EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB
POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG
PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI
MTs NU 07 PATEBON KENDAL
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam
Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh:
ARIS PUJIANTO
NIM: 073511025
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Aris Pujianto
Nim : 073511025
Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 06 November 2011
Saya yang menyatakan
Aris Pujianto
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan:
Judul : Efektivitas Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011
Nama : Aris Pujianto NIM : 073511025 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika
telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika.
NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul :EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK
BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTS NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011
Nama : Aris Pujianto
NIM : 073511025
Jurusan : Tadris
Program Studi : Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Pembimbing I
NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul :EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL
BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK
BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTS NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011
Nama : Aris Pujianto
NIM : 073511025
Jurusan : Tadris
Program Studi : Matematika
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
ABSTRAK
Judul : Efektivitas Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011
Penulis : Aris Pujianto
NIM : 073511025
Skripsi ini membahas efektivitas metode laboratorium menggunakan alat peraga pada materi sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran. Penelitian ini, bertujuan untuk menguji atau membuktikan efektivitas metode laboratorium menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di MTs NU 07 Patebon dalam sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental berdesain “Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design”, dilaksanakan pada kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan jumlah 42 anak, dan kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 43 anak. Sedangkan yang menjadi kelas uji coba adalah kelas VIII C dengan jumlah 41 anak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan tes. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama peserta didik kelas VIII di MTs NU 07 tahun ajaran 2010/2011 Patebon. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat peraga sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional.
(3,45115) < χ2tabel (7,81473), sehingga data hasil penelitian tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas diperoleh = 1,019 dan = 1,86 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Sedangkan pada uji kesamaan dua rata-rata diperoleh = 0,12096 dan = 1,9890, Sehingga di ketahui = 0,12096 < = 1,9890. Berdasarkan uji persamaan dua rata-rata (uji t) kemampuan peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya tulis
ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus
kepada semua pihak, terutama kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Suja’i, M.Ag.
2. Dosen pembimbing Yulia Romadiastri,S.Si.,M.Sc. dan Dr. Hj. Sukasih, M.Pd.
yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan
skripsi.
3. Kepala Sekolah MTs NU 07 Patebon, Mukhlis, S.Ag yang berkenan
memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MTs NU 07
Patebon.
4. Guru pengampu bidang studi matematika MTs NU 07 Patebon Ibu Rosidah
yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian.
5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan
kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.
6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai
perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah
memberikan layanan yang baik bagi penulis.
7. Kedua orang tua serta kerabat yang selalu memberikan dorongan baik moril
maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan dalam menempuh studi
dan mewujudkan cita-cita,
8. Teman-teman yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi,
khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan
balasan yang lebih dari yang mereka berikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
skripsi ini.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis
dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca
pada umumnya. Amin.
Semarang, 29 November 2011 Penulis
Aris Pujianto NIM : 073511025
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
PENGESAHAN ... iii
NOTA PEMBIMBING ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Penegasan Istilah ... 3
C. Rumusan Masalah... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 6
B. Kerangka Teoritik ... 7
1. Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga ... .7
a. Metode Laboratorium ... 7
b. Alat Peraga ... 10
c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga ... 16
2. Hasil Belajar Matematika ... 16
a. Pengertian Hasil Belajar ... 16
b. Tes Hasil Belajar ... 19
D. Kerangka Berfikir ... 22
E. Rumusan Hipotesis ... 24
BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 25
B. Jenis Penelitian ... 25
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25
D. Populasi dan Sampel ... 25
E. Variabel Penelitian ... 26
F. Desain Penelitian ... 27
G. Teknik Pengumpulan Data ... 29
H. Teknik Analisis Data ... 37
1. Analisis Data Tahap Awal ... 37
2. Analisis Data Tahap Akhir ... 41
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 45
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
C. Keterbatasan Penelitian ... 57
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 59
B. Saran-saran ... 59
C. Penutup ... 60
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha untuk menumbuh kembangkan potensi
sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan memegang
peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu
setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara
maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan. Upaya-upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan tersebut salah satunya dengan menerapkan
strategi pembelajaran yang efektif yang sesuai dengan pendekatan cara
belajar peserta didik aktif.
Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur
yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta
didik, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri.
Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,
bentuk dan manifestasi mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya
para guru. Kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap
proses belajar akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran
yang dicapai peserta didik.1
Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya adalah strategi belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Guru
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan
kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus
memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam
meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki
1
kualitas mengajarnya. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode
yang baru yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan
meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Agar peserta didik dapat
belajar dengan baik, maka metode pembelajaran harus diusahakan yang
tepat, efisien, dan seefektif mungkin. Di dalam mengajarkan materi garis
singgung persekutuan dua linngkaran guru harus bisa melatih peserta didik
untuk melukis garis singgung pesekutuan. Apabila peserta didik bisa
melukis kedua garis singgung prersekutuan tersebut akan mempermudah
memahami konsep-konsep dari garis singgung persekutuan. Akan tetapi,
yang terjadi di MTs NU 07 Patebon Kendal kebanyakan peserta didiknya
masih belum mampu untuk menggambar kedua garis singgung persekutuan
dua lingkaran tersebut.
Pihak sekolah juga kekurangan alat peraga untuk memperjelas konsep
dari garis singgung persekutuan dua lingkaran ini. Akibatnya untuk
memahami konsep garis singgung persekutuan dua lingkaran ini peserta
didik masih kesulitan. Selain hal ini yang terjadi di MTs NU 07 Patebon
Kendal adalah tidak sedikit peserta didik yang kurang bersosialisasi dalam
artian peserta didik yang sudah paham tidak mau mengajarkan kepada
peserta didik yang belum bisa, sehingga terdapat tidak keseimbangan di
dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti
mencoba menggunakan metode laboratorium dengan alat peraga. Dengan
metode ini peserta didik akan bisa bersosialisasi, karena metode ini adalah
suatu metode yang diajarkan dengan cara mengelompokkan sejumlah
peserta didik secara heterogen. Dengan harapan peserta didik yang sudah
paham bisa mengajari peserta didik yang belum bisa.
Metode ini juga melatih peserta didik untuk bereksperimen dan saling
bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah. Metode ini dilaksanakan
dengan cara bermain, diharapkan dengan permainan itu peserta didik dapat
menemukan suatu konsep matematika. Metode laboratorium memiliki
a. Siswa akan gemar menyelesaikan masalah-masalah yang didasarkan
kepada pengalamannya sendiri karena ia dituntut mengerjakan sesuatu
menurut kemampuannya.
b. Prinsip psikologi terpenuhi yaitu konsep atau generalisasi berjalan dari
hal yang konkret ke abstrak.
c. Pengertian akan dicapai oleh siswa, sebab siswa itu menemukan konsep
atau generalisasi atas hasilnya sendiri. Pengertian yang diperoleh
dengan mantap memungkinkan siswa mentransfer ke masalah lainnya
yang relevan.
d. Metode ini memungkinkan siswa saling bekerja sama dalam arti
pertukaran ide.2
Kemudian untuk membantu peserta didik memahami konsep garis
singgung persekutuan dua lingkaran digunakanlah alat peraga. Dengan alat
peraga ini peserta didik diharapkan bisa lebih paham dalam memahami dan
menetukan konsep dari garis singgung pesekutuan dua lingkaran. Dengan
metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
MTs NU 07 Patebon Kendal.
Melihat dari permasalahan di atas peneliti mengangkat judul
“EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN
ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG
PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTS NU 07
PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011”
B. Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi salah pengertian dari maksud pengambilan judul,
serta untuk menghindari terjadinya bermacam-macam interpretasi maka
perlu ditegaskan istilah-istilah yang termuat dalam judul berikut.
1. Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya,
(pengaruhnya, akibatnya, kesannya).3 Sehingga Efektivitas diartikan
2
adanya kesesuaian antara yang melaksanakan tugas dengan sasaran
yang akan dicapai.4
2. Metode laboratorium adalah suatu metode dimana peserta didik
berusaha menemukan problem-problem dan fakta-fakta matematika.
Pada prinsipnya metode laboratorium dilaksanakan oleh peserta didik
sambil bermain, mengobservasi dan bekerja mulai dari konkrit ke
abstrak, hasil permainan tersebut memungkinkan peserta didik
menemukan konsep-konsep atau generalisasi di dalam matematika.5
3. Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika
mengajar untuk memperjelas materi pelajaran yang dismpaikannya
kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.6
4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajar.7
5. Garis singgung persekutuan dua lingkaran adalah materi pelajaran
matematika kelas VIII semester II dalam pokok bahasan garis singgung
lingkaran.
Jadi, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat peraga
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal
pada materi sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil rumusan
masalah yaitu: Apakah metode laboratorium menggunakan alat peraga
3
Wjs. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2006), Cet.3, hlm.311.
4
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) Cet. 11, hlm. 82.
5
Alqan, Metode Laboratorium, http://www.scribd.com/doc/17451310/Penggunaan-Metode-Yang-Tepat-Dalam-Mengajar-Matematika, diakses pada tanggal 21-05-2011
6
Moch. Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 31.
7
efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan garis
singgung dua lingkaran kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peserta Didik
a. Untuk mempermudah pemahaman tentang garis singgung
persekutuan dua lingkaran.
b. Menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari dan
mengerjakan soal-soal garis singgung persekutuan dua lingkaran.
c. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
2. Bagi Guru
a. Menambah alternatif metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi.
b. Dapat memacu guru untuk lebih baik dalam mengajarkan garis
singgung persekutuan dua lingkaran.
3. Bagi Peneliti
a. Mengetahui pengaruh metode pembelajaran laboratorium dengan
alat peraga.
b. Mendapat pengalaman langsung dalam melaksanakan
pembelajaran matematika dengan memggunakan metode
pembelajaran laboratorium dengan alat peraga.
4. Bagi Sekolah
a. Sebagai input bagi sekolah di dalam memberikan sumbangan
pemikiran terhadap teknik pengajaran matematika yang tepat
guna.
BAB II
METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR
A. Kajian Pustaka
1. Dewie Kumala Ika S (04301244042) Jurusan Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Yogyakarta dengan skripsinya yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Kelas V dalam Pembelajaran Geometri dengan Metode Laboratorium di SD
Tegalsari Jawa Tengah”.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Setelah dilakukan
pembelajaran matematika dengan metode Laboratorium, motivasi
belajar siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan
motivasi belajar yang dicapai siswa dari pra tindakan ke siklus I
dilanjutkan ke siklus II, yaitu meliputi: motivasi yaitu dari 50,78%
pada pra tindakan menjadi 57,33% pada siklus I kemudian meningkat
lagi pada siklus II menjadi 69,77%, Selain itu diketahui pula bahwa
sebagian besar siswa memberikan sikap/ tanggapan yang baik
terhadap pembelajaran dengan metode Laboratorium.
2. Asti Sugiarti (4401403003) Jurusan Biologi, Universitas Negeri
Semarang dengan skripsinya yang berjudul ”Optimalisasi
Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tubuh Tumbuhan di Kelas VIII
Smp N 02 Godong.”
Penelitian ini merupakan penelitian PTK. Hasil dari penelitian
ini pada siklus I ketuntasan belajar siswa baru mencapai 40,43%. Guru
belum bisa mengelola kelas dengan baik sehingga pada saat praktikum
siklus I pembelajaran belum bisa optimal dan siswa juga belum
terbiasa belajar kelompok dalam laboratorium. Pada siklus II
III menjadi 85,11%. Penigkatan persentase ketuntasan belajar ini yang
menyebabkan meningkatnya motivasi siswa.
Beberapa skripsi di atas dapat menjadi rujukan penulis dalam
meneliti penggunaan metode laboratorium dalam pembelajaran
matematika materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.
Meskipun begitu ada perbedaan penelitian yang penulis lakukan
dengan skripsi-skripsi di atas. Perbedaan dengan peneliti pertama
terletak pada populasi, sampel, materi, tujuan dan metode penelitian.
Sedangkan dengan peneliti kedua terletak pada populasi, sampel,
materi dan metode penelitian. Penelitian yang akan penulis lakukan
merupakan penelitian eksperimen, yang akan meneliti pengaruh
penggunaan metode laboratorium menggunakan alat peraga terhadap
hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal
pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.
B. Kerangka Teoritik
1. Metode Laboratorium dengan Alat Peraga
a. Metode Laboratorium
1) Pengertian Metode Laboratorium
Metode laboratorium ini adalah peserta didik belajar
sambil bekerja, belajar sambil mengobservasi, dan memulai
dari yang konkrit ke abstrak.8 Metode ini berkaitan dengan
metode belajar sendiri. Sebenarnya matematika itu tidak
sekedar membaca, tetapi belajar sambil bekerja.9
Untuk lebih jelasnya E.T. Russeffendi menjelaskan
dalam buku Dasar-Dasar Matematika Modern untuk Guru
sebagai berikut: Mengajar dengan metode laboratorium adalah
8
Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988), hlm. 133.
9
mengajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk memahami suatu objek langsung matematika dengan
jalan mengkaji, menganalisa, menemukan secara induktif
melalui inkuiri, merumuskan dan mengetes hipotesa dan
membuat kesimpulan dari benda-benda konkrit atau
modelnya.10
2) Macam-Macam Pelaksanaan Metode Laboratorium
Prinsip metode laboratorium adalah belajar sambil
bermain, belajar sambil mengobservasi dan berjalan dari
konkret ke abstrak. Peserta didik tidak hanya mendengarkan
informasi tetapi juga mengerjakan sesuatu. Dalam
melaksanakan metode laboratorium ada bermacam-macam
pelaksanaannya antara lain sebagai berikut.
a) Bermain
Ide-ide matematika dipelajari siswa melalui
permainan. Tentu saja permainan yang disajikan itu harus
sesuai dengan perkembangan intelektual siswa. Jika suatu
konsep matematika disajikan melalui “bermain”,
pengertian terhadap konsep tersebut diharapkan akan
mantap, sebab belajar dengan cara itu merupakan belajar
yang wajar yakni sesuai dengan dasar nalurinya siswa
bahwa siswa itu memang suka bermain. Jadi pola-pola
matematika itu tidak dipelajari siswa melalui sederetan
pengetahuan yang sudah ditentukan sebelumnya sebagai
suatu proses mekanis, melainkan dengan melalui bermain,
yakni siswa mengkonstruksi pola-pola matematika.11
b) Kartu
10
Alqan. Metode laboratorium,
http://www.scribd.com/doc/17451310/Penggunaan-Metode-Yang-Tepat-Dalam-Mengajar-Matematikadiakses pada tanggal 21-05-2011
11
Ide/ gagasan matematika dipelajari peserta didik
melalui instruksi-instruksi yang berupa
pertanyaan-pertanyaan dan latihan yang ditulis pada kartu-kartu.
Peserta didik belajar matematika menurut kecepatannya
dan kemampuanya dari kartu-kartu tersebut. Dengan
menggunakan kartu-kartu itu, peserta didik mempelajari
konsep-konsep matematika, mencari pola dan struktur
matematika serta menyelesaikan masalah. Dengan sistem
kartu tersebut, pengajar dapat membantu peserta didik
secara individu.12
Dalam penelitian yang peneliti lakukan, cara melakukan
metode laboartorium yang digunakan termasuk dalam metode
bermain, dimana peserta didik dibebaskan untuk
mengkonstruksi alat peraga sendiri dengan bimbingan guru
sehingga peserta didik mendapatkan konsep matematika dari
pengalamannya sendiri.
3) Isi Lembar Kegiatan Laboratorium
Dalam setiap kegiatan laboratorium harus disediakan
lembar kegiatan praktikum. Pokok – pokok isi lembar kegiatan
praktikum meliputi:13
a) Tujuan:
Di bagian ini disebutkan tujuan atau perubahan tingkah
laku yang diharapkan, baik kognitif, mungkin afektif atau
psikomotor.
b) Alat dan bahan:
Di bagian ini disebutkan alat dan bahan yang diperlukan
dengan memperhatikan rancangan kegiatan untuk individu
atau kelompok.
12
Herman hudojo. Mengajar Belajar Matematika., hlm. 107
13
c) Diskusi pengarahan/teori:
Di bagian ini disebutkan/dijelaskan bahasa teori dari
kegiatan yang bersangkutan, dapat diselingi pertanyaan
yang perlu didiskusikan sebelum praktikum dilakukan.
d) Cara kerja:
Di bagian ini harus dijelaskan apakah alat sudah tersedia
dan tinggal menggunakan ataukah alat masih dibuat baru
kemudian kegiatan baru dimulai. Setiap langkah kerja
harus disebutkan dengan jelas, dapat digunakan teknik
penemuan untuk menumbuhkan kemampuan melakukan
generalisasi.
e) Diskusi hasil kerja:
Di bagian ini diharapkan dapat diungkapkan masalah–
masalah yang timbul suatu praktikum dilakukan. Setelah
satu upaya untuk menumbuhkan masalah yaitu dengan
memberikan beberapa pertanyaan yang antara lain dapat
digunakan untuk memacing atau melakukan kritik
terhadap kegiatan praktikum baik segi alat maupun segi
kerjanya.
f) Pengembangan:
Di bagian ini dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan yang
merupakan kelanjutan dari butir e) dan mengarah kepada
kemungkinan pengembangan praktikum. Dengan ini
dimungkinkan peserta didik tergugah oleh
pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya pengembangan dari kegiatan
yang baru saja dilakukan.
b. Alat Peraga
1) Pengertian Alat Peraga
Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan
alat, serta evaluasi. Unsur alat merupakan unsur yang tidak
bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara
atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai
kepada tujuan.
Dalam pencapaian tujuan tersebut alat peraga sangat
membantu untuk mengantarkan bahan ajar kepada peserta
didik. Adapun pengertian alat peraga pengajaran adalah
alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu
memperjelas materi pelajaran yang yang disampaikannya
kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri
siswa.14
2) Fungsi Alat Peraga
Alat peraga dalam pembelajaran memegang peranan
penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses
belajar-mengajar yang efektif. Karena peranan yang penting tersebut
alat peraga mempunyai fungsi pokok, adapun fungsi pokok
tersebut adalah: 15
a) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar
bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai
fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar-mengajar yang evektif.
b) Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral
dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat
peraga merupakan salah satu unsur yang harus
dikembangkan guru.
c) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral
dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung
14
Moch. Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 31.
15
pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat
kepada tujuan dan bahan pelajaran.
d) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan
semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar
melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian
siswa.
e) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih
diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar
dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang
diberikan guru.
f) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan
untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar. Dengan
perkataan lain menggunakan alat peraga, hasil belajar
yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga
pelajaran mempunyai nilai tinggi.
3) Syarat dan Kriteria Media Alat Peraga
Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran harus
memenuhi beberapa syarat dan ketentuan. Adapun syarat dan
ketentuan alat peraga sebagai berikut:
a) Tahan Lama
b) Bentuk dan warnanya menarik
c) Sederhana dan mudah dikelola
d) Ukurannya sesuai
e) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk
real, gambar, atau diagram
f) Sesuai dengan konsep matematika
g) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan
sebaliknya
h) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep
i) Menjadikan peserta didik belajar aktif dan mandiri dengan
memanipulasi alat peraga. Bila mungkin alat peraga
tersebut bisa berfaedah lipat (banyak)16
4) Alat Peraga Garis Singgung Persekutuan dua Lingkaran
Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran ini
adalah alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran
yang terbentuk dari bahan di sekitar kita. Di bawah ini akan
dijelaskan bahan dan alat yang digunakan serta langkah-langkah
dalam pembuatan alat peraga garis singgung persekutuan dua
lingkaran.
a) Bahan dan Alat yang digunakan
Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan alat
peraga garis singgung ini yaitu:
Sterofom
Kardus
Kertas manila (merah, biru, hijau, dan emas)
Gabus
Gunting
Cutter
Penggaris
Jangka
Jarum pentul
Lem kertas
b) Langkah-langkah Pembuatan
Langkah-langkah dalam pembuatan alat peraga garis
singggung persekutuan dua lingkaran adalah sebagai
berikut:
16
Membuat dua lingkaran dari sterofom dengan ukuran
diameter 20 cm dan 16 cm menggunakan jangka.
Kemudian memotong menggunakan cutter.
Melapisi kedua lingkaran dengan kertas warna emas dan ditempel menggunkan lem.
Memotong kardus dengan ukuran 25 cm x 40 cm.
Kemudian melapisi dengan kertas warna biru.
Membuat persegi panjang dari gabus dengan ukuran 20
cm sebanyak 2 buah, 30 cm sebanyak 1 buah, 10 cm
sebanyak 1 buah, 8 cm sebanyak 2 buah.
Melapisi persegi panjang yang ukuran 20 cm dengan
kertas warna biru, ukuran 30 cm dengan kertas merah,
ukuran 10 cm dan 8 cm dengan kertas warna hijau.
Menempelkan kedua lingkaran di atas kardus.
Menghubungkan pusat lingkaran besar dan lingkaran kecil menggunakan persegi panjang ukuran 30 cm.
Memasang persegi panjang ukuran 10 cm sebagai
jari-jari lingkaran besar, kemudian persegi panjang ukuran 8
cm sebagai jari-jari lingkaran kecil.
Menghubungkan kedua jari-jari lingkaran menggunakan
pesrsegi panjang ukuran 20 cm. Untuk garis singgung
persekutuan dalam dihubungkan jari-jari lingkaran besar
dengan jari-jari lingkaran kecil sisi-sisi dalam. Untuk
garis singgung persekutuan luar dihubungkan jari-jari
lingkaran besar denga jari-jari lingkaran kecil sisi luar.
Untuk garis singgung persekutuan dalam dihubungkan
pusat lingkaran kecil dengan perpanjangan jari-jari
lingkaran besar sepanjang jari-jari lingkaran kecil dengan
persegi panjang ukuran 20 cm. Untuk garis singgung
dengan jari-jari lingkaran besar dengan persegi panjang
ukuran 20 cm.
c) Foto Alat Peraga Garis Singgung Persekutuan Dua
Lingkaran.
Gambar 2.1
Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
Gambar 2.2
Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
c. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Laboratorium
Menggunakan Alat Peraga
Langkah-langkah pembelajaran metode laboratorium
menggunakan alat peraga dalam materi sub pokok bahasan garis
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan
peserta didik siap belajar.
2) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok kecil
sesuai dengan jumlah mereka.
3) Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata
cara pembentukan tim.
4) Membagikan bahan percobaan untuk membuat alat peraga
kepada setiap kelompok.
5) Membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok.
6) Memberikan waktu 30 menit kepada peserta didik untuk
bereksperimen menentukan konsep garis singgung
persekutuan dua lingkaran.
7) Guru beserta peserta didik mengulas kembali hasil
eksperimen yang telah dilakukan.
8) Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi yang telah
dipelajari.
2. Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Sudjana, hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima
pengalaman belajarnya.17 Hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku secara keseluruhan yang dimiliki seseorang.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah
laku kognitif, afektif dan psikomotorik. Maka hasil belajar bukan
hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan
ketrampilan dalam melihat, menganalisis dalam memecahkan
masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja,
dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari
17
aktivitas belajar ini mendapatkan penilaian. Setiap orang yang
melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari kegiatan
yang dilakukannya. Untuk menyediakan informasi tentang baik dan
buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang
guru harus menyelenggarakan evaluasi.
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand dan Gerald W. Brown sebagaimana dikutip oleh Kunandar bahwa: Evaluation refer to the act or
process to determining the value of something”. Jadi evaluasi
adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari sesuatu.18
Evaluasi hasil belajar dapat bertujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah
mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat
keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau
kata atau simbol. Sebagai kegiatan yang berupaya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai
tujuan yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar memiliki
sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah
tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik secara
umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dasar perlunya diadakan evaluasi setelah
pelajaran sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqorah ayat
31 – 33 di bawah ini.
31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana"
33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"19
Maksud dari ayat tersebut di atas adalah bahwa setelah
adanya proses belajar mengajar sebaiknya guru mengadakan
evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik, evaluasi ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi yang telah dipelajarinya.
b. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan
seseorang dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh dari
mempelajari bidang itu. Tes hasil belajar tersebut berfungsi untuk
19
mengukur kemampuan yang dicapai seseorang setelah melakukan
proses belajar.
Tes yang peneliti lakukan dalam penelitian ini termasuk ke
dalam tes formatif. Tes Formatif, yaitu jenis tes yang diberikan
pada akhir program. Tes ini dapat dipergunakan untuk mengetahui
penguasaan dalam sutu program sehingga dengan tes formatif ini
akan dapat diketahui bahan pelajaran yang sudah dikuasai siswa
dan bahan pelajaran yang dirasa sulit. 20
Peneliti mengadakan tes sebanyak dua kali di dalam
penelitian ini yaitu pretest dan posttest. Pretest adalah evaluasi
yang diadakan sebelum pemberian materi. Tes ini dimaksudkan
untuk melihat kemampuan awal dari peserta didik sebelum diberi
materi yang akan diajarkan. Akan tetapi dalam penelitian ini untuk
data pretest peneliti mengambil data ulangan materi sebelumnya.
Sedangkan, posttest adalah evaluasi yang diadakan setelah
pemberian materi pelajaran yang berfungsi untuk melihat tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah di ajarkan.
C. Uraian Materi
Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran
1. Garis Singgung Pesekutuan Dalam Dua Lingkaran
Gambar. 1
20
PQ adalah jarak pusat dua lingkaran
SQ adalah garis pergeseran AB sejajar keatas sejauh BQ
R adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di P
r adalah jari-jari yang berpusat di Q
∆ PQS adalah siku-siku di S. dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh
√ √
Karena panjang QS = AB maka rumus panjang garis singgung
persekutuan dalam dua lingkaran tersebut adalah
√ 21
Contoh:
Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing adalah 5 cm dan 4 cm.
jarak kedua titik pusatnya adalah 15 cm, hitunglah panjang garis
singgung persekutuan dalamnya.
Penyelesaian:
Diketahui r1 = 5 cm, r2 = 4 cm, dan jarak ke dua pusat lingkaran = 15
cm.
Garis singgung persekutuan dalamnya adalah √
√
√
21
Jadi, panjang garis singgung persekutuan dalamnya adalah 12 cm.
2. Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran
Gambar.2 PQ adalah jarak pusat dua lingkaran
SQ adalah garis pergeseran AB sejajar kebawah sejauh BQ
R adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di P
r adalah jari-jari yang berpusat di Q
∆ PQS adalah siku-siku di S. dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh
√ √
Karena panjang QS = AB maka rumus panjang garis singgung
persekutuan dalam dua lingkaran tersebut adalah
√ 22
Contoh:
Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing adalah 9 cm dan 4 cm.
jarak kedua titik pusatnya adalah 15 cm, hitunglah panjang garis
singgung persekutuan luarnya.
22
Eyig Iyawan, Menghitung Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran, http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Singgung_15.jpg, diakses tanggal 18 Desember 2011.
S R
P A
Penyelesaian:
Diketahui r1 = 9 cm, r2 = 4 cm, dan jarak ke dua pusat lingkaran = 15
cm.
Garis singgung persekutuan luarnya adalah √
√
√
√
Jadi, panjang garis singgung persekutuan luarnya adalah √ cm.
D. Kerangka Berfikir
Proses kegiatan belajar mengajar matematika adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku peserta
didik berubah ke arah yang lebih baik. Konsep pembelajaran terpadu
mempertimbangkan peserta didik sebagai pembelajar dan proses yang
melibatkan pengembangan berfikir dan belajar.
Hasil belajar matematika berarti kemampuan seseorang untuk
mempelajari matematika dengan hasil yang diperoleh secara maksimum,
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
Keberhasilan ini merupakan prioritas dalam pendidikan sehingga guru
harus dapat memilih pembelajaran yang tepat sehingga peserta didik dapat
mengembangkan pengetahuan sesuai dengan struktur pengetahuan studi
yang dipelajarinya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus
bisa menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan
disampaikan ke peserta didik. Hal ini ditunjukkan agar peserta didik dapat
memahami materi pelajaran yang akan disampaikan. Melihat uraian materi
di atas bisa kita ketahui bagaimana rumitnya materi garis singgung
persekutuan dua lingkaran bila dipahami oleh peserta didik. Di dalam
materi tersebut banyak rumus yang membuat kesulitan peserta didik dalam
Sehingga untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi ini
peneliti mencoba menggunakan metode laboratorium dengan alat peraga.
Metode laboratorium adalah suatu metode dimana peserta didik
berusaha menemukan problema-problema dan fakta-fakta matematika.
Pada prinsipnya metode laboratorium dilaksanakan oleh peserta didik
sambil bermain, mengobservasi dan bekerja mulai dari konkrit ke abstrak,
hasil permainan tersebut memungkinkan peserta didik menemukan
konsep-konsep atau generalisasi di dalam matematika. Sedangkan alat
peraga adalah alat bantu yang berfungsi untuk membantu peserta didik
agar bisa memahami konsep matematika yang berupa materi yang abstrak,
dengan kata lain alat peraga adalah alat yang berguna untuk
mengkonkritkan materi matematika yang abstrak.
Jadi metode laboratorium dengan alat peraga adalah suatu metode
yang mana peserta didik berusaha menemukan problema-problema dan
fakta-fakta matematika melalui eksperimen dengan menggunakan alat
peraga yang berguna untuk memahami konsep dari matematika yang
bersifat abstrak.
E. Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang
terkumpul.23 Melihat permasalahan di atas dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut. Hipotesis dalam penelitian ini menyebutkan bahwa
metode laboratorium menggunakan alat peraga efektif terhadap hasil
belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode laboratorium
menggunakan alat peraga efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada sub
pokok bahasan garis singgung dua lingkaran kelas VIII MTs NU 07 Patebon
Kendal.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan metode
eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.24
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07 Maret – 08 April 2011.
Adapun lokasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah peserta didik kelas
VIII MTs NU 07 Patebon Kendal.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek
yang mempunyai kualitas dan karaktreristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.25 Populasi
dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VIII MTs NU 07
Patebon Kendal sebanyak 126 peserta didik yang terdiri dari tiga kelas
yaitu kelas VIII A, VIII B, dan VIII C.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 112.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi26. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs NU 07
Patebon kelas VIII sebanyak dua kelas yaitu VIII A dan VIII B. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling.
Pengambilan sampel tidak dilakukan pada masing-masing individu
melainkan kelompok atau pemilihan teknik Cluster Random Sampling,
disebabkan karena kompetensi tiap-tiap kelas hampir sama. Cara yang
digunakan dalam Cluster Random Sampling ini adalah dengan cara
undian terhadap kelas VIII yang terdiri dari 3 kelas. Adapun cara
pengambilan sampel dengan cara undian, yaitu:27
a. Disiapkan potongan kertas kecil dan masing-masing potongan kertas
dikasih nama kelas
b. Kertas tersebut digulung dan ditaruh di dalam kotak
c. Kemudian diundi dan didapatkan kelas VIII B sebagai kelas kontrol,
kelas VIII A sebagai kelas eksperimen.
E. VariabelPenelitian
1. Variabel independent (variabel bebas)
Variabel independent (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah
metode pembelajaran. Berdasarkan kajian teori di bab 2, indikator metode
laboratorium menggunakan alat peraga (X) dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Belajar sambil bermain
b. Adanya media yang digunakan
26
Sugiono ,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D , (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm 81.
27
2. Variabel dependent (variabel terikat)
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta
didik pada sub pokok bahasan garis singgung dua lingkaran kelas VIII
MTs NU 07 Patebon Kendal (Y). Berdasarkan kajian teori di bab 2,
indikator hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan garis
singgung dua lingkaran kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal (Y) dalam
penelitian ini sebagai berikut:
a. Menjelaskan kembali materi garis singgung persekutuan dua lingkaran
dengan bahasanya sendiri.
b. Menggunakan rumus garis singgung persekurtuan dua lingkaran
dengan benar.
F. Desain Penelitian
Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode eksperimen yang akan dilakukan berdesain “Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design”, karena tujuan dalam penelitian ini utuk mencari pengaruh treatment. 1. Desain Pola Eksperimen28
T1 X1 T2
T3 X2 T4
Keterangan:
T1 dan T3 : Hasil belajar peserta didik pada materi sebelumnya
T2 : Hasil belajar peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran dengan metode laboratorium
menggunakan alat peraga.
T4 : Hasil belajar peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
X1 : Treatment kelas eksperimen berupa pembelajaran
dengan metode laboratorium menggunakan alat peraga.
28
X2 : Treatment kelas kontrol berupa pembelajaran dengan
konvensional.
2. Prosedur Penelitian
a. Perencanaan meliputi menentukan subjek penelitian (sampel dari
populasi). Sampel yang terpilih adalah kelas VIII A sebagai kelas
eksperimen, kelas VIII B sebagai kelas kontrol, dan kelas VIII C
sebagai kelas uji coba. Observasi data hasil belajar peserta didik
yang menjadi sampel pada materi sebelumnya, dan analisis peserta
didik beserta lingkungan sekolah.
b. Pengambilan data nilai bab sebelumnya untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik. Pengambilan nilai bab sebelumnya
dilakukan hanya pada kelas yang dijadikan sampel.
c. Menganalisis data nilai sebelumnya dengan uji normalitas, uji
homogenitas, dan kesamaan dua rata-rata. Pengujian ini digunakan
untuk mengetahui apakah sampel berangkat dari kondisi awal yang
sama.
d. Menyusun instrumen indikator yang akan digunakan sebagai alat
ukur hasil belajar peserta didik.
e. Menyusun kisi-kisi tes uji coba.
f. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada.
g. Melakukan uji coba tes pada kelas uji coba.
h. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba
untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas, taraf kesukaran,
dan daya pembeda soal.
i. Melaksanakan pembelajaran dengan metode laboratorium
menggunakan alat peraga di kelas eksperimen.
j. Melaksanakan pembelajaran matematika dengan pembelajaran
ekspositori di kelas kontrol.
l. Melaksanakan tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
soal evaluasi yang sama untuk mengukur hasil belajar peserta didik.
m. Menganalisis hasil tes.
n. Menyusun hasil penelitian.
Uraian di atas dapat digambarkan seperti bagan penelitian sebagai
berikut.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang lengkap dalam penelitian sangat diperlukan. Untuk
memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini digunakan dua macam
metode pengumpulan data sebagai berikut.
Gambar 3. Bagan Penelitian
Data nilai tes materi lingkaran dari kelas VIII MTs NU 07 Patebon
Dipilih satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan kemampuan seimbang, serta satu kelas uji coba
Kelas VIII B sebagai kelas kontrol
Kelas VIII A sebagai kelas eksperimen
Kelas VIII C sebagai kelas uji coba
Uji coba instrumen tes
Analisis untuk menentukan instrumen
tes Uji normalitas, homogenitas dan
kesamaan rata-rata
Proses belajar mengajar
Tes evaluasi
Analisis tes evaluasi
Membandingkan hasil tes evaluasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol
a. Metode Dokumentasi
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis.29 Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk
memperoleh data penelitian tentang hal-hal atau variabel tentang jumlah
peserta didik, nama peserta didik, nilai ulangan harian materi sebelumnya
yaitu materi pokok lingkaran yang diperoleh peserta didik. Nilai tersebut
berguna untuk analisis data awal.
b. Metode Tes
Metode tes adalah serentekan pertanyaan atau latihan atau alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.30
Peneliti menggunakan metode tersebut untuk mendapatkan data
tentang kemampuan pemecahan masalah pada materi sub pokok bahasan
garis singgung dua lingkaran dengan menggunakan tes uraian sehingga
peserta didik dapat mengorganisir, menginterprestasi, menghubungkan
pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Sehingga menuntut peserta
didik untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali dan
mempunyai daya kreativitas tinggi.
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan instrumen tes adalah
sebagai berikut:31
a. Pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan
b. Menentukan waktu atau alokasi waktu
c. Menentukan jumlah soal
d. Menentukan tipe soal
e. Menentukan kisi-kisi soal.
29Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,, hlm. 201
30
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 65.
31
Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: PT Pustaka Instan Madani, 2009), hlm. 107. Dalam skripsi Dewi, “Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Metakognitif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas VII pada Materi
Pokok Perbandingan di MTs Negeri 2 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”Skripsi (Semarang:
Sebelum post test, soal terlebih dahulu diujicobakan pada kelas uji
coba di kelas VIII C untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Kemudian setelah tes tersebut
diperbaiki dan dapat diketahui kevalidan dan reliabelitasnya, soal
tersebut diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas
VIII A dan kelas VIII B.
Adapun analisis uji coba instrumen tes sebagai berikut:
a) Analisis Validitas
Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi
product moment dengan angka kasar. Rumus yang digunakan:32
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }
Keterangan:
Koefisien korelasi
skor item
skor total
= jumlah peserta didik
perkalian antara skor butir soal dan skor total
∑ jumlah kuadrat skor butir soal
∑ = jumlah kuadrat skor total
Harga yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga kritik
product moment, apabila harga > maka instrumen tersebut
valid.
Berdasarkan uji coba yang telah dilaksanakan, dengan N = 39 dan
taraf nyata diperoleh . Soal dikatakan valid
jika Hasil perhitungan validitas soal uraian diperoleh
sebagai berikut.
32
Tabel 3. 1
Data Validitas Soal Uji Coba
Butir soal rhitung Kriteria
Data Validitas Soal Uji Coba Tahap Dua
9 0,655415 Valid
10 0,673303 Valid
11 0,6439661 Valid
12 0,597447 Valid
Untuk perhitungan validaitas soal dapat dilihat pada lampiran 11 dan
32.
b) Analisis Reliabelitas
Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Artinya apabila tes tersebut dikenakan
pada sejumlah subjek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya
r : reliabelitas tes secara keseluruhan
2
: varian total
: varian butir soal
n : banyaknya item
Setelah diperoleh harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan
tabel
r Apabila harga r11> rtabel, maka instrumen tersebut reliabel. Untuk perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat dalam lampiran 12.
c) Tingkat Kesukaran Soal
Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah
dengan menghitung berapa persen peserta tes yang gagal menjawab
benar atau ada di bawah batas lulus (passing grades) untuk tiap-tiap
33
item. Untuk menafsirkan tingkat kesukaran (TK) dapat digunakan
kriteria sebagai berikut:
a) jika TK ≤ 27% soal termasuk kriteria mudah.
b) jika 27% < TK ≤ 72% soal termasuk kriteria sedang.
c) jika TK > 72% soal termasuk kriteria sukar.
Batas lulus ideal 5 untuk skala 0 – 10. Rumus yang
Ketidakmutlakan tersebut dapat ditentukan oleh penguji tes
sendiri.34
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal uraian
diperoleh soal dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3. 3
Data Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Kriteria Butir soal Jumlah
Mudah 1, 2, 3, 5 33 %
Sedang 4, 7 17 %
Sukar 6, 8, 9, 10, 11, 12 50 %
100 %
Untuk perhitungan tingkat kesukaran bisa dilihat dalam lampiran 13.
34
d) Analisis Daya Pembeda
Dalam penelitian ini tes diuji cobakan pada peserta didik
yang berjumlah kurang dari 100, sehingga termasuk dalam kelompok
kecil.
Rumus untuk menentukan daya pembeda soal yaitu:
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
√[∑ ]
Keterangan:
t = uji t,
̅̅̅ = rata-rata dari kelompok atas, ̅̅̅ = rata-rata dari kelompok bawah,
2 1x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok atas,
2 2x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok bawah,
n = 27% x N, dengan N adalah jumlah peserta tes.
Hasil perhitungan t dikonsultasikan dengan ttabel, dengan dk = (n1 – 1) + (n2 – 1) dan taraf signifikansi 5%, jika thitung > ttabel maka daya beda soal tersebut signifikan.35
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda butir soal pada
lampiran 14 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3. 4
Hasil Uji Coba Daya Pembeda Item Soal
Butir soal thitung Kriteria
5. 2,405127 Signifikan
35
6. 1,2041142 Tidak
7. 1,136484 Tidak
8. 0,985184 Tidak
9. 1,16936 Tidak
10. 1,67142 Tidak
11. 1,639127 Tidak
12. 1,28592 Tidak
Dari hasil analisis butir soal, maka soal yang dipilih adalah 1, 3, 4, 5, 7, 8,
9, dan 12. Karena butir soal tersebut sudah memenuhi kriteria valid,
reliabel, obyektif dan praktis. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Anas
Sudijono dalam bukunya yang berjudul Pengantar Evaluasi Pendidikan
bahwa ciri-ciri tes hasil belajar yang baik adalah valid, reliabel, obyektif,
dan praktis.36
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Tahap Awal
Data yang digunakan untuk analisis data tahap awal adalah nilai
ulangan pada materi sebelumnya, yaitu materi lingkaran. Untuk nilai
materi lingkaran bisa dilihat dalam lampiran 33.
a. Prasyarat Analisis
1) Normalitas
Dalam uji normalitas ini peneliti menggunakan rumus Chi
Square dengan prosedur sebagai berikut:
a) Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data
terkecil.
b) Menentukan banyak kelas interval (K) dengan rumus:
K = 1 + (3,3) log n
c) Menentukan panjang interval :
36
P =
d) Membuat tabel distribusi frekuensi
e) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval
f) Menghitung rata-rata X1(X ), dengan rumus :
X = ∑∑
f1= frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi xi= tanda kelas interval
g) Menghitung variansi, dengan rumus :
s2=
h) Menghitung nilai Z, dengan rumus :
Z =
S = standar deviasi
i) Menentukan luas daerah tiap kelas interval
j) Menghitung frekuensi teoritik (Ei), dengan rumus :
Ei = n x Ld dengan n jumlah sampel
k) Membuat daftar frekuensi observasi (Oi), dengan frekuensi
teoritik sebagai berikut :
Daftar Frekuensi Observasi
Keterangan:
2 : harga Chi-Kuadrat
Oi : frekuensi hasil pengamatan
Ei : frekuensi yang diharapkan
k : banyaknya kelas interval
m) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data
disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah
kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian
digunakan rumus: k – 3, dimana k adalah banyaknya kelas
interval dan taraf signifikansi 5%.
n) Menentukan harga
o) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian, jika
> maka data berdistribusi tidak normal dan
sebaliknya jika < maka data berdistribusi
normal.37
Kriteria pengujian jika ≤ dengan derajat
kebebasan dk = k – 3 dan taraf signifikan 5% maka data
berdistribusi normal. Data yang digunakan adalah data nilai
awal dari kelas VIII A dan VIII B. Dengan perhitungan Chi
Kuadrat diperoleh hasil perhitungannya sebagai berikut.
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Chi Kuadrat Nilai awal No Kelas hitung2
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 273
hitung 2
Diperoleh kelompok berdistribusi normal adalah kelas VIII A dan
VIII B. Adapun perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 19 dan 20 .
2) Homogenitas
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui varians
yang dimiliki sama atau tidak. Untuk menyelidiki kesamaan dua
varians. Rumus yang digunakan adalah:38
Fhitung =
Dengan rumus varians untuk sampel adalah:
)
pengujian hipotesis yang digunakan adalah hanya data nilai
awal dari kelompok yang normal. Di bawah ini disajikan sumber
Dilakukan perhitungan diperoleh Fhitung = 1,019 dan Ftabel =
1,86 dengan 5%. Jadi Fhitung < Ftabel berarti kedua kelompok memiliki varians yang homogen. Untuk perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 21.
3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas didapat 2 sampel.
Secara random dipilih dua kelas sebagai subyek penelitian yaitu
kelas VIII A sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII B
sebagai kelompok kontrol. Untuk mengetahui apakah kedua
kelompok bertitik awal sama sebelum dikenai treatment dilakukan
uji Kesamaan dua rata-rata.
Tabel 3.7
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
KELAS N Minimum Maximum Mean
VIII A 43 35.00 82.00 58,77
VIII B 42 35.00 81.00 59,07
Dengan perhitungan t-test diperoleh thitung = 0,12096 dan ttabel =
t(0.975)(83) = 1,9890 dengan taraf signifikan = 5%, dk = n1n2- 2 = 43 + 42 - 2 = 83. Sehingga dapat diketahui bahwa thitung= 0,12096 < ttabel =
1,9890. Maka berdasarkan uji kesamaan dua rata-rata (uji t)
kemampuan peserta didik kelas VIII A dan VIII B tidak berbeda secara
signifikan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.
Dengan demikian kelompok eksperimen dan kontrol berangkat
dari titik tolak yang sama, sehingga jika terjadi perbedaan signifikan
semata-mata karena perbedaan treatment.
2. Analisis Data Tahap Akhir
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka
tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar
penghitungan analisis tahap akhir, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
Uji kenormalan ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
nilai tes hasil belajar peserta didik berdistribusi normal atau tidak.
Langkah-langkah uji normalitas sama dengan langkah-langkah uji
normalitas pada analisis data tahap awal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa
sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen.
Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas sama dengan
rumus pada analisis data tahap awal.
c. Uji Satu Pihak (Uji Pihak Kanan)
Hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut.
Ho : rata–rata hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan
pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat
peraga kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
Ha : rata–rata hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan
pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat
peraga lebih dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional.
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata
hasil tes yaitu uji satu pihak (uji pihak kanan) dengan rumus uji
hipotesisnya adalah sebagai berikut.
H0 : 1 2
H1 : 1>2
1 = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIII yang diajar
dengan pembelajaran metode laboratorium menggunakan alat
peraga.
2 = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIII yang diajar
dengan pembelajaran konvensional.
Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:39
x : skor rata-rata dari kelompok eksperimen
2
x : skor rata-rata dari kelompok kontrol.
n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen
n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol : varians kelompok eksperimen
: varians kelompok kontrol
: varians gabungan
Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika ,
dan H0 ditolak jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan
untuk daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 - 2) dan peluang (1 –
).
Apabila maka pengujian hipotesis digunakan rumus
sebagai berikut:
39
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 239