• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik kepustakaan (library research). Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi Subroto, 2007: 47). Data penelitian yang dipakai berupa kata, kalimat dan paragraf atau pernyataan yang terdapat dalam naskah HQ. Pengumpulan data dengan berbagai tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperolehnya (H.B. Sutopo, 2002 : 78).

Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Pencarian Informasi

Peneliti berusaha mendapatkan informasi mengenai naskah yang akan dijadikan sumber data penelitian. Informasi ini diperoleh dari inventarisasi naskah dengan studi katalog. Pelacakan dilakukan pada katalog terbitan dan katalog online. Katalog yang dimaksud adalah katalog online Digital Library of Malay Manuscripts (Pustaka Digital Manuskrip Melayu). Katalog terbitan sebagaimana disebutkan dalam bab I (lihat hal. 3). Dari pembacaan

commit to user

katalog ini, didapatkan informasi tentang naskah HQ yang tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my.

2. Pencetakan Data

Tahapan setelah pencarian informasi adalah tahap pencetakan data. Tahap pencetakan dilakukan dengan cara mencetak file foto digital naskah. Setelah itu, naskah dicetak dengan cara print file unduhan. Naskah yang telah dicetak ke dalam lembar cetakan ini dilakukan agar memudahkan peneliti dalam mengkaji naskah terutama saat penyuntingan teks. Sebelum melakukan proses pencetakan, terlebih dahulu dilakukan pengunduhan naskah.

Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah ini sangat diperlukan untuk menjelaskan atau memberi gambaran tentang seluk-beluk naskah. Selain itu, deskripsi sangat berperan untuk mengetahui karakter naskah. Data yang disajikan tentang pendeskripsian naskah HQ ini mengacu pada dua sumber, yaitu Kodikologi Melayu Indonesia (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 38-42) dan deskripsi naskah yang terdapat dalam Katalogisasi dan Konservasi Naskah-naskah Jawa di Surakarta sebagai Upaya Penyelamatan Intangible Asset Bangsa (Asep Yudha Wirajaya, 2007:5).

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan sesuai dengan yang diterapkan dalam ilmu filologi. Metode dalam bidang filologi memiliki kekhasan

commit to user

yang tidak dimiliki ilmu lain. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Metode Penyuntingan Teks

Metode penyuntingan dalam penelitian ini adalah metode penyuntingan naskah tunggal edisi standar. Edisi standar ialah penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003: 59-61).

Metode penyuntingan naskah tunggal dilakukan karena berdasarkan inventarisasi naskah, diketahui bahwa naskah HQ merupakan naskah salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Pada katalog online Pustaka Digital Manuskrip Melayu, terdapat bagian berupa foto dan penyebutan judul naskah serta kode yaitu Hikayat Qamaruzzaman MS 34. Mengingat jarak, tenaga, waktu yang terbatas serta keterjangkauan naskah HQ, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode naskah tunggal dalam penelitian ini. Naskah yang terjangkau oleh peneliti hanya terdapat satu edisi naskah dari Pustaka Digital Manuskrip Melayu, sehingga perbandingan naskah tidak memungkinkan untuk dilakukan.

Penyuntingan naskah tunggal pada penelitian ini menggunakan metode edisi standar. Sebagaimana yang diungkapkan di atas, hal-hal yang perlu dilakukan dalam edisi standar antara lain sebagai berikut (Edwar Djamaris, 2006: 28).

commit to user

1) Teks ditransliterasikan

Transliterasi naskah HQ ini menggunakan pedoman transliterasi yang disusun oleh Istadiyantha, sesuai dengan sistem yang terdapat dalam artikel Pedoman Transliterasi Arab Latin (Istadiyantha, 2010: 1 3) dalam www.istayn.file.wordpress.com. Pedoman transliterasi ini juga terdapat penambahan serta pengurangan pada huruf Arab Melayu serta tambahan huruf Melayu (Bani Sudardi, 2003: 17 18).

2) Kesalahan teks dibetulkan

Pembacaan transliterasi dilanjutkan dengan pembacaan teks secara cermat. Kesalahan yang ditemukan didata dan dicatat, kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis kesalahan disertai pembetulan.

3) Diberi catatan perbaikan/perubahan

Catatan perbaikan atau perubahan dilakukan dengan menambahkan catatan kaki pada setiap kesalahan yang ditemukan. Kesalahan yang telah dikelompokkan kemudian dibuat tabel yang memuat perbaikan atau perubahannya.

4) Diberi komentar, tafsiran (informasi di luar teks)

Komentar dapat ditambahkan pada catatan kaki apabila diperlukan pada kondisi naskah tertentu. Kondisi tersebut misalnya apabila terdapat pemakaian bahasa lain atau intervensi bahasa lain dalam naskah karena pengaruh penyalinnya. Selain itu, penambahan pungtuasi juga merupakan komentar maupun tafsiran yang dapat dilakukan.

commit to user

5) Teks dibagi dalam beberapa bagian

Teks yang telah ditransliterasikan, dilakukan pengaturan alenia maupun pembagian teks supaya dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

6) Disusun daftar kata sukar

Kata sukar dalam teks HQ didata dan dicatat untuk diberikan maknanya pada bagian akhir suntingan. Penyusunan daftar kata sukar beserta maknanya digunakan untuk mempermudah pembaca memahami isi teks HQ.

2. Metode Pengkajian Teks

Pengkajian teks ini digunakan beberapa metode untuk mendukungnya. a. Metode Struktural Sastra Fantastik

Pengkajian teks ini dilakukan dengan mendeskripsikan struktur sastra fantastik. Analisis struktur sastra fantastik teks HQ menggunakan metode struktural. Kajian dilakukan pada identifikasi story discourse (meliputi aspek wacana dan kronologis), dekor realis, tokoh, penokohan, narator, dan kejadian-kejadian aneh (Risnawati, 2010: 29) yang terdapat pada naskah HQ. Kemudian dilanjutkan dengan pengelompokan ke dalam subgenre. Hal ini berdasarkan teori sastra fantastik yang dikemukakan oleh Tzvetan Todorov dalam buku Apsanti Djokosujatno (2005: 51 70).

b. Metode Analisis Isi (Content Analysis)

Penelitian ini menggunakan analisis isi atau content analysis. Adapun dalam penelitian ini digunakan analisis isi tentang relevansi

commit to user

teks dengan konsep hipnotis. Dilakukan pembacaan relevansi isi naskah, dalam hal ini ditinjau dari segi konteks kekinian unsur fantastik berupa hipnotis. Untuk memahami sebuah teks agar teks itu bermakna sesuai dengan konteks kekinian sesuai dengan situasi ketika teks itu ditulis, tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan ilmu lain (Istadiyantha, 2010: 5). Bagian ini memungkinkan pengembangan penelitian filologi dengan berbagai disiplin ilmu.

Menurut Suwardi Endraswara (2003: 160), analisis isi digunakan apabila peneliti hendak mengungkap, memahami dan menangkap pesan yang terkandung dalam sebuah karya. Manfaat suatu teks dapat diketahui setelah teks itu dapat dipahami isinya. Dengan menggunakan pendekatan mutakhir dan relevan dengan masalah kekinian, akan menempatkan filologi sesuai dengan arus perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Dokumen terkait