METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian ini terdiri atas 2 jenis, yaitu:
1. Tes
a. Pretest-Posttest
Zainal Arifin dalam bukunya yang berjudul Penelitian Pendidikan mengungkapkan bahwa, tes adalah suatu teknik pengukuran
5 Sugiyono, Op.Cit, hlm. 85
yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif atau sering disebut tes dikotomi (dichotomously scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0.6 Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam membaca peta buta pada ranah kognitif yang diperoleh dari data pretest dan posttest berupa skor hasil belajar IPS pada materi pembelajaran menjelaskan kondisi geografis dan karakteristik negara-negara anggota ASEAN.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan siswa membaca peta buta untuk mengukur sejauh mana pengaruh aplikasi world map quiz selama proses pembelajaran. Tes yang diberikan adalah tes objektif berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal. Adapun kisi-kisi instrumen tes adalah sebagai berikut:
Tabel 3. 3 Kisi-kisi instumen tes
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Indikator No. Soal
Memahami dan menerapkan
Bentuk-bentuk instrumen yang akan dipilih tergantung dari beberapa faktor, diantaranya adalah teknik pengumpulan data yang akan digunakan.
6 Zainal Arifin, Op.Cit, hlm.226-227
28
Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D mengungkapkan bahwa, angket digunakan bila responden yang jumlahnya cukup banyak dan dapat membaca dengan baik. Observasi digunakan bila obyek penelitian bersifat perilaku manusia, proses kerja, dll. Wawancara digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit.
Gabungan dari ketiganya digunakan bila ingin mendapatkan data yang lengkap, akurat, dan konsisten.7
Maka dari itu, peneliti menggunakan ketiga instrumen tersebut ke dalam penelitian agar data yang diperoleh lengkap, akurat, dan konsisten.
a. Kuesioner (angket)
Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D mengungkapkan bahwa, kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabl yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.8
Berikut adalah definisi konseptual, definisi operasional, serta kisi-kisi pedoman kuesioner (angket) yang akan diberikan kepada responden:
a) Definisi konseptual
Seperti yang kita ketahui sebagai seorang guru, penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di dalam kelas sangatlah penting, karena diharapkan dengan menggunakan media pembelajaran proses belajar mengajar tidak hanya verbalistik saja.
Menurut Smaldino dalam Desain Pembelajaran Inovatif, media secara harfiah bermakna perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.9 Kemudian dengan menggunakan media pembelajaran juga di harapkan dapat memotivasi siswa
7Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm172
8 Ibid, hlm. 199
9 Ali Mudlofir dkk, Desain Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017), hlm. 121
untuk belajar sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih memuaskan.
Saat ini terdapat banyak aplikasi smartphone yang dapat mempermudah siswa dalam mempelajari peta, salah satunya ialah aplikasi world map quiz, yang mana aplikasi tersebut merupakan keluaran dari Q bis Studio. Q bis Studio adalah pengembang Android yang telah aktif sejak 2015 dan memiliki satu buah game yaitu World Map Quiz di Google Play.10
b) Definisi operasional
Penggunaan aplikasi World Map Quiz tentu saja diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca peta buta.
Maka dari itu penggunaan aplikasi World Map Quiz dalam pembelajaran digunakan untuk mengukur apakah aplikasi tersebut dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca peta buta, yang mana indikator dari variabel tersebut adalah proses belajar di dalam kelas serta kejelasan infomasi. Skala yang digunakan ialah skala likert dengan 4 poin.
c) Kisi-kisi instrumen
Pada pengumpulan data melalui angket/kuosioner menggunakan skala likert sebagai alat untuk mengukur jawaban dari responden. Skala likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu.11 Skala likert memiliki 2 bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif.
Pada penelitian ini, skala likert yang digunakan dengan membuat bentuk jawaban yang terdiri dari sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
10 Q bis studio, World Map Quiz, http://worldmapquiz.qbisstudio.com/index.html (akses 26 Januari 2020)
11 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 cet. 1 (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm 50
30
Berikut adalah kisi-kisi dari instrument angket yang akan peneliti gunakan saat penelitian dan akan penelit bagikan kepada kelas eksperimen:
Tabel 3. 4 Kisi-kisi instrumen kuesioner (angket)
Variabel Indikator Item No.
3) Teknik mengajar yang
menarik 3 ketika guru menggunakan media pembelajaran
6
7) Penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi 7 8) Media pembelajaran sesuai
dengan materi pembelajaran 8 9) Siswa merasa paham ketika
1. Kejelasan proses penyampaian informasi kepada siswa:
1) Siswa merasa terbantu dengan penerapan aplikasi World Map Quiz
10
2) Siswa paham materi yang
disampaikan setelah
menggunakan aplikasi World Map Quiz
11
3) Siswa merasa terbantu
selama proses pembelajaran. 12
2. Kejelasan tingkat pemahaman siswa terhadap informasi terkait cara membaca peta buta
1) Siswa meminta bantuan
teman yang sudah mengerti 13
2) Pembelajaran dengan
menggunakan aplikasi World Map Quiz membuat siwa merasa puas
14
3) Siswa mudah memahami penggunaan aplikasi World Map Quiz
15
4) Siswa merasa lebih cepat
tanggap dengan
menggunakan aplikasi World Map Quiz
16
3. Kelebihan dan kekurangan dari aplikasi World Map Quiz
1) Aplikasi World Map Quiz
sangat menarik 17
2) Gambar peta yang di sajikan
dalam aplikasi menarik 18
3) Siswa tidak takut lagi pada pelajaran IPS, terutama
membaca peta buta 19
Lanjutan Tabel 3.4
32
4) Siswa merasa puas dengan
apa yang telah di kerjakan 20
b. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi yang digunakan oleh penulis adalah observasi terstruktur. Sugiyono dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D mengungkapkan bahwa, observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya.12
Observasi yang akan peneliti lakukan di kelas VIII C dan VIII D, meliputi observasi yang dilakukan oleh guru bidang studi dan mitra terhadap peneliti ketika sedang melakukan penelitian dan terhadap respon siswa baik dikelas kontrol maupun dikelas eksperimen. Berikut adalah pedoman observasi yang akan diberikan kepada guru dan mitra:
Tabel 3. 5 Pedoman observasi guru
No Aspek yang diamati No. pertanyaan
1. Kesesuaian dengan RPP 1
2. Kesesuaian dengan indikator pembelajaran 2-3 3. Proses pembelajaran:
a) Kejelasan penyampaian informasi b) Kejelasan penyampaian materi c) Penguasaan media
d) Bentuk dan cara evaluasi
4-10
12 Ibid, hlm. 203-205 Lanjutan Tabel 3.4
Tabel 3. 6 Pedoman observasi siswa (kelas eksperimen)
No Aspek yang diamati No. pertanyaan
1. Ketertarikan siswa selama pembelajaran 1-3
2. Keaktifan siswa selama pembelajaran 4-5
3. Pemahaman akan materi 6-7
4. Pemahaman akan media (aplikasi World Map
Quiz) 8-9
5. Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan 10
Tabel 3. 7 Pedoman observasi siswa (kelas kontrol)
No Aspek yang diamati No. pertanyaan
1. Ketertarikan siswa selama pembelajaran 1-3
2. Keaktifan siswa selama pembelajaran 4-7
3. Pemahaman akan materi 8-9
4. Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan 10
c. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Wawancara yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, karena pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.13
Berikut adalah pedoman wawancara yang akan peneliti gunakan ketika penelitian:
Tabel 3. 8 Pedoman wawancara guru
No Aspek yang ditanya No. pertanyan
1. Media aplikasi world map quiz 1-3
2. Kekurangan dan kelebihan media serta masukan 4-8
Tabel 3. 9 Pedoman wawancara siswa
No Aspek yang ditanya No. pertanyan
1. Pemahaman akan materi 1-2
2. Pemahaman akan media (aplikasi World Map 3
13 Ibid, hlm. 194
34
Quiz)
3. Ketepatan siswa dalam menjawab pertanyaan 4 4. Kekurangan dan kelebihan media (aplikasi World
Map Quiz)
5-8
E. Kontrol terhadap Validitas Internal 1. Uji validitas
Harun Rasyid dan Mansur dalam bukunya yang berjudul Penilaian Hasil Belajar mengungkapkan bahwa validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes melakukan fungsi ukuran.14
Duwi Priyatno dalam bukunya yang berjudul Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS mengemukakan bahwa uji validitas kuesioner digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur apa yang ingin diukur pada kuesioner tersebut. Item dapat dikatakan valid jika adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini menunjukkan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkapkan suatu yang ingin diungkap pada kuesioner tersebut.15 Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan terhadap instumen tes (pretest posttest) dan instumen non tes (angket). Untuk mengukur validitas pada penelitian ini digunakan rumus metode korelasi pearson. Teknik uji validitas dengan korelasi pearson yaitu dengan cara mengorelasikan skor item dengan skor totalnya. Dengan rumus sebagai berikut:16
𝑟𝑥𝑦= 𝑛(∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
15 Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: Penerbit ANDA, 2017), hlm. 63-67
16 Edi Riadi, Statistika Penelitian, (Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET, 2016), hlm.208 Lanjutan Tabel 3.9
Kemudian pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel maka item dapat dinyatakan valid, jika r hitung < r tabel maka item dinyatakan tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas terhadap instrumen tes dan angket dengan menggunakan SPSS versi 20, diperoleh informasi bahwa dari 20 soal tes dan 20 pertanyaan angket yang disebar ke 20 siswa pada kelas atas dari sampel yaitu kelas IX dinyatakan valid. Berikut adalah hasil dari uji pada validitas instrumen tes dan angket:
a. Uji validitas soal
Instrrumen soal sebelumnya telah di konsultasikan oleh dosen ahli yaitu Andri Noor Ardiansyah, M.Si dan Anisa Windarti, M.Sc. Soal pretes postes yang digunakan berbentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal. Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing mengenai kejelasan dan kevalidan instrumen, peneliti melakukan uji validitas kepada 20 siswa di kelas IX A.
Hasil dari uji validitas tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20.17 Berikut adalah hasil uji validitas soal pretes dan postes:
Tabel 3. 10Uji Validitas Soal
No. Soal r hitung r tabel Hasil
1 0,777 0,444 Valid
2 0,492 0,444 Valid
3 0,638 0,444 Valid
4 0,777 0,444 Valid
5 0,638 0,444 Valid
6 0,777 0,444 Valid
7 0,631 0,444 Valid
8 0,761 0,444 Valid
9 0,638 0,444 Valid
10 0,631 0,444 Valid
17 Lampiran 4
36
11 0,761 0,444 Valid
12 0,777 0,444 Valid
13 0,631 0,444 Valid
14 0,761 0,444 Valid
15 0,702 0,444 Valid
16 0,746 0,444 Valid
17 0,492 0,444 Valid
18 0,761 0,444 Valid
19 0,631 0,444 Valid
20 0,638 0,444 Valid
Sumber: Data primer penelitian, diolah pada tanggal 25 September 2019
Berdasarkan data hasil dari tabel 3.10 dapat disimpulkan bahwa dari 20 soal semuanya dinyatakan valid karena rhitung ≥ rtabel. Selanjutnya soal pretes dan postes akan di uji reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembedanya.
b. Uji validitas kuesioner (angket)
Instrrumen angket sebelumnya telah di konsultasikan oleh dosen ahli yaitu Andri Noor Ardiansyah, M.Si dan Anisa Windarti, M.Sc.
Pernyataan yang terdapat di dalam lembar angket berjumlah 20 soal dengan pilihan alternatif sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing mengenai kejelasan dan kevalidan instrumen, peneliti melakukan uji validitas kepada 20 siswa di kelas IX A.
Hasil dari uji validitas tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 2018. Berikut adalah hasil uji validitas angket:
Tabel 3. 11 Uji Validitas Angket
No. Soal r hitung r tabel Hasil
1 0,711 0,444 Valid
2 0,592 0,444 Valid
3 0,793 0,444 Valid
4 0,711 0,444 Valid
18 Lampiran 5
Lanjutan Tabel 3.10
5 0,633 0,444 Valid
6 0,620 0,444 Valid
7 0,592 0,444 Valid
8 0,619 0,444 Valid
9 0,620 0,444 Valid
10 0,793 0,444 Valid
11 0,580 0,444 Valid
12 0,619 0,444 Valid
13 0,711 0,444 Valid
14 0,508 0,444 Valid
15 0,592 0,444 Valid
16 0,531 0,444 Valid
17 0,461 0,444 Valid
18 0,575 0,444 Valid
19 0,633 0,444 Valid
20 0,793 0,444 Valid
Sumber: Data primer penelitian, diolah pada tanggal 25 September 2019
Berdasarkan data hasil dari tabel 3.11 dapat disimpulkan bahwa dari 20 pertanyaan semuanya dinyatakan valid karena rhitung ≥ rtabel. Selanjutnya pertanyan pada lembar angket akan diuji reliabilitasnya.
2. Uji reliabilitas
Zainal Arifin dalam bukunya yang berjudul Penelitian Pendidikan mengungkapkan bahwa reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.19
Duwi Priyatno dalam bukunya yang berjudul Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS mengemukakan bahwa uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas, dimana item yang masuk pengujian adalah item yang valid saja. 20
Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan terhadap instumen tes (pretest posttest) dan instumen non tes (angket). Untuk menentukan
19 Zainal Arifin, Op.Cit, hlm. 248
20 Duwi Priyatno, Op.Cit, hlm. 79 Lanjutan Tabel 3.11
38
apakah instrumen reliabel atau tidak, gunakan batasan 0,6. Menurut Sekaran dalam Duwi Priyatno mengatakan bahwa reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Sedangkan untuk menghitung reabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha untuk mengetahui konsistensi alat ukur.
Rumus reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha yaitu:21 𝑟𝑖𝑖 = [𝑘−1𝑘 ] [1 − ∑ 𝑎𝑎2
12 ]
Rumus yang digunakan untuk mencari a2 yaitu:
𝑎2 = ∑ 𝑥2 −(∑ 𝑥2) 𝑁 𝑁
rii = reabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
∑a2 = jumlah butir pertanyaan 𝑎12 = varians total
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas terhadap instrumen tes dan angket dengan menggunakan SPSS versi 20, diperoleh informasi bahwa dari 20 soal tes dan 20 pertanyaan angket yang disebar ke 20 siswa pada kelas atas dari sampel yaitu kelas IX dinyatakan reliabel. Berikut adalah hasil dari uji pada reliabilitas instrumen tes dan angket:
a. Uji reliabilitas soal
Hasil dari uji reliabilitas soal pretes dan postes kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20. Berikut adalah hasil uji reliabilitas soal pretes dan postes:
21Hana Nahdiana, Pengaruh Model Pembelajaran Yurisprudensi Inquiry Terhadap Kemampuan Beragumentasi Peserta Didik, Skripsi Pendidikan Ilmu Pengeahuan Sosial (2018) 52, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dipublikasikan: 3 Januari 2019
Tabel 3. 12Uji Reliabilitas Soal
Sumber: Data primer penelitian, diolah pada tanggal 25 September 2019
Berdasarkan data hasil dari tabel 3.12 dapat disimpulkan bahwa butir-butir soal pretes dan postes dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach Alpha > 0,6. Menurut Sekaran dalam Duwi Priyatno mengatakan bahwa reliabilitas 0,7 adalah dapat diterima, maka dari itu reliabilitas pada soal pretes postes dalam penelitian ini dalam kategori dapat diterima. Kemudian apabila soal pretes dan postes dinyatakan reliable, maka peneliti dapat menggunakan soal tersebut yang nantinya akan diujikan di kelas VIII C dan VIII D.
b. Uji reliabilitas angket
Hasil dari uji reliabilitas angket kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20. Berikut adalah hasil uji reliabilitas angket:
Tabel 3. 13Uji Reliabilitas Angket
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
.755 21
Sumber: Data primer penelitian, diolah pada tanggal 25 September 2019
Berdasarkan data hasil dari tabel 3.13 dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan angket dinyatakan reliabel karena nilai Cronbach Alpha > 0,6. Menurut Sekaran dalam Duwi Priyatno mengatakan bahwa reliabilitas 0,7 adalah dapat diterima, maka dari itu reliabilitas pada angket dalam penelitian ini dalam kategori dapat diterima. Kemudian apabila angket dinyatakan reliable, maka peneliti
Case Processing Summary
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
.760 21
40
dapat menggunakan angket tersebut yang nantinya akan digunakan di kelas VIII C dan VIII D.
3. Tingkat kesukaran
Harun Rasyid dan Mansur di dalam bukunya yang berjudul Penilaian Hasil Belajar mengungkapkan bahwa analisis tingkat kesulitan soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana termasuk mudah, sedang, sukar. Tingkat kesukaran (difficulty level) suatu butir soal didefinisikan sebagai proposi atau presentase subjek yang menjawab butir tes tertentu dengan benar. Sedangkan angka yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu butir soal dinamakan indeks kesukaran, yang dilambangkan dengan p, nilai p ini terletak antara 0 dan 1.22
Taraf kesukaran dihitung menggunakan rumus:23 𝑃𝑖 = ∑𝑥𝑖
𝑆𝑚𝑖𝑁 Keterangan:
𝑃𝑖 = tingkat kesukaran butir I atau poporsi menjawab benar butir i
∑𝑥𝑖 = banyaknya testee yang menjawab benar butir i 𝑆𝑚𝑖 = skor maksimum
N = jumlah testee
Tabel 3. 14 Indeks Tingkat Kesukaran Soal
Indeks tingkat kesukaran Kriteria
P ≤ 0,30 Butir soal sukar
0,30 < p ≤ 0,70 Butir soal sedang
P > 0,70 Butir soal mudah
Uji tingkat kesukaran yang digunakan pada penelitian ini adalah uji terhadap soal pretes dan postes. Hasil dari uji tingkat kesukaran soal pretes dan postes kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20.24 Berikut adalah hasil uji tingkat kesukaran soal pretes dan postes:
22 Harun Rasyid dan Mansur, Op.Cit, hlm. 239
23 Ibid, hlm. 241
24 Lampiran 6
Tabel 3. 15 Tingkat Kesukaran Soal
No. Soal Tingkat Kesukaran Hasil
1 0,63 Sedang
2 0,79 Mudah
3 0,68 Sedang
4 0,63 Sedang
5 0,68 Sedang
6 0,63 Sedang
7 0,74 Mudah
8 0,58 Sedang
9 0,68 Sedang
10 0,74 Mudah
11 0,58 Sedang
12 0,63 Sedang
13 0,74 Mudah
14 0,58 Sedang
15 0,68 Sedang
16 0,63 Sedang
17 0,79 Mudah
18 0,58 Sedang
19 0,74 Mudah
20 0,68 Sedang
Sumber: Data primer penelitian, diolah pada tanggal 25 September 2019
Berdasarkan data hasil dari tabel 3.15 dapat disimpulkan bahwa dari 20 soal, 14 soal dalam kategori sedang dan 6 soal dalam kategori mudah. Kemudian dapat disimpulkan bahwa soal yang digunakan termaksud kedalam soal dalam kategori baik, karena soal yang disajikan tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membeda-bedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan ssiwa yang bodoh (kemampuan rendah). Suryabrata dalam Harun Rasyid dan Mansur menyatakan bahwa tujuan pokok mencari daya beda ialah untuk menentukan apakah butir soal tersebut memiliki kemampuan
42
membedakan kelompok dalam aspek yang diukur, sesuai dengan perbedaan yang ada pada kelompok tersebut.
Koefisien daya pembeda bergerak dari -1 sampai +1. Indeks daya pembeda dihitung atas dasar pembagian kelompok menjadi dua bagian, yaitu kelompok atas yang merupakan kelompok peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan kelompok bawah yaitu kelompok peserta tes yang memiliki kemampuan rendah.25
Taraf daya pembeda dihitung menggunakan rumus:
𝐷 = 𝐵𝐴 𝐽𝐴 − 𝐵𝐵
𝐽𝐵 = 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 Dimana:
J = jumlah peserta tes
JA = banyak peserta kelompok atas JB = banyak peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Tabel 3. 16 Kriteria Daya Pembeda
Daya pembeda Klasifikasi
Bertanda negatif Jelek sekali
< 0,2 Jelek
0,2 – 0,4 Sedang
0,4 – 0,7 Baik
0,7 – 1,00 Baik sekali
Uji daya pembeda yang digunakan pada penelitian ini adalah uji terhadap soal pretes dan postes. Hasil dari uji daya pembeda soal pretes
25 Ibid, hlm. 245-246
dan postes kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 20.26 Berikut adalah hasil uji daya pembeda soal pretes dan postes:
Tabel 3. 17 Daya Pembeda Soal
No. Soal Daya Pembeda Hasil
1 0,77 Baik sekali
2 0,49 Baik
3 0,63 Baik
4 0,77 Baik sekali
5 0,63 Baik
6 0,77 Baik sekali
7 0,63 Baik
8 0,76 Baik sekali
9 0,63 Baik
10 0,63 Baik
11 0,76 Baik sekali
12 0,77 Baik sekali
13 0,63 Baik sekali
14 0,76 Baik sekali
15 0,70 Baik sekali
16 0,74 Baik sekali
17 0,49 Baik
18 0,76 Baik sekali
19 0,63 Baik
20 0,63 Baik
Sumber: Data primer penelitian, diolah pada tanggal 25 September 2019
Berdasarkan data hasil dari tabel 3.17 dapat disimpulkan bahwa dari 20 soal, 11 soal dalam kategori baik sekali, 9 soal dalam kategori baik, dan tidak ada soal dalam kategori sedang atau jelek sekali. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil daya pembeda terendah sebesar 0,492 termasuk dalam kategori baik dan tertinggi sebesar 0,777 termasuk dalam kategori baik sekali.
26 Lampiran 7
44