• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 20102011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTs NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 20102011"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP

HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB

POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG

PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI

MTs NU 07 PATEBON KENDAL

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh:

ARIS PUJIANTO

NIM: 073511025

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aris Pujianto

Nim : 073511025

Jurusan/Program Studi : Tadris Matematika

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 06 November 2011

Saya yang menyatakan

Aris Pujianto

(3)

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 7601295 Fax. 7615387 Semarang 50185

PENGESAHAN Naskah skripsi dengan:

Judul : Efektivitas Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011

Nama : Aris Pujianto NIM : 073511025 Jurusan : Tadris Program Studi : Matematika

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Matematika.

(4)

NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul :EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK

BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTS NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011

Nama : Aris Pujianto

NIM : 073511025

Jurusan : Tadris

Program Studi : Matematika

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pembimbing I

(5)

NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul :EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM

MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL

BELAJAR PESERTA DIDIK PADA SUB POKOK

BAHASAN GARIS SINGGUNG PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTS NU 07 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011

Nama : Aris Pujianto

NIM : 073511025

Jurusan : Tadris

Program Studi : Matematika

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqosah.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

(6)

ABSTRAK

Judul : Efektivitas Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Sub Pokok Bahasan Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal Tahun Ajaran 2010/2011

Penulis : Aris Pujianto

NIM : 073511025

Skripsi ini membahas efektivitas metode laboratorium menggunakan alat peraga pada materi sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran. Penelitian ini, bertujuan untuk menguji atau membuktikan efektivitas metode laboratorium menggunakan alat peraga terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di MTs NU 07 Patebon dalam sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimental berdesain “Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design”, dilaksanakan pada kelas VIII di MTs NU 07 Patebon Kendal. Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII B sebagai kelas kontrol dengan jumlah 42 anak, dan kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 43 anak. Sedangkan yang menjadi kelas uji coba adalah kelas VIII C dengan jumlah 41 anak. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan tes. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama peserta didik kelas VIII di MTs NU 07 tahun ajaran 2010/2011 Patebon. Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol pada sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran. Dalam penelitian ini, peneliti memberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat peraga sedangkan kelas kontrol menggunakan metode konvensional.

(7)

(3,45115) < χ2tabel (7,81473), sehingga data hasil penelitian tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas diperoleh = 1,019 dan = 1,86 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang sama. Sedangkan pada uji kesamaan dua rata-rata diperoleh = 0,12096 dan = 1,9890, Sehingga di ketahui = 0,12096 < = 1,9890. Berdasarkan uji persamaan dua rata-rata (uji t) kemampuan peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya tulis

ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus

kepada semua pihak, terutama kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Dr. Suja’i, M.Ag.

2. Dosen pembimbing Yulia Romadiastri,S.Si.,M.Sc. dan Dr. Hj. Sukasih, M.Pd.

yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses penulisan

skripsi.

3. Kepala Sekolah MTs NU 07 Patebon, Mukhlis, S.Ag yang berkenan

memberikan izin pada penulis untuk melakukan penelitian di MTs NU 07

Patebon.

4. Guru pengampu bidang studi matematika MTs NU 07 Patebon Ibu Rosidah

yang memberikan banyak arahan dan informasi selama proses penelitian.

5. Segenap dosen Fakultas Tarbiyah yang telah membekali banyak pengetahuan

kepada penulis dalam menempuh studi di Fakultas Tarbiyah.

6. Segenap pegawai Fakultas Tarbiyah, pegawai perpustakaan IAIN, pegawai

perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan pegawai perpustakaan TPM yang telah

memberikan layanan yang baik bagi penulis.

7. Kedua orang tua serta kerabat yang selalu memberikan dorongan baik moril

maupun materiil dan tidak pernah bosan mendoakan dalam menempuh studi

dan mewujudkan cita-cita,

8. Teman-teman yang ikut memberikan motivasi selama menempuh studi,

khususnya dalam proses penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis

(9)

Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dengan

balasan yang lebih dari yang mereka berikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, baik dari segi materi, metodologi dan analisisnya. Oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah penulis berharap, semoga apa yang tertulis

dalam skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca

pada umumnya. Amin.

Semarang, 29 November 2011 Penulis

Aris Pujianto NIM : 073511025

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

NOTA PEMBIMBING ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 3

C. Rumusan Masalah... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 6

B. Kerangka Teoritik ... 7

1. Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga ... .7

a. Metode Laboratorium ... 7

b. Alat Peraga ... 10

c. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Laboratorium Menggunakan Alat Peraga ... 16

2. Hasil Belajar Matematika ... 16

a. Pengertian Hasil Belajar ... 16

b. Tes Hasil Belajar ... 19

(11)

D. Kerangka Berfikir ... 22

E. Rumusan Hipotesis ... 24

BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ... 25

B. Jenis Penelitian ... 25

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 25

D. Populasi dan Sampel ... 25

E. Variabel Penelitian ... 26

F. Desain Penelitian ... 27

G. Teknik Pengumpulan Data ... 29

H. Teknik Analisis Data ... 37

1. Analisis Data Tahap Awal ... 37

2. Analisis Data Tahap Akhir ... 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 45

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

C. Keterbatasan Penelitian ... 57

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 59

B. Saran-saran ... 59

C. Penutup ... 60

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha untuk menumbuh kembangkan potensi

sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Pendidikan memegang

peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu

setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan secara

maksimal guna meningkatkan mutu pendidikan. Upaya-upaya untuk

meningkatkan mutu pendidikan tersebut salah satunya dengan menerapkan

strategi pembelajaran yang efektif yang sesuai dengan pendekatan cara

belajar peserta didik aktif.

Belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur

yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu sangat bergantung pada proses belajar yang dialami peserta

didik, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri.

Pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek,

bentuk dan manifestasi mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya

para guru. Kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap

proses belajar akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran

yang dicapai peserta didik.1

Keberhasilan proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, salah

satunya adalah strategi belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Guru

memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan

kuantitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus

memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam

meningkatkan kesempatan belajar bagi peserta didiknya dan memperbaiki

1

(13)

kualitas mengajarnya. Guru yang progresif berani mencoba metode-metode

yang baru yang dapat membantu meningkatkan pembelajaran dan

meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. Agar peserta didik dapat

belajar dengan baik, maka metode pembelajaran harus diusahakan yang

tepat, efisien, dan seefektif mungkin. Di dalam mengajarkan materi garis

singgung persekutuan dua linngkaran guru harus bisa melatih peserta didik

untuk melukis garis singgung pesekutuan. Apabila peserta didik bisa

melukis kedua garis singgung prersekutuan tersebut akan mempermudah

memahami konsep-konsep dari garis singgung persekutuan. Akan tetapi,

yang terjadi di MTs NU 07 Patebon Kendal kebanyakan peserta didiknya

masih belum mampu untuk menggambar kedua garis singgung persekutuan

dua lingkaran tersebut.

Pihak sekolah juga kekurangan alat peraga untuk memperjelas konsep

dari garis singgung persekutuan dua lingkaran ini. Akibatnya untuk

memahami konsep garis singgung persekutuan dua lingkaran ini peserta

didik masih kesulitan. Selain hal ini yang terjadi di MTs NU 07 Patebon

Kendal adalah tidak sedikit peserta didik yang kurang bersosialisasi dalam

artian peserta didik yang sudah paham tidak mau mengajarkan kepada

peserta didik yang belum bisa, sehingga terdapat tidak keseimbangan di

dalam proses belajar mengajar. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti

mencoba menggunakan metode laboratorium dengan alat peraga. Dengan

metode ini peserta didik akan bisa bersosialisasi, karena metode ini adalah

suatu metode yang diajarkan dengan cara mengelompokkan sejumlah

peserta didik secara heterogen. Dengan harapan peserta didik yang sudah

paham bisa mengajari peserta didik yang belum bisa.

Metode ini juga melatih peserta didik untuk bereksperimen dan saling

bekerjasama untuk memecahkan suatu masalah. Metode ini dilaksanakan

dengan cara bermain, diharapkan dengan permainan itu peserta didik dapat

menemukan suatu konsep matematika. Metode laboratorium memiliki

(14)

a. Siswa akan gemar menyelesaikan masalah-masalah yang didasarkan

kepada pengalamannya sendiri karena ia dituntut mengerjakan sesuatu

menurut kemampuannya.

b. Prinsip psikologi terpenuhi yaitu konsep atau generalisasi berjalan dari

hal yang konkret ke abstrak.

c. Pengertian akan dicapai oleh siswa, sebab siswa itu menemukan konsep

atau generalisasi atas hasilnya sendiri. Pengertian yang diperoleh

dengan mantap memungkinkan siswa mentransfer ke masalah lainnya

yang relevan.

d. Metode ini memungkinkan siswa saling bekerja sama dalam arti

pertukaran ide.2

Kemudian untuk membantu peserta didik memahami konsep garis

singgung persekutuan dua lingkaran digunakanlah alat peraga. Dengan alat

peraga ini peserta didik diharapkan bisa lebih paham dalam memahami dan

menetukan konsep dari garis singgung pesekutuan dua lingkaran. Dengan

metode tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

MTs NU 07 Patebon Kendal.

Melihat dari permasalahan di atas peneliti mengangkat judul

“EFEKTIVITAS METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN

ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

PADA SUB POKOK BAHASAN GARIS SINGGUNG

PERSEKUTUAN DUA LINGKARAN KELAS VIII DI MTS NU 07

PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011”

B. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian dari maksud pengambilan judul,

serta untuk menghindari terjadinya bermacam-macam interpretasi maka

perlu ditegaskan istilah-istilah yang termuat dalam judul berikut.

1. Efektivitas berasal dari kata efektif yang artinya ada efeknya,

(pengaruhnya, akibatnya, kesannya).3 Sehingga Efektivitas diartikan

2

(15)

adanya kesesuaian antara yang melaksanakan tugas dengan sasaran

yang akan dicapai.4

2. Metode laboratorium adalah suatu metode dimana peserta didik

berusaha menemukan problem-problem dan fakta-fakta matematika.

Pada prinsipnya metode laboratorium dilaksanakan oleh peserta didik

sambil bermain, mengobservasi dan bekerja mulai dari konkrit ke

abstrak, hasil permainan tersebut memungkinkan peserta didik

menemukan konsep-konsep atau generalisasi di dalam matematika.5

3. Alat peraga pengajaran adalah alat-alat yang digunakan guru ketika

mengajar untuk memperjelas materi pelajaran yang dismpaikannya

kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri siswa.6

4. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta

didik setelah ia menerima pengalaman belajar.7

5. Garis singgung persekutuan dua lingkaran adalah materi pelajaran

matematika kelas VIII semester II dalam pokok bahasan garis singgung

lingkaran.

Jadi, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat peraga

terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal

pada materi sub pokok bahasan garis singgung persekutuan dua lingkaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil rumusan

masalah yaitu: Apakah metode laboratorium menggunakan alat peraga

3

Wjs. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,2006), Cet.3, hlm.311.

4

E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007) Cet. 11, hlm. 82.

5

Alqan, Metode Laboratorium, http://www.scribd.com/doc/17451310/Penggunaan-Metode-Yang-Tepat-Dalam-Mengajar-Matematika, diakses pada tanggal 21-05-2011

6

Moch. Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 31.

7

(16)

efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan garis

singgung dua lingkaran kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peserta Didik

a. Untuk mempermudah pemahaman tentang garis singgung

persekutuan dua lingkaran.

b. Menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam mempelajari dan

mengerjakan soal-soal garis singgung persekutuan dua lingkaran.

c. Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Menambah alternatif metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi.

b. Dapat memacu guru untuk lebih baik dalam mengajarkan garis

singgung persekutuan dua lingkaran.

3. Bagi Peneliti

a. Mengetahui pengaruh metode pembelajaran laboratorium dengan

alat peraga.

b. Mendapat pengalaman langsung dalam melaksanakan

pembelajaran matematika dengan memggunakan metode

pembelajaran laboratorium dengan alat peraga.

4. Bagi Sekolah

a. Sebagai input bagi sekolah di dalam memberikan sumbangan

pemikiran terhadap teknik pengajaran matematika yang tepat

guna.

(17)

BAB II

METODE LABORATORIUM MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TERHADAP HASIL BELAJAR

A. Kajian Pustaka

1. Dewie Kumala Ika S (04301244042) Jurusan Pendidikan Matematika

Universitas Negeri Yogyakarta dengan skripsinya yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD Kelas V dalam Pembelajaran Geometri dengan Metode Laboratorium di SD

Tegalsari Jawa Tengah”.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif. Setelah dilakukan

pembelajaran matematika dengan metode Laboratorium, motivasi

belajar siswa meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan

motivasi belajar yang dicapai siswa dari pra tindakan ke siklus I

dilanjutkan ke siklus II, yaitu meliputi: motivasi yaitu dari 50,78%

pada pra tindakan menjadi 57,33% pada siklus I kemudian meningkat

lagi pada siklus II menjadi 69,77%, Selain itu diketahui pula bahwa

sebagian besar siswa memberikan sikap/ tanggapan yang baik

terhadap pembelajaran dengan metode Laboratorium.

2. Asti Sugiarti (4401403003) Jurusan Biologi, Universitas Negeri

Semarang dengan skripsinya yang berjudul ”Optimalisasi

Pemanfaatan Laboratorium Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Konsep Struktur dan Fungsi Jaringan Tubuh Tumbuhan di Kelas VIII

Smp N 02 Godong.”

Penelitian ini merupakan penelitian PTK. Hasil dari penelitian

ini pada siklus I ketuntasan belajar siswa baru mencapai 40,43%. Guru

belum bisa mengelola kelas dengan baik sehingga pada saat praktikum

siklus I pembelajaran belum bisa optimal dan siswa juga belum

terbiasa belajar kelompok dalam laboratorium. Pada siklus II

(18)

III menjadi 85,11%. Penigkatan persentase ketuntasan belajar ini yang

menyebabkan meningkatnya motivasi siswa.

Beberapa skripsi di atas dapat menjadi rujukan penulis dalam

meneliti penggunaan metode laboratorium dalam pembelajaran

matematika materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.

Meskipun begitu ada perbedaan penelitian yang penulis lakukan

dengan skripsi-skripsi di atas. Perbedaan dengan peneliti pertama

terletak pada populasi, sampel, materi, tujuan dan metode penelitian.

Sedangkan dengan peneliti kedua terletak pada populasi, sampel,

materi dan metode penelitian. Penelitian yang akan penulis lakukan

merupakan penelitian eksperimen, yang akan meneliti pengaruh

penggunaan metode laboratorium menggunakan alat peraga terhadap

hasil belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal

pada materi garis singgung persekutuan dua lingkaran.

B. Kerangka Teoritik

1. Metode Laboratorium dengan Alat Peraga

a. Metode Laboratorium

1) Pengertian Metode Laboratorium

Metode laboratorium ini adalah peserta didik belajar

sambil bekerja, belajar sambil mengobservasi, dan memulai

dari yang konkrit ke abstrak.8 Metode ini berkaitan dengan

metode belajar sendiri. Sebenarnya matematika itu tidak

sekedar membaca, tetapi belajar sambil bekerja.9

Untuk lebih jelasnya E.T. Russeffendi menjelaskan

dalam buku Dasar-Dasar Matematika Modern untuk Guru

sebagai berikut: Mengajar dengan metode laboratorium adalah

8

Herman Hudojo, Mengajar Belajar Matematika, (Jakarta: Departemen dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, 1988), hlm. 133.

9

(19)

mengajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik

untuk memahami suatu objek langsung matematika dengan

jalan mengkaji, menganalisa, menemukan secara induktif

melalui inkuiri, merumuskan dan mengetes hipotesa dan

membuat kesimpulan dari benda-benda konkrit atau

modelnya.10

2) Macam-Macam Pelaksanaan Metode Laboratorium

Prinsip metode laboratorium adalah belajar sambil

bermain, belajar sambil mengobservasi dan berjalan dari

konkret ke abstrak. Peserta didik tidak hanya mendengarkan

informasi tetapi juga mengerjakan sesuatu. Dalam

melaksanakan metode laboratorium ada bermacam-macam

pelaksanaannya antara lain sebagai berikut.

a) Bermain

Ide-ide matematika dipelajari siswa melalui

permainan. Tentu saja permainan yang disajikan itu harus

sesuai dengan perkembangan intelektual siswa. Jika suatu

konsep matematika disajikan melalui “bermain”,

pengertian terhadap konsep tersebut diharapkan akan

mantap, sebab belajar dengan cara itu merupakan belajar

yang wajar yakni sesuai dengan dasar nalurinya siswa

bahwa siswa itu memang suka bermain. Jadi pola-pola

matematika itu tidak dipelajari siswa melalui sederetan

pengetahuan yang sudah ditentukan sebelumnya sebagai

suatu proses mekanis, melainkan dengan melalui bermain,

yakni siswa mengkonstruksi pola-pola matematika.11

b) Kartu

10

Alqan. Metode laboratorium,

http://www.scribd.com/doc/17451310/Penggunaan-Metode-Yang-Tepat-Dalam-Mengajar-Matematikadiakses pada tanggal 21-05-2011

11

(20)

Ide/ gagasan matematika dipelajari peserta didik

melalui instruksi-instruksi yang berupa

pertanyaan-pertanyaan dan latihan yang ditulis pada kartu-kartu.

Peserta didik belajar matematika menurut kecepatannya

dan kemampuanya dari kartu-kartu tersebut. Dengan

menggunakan kartu-kartu itu, peserta didik mempelajari

konsep-konsep matematika, mencari pola dan struktur

matematika serta menyelesaikan masalah. Dengan sistem

kartu tersebut, pengajar dapat membantu peserta didik

secara individu.12

Dalam penelitian yang peneliti lakukan, cara melakukan

metode laboartorium yang digunakan termasuk dalam metode

bermain, dimana peserta didik dibebaskan untuk

mengkonstruksi alat peraga sendiri dengan bimbingan guru

sehingga peserta didik mendapatkan konsep matematika dari

pengalamannya sendiri.

3) Isi Lembar Kegiatan Laboratorium

Dalam setiap kegiatan laboratorium harus disediakan

lembar kegiatan praktikum. Pokok – pokok isi lembar kegiatan

praktikum meliputi:13

a) Tujuan:

Di bagian ini disebutkan tujuan atau perubahan tingkah

laku yang diharapkan, baik kognitif, mungkin afektif atau

psikomotor.

b) Alat dan bahan:

Di bagian ini disebutkan alat dan bahan yang diperlukan

dengan memperhatikan rancangan kegiatan untuk individu

atau kelompok.

12

Herman hudojo. Mengajar Belajar Matematika., hlm. 107

13

(21)

c) Diskusi pengarahan/teori:

Di bagian ini disebutkan/dijelaskan bahasa teori dari

kegiatan yang bersangkutan, dapat diselingi pertanyaan

yang perlu didiskusikan sebelum praktikum dilakukan.

d) Cara kerja:

Di bagian ini harus dijelaskan apakah alat sudah tersedia

dan tinggal menggunakan ataukah alat masih dibuat baru

kemudian kegiatan baru dimulai. Setiap langkah kerja

harus disebutkan dengan jelas, dapat digunakan teknik

penemuan untuk menumbuhkan kemampuan melakukan

generalisasi.

e) Diskusi hasil kerja:

Di bagian ini diharapkan dapat diungkapkan masalah–

masalah yang timbul suatu praktikum dilakukan. Setelah

satu upaya untuk menumbuhkan masalah yaitu dengan

memberikan beberapa pertanyaan yang antara lain dapat

digunakan untuk memacing atau melakukan kritik

terhadap kegiatan praktikum baik segi alat maupun segi

kerjanya.

f) Pengembangan:

Di bagian ini dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan yang

merupakan kelanjutan dari butir e) dan mengarah kepada

kemungkinan pengembangan praktikum. Dengan ini

dimungkinkan peserta didik tergugah oleh

pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya pengembangan dari kegiatan

yang baru saja dilakukan.

b. Alat Peraga

1) Pengertian Alat Peraga

Setiap proses belajar dan mengajar ditandai dengan

(22)

alat, serta evaluasi. Unsur alat merupakan unsur yang tidak

bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara

atau teknik untuk mengantarkan bahan pelajaran agar sampai

kepada tujuan.

Dalam pencapaian tujuan tersebut alat peraga sangat

membantu untuk mengantarkan bahan ajar kepada peserta

didik. Adapun pengertian alat peraga pengajaran adalah

alat-alat yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu

memperjelas materi pelajaran yang yang disampaikannya

kepada siswa dan mencegah terjadinya verbalisme pada diri

siswa.14

2) Fungsi Alat Peraga

Alat peraga dalam pembelajaran memegang peranan

penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses

belajar-mengajar yang efektif. Karena peranan yang penting tersebut

alat peraga mempunyai fungsi pokok, adapun fungsi pokok

tersebut adalah: 15

a) Penggunaan alat peraga dalam proses belajar-mengajar

bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai

fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan

situasi belajar-mengajar yang evektif.

b) Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral

dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa alat

peraga merupakan salah satu unsur yang harus

dikembangkan guru.

c) Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral

dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi ini mengandung

14

Moch. Uzer, Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 31.

15

(23)

pengertian bahwa penggunaan alat peraga harus melihat

kepada tujuan dan bahan pelajaran.

d) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran bukan

semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar

melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian

siswa.

e) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih

diutamakan untuk mempercepat proses belajar-mengajar

dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang

diberikan guru.

f) Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan

untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar. Dengan

perkataan lain menggunakan alat peraga, hasil belajar

yang dicapai akan tahan lama diingat siswa, sehingga

pelajaran mempunyai nilai tinggi.

3) Syarat dan Kriteria Media Alat Peraga

Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran harus

memenuhi beberapa syarat dan ketentuan. Adapun syarat dan

ketentuan alat peraga sebagai berikut:

a) Tahan Lama

b) Bentuk dan warnanya menarik

c) Sederhana dan mudah dikelola

d) Ukurannya sesuai

e) Dapat menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk

real, gambar, atau diagram

f) Sesuai dengan konsep matematika

g) Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan

sebaliknya

h) Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep

(24)

i) Menjadikan peserta didik belajar aktif dan mandiri dengan

memanipulasi alat peraga. Bila mungkin alat peraga

tersebut bisa berfaedah lipat (banyak)16

4) Alat Peraga Garis Singgung Persekutuan dua Lingkaran

Alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran ini

adalah alat peraga garis singgung persekutuan dua lingkaran

yang terbentuk dari bahan di sekitar kita. Di bawah ini akan

dijelaskan bahan dan alat yang digunakan serta langkah-langkah

dalam pembuatan alat peraga garis singgung persekutuan dua

lingkaran.

a) Bahan dan Alat yang digunakan

Bahan dan alat yang digunakan dalam pembuatan alat

peraga garis singgung ini yaitu:

 Sterofom

 Kardus

 Kertas manila (merah, biru, hijau, dan emas)

 Gabus

 Gunting

 Cutter

 Penggaris

 Jangka

 Jarum pentul

 Lem kertas

b) Langkah-langkah Pembuatan

Langkah-langkah dalam pembuatan alat peraga garis

singggung persekutuan dua lingkaran adalah sebagai

berikut:

16

(25)

 Membuat dua lingkaran dari sterofom dengan ukuran

diameter 20 cm dan 16 cm menggunakan jangka.

Kemudian memotong menggunakan cutter.

 Melapisi kedua lingkaran dengan kertas warna emas dan ditempel menggunkan lem.

 Memotong kardus dengan ukuran 25 cm x 40 cm.

Kemudian melapisi dengan kertas warna biru.

 Membuat persegi panjang dari gabus dengan ukuran 20

cm sebanyak 2 buah, 30 cm sebanyak 1 buah, 10 cm

sebanyak 1 buah, 8 cm sebanyak 2 buah.

 Melapisi persegi panjang yang ukuran 20 cm dengan

kertas warna biru, ukuran 30 cm dengan kertas merah,

ukuran 10 cm dan 8 cm dengan kertas warna hijau.

 Menempelkan kedua lingkaran di atas kardus.

 Menghubungkan pusat lingkaran besar dan lingkaran kecil menggunakan persegi panjang ukuran 30 cm.

 Memasang persegi panjang ukuran 10 cm sebagai

jari-jari lingkaran besar, kemudian persegi panjang ukuran 8

cm sebagai jari-jari lingkaran kecil.

 Menghubungkan kedua jari-jari lingkaran menggunakan

pesrsegi panjang ukuran 20 cm. Untuk garis singgung

persekutuan dalam dihubungkan jari-jari lingkaran besar

dengan jari-jari lingkaran kecil sisi-sisi dalam. Untuk

garis singgung persekutuan luar dihubungkan jari-jari

lingkaran besar denga jari-jari lingkaran kecil sisi luar.

 Untuk garis singgung persekutuan dalam dihubungkan

pusat lingkaran kecil dengan perpanjangan jari-jari

lingkaran besar sepanjang jari-jari lingkaran kecil dengan

persegi panjang ukuran 20 cm. Untuk garis singgung

(26)

dengan jari-jari lingkaran besar dengan persegi panjang

ukuran 20 cm.

c) Foto Alat Peraga Garis Singgung Persekutuan Dua

Lingkaran.

Gambar 2.1

Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran

Gambar 2.2

Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran

c. Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Laboratorium

Menggunakan Alat Peraga

Langkah-langkah pembelajaran metode laboratorium

menggunakan alat peraga dalam materi sub pokok bahasan garis

(27)

1) Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan

peserta didik siap belajar.

2) Membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok kecil

sesuai dengan jumlah mereka.

3) Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang tata

cara pembentukan tim.

4) Membagikan bahan percobaan untuk membuat alat peraga

kepada setiap kelompok.

5) Membagikan LKPD kepada masing-masing kelompok.

6) Memberikan waktu 30 menit kepada peserta didik untuk

bereksperimen menentukan konsep garis singgung

persekutuan dua lingkaran.

7) Guru beserta peserta didik mengulas kembali hasil

eksperimen yang telah dilakukan.

8) Guru beserta peserta didik menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

2. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana, hasil belajar adalah

kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima

pengalaman belajarnya.17 Hasil belajar merupakan perubahan

tingkah laku secara keseluruhan yang dimiliki seseorang.

Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah

laku kognitif, afektif dan psikomotorik. Maka hasil belajar bukan

hanya berupa penguasaan pengetahuan, tetapi juga kecakapan dan

ketrampilan dalam melihat, menganalisis dalam memecahkan

masalah, membuat rencana dan mengadakan pembagian kerja,

dengan demikian aktivitas dan produk yang dihasilkan dari

17

(28)

aktivitas belajar ini mendapatkan penilaian. Setiap orang yang

melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari kegiatan

yang dilakukannya. Untuk menyediakan informasi tentang baik dan

buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang

guru harus menyelenggarakan evaluasi.

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand dan Gerald W. Brown sebagaimana dikutip oleh Kunandar bahwa: Evaluation refer to the act or

process to determining the value of something”. Jadi evaluasi

adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai

dari sesuatu.18

Evaluasi hasil belajar dapat bertujuan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah

mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat

keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf atau

kata atau simbol. Sebagai kegiatan yang berupaya untuk

mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai

tujuan yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar memiliki

sasaran berupa ranah-ranah yang terkandung dalam tujuan. Ranah

tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar peserta didik secara

umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Dasar perlunya diadakan evaluasi setelah

pelajaran sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqorah ayat

31 – 33 di bawah ini.

(29)

31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

32. mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana"

33. Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"19

Maksud dari ayat tersebut di atas adalah bahwa setelah

adanya proses belajar mengajar sebaiknya guru mengadakan

evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik, evaluasi ini bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar tingkat pemahaman peserta didik

terhadap materi yang telah dipelajarinya.

b. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar adalah tes untuk mengukur kemampuan

seseorang dalam suatu bidang tertentu yang diperoleh dari

mempelajari bidang itu. Tes hasil belajar tersebut berfungsi untuk

19

(30)

mengukur kemampuan yang dicapai seseorang setelah melakukan

proses belajar.

Tes yang peneliti lakukan dalam penelitian ini termasuk ke

dalam tes formatif. Tes Formatif, yaitu jenis tes yang diberikan

pada akhir program. Tes ini dapat dipergunakan untuk mengetahui

penguasaan dalam sutu program sehingga dengan tes formatif ini

akan dapat diketahui bahan pelajaran yang sudah dikuasai siswa

dan bahan pelajaran yang dirasa sulit. 20

Peneliti mengadakan tes sebanyak dua kali di dalam

penelitian ini yaitu pretest dan posttest. Pretest adalah evaluasi

yang diadakan sebelum pemberian materi. Tes ini dimaksudkan

untuk melihat kemampuan awal dari peserta didik sebelum diberi

materi yang akan diajarkan. Akan tetapi dalam penelitian ini untuk

data pretest peneliti mengambil data ulangan materi sebelumnya.

Sedangkan, posttest adalah evaluasi yang diadakan setelah

pemberian materi pelajaran yang berfungsi untuk melihat tingkat

pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah di ajarkan.

C. Uraian Materi

Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran

1. Garis Singgung Pesekutuan Dalam Dua Lingkaran

Gambar. 1

20

(31)

PQ adalah jarak pusat dua lingkaran

SQ adalah garis pergeseran AB sejajar keatas sejauh BQ

R adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di P

r adalah jari-jari yang berpusat di Q

∆ PQS adalah siku-siku di S. dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh

√ √

Karena panjang QS = AB maka rumus panjang garis singgung

persekutuan dalam dua lingkaran tersebut adalah

√ 21

Contoh:

Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing adalah 5 cm dan 4 cm.

jarak kedua titik pusatnya adalah 15 cm, hitunglah panjang garis

singgung persekutuan dalamnya.

Penyelesaian:

Diketahui r1 = 5 cm, r2 = 4 cm, dan jarak ke dua pusat lingkaran = 15

cm.

Garis singgung persekutuan dalamnya adalah √

21

(32)

Jadi, panjang garis singgung persekutuan dalamnya adalah 12 cm.

2. Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran

Gambar.2 PQ adalah jarak pusat dua lingkaran

SQ adalah garis pergeseran AB sejajar kebawah sejauh BQ

R adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di P

r adalah jari-jari yang berpusat di Q

∆ PQS adalah siku-siku di S. dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh

√ √

Karena panjang QS = AB maka rumus panjang garis singgung

persekutuan dalam dua lingkaran tersebut adalah

√ 22

Contoh:

Panjang jari-jari dua lingkaran masing-masing adalah 9 cm dan 4 cm.

jarak kedua titik pusatnya adalah 15 cm, hitunglah panjang garis

singgung persekutuan luarnya.

22

Eyig Iyawan, Menghitung Panjang Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran, http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Singgung_15.jpg, diakses tanggal 18 Desember 2011.

S R

P A

(33)

Penyelesaian:

Diketahui r1 = 9 cm, r2 = 4 cm, dan jarak ke dua pusat lingkaran = 15

cm.

Garis singgung persekutuan luarnya adalah √

Jadi, panjang garis singgung persekutuan luarnya adalah √ cm.

D. Kerangka Berfikir

Proses kegiatan belajar mengajar matematika adalah suatu kegiatan

yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku peserta

didik berubah ke arah yang lebih baik. Konsep pembelajaran terpadu

mempertimbangkan peserta didik sebagai pembelajar dan proses yang

melibatkan pengembangan berfikir dan belajar.

Hasil belajar matematika berarti kemampuan seseorang untuk

mempelajari matematika dengan hasil yang diperoleh secara maksimum,

ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Keberhasilan ini merupakan prioritas dalam pendidikan sehingga guru

harus dapat memilih pembelajaran yang tepat sehingga peserta didik dapat

mengembangkan pengetahuan sesuai dengan struktur pengetahuan studi

yang dipelajarinya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar guru harus

bisa menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan

disampaikan ke peserta didik. Hal ini ditunjukkan agar peserta didik dapat

memahami materi pelajaran yang akan disampaikan. Melihat uraian materi

di atas bisa kita ketahui bagaimana rumitnya materi garis singgung

persekutuan dua lingkaran bila dipahami oleh peserta didik. Di dalam

materi tersebut banyak rumus yang membuat kesulitan peserta didik dalam

(34)

Sehingga untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi ini

peneliti mencoba menggunakan metode laboratorium dengan alat peraga.

Metode laboratorium adalah suatu metode dimana peserta didik

berusaha menemukan problema-problema dan fakta-fakta matematika.

Pada prinsipnya metode laboratorium dilaksanakan oleh peserta didik

sambil bermain, mengobservasi dan bekerja mulai dari konkrit ke abstrak,

hasil permainan tersebut memungkinkan peserta didik menemukan

konsep-konsep atau generalisasi di dalam matematika. Sedangkan alat

peraga adalah alat bantu yang berfungsi untuk membantu peserta didik

agar bisa memahami konsep matematika yang berupa materi yang abstrak,

dengan kata lain alat peraga adalah alat yang berguna untuk

mengkonkritkan materi matematika yang abstrak.

Jadi metode laboratorium dengan alat peraga adalah suatu metode

yang mana peserta didik berusaha menemukan problema-problema dan

fakta-fakta matematika melalui eksperimen dengan menggunakan alat

peraga yang berguna untuk memahami konsep dari matematika yang

bersifat abstrak.

E. Rumusan Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.23 Melihat permasalahan di atas dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut. Hipotesis dalam penelitian ini menyebutkan bahwa

metode laboratorium menggunakan alat peraga efektif terhadap hasil

belajar peserta didik kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal.

23

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode laboratorium

menggunakan alat peraga efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada sub

pokok bahasan garis singgung dua lingkaran kelas VIII MTs NU 07 Patebon

Kendal.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode

eksperimen. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan data berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Sedangkan metode

eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.24

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07 Maret – 08 April 2011.

Adapun lokasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah peserta didik kelas

VIII MTs NU 07 Patebon Kendal.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek

yang mempunyai kualitas dan karaktreristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.25 Populasi

dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas VIII MTs NU 07

Patebon Kendal sebanyak 126 peserta didik yang terdiri dari tiga kelas

yaitu kelas VIII A, VIII B, dan VIII C.

24

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm 112.

(36)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi26. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs NU 07

Patebon kelas VIII sebanyak dua kelas yaitu VIII A dan VIII B. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling.

Pengambilan sampel tidak dilakukan pada masing-masing individu

melainkan kelompok atau pemilihan teknik Cluster Random Sampling,

disebabkan karena kompetensi tiap-tiap kelas hampir sama. Cara yang

digunakan dalam Cluster Random Sampling ini adalah dengan cara

undian terhadap kelas VIII yang terdiri dari 3 kelas. Adapun cara

pengambilan sampel dengan cara undian, yaitu:27

a. Disiapkan potongan kertas kecil dan masing-masing potongan kertas

dikasih nama kelas

b. Kertas tersebut digulung dan ditaruh di dalam kotak

c. Kemudian diundi dan didapatkan kelas VIII B sebagai kelas kontrol,

kelas VIII A sebagai kelas eksperimen.

E. VariabelPenelitian

1. Variabel independent (variabel bebas)

Variabel independent (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah

metode pembelajaran. Berdasarkan kajian teori di bab 2, indikator metode

laboratorium menggunakan alat peraga (X) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Belajar sambil bermain

b. Adanya media yang digunakan

26

Sugiono ,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D , (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm 81.

27

(37)

2. Variabel dependent (variabel terikat)

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta

didik pada sub pokok bahasan garis singgung dua lingkaran kelas VIII

MTs NU 07 Patebon Kendal (Y). Berdasarkan kajian teori di bab 2,

indikator hasil belajar peserta didik pada sub pokok bahasan garis

singgung dua lingkaran kelas VIII MTs NU 07 Patebon Kendal (Y) dalam

penelitian ini sebagai berikut:

a. Menjelaskan kembali materi garis singgung persekutuan dua lingkaran

dengan bahasanya sendiri.

b. Menggunakan rumus garis singgung persekurtuan dua lingkaran

dengan benar.

F. Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode eksperimen yang akan dilakukan berdesain “Randomized Control-Group Pretest-Posttest Design”, karena tujuan dalam penelitian ini utuk mencari pengaruh treatment. 1. Desain Pola Eksperimen28

T1 X1 T2

T3 X2 T4

Keterangan:

T1 dan T3 : Hasil belajar peserta didik pada materi sebelumnya

T2 : Hasil belajar peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran dengan metode laboratorium

menggunakan alat peraga.

T4 : Hasil belajar peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

X1 : Treatment kelas eksperimen berupa pembelajaran

dengan metode laboratorium menggunakan alat peraga.

28

(38)

X2 : Treatment kelas kontrol berupa pembelajaran dengan

konvensional.

2. Prosedur Penelitian

a. Perencanaan meliputi menentukan subjek penelitian (sampel dari

populasi). Sampel yang terpilih adalah kelas VIII A sebagai kelas

eksperimen, kelas VIII B sebagai kelas kontrol, dan kelas VIII C

sebagai kelas uji coba. Observasi data hasil belajar peserta didik

yang menjadi sampel pada materi sebelumnya, dan analisis peserta

didik beserta lingkungan sekolah.

b. Pengambilan data nilai bab sebelumnya untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik. Pengambilan nilai bab sebelumnya

dilakukan hanya pada kelas yang dijadikan sampel.

c. Menganalisis data nilai sebelumnya dengan uji normalitas, uji

homogenitas, dan kesamaan dua rata-rata. Pengujian ini digunakan

untuk mengetahui apakah sampel berangkat dari kondisi awal yang

sama.

d. Menyusun instrumen indikator yang akan digunakan sebagai alat

ukur hasil belajar peserta didik.

e. Menyusun kisi-kisi tes uji coba.

f. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang ada.

g. Melakukan uji coba tes pada kelas uji coba.

h. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba

untuk mengetahui validitas butir soal, reliabilitas, taraf kesukaran,

dan daya pembeda soal.

i. Melaksanakan pembelajaran dengan metode laboratorium

menggunakan alat peraga di kelas eksperimen.

j. Melaksanakan pembelajaran matematika dengan pembelajaran

ekspositori di kelas kontrol.

(39)

l. Melaksanakan tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

soal evaluasi yang sama untuk mengukur hasil belajar peserta didik.

m. Menganalisis hasil tes.

n. Menyusun hasil penelitian.

Uraian di atas dapat digambarkan seperti bagan penelitian sebagai

berikut.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang lengkap dalam penelitian sangat diperlukan. Untuk

memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini digunakan dua macam

metode pengumpulan data sebagai berikut.

Gambar 3. Bagan Penelitian

Data nilai tes materi lingkaran dari kelas VIII MTs NU 07 Patebon

Dipilih satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan kemampuan seimbang, serta satu kelas uji coba

Kelas VIII B sebagai kelas kontrol

Kelas VIII A sebagai kelas eksperimen

Kelas VIII C sebagai kelas uji coba

Uji coba instrumen tes

Analisis untuk menentukan instrumen

tes Uji normalitas, homogenitas dan

kesamaan rata-rata

Proses belajar mengajar

Tes evaluasi

Analisis tes evaluasi

Membandingkan hasil tes evaluasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol

(40)

a. Metode Dokumentasi

Dokumentasi, berasal dari kata dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis.29 Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk

memperoleh data penelitian tentang hal-hal atau variabel tentang jumlah

peserta didik, nama peserta didik, nilai ulangan harian materi sebelumnya

yaitu materi pokok lingkaran yang diperoleh peserta didik. Nilai tersebut

berguna untuk analisis data awal.

b. Metode Tes

Metode tes adalah serentekan pertanyaan atau latihan atau alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.30

Peneliti menggunakan metode tersebut untuk mendapatkan data

tentang kemampuan pemecahan masalah pada materi sub pokok bahasan

garis singgung dua lingkaran dengan menggunakan tes uraian sehingga

peserta didik dapat mengorganisir, menginterprestasi, menghubungkan

pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Sehingga menuntut peserta

didik untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali dan

mempunyai daya kreativitas tinggi.

Adapun langkah-langkah dalam pembuatan instrumen tes adalah

sebagai berikut:31

a. Pembatasan terhadap bahan yang akan diteskan

b. Menentukan waktu atau alokasi waktu

c. Menentukan jumlah soal

d. Menentukan tipe soal

e. Menentukan kisi-kisi soal.

29Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,, hlm. 201

30

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 65.

31

Bermawi Munthe, Desain Pembelajaran, (Yogyakarta: PT Pustaka Instan Madani, 2009), hlm. 107. Dalam skripsi Dewi, “Pengaruh Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Metakognitif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas VII pada Materi

Pokok Perbandingan di MTs Negeri 2 Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011”Skripsi (Semarang:

(41)

Sebelum post test, soal terlebih dahulu diujicobakan pada kelas uji

coba di kelas VIII C untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. Kemudian setelah tes tersebut

diperbaiki dan dapat diketahui kevalidan dan reliabelitasnya, soal

tersebut diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas

VIII A dan kelas VIII B.

Adapun analisis uji coba instrumen tes sebagai berikut:

a) Analisis Validitas

Untuk mengetahui validitas item soal digunakan rumus korelasi

product moment dengan angka kasar. Rumus yang digunakan:32

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan:

Koefisien korelasi

skor item

skor total

= jumlah peserta didik

perkalian antara skor butir soal dan skor total

∑ jumlah kuadrat skor butir soal

∑ = jumlah kuadrat skor total

Harga yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga kritik

product moment, apabila harga > maka instrumen tersebut

valid.

Berdasarkan uji coba yang telah dilaksanakan, dengan N = 39 dan

taraf nyata diperoleh . Soal dikatakan valid

jika Hasil perhitungan validitas soal uraian diperoleh

sebagai berikut.

32

(42)

Tabel 3. 1

Data Validitas Soal Uji Coba

Butir soal rhitung Kriteria

Data Validitas Soal Uji Coba Tahap Dua

(43)

9 0,655415 Valid

10 0,673303 Valid

11 0,6439661 Valid

12 0,597447 Valid

Untuk perhitungan validaitas soal dapat dilihat pada lampiran 11 dan

32.

b) Analisis Reliabelitas

Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat

memberikan hasil yang tetap. Artinya apabila tes tersebut dikenakan

pada sejumlah subjek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya

r : reliabelitas tes secara keseluruhan

2

: varian total

: varian butir soal

n : banyaknya item

Setelah diperoleh harga r11 kemudian dikonsultasikan dengan

tabel

r Apabila harga r11> rtabel, maka instrumen tersebut reliabel. Untuk perhitungan reliabilitas soal dapat dilihat dalam lampiran 12.

c) Tingkat Kesukaran Soal

Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah

dengan menghitung berapa persen peserta tes yang gagal menjawab

benar atau ada di bawah batas lulus (passing grades) untuk tiap-tiap

33

(44)

item. Untuk menafsirkan tingkat kesukaran (TK) dapat digunakan

kriteria sebagai berikut:

a) jika TK ≤ 27% soal termasuk kriteria mudah.

b) jika 27% < TK ≤ 72% soal termasuk kriteria sedang.

c) jika TK > 72% soal termasuk kriteria sukar.

Batas lulus ideal 5 untuk skala 0 – 10. Rumus yang

Ketidakmutlakan tersebut dapat ditentukan oleh penguji tes

sendiri.34

Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran soal uraian

diperoleh soal dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3. 3

Data Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba

Kriteria Butir soal Jumlah

Mudah 1, 2, 3, 5 33 %

Sedang 4, 7 17 %

Sukar 6, 8, 9, 10, 11, 12 50 %

100 %

Untuk perhitungan tingkat kesukaran bisa dilihat dalam lampiran 13.

34

(45)

d) Analisis Daya Pembeda

Dalam penelitian ini tes diuji cobakan pada peserta didik

yang berjumlah kurang dari 100, sehingga termasuk dalam kelompok

kecil.

Rumus untuk menentukan daya pembeda soal yaitu:

̅̅̅̅ ̅̅̅̅

√[∑ ]

Keterangan:

t = uji t,

̅̅̅ = rata-rata dari kelompok atas, ̅̅̅ = rata-rata dari kelompok bawah,

2 1

x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok atas,

2 2

x = jumlah kuadrat deviasi individual kelompok bawah,

n = 27% x N, dengan N adalah jumlah peserta tes.

Hasil perhitungan t dikonsultasikan dengan ttabel, dengan dk = (n1 – 1) + (n2 – 1) dan taraf signifikansi 5%, jika thitung > ttabel maka daya beda soal tersebut signifikan.35

Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda butir soal pada

lampiran 14 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Hasil Uji Coba Daya Pembeda Item Soal

Butir soal thitung Kriteria

5. 2,405127 Signifikan

35

(46)

6. 1,2041142 Tidak

7. 1,136484 Tidak

8. 0,985184 Tidak

9. 1,16936 Tidak

10. 1,67142 Tidak

11. 1,639127 Tidak

12. 1,28592 Tidak

Dari hasil analisis butir soal, maka soal yang dipilih adalah 1, 3, 4, 5, 7, 8,

9, dan 12. Karena butir soal tersebut sudah memenuhi kriteria valid,

reliabel, obyektif dan praktis. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Anas

Sudijono dalam bukunya yang berjudul Pengantar Evaluasi Pendidikan

bahwa ciri-ciri tes hasil belajar yang baik adalah valid, reliabel, obyektif,

dan praktis.36

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Tahap Awal

Data yang digunakan untuk analisis data tahap awal adalah nilai

ulangan pada materi sebelumnya, yaitu materi lingkaran. Untuk nilai

materi lingkaran bisa dilihat dalam lampiran 33.

a. Prasyarat Analisis

1) Normalitas

Dalam uji normalitas ini peneliti menggunakan rumus Chi

Square dengan prosedur sebagai berikut:

a) Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data

terkecil.

b) Menentukan banyak kelas interval (K) dengan rumus:

K = 1 + (3,3) log n

c) Menentukan panjang interval :

36

(47)

P =

d) Membuat tabel distribusi frekuensi

e) Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval

f) Menghitung rata-rata X1(X ), dengan rumus :

X = ∑

f1= frekuensi yang sesuai dengan tanda Xi xi= tanda kelas interval

g) Menghitung variansi, dengan rumus :

s2=

h) Menghitung nilai Z, dengan rumus :

Z =

S = standar deviasi

i) Menentukan luas daerah tiap kelas interval

j) Menghitung frekuensi teoritik (Ei), dengan rumus :

Ei = n x Ld dengan n jumlah sampel

k) Membuat daftar frekuensi observasi (Oi), dengan frekuensi

teoritik sebagai berikut :

Daftar Frekuensi Observasi

(48)

Keterangan:

2 : harga Chi-Kuadrat

Oi : frekuensi hasil pengamatan

Ei : frekuensi yang diharapkan

k : banyaknya kelas interval

m) Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data

disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah

kelas interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian

digunakan rumus: k – 3, dimana k adalah banyaknya kelas

interval dan taraf signifikansi 5%.

n) Menentukan harga

o) Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian, jika

> maka data berdistribusi tidak normal dan

sebaliknya jika < maka data berdistribusi

normal.37

Kriteria pengujian jika ≤ dengan derajat

kebebasan dk = k – 3 dan taraf signifikan 5% maka data

berdistribusi normal. Data yang digunakan adalah data nilai

awal dari kelas VIII A dan VIII B. Dengan perhitungan Chi

Kuadrat diperoleh hasil perhitungannya sebagai berikut.

Tabel 3.5

Hasil Perhitungan Chi Kuadrat Nilai awal No Kelas hitung2

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2002), hlm. 273

hitung 2

(49)

Diperoleh kelompok berdistribusi normal adalah kelas VIII A dan

VIII B. Adapun perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

lampiran 19 dan 20 .

2) Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui varians

yang dimiliki sama atau tidak. Untuk menyelidiki kesamaan dua

varians. Rumus yang digunakan adalah:38

Fhitung =

Dengan rumus varians untuk sampel adalah:

)

pengujian hipotesis yang digunakan adalah hanya data nilai

awal dari kelompok yang normal. Di bawah ini disajikan sumber

(50)

Dilakukan perhitungan diperoleh Fhitung = 1,019 dan Ftabel =

1,86 dengan  5%. Jadi Fhitung < Ftabel berarti kedua kelompok memiliki varians yang homogen. Untuk perhitungan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 21.

3) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas didapat 2 sampel.

Secara random dipilih dua kelas sebagai subyek penelitian yaitu

kelas VIII A sebagai kelompok eksperimen dan kelas VIII B

sebagai kelompok kontrol. Untuk mengetahui apakah kedua

kelompok bertitik awal sama sebelum dikenai treatment dilakukan

uji Kesamaan dua rata-rata.

Tabel 3.7

Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

KELAS N Minimum Maximum Mean

VIII A 43 35.00 82.00 58,77

VIII B 42 35.00 81.00 59,07

Dengan perhitungan t-test diperoleh thitung = 0,12096 dan ttabel =

t(0.975)(83) = 1,9890 dengan taraf signifikan  = 5%, dk = n1n2- 2 = 43 + 42 - 2 = 83. Sehingga dapat diketahui bahwa thitung= 0,12096 < ttabel =

1,9890. Maka berdasarkan uji kesamaan dua rata-rata (uji t)

kemampuan peserta didik kelas VIII A dan VIII B tidak berbeda secara

signifikan. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22.

Dengan demikian kelompok eksperimen dan kontrol berangkat

dari titik tolak yang sama, sehingga jika terjadi perbedaan signifikan

semata-mata karena perbedaan treatment.

2. Analisis Data Tahap Akhir

Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka

(51)

tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar

penghitungan analisis tahap akhir, dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji kenormalan ini dilakukan untuk mengetahui apakah data

nilai tes hasil belajar peserta didik berdistribusi normal atau tidak.

Langkah-langkah uji normalitas sama dengan langkah-langkah uji

normalitas pada analisis data tahap awal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa

sampel penelitian berangkat dari kondisi yang sama atau homogen.

Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas sama dengan

rumus pada analisis data tahap awal.

c. Uji Satu Pihak (Uji Pihak Kanan)

Hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut.

Ho : rata–rata hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan

pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat

peraga kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

Ha : rata–rata hasil belajar peserta didik yang diajar menggunakan

pembelajaran dengan metode laboratorium menggunakan alat

peraga lebih dari rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata

hasil tes yaitu uji satu pihak (uji pihak kanan) dengan rumus uji

hipotesisnya adalah sebagai berikut.

H0 : 1 2

H1 : 1>2

(52)

1 = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIII yang diajar

dengan pembelajaran metode laboratorium menggunakan alat

peraga.

2 = rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIII yang diajar

dengan pembelajaran konvensional.

Uji perbedaan rata-rata dilakukan dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:39

x : skor rata-rata dari kelompok eksperimen

2

x : skor rata-rata dari kelompok kontrol.

n1 : banyaknya subyek kelompok eksperimen

n2 : banyaknya subyek kelompok kontrol : varians kelompok eksperimen

: varians kelompok kontrol

: varians gabungan

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika ,

dan H0 ditolak jika t mempunyai harga-harga lain. Derajat kebebasan

untuk daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 - 2) dan peluang (1 –

).

Apabila maka pengujian hipotesis digunakan rumus

sebagai berikut:

39

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 1996), hlm. 239

Gambar

Gambar 2.1 Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran
Gambar. 1
Gambar 3. Bagan Penelitian
Tabel 3. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan Minat Serta Prestasi Belajar Dalam Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Penjumlahan Dengan Menggunakan Alat Peraga Pada Siswa Kelas Dua SD Kanisius Sorowajan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui aktifitas belajar peserta didik, (2) mengetahui prestasi belajar matematika pada peserta didik kelas VIII A MTs Miftahussalam

memahami pokok bahasan garis singgung lingkaran. Mendiskripsikan profil kemampuan komunikasi matematika siswa. berkemampuan rendah kelas VIII MTs Sultan Agung Jabalsari

Skripsi dengan judu l “ Profil Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VIII Mts Sultan Agung Jabalsari Dalam Memahami Pokok Bahasan Garis Singgung

88 Artinya peserta didik memiliki komponen kreativitas berupa kebaruan ini mampu menyelesaikan soal dengan metode baru. yang sebelumnya belum pernah ada atau digunakan

Penelitian bertujuan untuk menguji efektivitas teknik restrukturisasi kognitif untuk meningkatkan resiliensi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Bandung Tahun

Penerapan metode penemuan terbimbing yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi panjang garis singgung perseutuan dua lingaran di kelas VIII B SMP

Penelitian Anisatun Nurroh memberikan kesimpulan bahwa media pembelajaran Alat Peraga terbukti meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII B SMP Takhassus