commit to user
HIKAYAT
QAMARUZZAMAN
:
Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan
guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh FARHANA AULIA
C0208022
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Farhana Aulia NIM : C0208022
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Hikayat Qamaruzzaman : Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda sitat (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.
Surakarta, 19 November 2012 Yang membuat pernyataan,
commit to user
v
MOTTO
Bersyukur atas segala kenikmatan dari-Nya,
berusaha dan berjuang semaksimal mungkin dalam menjalankan sesuatu, dan berdoa agar diridai dan dilimpahkan keberkahan dalam hidup
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk: 1. Mama Soraya dan Papa Hasan Basri 2. Kakakku Fadila Ratna Mayasari dan
calon bayinya beserta suami (Asep Kusbiantoro)
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, hanya kepada-Nya penulis memohon pertolongan dalam menjalani hidup di dunia dan akhirat. Limpahan karunia-Nya yang tidak terhingga berupa waktu, nafas, kesehatan, dan segala kebaikan senantiasa menaungi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi berjudul Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik.
Penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada beberapa pihak atas semua doa, bimbingan, dukungan, dan dorongan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut. 1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa, Universitas Sebelas Maret, yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas
Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret, yang telah memberikan izin, dorongan, pengarahan, serta kemudahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.
3. Dra. Chattri S. Widyastuti, M.Hum., selaku Sekretaris Jurusan Sastra Indonesia, sekaligus pembimbing akademik yang selalu setia mendengarkan
setiap keluh kesah penulis. Terima kasih atas bentuk perhatian dan ketulusan yang mengiringi perjalanan akademik penulis selama di Jurusan Sastra Indonesia.
4. Drs. Istadiyantha, M.S., selaku dosen pembimbing skripsi, yang senantiasa
commit to user
viii
Terima kasih atas kerelaan waktu yang diluangkan di sela kesibukan dalam menyelesaikan disertasi dan kegiatan dakwahnya.
5. Drs. Sholeh Dasuki, M.S., selaku dosen penelaah skripsi, yang memberikan
pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya.
6. Dra. Murtini, M.S., selaku dosen pengajar bidang sastra, yang memberikan
dorongan untuk melakukan kajian teks lintas bidang yaitu analisis sastra fantastik. Terima kasih atas inspirasi dan motivasi selama mendalami dunia sastra.
7. Asep Yudha Wirajaya, S.S., selaku dosen dalam bidang filologi, yang memberikan pengarahan dan motivasi, serta menggugah penulis sehingga terdorong untuk lebih mencintai dunia filologi.
8. Seluruh dosen pengajar Jurusan Sastra Indonesia yang telah memberikan
bimbingan selama penulis menempuh studi di Jurusan Sastra Indonesia. 9. Mas Purwono, selaku Staf Jurusan Sastra Indonesia, yang dengan segala
keramahannya mempersiapkan segala kelengkapan studi di Sastra Indonesia. 10. Mama Soraya dan Papa Hasan, yang tiada henti mengupayakan hal-hal yang
terbaik demi kebaikan penulis. Terima kasih yang tidak terhingga atas doa, peluh, dan ilmu kehidupan yang telah tercurah untuk penulis. Semoga kebahagian dan keberkahan meliputi kita.
11. Kakak Fadila Ratna Mayasari, S.ThI beserta calon bayi dan suami (Asep
commit to user
ix
terbaik penulis, terima kasih telah sudi berbagi ruang kebahagiaan di rumah Baturono.
12. telah sudi berbagi kebahagiaan
dan ketulusan sehingga penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi. Semoga segera menyusul menyandang gelar sarjana.
13. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Anggraini Prihastuti, Kusnul Khotimah,
Siti Kaswarini Laksmi Hapsari, Yan Ayu, Hidayatur Riana, S.S., Inas Adila,
S.S., mari taklukan dunia.
14. Rekan angkatan Asasind 2008, dan rekan Filologi 2008, kalian terbaik. Terima kasih telah memberi arti begitu dalam, serta kebersamaan yang tidak akan tergantikan di Sastra Indonesia.
15. Bude Salamah dan keluarga, terima kasih atas doa dan motivasinya. Mas
Uri, Mbak Ari, Bu Yus, Pak Yus, Aan Unesa, Mbak Farida terima kasih telah terlibat pada kegiatan pencarian data penulis. Tri Indriawati, terima kasih atas koreksi diksi dan ejaannya. Mas Romi, terima kasih atas motivasi khas dialek Jawa Timurnya. Kawan-kawan LPM Kalpadruma, terima kasih telah berbagi ruang kebahagiaan di sekre Kade.
Di samping itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan bagi kita semua. Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
commit to user
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
HALAMAN ABSTRAK ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 7
commit to user
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 10
A. Kajian Pustaka ... 10
B. Teori Penyuntingan Teks ... 11
1. Inventarisasi Naskah ... 12
2. Deskripsi Naskah ... 13
3. Suntingan Teks ... 13
4. Kritik Teks ... 14
C. Teori Pengkajian Teks... 15
1. Sastra Fantastik ... 15
2. Konsep Hipnotis ... 19
D. Kerangka Pikir ... 21
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Objek Penelitian ... 23
C. Sumber Data Penelitian ... 24
D. Teknik Pengumpulan Data ... 24
1. Pencarian Informasi ... 24
2. Pencetakan Data ... 25
E. Teknik Analisis Data ... 25
1. Metode Penyuntingan Teks ... 26
2. Metode Pengkajian Teks ... 28
F. Teknik Penarikan Simpulan ... 29
BAB IV SUNTINGAN TEKS ... 30
commit to user
xii
B. Deskripsi Naskah ... 31
1. Bagian Umum Naskah ... 31
2. Bagian Buku ... 33
3. Bagian Tulisan ... 35
4. Bagian Sejarah ... 37
C. Ikhtisar Isi Teks ... 41
D. Kritik Teks ... 45
E. Suntingan Teks ... 63
1. Pedoman Transliterasi ... 63
2. Suntingan Teks ... 70
3. Daftar Kata Sukar ... 165
BAB V ANALISIS TEKS ... 170
A. Analisis Sastra Fantastik ... 170
1. Motif Fantastik pada Teks HQ ... 171
2. Dekor Realis pada Teks HQ ... 176
3. Tokoh dan Penokohan pada Teks HQ ... 179
4. Narator pada Teks HQ ... 188
5. Kejadian-kejadian Aneh pada Teks HQ ... 192
B. Relevansi Teks HQ ... 199
1. Hipnotis Tradisional ... 201
2. Hipnotis Modern ... 202
BAB VI PENUTUP ... 207
A. Simpulan ... 207
commit to user
xiii
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pembagian Subgenre dalam Genre Fantastik 16
Tabel 2 Frekuensi Gelombang Otak Manusia 21
Tabel 3 Penjajaran Tahun Hijriah dengan Masehi 33
Tabel 4 Jumlah Baris Tiap Halaman 34
Tabel 5 Catchword 39
Tabel 6 Lakuna 42
Tabel 7 Adisi 50
Tabel 8 Substitusi 55
Tabel 9 Ditografi 57
Tabel 10 Transposisi 58
Tabel 11 Ketidakkonsistenan Penulisan Kata Ulang 59 Tabel 12 Ketidakkonsistenan Penulisan Kata 60 Tabel 13 Ketidakkonsistenan Penulisan Ejaan 62
Tabel 14 Konsonan Huruf Arab 64
Tabel 15 Konsonan Huruf Arab Melayu 64
commit to user
xv
DAFTAR SINGKATAN
hal. halaman
HQ Hikayat Qamaruzzaman
id. idem No. nomor QS Quran Surat
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tampilan Website Kajian Pustaka dan Inventarisasi Naskah HQ Lampiran 2 Foto Digital Naskah HQ
commit to user
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kuadran Kesadaran Manusia 20
Gambar 2 Iluminasi pada Naskah HQ 36
Gambar 3 Penggalan Foto Kolofon Naskah 38
commit to user
xviii
ABSTRAK
Farhana Aulia. C0208022. 2012. Hikayat Qamaruzzaman: Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana suntingan teks HQ? (2) Bagaimana analisis struktur sastra fantastik teks HQ? (3) Bagaimana relevansi teks HQ dengan masa kini apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis?
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut (1) Menyediakan suntingan teks HQ yang baik dan benar, (2) Mengungkapkan struktur sastra fantastik teks HQ, (3) Mengungkapkan relevansi teks HQ dengan masa kini apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah naskah Hikayat Qamaruzzaman berkode MS 34. Jumlah halaman naskah HQ ini 67 halaman, berupa foto digital berformat pdf.
Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan dua metode yaitu metode penyuntingan naskah dan metode pengkajian teks. Metode penyuntingan naskah dalam penelitian ini adalah metode penyuntingan naskah tunggal dengan edisi standar, sedangkan metode pengkajian teks yang digunakan adalah metode analisis sastra fantastik dan relevansi teks HQ. Teknik penarikan simpulan menggunakan teknik induktif.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks HQ dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi, 7 ditografi, dan 7 transposisi, sedangkan ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2 penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan, (2) Teks HQ dapat digolongkan sebagai
commit to user
xix
commit to user
1BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan manusia merupakan fragmen-fragmen cerita yang terekam dalam lembaran hidup sejarah. Lembaran tersebut akan menjadi sesuatu hal yang bernilai di masa mendatang. Setelah melalui rentang waktu, segala aktivitas yang dilakukan manusia akan terekam pada jejak sejarah. Jejak yang tertoreh itulah mampu menyimpan berbagai nilai.
Aktivitas-aktivitas kehidupan manusia termanifestasi dalam sebuah kebudayaan. Di antara sekian banyak peninggalan kebudayaan manusia, naskah merupakan dokumen bangsa yang paling menarik bagi para peneliti kebudayaan lama. Hal ini disebabkan naskah memiliki kelebihan yaitu dapat memberi informasi yang luas dibandingkan peninggalan yang berbentuk puing bangunan yang tidak dapat berbicara dengan sendirinya, tetapi harus ditafsirkan (Haryati Soebadio dalam Siti Baroroh Baried, et. al., 1985: 86). Naskah merupakan warisan intelektual yang menyimpan beragam informasi dari berbagai aspek kehidupan pada masa lampau. Keterkaitan naskah dengan masa kini yaitu konteks kekiniannya yang dapat dikaji melalui kandungan naskah. Akan tetapi, tidak semua orang dapat memahami naskah dan menggali informasi darinya. Hal ini dikarenakan naskah tersebut kebanyakan menggunakan bahasa dan tulisan yang tidak dipahami lagi di masa sekarang.
commit to user
Siti Chamamah Soeratno, 1997: 8 9). TS. Eliot menyebutkan dalam esainya bahwa tulisan adalah warisan yang luar biasa tinggi nilainya. Betapa pentingnya makna karya para pemikir yang sudah meninggal bagi generasi-generasi berikutnya. Sebuah generasi dapat maju, tidak lain terpicu oleh pemikiran para pemikir sebelumnya (Budi Darma dalam Sularto, 2004: 71). Dengan demikian, berbagai informasi masa lampau mampu mengungkapkan buah pikiran, pandangan, dan nilai-nilai yang pernah hidup dan berkembang pada masa lampau, fungsional bagi kehidupan masa kini. Berbagai nilai yang hidup pada masa kini, pada hakikatnya, merupakan bentuk kesinambungan dari nilai-nilai yang ada dan berlaku pada masa lampau.
Keberadaan naskah pun semakin tenggelam dan terancam punah. Selain itu, naskah-naskah tersebut sudah berumur ratusan tahun sehingga tidak akan mampu bertahan lama. Jika tidak segera diselamatkan, dokumen budaya yang sangat berharga tersebut akan segera musnah. Kemusnahan naskah di daerah tropika seperti Indonesia dikarenakan kerusakan alas naskah (seperti kertas, lontar, dan nipah) karena tidak dapat bertahan terhadap iklim (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 79). Oleh karena itu, perlu diadakan penyelamatan terhadap naskah-naskah klasik ini.
commit to user
penelitian menyebabkan naskah jarang dilirik peneliti. Akan tetapi, usaha yang sulit tersebut tidak akan sia-sia untuk jangka waktu yang panjang karena naskah merupakan dokumen budaya yang harus segera diselamatkan.
Naskah yang dijadikan objek pada penelitian ini adalah Hikayat Qamaruzzaman (selanjutnya disebut HQ). Kitab ini ditulis dengan huruf Arab Melayu, pada tahun 1324 H atau 1905 M. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Digital Library of Malay Manuscripts (Pustaka Digital Manuskrip Melayu). Perpustakaan digital ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Sumber data diperoleh dengan cara mengunduh file yang tersedia dalam web tersebut.
Berdasarkan inventarisasi naskah yang telah dilakukan melalui studi katalog dapat diketahui bahwa naskah HQ merupakan naskah salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Peneliti mendapati bagian berupa foto dan penyebutan judul naskah serta kode yaitu Hikayat Qamaruzzaman MS 34. Selain katalog online, dalam inventarisasi naskah juga digunakan katalog terbitan. Katalog terbitan yang diteliti yaitu Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian
Languages in British Public Collections; Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh,
Catalogue of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection; Katalog Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari; Catalogue of Malay and Minangkabau
Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the
Netherlands (volume one); Malay Manuscripts a Bibliographical Guide; Katalog
commit to user
Melayu Museum Pusat Departemen P dan K; dan Panduan Koleksi
Naskah-Naskah Indonesia Sedunia.
Naskah HQmerupakan cerita yang berjenis hikayat. Judul yang disebutkan dalam naskah, menunjukkan bahwa naskah ini berjenis hikayat. Hikayat ini adalah sebuah cerita yang disadurkan dari kesusastraan Arab yang tidak diketahui nama pengarangnya. Kolofon naskah maupun awal cerita tidak menyebutkan nama pengarang maupun penyalin naskahnya. Selain itu, di dalam naskah ini terkandung pula syair-syair yang mencerminkan kisah yang diceritakan tersebut. Kisah dalam HQ menceritakan tentang percintaan dan pengembaraan tokoh Qamaruzzaman mencari seorang puteri yang dicintainya.
Sisi menarik dari karya HQ ini di antaranya ada beberapa hal. Pertama, naskah HQ merupakan naskah klasik yang berbahasa Melayu dengan huruf Arab-Melayu yang sudah tidak dipahami lagi oleh kebanyakan orang. Agar keberadaannya dapat diketahui dan isinya dapat dipahami, maka perlu dilakukan suntingan terhadapnya.
Kedua, saat ini naskah HQ yang memiliki tebal 67 halaman masih dalam keadaan baik dan utuh sehingga masih layak untuk dikaji. Baik dalam arti, kondisi naskah (bahan naskah dan tulisan) masih memungkinkan untuk diteliti. Utuh dalam arti, lengkap halamannya sehingga memungkinkan untuk dikaji secara komprehensif.
commit to user
Keempat, naskah HQ berisi kisah percintaan kaum bangsawan atau anak raja pada masa lampau. Disadur dari kisah cerita Islam, nama tokoh-tokoh dalam naskah ini pun memiliki makna tersendiri untuk dikaji. Kisah percintaan dalam naskah ini pun melibatkan kekuatan jin dan alam bawah sadar tokoh dalam menyatukan keduanya untuk saling bercinta (HQ, 1905: 5 10). Pengisahan tentang unsur kekuatan supranatural yang dihadapkan pada realitas dan logika, membuat peneliti tergugah untuk mengkaji naskah ini dengan kajian sastra fantastik. Selain itu, kajian dengan tinjauan sastra fantastik menjadi pembahasan yang menarik apabila dihadapkan pada konteks kekinian seputar hipnotis seperti yang dikisahkan dalam naskah HQ.
Kelima, penyajian teks ini sangat khas. Hikayat memang banyak berisi cerita berbentuk prosa, namun di sela-sela pengisahan terdapat pengungkapan syair yang sesuai dengan cerita yang dikisahkan. Syair-syair tersebut juga dilengkapi dengan iluminasi bunga-bunga yang menarik.
commit to user
atau alih bahasa. Hal inilah yang menjadi pembeda penelitian naskah HQ ini yaitu ditinjau dari aspek suntingan dan analisis sastra fantastik.
Usaha kelanjutan penyelamatan dan pelestarian naskah merupakan alasan utama pengkajian naskah ini dengan menyajikannya dalam bentuk suntingan yang baik dan benar. Namun, menyediakan suntingan saja tentunya masih belum cukup. Setelah tulisan dan bahasa dalam naskah dapat dipahami, langkah selanjutnya adalah mengkaji dengan tinjauan sastra fantastik dan mengungkapkan kandungan teks. Hal ini penting karena tidak semua orang bisa meluangkan waktunya untuk membaca teks berbahasa Melayu. Dengan demikian, diharapkan naskah ini akan lebih mudah dipahami sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat tersampaikan pada masyarakat pada masa kini.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak menyimpang dari pokok permasalahannya. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah menyediakan suntingan teks HQ, analisis sastra fantastik, dan relevansi isi teks HQ dengan masa kini apabila dikaji melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis .
commit to user
subgenre apa yang menggambarkan cerita HQ. Relevansi isi teks HQ dianalisis dari segi unsur fantastik berupa hipnotis.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah seperti yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana suntingan teks HQ?
2. Bagaimana analisis struktur sastra fantastik teks HQ?
3. Bagaimana relevansi teks HQ apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut. 1. Menyediakan suntingan teks HQ yang baik dan benar. 2. Mengungkapkan struktur sastra fantastik teks HQ.
3. Mengungkapkan relevansi teks HQ apabila dianalisis melalui unsur fantastik berupa konsep hipnotis.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1. Manfaat teoretis.
a. Menyediakan suntingan teks HQ.
b. Memperkaya khazanah penelitian dalam bidang filologi.
commit to user
d. Menyediakan sumber referensi dari karya sastra yang berkaitan dengan ilmu supranatural maupun metafisika tentang hipnotis.
2. Manfaat praktis.
a. Memberikan kemudahan dalam pembacaan naskah lama yang memiliki aksara yang sukar dipahami masyarakat saat ini.
b. Menyelamatkan intangible asset dari kepunahan berupa ide, gagasan, dan buah pikiran nenek moyang yang terkandung dalam naskah. c. Memaparkan fenomena sihir, tukang ramal, paranormal, hipnotis
panggung yang merebak di kehidupan bangsa Indonesia baik di bidang sosial, ekonomi, politik, dan seni-budaya.
d. Menjadi bahan masukan bagi pembaca sebagai alternatif model pengobatan dengan cara hypnotherapy, hypnoparenting, hipnotis pada janin, serta self-hypnosis, melalui pembacaan konteks kekinian kandungan isi naskah.
e. Menjadi sumber wacana bagi pembaca untuk lebih waspada terhadap penyalahgunaan ilmu supranatural ataupun metafisika seperti hypno-crime dan hypno-selling yang mengarah pada kriminal.
commit to user
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari enam bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka pikir, metode penelitian, suntingan teks, analisis, dan penutup. Masing-masing bab diuraikan yaitu sebagai berikut.
Bab pertama adalah pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab kedua adalah kajian pustaka dan kerangka pikir. Bab ini berisi kajian pustaka, teori penyuntingan teks, teori pengkajian teks, dan kerangka pikir.
Bab ketiga adalah metode penelitian. Bab ini berisi penjelasan mengenai sumber data penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, serta teknik penarikan simpulan.
Bab keempat adalah suntingan teks. Bab ini menguraikan tentang inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, suntingan teks, dan daftar kata sukar.
Bab kelima adalah analisis. Bab ini menguraikan struktur teks yang dalam hal ini adalah struktur sastra fantastik. Analisis isi yang ditinjau dari segi unsur fantastik berupa hipnotis digunakan untuk mengungkapkan kandungan teks dan keterkaitannya dengan masa kini.
commit to user
10 BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka
Pengkajian pustaka mengenai penelitian yang terdahulu telah dilakukan sebagai bahan pembanding. Di antara hasil kajian pustaka yang dilakukan peneliti yaitu sebagai berikut.
Mohd Idris melakukan transliterasi karya Haji Abdul Rahman bin Jabugis berupa penerjemahan dalam bahasa Melayu. Penelitian dilakukan tahun 1902. Buku yang berjudul H - , diterbitkan di Singapura terdiri atas 144 halaman dan tebal 20 cm. Buku ini disebutkan dalam katalog online University of Michigan,
namun tidak ada pratinjau yang disediakan dari web www.catalog.hathitrust.org tersebut. Perbedaannya dengan penelitian ini terlihat pada kutipan naskah pada Hathi Trust Digital Library sebagai berikut.
- g
amat indah ceritanya yang diterjemahkan akan dia daripada bahasa Arab kepada bahasa Melayu oleh hamba yang faqir lagi miskin kepada tuhan yang kaya nama alhaj Abdul Rahman bin Jabugis diperanakkan di negeri Asahan.
(www.catalog.hathitrust.org)
commit to user
dilakukan peneliti terhadap naskah HQ yang terdiri atas 67 halaman, disertai suntingan serta analisis sastra fantastik.
Berdasarkan kajian penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa penelitian terhadap teks HQ dengan disertai suntingan teks HQ serta analisis struktur sastra fantastik belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian terhadap teks HQ memang pernah tercatat dilakukan di Malaysia dan Singapura. Akan tetapi, peneliti mengalami kesulitan dalam pelacakan lebih lanjut terhadap penelitian teks HQ tersebut. Akses pratinjau online yang terbatas terhadap penelitian tersebut menyatakan bahwa penelitian pada teks HQ hanya berupa transliterasi. Pada dasarnya, penelitian pada teks HQ yang dilakukan peneliti saat ini belum pernah dilakukan sebelumnya dikarenakan dari segi analisis merupakan kajian yang baru dalam penelitian filologi, yaitu menghadirkan suntingan teks HQ dan analisis sastra fantastik.
B. Teori Penyuntingan Teks
KBBI (2002: 1106) berarti menyiapkan naskah siap cetak atau terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat). Menyunting dalam filologi adalah menyediakan naskah yang mendekati aslinya, yaitu naskah yang baik dan benar. Baik, berarti mudah dibaca dan dipahami karena sudah ditransliterasikan dan ejaannya sudah disesuaikan dengan bahasa sasaran. Benar, berarti bahwa kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dibersihkan dari kesalahan (Sholeh Dasuki, 1996: 60).
commit to user
1. Inventarisasi NaskahInventarisasi naskah merupakan usaha untuk mengumpulkan semua naskah yang akan diteliti atau yang masih dalam koleksi pribadi atau koleksi lembaga yang nantinya digunakan sebagai bahan penelitian. Langkah ini berguna untuk mengetahui jumlah naskah dan tempat naskah itu disimpan, serta penjelasan tentang keadaan naskah tersebut. Ada dua teknik dalam menginventarisasikan naskah, yaitu: studi katalog dan studi lapangan. a. Studi Katalog
Pencarian naskah-naskah melalui daftar yang ada di katalog online maupun terbitan. Naskah yang terdaftar di katalog adalah
naskah-naskah yang dimiliki oleh suatu museum atau lembaga lain. Pencarian naskah dengan katalog dilakukan dengan cara melihat judul dan keterangan-keterangan yang ada di dalam katalog.
b. Studi Lapangan
Pencarian naskah dilakukan langsung di masyarakat dengan cara mendatangi orang-orang yang diduga menyimpan naskah-naskah yang sesuai dengan tujuan penelitian.
commit to user
2. Deskripsi NaskahMendeskripsikan seluk-beluk dan apa yang terdapat di dalam naskah. Hal-hal yang perlu disebutkan di dalam deskripsi naskah, yaitu : (1) bagian umum, (tempat penyimpanan naskah, nomor naskah, naskah: lengkap/fragmen/kumpulan, penyalin, judul/jenis, bahasa, penanggalan dalam naskah), (2) bagian buku (bahan naskah, kondisi naskah, cap kertas atau watermark, jumlah lembar yang ditulisi, jumlah lembar pelindung, susunan kuras, tanda kata kuras, ukuran halaman, pias, sampul naskah, cara penggarisan, pola penggarisan, kolom, jumlah antarbaris, cara penomoran), (3) bagian tulisan (jenis huruf, ditulis oleh satu orang/lebih, tanda koreksi, pungtuasi, rubrikasi, hiasan huruf, hiasan tepi, gambar), (4) bagian penjilidan (penanggalan, tempat penulisan/penyalinan, ciri fisik, penjilidan, pemesanan, teknik penjilidan: bahan sampul, bahan penutup, cara menjahit, rusuk, pengikat, beslag, pemotongan, perbaikan dan lain-lain), (5) bagian sejarah (kolofon, ciri kepemilikan, catatan lain-lain, penggunaan naskah, data-data luar, cara memperoleh naskah), (6) bagian isi (judul, kutipan bagian awal teks, tengah teks dan akhir teks), (7) lain-lain (halaman-halaman yang difoto: halaman depan, halaman tengah, halaman belakang, halaman-halaman yang menarik, seperti terdapat iluminasi dan ilustrasi) (Asep Yudha Wirajaya, 2007:5).
3. Suntingan Teks
commit to user
perbandingan yang cermat sehingga menghasilkan teks yang dapat dipertanggungjawabkan.
Metode ini harus disesuaikan dengan karakter naskah yang akan diteliti. Metode yang digunakan untuk menyunting naskah tunggal adalah metode edisi naskah tunggal. Salah satunya adalah dengan edisi standar, yaitu penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003: 59 61). Setiap perbaikan yang dilakukan akan dipertanggungjawabkan memakai catatan kaki (footnote) agar dapat memberikan kesempatan pada pembaca atau peneliti lain untuk memberikan penilaian dan alternatif terhadap setiap perbaikan (Sholeh Dasuki, 1996: 61). Suntingan teks berkaitan dengan transliterasi dan transkripsi. Transliterasi artinya penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (Siti Baroroh Baried, et. al., 1985: 65). Sedangkan transkripsi adalah penggantian huruf demi huruf dengan memperhatikan ejaan bahasa sasaran.
4. Kritik Teks
commit to user
C. Teori Pengkajian Teks1. Sastra Fantastik
Todorov dalam Introduction a la Litterature Fantastique mengemukakan bahwa fantasi merupakan sastra yang menyajikan peristiwa-peristiwa yang berada di antara kutub natural dan supranatural. Pertautan antara dunia natural dan supranatural dalam cerita inilah yang dimaksud Todorov sebagai sastra fantastik. Dalam buku The Fantastic a Structural Approach to a Literary Genre berikut definisi fiksi fantastis:
In a world which is indeed our world, the one we know....there occurs an event which cannot be explained by the laws of this same familiar world. The person who experiences the event must opt for one of two possible solutions: either he is the victim of an illusion of the senses, of a product of the imagination-- and the laws of the world then remain what they are; or else the event has indeed taken place, it is an integral part of reality--but then this reality is controlled by laws unknown to us (Todorov, 1975: 25).
Todorov membedakan fantastis dari dua modus, uncanny dan marvelous. Dalam uncanny, peristiwa yang sulit dipahami merupakan kejadian yang lampau dan pernah terjadi, sehingga membentuk semacam ilusi. Hal-hal aneh tersebut tidak menimbulkan kebimbangan maupun rasa takut. Hukum realis tetap utuh, karena dapat menjelaskan gejala yang dilukiskan secara natural sesuai realitas yang terjadi. Sedangkan marvelous, cerita melibatkan gejala yang tidak atau belum pernah terjadi, sehingga hukum alam yang baru harus dibuat untuk memperhitungkan gejala (supranatural) tersebut. Marvelous mengarah pada waktu yang akan datang, dalam arti masih merupakan imajinasi.
commit to user
merupakan tokoh yang paling terkenal melahirkan teori ini. Todorov mengklasifikasikan genre fantastik menjadi beberapa subgenre (Risnawati, 2010: 13). Berikut diagram yang menggambarkan klasifikasi tersebut (Th. Sri Rahayu Prihatmi, 1999: 6).
Tabel 1
Pembagian subgenre dalam genre fantastik
(pure) Fantastic
Para fantastis membutuhkan pemenuhan tiga kondisi. Pertama, teks harus mewajibkan pembaca untuk mempertimbangkan dunia karakter sebagai dunia orang hidup serta ragu-ragu antara penjelasan alam atau supranatural. Kedua, keraguan ini mungkin juga dialami oleh sebuah karakter, sehingga peran pembaca adalah mengidentifikasikan dirinya dengan karakter. Ketiga, pembaca harus mengambil sikap tertentu yang berkaitan dengan teks. (http://www.unc.edu/~bardsley/ghosts/todorov.html).
commit to user
Teori Todorov memperlihatkan sebuah cerita dapat digolongkan ke dalam kategori cerita atau tidak berdasarkan ciri struktur yang dimilikinya. Berikut ini merupakan uraian aspek-aspek yang merupakan bagian dalam kajian fantastik.
1) Motif, tema fantastik, dan dekor realis.
Secara umum, cerita fantastik ditandai oleh motif dominan dan tema utama fantastik. Kesan riil menuntut alur sebab-akibat yang ketat. Cerita fantastik menyajikan rangkaian peristiwa yang sederhana tetapi kausalitasnya kuat. (Apsanti Djokosujatno, 2005: 52 57).
Motif bukan hanya sekedar berfungsi sebagai pelengkap atau disisipkan begitu saja. Bagi pembaca, kebanyakan motif merupakan sebab langsung yang menimbulkan kesan fantastik. Motif dan tema dalam sebuah cerita memang tidak pernah berdiri sendiri, serta dalam keadaan terpisah seringkali tidak dapat menimbulkan kesan fantastik yang relatif kuat atau tidak menimbulkan kesan fantastik sedikit pun.
Motif atau tema, agar menimbulkan kesan fantastik membutuhkan sejumlah atribut atau detil, seperti deskripsi khusus. Deskripsi khusus tersebut dapat dilihat melalui dekor realis (setting). Aspek ini dibangun dari tema-tema realis dan unsur-unsur cerita lain seperti tokoh, peristiwa, ruang, dan waktu yang ditata dan disajikan dengan uraian atau detil yang memadai untuk memberikan kesan riil. 2) Tokoh, ruang, dan waktu dalam cerita fantastik
commit to user
dialami tokoh lain, sebagai korban peristiwa fantastik. Tokoh yang menyaksikan dan mengalami peristiwa supranatural (tetapi tidak percaya meskipun merasa ketakutan), sebagai penutur. Tokoh yang percaya hal-hal supranatural dan yang tidak percaya dalam cerita fantastik, biasanya dipertentangkan. Tokoh yang mengalami gangguan psikis juga sangat sering ditemukan dalam genre fantastik, dan biasanya merupakan tokoh utama (Apsanti Djokosujatno, 2005: 59 60).
Ruang selain membangun dunia riil, juga berfungsi untuk menciptakaan kesan seram. Ruang fantastik adalah ruang yang terpencil dan terpisah dari dunia ramai. Cerita fantastik memerlukan dekor realis untuk menguatkan kesan fantastik pada peristiwa yang tiba-tiba muncul dan menghentikan alur yang jernih. Cerita fantastik Barat, selalu memanfaatkan semua kemungkinan dari persilangan, paralelisme maupun kelenyapan waktu. Keragaman tema waktu ini tidak terlalu dimanfaatkan oleh para pengarang Indonesia, yang tidak terbiasa memikirkan pentingnya waktu dalam kehidupan (Apsanti Djokosujatno, 2005: 59 63).
3) Narator dalam cerita fantastik
commit to user
menyampaikan pengalaman orang lain. Ada pula cerita fantastik yang -an.
sebuah peristiwa. Pembaca akan percaya sepenuhnya bahwa penutur adalah penutur yang berakal sehat, dan yang dikatakannya adalah suatu kebenaran. Seringkali tokoh pencerita tersebut menceritakan langsung pengalaman fantastiknya kepada tokoh-tokoh lain dalam cerita. Bentuk penuturan seperti itu juga merupakan usaha untuk menampilkan kesan realis yang meyakinkan (Apsanti Djokosujatno, 2005: 63 65).
2. Konsep Hipnotis
pakan kata dasar artinya dewa tidur dalam legenda Yunani. Istilah
sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Dr. James Braid, peneliti ilmu hipnotis yang berasal dari Inggris pada abad ke-19 Masehi. Bila dilihat dari
Hypnotist dalam bahasa Inggris berarti orang
benda, dan bukan kata sifat (http://banyubiru3prast.wordpress.com/about). Hypnosis sebenarnya tidak benar-benar membuat seseorang dalam
commit to user
II
I
III
IV
adalah di mana kondisi suyet (obyek) berpindah dari kondisi sadar ke kondisi bawah sadar.
Hipnotis kini marak digunakan sebagai salah satu alternatif penyelesaian masalah, mulai dari masalah hiburan, kesehatan, hingga masalah pengasuhan anak. Dalam dunia hipnosis, kuadran kesadaran dan kemampuan bukanlah suatu hal yang asing. Sebenarnya, kuadaran kesadaran manusia dapat digambarkan sebagai berikut (Aqila Smart, 2010: 15).
Gambar 1
Kuadran Kesadaran Manusia
Competence
Incompetence
Pada kuadran tersebut dapat diketahui bahwa pada tataran tertentu manusia mengalami titik kesadaran dan kemampuan. Posisi ini dapat diketahui sebagai berikut.
a. Un-consious incompetence (tidak sadar dan tidak bisa) ini merupakan posisi paling bawah
b. Consious incompetence (dengan kesadaran penuh tidak bisa)
c. Consious competence (bisa dengan kesadaran penuh)
d. Unconsious competence (tanpa sadar bisa melakukan)
Melalui hipnotis, pemberdayaan diri dapat dilakukan. Secara medik dan fisik, para dokter membagi tingkat kesadaran pikiran otak manusia menjadi dua, yakni pikiran sadar (concious) dan tak sadar (unconcious). Di
commit to user
dalam pikiran manusia terdapat frekuensi gelombang. Pola frekuensi gelombang aktivitas adalah hasil rekaman EEG (Elektro Encephalo Graph) atau perangkat elektronik pengukur pulsa otak manusia terhadap sampel tipial. Frekuensi gelombang otak manusia terbagi atas beberapa kategori, yaitu sebagai berikut (Aqila Smart, 2010: 18 19).
Tabel 2
Frekuensi gelombang otak manusia
Spektrum Rangkum frekuensi Gelombang Aktivitas Otak Manusia
Kondisi Situasi Mental Nama
Gelombang
pengerahan energi luar biasa Gamma Tinggi 42.0 45.0 Sadar Hiper
Hasrat, konsentrasi tinggi, fokus, ekstasi tinggi,
pengerahan energi
Gamma 30.0 42.0
Sadar Super Anksietas atau gelisah, ekstasi
atau keterangsangan Beta tinggi 18.0 30.0 Sadar Tinggi Berpikir, persepsi, konsentrasi,
kognisi, aktivitas mental Beta tinggi 15.0 18.0
akses ke pikiran bawah sadar Alpha 8.0 12.0
Antara sadar Sekarat Koma berat, mati suri Delta rendah 0.1 1.0
Mati Mati nol 0
D. Kerangka Pikir
commit to user
HQ. Analisis pertama yang dilakukan adalah mengadakan penyuntingan teks, yaitu terdiri dari inventarisasi naskah, deskripsi naskah, ikhtisar isi teks, kritik teks, dan suntingan teks. Penyuntingan teks dilakukan dengan tujuan dapat menghasilkan sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Baik dalam arti mudah dibaca karena sudah ditransliterasikan. Benar dalam pengertian kebenaran isi teks dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena sudah dibersihkan dari kesalahan-kesalahan kecil.
commit to user
23 BAB IIIMETODE PENELITIAN
Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk
mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang lainnya
(Poerwadarminta, 1976: 649). Bisa juga dikatakan bahwa metode merupakan cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan dalam
pencapaian tujuan tertentu. Kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah penelitian.
Dengan demikian, metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang
dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan penelitian, dan untuk mencapai
suatu tujuan penelitian (Sutrisno Hadi, 1993: 124).
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang membicarakan kemungkinan untuk memecahkan
masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau
mengklasifikasikan, menganalisa dan menginterpretasikan (Winarno Surakhmad,
1982: 174). Maksudnya adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau
kalimat dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan
kualitatif (Lexy J. Moleong. 1990: 6).
B. Objek Penelitian
Setiap penelitian memiliki objek yang diteliti. Objek penelitian ini adalah
commit to user
C. Sumber Data PenelitianSumber data dalam penelitian ini adalah naskah Hikayat Qamaruzzaman
berkode MS 34. Tebal halaman naskah berjumlah 67 halaman, berupa foto digital
berformat pdf. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi
Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang terdapat dalam Pustaka Digital
Manuskrip Melayu. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada
www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Website ini diakses peneliti pada 28
November 2011.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
kepustakaan (library research). Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan
sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi Subroto, 2007: 47). Data
penelitian yang dipakai berupa kata, kalimat dan paragraf atau pernyataan yang
terdapat dalam naskah HQ. Pengumpulan data dengan berbagai tekniknya harus
benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperolehnya (H.B.
Sutopo, 2002 : 78).
Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Pencarian Informasi
Peneliti berusaha mendapatkan informasi mengenai naskah yang akan
dijadikan sumber data penelitian. Informasi ini diperoleh dari inventarisasi
naskah dengan studi katalog. Pelacakan dilakukan pada katalog terbitan dan
katalog online. Katalog yang dimaksud adalah katalog online Digital
Library of Malay Manuscripts (Pustaka Digital Manuskrip Melayu). Katalog
commit to user
katalog ini, didapatkan informasi tentang naskah HQ yang tersimpan di
Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala
Lumpur. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada
www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my.
2. Pencetakan Data
Tahapan setelah pencarian informasi adalah tahap pencetakan data.
Tahap pencetakan dilakukan dengan cara mencetak file foto digital naskah.
Setelah itu, naskah dicetak dengan cara print file unduhan. Naskah yang
telah dicetak ke dalam lembar cetakan ini dilakukan agar memudahkan
peneliti dalam mengkaji naskah terutama saat penyuntingan teks. Sebelum
melakukan proses pencetakan, terlebih dahulu dilakukan pengunduhan
naskah.
Langkah selanjutnya adalah mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah ini
sangat diperlukan untuk menjelaskan atau memberi gambaran tentang seluk-beluk
naskah. Selain itu, deskripsi sangat berperan untuk mengetahui karakter naskah.
Data yang disajikan tentang pendeskripsian naskah HQ ini mengacu pada dua
sumber, yaitu Kodikologi Melayu Indonesia (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994:
38-42) dan deskripsi naskah yang terdapat dalam Katalogisasi dan Konservasi
Naskah-naskah Jawa di Surakarta sebagai Upaya Penyelamatan Intangible Asset
Bangsa (Asep Yudha Wirajaya, 2007:5).
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan sesuai dengan yang
commit to user
yang tidak dimiliki ilmu lain. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Metode Penyuntingan Teks
Metode penyuntingan dalam penelitian ini adalah metode
penyuntingan naskah tunggal edisi standar. Edisi standar ialah penyuntingan
dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan kecil dan
ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan yang baku (standar).
Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang dicatat dalam aparat kritik (Bani
Sudardi, 2003: 59-61).
Metode penyuntingan naskah tunggal dilakukan karena berdasarkan
inventarisasi naskah, diketahui bahwa naskah HQ merupakan naskah salinan
dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal. Pada
katalog online Pustaka Digital Manuskrip Melayu, terdapat bagian berupa
foto dan penyebutan judul naskah serta kode yaitu Hikayat Qamaruzzaman
MS 34. Mengingat jarak, tenaga, waktu yang terbatas serta keterjangkauan
naskah HQ, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode naskah
tunggal dalam penelitian ini. Naskah yang terjangkau oleh peneliti hanya
terdapat satu edisi naskah dari Pustaka Digital Manuskrip Melayu, sehingga
perbandingan naskah tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Penyuntingan naskah tunggal pada penelitian ini menggunakan
metode edisi standar. Sebagaimana yang diungkapkan di atas, hal-hal yang
perlu dilakukan dalam edisi standar antara lain sebagai berikut (Edwar
commit to user
1) Teks ditransliterasikanTransliterasi naskah HQ ini menggunakan pedoman transliterasi
yang disusun oleh Istadiyantha, sesuai dengan sistem yang terdapat
dalam artikel Pedoman Transliterasi Arab Latin (Istadiyantha, 2010:
1 3) dalam www.istayn.file.wordpress.com. Pedoman transliterasi ini
juga terdapat penambahan serta pengurangan pada huruf Arab Melayu
serta tambahan huruf Melayu (Bani Sudardi, 2003: 17 18).
2) Kesalahan teks dibetulkan
Pembacaan transliterasi dilanjutkan dengan pembacaan teks
secara cermat. Kesalahan yang ditemukan didata dan dicatat,
kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis kesalahan disertai
pembetulan.
3) Diberi catatan perbaikan/perubahan
Catatan perbaikan atau perubahan dilakukan dengan
menambahkan catatan kaki pada setiap kesalahan yang ditemukan.
Kesalahan yang telah dikelompokkan kemudian dibuat tabel yang
memuat perbaikan atau perubahannya.
4) Diberi komentar, tafsiran (informasi di luar teks)
Komentar dapat ditambahkan pada catatan kaki apabila
diperlukan pada kondisi naskah tertentu. Kondisi tersebut misalnya
apabila terdapat pemakaian bahasa lain atau intervensi bahasa lain
dalam naskah karena pengaruh penyalinnya. Selain itu, penambahan
pungtuasi juga merupakan komentar maupun tafsiran yang dapat
commit to user
5) Teks dibagi dalam beberapa bagianTeks yang telah ditransliterasikan, dilakukan pengaturan alenia
maupun pembagian teks supaya dapat dengan mudah dipahami oleh
pembaca.
6) Disusun daftar kata sukar
Kata sukar dalam teks HQ didata dan dicatat untuk diberikan
maknanya pada bagian akhir suntingan. Penyusunan daftar kata sukar
beserta maknanya digunakan untuk mempermudah pembaca
memahami isi teks HQ.
2. Metode Pengkajian Teks
Pengkajian teks ini digunakan beberapa metode untuk mendukungnya.
a. Metode Struktural Sastra Fantastik
Pengkajian teks ini dilakukan dengan mendeskripsikan struktur
sastra fantastik. Analisis struktur sastra fantastik teks HQ
menggunakan metode struktural. Kajian dilakukan pada identifikasi
story discourse (meliputi aspek wacana dan kronologis), dekor realis,
tokoh, penokohan, narator, dan kejadian-kejadian aneh (Risnawati,
2010: 29) yang terdapat pada naskah HQ. Kemudian dilanjutkan
dengan pengelompokan ke dalam subgenre. Hal ini berdasarkan teori
sastra fantastik yang dikemukakan oleh Tzvetan Todorov dalam buku
Apsanti Djokosujatno (2005: 51 70).
b. Metode Analisis Isi (Content Analysis)
Penelitian ini menggunakan analisis isi atau content analysis.
commit to user
teks dengan konsep hipnotis. Dilakukan pembacaan relevansi isi
naskah, dalam hal ini ditinjau dari segi konteks kekinian unsur
fantastik berupa hipnotis. Untuk memahami sebuah teks agar teks itu
bermakna sesuai dengan konteks kekinian sesuai dengan situasi ketika
teks itu ditulis, tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan ilmu lain
(Istadiyantha, 2010: 5). Bagian ini memungkinkan pengembangan
penelitian filologi dengan berbagai disiplin ilmu.
Menurut Suwardi Endraswara (2003: 160), analisis isi digunakan
apabila peneliti hendak mengungkap, memahami dan menangkap
pesan yang terkandung dalam sebuah karya. Manfaat suatu teks dapat
diketahui setelah teks itu dapat dipahami isinya. Dengan menggunakan
pendekatan mutakhir dan relevan dengan masalah kekinian, akan
menempatkan filologi sesuai dengan arus perkembangan zaman dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
F. Teknik Penarikan Simpulan
Setelah melakukan penelitian, maka peneliti mengambil simpulan atas hasil
analisis data yang dilengkapi dengan saran-saran. Penarikan simpulan sangat
berguna dalam merangkum hasil akhir suatu penelitian. Selain sebagai landasan
rumusan pengambilan keputusan bagi pihak peneliti, simpulan juga digunakan
sebagai bahan acuan penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini, penarikan
simpulan dilakukan secara induktif, yaitu penarikan simpulan dengan berpikir
berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan yang bersifat
commit to user
30 BAB IV
SUNTINGAN TEKS
A.Inventarisasi Naskah
Penyuntingan teks diawali dengan langkah kerja inventarisasi naskah.
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada bab I, inventarisasi naskah penelitian
ini dilakukan dengan studi katalog. Berdasarkan inventarisasi naskah yang telah
dilakukan melalui studi katalog dapat diketahui bahwa naskah HQ merupakan
naskah salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah
tunggal.
Pada katalog online Pustaka Digital Manuskrip Melayu, terdapat bagian
berupa foto dan penyebutan judul naskah serta kode yaitu Hikayat Qamaruzzaman
MS 34. Selain pada katalog online tersebut, peneliti mendapati terdapat penelitian
naskah terdahulu dengan teks berjudul hampir sama dengan judul naskah HQ. Hal
ini sebagaimana disebutkan pada bab II mengenai kajian pustaka. Penelitian ini
pada naskah sejenis ditemukan di katalog Universityof Michigan.
Sebagaimana yang telah diungkapkan pada bab III mengenai metode
penyuntingan naskah, peneliti mengalami kendala dalam pelacakan lebih lanjut.
Mengingat jarak, tenaga, waktu yang terbatas serta keterjangkauan naskah HQ,
maka peneliti memutuskan untuk menggunakan metode naskah tunggal dalam
penelitian ini. Keterbatasan yang dimiliki peneliti menjadi kendala pelacakan
lebih lanjut pada naskah HQ yang terlacak telah diteliti di Malaysia dan
commit to user
B. Deskripsi Naskah
Deskripsi naskah merupakan bagian dari penelitian filologi yang
memberikan gambaran mengenai seluk beluk keadaan naskah yang akan diteliti.
Deskripsi sangat diperlukan dalam penelitian filologi. Akan tetapi, naskah HQ
dalam penelitian ini merupakan naskah dengan format digital, bukan dalam
bentuk konkrit berupa buku. Hal ini menjadikan adanya perbedaan cara
pendeskripsian naskah dalam bentuk konkritnya.
Informasi tentang seluk beluk naskah sangat bergantung pada informasi
yang ditampilkan dalam file foto pada website penyedia naskah tersebut. Data
tentang pendeskripsian naskah mengacu pada dua sumber, yaitu Kodikologi
Melayu Indonesia (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 38-42) dan deskripsi naskah
yang terdapat dalam Katalogisasi dan Konservasi Naskah-naskah Jawa di
Surakarta sebagai Upaya Penyelamatan Intangible Asset Bangsa (Asep Yudha
Wirajaya, 2007:5). Dari kedua acuan tersebut terdapat penambahan dan
pengurangan sesuai dengan kondisi naskah. Berikut uraian mengenai naskah
tersebut.
1. Bagian Umum Naskah
Di dalam katalog Pustaka Digital Manuskrip Melayu pada halaman 1
atau sampul naskah digital disebutkan bahwa judul naskah adalah Hikayat
Qamaruzzaman. Hal ini sebagaimana disebutkan Sebuah
Hikayat Qamaruzzaman (HQ, 1905:2). Naskah ini tersimpan di Pusat
Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur.
Perpustakaan digital ini dapat diakses pada
commit to user
dalam halaman pertama naskah digital yaitu, MS 34. Nomor ini merupakan
nomor inventarisasi yang terdapat dalam katalog online Pustaka Digital
Manuskrip Melayu.
Naskah tersimpan dalam bentuk format PDF, dengan nama file hikayat
qamaruzzaman.pdf.Naskah HQ memiliki ukuran file 11980 kilobytes. Naskah
HQ ini hanya terdiri dari satu teks serta merupakan cerita yang berjenis
hikayat. Judul yang disebutkan dalam naskah, menunjukkan bahwa naskah ini
berjenis hikayat. Selain itu, bahasa yang digunakan pada naskah HQ adalah
bahasa Arab dan bahasa Melayu. Akan tetapi, informasi tempat penulisan,
penyalin maupun pemilik naskah tidak terdapat dalam teks.
Di bagian tanggal penulisan tidak tercantum jelas dalam teks, namun
terdapat kolofon yang tertulis dalam bagian akhir naskah. Terdapat informasi
tahun penyalinan naskah, yaitu tahun 1324 H atau 1905 M. Tahun Masehi
tersebut dapat diketahui melalui metode penjajaran tahun Hijriah dan Masehi.
Tahun Masehi ini mengikuti perhitungan peredaran matahari, yang dalam satu
tahun ada 365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik kurang sedikit, atau biasa
dikatakan 365¼ hari kurang sedikit. Karenanya, setiap empat tahun Masehi
ada satu tahun kabisat yang dalam tahun kabisat itu berumur 366 hari.
Tambahan satu hari itu dijatuhkan dalam bulan Februari (Asdi. S. Dipodjojo,
1996: 4).
Penjajaran tahun Hijriah dengan tahun Masehi pada naskah HQ ini
dirumuskan A.J. Wensinck and J.H. Kraemers, 1941:735; Ensiklopedia
Indonesia, N Z: 1319, dalam Asep Yudha Wirajaya, 2009, seperti tabel di
commit to user
Tabel 3
Penjajaran Tahun Hijriah dengan Tahun Masehi
Diketahui pada kolofon naskah tertera 1324 Sannah / 1324 H.
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat disejajarkan tahun Masehi
penulisan naskah HQ yaitu pada 1324 H / 1905 M.
2. Bagian Buku
Berdasarkan kondisi naskah HQ melalui foto digitalnya, diketahui
bahwa keadaan naskah digital HQ sangat baik. Tulisan agak mudah dibaca
dan jelas. Warna kertas terlihat agak kuning kecoklatan dikarenakan usia
naskah yang sudah memiliki umur di atas 50 tahun. Bahan yang digunakan
dalam penulisan naskah HQ adalah kertas. Tidak terdapat cap kertas dalam
naskah ini. Dominasi warna tinta hitam dan sebagian warna merah.
Status kelengkapan naskah juga menunjukkan naskah ini lengkap dan
utuh. Hal ini terlihat bahwa tidak ada halaman yang hilang dengan ditandai
letak catchword yang sesuai pada setiap halamannya serta struktur cerita
lengkap. Akan tetapi terdapat beberapa bagian naskah yang sedikit terhapus.
Seperti pada halaman 11, 20, 28, 29, dan 40. Akan tetapi, hal ini tidak
commit to user
Naskah HQ ini memiliki 67 halaman, mencakup sampul depan. Terdapat
penambahan penulisan halaman dengan menggunakan pensil di bagian bawah
naskah. Informasi ini merupakan tambahan dari pengelola website dan sangat
membantu peneliti dalam melakukan pembacaan naskah. Berikut perincian
jumlah baris tiap halaman yang rata-rata berkisar 26 baris.
commit to user
Selain jumlah baris, jumlah halaman yang ditulis yaitu 66 halaman.
Tidak terdapat halaman pelindung serta kuras. Ukuran halaman pada tiap
halaman naskah HQ ini berbedabeda. Ratarata menunjukkan angka panjang
-= 61 cm dan lebar -= 38 cm. Ukuran pias pun berbeda-beda pada setiap
halaman naskah. Hal ini peneliti indikasikan karena format digital foto naskah
dimungkinkan telah melalui pemotongan ataupun penyesuaian tata letak yang
berbeda di setiap digitalisasi naskah di tiap halamannya.
Di bagian penulisan, terdapat satu kolom halaman untuk penulisan narasi
cerita dan dua
Penomoran halaman merupakan tambahan dari kodikolog atau penyedia
layanan website naskah HQ. Penomoran halaman dilakukan dengan
menambahkan tulisan angka halaman di bawah foto naskah.
3. Bagian Tulisan
Naskah HQ menggunakan tulisan dengan aksara Arab-Melayu. Jenis
hurufnya berukuran sedang dan tebal, dengan keadaan tulisan yang jelas dan
mudah dibaca. Jarak antarhuruf pun renggang. Warna tulisan menggunakan
tinta warna hitam dan merah. Tanda koreksi pada naskah HQ terdapat di
beberapa halaman yaitu halaman 20, 24, 46, dan 66.
Dalam naskah ini tidak terdapat pungtuasi atau tanda baca. Namun,
hanya sebagian kecil saja yang menggunakan harokat/tanda baca khususnya
dalam aksara Arab yang berbahasa Arab. Hiasan huruf dan ilustrasi pun tidak
commit to user
Pada naskah HQ terdapat iluminasi di beberapa bagian naskah. Iluminasi
merupakan hiasan bingkai yang biasanya terdapat pada halaman awal dan
mungkin juga pada halaman akhir (Sri Wulan Rujiati Mulyadi, 1994: 69).
Bentuk iluminasi pada naskah HQ berupa gambar sulur bunga dan daun.
Iluminasi terdapat pada halaman 2 8, 17 18, 21 22, 26, 29 30, 34, 36,
38 39, 41 45, 49, 52, 55, 58, dan 59 61. Berikut beberapa potongan
iluminasi yang terdapat dalam naskah HQ.
Gambar 2
Iluminasi pada naskah HQ
commit to user
commit to user
4. Bagian Sejarah
Kolofon naskah berada di bagian halaman paling belakang naskah di
akhir teks. Kolofon ini tidak menunjukkan nama penulis, nama penyalin, dan
tempat penyalinan. Akan tetapi hanya memuat informasi tentang angka tahun.
Tahun yang tertera yaitu 1324 H. Berikut penggalan foto kolofon.
Gambar 3
Penggalan Foto Kolofon Naskah
Catatan ciri kepemilikan resmi naskah terlihat dari logo Dewan Bahasa
dan Pustaka Malaysia. Logo ini terletak di pojok bawah sisi kanan tiap
halaman naskah. Berikut penggalan gambar ciri kepemilikan naskah.
Gambar 4
Penggalan Gambar Ciri Kepemilikan Naskah
Catatan lain yang terdapat dalam naskah yaitu catchword. Naskah HQ
memiliki catchword atau alihan pada setiap halaman naskah pada ujung pias
sebelah kiri. Meskipun demikian, terdapat halaman tanpa catchword karena
tidak terdapat kata alihan. Keseluruhan catchword dapat dilihat pada tabel
commit to user
Tabel 5
Catchword
No Halaman Catchword Transliterasi
commit to user
C. Ikhtisar Isi Teks
Teks HQ ini secara umum berisi cerita mengenai kisah tokoh
Qamaruzzaman. Pada awal pengisahan terdapat dialog Dahnis dan Maimunah
tentang perbandingan Qamaruzzaman dan Budur. Maimunah memanggil seorang
jin ifrit bernama Qasyqasy untuk menjadi saksi. (HQ, 1905: 1 3). Dahnis
menjelma seperti anak anjing dan menggigit lutut Qamaruzzaman. Maimunah
menjelma menjadi kutu anjing, menggigit betis dan bawah pusat Budur.
Qamaruzzaman bercinta dengan Budur. Mereka pun saling bercinta serta tertukar
cincinnya (HQ, hal. 4 9).
Qamaruzzaman terbangun dari tidurnya, mencari Budur tetapi tiada. Ia
marah pada khadam penjaga pintu. Para khadam tidak mengetahui tentang
kehadiran Budur pada kamar Qamaruzzaman, mereka melaporkan Qamaruzzaman
kepada Baginda Malik Syahraman. Qamaruzzaman diasingkan di gua batu karena
dianggap hanya bermimpi ataupun terbujuk was-was setan (HQ, hal. 10 18).
Qamaruzzaman meyakinkan Malik Syahraman atas cincin yang tertukar dengan
Budur. Syahraman pun percaya kepada Qamaruzzaman. Ia menyuruh seluruh
rakyat mencari keberaan putri yang belum diketahui tempatnya. Qamaruzzaman
diasingkan ke mahligai di tengah laut (HQ, hal. 19 22).
Kisah yang hampir sama terjadi pada Budur. Budur bersedih karena
menyadari lelaki yang tidur dengannya tiada. Dayang-dayang tidak mengetahui
keberadaan lelaki yang tidur bersama Budur. Budur dianggap gila dan diikat
dengan rantai besi (HQ, hal. 23 24). Malik Al-Ghabur membuat semacam
commit to user
mampu mengobati. Muncul tokoh Marzawan, teman Budur, seorang anak yang
ingin menjenguk Budur. Marzawan menyamar supaya dapat bertemu Budur lewat
bantuan ibunya. Lewat Marzawan, Budur meminta ia mencari lelaki yang telah
memikat hatinya tersebut (HQ, hal. 25 28).
Pencarian Marzawan dimulai. Ia menjelajah negeri dan akhirnya bertemu
dengan negeri Khaldan. Marzawan menceritakan tentang Budur, Qamaruzzaman
pun sembuh dari kesedihannya. Marzawan mengajak Qamaruzzaman untuk
menemui Budur. Mereka berdua pun pergi meminta izin pada Malik Syahraman.
Qamaruzzaman membohongi dengan izin berburu ke hutan (HQ, hal. 29 36).
Marzawan mempunyai trik untuk mengelabui orang-orang kerajaan
Qamaruzzaman. Ia menyembelih unta dan kuda yang dinaikinya. Darahnya
dilumurkan ke bajunya dan baju Qamaruzzaman. Mereka melanjutkan perjalanan
tanpa khawatir dibuntuti oleh pasukan raja Syahraman (HQ, hal. 37 38).
Marzawan dan Qamaruzzaman tiba di pulau yang dihuni Malik Al-Ghabur
dan Budur. Marzawan meminta Qamaruzzaman untuk menyamar sebagai ahli
nujum yang akan mengobati Budur. Banyak tabib, tukang hisab dan tukang nujum
yang telah mati dipenggal karena tidak berhasil mengobati Budur. Apabila
berhasil, ia akan dikawinkan dengan Budur dan diberi setengah kerajaan. Apabila
gagal, ia akan dipenggal kepalanya. Qamaruzzaman menerima syarat tersebut dan
dibawa oleh khadam atas perintah baginda ke mahligai Budur (HQ, hal. 39 41).
Qamaruzzaman dari balik pintu mahligai Budur, menulis sepucuk surat untuk
dibaca Sayidatul Budur. Di dalam surat, diselipkan cincin Sayidatul Budur yang
sempat tertukar. Dilanjutkan syair Qamaruzzaman tentang kecintaannya kepada
commit to user
Sayidatul Budur membaca surat Qamaruzzaman dan memakai cincin yang
terselip dalam surat. Budur pun sembuh dari duka citanya. Baginda merasa sangat
bahagia, putrinya telah sembuh (HQ, hal. 44 45). Qamaruzzaman menceritakan
tentang dirinya dan kisah mengapa semua bisa terjadi. Baginda memerintahkan
untuk mempersiapkan perhelatan pernikahan Sayidatul Budur dengan
Qamaruzzaman. Beberapa waktu berlalu, tak ayal Qamaruzzaman rindu orang
tuanya. Ia memutuskan untuk mengunjungi orang tuanya bersama Sayidatul
Budur. Mereka meminta izin kepada Baginda Malik Al-Ghabur (HQ, hal. 46
47).
Qamaruzzaman pergi ke kerajaan Malik Syahraman. Sebulan perjalanan,
mereka berhenti di sebuah perkemahan untuk istirahat dan tinggal. Dalam
kemah angin
sehingga terbuka. Ketika memeluk, ia mendapati sebuah cincin yang bercahaya
merah tua terikat di tepi pakaian Budur. Tiba-tiba datang seekor burung
menyambar cincin tersebut. Qamaruzzaman mengejar burung tersebut hingga
terlampau jauh jaraknya. Ia tidak ingat jalan kembali ke kemah istrinya (HQ, hal.
48 49).
Qamaruzzaman tersesat di sebuah negeri beragama Majusi, mendapati
seorang tua bernama Khauli. Khauli menerimanya untuk tinggal menjadi tukang
kebun sembari menunggu ahli negeri musafir ke negeri Khaldan untuk menemui
ayahnya Malik Syahraman. Sementara dikisahkan Sayidatul Budur mencari
Qamaruzzaman dengan cara menyamar sebagai laki-laki yaitu menjadi
commit to user
negeri Ainus rajanya bernama Malik Umanus dan memiliki putri bernama
Hayatun Nufus (HQ, hal. 50 52).
Malik Umanus menyambut kedatangan Budur serta memintanya untuk
menikah dengan Hayatun Nufus. Budur menerima permintaan Raja hanya untuk
mempergunakan kesempatan menjadi raja dan takut ditipu oleh Raja. Pesta
pernikahan dihelat meriah. Budur menjadi raja yang bijaksana. Tiap malam,
Budur hanya tidur di samping Hayatun Nufus tanpa menyetubuhinya dikarenakan
sama-sama wanita. Hayatun Nufus mengadu kepada Raja. Mereka memiliki
rencana jika Budur tidak menyetubuhi anaknya, maka akan ditarik semua kerajaan
yang dimiliki Budur dan Budur akan dibunuh (HQ, hal. 53 55).
Hayatun Nufus tidak tega dan memberi tahu rencana Raja. Budur
berterusterang akan kondisinya. Hayatun Nufus pun memahami dan
menerimanya. Mereka memiliki siasat untuk menodai celana Hayatun Nufus
dengan darah seekor ayam yang disembelih. Hal ini dilakukan untuk mengelabui
Raja supaya mengira Hayatun Nufus telah disetubuhi oleh Budur. Raja dan
permaisuri pun percaya (HQ, hal. 56 57).
Kisah Malik Syahraman, ayah Qamaruzzaman mencari putranya. Ia
meyakini anaknya telah mati terbunuh, setelah mendapati baju anaknya yang
rusak dan berlumur darah. Kesedihan meliputi sang raja (HQ, hal. 58 60).
Kisah Qamaruzzaman menjadi tukang kebun di rumah Khauli yang selalu
merasa sedih. Khauli pergi mencarikan tumpangan untuk Qamaruzzaman agar
dapat ikut pergi dengan saudagar-saudagar ke negeri Muslimin. Saat di kebun,