• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.3 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara (interview) kepada beberapa pihak yang dapat memberikan informasi yang sifatnya objektif.

2. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui berbagai dokumen yang relevan dengan pembahasan laporan ini. Dokumen tersebut Laporan dan foto-foto kegiatan pada saat melakukan kegiatan di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari.

3. Observasi, yaitu pelaksanaan program kegiatan melalui Kuliah Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada kantor BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari.

5 BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan

Jaminan pemeliharaan kesehatan di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dan setelah kemerdekaan, pada tahun 1949, setelah pengakuan kedaulatan oleh Pemerintah Belanda, upaya untuk menjamin kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pegawai negeri sipil beserta keluarga, tetap dilanjutkan. Prof. G.A. Siwabessy, selaku Menteri Kesehatan yang menjabat pada saat itu, mengajukan sebuah gagasan untuk perlu segera menyelenggarakan program asuransi kesehatan (health insurance) semesta yang saat itu mulai diterapkan di banyak negara maju dan tengah berkembang pesat.

Pada saat itu kepesertaannya baru mencakup pegawai negeri sipil beserta anggota keluarganya saja. Namun Siwabessy yakin suatu hari nanti, klimaks dari pembangunan derajat kesehatan masyarakat Indonesia akan tercapai melalui suatu sistem yang dapat menjamin kesehatan seluruh warga bangsa ini.

1. Era BPDPK (1968 - 1988)

Dibentuknya Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) diharapkan menjadi cikal bakal terwujudnya impian jaminan kesehatan rakyat semesta. Pada 1968, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi pegawai negara dan penerima pensiun beserta keluarganya. Maka berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1 Tahun 1968, pemerintah membentuk BPDPK.

Pada saat itu, pelayanan didasarkan kepada sistem fee for service reimbursement, yaitu BPDPK akan mengganti seluruh biaya kesehatan

berdasarkan jumlah pelayanan yang dipakai peserta.

2. Era PHB (1988 - 1992)

Untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 22 dan 23 Tahun 1984. BPDPK pun berubah status dari sebuah badan di lingkungan Departemen Kesehatan menjadi BUMN, yaitu Perusahaan Umum (Perum) Husada Bakti (PHB), yang melayani jaminan kesehatan bagi PNS, pensiunan PNS, veteran, perintis kemerdekaan, dan anggota keluarganya.

Seiring berjalannya waktu, PHB kian bertumbuh kembang ke arah yang lebih cerah. Untuk memperluas cakupan kepesertaan dalam rangka mewujudkan cita-cita universal coverage, PHB berubah status menjadi PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1992.

3. Era PT Askes Persero (1992 - 2000)

Sebagai langkah awal, PT Askes (Persero) mulai menjangkau karyawan BUMN melalui program Askes Komersial. Tahun 1993, PT Askes (Persero) mulai bekerjasama dengan 148 rumah sakit non pemerintah. Setiap tahun PT Askes (Persero) terus mengalami peningkatan pendapatan disertai mutu berstandar tinggi.

4. Era PT Askes Persero (2000 - 2008)

Tahun 2001, PT Askes (Persero) sukses meraih predikat “sehat sekali” dan predikat “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)” berdasarkan

hasil audit. Berkat perjuangan dan kerja keras tanpa henti, predikat WTP tersebut terus disandang PT Askes (Persero) hingga kini bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.

Pada Januari 2005, PT Askes (Persero) dipercaya pemerintah untuk melaksanakan Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (PJKMM). Selanjutnya, program tersebut dikenal dengan nama Askeskin dengan sasaran peserta masyarakat miskin dan tidak mampu sebanyak 60 juta jiwa.

5. Era PT Askes Persero (2008 - 2013)

Seiring berjalannya waktu, PT Askes (Persero) terus gencar mengadvokasi pemerintah daerah kabupaten, kota, dan provinsi akan pentingnya suatu jaminan kesehatan bagi masyarakat. Untuk itu, diciptakanlah Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU), yang ditujukan bagi masyarakat yang belum tercover oleh Jamkesmas, Askes Sosial, maupun asuransi swasta. Hingga saat itu, ada lebih dari 200 kabupaten/kota atau 6,4 juta jiwa yang telah menjadi peserta PJKMU.

PJKMU adalah Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang pengelolaannya diserahkan kepada PT Askes (Persero).

6. Era BPJS Kesehatan (2014)

Pada tanggal 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan mulai resmi beroperasi. Hal ini berawal pada tahun 2004 saat pemerintah mengeluarkan Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Pada tahun 2011, pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta menunjuk PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara jaminan sosial dibidang kesehatan.

Sehingga PT Askes (Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan.

7. Era BPJS Kesehatan (2015-Sekarang)

Usai melewati pergolakan di masa transisi, perlahan tapi pasti masyarakat dan fasilitas kesehatan mulai memahami pentingnya partisipasi mereka dalam program jaminan sosial kesehatan. Mekanisme rujukan berjenjang mulai terbiasa dijalankan masyarakat, kendali mutu dan kendali biaya pun kian baik diterapkan oleh provider. Meski saat ini sudah berjalan cukup lancar, sebagai bentuk refleksi dan evaluasi kinerja tahun lalu, BPJS Kesehatan bertekad akan terus mendongkrak mutu pelayanan kesehatan dan kesejahteraan provider, sehingga dapat tercipta pelaksanaan program jaminan kesehatan yang adil bagi peserta maupun provider BPJS Kesehatan.

2.2 Profil BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari

Gambar 2.2 Logo BPJS Kesehatan Sumber: www.bpjs-kesehatan.go.id

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan yang menyelenggarakan jaminan kesehatan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari merupakan salah satu kantor cabang di Sulawesi Tenggara yang menaungi 9 Kabupaten/Kota.

Nama : BPJS Kesehatan

Alamat : Jl. Mayjend S. Parman No.74, Kemaraya, Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Kode Pos : 93121

Telepon : (0401) 3122050

No HP/WA : 0811 4009 988 (Pandawa) Website : www.bpjs-kesehatan.go.id Bagian Tempat PKL : Bidang Penagihan dan Keuangan

2.2.1 Visi dan Misi BPJS Kesehatan

Visi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa diskriminasi. Misi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah:

1. Memberikan layanan terbaik kepada peserta dan masyarakat.

2. Memperluas kepesertaan program jaminan kesehatan mencakup seluruh penduduk Indonesia.

3. Bersama menjaga kesinambungan finansial program jaminan kesehatan

2.2.2 Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data yang ada, sumber daya manusia pada BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya berjumlah 57 orang yang mana terdiri dari 1 orang kepala cabang, 6 orang kepala bidang, dan 50 orang pegawai yang tersebar di berbagai bidang.

2.2.3 Sarana dan Prasarana BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari Sarana dan Prasarana yang dimiliki BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari yang mendukung kelancaran aktivitas dan kenyamanan bagi para karyawan dan peserta BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2.3 Sarana dan Prasarana

2021

SARANA PRASARANA

1. Sarana Ibadah (Mushola) 2. Ruang Kerja Sumber: BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari

2.3 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari

Sumber: BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari KEPALA CABANG

2.4 Fungsi dan Tugas

1. Kepala Kantor Cabang

Kepala Cabang merupakan pimpinan dan penanggung jawab tertinggi dalam Kantor Cabang dan membawahi seluruh bagian. Tugas dan tanggung jawab Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Malang antara lain:

a. Mengkoordinir dan menggerakkan seluruh operasi kantor cabang untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan untuk kemudian dipertanggungjawabkan kepada kantor wilayah.

b. Mewakili direksi di wilayah kerja operasional untuk melakukan pendekatan dan kerja sama dengan berbagai pihak atas nama perusahaan.

c. Melaporkan perkembangan usaha baik secara periodik maupun insidental kepada kantor wilayah ataupun kantor pusat.

d. Menandatangani laporan atas pengajuan klaim, disetujui atau ditolak dengan memperhatikan aturan dalam pengajuan masing-masing klaim.

e. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan bank atau kegiatan perwakilan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

f. Mengelola dan melakukan pembinaan secara internal maupun penilaian terhadap bawahan.

2. Bidang Perluasan, Pengawasan dan Pemeriksaan bertugas dalam melakukan kampanye mengenai BPJS Kesehatan, memberikan

informasi, pengenalan dan edukasi mengenai prosedur dan sistem yang ada pada BPJS Kesehatan. Selain itu, bidang perluasan, pengawasan dan pemeriksaan bertugas dalam mencari potensi untuk perekrutan kerjasama dengan badan usaha dan perusahaan.

3. Bidang kepesertaan dan pelayanan peserta bertugas dalam melakukan edukasi kepada peserta BPJS Kesehatan yang sudah memiliki kartu BPJS Kesehatan dan menginput semua data peserta mulai dari peserta pribadi, Badan Usaha hingga PNS dan POLRI. Tugas bagian kepesertaan lainnya yaitu berhubungan dengan pihak internal.

4. Bidang Penjamin Manfaat Primer bertugas menangani fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas, klinik dan dokter yang ingin bekerjasama dengan BPJS kesehatan dengan cara menyeleksi dokter baru. Selain itu unit manajemen pelayanan kesehatan primer bertugas dalam memelihara fasilitas kesehatan tingkat pertama, termasuk dalam pembayaran fasilitas kesehatan.

5. Bidang Penjamin Manfaat Rujukan bertugas dalam berhubungan rumah sakit dan menangani rumah sakit yang ingin bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

6. Bidang SDM, Umum, Dan Komunikasi Publik merupakan divisi yang melakukan pengelolaan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) baik pengelolaan untuk aktivitas pegawai guna menunjang kegiatan kantor ataupun perekrutan SDM baru guna menjaga aktivitas kantor agar dapat berjalan maksimal.

7. Bidang Penagihan Dan Keuangan melaksanakan pengelolaan keuangan, dengan melakukan pencatatan keuangan dan akuntansi atas transaksi-transaksi. Bidang ini mempunyai 3 unit, yakni staf penagihan, staf akuntansi dan keuangan serta staf kasir.

16 BAB III

LAPORAN KEGIATAN 3.1 Rencana Program KKL

Rencana program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) disusun dengan tidak lepas dari sistematika dalam pekerjaan yang dilakukan di lokasi KKL. Rencana program kerja yang dilakukan selama berlangsungnya Kuliah Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:

1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting).

2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi.

Program kerja tersebut kami laksanakan berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Enam Enam Kendari, yaitu dilaksanakan selama kurang lebih 45 hari, terhitung sejak tanggal 29 Maret sampai dengan tanggal 25 Mei 2021.

3.2 Pelaksanaan Program

Berdasarkan program kerja yang telah kami rumuskan sebelumnya, maka berikut ini diuraikan program kegiatan selama pelaksanaan Kuliah kerja Lapangan (KKL). Program kegiatan tersebut disesuaikan dengan bidang ilmu yang kami miliki dan yang kami pelajari selama dibangku perkuliahan serta berdasarkan hasil edukasi dari kantor BPJS Kesehatan KC Kendari. Kegiatan – kegiatan tersebut diantaranya yaitu:

1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) a. Menghubungi peserta BPJS Mandiri yang memiliki tunggakan dan

melakukan input data telecollecting.

2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi

a. Melakukan pengecekan kembali formulir autodebet sesuai persyaratan yang ada.

b. Melakukan pengecekan kembali iuran pembayaran BPJS BU (Badan Usaha) dan BPJS Mandiri.

c. Menyusun lembar nota pengeluaran.

d. Menyampaikan dokumen kepada pegawai atau pejabat.

e. Menyesuaikan resep obat rumah sakit dengan apotek BPJS.

f. Mengetik data klaim Rumah Sakit atau apotek untuk arsip bagian gudang.

g. Mengarsipkan laporan keuangan bulanan.

h. Menginput daftar koreksi klaim obat.

i. Mengarsipkan bukti bayar kapitasi dan non-kapitasi tahunan dan menyusunnya sesuai bulan.

j. Menginput data surat keluar eksternal kantor cabang pada aplikasi arsip digital BPJS Kesehatan.

k. Melakukan verifikasi kelayakan obat pada aplikasi apotek BPJS Kesehatan.

l. Menyesuaikan jumlah obat pada resep Rumah Sakit dengan aplikasi apotek BPJS.

3.3 Permasalahan yang dihadapi

Permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada kantor BPJS Kesehatan Cabang Kendari untuk masing-masing program kerja adalah:

1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) a. Peserta tercatat memiliki tunggakan sementara peserta mengklaim

sudah menggunakan sistem autodebet.

b. Ada peserta yang sudah tidak mampu membayar iuran BPJS Mandiri.

c. Masih kurangnya pengetahuan peserta terkait kenaikan iuran BPJS.

d. Pada sistem penagihan iuran BPJS Kesehatan tidak terdapat alasan menunggak yang tepat untuk menginput data peserta yang telah meninggal dunia.

e. Ada peserta yang masih memiliki tunggakan iuran BPJS, tetapi peserta yang bersangkutan telah meninggal dunia tapi pihak keluarga belum melakukan konfirmasi ke pihak BPJS Kesehatan.

f. Peserta BPJS Mandiri menyatakan sudah beralih status kepesertaan menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) tetapi masih memiliki tunggakan.

g. Peserta memiliki tunggakan iuran BPJS Mandiri sedangkan peserta menyatakan sudah berubah status kepesertaan menjadi Peserta Penerima Upah (PPU).

h. Ada peserta yang masih memiliki tunggakan iuran BPJS, tetapi peserta yang bersangkutan telah meninggal dunia yang sudah

dikonfirmasi oleh pihak keluarga tetapi masih terdaftar sebagai peserta di BPJS Kesehatan.

2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi

a. Ada beberapa formulir autodebet yang tidak memenuhi persyaratan.

3.4 Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada, kami melakukan usaha pemecahan masalah sebagai berikut:

1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) a. Peserta tercatat memiliki tunggakan sementara peserta mengklaim

sudah menggunakan sistem autodebet, maka kami memberitahu peserta untuk mengecek kembali saldo rekening apakah terdapat potongan atau tidak.

b. Ada peserta yang sudah tidak mampu membayar iuran BPJS Mandiri, maka kami menyarankan untuk mengubah kepesertaan dari BPJS Mandiri menjadi peserta penerima bantuan iuran dengan membawa surat keterangan tidak mampu ke Kantor Dinas Sosial.

c. Masih kurangnya pengetahuan peserta terkait kenaikan iuran BPJS, maka kami memberikan informasi terkait kenaikan iuran BPJS.

d. Ada peserta yang masih memiliki tunggakan iuran BPJS, tetapi peserta yang bersangkutan telah meninggal dunia tapi pihak keluarga belum melakukan konfirmasi ke pihak BPJS Kesehatan, maka kami memberitahu agar pihak keluarga melakukan konfirmasi ke kantor

BPJS terdekat dengan membawa surat keterangan kematian dan kartu BPJS.

e. Peserta BPJS Mandiri menyatakan sudah beralih status kepesertaan menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) tetapi masih memiliki tunggakan, maka kami memberitahu bahwa tunggakan tersebut berasal dari iuran sebelum dialihkan ke kartu BPJS yang dibayarkan pemerintah.

f. Peserta memiliki tunggakan iuran BPJS Mandiri sedangkan peserta menyatakan sudah berubah status kepesertaan menjadi Peserta Penerima Upah (PPU), maka kami memberitahu untuk melaporkan ke kantor BPJS cabang terdekat dan konfirmasi ke pihak perusahaan.

2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi a. Dikembalikan ke loket untuk dilakukan perbaikan.

3.5 Indikator Capaian

Jadi total keseluruhan capaian indikator dari 2 program kerja yaitu:

Jumlah masalah yang terselesaikan / Jumlah permasalahan yang dihadapi Jadi (7/9) x 100% = 78%.

Berdasarkan dari tabel indikator capaian dari kegiatan KKL yang dilaksanakan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari dimana terdiri dari 2 program kerja.

1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting)

Pada program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) terdapat 8 permasalahan yang ditemukan selama kegiatan KKL berlangsung, dimana 6 masalah dapat terselesaikan dan masih menyisakan 2 masalah yang belum terselesaikan. sehingga indikator capaian pelaksanaan program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kantor Cabang sebesar 75%.

2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi

Pada program kerja pengelolaan dan penataan administrasi terdapat 1 permasalahan yang ditemukan selama kegiatan KKL berlangsung. Permasalahan tersebut telah terselesaikan dengan baik sehingga indikator capaian pelaksanaan program kerja pengelolaan dan penataan administrasi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kantor Cabang Kendari sebesar 100%.

3.6 Usulan Pengembangan

Untuk lebih efektifnya pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) maka penulis memberikan usulan yang dapat dijadikan dasar dalam pengembangan pelaksanaan KKL di masa mendatang:

1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) a. Adanya koordinasi antara pihak bank dan pihak BPJS Kesehatan

untuk menemukan akar permasalahan agar tidak terjadi masalah serupa secara terus menerus.

b. Sebaiknya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kenaikan iuran BPJS.

c. Sebaiknya menambahkan pilihan alasan menunggak untuk peserta meninggal dunia.

d. Sebaiknya dilakukan perbaikan sistem agar data dapat terupdate secara otomatis.

2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi

a. Lebih teliti dalam mengisi formulir autodebet dan mengecek kembali kelengkapan berkas sebelum diserahkan ke bagian penagihan.

3.7 Kajian Teori

Kajian teori yang ada kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang mengangkat judul “Pengelolaan Sistem Penagihan Iuran Melalui Telepon (Telecollecting) dan Penataan Administrasi Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari”

kajian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, diantaranya sebagai berikut:

1. Firdaus dan Wondabio (2019) yang berjudul Analisis Iuran dan Beban Kesehatan dalam Rangka Evaluasi Program Jaminan Kesehatan. Hasil analisis ditemukan bahwa pendapatan iuran selalu lebih rendah setiap tahunnya bila dibandingkan dengan beban biaya yang timbul. Defisit yang terjadi diakibatkan beberapa hal, diantaranya biaya manfaat yang dibayarkan setiap tahunnya lebih tinggi dari pada pendapatan iuran yang ada dan beban yang paling menyerap biaya BPJS Kesehatan adalah beban jaminan kesehatan. Khususnya beban jaminan kesehatan pada pelayanan rawat inap tingkat lanjutan.

2. Solechan (2019) dengan judul Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Sebagai Pelayanan Publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang maupun jasa yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah.

Salah satunya adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial merupakan sebuah badan hukum untuk menyelenggarakan program jaminan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. BPJS diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan tujuan untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap rakyat Indonesia yang sudah menjadi hak dasar manusia.

3. Supardi (2019) dengan judul Sistem Administrasi Pelayanan Pasien BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Pada Puskesmas Sawah Lebar Baru Kota Bengkulu. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya sistem administrasi pelayanan pasien BPJS, dapat memberikan manfaat yang cukup berarti antara lain proses pengolahan data pelayanan pasien dilakukan dengan cepat serta menghasilkan laporan yang rinci, sehingga membuat pekerjaan akan lebih efektif, efisien, lengkap dan akurat.

4. Susan dan Wigati (2016) dengan judul penelitian Analisis Administrasi Klaim Jaminan Kesehatan Nasional Rawat Jalan RSUD Kota Semarang Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan banyak pasien yang kurang memahami persyaratan untuk memperoleh pelayanan dengan JKN, kurangnya jumlah petugas, tidak adanya diklat untuk petugas, keterbatasan sarana untuk menunjang kelengkapan dokumen klaim, software bermasalah saat jam pelayanan, tidak adanya SOP khusus pelayanan pasien JKN, tidak semua petugas mengecek ulang dokumen klaim, tidak adanya indikator keberhasilan, monitoring dan evaluasi untuk menilai

kinerja petugas. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat beberapa kendala dalam proses administrasi klaim JKN rawat jalan di RSUD Kota Semarang sehingga penting untuk dilakukan perbaikan pada tiap tahapan administrasi klaim JKN rawat jalan demi terjaminnya kelengkapan dokumen klaim sehingga RSUD Kota Semarang dapat mengajukan klaim tepat waktu.

26 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang kami laksanakan pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari dapat kami simpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) sudah terlaksana dengan baik dan bisa dilihat dari indikator capaian program ini adalah 75%. Namun, masih ada permasalahan yang harus diperhatikan yaitu peserta yang memiliki tunggakan iuran BPJS Mandiri namun telah meninggal dunia dan belum melakukan konfirmasi, dan peserta yang memiliki tunggakan tetapi peserta telah meninggal dunia tetapi masih terdaftar sebagai peserta di BPJS Kesehatan.

2. Pelaksanaan Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi sudah terlaksana dengan sangat baik bisa dilihat dari indikator capaian program ini adalah 100%. Artinya seluruh permasalahan dapat terselesaikan dengan baik.

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang perlu dipertimbangkan antara lain:

1. Bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kantor Cabang Kendari agar memperhatikan aplikasi Sistem Penagihan Iuran Terintegrasi

27

(SIMANIS) dalam hal masih banyaknya data-data yang tidak sesuai atau tidak terperbaharui secara otomatis.

2. Bagi lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari, diharapkan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kedepannya lebih menjalin koordinasi yang baik dengan pihak instansi/perusahaan tempat KKL agar dapat mengetahui dengan jelas kegiatan mahasiswa selama proses Kuliah Kerja Lapangan.

3. Bagi peserta Kuliah Kerja Lapangan untuk menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan staf instansi/perusahaan tempat KKL dan diharapkan dapat aktif menjalin komunikasi dengan mentor KKL, dan dosen pembimbing.

28

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, K. K., & Wondabio, L. S. (2019). Analisis Iuran dan Beban Kesehatan dalam Rangka Evaluasi Program Jaminan Kesehatan. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 11(1), 147-158.

Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

Rinaldi, Muhammad. Tanpa Tahun. Struktur Organisasi BPJS.

https://sites.google.com/a/mhs.ubpkarawang.ac.id/test-site/tugas. Diakses pada 30 Mei 2021

Solechan. (2019). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Sebagai Pelayanan Publik. Administrative Law and Governance Journal, 2(4), 686-696.

Supardi, R. (2018). Sistem Administrasi Pelayanan Pasien Bpjs Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Pada Puskesmas Sawah Lebar Baru Kota Bengkulu. Jurnal Informatika Kaputama, 2(1), 1-8.

Susan, F. O., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2016). Analisis Administrasi Klaim Jaminan Kesehatan Nasional Rawat Jalan RSUD Kota Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 4(4), 32-42.

www.bpjs-kesehatan.go.id

L A M P I R A N

Febriany Siholmarito Nababan 176602014 Minggu : Pertama/1

Rani Kurniati 176602164 Tanggal : 29 Maret 2021 – 01 April 2021

Hikrar Eskawati 176602069 Lokasi : BPJS Kesehatan KC Kendari

No Program Kerja Jenis Kegiatan Permasalahan Pemecahan Masalah Usulan Pengembangan 1. Penagihan iuran

peserta melalui pihak bank dan pihak BPJS Kesehatan untuk menemukan akar

permasalahan agar tidak terjadi masalah serupa secara terus menerus Ada peserta yang sudah tidak

mampu membayar iuran BPJS Mandiri

Menyarankan untuk mengubah kepesertaan dari BPJS Mandiri menjadi peserta penerima bantuan iuran dengan membawa surat keterangan tidak mampu ke Kantor Dinas Sosial

-

2. Pengelolaan dan

Dikembalikan ke loket untuk

Dikembalikan ke loket untuk

Dokumen terkait