• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode:

1. Studi Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku literatur sebagai bahan pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang adat dalam penelitian ini.

2. Studi Lapangan

Yaitu pengumpulan data data yang dilakukam dengan cara mencari data di Badan Pusat Statistik yang berkaitan dengan permasalahan yang ada di penelitian ini.

3.4Teknik Analisis

3.4.1 Index Desentralisasi Fiskal

Index ini dapat dipergunakan untuk menganalisa kemandirian suatu daerah dalam menggali sumber-sumber penerimaan keuangan dari daerahnya sendiri. Rasio yang digunakan untuk mengukur index, dalam analisis ini ada dua macam yaitu:

1. Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total

Pendapatan Daerah (TPD)

2. Rasio Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (BHPBP)

Dari index ini dapat dilihat seberapa besar daerah dapat memenuhi penerimaannya.

Penerimaan daerah terdiri atas 5 pos yaitu Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, Bagian Pendapatan Asli Daerah, Bagian Dana Penimbangan, Bagian Pinjaman Pemerintah Daerah, dan lain-lain penerimaan yang sah. (Reksohadiprodjo, 2001:155) :

i. 100 ) Daerah(TPD Penerimaan Total (PAD) Daerah Asli Pendapatan  % ii. 100 ) Daerah(TPD Penerimaan Total (BHPBP) Daerah untuk Pajak Bukan dan Pajak Hasil Bagi  % iii. 100 ) Daerah(TPD Penerimaan Total (SB) Daerah Sumbangan  %

Dimana :

 SB adalah Sumbangan Daerah atau biaya yang di peroleh dari DAK (Dana Alokasi Khusus) di tambah DAU (Dana Alokasi Umum ).

SB= DAK + DAU

 TPD adalah Total penerimaan Daerah yang di peroleh dari penjumlahan PAD,BHPBP,dan SB.

Dengan TPD = PAD + BPHPB +SB,jika hasil perhitungan meningkat maka derajat desentralisasi fiskalnya (tingkat kemandirian ) suatu daerah semakin menguat.

 Derajat desentralisasi merupakan rata-rata rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total Penerimaan Daerah (TPD),rata-rata rasio Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (BHPBP ) terhadap TPD,serta rata-rata rasio Sumbangan Daerah / Bantuan (SB) terhadap TPD selama kurun waktu tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 yang di nyatakan dalam satuan persen

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Satuan Wilayah Pembangunan I

Pada landasan teori telah diuraikan bahwa Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) IV terdiri dari tiga daerah yaitu Kabupaten Jember, Kabupaten Bondowoso, dan Kabupaten Situbondo. Berikut adalah gambaran umum mengenai kondisi secara umum ketujuh wilayah tersebut:

4.1.1.1 KondisiUmum Kabupaten Jember

4.1.1.1.1. Letak Geografis

Kabupaten Jember terletak di bagian timur propinsi jawa timur dan berjarak 198 km dari ibu kota Jawa Timur yaitu Surabaya dengan luas wilayah 3.293,34 km2 atau 329.333,94 Ha. Dari segi topografi sebagian Kabupaten Jember di wilayah bagian selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur untuk pengembangan tanaman pangan, sedangkan di bagian utara merupakan daerah perbukitan dan bergunung-gunung yang relatif baik bagi pengembangan tanaman keras dan tanaman perkebunan.Dari luas wilayah tersebut dapat dibagi menjadi berbagai kawasan :

Hutan : 121.039,61 ha Perkampungan : 31.877 ha Sawah : 86.568,18 ha Tegal : 43.522,84 ha Perkebunan : 34.590,46 ha Tambak : 368,66 ha Rawa : 35,62 ha Semak/padang rumput : 289,06 ha Tanah rusak/tandus : 1.469,26 ha Lain-lain : 9.583,26 ha

Posisi kabupaten Jember ada pada garis meridien 6 derajat 27' 9" sampai dengan 7 derajat 14' 33" bujur timur.Dan 7 derajat 59' 6" sampai dengan 8 derajat 33" 56" lintang selatan.Luas wilayahnya 3.293,34 km persegi. Luas kota 95,91 km persegi. Ketinggian 0 sampai 3.300 meter di atas permukaan laut. Ketinggian daerah kota kurang lebih 87 meter diatas permukaan laut. Itu bisa kita lihat di stasiun kota Jember. Temperatur udara di Jember 30 derajat celsius. Kalau musim hujan berkisar 15 derajat celsius.Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Jember sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kab. Bondowoso dan sedikit Kab. Probolinggo

b. Sebelah Timur : Kabupaten Banyuwangi

d. Sebelah Barat : Kabupaten Lumajang

4.1.1.1.2. Penduduk

Kabupaten Jember pada dasarnya tidak mempunyai penduduk asli. Hampir semuanya pendatang, mengingat daerah ini tergolong daerah yang mengalami perkembangan sangat pesatkhususnya di bidang perdagangan, sehingga memberikan peluang bagi pendatang untuk berlomba-lomba mencari penghidupan di daerah ini.Mayoritas penduduk yang mendiami Kabupaten Jember adalah suku Jawa dan Madura, disamping masih dijumpai suku-suku lain serta warga keturunan asing sehingga melahirkan karakter khas Jember dinamis, kreatif, sopan dan ramah tamah. Berdasarkan data statistik hasil registrasi tahun 2003, penduduk Kabupaten Jember mencapai 2.131.289 jiwa, dengan kepadatan penduduk 647,15 jiwa/km, dengan sebagian besar penduduk berada pada kelompok usia muda. Sehingga kondisi demografi yang demikian menunjukkan bahwa potensi sumberdaya manusia yang dimiliki Kabupaten Jember cukup memadai sebagai potensi penyedia dan penawar tenaga kerja di pasar kerja.

4.1.1.2. Kondisi Umum Kabupaten Bondowoso

4.1.1.2.1. Letak Geografis

Kabupaten Bondowoso adalah salah satu kabupaten dalam lingkup Propinsi Jawa Timur yang terletak di sebelah timur Pulau Jawa. Dikenal dengan sebutan daerah tapal kuda.Ibukotanya adalah Bondowoso. Kabupaten Bondowoso memiliki luas wilayah 1.560,10

km2 yang secara geografis berada pada koordinat antara 113°48 10 - 113°48 26 BT dan 7°50 10 - 7°56 41 LS. Kabupaten Bondowoso memiliki suhu udara yang cukup sejuk berkisar 15,40 0C – 25,10 0C, karena berada diantara pegunungan Kendeng Utara dengan puncaknya Gunung Raung, Gunung Ijen dan sebagainya di sebelah timur serta kaki pengunungan Hyang dengan puncak Gunung Argopuro, Gunung Krincing dan Gunung Kilap di sebelah barat. Sedangkan di sebelah utara terdapat Gunung Alas Sereh, Gunung Biser dan Gunung Bendusa. Letak Kabupaten Bondowoso tidak berada pada daerah yang strategis.Meskipun berada di tengah, namun Kabupaten Bondowoso tidak dilalui jalan negara yang menghubungkan antar propinsi. Bondowoso juga tidak memiliki lautan. Ini yang menyebabkan Bondowoso sulit berkembang dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Jawa Timur. Adapun batas – batas wilayah Kabupaten Bondowoso sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Situbondo

b. Sebelah Timur : Kabupaten Situbondo dan Banyuwangi

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Jember

d. Sebelah Barat : Kabupaten Situbondo dan Probolinggo

Jumlah penduduk Kabupaten Bondowoso tahun 2007 sebesar 735.894 jiwa, yang terdiri dari 361.380 jiwa penduduk laki-laki dan 374.514 jiwa penduduk perempuan yang tersebar di 23 kecamatan. Ini mengalami kenaikan dari tahun 2006 sebesar 10.323 jiwa atau sebesar 1,42 %. Jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan Bondowoso sebesar 72.714 jiwa dan terendah di Kecamatan Sempol 8.103 jiwa.Angka kepadatan penduduk mencapai 471 jiwa/km2. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bondowoso tahun 2008 yang terdiri dari empat komponen yaitu angka harapan hidup, angka melek huruf orang dewasa, rata-rata sekolah dan paritas daya beli pada tahun 2008 sebesar 59,54. Meningkat dari tahun 2007 sebesar 59,05. Kecamatan dengan IPM tertinggi yaitu Kecamatan Bondowoso sebesar 68,58, dan IPM terendah di Kecamatan Sumberwringin sebesar 53,23.

4.1.1.3. Kondisi Umum Kabupaten Situbondo

4.1.1.3.1. Letak Geografis

Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa timur yang cukup dikenal dengan sebutan daerah Pasir Putih yang letaknya berada di ujung timur Pulau Jawa bagian utara dengan posisi antara 7°35 – 7°44 Lintang Selatan dan 113°30 - 114°42 Bujur Timur.

Kabupaten situbondo. Batas Daerah Kabupaten Situbondo antara lain:

b. Sebelah Timur : Selat Bali

c. Sebelah Selatan : Bondowoso dan Banyuwangi

d. Sebelah Barat : Probolinggo

Luas Kabupaten Situbondo adalah 1.638,50 Km2 atau 163.850 Ha, bentuknya memanjang dari barat ke timur lebih kurang 140 Km. Pantai Utara umumnya berdataran rendah dan di sebelah selatan berdataran tingggi. Wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Banyuputih, dengan luas 481,67 Km2. Disebabkan oleh luasnya hutan jati di perbatasan antara Kecamatan Banyuputih dengan wilayah Banyuwangi Utara. Sedangkan wilayah kecamatan terkecil adalah Kecamatan Besuki yaitu 26,41 Km2. Dari 17 kecamatan yang ada, diantaranya terdiri dari 14 kecamatan yang memiliki pantai dan 4 kecamatan tidak memiliki pantai, yaitu Kecamatan Sumbermalang, Kecamatan Jatibanteng, Kecamatan Situbondo dan Kecamatan Panji.

4.1.1.3.2. Penduduk

Dari perhitungan yang dilakukan BPS penduduk Kabupaten Situbondo tahun 2007 telah mencapai 638.537 jiwa, yang terdiri dari 311.199 penduduk laki-laki dan 327.338 penduduk perempuan. Perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan atau sex rasio sebesar 95,07%, artinya dalam 100 penduduk perempuan terdapat penduduk laki-laki 95 jiwa. Dengan demikian penduduk perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki.

Dari jumlah penduduk yang tersebar di 17 kececamatan, dapatlah dilihat 5 (lima) urutan terbanyak masing-masing adalah kecamatan Panji 64.931 jiwa, Besuki 58.234 jiwa, dan Asembagus 48.960 jiwa. Bila dilihat dari urutan jumlah terkecil penduduknya, masing-masing adalah kecamatan Jatibanteng 21.736 jiwa, Banyuglugur 22.271 jiwa, Mlandingan 22.253 jiwa, Kecamatan Suboh 25.234 dan Bungatan 26.053 jiwa.

Dokumen terkait