• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN

3.2 Teknik pengumpulan data

Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji secara intensif kondisi terkini dari perikanan tangkap di Selat Alas dan interaksi antara berbagai unit yang ada di dalamnya. Dengan demikian metode penelitian ini tergolong metode penelitian kasus dan lapangan (case and field research) terhadap pengelolaan perikanan tangkap di Selat Alas – Nusa Tenggara Barat. Hal ini sesuai dengan Rianse dan Abdi (2008) yang mengatakan bahwa tujuan penelitian

kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, dan lembaga, atau masyarakat.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka jenis data yang diperlukan terdiri dari data sekunder dan primer.

1) Data sekunder

Data skunder yang dibutuhkan meliputi data statistik perikanan tangkap yang meliputi perkembangan jumlah nelayan dan rumah tangga perikanan (RTP); jumlah kapal/perahu penangkapan, jumlah dan jenis alat tangakp, jumlah trip alat tangkap, jumlah produksi setiap jenis alat tangkap yang dioperasikan di wilayah studi; nilai produksi setiap jenis ikan tangkapan; komoditas ekspor dan daerah pemasaran hasil tangkapan; kebijakan pemerintah daerah dalam bidang perikanan tangkap; serta prasarana pendukung perikanan tangkap (Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan).

Data sekunder yang digunakan adalah data 5 (lima) tahun terakhir (2006- 2010). Pemilihan penggunaan data dalam periode ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa data perikanan tangkap di Selat Alas pada tahun sebelumnya tidak dapat diperoleh secara spesifik. Data perikanan Selat Alas sebelum periode tersebut masih tergabung dengan data perikanan tangkap dari Laut Flores dan Teluk Saleh yang menjadi wilayah pengelolaan Kabupaten Sumbawa.

Dalam Statistik Perikanan Tangkap yang dikeluarkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, data perikanan tangkap yang disajikan adalah data per kabupaten. Sebagaimana diketahui bahwa perairan Selat Alas adalah perairan yang memisahkan antara dua kabupaten, Lombok Timur dan Sumbawa Barat. Nelayan yang melakukan penangkapan ikan di perairan ini berasal dari dua kabupaten ini. Dengan demikian, data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data gabungan dari dua kabupten, Lombok Timur dan Sumbawa Barat.

2) Data primer

Data primer terdiri dari data aspek teknis, sosial, lingkungan, dan finansial setiap unit penangkapan yang dioperasikan di Selat Alas. Data aspek teknis ditekankan kepada kemampuan suatu alat untuk menjangkau daerah penangkapan ikan yang didukung oleh data sekunder yang tersedia. Aspek lingkungan meliputi posisi pengoperasian, ukuran hasil tangkapan, dan dampak lingkungan. Sedangkan aspek sosial meliputi jumlah tenaga kerja yang dilibatkan, tingkat penguasaan teknologi, dan dampak sosial; sedangkan aspek finansial ditekankan kepada biaya investasi dan biaya operasional.

Dalam penelitian ini, biaya investasi yang dimaksudkan adalah biaya yang diluarkan oleh nelayan sehingga nelayan tersebut dapat memiliki suatu unit penangkapan tertentu yakni sarana apung (perahu), mesin pendorong, unit lampu penerangan seperti petromaks atau genset, dan alat tangkap. Sementara itu, biaya operasional yang dimaksud adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh nelayan dalam mengoperasikan suatu unit penangkapan sampai mendapatkan hasil yang meliputi biaya tetap (pemeliharaan), bahan bakar, pelumas (oli), oli campur (oli 2T), minyak tanah, es batu, dan spiritus.

Data primer diperoleh dari nelayan responden terpilih dari nelayan populasi yang beroperasi di Selat Alas, Nusa Tenggara Barat. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nelayan penuh yang memiliki unit penangkapan ikan dan beroperasi di Selat Alas. Jika diasumsikan bahwa setiap jenis unit penangkapan dimiliki oleh seorang nelayan, maka jumlah suatu jenis unit penangkapan dapat dianggap sebagai jumlah nelayan pemilik sekaligus sebagai jumlah populasi nelayan pada suatu jenis unit penangkapan tertentu.

Dari 13 jenis unit penangkapan yang tercatat di Dinas Kelautan dan Perikanan NTB, 4 diantaranya yaitu pukat pantai, jaring lingkar, rawai hanyut, dan pancing ulur tidak dimasukkan sebagai populasi penelitian. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa : pukat pantai dikategorikan sebagai alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, jaring lingkar tidak lagi dioperasikan di lokasi penelitian, rawai hanyut tidak dioperasikan lagi di Selat Alas melainkan di laut terbuka, dan alat tangkap yang dikelompokkan sebagai pancing lainnya sangat

bervariasi sehingga ditetapkan untuk tidak dimasukkan sebagai populasi penelitian.

Salah satu sifat yang unik masyarakat nelayan di wilayah penelitian adalah nelayan yang bertempat tinggal dalam satu kampung biasanya memiliki dan mengoperasikan unit penangkapan yang sama. Kondisi ini memudahkan peneliti untuk menentukan responden penelitian. Populasi yang ada dikelompokkan menjadi beberapa sub-populasi berdasarkan jenis alat yang dioperasikannya. Selanjutnya, dengan mempertimbangkan kondisi, terutama besarnya usaha yang ada pada sub-populasi ini, maka penentuan sampel dilakukan berdasarkan prinsip snowball sampling. Dalam hal ini, nelayan sampel berikutnya ditentukan berdasarkan petunjuk responden sebelumnya.

Dengan teknik sampling di atas, mula-mula peneliti mencari responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu dari populasi nelayan yang dipilah berdasarkan kepemilikan jenis unit penangkapan yang dioperasikan, kemudian responden tersebut menunjuk nelayan sejenis untuk dijadikan sampel berikutnya. Dengan memperhatikan keseragaman informasi yang diperoleh pada saat pengumpulan data dilakukan, maka jumlah sampel dari setiap sub-populasi bervariasi, yaitu antara 9 – 30 orang nelayan sampel sehingga berjumlah 155 orang (Tabel 2).

Tabel 2 Jumlah populasi dan nelayan responden penelitian

Jenis alat Jumlah (orang) Jenis alat Jumlah (orang) Populasi Responden Populasi Responden Payang 410 30 Bagan Perahu /rakit 30 10 Pukat Cincin 49 15 Bagan Tancap 70 10 Jaring Insang hanyut 339 21 Pancing Tonda 1.094 20 Jaring Klitik/Tasik 1.213 20 Pancing Ulur 901 20 Jaring Insang tetap 622 9

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik, diantaranya wawancara, pengamatan dan pengukuran, dan studi literatur/dokumentasi.

1) Wawancara

Pada penelitian ini metode wawancara mendalam merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data primer. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan, Pertama, dengan wawancara, peneliti dapat menggali

tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada responden bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang, dan juga masa mendatang. Metode ini dilakukan untuk menggali informasi secara lebih komprehensif.

Interview/wawancara, digunakan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko dan Achmadi 2005).

Peneliti melakukan tanya jawab dengan semua nelayan responden yang sudah dipilih di semua wilayah penelitian berdasarkan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Untuk melengkapi informasi yang didapatkan, target wawancara juga akan arahkan kepada beberapa informan kunci (key informan) baik yang ada tingkat bawah (masyarakat nelayan) maupun pada tingkat atas (pihak regulator pengelolaan perikanan tangkap di Selat Alas) seperti Dinas atau instansi terkait dengan pengelolaan perikanan tangkap di Selat Alas, Nusa Tenggara Barat.

2) Studi dokumentasi

Teknik dokumentasi yang dimaksud dalam studi ini adalah proses pengumpulan dan pengkajian informasi (data sekunder) yang telah tersedia, misalnya terbitan berkala, buku/literatur, informasi di internet, dokumen, surat kabar, dan referensi statistik terutama Statistik Perikanan Tangkap Provinsi lokasi penelitian. Dokumen-dokumen yang ada dikaji untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan.

Dokumen terkait