

adanya pengaruh terhadap Pelatihan Guru, Kompetensi Guru dan

Pemanfaatan Sarana Prasarana terhadap Kesiapan Guru Prodi Bisnis

Manajemen dalam Implementasi Kurikulum 2013 SMK N 1 Purbalingga

Tahun Ajaran 2014/2015 diterima.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Arief Sadjiarto (2015). Penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah

menggunakan analisis Chocran Q-Test. Namun demikian, hipotesis yang

menyatakan adanya pemanfaatan internet bagi guru Akuntansi SMK-BM di

Salatiga sebagai sumber belajar diterima. Hal ini didukung dari hasil

analisis nilai Qhitungadalah 11.582 berada pada signifikansi > 0.05.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan tinjauan teoritik dan kajian penelitian di atas dapat dijelaskan

mengenai objek permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini.

1. Pengaruh Pengalaman Mengajar terhadap Kemampuan

Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses.

Pengalaman adalah sesuatu yang sudah dialami dalam kurun waktu yang

lama. Mengajar adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi

siswa belajar sedemikian rupa sehingga siswa belajar itu memperoleh

memiliki wawasan sehingga guru dapat dengan mudah

mengimplementasikan peraturan menteri yang baru. Pengalaman mengajar

guru juga mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Semakin lama guru

memiliki pengalaman mengajar akan semakin mampu dalam

mengimplementasikan peraturan menteri yang baru karena memiliki

wawasan yang lebih banyak tentang perencanaan pembelajaran yang

membuat guru semakin mudah untuk menimplementasikan. Sedangkan guru

yang memiliki pengalaman yang lebih sedikit kurang mampu untuk

mengimplementasikan peraturan menteri yang baru mengenai proses

pembelajaran karena wawasan yang dimiliki belum cukup banyak seperti

guru yang memiliki pengalaman yang lebih lama. Dengan demikian, ada

dugaan bahwa semakin lama pengalaman mengajar guru maka semakin

tinggi kemampuan guru untuk mengimplementasikan Permendikbud

Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Sebaliknya semakin sedikit

pengalaman mengajar guru maka semakin rendah kemampuan guru untuk

mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses.

2. Pengaruh Ketersediaan Sumber Belajar terhadap Kemampuan

Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses.

AECT mendefinisikan sumber belajar adalah segala sesuatu yang

digunakan oleh siswa dalam belajar baik secara terpisah maupun secara

belajarnya. Ketersediaan sumber belajar yang baik di sekolah dapat

membantu peserta didik terlebih lagi guru dalam proses pembelajaran.

Sumber belajar yang digunakan guru dapat menyampaikan informasi

kepada peserta didik dengan sangat baik. Di samping itu, guru juga dapat

memperoleh informasi yang lebih akurat. Guru yang dilengkapi dengan

sumber belajar yang memadai akan sangat membantu siswa dalam proses

pembelajaran maupun menggali informasi. Sumber belajar mampu

digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Semakin baik

sumber belajar yang tersedia maka semakin baik pula guru dalam

mendapatkan informasi dan memberikannya kepada. Sebaliknya semakin

rendah sumber belajar tersedia maka guru semakin sulit mendapatkan

informasi dan memberikannya kepada peserta didik. Dengan demikian, ada

dugaan bahwa semakin tinggi tingkat ketersediaan sumber belajar semakin

tinggi kemampuan guru mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22

Tahun 2016 tentang Standar Proses. Sebaliknya semakin rendah tingkat

ketersediaan sumber belajar, semakin rendah kemampuan guru

mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses.

3. Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet terhadap Kemampuan

Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses.

Mengakses informasi melalui internet berarti jalan atau cara untuk

komputer (internet). Frekuensi mengakses internet yang dimaksud di sini

adalah seringnya guru dalam mendapatkan manfaat dan informasi dari

penggunaan jaringan internet. Banyak sekali informasi yang kita dapatkan

melalui jaringan internet. Kemudahan dalam memperoleh informasi

bermanfaat bagi guru untuk membuka berbagai situs yang berkaitan dengan

proses pembelajaran. Semakin sering guru mengakses internet semakin

banyak pula informasi yang bisa didapatkan oleh guru karena banyaknya

informasi yang dipublikasikan melalui internet. Guru yang kurang

memahami mengenai peraturan yang baru tersebut bisa mendapatkan

penjelasan dari netizan yang membuat ulasan-ulasan atau penjelasan

mengenai peraturan yang baru yang bisa didapatkan dengan mengakses

informasi dari internet. Semakin guru tidak sering mengakses informasi dari

internet maka guru akan semakin tertinggal dan kurang mendapatkan

informasi. Dengan demikian, ada dugaan bahwa semakin sering guru

mengakses internet, maka semakin banyak informasi yang diperoleh

sehingga semakin tinggi kemampuan guru dalam mengimplementasikan

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses. Semakin

jarang guru dalam mengakses internet, maka semakin sedikit informasi

yang diperoleh sehingga semakin rendah kemampuan guru dalam

mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang

D. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat dirumuskan Hipotesis sebagai

berikut:

1. 0 = Tidak ada pengaruhpositifpengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran

berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

1 = Ada pengaruh positif pengalaman mengajar guru terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran

berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

2. 0 = Tidak ada pengaruhpositfketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran

berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

1= Ada pengaruh positif ketersediaan sumber belajar terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran

berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

3. 0= Tidak ada pengaruhpositiffrekuensi guru mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran

berdasarkan Permendikbud No 22 Tahun 2016

1 = Ada pengaruhpositiffrekuensi guru mengakses internet guru terhadap kemampuan mengimplementasikan standar proses pembelajaran

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Ex-post facto atau penelitian non-

eksperimental. Menurut Kerlinger (dalam Emzir, 2009: 119), Penelitian Ex-post

facto merupakan penyelidikan empiris yang sistematis di mana ilmuwan tidak

mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel

tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat

dimanipulasi. Kesimpulan tentang adanya hubungan di antara variabel bebas

dan variabel terikat, tanpa intervensi langsung.

Penelitian ini termasuk Ex-post facto karena akan mengungkap tentang

kemampuan guru berdasarkan pengalaman mengajar, ketersediaan sumber

belajar, dan frekuensi mengakses internet dalam mengimplementasikan standar

proses dan standar penilaian menurut kurikulum 2013 yang sudah terjadi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di 7 SMK Negeri yang ada di Kota

Yogyakarta. Data SMK Negeri yang terdaftar di Dikpora Kota Yogyakarta

Tabel 3.1

Tempat Penelitian SMK Negeri di Kota Yogyakarta

No Nama Sekolah Status Kecamatan

1. SMK N 01 Negeri Gedongtengen 2. SMK N 02 Negeri Jetis 3. SMK N 03 Negeri Jetis 4. SMK N 04 Negeri Umbulharjo 5. SMK N 05 Negeri Umbulharjo 6. SMK N 06 Negeri Umbulharjo 7. SMK N 07 Negeri Jetis 2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Bulan Januari sampai dengan Bulan

Maret Tahun 2017. Sedangkan waktu pengumpulan datanya dilakukan pada

Bulan Maret Tahun 2017.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah guru dengan status PNS di SMK Negeri

se-Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang ditetapkan

sebagai sampel.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah

kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang menjadi kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012:80). Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang lebih besar,

yang populasinya mencakup guru-guru SMA Negeri dan SMK Negeri di

Kota Yogyakarta yang jumlahnya 1.479 orang. Berikut Tabel 3.2 yang

memuat data populasi guru di DIY.

Tabel 3.2

Data Populasi Guru SMK Negeri dan SMA Negeri Yogyakarta

No Sekolah Populasi

A. Jumlah Guru di SMK Negeri Yogyakarta

1. SMK N 1 Yogyakarta 68 guru 2. SMK N 2 Yogyakarta 183 guru 3. SMK N 3 Yogyakarta 172 guru 4. SMK N 4 Yogyakarta 140 guru 5. SMK N 5 Yogyakarta 107 guru 6. SMK N 6 Yogyakarta 113 guru 7. SMK N 7 Yogyakarta 93 guru Jumlah 876 guru

B. Jumlah Guru di SMA Negeri Yogyakarta

1. SMA N 1 Yogyakarta 57 guru

2. SMA N 2 Yogyakarta 65 guru

3. SMA N 3 Yogyakarta 66 guru

4. SMA N 4 Yogyakarta 51 guru

5. SMA N 5 Yogyakarta 57 guru

6. SMA N 6 Yogyakarta 52 guru

7. SMA N 7 Yogyakarta 51 guru

8. SMA N 8 Yogyakarta 50 guru

9. SMA N 9 Yogyakarta 42 guru

10. SMA N 10 Yogyakarta 51 guru

11. SMA N 11 Yogyakarta 61 guru

Jumlah 603 guru

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan subjek

penelitian. Dalam penelitian ini ukuran sampel penelitian ditetapkan

berdasarkan rumus Slovin (Noor, 2011: 158) sebagai berikut:

= 1 + ( )

Keterangan:

= jumlah/elemen sampel

=Jumlah/elemen populasi

= Error level (tingkat kesalahan) 5%

Perhitungan Sampel Guru:

= 1+ ( ( ) ( . )) = 1 + 1479 (0.05)(1479) = 1 + (1479) (0.0025)(1479) = 4.69751479

= 314.8483236

Rumus di atas dengan margin error 5% diperoleh ukuran sampel

sebesar 314.8483236. Dengan mempertimbangkan adanya kuesioner yang

gugur maka ukuran sampel ditambah 10% maka diperoleh hasil perhitungan

Sampel = 315 + (10% x 315)

Sampel = 346.5

Sampel = 347 (dibulatkan ke atas)

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional

random sampling dan sebaran populasi dan sampel pada SMK Negeri dan

SMA Negeri se-kota Yogyakarta masing-masing mendapatkan jumlah

sampel dengan perhitungan berikut:

a. Sampel SMK Negeri, Yogyakarta

n

=

. 347 = 205,5254

b. Sampel SMA Negeri, Yogyakarta

n

=

. 347 = 141,4746

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa penelitian ini

merupakan bagian dari penelitian yang lebih besar yang populasinya

mencakup guru-guru PNS SMA dan SMK Negeri di kota Yogyakarta,

penelitian ini difokuskan pada guru-guru di SMK Negeri di Kota

Yogyakarta. Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sampel guru PNS

pada SMK Negeri se-kota Yogyakarta adalah 205,5254 atau 206 guru.

Selanjutnya peneliti menentukan jumlah responden dari setiap

sekolah, dengan langkah-langkah sebagai berikut: (a) menentukan

persentase jumlah guru dari sekolah. Persentase yang dimaksud adalah

206/876 x 100% = 23,51598%, (b) menentukan jumlah sampel untuk

23,51598% dengan jumlah guru masing-masing sekolah. Berikut Tabel 3.3

menunjukkan sebaran sampel responden dari setiap guru PNS dari 7 SMK

Negeri Yogyakarta.

Tabel 3.3

Sebaran Sampel Guru PNS SMK Negeri Se-KotaYogyakarta

No Nama Sekolah Populasi Jumlah Guru Sampel Guru Persentase 1. SMK N 01 68 16 23,51% 2. SMK N 02 183 43 23,51% 3. SMK N 03 172 40 23,51% 4. SMK N 04 140 33 23,51% 5. SMK N 05 107 25 23,51% 6. SMK N 06 113 27 23,51% 7. SMK N 07 93 22 23,51% Total 876 206 23,51%

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 38).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Variabel Bebas

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus atau

prediktor. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel independen

pengalaman mengajar, (2) ketersediaan sumber belajar dan (3) frekuensi

mengakses internet.

b. Variabel Terikat

Variabel ini sering disebut variable dependen. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 39). Dalam penelitian ini,

variabel terikatnya adalah kemampuan guru dalam

mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang

Standar Proses.

2. Pengukuran Variabel Penelitian

Pengukuran variabel bebas dalam penelitian ini ditentukan sebagai

berikut: (1) pengalaman mengajar diukur berdasarkan lamanya mengajar

yaitu yang memiliki pengalaman mengajar 1 tahun diberi skor 1, yang

memiliki pengalaman mengajar 2 tahun diberi skor 2 dan seterusnya. (2)

Ketersediaan sumber belajar diukur dengan menggunakan pengukuran

skala sikap dari Likert. (3) Frekuensi mengakses internet diukur

berdasarkan rata-rata mengakses internet dalam satuan waktu jam per

minggu, yaitu yang mengakses internet rata-rata 5 jam per minggu diberi

skor 5, yang mengakses internet rata-rata 7 jam per minggu diberi skor 7

dan seterusnya. Variabel terikat diukur dengan menggunakan skala sikap

dari Likert.

Variabel penelitian yang diukur dengan menggunakan skala Likert

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju

(STS) (Darmadi, 2014: 145). Pemberian skor akan tampak seperti pada

Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Skor Pernyataan Sikap

Pernyataan Sikap Skor SS Skor S Skor TS Skor STS

Pernyataan Positif 4 3 2 1

Pernyataan Negatif 1 2 3 4

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan menggunakan teknik

kuesioner. Kuesioner ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai

pengalaman mengajar, ketersediaan sumber belajar, kemampuan TI, dan

frekuensi mengakses internet. Agar kuesioner memiliki validitas isi dan

validitas konstruk, maka penyusunan kuesioner ditempuh dengan langkah-

langkah (Muhadi, 2011: 44) sebagai berikut:

1. Mendefinisikan variabel

2. Menentukan dimensi dan indikator

3. Menulis kuesioner

Intepretasikan skor masing-masing variable menggunakan PAP II

Tabel 3.5 Kisi-kisi Kuesioner

No Variabel Dimensi Indikator Pernyataan

Positif Pernyataan Negatif 1 Proses Pembelajaran 1.1 Perencanaan Pembelajaran 1.1.1 Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

1.1.2 Penyiapan media dan su mber belajar 1.1.3 Perangkat penilaian pembelajaran 1.1.4 Skenario pembelajaran Nomor 1,2 3,4, dan 5. Nomor 6, dan 7. Nomor 9. Nomor 8. Nomor 10. 1.2 Pelaksanaan pembelajaran a. Kegiatan pendahuluan b. Kegiatan inti c. Kegiatan penutup 1.2.1. Memeriksa kesiapan peserta didik 1.2.2. Melakukan presensi 1.2.3. Memotivasi peserta didik 1.2.4. Memberikan apersepsi

1.2.5. Menjelaskan tujuan

pembelajaran

1.2.6. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.

1.2.7. Sikap (proses afeksi mulai

dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, sampai mengamalkan) 1.2.8. Pengetahuan (mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta) 1.2.9. Ketrampilan (mengamati, menanya, mencoba,

menalar, menyaji, dan mencipta)

1.2.10. Menemukan manfaat

proses pembelajaran 1.2.11. Memberi umpan balik 1.2.12. Memberi tugas 1.2.13. Menginformasikan

rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya Nomor 11. Nomor 12. Nomor 13. Nomor 14. Nomer 15 Nomer 16 Nomor 17, dan 18 Nomor 19, dan 20. Nomor 21 Nomor 22 Nomor 23 Nomor 24 Nomor 25

1.3. Pengelolaan Kel as dan La- boratorium

1.3.1. Mengatur tempat duduk peserta didik

1.3.2. Menggunakan volume dan intonasi suara yang dapat di dengar dengan baik oleh peserta didik

1.3.3. Menggunakan bahasa

yang santun, lugas dan mudah dimengerti

1.3.4. Penyesuaian materi

pembelajaran

1.3.5. Ketertiban, kedisiplinan,

kenyamanan dan

keselamatan dalam proses pembelajaran 1.3.6. Berpenampilan sopan 1.3.7. Penyelenggaraan proses pembelajaran Nomor 26 Nomor 28 Nomor 29 Nomor 30 Nomor 31 Nomor 32 Nomor 33 Nomor 27 1.4. Penilaian proses dan hasil pembelajaran

1.4.1 Menilai kesiapan peserta didik secara utuh

1.4.2 Menilai proses belajar peserta didik secara utuh.

1.4.3 Menilai hasil

belajar peserta didik secara utuh

Nomor 34 Nomor 35 Nomor 36 1.5. Pengawasan proses pembelajaran

1.5.1 Pengawasan proses pem belajaran dilakukan mela lui kegiatan: a. Pemantauan b. Supervisi c. Evaluasi d. Pelaporan e. Tindak lanjut Nomor 37, dan 38 2 Ketersediaan sumber belajar (X4) 2.1 Bahan 2.2 Alat 2.1.1 Ketersediaan bahan pembelajaran berupa buku. 2.1.2 Ketersediaan bahan pembelajaran berupa modul. 2.1.3 Ketersediaan bahan pembelajaran berupa majalah. 2.2.1 Ketersediaan alat pembelajaran berupa proyektor slide. 2.2.2 Ketersediaan alat pembelajaran berupa video Nomor 39 dan 40 Nomor 41 Nomor 42 Nomor 43 Nomor 44

Dokumen terkait