PENGELOLAAN SISTEM PENAGIHAN IURAN MELALUI TELEPON (TELECOLLECTING) DAN PENATAAN ADMINISTRASI PADA
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KANTOR CABANG KENDARI
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KULIAH KERJA LAPANGAN
TIM PELAKSANA:
RACHMAWATI, S.E., M.Ak NIDN. 0919119301
FEBRIANY SIHOLMARITO NABABAN NIM. 176602014
RANI KURNIATI NIM. 176602164
HIKRAR ESKAWATI NIM. 176602069
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM ENAM KENDARI
2021
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang berjudul “Pengelolaan Sistem Penagihan Iuran Dan Penataan Administrasi Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari” ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.
Laporan ini disusun guna memenuhi tugas akhir dari rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Mahasiswa Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari yang telah dilaksanakan pada tanggal 29 Maret sampai dengan 25 Mei 2021 di Kantor BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada orang tua kami, Bapak Darwin Nababan, Bapak Naim, Bapak Jamrun Jaya B, Ibu Damaris Duma, Ibu Masano, dan Ibu Derma Bahir. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan Kuliah Kerja Lapangan ini. Khususnya kepada dosen pembimbing kegiatan KKL, Ibu Rachmawati, S.E., M.Ak yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama proses Kuliah Kerja Lapangan. Ucapan terima kasih ini juga kami tujukan kepada:
1. Ibu Irma Nurjannah, ST, M.T., selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
2. Bapak Sudarmanto Saeka, SE., M.Si, selaku Ketua Dewan Penyantun Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
vi
3. Bapak Dr. Bakhtiar Abbas, SE., M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
4. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Azis Muthalib, SE., M.S, selaku Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kerjasama Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
5. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar, SE., M.Si, selaku Wakil Ketua Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
6. Bapak La Ode Almana, SE., M.E, selaku Ketua Prodi Akuntansi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
7. Ibu Nita Hasnita, S.Ak., M.E, selaku Sekretaris Prodi Akuntansi S1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
8. Bapak Dr. Abdul Razak, SE., M.S, selaku Kepala Pusat Penjaminan Mutu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
9. Bapak Nuzul Qadri, S.SI., M.M, Selaku Kepala Bagian Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
10. Bapak Dr. H. Mahmudin A. Sabilalo, SE., M.Si, selaku Kepala Pusat Penelitian Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama (P3MK) 11. Bapak Andi Runis, SE., M.M, selaku Sekretaris Panitia pelaksanaan
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tahun ajaran 2021.
12. Bapak La Ode Hamida, SE., M.M selaku Kepala Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari.
vii
13. Bapak Ivan Ravian, selaku Kepala Cabang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kantor Cabang Kendari yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
14. Bapak Alfian, selaku Mentor kami di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kantor Cabang Kendari yang telah memberikan ilmu serta arahan- arahan dalam proses kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
15. Seluruh Kepala bidang dan staf Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kantor Cabang Kendari, yang telah menerima kami serta memberikan banyak ilmu dan bimbingan selama pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
16. Dosen pengajar dan staf Program Studi Akuntansi, yang telah banyak memberikan dukungan, bantuan serta arahan-arahan selama penulis mengikuti perkuliahan.
Kami menyadari bahwa laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis menerima kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari pembaca bagi penulis. Akhirnya, semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan juga bermanfaat bagi penyusun pada khususnya.
Kendari, 03 Juni 2021 Tim Penulis
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
SURAT KETERANGAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR SKEMA ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 4
1.3 Teknik Pengumpulan Data ... 4
BAB II GAMBARAN UMUM... 5
2.1 Sejarah Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan ... 5
2.2 Profil BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari ... 9
2.3 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari ... 12
2.4 Fungsi dan Tugas ... 13
BAB III LAPORAN KEGIATAN ... 16
3.1 Rencana Program KKL ... 16
3.2 Pelaksanaan Program... 16
3.3 Permasalahan yang dihadapi ... 18
3.4 Pemecahan Masalah ... 19
3.5 Indikator Capaian ... 21
3.6 Usulan Pengembangan ... 22
3.7 Kajian Teori ... 23
BAB IV PENUTUP ... 26
4.1 Kesimpulan ... 26
4.2 Saran ... 26
DAFTAR PUSTAKA ... 28 LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2.3 Sarana dan Prasarana ...11 Tabel 3.5 Indikator Capaian ...21
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Logo BPJS Kesehatan ...9
xi
DAFTAR SKEMA
2.3 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari ...12
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1.1 Absensi KKL pada kantor BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari 1.2 Form Kunjungan Pembimbing KKL
1.3 Nilai dari mentor BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari 1.4 Nilai dari pembimbing KKL
1.5 Jurnal Mingguan
1.6 Dokumentasi kegiatan selama KKL di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia kerja membutuhkan individu yang memiliki kualitas maupun kuantitas yang tinggi baik dari segi pengalaman kerja maupun kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi. Mendapatkan pekerjaan adalah sesuatu yang sangat sulit. Persaingan yang ketat, lapangan pekerjaan yang sempit, dan masih banyak hal lainnya yang jadi penyebab sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Pengalaman kerja yang banyaknya akan membuat individu semakin berkembang baik dari segi kemampuan maupun berpikirnya. Dalam hal ini, mahasiswa Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari angkatan 2017 melakukan implementasi praktik lapangan yang sering disebut Kuliah Kerja Lapangan (KKL). Dengan adanya kuliah kerja lapangan (KKL) ini, mahasiswa diharapkan mendapat pengalaman dalam mengenal dunia kerja, dan memahami lingkungan kerja yang baik. Hal ini tentunya membantu mahasiswa untuk mendapatkan gambaran mengenai cara kerja yang baik dan disiplin, sehingga kelak mahasiswa dapat menjadi pekerja yang handal dalam bidangnya, dan mampu untuk menembus ketatnya persaingan di dunia kerja.
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang telah diprogramkan oleh perguruan tinggi ini memang bertujuan dalam memberikan pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai kehidupan di masyarakat maupun dunia kerja. Pengalaman belajar yang diperoleh dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang didapatkan
mahasiswa harapannya dapat memberikan bekal hidup dalam bersosialisasi selepas dari perguruan tinggi nanti. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dalam hal ini dilakukan pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disingkat BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial kesehatan. BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya pemberian jaminan agar terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.
Pelayanan kesehatan menjadi prioritas utama penyelenggara karena merupakan salah satu hak mendasar masyarakat serta penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah. Pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh terdiri dari semua fasilitas kesehatan yaitu fasilitas kesehatan tingkat pertama, fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, dan fasilitas kesehatan lainnya yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan, salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah Puskesmas sesuai dengan Peraturan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.
Berdasarkan fakta dilapangan, ada beberapa masalah yang merupakan tantangan tersendiri yang sampai saat ini dihadapi oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan seperti kepatuhan pembayaran iuran peserta mandiri.
Kondisi tersebut karena peserta BPJS mandiri memiliki beragam alasan untuk terlambat membayar/tidak melakukan pembayaran iuran bulanan. Diantaranya peserta lupa melakukan pembayaran, peserta tidak mampu membayar tagihan
karena kenaikan iuran, peserta kecewa dengan pelayanan Rumah Sakit, akses pembayaran iuran sulit atau tidak ada, peserta belum menerima kartu BPJS Kesehatan, dan peserta kehilangan kartu BPJS Kesehatan. Upaya yang dilakukan oleh BPJS Kesehatan untuk meningkatkan kolektibilitas iuran Mandiri dengan telecollecting yaitu menelpon langsung peserta Pekerja Bukan Penerima Upah
(PBPU)/mandiri yang telah menunggak. Dan hasil dari proses tersebut diinput pada aplikasi Sistem Penagihan Iuran Terintegrasi (SIMANIS).
Tagihan iuran peserta yang tercatat pada aplikasi Sistem Penagihan Iuran Terintegrasi (SIMANIS) berasal dari beberapa jenis tagihan yaitu sisa tagihan peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), dan peserta Penerima Upah (PU) sebelum dialihkan, serta tagihan yang berasal dari peserta meninggal dunia yang belum dibayarkan. Bagi peserta meninggal dunia, kewajiban pihak keluarga untuk melaporkan ke kantor BPJS terkait hal tersebut agar tagihan tidak tercatat pada sistem. Namun, banyak kasus pihak keluarga telah melaporkan kondisi tersebut tetapi tunggakan masih tercatat pada aplikasi SIMANIS.
Masalah lain yang dihadapi di lapangan ialah penataan administrasi pada kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Kegiatan administrasi yang pada umumnya dilakukan ialah menyampaikan dokumen, menyusun lembar nota, melakukan verifikasi, pengecekan pada formulir autodebet, hingga menyusun arsip laporan keuangan. Dari kegiatan-kegiatan tersebut, meninggalkan permasalahan pada pengecekan formulir autodebet, dimana banyak formulir yang tidak memenuhi persyaratan sehingga formulir harus dikembalikan ke loket dan ditunda waktu persetujuannya.
Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan maka penulis mengangkat sebuah judul laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) “Pengelolaan Sistem Penagihan Iuran Melalui Telepon (Telecollecting) dan Penataan Administrasi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari”.
1.2 Tujuan
Tujuan utama pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari.
1. Melakukan penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari.
2. Melakukan pengelolaan dan penataan administrasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari.
1.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara (interview) kepada beberapa pihak yang dapat memberikan informasi yang sifatnya objektif.
2. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui berbagai dokumen yang relevan dengan pembahasan laporan ini. Dokumen tersebut Laporan dan foto- foto kegiatan pada saat melakukan kegiatan di BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari.
3. Observasi, yaitu pelaksanaan program kegiatan melalui Kuliah Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada kantor BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari.
5 BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
Jaminan pemeliharaan kesehatan di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dan setelah kemerdekaan, pada tahun 1949, setelah pengakuan kedaulatan oleh Pemerintah Belanda, upaya untuk menjamin kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pegawai negeri sipil beserta keluarga, tetap dilanjutkan. Prof. G.A. Siwabessy, selaku Menteri Kesehatan yang menjabat pada saat itu, mengajukan sebuah gagasan untuk perlu segera menyelenggarakan program asuransi kesehatan (health insurance) semesta yang saat itu mulai diterapkan di banyak negara maju dan tengah berkembang pesat.
Pada saat itu kepesertaannya baru mencakup pegawai negeri sipil beserta anggota keluarganya saja. Namun Siwabessy yakin suatu hari nanti, klimaks dari pembangunan derajat kesehatan masyarakat Indonesia akan tercapai melalui suatu sistem yang dapat menjamin kesehatan seluruh warga bangsa ini.
1. Era BPDPK (1968 - 1988)
Dibentuknya Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) diharapkan menjadi cikal bakal terwujudnya impian jaminan kesehatan rakyat semesta. Pada 1968, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang secara jelas mengatur pemeliharaan kesehatan bagi pegawai negara dan penerima pensiun beserta keluarganya. Maka berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1 Tahun 1968, pemerintah membentuk BPDPK.
Pada saat itu, pelayanan didasarkan kepada sistem fee for service reimbursement, yaitu BPDPK akan mengganti seluruh biaya kesehatan
berdasarkan jumlah pelayanan yang dipakai peserta.
2. Era PHB (1988 - 1992)
Untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 22 dan 23 Tahun 1984. BPDPK pun berubah status dari sebuah badan di lingkungan Departemen Kesehatan menjadi BUMN, yaitu Perusahaan Umum (Perum) Husada Bakti (PHB), yang melayani jaminan kesehatan bagi PNS, pensiunan PNS, veteran, perintis kemerdekaan, dan anggota keluarganya.
Seiring berjalannya waktu, PHB kian bertumbuh kembang ke arah yang lebih cerah. Untuk memperluas cakupan kepesertaan dalam rangka mewujudkan cita-cita universal coverage, PHB berubah status menjadi PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 1992.
3. Era PT Askes Persero (1992 - 2000)
Sebagai langkah awal, PT Askes (Persero) mulai menjangkau karyawan BUMN melalui program Askes Komersial. Tahun 1993, PT Askes (Persero) mulai bekerjasama dengan 148 rumah sakit non pemerintah. Setiap tahun PT Askes (Persero) terus mengalami peningkatan pendapatan disertai mutu berstandar tinggi.
4. Era PT Askes Persero (2000 - 2008)
Tahun 2001, PT Askes (Persero) sukses meraih predikat “sehat sekali” dan predikat “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)” berdasarkan
hasil audit. Berkat perjuangan dan kerja keras tanpa henti, predikat WTP tersebut terus disandang PT Askes (Persero) hingga kini bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.
Pada Januari 2005, PT Askes (Persero) dipercaya pemerintah untuk melaksanakan Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (PJKMM). Selanjutnya, program tersebut dikenal dengan nama Askeskin dengan sasaran peserta masyarakat miskin dan tidak mampu sebanyak 60 juta jiwa.
5. Era PT Askes Persero (2008 - 2013)
Seiring berjalannya waktu, PT Askes (Persero) terus gencar mengadvokasi pemerintah daerah kabupaten, kota, dan provinsi akan pentingnya suatu jaminan kesehatan bagi masyarakat. Untuk itu, diciptakanlah Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU), yang ditujukan bagi masyarakat yang belum tercover oleh Jamkesmas, Askes Sosial, maupun asuransi swasta. Hingga saat itu, ada lebih dari 200 kabupaten/kota atau 6,4 juta jiwa yang telah menjadi peserta PJKMU.
PJKMU adalah Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang pengelolaannya diserahkan kepada PT Askes (Persero).
6. Era BPJS Kesehatan (2014)
Pada tanggal 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan mulai resmi beroperasi. Hal ini berawal pada tahun 2004 saat pemerintah mengeluarkan Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Pada tahun 2011, pemerintah menetapkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta menunjuk PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara jaminan sosial dibidang kesehatan.
Sehingga PT Askes (Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan.
7. Era BPJS Kesehatan (2015-Sekarang)
Usai melewati pergolakan di masa transisi, perlahan tapi pasti masyarakat dan fasilitas kesehatan mulai memahami pentingnya partisipasi mereka dalam program jaminan sosial kesehatan. Mekanisme rujukan berjenjang mulai terbiasa dijalankan masyarakat, kendali mutu dan kendali biaya pun kian baik diterapkan oleh provider. Meski saat ini sudah berjalan cukup lancar, sebagai bentuk refleksi dan evaluasi kinerja tahun lalu, BPJS Kesehatan bertekad akan terus mendongkrak mutu pelayanan kesehatan dan kesejahteraan provider, sehingga dapat tercipta pelaksanaan program jaminan kesehatan yang adil bagi peserta maupun provider BPJS Kesehatan.
2.2 Profil BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari
Gambar 2.2 Logo BPJS Kesehatan Sumber: www.bpjs-kesehatan.go.id
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan yang menyelenggarakan jaminan kesehatan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari merupakan salah satu kantor cabang di Sulawesi Tenggara yang menaungi 9 Kabupaten/Kota.
Nama : BPJS Kesehatan
Alamat : Jl. Mayjend S. Parman No.74, Kemaraya, Kendari Barat, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Kode Pos : 93121
Telepon : (0401) 3122050
No HP/WA : 0811 4009 988 (Pandawa) Website : www.bpjs-kesehatan.go.id Bagian Tempat PKL : Bidang Penagihan dan Keuangan
2.2.1 Visi dan Misi BPJS Kesehatan
Visi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas tanpa diskriminasi. Misi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah:
1. Memberikan layanan terbaik kepada peserta dan masyarakat.
2. Memperluas kepesertaan program jaminan kesehatan mencakup seluruh penduduk Indonesia.
3. Bersama menjaga kesinambungan finansial program jaminan kesehatan
2.2.2 Sumber Daya Manusia
Berdasarkan data yang ada, sumber daya manusia pada BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari dalam menyelenggarakan tugas dan fungsinya berjumlah 57 orang yang mana terdiri dari 1 orang kepala cabang, 6 orang kepala bidang, dan 50 orang pegawai yang tersebar di berbagai bidang.
2.2.3 Sarana dan Prasarana BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari Sarana dan Prasarana yang dimiliki BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari yang mendukung kelancaran aktivitas dan kenyamanan bagi para karyawan dan peserta BPJS Kesehatan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2.3 Sarana dan Prasarana
2021
SARANA PRASARANA
1. Sarana Ibadah (Mushola) 2. Ruang Kerja
3. Ruang Rapat 4. Ruang Server 5. Gudang Arsip 6. Toilet Umum 7. Pantri
1. Meja dan Kursi
2. Televisi 3. Telepon/Hp
4. Komputer/Laptop
5. Layar dan Proyektor 6. Printer
7. Mesin penghancur kertas 8. Brankas
9. CCTV 10. Sound system 11. AC
12. Lemari/Rak 13. Kulkas Sumber: BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari
2.3 Struktur Organisasi BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari
Sumber: BPJS Kesehatan Kantor Cabang Kendari KEPALA CABANG
Verifikator Penjaminan Manfaat Primer
Staf Pengelolaan Fasilitas Kesehatan
Primer
Staf Utilisasi Pelayanan Kesehatan
Primer dan Anti Fraud
Staf Promotif Preventif
Kepala Bidang Penjamin
Manfaat Primer
Staf SDM dan Komunikasi Internal
Staf Umum dan Kesekretariatan
Staf komunikasi publik dan hukum
Kepala Bidang SDM, Umum, Dan Komunikasi
Publik
Case Manager
Verifikator Penjaminan Manfaat Rujukan
Staf Pengelolaan Fasilitas Kesehatan
Rujukan Staf Utilisasi Pelayanan Kesehatan
Rujukan Dan Anti Fraud Kepala Bidang
Penjamin Manfaat Rujukan
Staf Administrasi Perluasaan Kepesertaan
Relationship Officer
Petugas Pengawasan dan
Pemeriksaan
Staf Administrasi Perluasaan Kepesertaan Kepala Bidang
Perluasan, Pengawasan dan
Pemeriksaan Peserta
Supervisor Frontliner Staf Front Liner
Staf Penanganan Pengaduan Peserta
Staf Penanganan Pengaduan Peserta
di RS
Staf Administrasi Kepesertaan Kepala Bidang
kepesertaan dan Pelayanan
Peserta
Staf Penagihan
Staf Perencanaan, Pembukuan, Dan Kepatuhan Internal
Kasir Kepala Bidang Penagihan Dan
Keuangan
2.4 Fungsi dan Tugas
1. Kepala Kantor Cabang
Kepala Cabang merupakan pimpinan dan penanggung jawab tertinggi dalam Kantor Cabang dan membawahi seluruh bagian. Tugas dan tanggung jawab Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Malang antara lain:
a. Mengkoordinir dan menggerakkan seluruh operasi kantor cabang untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan untuk kemudian dipertanggungjawabkan kepada kantor wilayah.
b. Mewakili direksi di wilayah kerja operasional untuk melakukan pendekatan dan kerja sama dengan berbagai pihak atas nama perusahaan.
c. Melaporkan perkembangan usaha baik secara periodik maupun insidental kepada kantor wilayah ataupun kantor pusat.
d. Menandatangani laporan atas pengajuan klaim, disetujui atau ditolak dengan memperhatikan aturan dalam pengajuan masing- masing klaim.
e. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan bank atau kegiatan perwakilan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
f. Mengelola dan melakukan pembinaan secara internal maupun penilaian terhadap bawahan.
2. Bidang Perluasan, Pengawasan dan Pemeriksaan bertugas dalam melakukan kampanye mengenai BPJS Kesehatan, memberikan
informasi, pengenalan dan edukasi mengenai prosedur dan sistem yang ada pada BPJS Kesehatan. Selain itu, bidang perluasan, pengawasan dan pemeriksaan bertugas dalam mencari potensi untuk perekrutan kerjasama dengan badan usaha dan perusahaan.
3. Bidang kepesertaan dan pelayanan peserta bertugas dalam melakukan edukasi kepada peserta BPJS Kesehatan yang sudah memiliki kartu BPJS Kesehatan dan menginput semua data peserta mulai dari peserta pribadi, Badan Usaha hingga PNS dan POLRI. Tugas bagian kepesertaan lainnya yaitu berhubungan dengan pihak internal.
4. Bidang Penjamin Manfaat Primer bertugas menangani fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas, klinik dan dokter yang ingin bekerjasama dengan BPJS kesehatan dengan cara menyeleksi dokter baru. Selain itu unit manajemen pelayanan kesehatan primer bertugas dalam memelihara fasilitas kesehatan tingkat pertama, termasuk dalam pembayaran fasilitas kesehatan.
5. Bidang Penjamin Manfaat Rujukan bertugas dalam berhubungan rumah sakit dan menangani rumah sakit yang ingin bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
6. Bidang SDM, Umum, Dan Komunikasi Publik merupakan divisi yang melakukan pengelolaan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) baik pengelolaan untuk aktivitas pegawai guna menunjang kegiatan kantor ataupun perekrutan SDM baru guna menjaga aktivitas kantor agar dapat berjalan maksimal.
7. Bidang Penagihan Dan Keuangan melaksanakan pengelolaan keuangan, dengan melakukan pencatatan keuangan dan akuntansi atas transaksi- transaksi. Bidang ini mempunyai 3 unit, yakni staf penagihan, staf akuntansi dan keuangan serta staf kasir.
16 BAB III
LAPORAN KEGIATAN 3.1 Rencana Program KKL
Rencana program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) disusun dengan tidak lepas dari sistematika dalam pekerjaan yang dilakukan di lokasi KKL. Rencana program kerja yang dilakukan selama berlangsungnya Kuliah Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut:
1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting).
2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi.
Program kerja tersebut kami laksanakan berdasarkan jadwal pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Enam Enam Kendari, yaitu dilaksanakan selama kurang lebih 45 hari, terhitung sejak tanggal 29 Maret sampai dengan tanggal 25 Mei 2021.
3.2 Pelaksanaan Program
Berdasarkan program kerja yang telah kami rumuskan sebelumnya, maka berikut ini diuraikan program kegiatan selama pelaksanaan Kuliah kerja Lapangan (KKL). Program kegiatan tersebut disesuaikan dengan bidang ilmu yang kami miliki dan yang kami pelajari selama dibangku perkuliahan serta berdasarkan hasil edukasi dari kantor BPJS Kesehatan KC Kendari. Kegiatan – kegiatan tersebut diantaranya yaitu:
1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) a. Menghubungi peserta BPJS Mandiri yang memiliki tunggakan dan
melakukan input data telecollecting.
2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi
a. Melakukan pengecekan kembali formulir autodebet sesuai persyaratan yang ada.
b. Melakukan pengecekan kembali iuran pembayaran BPJS BU (Badan Usaha) dan BPJS Mandiri.
c. Menyusun lembar nota pengeluaran.
d. Menyampaikan dokumen kepada pegawai atau pejabat.
e. Menyesuaikan resep obat rumah sakit dengan apotek BPJS.
f. Mengetik data klaim Rumah Sakit atau apotek untuk arsip bagian gudang.
g. Mengarsipkan laporan keuangan bulanan.
h. Menginput daftar koreksi klaim obat.
i. Mengarsipkan bukti bayar kapitasi dan non-kapitasi tahunan dan menyusunnya sesuai bulan.
j. Menginput data surat keluar eksternal kantor cabang pada aplikasi arsip digital BPJS Kesehatan.
k. Melakukan verifikasi kelayakan obat pada aplikasi apotek BPJS Kesehatan.
l. Menyesuaikan jumlah obat pada resep Rumah Sakit dengan aplikasi apotek BPJS.
3.3 Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pada kantor BPJS Kesehatan Cabang Kendari untuk masing-masing program kerja adalah:
1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) a. Peserta tercatat memiliki tunggakan sementara peserta mengklaim
sudah menggunakan sistem autodebet.
b. Ada peserta yang sudah tidak mampu membayar iuran BPJS Mandiri.
c. Masih kurangnya pengetahuan peserta terkait kenaikan iuran BPJS.
d. Pada sistem penagihan iuran BPJS Kesehatan tidak terdapat alasan menunggak yang tepat untuk menginput data peserta yang telah meninggal dunia.
e. Ada peserta yang masih memiliki tunggakan iuran BPJS, tetapi peserta yang bersangkutan telah meninggal dunia tapi pihak keluarga belum melakukan konfirmasi ke pihak BPJS Kesehatan.
f. Peserta BPJS Mandiri menyatakan sudah beralih status kepesertaan menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) tetapi masih memiliki tunggakan.
g. Peserta memiliki tunggakan iuran BPJS Mandiri sedangkan peserta menyatakan sudah berubah status kepesertaan menjadi Peserta Penerima Upah (PPU).
h. Ada peserta yang masih memiliki tunggakan iuran BPJS, tetapi peserta yang bersangkutan telah meninggal dunia yang sudah
dikonfirmasi oleh pihak keluarga tetapi masih terdaftar sebagai peserta di BPJS Kesehatan.
2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi
a. Ada beberapa formulir autodebet yang tidak memenuhi persyaratan.
3.4 Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, kami melakukan usaha pemecahan masalah sebagai berikut:
1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) a. Peserta tercatat memiliki tunggakan sementara peserta mengklaim
sudah menggunakan sistem autodebet, maka kami memberitahu peserta untuk mengecek kembali saldo rekening apakah terdapat potongan atau tidak.
b. Ada peserta yang sudah tidak mampu membayar iuran BPJS Mandiri, maka kami menyarankan untuk mengubah kepesertaan dari BPJS Mandiri menjadi peserta penerima bantuan iuran dengan membawa surat keterangan tidak mampu ke Kantor Dinas Sosial.
c. Masih kurangnya pengetahuan peserta terkait kenaikan iuran BPJS, maka kami memberikan informasi terkait kenaikan iuran BPJS.
d. Ada peserta yang masih memiliki tunggakan iuran BPJS, tetapi peserta yang bersangkutan telah meninggal dunia tapi pihak keluarga belum melakukan konfirmasi ke pihak BPJS Kesehatan, maka kami memberitahu agar pihak keluarga melakukan konfirmasi ke kantor
BPJS terdekat dengan membawa surat keterangan kematian dan kartu BPJS.
e. Peserta BPJS Mandiri menyatakan sudah beralih status kepesertaan menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) tetapi masih memiliki tunggakan, maka kami memberitahu bahwa tunggakan tersebut berasal dari iuran sebelum dialihkan ke kartu BPJS yang dibayarkan pemerintah.
f. Peserta memiliki tunggakan iuran BPJS Mandiri sedangkan peserta menyatakan sudah berubah status kepesertaan menjadi Peserta Penerima Upah (PPU), maka kami memberitahu untuk melaporkan ke kantor BPJS cabang terdekat dan konfirmasi ke pihak perusahaan.
2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi a. Dikembalikan ke loket untuk dilakukan perbaikan.
3.5 Indikator Capaian
Tabel 3.5 Indikator Capaian
NO PROGRAM
KERJA
JUMLAH PERMASALAHAN
MASALAH
TERSELESAIKAN CAPAIAN 1. Penagihan
iuran peserta melalui
telepon
(telecollecting)
8 6
(6/8) x 100%
= 75%
2. Pengelolaan dan penataan administrasi
1 1
(1/1) x 100%
= 100%
JUMLAH 9 7
(7/9) x 100%
=78%
Jadi total keseluruhan capaian indikator dari 2 program kerja yaitu:
Jumlah masalah yang terselesaikan / Jumlah permasalahan yang dihadapi Jadi (7/9) x 100% = 78%.
Berdasarkan dari tabel indikator capaian dari kegiatan KKL yang dilaksanakan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari dimana terdiri dari 2 program kerja.
1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting)
Pada program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) terdapat 8 permasalahan yang ditemukan selama kegiatan KKL berlangsung, dimana 6 masalah dapat terselesaikan dan masih menyisakan 2 masalah yang belum terselesaikan. sehingga indikator capaian pelaksanaan program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kantor Cabang sebesar 75%.
2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi
Pada program kerja pengelolaan dan penataan administrasi terdapat 1 permasalahan yang ditemukan selama kegiatan KKL berlangsung. Permasalahan tersebut telah terselesaikan dengan baik sehingga indikator capaian pelaksanaan program kerja pengelolaan dan penataan administrasi pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kantor Cabang Kendari sebesar 100%.
3.6 Usulan Pengembangan
Untuk lebih efektifnya pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) maka penulis memberikan usulan yang dapat dijadikan dasar dalam pengembangan pelaksanaan KKL di masa mendatang:
1. Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) a. Adanya koordinasi antara pihak bank dan pihak BPJS Kesehatan
untuk menemukan akar permasalahan agar tidak terjadi masalah serupa secara terus menerus.
b. Sebaiknya dilakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait kenaikan iuran BPJS.
c. Sebaiknya menambahkan pilihan alasan menunggak untuk peserta meninggal dunia.
d. Sebaiknya dilakukan perbaikan sistem agar data dapat terupdate secara otomatis.
2. Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi
a. Lebih teliti dalam mengisi formulir autodebet dan mengecek kembali kelengkapan berkas sebelum diserahkan ke bagian penagihan.
3.7 Kajian Teori
Kajian teori yang ada kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang mengangkat judul “Pengelolaan Sistem Penagihan Iuran Melalui Telepon (Telecollecting) dan Penataan Administrasi Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari”
kajian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, diantaranya sebagai berikut:
1. Firdaus dan Wondabio (2019) yang berjudul Analisis Iuran dan Beban Kesehatan dalam Rangka Evaluasi Program Jaminan Kesehatan. Hasil analisis ditemukan bahwa pendapatan iuran selalu lebih rendah setiap tahunnya bila dibandingkan dengan beban biaya yang timbul. Defisit yang terjadi diakibatkan beberapa hal, diantaranya biaya manfaat yang dibayarkan setiap tahunnya lebih tinggi dari pada pendapatan iuran yang ada dan beban yang paling menyerap biaya BPJS Kesehatan adalah beban jaminan kesehatan. Khususnya beban jaminan kesehatan pada pelayanan rawat inap tingkat lanjutan.
2. Solechan (2019) dengan judul Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Sebagai Pelayanan Publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang maupun jasa yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah.
Salah satunya adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial merupakan sebuah badan hukum untuk menyelenggarakan program jaminan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. BPJS diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan tujuan untuk mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap rakyat Indonesia yang sudah menjadi hak dasar manusia.
3. Supardi (2019) dengan judul Sistem Administrasi Pelayanan Pasien BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Pada Puskesmas Sawah Lebar Baru Kota Bengkulu. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya sistem administrasi pelayanan pasien BPJS, dapat memberikan manfaat yang cukup berarti antara lain proses pengolahan data pelayanan pasien dilakukan dengan cepat serta menghasilkan laporan yang rinci, sehingga membuat pekerjaan akan lebih efektif, efisien, lengkap dan akurat.
4. Susan dan Wigati (2016) dengan judul penelitian Analisis Administrasi Klaim Jaminan Kesehatan Nasional Rawat Jalan RSUD Kota Semarang Tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan banyak pasien yang kurang memahami persyaratan untuk memperoleh pelayanan dengan JKN, kurangnya jumlah petugas, tidak adanya diklat untuk petugas, keterbatasan sarana untuk menunjang kelengkapan dokumen klaim, software bermasalah saat jam pelayanan, tidak adanya SOP khusus pelayanan pasien JKN, tidak semua petugas mengecek ulang dokumen klaim, tidak adanya indikator keberhasilan, monitoring dan evaluasi untuk menilai
kinerja petugas. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat beberapa kendala dalam proses administrasi klaim JKN rawat jalan di RSUD Kota Semarang sehingga penting untuk dilakukan perbaikan pada tiap tahapan administrasi klaim JKN rawat jalan demi terjaminnya kelengkapan dokumen klaim sehingga RSUD Kota Semarang dapat mengajukan klaim tepat waktu.
26 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) yang kami laksanakan pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Kendari dapat kami simpulkan bahwa:
1. Pelaksanaan Program kerja penagihan iuran peserta melalui telepon (telecollecting) sudah terlaksana dengan baik dan bisa dilihat dari indikator capaian program ini adalah 75%. Namun, masih ada permasalahan yang harus diperhatikan yaitu peserta yang memiliki tunggakan iuran BPJS Mandiri namun telah meninggal dunia dan belum melakukan konfirmasi, dan peserta yang memiliki tunggakan tetapi peserta telah meninggal dunia tetapi masih terdaftar sebagai peserta di BPJS Kesehatan.
2. Pelaksanaan Program kerja pengelolaan dan penataan administrasi sudah terlaksana dengan sangat baik bisa dilihat dari indikator capaian program ini adalah 100%. Artinya seluruh permasalahan dapat terselesaikan dengan baik.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, maka saran yang perlu dipertimbangkan antara lain:
1. Bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Kantor Cabang Kendari agar memperhatikan aplikasi Sistem Penagihan Iuran Terintegrasi
27
(SIMANIS) dalam hal masih banyaknya data-data yang tidak sesuai atau tidak terperbaharui secara otomatis.
2. Bagi lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Enam Enam Kendari, diharapkan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kedepannya lebih menjalin koordinasi yang baik dengan pihak instansi/perusahaan tempat KKL agar dapat mengetahui dengan jelas kegiatan mahasiswa selama proses Kuliah Kerja Lapangan.
3. Bagi peserta Kuliah Kerja Lapangan untuk menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan staf instansi/perusahaan tempat KKL dan diharapkan dapat aktif menjalin komunikasi dengan mentor KKL, dan dosen pembimbing.
28
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, K. K., & Wondabio, L. S. (2019). Analisis Iuran dan Beban Kesehatan dalam Rangka Evaluasi Program Jaminan Kesehatan. Jurnal ASET (Akuntansi Riset), 11(1), 147-158.
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.
Rinaldi, Muhammad. Tanpa Tahun. Struktur Organisasi BPJS.
https://sites.google.com/a/mhs.ubpkarawang.ac.id/test-site/tugas. Diakses pada 30 Mei 2021
Solechan. (2019). Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Sebagai Pelayanan Publik. Administrative Law and Governance Journal, 2(4), 686-696.
Supardi, R. (2018). Sistem Administrasi Pelayanan Pasien Bpjs Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Pada Puskesmas Sawah Lebar Baru Kota Bengkulu. Jurnal Informatika Kaputama, 2(1), 1-8.
Susan, F. O., Arso, S. P., & Wigati, P. A. (2016). Analisis Administrasi Klaim Jaminan Kesehatan Nasional Rawat Jalan RSUD Kota Semarang Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 4(4), 32-42.
www.bpjs-kesehatan.go.id
L A M P I R A N
Febriany Siholmarito Nababan 176602014 Minggu : Pertama/1
Rani Kurniati 176602164 Tanggal : 29 Maret 2021 – 01 April 2021
Hikrar Eskawati 176602069 Lokasi : BPJS Kesehatan KC Kendari
No Program Kerja Jenis Kegiatan Permasalahan Pemecahan Masalah Usulan Pengembangan 1. Penagihan iuran
peserta melalui telepon
(telecollecting)
Menghubungi peserta BPJS Mandiri yang memiliki tunggakan dan melakukan input data telecolleccting
Peserta tercatat memiliki tunggakan sementara peserta mengklaim sudah
menggunakan sistem autodebet
Memberitahu peserta untuk mengecek kembali saldo rekening apakah terdapat potongan atau tidak
Adanya koordinasi antara pihak bank dan pihak BPJS Kesehatan untuk menemukan akar
permasalahan agar tidak terjadi masalah serupa secara terus menerus Ada peserta yang sudah tidak
mampu membayar iuran BPJS Mandiri
Menyarankan untuk mengubah kepesertaan dari BPJS Mandiri menjadi peserta penerima bantuan iuran dengan membawa surat keterangan tidak mampu ke Kantor Dinas Sosial
-
2. Pengelolaan dan Penataan
Administrasi
Melakukan pengecekan kembali formulir autodebet sesuai persyaratan yang ada
Ada beberapa formulir autodebet yang tidak memenuhi persyaratan
Dikembalikan ke loket untuk dilakukan perbaikan
Lebih teliti dalam mengisi formulir autodebet dan mengecek kembali kelengkapan berkas sebelum diserahkan ke bagian penagihan Melakukan pengecekan
kembali iuran
pembayaran BPJS BU (Badan Usaha) dan BPJS Mandiri
Tidak Ada Tidak Ada Tidak ada
JURNAL MINGGUAN Nama Mahasiswa:
Febriany Siholmarito Nababan 176602014 Minggu : Kedua/2
Rani Kurniati 176602164 Tanggal : 05 April 2021 – 09 April 2021
Hikrar Eskawati 176602069 Lokasi : BPJS Kesehatan KC Kendari
No Program Kerja Jenis Kegiatan Permasalahan Pemecahan Masalah Usulan Pengembangan 1. Penagihan iuran
peserta melalui telepon
(telecollecting)
Menghubungi peserta BPJS Mandiri yang memiliki tunggakan dan melakukan input data telecolleccting
Masih kurangnya pengetahuan peserta terkait kenaikan iuran BPJS
Memberikan informasi terkait kenaikan iuran BPJS
Sebaiknya dilakukan sosialisasi kepada
masyarakat terkait kenaikan iuran BPJS
2. Pengelolaan dan Penataan
Administrasi
Melakukan pengecekan kembali formulir autodebet sesuai persyaratan yang ada
Ada beberapa formulir autodebet yang tidak memenuhi persyaratan
Dikembalikan ke loket untuk dilakukan perbaikan
Lebih teliti dalam mengisi formulir autodebet dan mengecek kembali kelengkapan berkas sebelum diserahkan ke bagian penagihan
JURNAL MINGGUAN Nama Mahasiswa:
Febriany Siholmarito Nababan 176602014 Minggu : Ketiga/3
Rani Kurniati 176602164 Tanggal : 12 April 2021 – 16 April 2021
Hikrar Eskawati 176602069 Lokasi : BPJS Kesehatan KC Kendari
No Program Kerja Jenis Kegiatan Permasalahan Pemecahan Masalah Usulan
Pengembangan 1. Penagihan iuran
peserta melalui telepon
(telecollecting)
Menghubungi peserta BPJS Mandiri yang memiliki tunggakan dan melakukan input data telecolleccting
Pada sistem penagihan iuran BPJS Kesehatan tidak terdapat alasan menunggak yang tepat untuk menginput data peserta yang telah meninggal dunia
-
Sebaiknya menambahkan pilihan alasan menunggak untuk peserta meninggal dunia
Ada peserta yang masih memiliki tunggakan iuran BPJS, tetapi peserta yang bersangkutan telah meninggal dunia tapi pihak keluarga belum melakukan konfirmasi ke pihak BPJS kesehatan
Memberitahu agar pihak keluarga segera melakukan konfirmasi ke kantor BPJS terdekat dengan membawa surat keterangan kematian dan kartu BPJS
-
Penataan Administrasi
kembali formulir autodebet sesuai persyaratan yang ada
yang tidak memenuhi persyaratan untuk dilakukan perbaikan mengisi formulir autodebet dan mengecek kembali kelengkapan berkas sebelum diserahkan ke bagian penagihan Melakukan pengecekan
kembali iuran
pembayaran BPJS BU (Badan Usaha)
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Menyusun lembar nota
pengeluaran Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Menyampaikan dokumen kepada pegawai atau pejabat
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Febriany Siholmarito Nababan 176602014 Minggu : Keempat/4
Rani Kurniati 176602164 Tanggal : 19 April 2021 – 23 April 2021
Hikrar Eskawati 176602069 Lokasi : BPJS Kesehatan KC Kendari
No Program Kerja Jenis Kegiatan Permasalahan Pemecahan Masalah Usulan
Pengembangan 1. Penagihan iuran
peserta melalui telepon
(telecollecting)
Menghubungi peserta BPJS Mandiri yang memiliki tunggakan dan melakukan input data telecolleccting
Peserta BPJS Mandiri menyatakan sudah beralih status kepesertaan menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) tetapi masih memiliki
tunggakan
Memberitahu bahwa tunggakan tersebut berasal dari iuran sebelum dialihkan ke kartu BPJS yang
dibayarkan pemerintah
-
Peserta memiliki tunggakan iuran BPJS Mandiri sedangkan peserta menyatakan sudah berubah status kepesertaan menjadi Peserta Penerima Upah (PPU)
Memberitahu untuk
melaporkan ke kantor BPJS cabang terdekat dan
konfirmasi ke pihak perusahaan.
-
2. Pengelolaan dan Penataan
Administrasi
Menyesuaikan resep obat Rumah Sakit dengan Apotek BPJS
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Mengetik data klaim Rumah Sakit atau Apotek untuk arsip bagian gudang
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Melakukan pengecekan kembali formulir autodebet sesuai persyaratan yang ada
Ada beberapa formulir autodebet yang tidak memenuhi persyaratan
Dikembalikan ke loket untuk dilakukan perbaikan
Lebih teliti dalam mengisi formulir autodebet dan mengecek kembali kelengkapan berkas sebelum diserahkan ke bagian
penagihan
JURNAL MINGGUAN Nama Mahasiswa:
Febriany Siholmarito Nababan 176602014 Minggu : Kelima/5
Rani Kurniati 176602164 Tanggal : 26 April 2021 – 30 April 2021
Hikrar Eskawati 176602069 Lokasi : BPJS Kesehatan KC Kendari
No Program Kerja Jenis Kegiatan Permasalahan Pemecahan Masalah Usulan Pengembangan 1. Penagihan iuran
peserta melalui telepon
(telecollecting)
Menghubungi peserta BPJS Mandiri yang memiliki tunggakan dan melakukan input data telecolleccting
Ada peserta yang masih memiliki tunggakan iuran BPJS, tetapi peserta yang bersangkutan telah meninggal dunia dan sudah dikonfirmasi oleh pihak keluarga tetapi masih terdaftar sebagai peserta di BPJS Kesehatan
-
Sebaiknya dilakukan perbaikan sistem agar data dapat terupdate secara otomatis
2. Pengelolaan dan Penataan
Administrasi
Mengarsipkan laporan
keuangan bulanan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Melakukan pengecekan kembali formulir autodebet sesuai persyaratan yang ada
Ada beberapa formulir autodebet yang tidak memenuhi persyaratan
Dikembalikan ke loket untuk dilakukan perbaikan
Lebih teliti dalam mengisi formulir autodebet dan mengecek kembali kelengkapan berkas
JURNAL MINGGUAN Nama Mahasiswa:
Febriany Siholmarito Nababan 176602014 Minggu : Keenam/6
Rani Kurniati 176602164 Tanggal : 03 Mei 2021 – 07 Mei 2021
Hikrar Eskawati 176602069 Lokasi : BPJS Kesehatan KC Kendari
No Program Kerja Jenis Kegiatan Permasalahan Pemecahan Masalah Usulan
Pengembangan 1. Penagihan iuran
peserta melalui telepon
(telecollecting)
Menghubungi peserta BPJS Mandiri yang memiliki tunggakan dan melakukan input data telecolleccting
Peserta tercatat memiliki tunggakan sementara peserta mengklaim sudah
menggunakan sistem autodebet
Memberitahu peserta untuk mengecek kembali saldo rekening apakah terdapat potongan atau tidak
Adanya koordinasi antara pihak bank dan pihak BPJS Kesehatan untuk menemukan akar permasalahan agar tidak terjadi masalah serupa secara menerus 2. Pengelolaan dan
Penataan Administrasi
Mengarsipkan laporan
keuangan bulanan Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Menginput daftar koreksi
klaim obat Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
kapitasi dan non-kapitasi tahunan dan menyusunnya sesuai bulan
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Menginput data surat keluar eksternal kantor cabang pada aplikasi arsip digital BPJS Kesehatan
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Melakukan verifikasi kelayakan obat pada aplikasi apotek BPJS Kesehatan
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Menyesuaikan jumlah obat pada resep rumah sakit dengan aplikasi apotek BPJS
Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
Febriany Siholmarito Nababan 176602014 Minggu : Kedelapan/8
Rani Kurniati 176602164 Tanggal : 17 Mei 2021 – 21 Mei 2021
Hikrar Eskawati 176602069 Lokasi : BPJS Kesehatan KC Kendari
No Program
Kerja Jenis Kegiatan Permasalahan Pemecahan Masalah Usulan Pengembangan
1. Penagihan iuran peserta melalui telepon
(telecollecting)
Menghubungi peserta BPJS Mandiri yang memiliki tunggakan dan melakukan input data telecolleccting
Masih kurangnya pengetahuan peserta terkait kenaikan iuran BPJS
Memberikan informasi terkait kenaikan iuran BPJS
Sebaiknya dilakukan sosialisasi kepada
masyarakat terkait kenaikan iuran BPJS
2. Pengelolaan dan Penataan Administrasi
Melakukan pengecekan kembali formulir autodebet sesuai persyaratan yang ada
Ada beberapa formulir
autodebet yang tidak memenuhi persyaratan
Dikembalikan ke loket untuk dilakukan perbaikan
Lebih teliti dalam mengisi formulir autodebet dan mengecek kembali kelengkapan berkas sebelum diserahkan ke bagian penagihan
DOKUMENTASI KEGIATAN KKL
NO. NAMA KEGIATAN FOTO KEGIATAN
1. Telecollecting
(Menghubungi peserta melalui telepon)
3. Pengecekan kembali iuran pembayaran BPJS BU (Badan Usaha) dan BPJS Mandiri
4. Menyusun lembar nota pengeluaran
5. Bimbingan laporan mingguan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)
6. Menyesuaikan resep obat rumah sakit dengan apotek BPJS
untuk arsip bagian gudang
8. Mengarsipkan laporan keuangan bulanan
9. Kunjungan pembimbing KKL ke lokasi KKL
10. Menginput daftar koreksi klaim obat
Kesehatan
12. Artikel terkait testimoni penggunaan layanan BPJS Kesehatan
13. Penarikan peserta KKL