• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas : metode eksperimen.

b. Variabel terikat : hasil belajar

2. Sumber Data

Dari penelitian ini diperoleh data berupa skor hasil belajar kimia siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar kimia pada pembahasan laju reaksi (pretest dan posttest). Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

               87

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal.130

88

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 118

1. Melakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas yang akan dijadikan kelompok subjek penelitian serta menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang diberi perlakuan model pembelajaran konstruktivisme melalui metode eksperimen.

2. Memberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep laju reaksi di kedua kelas, kelas eksperimen yang menggunakan pendekatan konstruktivis dan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvesional.

3. Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas yang dijadikan subjek penelitian pada pembahasan laju reaksi.

4. Memberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang laju reaksi di kedua kelas dengan soal-soal yang sama.

5. Menilai hasil tes yang diperoleh dari kedua kelompok perlakuan, yaitu: kelompok atau kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme melalui metode eksperimen dan kelompok yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajran konstruktivisme melalui metode eksperimen. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian.

3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan catatan lapangan (field note). Catatan lapangan mencatat delapan tahap dalam model pembelajaran konstruktivisme. Catatan lapangan ini dilakukan pada saat pembelajaran, catatan lapangan dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan tes hasil belajar adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda, yang terdiri dari 5 alternatif pilihan yaitu A, B, C, D, dan E pada konsep laju reaksi. Soal tes disusun berdasarkan ruang lingkup materi yang diajarkan yaitu konsep laju reaksi. Ranah kognitif

yang diukur adalah aspek hapalan/recall (C1), aspek

aspek analisis (C4) dan aspek sintesis (C5) yang disesuaikan dengan indikator pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. Tes diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest).

Pengolahan hasil tes baik yang pretest maupun posttest yaitu dengan nilai-nilai atau skor sebagai berikut: siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal diberi nilai 1 dan siswa yang menjawab salah diberi nilai 0.

4. Variabel Penelitian

a. Variabel X (metode eksperimen)

1) Definisi Konseptual (metode eksperimen)

Metode eksperimen adalah pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan, mengamati proses dan mencatat hasil percobaan. Model pembelajaran konstruktivisme adalah kegiatan belajar mengajar yang bersifat membangun pengetahuan atau pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari. Dalam model pembelajaran ini siswa lebih aktif, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awal tentang konsep, siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep, pada akhirnya siswa memikirkan solusi yang didasarkan pada hasil observasi. Guru hanya menjelaskan secara singkat tentang konsep yang di pelajari dan mengajak siswa mengaplikasikan pemahaman konsep yang didapat, baik melalui percobaan maupun isu-isu dalam lingkungan siswa.

2) Definisi Operasional (metode eksperimen)

Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu konsep, karena siswa dihadapkan langsung dengan objek- objek yang terkait dengan konsep tersebut. Dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme siswa dapat mengkonstruk atau membagun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Dalam

membangun pengetahuan, siswa dapat melakukan observasi. Kegiatan observasi dapat dilakukan dengan cara eksperimen di mana siswa melakukan kegiatan percobaan sendiri.

b. Variabel Y (hasil belajar) 1) Definisi Konseptual

Hasil belajar siswa adalah tingkat penguasaan suatu pengetahuan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang di tetapkan. 2) Definisi Operasional

Hasil belajar adalah hasil belajar berupa angka yang dapat diperoleh siswa pada pelajaran kimia pada konsep laju reaksi. Hasil belajar kimia dapat diketahui dari skor tes yang telah dikerjakan siswa.

c. Kisi-kisi Instrumen

Tes tersebut terdiri dari soal-soal konsep laju reaksi. Adapun perinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar Konsep Laju Reaksi Aspek kognitif

Indikator

C1 C2 C3 C4 C5

Jumlah

1. Mendefinisikan laju reaksi. 2 2 (10%)

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.

2 1 3 (15%)

3. Mengidentifikasi pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.

2 1 2 5 (25%)

4. Mengidentifikasi pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.

5. Mengidentifikasi pengaruh suhu terhadap laju reaksi.

1 2 3 (15%)

6. Mengidentifikasi pengaruh katalis terhadap laju reaksi.

1 1 2 (10%)

7. Menentukan persamaan laju reaksi.

2 2 (10%)

8. Menentukan orde reaksi. 2 2 (10%)

Jumlah 30% 20% 35% 5% 10% 100%

5. Kontrol terhadap Validitas Internal

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, dalam hal ini diluar sampel yang sudah ditetapkan. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut telah memenuhi persyaratan seperti uji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran maupun daya pembeda.

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang hendak diukur.89 Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.

Uji validitas dalam penelitian menggunakan rumus Korelasi Point Biserial (rpbi) karena skor butir soal berbentuk dikotomi (skor butir 0 atau 1). Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah90:

               89

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Bumi Aksara, 2007) hal. 65

90

Keterangan:

rpbi : koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor i dengan skor total

Xi : rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal Xt : rata-rata skor total semua responden

St : standar deviasi skor total semua respond pi : proporsi jawaban benar untuk butir nomor i qi : proposi jawaban salah untuk butir nomor i

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rpbi dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Jika rpbi > rtabel maka soal tersebut valid dan jika rpbi < rtabel maka soal tersebut tidak valid. Jadi, apabila valid berarti soal tersebut dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar. Untuk mengetahui validasi dari butir soal peneliti menggunakan program ANATES (lampiran 8). Dari 58 soal yang di uji cobakan, 39 soal yang dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Realibilitas bisa diartikan sebagai kepercayaan, keterandalan, keajengan, kestabilan, atau konsisten. Dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus KR-20 (Kuder-Richardson 20) sebagai berikut91:

keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas tes kii : jumlah butir

piqi : varians skor butir

pi : proposi jawaban benar untuk butir nomor i

               91

qi : proposi jawaban salah untuk butir nomor i St2 : varians skor total

Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus diatas, maka koefisien reliabilitas tesnya adalah 0,84 (lampiran 5).

c. Uji Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangannya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa, dan sebaliknya.92 Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari butir soal peneliti menggunakan program ANATES (lampiran 6).

Kriteria indeks kesukaran93: P = 0 – 0,25 : sukar P = 0,26 – 0,75 : sedang P = 0,76 – 1 : mudah

Dari hasil ANATES, dapat dilihat bahwa satu soal yang dinyatakan mudah, dua soal yang dinyatakan sangat mudah, dua puluh tujuh soal yang dinyatakan sedang. Sembilan belas soal uji coba yang dinyatakan sukar, dan sembilan soal yang dinyatakan sangat sukar.

d. Uji Daya Pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu (rendah prestasinya). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Untuk mengetahui daya pembeda dari butir soal peneliti menggunakan

               92

Ibid., hal. 103

93

program ANATES (lampiran 7). Adapun klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah sebagai berikut.

Klasifikasi daya pembeda94 D : 0,00 – 0,20 : jelek D : 0,20 – 0,40 : cukup D : 0,40 – 0,70 : baik D : 0,70 – 1,00 : baik sekali

Dokumen terkait