• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik Puffing dengan Metode Pemanasan Konveksi Suhu Tinggi dan Teknologi Oven Gelombang Mikro

J. PENELITIAN UTAMA

2. Teknik Puffing dengan Metode Pemanasan Konveksi Suhu Tinggi dan Teknologi Oven Gelombang Mikro

a. Teknik Puffing dengan Metode Pemanasan Konveksi a.1. Proses Puffing

Pati tersusun dari amilosa, amilopektin dan bahan antara (lipid dan protein). Pati dengan kandungan amilosa tinggi mempunyai kekuatan ikatan hidrogen yang lebih besar sehingga membutuhkan energi yang lebih besar untuk tergelatinisasi (Smith, 1982 ). Pati terbagi menjadi pati keras dan pati lunak. Pati keras memiliki kandungan protein 1.5% sampai 2 % lebih besar dibandingkan pati lunak dan tidak rusak selama pengeringan (Inglett, 1970).

Seiring dengan kenaikkan suhu wajan Flavo-Rite

menyebabkan suhu permukaan biji meningkat dan diikuti dengan peningkatan suhu biji bagian dalam. Suhu yang terus meningkat menyebabkan granula pati mulai mengabsorpsi air sehingga granula akan mengembang dan pada saat yang sama granula akan kehilangan sifat birefringentnya. Proses ini dikenal sebagai gelatinisasi, dimana kerusakan pada granula bersifat irreversible

dan suhu pada saat pati kehilangan sifat birefringentnya disebut sebagai suhu gelatinisasi (Glicksman, 1969; Banks et al, 1973; Greenwood, 1976; Smith, 1982).

Suhu biji bagian dalam terus meningkat hingga suhu 1000C, menyebabkan cairan di dalam biji akan berubah menjadi

superh yang ad akhirny pressur a.2. Waktu W melew pertam sekitar biji bag puffing terkand Pen oleh pen juga di yang tel pati mak suhu pu pada G jagung Gamb

erheated pressurized steam. Dalam kondisi ada di dalam biji akan mengental, melembu rnya mengembang (puffing) karena desakan

surized steam yang terbentuk.

tu dan Suhu Puffing

Waktu puffing menunjukkan waktu yang diperl ewati fase gelatinisasi dan kemudian puffing

ama, fase gelatinisasi dipicu dengan peningkatan ar wajan flavo-rite yang akan menyebabkan pen

agian dalam. Masing - masing varietas jagung

ng yang berbeda - beda tergantung dari persen andung dalam bijinya.

Peningkatan suhu biji bagian dalam tidak han peningkatan suhu udara di sekitar wajan flavo

a didukung dengan adanya gesekan (friksi) an telah membengkak. Oleh karena itu, semakin maka biasanya waktu puffingnya akan lebih cep

puffing pada berbagai tingkat waktu penjemu a Gambar 34 dan Gambar 35. Sedangkan kad

ng sebelum proses puffing dapat dilihat pada Gam

bar 34. Waktu puffing terhadap lama waktu pen metode Flavo-Rite

61 i bersamaan, pati but, melunak dan akan superheated

erlukan biji untuk

ng. Pada metode atan suhu udara di peningkatan suhu ng memiliki waktu ersentase pati yang

hanya disebabkan

vo-rite, akantetapi antar granula pati in besar persentase cepat. Waktu dan uran dapat dilihat adar air awal biji Gambar 36.

Gamb Gamb Pad kadar Diantara kandun penjem dengan

ambar 35. Suhu puffing terhadap lama waktu pen metode Flavo-Rite

ambar 36. Kadar air biji terhadap lama waktu pe metode Flavo-Rite

Pada perilaku penjemuran, waktu puffing d ar air awal sebelum proses puffing dan kand

tara varietas jagung unggul nasional, Lam ungan pati paling banyak yaitu 64,68% emuran selama 0 jam waktu puffing Lamuru yan

an kadar air awal adalah 13,68%.

62 penjemuran pada penjemuran pada dipengaruhi oleh ndungan patinya. Lamuru memiliki sehingga pada yang paling cepat

63 Akantetapi, pada penjemuran selama 1, 2, dan 3 jam, waktu

puffing Lamuru tidak menjadi yang tercepat. Hal ini dikarenakan kadar air Lamuru tidak berada pada kadar air optimum puffing. Pada penjemuran selama 1 jam, Bisma dengan kadar air 13,45% menjadi yang tercepat waktu puffingnya. Sedangkan pada penjemuran selama 2 dan 3 jam, varietas Popcorn paling cepat mengembang dengan kadar akhir penjemuran berturut - turut 12,48% dan 12,3% . Air memiliki peranan penting pada proses

puffing sehingga secara tak langsung juga mempengaruhi waktu

puffingnya.

b. Teknik Puffing dengan Metode Gelombang Mikro b.1. Proses Puffing

Microwave oven adalah piranti dalam proses pengolahan pangan yang menggunakan gelombang mikro yang dapat memanaskan produk dalam waktu singkat dan sangat efisien karena hanya memanaskan produk dan tidak memanaskan yang lain. Hal ini karena gelombang mikro tidak diserap oleh plastik, gelas, keramik, dan kertas akantetapi diserap oleh air dan logam.

Gelombang mikro memiliki radiasi 2450 MHz dan bersifat non-ionizing. Medan energi gelombang mikro berganti – ganti antara kutub positif dan negatif. Kutub positif menarik partikel negatif dari molekul biji jagung, sedangkan kutub negatif akan menarik partikel positif. Pada saat energi gelombang mikro mengaktivasi partikel dalam molekul biji jagung, terjadi friksi yang menghasilkan panas dalam biji jagung (Carrol, 1989).

Meningkatnya suhu bagian dalam biji jagung menyebabkan granula pati dan ikatan hidrogen melemah. Ikatan hidrogen semakin melemah seiring dengan meningkatnya suhu dan menyebabkan granula – granula mengabsorpsi air sehingga granula akan mengembang dan pada saat yang sama granula akan kehilangan sifat birefringentnya. Proses ini disebut sebagai gelatinisasi.

Su biji ak Kemud mengem medan juta kal dihasik suhu konven b.2. Waktu Pad gelomb sehingg menye masing beda t bijinya. penjem Sedang dilihat Gamb

Suhu terus meningkat sehingga menyebabkan akan berubah menjadi superheated pres

udian pati akan mengental, melembut, melunak gembang (puffing). Pada frekuensi 915 MHz terj an energi bolak – balik yang menimbulkan frik

kali per detik (Goldblith, 1967). Oleh karena asikan langsung terjadi pada biji jagung sehing

lebih cepat jika dibandingkan deng ensional (Carrol, 1989).

tu dan Suhu Puffing

ada metode kedua, fase gelatinisasi dipicu mbang mikro yang membuat molekul di dalam

gga terjadi gesekan antar molekul yebabkan peningkatan suhu biji bagian dal

ng varietas jagung memiliki waktu puffing

a tergantung dari persentase pati yang terk ya. Waktu dan suhu puffing pada berbagai emuran dapat dilihat pada Gambar 37 dan angkan kadar air awal biji jagung sebelum pros

at pada Gambar 39.

bar 37. Waktu puffing terhadap lama waktu pen metode Microwave

64 an cairan di dalam

essurized steam. nak dan akhirnya terjadi gaya tarik friksi sebanyak 915 a itu, panas yang ingga peningkatan engan pemanasan

dengan aktivasi alam biji bergetar dan kemudian dalam. Masing - yang berbeda - erkandung dalam ai tingkat waktu dan Gambar 38. roses puffing dapat

Gamb Gamb Secara Popcorn penjem pada p awal pu jam, w Pada v kenaik

ambar 38. Suhu puffing terhadap lama waktu pen metode Microwave

ambar 39. Kadar air biji terhadap lama waktu pe metode Microwave

ecara umum, biji jagung yang paling cepat corn baik pada penjemuran selama 0 jam emuran 1,2,dan 3 jam. Waktu puffing tercepat a penjemuran selama 1 jam pada detik ke- 21 d

puffing 12,62%. Sedangkan pada penjemuran waktu puffing relatif sama dengan perbedaan a varietas Srikandi dan Bisma, kurva waktu puf

aikan akantetapi perbedaan waktu puffingnya rel

65 penjemuran pada

penjemuran pada

at meletup adalah m maupun pada ercepat Popcorn yaitu dengan kadar air ran selama 2 dan 3 aan 1,67 detik saja.

uffing mengalami a relatif kecil yaitu

66 4 detik dan 1,67 detik. Sedangkan pada varietas Lamuru, kurva waktu puffing naik dan turun. Perilaku ini mungkin dipengaruhi dari sifat pati Lamuru yang mudah menyerap dan melepaskan air.

Peningkatan waktu dan suhu puffing disebabkan kandungan air dalam biji yang semakin berkurang. Perilaku penjemuran 1,2,3 jam pada biji jagung mengakibatkan kenaikkan suhu biji jagung sehingga seluruh permukaan biji mengalami kenaikan suhu secara merata yang akan mempercepat waktu dan menurunkan suhu

puffing sehingga memperkecil energi yang dikeluarkan oleh

microwave dan meningkatkan rendemen popcorn kualitas A.

b.3. Produk Puffing dari Fase Tergelatinisasi

Pada penjemuran selama 0 jam, proses puffing dilakukan dua kali. Hal ini dilakukan karena rendemen biji yang pati bijinya berada pada fase tergelatinisasi masih cukup besar, akantetapi belum mampu puffing. Waktu dan suhu puffing pada proses pertama dan kedua dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18.

Tabel 17. Waktu dan Suhu Puffing PertamaPenjemuran 0 jam

Parameter Lamuru Srikandi Arjuna Bisma Popcorn Waktu (detik) 31 32,67 31,33 33 30,33

Suhu (oC)

Ruang Microwave 43,41 43,64 43,45 43,69 43,31

Ruang Kemasan 43,32 43,8 43,42 43,89 43,1

Permukaan biji 72,29 75,73 72,98 76,41 71,22

Tabel 18. Waktu dan Suhu Puffing Kedua Penjemuran 0 jam

Parameter Lamuru Srikandi Arjuna Bisma Popcorn Waktu (detik) 24,67 24,67 25 27,33 27,33

Suhu (oC)

Ruang Microwave 42,52 42,52 42,57 42,89 42,89

Ruang Kemasan 41,01 41,01 41,13 42,02 42,02

67 Pada proses puffing kedua ternyata biji jagung yang berada dalam fase tergelatinisasi dapat mengembang kembali dan kualitasnya lebih baik. Kelebihan proses puffing kedua adalah dapat meningkatkan rendemen popcorn. Akantetapi, kelemahannya yaitu diperlukan dua tahap puffing sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dan energi yang dibutuhkan cukup besar..

Berdasarkan Tabel 18, waktu puffing tercepat pada biji penjemuran 0 jam adalah Lamuru dan Srikandi yaitu 24,67 detik. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat gelatinisasi granula - granula patinya sehingga ketika dipanaskan kembali maka hanya dalam waktu singkat pati akan puffing.

Rendemen popcorn kualias D pada proses proses puffing

pertama sangat banyak. Kondisi biji masih berada dalam fase tergelatinisasi sehingga jika dilakukan proses puffing kedua maka biji akan dapat mengembang. Perbedaan karakteristik fisik biji dari ketiga fase dapat dilihat pada Tabel 19. Perbedaan produk puffing

yang berasal dari fase normal dan fase tergelatinisasi dapat dilihat pada Gambar 40.

Tabel 19. Karakteristik fisik biji jagung pada fase yang berbeda

Parameter Fase Normal Fase Semigelatinisasi Fase Tergelatinisasi Mengkilap tidak

mengkilap mengkilap lebih mengkilap

Pati lunak (putih) lebih

berkeriput sedikit berkeriput tidak berkeriput Pati keras (kuning) dan

pati lunak (putih)

tidak becampur

sudah tercampur tapi belum merata

tercampur merata Warna biji kuning cerah kuning pucat kuning keruh

Perb warna mengu puffing c. Perbandingan Suatu rendemen p rendemen metode. Perb metode flavo sampai den Gambar

Gambar 40. Perbedaan produk puffin

erbedaan produk puffing yang berasal dari bij a popcorn yang cenderung lebih hitam. Hal gurangi penilaian dari konsumen terhadap tam

ng.

ingan Rendemen Popcorn Kualitas A

u produk puffing diharapkan menghasilk en popcorn kualitas A dalam jumlah yang ban en popcorn kualitas A sangat menentukan

Perbandingan antara persentase popcorn k

lavo-rite dan metode microwave dapat dilihat p engan Gambar 45.

ar 41. Rendemen popcorn kualitas A pada variet

68

fing

biji gelatin adalah al ini tentu akan tampilan produk asilkan persentase anyak. Persentase pada pemilihan kualitas A pada at pada Gambar 41 arietas Lamuru

Gambar 42

Gambar 4

Gambar 44

2. Rendemen popcorn kualitas A pada varietas

ar 43. Rendemen popcorn kualitas A pada varietas

4. Rendemen popcorn kualitas A pada varietas

69 etas Srikandi

etas Arjuna

Gambar 3. Penentuan Var a. Varietas Jagu a.1. Varie Variet dibanding Persentase Semakin semakin b penjemuran (Lampiran selama 2 volume ek ekspansi nasional l Volu besar volu (Lampiran produk p berpengaru pada volu

bar 45. Rendemen popcorn kualitas A pada vari

Varietas Jagung Unggul Nasional Terbaik Jagung

arietas Lamuru

arietas Lamuru memiliki kandungan pati terbesar ngkan dengan tiga varietas jagung unggul n ase pati dalam biji jagung mempengaruhi volum n besar persentase pati maka volume ek

besar. Hasil uji Duncan mengatakan bahwa p uran memberikan nilai volume ekspansi yang ran 17). Volume ekspansi terbesar dihasilkan p

2 jam yaitu 8,141 ml/ml. Berdasarkan has e ekspansi (Lampiran 16), varietas Lamuru m

i lebih besar dibandingkan tiga varietas al lainnya.

lume ekspansi mempengaruhi volume kamba olume kamba maka volume ekspansinya akan ran 18). Volume kamba merefleksikan uku

puffing pada satuan berat tertentu. Faktor aruh terhadap volume ekspansi maka akan berp lume kamba. 70 varietas Popcorn esar (64,68%) jika nasional lainnya. lume ekspansinya. ekspansinya akan a perbedaan waktu ng berbeda nyata pada penjemuran hasil pengukuran memiliki volume as jagung unggul a dimana semakin an semakin besar kuran dari suatu or - faktor yang berpengaruh pula

71 Menurut Malleshi dan Desikachar (1981), varietas yang memberikan hasil puffing dengan volume kamba lebih dari lima unit dapat dikatakan merupakan varietas yang baik untuk pembuatan produk puffing. Bila ditinjau dari segi komersial maka semakin besar volume kamba akan semakin menguntungkan, karena dari bahan yang sedikit dapat menghasilkan produk dalam jumlah volume yang besar. Namun hal ini juga agak merepotkan karena membutuhkan ruangan dengan pengemas yang banyak atau besar untuk penyimpanannya.

Berdasarkan hasil uji Duncan (Lampiran 17), penjemuran memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap persentase rendemen A. Penjemuran selama 2 jam menghasilkan persentase rendemen A terbesar yaitu 60% (Lampiran 16). Rendemen popcorn varietas Lamuru dapat dilihat pada Gambar 46. Perbandingan antara persentase kelompok popcorn dapat dilihat pada Gambar 47.

(a) Perlakuan penjemuran selama 0 jam

G

Gambar 47. P

(c) Perlakuan penjemuran selama 2 jam

(d) Perlakuan penjemuran selama 3 jam Gambar 46. Rendemen popcorn varietas Lamu

. Perbandingan persentase rendemen popcorn

72 muru

73

a.2. Varietas Srikandi

Varietas Srikandi menduduki peringkat kedua berdasarkan persentase pati dalam biji (60,04%) (Permatasari, 2007). Perbedaan waktu penjemuran menghasilkan persentase rendemen A yang berbeda - beda (Lampiran 19). Penjemuran selama 1 jam menghasilkan rendemen A terbesar diantara tiga jagung unggul nasional lainnya.

Parameter yang berpengaruh terhadap rendemen A adalah volume kamba, volume ekspansi, tekstur dan kadar air popcorn. Semakin besar persentase rendemen A maka volume kamba dan volume ekspansinya akan semakin besar. Hal ini dapat dilihat pada Lampiran 19, dimana volume kamba dan volume ekspansi diatas lima unit. Meningkatnya volume ekspansi seiring dengan meningkatnya kadar air biji mungkin disebabkan dengan makin tingginya kadar air maka makin banyak partikel - partikel air yang mengisi ruang - ruang antar sel dalam struktur biji jagung tersebut.

Pada saat proses puffing, biji mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi sehingga ketika proses puffing berakhir dan

popcorn berinteraksi dengan suhu dan tekanan yang lebih rendah maka uap air yang sangat panas akan terekspansi ke lingkungan. Kemudian terjadi proses perpindahan panas dimana diikuti dengan perpindahan air. Menurut Holay dan Haper yang dikutip oleh Miller (1985), air secara nyata memainkan peranan yang kritis dalam proses ekspansi. Menurut Harper, kandungan air mempengaruhi struktur selular dan sifat - sifat mekanik dari produk puffing.

Kadar air popcorn Srikandi pada penjemuran selam 1 jam adalah 2,73%. Menurut Matz (1959), produk puffing harus dipertahankan pada kadar air 3% atau dibawahnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kerenyahan yang diinginkan. Rendemen popcorn

varietas Srikandi dapat dilihat pada Gambar 48. Perbandingan antara persentase kelompok popcorn dapat dilihat pada Gambar 49.

74 (a) Perlakuan penjemuran selama 0 jam

(b) Perlakuan penjemuran selama 1 jam

(c) Perlakuan penjemuran selama 2 jam

(d) Perlakuan penjemuran selama 3 jam Gambar 48. Rendemen popcorn varietas Srikandi

Gambar 49. Perb a.3. Varie Variet (Permatas pengemban Duncan v perlakuan Arjuna b popcorn A yaitu 0,69 dengan pen menurun. Gambar 5 dilihat pad

Perbandingan persentase rendemen popcorn vari

arietas Arjuna

arietas Arjuna memiliki kandungan pati s atasari, 2007). Kandungan pati menunjukkan

bangannya atau volume ekspansinya. Berdas volume kamba varietas Arjuna tidak berbed an penjemuran (Lampiran 23). Akantetapi,

berkorelasi positif dengan tekstur produk p

Arjuna paling baik dihasilkan pada penjemuran ,69 kg (Lampiran 22). Meningkatnya volume peningkatan beban tekan popcorn yang berarti

n. Rendemen popcorn varietas Arjuna dap ar 50. Perbandingan antara persentase kelompok

ada Gambar 51.

75 varietas Srikandi

sekitar 54,87% kan kemampuan erdasarkan hasil uji erbeda nyata antar i, volume kamba

puffing. Tekstur uran selama 1 jam e kamba diiringi erarti kerenyahannya apat dilihat pada ok popcorn dapat

76 (a) Perlakuan penjemuran selama 0 jam

(b) Perlakuan penjemuran selama 1 jam

(c) Perlakuan penjemuran selama 2 jam

(d) Perlakuan penjemuran selama 3 jam Gambar 50. Rendemen popcorn varietas Arjuna

Gambar 51. P a.4. Varie Perlak rendemen Persentase kadar air b penting dal pengemban biji Bisma Persen kandungan kandungan varietas B dengan k varietas B persentase

. Perbandingan persentase rendemen popcorn

arietas Bisma

erlakuan penjemuran selama 0 jam menghasi en A lebih besar daripada penjemuran s ase rendemen A secara tak langsung berkorelas air biji jagung (Lampiran 27). Kadar air memili dalam proses puffing. Kadar air yang cukup d

bangan granula pati atau selama proses gelatin ma pada penjemuran selama 0 jam adalah 13,54 ersentase rendemen A juga dipengaruhi o gan pati dan ukuran dari granula pati. Varietas gan pati sekitar 54,17% (Permatasari, 2007). Bisma tergolong yang paling rendah jik ketiga varietas jagung unggul nasional lain Bisma dapat dilihat pada Gambar 52. Perb ase kelompok popcorn dapat dilihat pada Gamb

77 varietas Arjuna

asilkan persentase selama 2 jam. relasi positif dengan iliki peranan yang dibutuhkan untuk atinisasi. Kadar air

,54% (BB). oleh komposisi as Bisma memiliki ). Persentase pati ika dibandingkan ainnya. Rendemen erbandingan antara bar 53.

78 (a) Perlakuan penjemuran selama 0 jam

(b) Perlakuan penjemuran selama 1 jam

(c) Perlakuan penjemuran selama 2 jam

(d) Perlakuan penjemuran selama 3 jam Gambar 52. Rendemen popcorn varietas Bisma

Gambar 53. Perb a.5. Varie Pada kontrol. V untuk mem lebih baik Berdasark volume ek Popcorn m Berdas penjemuran berbeda n berbobot memberik setelah pen kadar air meningkat

Perbandingan persentase rendemen popcorn vari

arietas Popcorn

a penelitian ini, varietas Popcorn digunakan . Varietas Popcorn adalah varietas yang umum

embuat popcorn sehingga kualitas produk aik jika dibandingkan dengan varietas jagung u arkan parameter persentase rendemen A, e ekspansi, kerenyahan, dan kadar air produk

memiliki kualitas yang terbaik.

erdasarkan hasil penelitian ini ternyata perbe uran tidak menghasilkan nilai parameter prod

nyata (Lampiran 29). Akantetapi, melalui n t dapat diketahui bahwa penjemuran s erikan kualitas produk puffing terbaik. Kadar penjemuran selama 3 jam adalah 12,20% (B air ternyata tidak menghambat proses puff

katkan kualitas produk puffing. Rendemen v

79 varietas Bisma

an sebagai varietas umnya digunakan k puffingnya pun g unggul nasional. , volume kamba, k puffing varietas

erbedaan perlakuan roduk puffing yang nilai indeks sifat selama 3 jam ar air biji jagung (BB). Penurunan

uffing, akantetapi varietas Popcorn

80 dapat dilihat pada Gambar 54. Perbandingan antara persentase kelompok popcorn dapat dilihat pada Gambar 55.

(a) Perlakuan penjemuran selama 0 jam

(b) Perlakuan penjemuran selama 1 jam

Gam Gambar 55. Perb b. Waktu Pen Berdas - masing selanjutny memberik dinilai berd

(d) Perlakuan penjemuran selama 3 jam ambar 54. Rendemen produk puffing varietas P

Perbandingan persentase rendemen popcorn vari

enjemuran Terbaik untuk Varietas Jagung

erdasarkan hasil penelitian, kualitas produk puff

g varietas jagung unggul nasional telah d nya adalah menentukan perlakuan pen erikan kualitas produk puffing terbaik. Kualitas berdasarkan beberapa parameter, yaitu rendem

81 am

as Popcorn

varietas Popcorn

uffing dari masing diketahui. Tahap enjemuran yang tas produk puffing

82 kamba, volume ekspansi, kerenyahan, dan kadar air popcorn. Nilai harapan parameter produk puffing dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Nilai harapan parameter produk puffing

Tingkat Prioritas Parameter Nilai harapan 1 Rendemen A besar 2 Beban tekan tekstur kecil 3 Volume Ekspansi besar 4 Volume Kamba besar 5 Kadar Air Popcorn kecil

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa rendemen A sangat menentukan kualitas produk puffing. Semakin besar persentase rendemen A maka kualitas produk puffing hasil penjemuran tertentu akan semakin baik. Selain itu, volume kamba dan volume ekspansi juga berpengaruh. Semakin kecil nilai beban tekan terhadap produk

puffing menunjukkan produk puffing semakin renyah. Kerenyahan dipengaruhi oleh kadar air produk puffing dimana semakin kecil nilai kadar air popcorn maka akan semakin renyah.

Setelah mengetahui tingkatan prioritas dari produk puffing maka selanjutnya adalah menentukan faktor pembobot untuk masing - masing parameter dengan menggunakan digital logic table yang dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Digital logic table

Parameter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Positive Decision Faktor Pembobot 1_2 1_3 1_4 1_5 2_3 2_4 2_5 3_4 3_5 4_5 Rendemen A 1 1 1 1 4 0.4 Volume Kamba 0 0 0 1 1 0.1 Volume Ekspansi 0 1 1 0 2 0.2 Kerenyahan 0 1 0 1 2 0.2 Kadar air Popcorn 0 0 1 0 1 0.1 Total 10 1

Tahap Perlakuan berbobot 22. Tabel 22. Nilai i Berdas memiliki selama 2 paling bai varietas S selama 1 tidak dilak

ap selanjutnya adalah menghitung indeks sif an penjemuran yang dipilih adalah yang memi t terbesar. Nilai indeks sifat berbobot dapat di

ai indeks sifat berbobot untuk menentukan penj

erdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa v ki indeks sifat berbobot terbesar pada perilak

2 jam yang artinya kualitas produk puffing v aik pada penjemuran biji jagung selama 2 jam Srikandi dan Arjuna terbaik pada lama wak

1 jam. Varietas Bisma memiliki produk puff

ilakukan penjemuran. Sedangkan varietas Po

83 sifat berbobotnya. emiliki indeks sifat dilihat pada Tabel

enjemuran terbaik

a varietas Lamuru erilaku penjemuran varietas Lamuru am. Produk puffing

aktu penjemuran

uffing terbaik jika Popcorn memiliki

84 hasil puffing terbaik pada perlakuan penjemuran selama 3 jam. Data kondisi awal biji jagung dan kondisi lingkungan pada waktu penjemuran terbaik dapat dilihat pada Tabel 23 dan Tabel 24.

Tabel 23. Kondisi awal biji jagung

Varietas Penjemuran Kadar Air Biji (%) Suhu Permukaan Biji (oC) Waktu Pertama Puffing (detik) Suhu Permukaan Popcorn (oC) RH Puffing (%) Lamuru 2 jam 12,31 35,27 30 95,4 66,34 Srikandi 1 jam 12,37 38,80 21,67 107,33 64,63 Arjuna 1 jam 12,67 36,10 25,33 108,53 65,78 Bisma 0 jam 13,54 30,8 33 96,50 65,34 Popcorn 1 jam 12,617 36,07 21 116,27 63,01

Tabel 24. Kondisi Lingkungan Penjemuran

Varietas Penjemuran Radiasi (mV) Kecepatan Angin (m/s) RH (%) Lamuru 2 jam 5,29 0,81 80,09 Srikandi 1 jam 4,67 0,39 79,19 Arjuna 1 jam 4,06 0,54 76,45 Bisma 0 jam - - - Popcorn 1 jam 4,24 0,432 79,24

c. Varietas Jagung Unggul Nasional Terbaik

Masing - masing varietas telah menemukan perlakuan penjemuran yang memberikan kualitas produk puffing terbaiknya. Perbandingan nilai indeks sifat berbobot terbesar dari masing - masing varietas dilakukan untuk menentukan nilai indeks berbobot terbesar untuk seluruh varietas yang digunakan pada penelitian ini.

85 Berdasarkan tabel nilai indeks berbobot, varietas Popcorn memiliki nilai indeks terbesar yaitu 44,757. Hal ini memang mungkin terjadi karena varietas Popcorn adalah varietas kontrol. Sedangkan bila dibandingkan antar varietas jagung unggul nasional maka varietas Srikandi memiliki nilai indeks sifat berbobot terbesar yaitu 28,109 dan posisi kedua dengan nilai indeks sifat berbobot 26,873 dimiliki oleh varietas Bisma. Ternyata terdapat kesamaan antara varietas Srikandi dan Bisma yaitu bentuk bijinya setengah mutiara.

Varietas Lamuru yang memiliki komposisi pati terbesar ternyata hanya menduduki peringkat ketiga. Hal ini disebabkan Lamuru