• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Teknik Pengumpulan Data

“Teknik pengumpulan data adalah ketetapan cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai sumber dan berbagai cara”.5

3 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 115 4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 6, h. 297-298

Bila dilihat dari sumbernya, maka pengumpulan datanya dapat menggunakan:

1. Studi pustaka, yaitu dengan menelaah buku-buku yang ada kaitannya dengan masalah yang penulis bahas pada skripsi ini sebagai bahan teoritis.

2. Penelitian lapangan, yaitu peneliti melihat secara langsung kondisi yang terjadi ditempat penelitian.

Bila dilihat dari caranya, maka teknik pengumpulan datanya dapat dilakukan dengan:

1. Observasi

Yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek peneliti. Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki.6

Pada dasarnya, tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan (site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu-individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut.7

Setelah dirumuskan tujuan observasi, langkah erikutnya adalah membuat panduan (guidelines) observasi. Hampir sama dengan panduan wawancara, fungsi dari panduan observasi adalah untuk mempermudah peneliti memberikan patokan dan batasan dari observasi yang dilakukan agar observasi yang dilakukan tetap pada tujuannya. Adapun observasi yang dilakukan pada penelitian ini lebih rincinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

6 S. Margono, op. cit., h. 158

7 Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif: untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), Cet. 3, h. 132

Tabel 3.11 Observasi Penelitian

No Panduan Observasi Rincian Observasi

1 Siapa atau apa yang diobservasi ?

Pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah/supervisor.

2 Dimana lokasinya ? di SMP Negeri 98 Jakarta

3 Kapan Observasi dilakukan ?

Observasi dilakukan pada saat waktu pelaksanaan supervisi klinis yang sudah ditentukan oleh supervisor.

2. Wawancara

Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Definisi wawancara berikutnya dikemukakan oleh Stewart & Cash yang didefinisikan sebagai berikut:

An nterview is interactional because there is an exchanging, or sharing of roles, responsibilities, feelings, beliefs, motives, and information. If one person does all of the talking and the other all of the listening, a speech to an audience of one, not an interview, is talking place.8

Berdasarkan definisi menurut Stewart & Cash, wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab, perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan/memulai pembicaraan sementara yang lain hanya mendengarkan.

8Ibid., Cet. 3, h. 118

Dalam penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode pengumpulan data yang utama. Sebagian besar data diperoleh melalui wawancara.9 Untuk itu, penguasaan teknik wawancara sangat mutlak diperlukan. Satu hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti ketika melakukan wawancara, jangan sampai subjek merasa seperti di interogasi oleh peneliti. Jika subjek merasa bahwa dirinya diinterogasi, maka subjek akan merasa tidak nyaman dan merasa terancam karena dalam interogasi terkandung unsur tekanan dari salah satu pihaknya.

Penulis melakukan wawancara dengan supervisor dan guru PAI di SMP Negeri 98 Jakarta mengenai pelaksanaan supervisi klinis dalam meningkatkan kinerja guru.

Tabel 3.12

Pedoman Wawancara Supervisor

No Variabel Pertanyaan

1 Supervisi Klinis Apakah ibu membicarakan bersama guru mengenai apa saja yang akan di observasi?

Apakah ibu menciptakan suasana akrab antara supervisor dengan guru?

Bagaimana hubungan ibu dengan para guru dan karyawan di sekolah ini?

Apakah ibu menjelaskan kepada guru mengenai tujuan pelaksanaan supervisi klinis ini?

Apakah cara mengajar guru sudah sesuai dengan apa yang bapak harapkan?

Apakah guru memberikan tugas-tugas latihan kepada murid?

Apakah ibu mendiskusikan hasil observasi kepada

9Ibid, h. 118

guru?

Bagaimana perasaan guru setelah di observasi cara mengajarnya?

apakah bapak membuat catatan yang lengkap mengenai kejadian-kejadian di kelas?

Apakah banyak hal-hal yang perlu diperbaiki oleh guru mengenai cara mengajarnya?

Manfaat apa yang didapat dari pelaksanaan supervisi klinis untuk kinerja guru?

Dalam melaksanakan supervisi klinis pihak mana saja yang ikut terlibat?

Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan supervisi klinis bagi seorang guru?

2 Kinerja Guru PAI

Usaha apa yang Bapak lakukan dalam meningkatkan kinerja guru dalam mengajar? Apa yang diusahakan oleh guru dalam meningkatkan kinerjanya kedepan?

Metode pengajaran apa saja yang biasa guru terapkan dalam pembelajaran PAI?

Bagaimana sikap siswa ketika pelajaran PAI sedang berlangung?

Problem apa saja yang guru hadapi didalam pelaksanaan pengajaran PAI?

Apakah kinerja guru PAI lebih baik ketimbang kinerja guru umum lainnya?

Apakah guru-guru PAI selalu menggunakan media/sumber belajar ketika proses mengajar? Apakah guru-guru PAI selalu memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dalam menerima pengajaran PAI?

Apakah guru-guru PAI selalu memberikan tauladan yang baik kepada murid-muridnya?

Bagaimana dampak supervisi terhadap kinerja guru PAI?

Tabel 3.13

Pedoman Wawancara Guru PAI

No Indikator Pertanyaan

1 Supervisi Klinis Apakah Bapak bersama kepala sekolah/supervisor membuat kesepakatan tentang hal-hal yang akan di observasi?

Apakah Bapak dengan kepala sekolah/supervisor melakukan komunikasi secara akrab dan terbuka? Apakah Kepala sekolah/supervisor selalu

menghargai Bapak?

Apakah kepala sekolah/supervisor menjelaskan tujuan pelaksanaan supervisi klinis?

Apakah kepala sekolah/supervisor menetapkan waktu/jadwal kegiatan observasi?

Bagaimana pendapat Bapak mengenai pelaksanaan supervisi klinis?

Apakah pelaksanaan supervisi klinis ini dapat meningkatkan kinerja guru, khususnya untuk guru-guru PAI?

Bagaimana perasaannya ketika kepala

sekolah/supervisor sedang mengobservasi kinerja mengajar Bapak?

Apakah kepala sekolah/supervisor

siswa dalam proses pembelajaran?

Apakah kepala sekolah/supervisor mengamati proses kinerja mengajar guru?

Apakah kepala sekolah/supervisor menanyakan perasaan guru setelah melakukan proses

pembelajaran?

Apakah kepala sekolah/supervisor melakukan analisis terhadap hasil observasi?

Apakah kepala sekolah/supervisor memberitahu hasil analisisnya kepada guru?

Apakah kepala sekolah/supervisor memberikan masukan kepada Bapak mengenai kinerja mengajar yang lebih baik?

Bagaimana perasaan Bapak setelah mengetahui hasil analisis pembelajaran?

Apakah kepala sekolah/supervisor menanyakan kesan guru terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan?

Apakah pelaksanaan supervisi klinis dapat

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi guru pada proses pembelajaran?

Apakah pelaksanaan supervisi klinis dapat memberikan manfaat untuk Bapak?

Apakah kepala sekolah/supervisor sudah baik dalam menjalankan tugasnya sebagai supervisor pada pelaksanaan supervisi klinis?

Kendala dan hambatan dalam pelaksanaan supervisi klinis bagi seorang guru?

3. Dokumentasi

Merupakan kegiatan penelitian dengan mengamati berbagai dokumen yang berkaitan dengan topik dan tujuan penelitian, teknik ini sering disebut juga observasi historis. Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.10

Dokumen berguna jika peneliti yang ingin mendapatkan informasi mengenai suatu peristiwa tetapi mengalami kesulitan untuk mewawancarai langsung para pelaku. Kondisi tersebut mungkin terjadi jika peneliti melakukan studi pada peristiwa di masa lalu dimana para pelakunya mungkin sudah meninggal dunia.

Terdapat berbagai macam jenis dokumen yang mungkin dijumpai peneliti. Tipe-tipe dokumen antara lain:

a. Dokumen personal, privat atau publik seperti: buku harian, notulen rapat, media massa, laporan tahunan, dan lainnya.

b. Dokumen tertulis dan catatan (records), seperti: akta kelahiran, surat nikah, SIM, dan lainnya.

c. Dokumen historis atau catatan sejarah d. Foto, video, dan film dari suatu peristiwa e. Dokumen elektronik

f. Dokumen di internet.11

Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk mencari data-data tentang profil lengkap SMP Negeri 98 Jakarta, baik itu tentang sejarah berdirinya sekolah maupun infrastruktur serta sumber daya manusia yang ada didalamnya.

Tabel 3.14 Dokumen Penelitian

10 Sugiyono, op. cit., cet. 6, h. 329

11 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar, (Jakarta: Indeks, 2012), h. 62-63

No Jenis Dokumen Rincian Dokumen

Dokumen terkait