• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara khusus yang dipergunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Moh. Nazir (2003:211) bahwa “Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada hubungan antara metode pengumpulan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan”. Data yang ada sangat diperlukan dalam penelitian guna membuktikan kebenaran suatu peristiwa atau pengetahuan karena berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada data yang objektif. Oleh karena itu, sangat perlu diperhatikan teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengmabilan data.

Data dalam penelitian kualitatif bukan berupa angka, tetapi deskriptif naratif. Kalaupun ada angka, angka tersebut dalam hubungan suatu deskripsi. Dalam pengolahan data kualitatif tidak ada penjumlahan data, sehingga mengarah kepada generalisasi. Sesuai dengan pendekatan

commit to user

kualitatif dan jenis sumber data, maka teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi :

1. Wawancara

Dalam penelitian kualitatif, teknik wawancara merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data dalam bentuk percakapan. Mardalis (2002:64) mengemukakan bahwa “Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti”. Sedangkan Lexy J. Moleong (2010:186) mendefinisikan bahwa “Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu”. Menurut Narbuko & Achmadi (1999:83) mengatakan bahwa “Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih mantap menatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, wawancara adalah proses tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih dalam penelitian untuk memperoleh keterangan yang diperlukan dengan menggunakan panduan wawancara.

Riduwan (2009:102) menjelaskan bahwa wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Riduwan juga menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu :

a. Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang

diharapkan dapat menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.

b. Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat

commit to user

pelaksanaan wawancara, diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan antara responden dan pewawancara.

c. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya

dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan baik.

d. Situasi wawancara ini berhubungan dengan waktu dan tempat

wawancara. Waktu dan tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara merasa canggung untuk mewawancarai dan responden pun enggan untuk menjawab pertanyaan.

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan komunikasi langsung dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka, sehingga informasi yang diperoleh semakin lengkap dan mendalam serta berkaitan dengan masalah yang diteliti. Wawancara ini dilakukan dengan alat perekam sambil peneliti sesekali mencatat hal-hal pokok.

2. Observasi Langsung

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang utama dalam kebanyakan penelitian kualitatif, dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi dan melaksanakan pencatatan yang sistematis mengenai fenomena yang diamati. Observasi disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Seperti yang dikemukakan oleh Mardalis (2002:63) bahwa :

Observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi yang sengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat.

Ada beberapa alasan mengapa dalam penelitian kualitatif, pengamatan atau observasi digunakan. Guba dan Licoln yang dikutip Lexy J. Moleong (2010:174-175) mengemukakan sebagai berikut :

commit to user

b. Teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

c. Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

d. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yang dijaringnya ada yang menceng atau bias.

e. Teknik pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi rumit

f. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Menurut Guba & Lincoln dalam Lexy J. Moleong (2010:174) Teknik pengamatan didasarkan atas pengamatan secara langsung, memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.

Peneliti terjun langsung ke lokasi penelitian utnuk menggali data-data yang ada di lapangan. Pengumpulan data-data dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi dan melakukan pencatatan secara sistematis mengenai fenomena yang diamati. Peneliti dalam melakukan observasi di lokasi penelitian, mengamati secara langsung mengenai situasi dan kondisi pelaksanaan kerja karyawan yang ada di PT Pos Indonesia (Persero) Surakarta dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.

3. Analisis Dokumen

Untuk melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi sebagai alat bantu dan alat penunjang. Seperti yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (1998:236) bahwa “Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Menurut Lexy J. Moleong (2010:216) :

commit to user

“Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Record adalah setiap bahan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting”.

Sedangkan HB. Sutopo (2002:55) mengemukakan bahwa “Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas”. Mencatat dokumen menurut Yin yang dikutip oleh Lexy J. Moleong

(2010:220) disebut content analysis, maksudnya bahwa peneliti bukan

sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga tentang maknanya yang tersirat. Oleh karena itu dalam menghadapi beragam arsip dan dokumen tertulis sebagai sumber data, peneliti harus bisa bersikap kritis dan teliti.

Dokumen terkait