BAB III : METODE PENELITIAN
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang lengkap dalam penelitian sangat diperlukan. Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini digunakan dua macam metode pengumpulan data sebagai berikut.
Gambar 3. Bagan Penelitian
Data nilai tes materi lingkaran dari kelas VIII MTs NU 07 Patebon
Dipilih satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan kemampuan seimbang, serta satu kelas uji coba
Kelas VIII B sebagai kelas kontrol
Kelas VIII A sebagai kelas eksperimen
Kelas VIII C sebagai kelas uji coba
Uji coba instrumen tes
Analisis untuk menentukan instrumen
tes Uji normalitas, homogenitas dan
kesamaan rata-rata
Proses belajar mengajar
Tes evaluasi
Analisis tes evaluasi
Membandingkan hasil tes evaluasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
a. Metode Dokumentasi
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen, yang artinya barang- barang tertulis.29 Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data penelitian tentang hal-hal atau variabel tentang jumlah peserta didik, nama peserta didik, nilai ulangan harian materi sebelumnya yaitu materi pokok lingkaran yang diperoleh peserta didik. Nilai tersebut berguna untuk analisis data awal.
b. Metode Tes
Metode tes adalah serentekan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.30
Peneliti menggunakan metode tersebut untuk mendapatkan data tentang kemampuan pemecahan masalah pada materi sub pokok bahasan garis singgung dua lingkaran dengan menggunakan tes uraian sehingga peserta didik dapat mengorganisir, menginterprestasi, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Sehingga menuntut peserta didik untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali dan mempunyai daya kreativitas tinggi.
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan instrumen tes adalah sebagai berikut:31
a. Pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan b. Menentukan waktu atau alokasi waktu
c. Menentukan jumlah soal d. Menentukan tipe soal e. Menentukan kisi-kisi soal.
29Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,, hlm. 201
30
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 65.
31
Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: PT Pustaka Instan Madani, 2009), hlm. 107. Dalam skripsi Dewi, “Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Metakognitif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas VII pada Materi
Pokok Perbandingan di MTs Negeri 2 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”Skripsi (Semarang:
Sebelum post test, soal terlebih dahulu diujicobakan pada kelas uji coba di kelas VIII C untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Kemudian setelah tes tersebut diperbaiki dan dapat diketahui kevalidan dan reliabelitasnya, soal tersebut diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B.
Adapun analisis uji coba instrumen tes sebagai berikut: a) Analisis Validitas
Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Rumus yang digunakan:32
∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ } Keterangan: Koefisien korelasi skor item skor total
= jumlah peserta didik
perkalian antara skor butir soal dan skor total
∑ jumlah kuadrat skor butir soal
∑ = jumlah kuadrat skor total
Harga yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga kritik product moment, apabila harga > maka instrumen tersebut valid.
Berdasarkan uji coba yang telah dilaksanakan, dengan N = 39 dan taraf nyata diperoleh . Soal dikatakan valid jika Hasil perhitungan validitas soal uraian diperoleh sebagai berikut.
32
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 72
Tabel 3. 1
Data Validitas Soal Uji Coba
Butir soal rhitung Kriteria
1 0,325 0,628 Valid 2 0,13645 Tidak Valid 3 0,687525 Valid 4 0,43724 Valid 5 0,711713 Valid 6 0,6470658 Valid 7 0,608968 Valid 8 0,545246 Valid 9 0,580343 Valid 10 0,6307 Valid 11 0,568016 Valid 12 0,55236 Valid
Karena butir soal nomor dua tidak valid maka diadakan uji validitas tahap dua. Adapun hasil uji validitas tahap dua adalah sebagai berikut.
Tabel 3. 2
Data Validitas Soal Uji Coba Tahap Dua
Butir soal rhitung Kriteria
1 0,325 0,5944 Valid 3 0,6223725 Valid 4 0,4120622 Valid 5 0,718975 Valid 6 0,60796327 Valid 7 0,6313444 Valid 8 0,6116013 Valid
9 0,655415 Valid
10 0,673303 Valid
11 0,6439661 Valid
12 0,597447 Valid
Untuk perhitungan validaitas soal dapat dilihat pada lampiran 11 dan 32.
b) Analisis Reliabelitas
Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subjek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya akan tetap sama atau relatif sama. Untuk mencari reliabilitas soal bentuk uraian digunakan rumus alpha. Adapun rumus alpha adalah sebagai berikut:33
[ ] [ ∑ ] Keterangan:
11
r : reliabelitas tes secara keseluruhan 2
: varian total
: varian butir soal n : banyaknya item
Setelah diperoleh harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan
tabel
r Apabila harga r11> rtabel, maka instrumen tersebut reliabel. Untuk perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat dalam lampiran 12. c) Tingkat Kesukaran Soal
Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah dengan menghitung berapa persen peserta tes yang gagal menjawab benar atau ada di bawah batas lulus (passing grades) untuk tiap-tiap
33
item. Untuk menafsirkan tingkat kesukaran (TK) dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
a) jika TK ≤ 27% soal termasuk kriteria mudah.
b) jika 27% < TK ≤ 72% soal termasuk kriteria sedang. c) jika TK > 72% soal termasuk kriteria sukar.
Batas lulus ideal 5 untuk skala 0 – 10. Rumus yang
digunakan adalah: % 100 tes peserta Jumlah gagal dianggap yang tes peserta Jumlah kesukaran Tingkat
Oleh karena skor butir item tidak mutlak, maka ketentuan yang benar dan yang salah juga bersifat tidak mutlak. Ketidakmutlakan tersebut dapat ditentukan oleh penguji tes sendiri.34
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal uraian diperoleh soal dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3. 3
Data Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Kriteria Butir soal Jumlah
Mudah 1, 2, 3, 5 33 %
Sedang 4, 7 17 %
Sukar 6, 8, 9, 10, 11, 12 50 % 100 %
Untuk perhitungan tingkat kesukaran bisa dilihat dalam lampiran 13.
34
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 273.
d) Analisis Daya Pembeda
Dalam penelitian ini tes diuji cobakan pada peserta didik yang berjumlah kurang dari 100, sehingga termasuk dalam kelompok kecil.
Rumus untuk menentukan daya pembeda soal yaitu:
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
√[∑ ]
Keterangan: t = uji t,
̅̅̅ = rata-rata dari kelompok atas, ̅̅̅ = rata-rata dari kelompok bawah,
2 1x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok atas,
22
x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok bawah, n = 27% x N, dengan N adalah jumlah peserta tes.
Hasil perhitungan t dikonsultasikan dengan ttabel, dengan dk = (n1 – 1) + (n2 – 1) dan taraf signifikansi 5%, jika thitung > ttabel maka daya beda soal tersebut signifikan.35
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda butir soal pada lampiran 14 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. 4
Hasil Uji Coba Daya Pembeda Item Soal
Butir soal thitung Kriteria
1. 2,026 0,936 Tidak 2. -0,9726 Tidak 3. 0,444085 Tidak 4. 1,682487 Tidak 5. 2,405127 Signifikan 35
6. 1,2041142 Tidak 7. 1,136484 Tidak 8. 0,985184 Tidak 9. 1,16936 Tidak 10. 1,67142 Tidak 11. 1,639127 Tidak 12. 1,28592 Tidak
Dari hasil analisis butir soal, maka soal yang dipilih adalah 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, dan 12. Karena butir soal tersebut sudah memenuhi kriteria valid, reliabel, obyektif dan praktis. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Anas Sudijono dalam bukunya yang berjudul Pengantar Evaluasi Pendidikan bahwa ciri-ciri tes hasil belajar yang baik adalah valid, reliabel, obyektif, dan praktis.36