• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

2. Teknik Reciprocal Teaching

Namun dalam penelitian ini, peneliti mengambil indikator kemampuan pemecahan masalah yang diungkapkan oleh G. Polya dan dibatasi hanya tiga indikator yaitu: memahami masalah, merencanakan penyelesaian, dan menyelesaikan masalah sesuai rencana

2. Teknik Reciprocal Teaching

a. Pengertian Teknik Reciprocal Teaching

Teknik reciprocal teaching pertama kali diperkenalkan oleh Annemarie Sullivan Palinscar atau yang lebih terkenal dengan panggilan Palinscar. Teknik ini muncul ketika ia menghadapi masalah terkait siswanya yang mengalami kesulitan ketika siswanya memahami bacaan. Kemudian diperkuat oleh hasil risetnya bersama Ann L. Brown yang sama-sama berasal dari University of Illinois. Hasil riset tersebut kemudian dipublikasikan dengan judul Reciprocal Teaching of Comprehension-Fostering and Comprehension Monitoring Activities dan dimuat dalam jurnal Cognition and Instruction, 1984 (2) 117-175. Pengajaran ini dikembangkan berdasarkan teori perkembangan kognitif sosial dari Vygotsky dengan ZPD-nya dan teori scaffolding.24 Awalnya, pembelajaran terbalik digunakan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Tetapi saat ini sudah banyak yang mengadopsi model pembelajaran terbalik untuk pelajaran matematika yang berguna untuk mengganti suasana belajar agar tidak menjenuhkan.

Menurut Palinscar, teknik reciprocal teaching mengacu kepada aktivitas pengajaran yang terjadi dalam bentuk dialog antara guru dengan murid terkait segmen dari suatu teks bacaan yang distrukturkan dalam empat strategi: membuat ringkasan, mengajukan pertanyaan, melakukan klarifikasi, dan melakukan prediksi. Selama pengajaran berlangsung guru dan murid bertukar

23

Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI PRESS, 2006), Edisi I, Cet. I, h. 128.

24

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen, (Surabaya: Rosdakarya 2011), h. 86.

peran dalam memimpin dialog, sehingga menjadikan pengajaran ini suatu pengalaman pembelajaran kelompok yang menarik.25

Karakteristik dari pembelajaran reciprocal teaching menurut Palinscar adalah:

Reciprocal teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a dialogue between teachers and students regarding segments of text. The dialogue is structured by the use of four strategies: summarizing, question generating, clarifying, and predicting. The teacher and students take turns assuming the role of teacher in leading this dialogue.26

Bila diterjemahkan berarti bahwa karakteristik dari pembelajaran reciprocal teaching adalah (1) Dialog antar siswa dan guru, dimana masing-masing mendapat giliran untuk memimpin diskusi, (2) “Reciprocal” artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lain, (3) Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi, yaitu: merangkum, membuat pertanyaan dan jawaban, mengklarifikasi (menjelaskan kembali), dan memprediksi. Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap apa yang sedang dipelajarinya. Jadi, reciprocal teaching adalah suatu pembelajaran dimana siswa diberi kesempatan untuk mempelajari materi terlebih dahulu. Kemudian, siswa menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada siswa yang lain. Guru hanya bertugas sebagai fasilitator dan pembimbing dalam pembelajaran, yaitu meluruskan atau memberi penjelasan mengenai materi yang tidak dapat dipecahkan secara mandiri oleh siswa. Terdapat empat tahapan dalam reciprocal teaching yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi, dan memprediksi. Masing-masing tahapan tersebut dapat membantu siswa dalam membangun pemahaman mengenai materi yang sedang dipelajarinya.

25

Ibid. 26

Palincsar, Reciprocal Teaching, 2013 (http://teams http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/students/atrisk/at6lk38.htm).

23

b. Teori Belajar yang Mendukung Teknik Reciprocal Teaching

Pembelajaran reciprocal teaching ini didukung oleh beberapa teori, karena teori ini membantu pengajar dalam menjelaskan strategi pembelajaran yang akan digunakan. Diantara teori yang mendukung teknik pembelajaran reciprocal teaching ini adalah teori perkembangan kognitif sosial dari Vygotsky dengan ZPD-nya dan teori scaffolding.27 Adapun teori yang diungkapkan yaitu:

1. Teori Vygotsky

Teori Vygotsky beranggapan bahwa terdapat suatu wilayah dimana seorang anak dapat menerima bantuan dari orang lain untuk mencapai level kognitif yang lebih tinggi disebut zona perkembangan terdekat atau yang lebih biasa dikenal dengan ZPD (zone of proximal development). Vygotsky menambahkan bahwa tanda seorang anak semakin maju pertumbuhannya jika bantuan dari orang lain dalam menyelesaikan tugasnya semakin lama semakin berkurang, bahkan tidak diberi bantuan sama sekali.28

2. Teori Scaffolding

Secara harfiah scaffolding artinya adalah para-para, sebuah tangga tiga dimensi yang sering digunakan sebagai pijakan sementara oleh para tukang untuk membangun gedung. Scaffolding berarti pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang anak yang belum bisa beranjak dari tingkat kognitif yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Pemberian bantuan ini diberikan oleh guru atau teman sebaya yang lebih cakap. Jika siswa sudah bisa mandiri, maka pemberian bantuan ini sudah tidak diperlukan lagi. Begitu sebaliknya, jika siswa belum bisa mandiri, maka pemberian bantuan masih diperlukan.29

Dalam teknik reciprocal teaching ini peran pengajar adalah membantu tutor teman sebaya jika mengalami kesulitan dengan

27

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen, (Surabaya: Rosdakarya 2011), h. 86

28

Ibid., h. 58 29

memberikan scaffolding atau memberikan bantuan kepada peserta didik berupa petunjuk, peringatan dan dorongan untuk meyakinkan peserta didik tumbuh mandiri.

c. Langkah-Langkah dalam Teknik Reciprocal Teaching

Untuk menerapkan teknik reciprocal teaching dalam pembelajaran kita harus mengetahui terlebih dahulu urutan langkah dalam teknik reciprocal teaching. Berikut ini adalah empat strategi dalam reciprocal teaching yaitu: 1)Membuat Ringkasan (Summarizing)

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi serta memadukan informasi-informasi yang paling penting dalam teks bacaan. Teks dapat diringkas berdasarkan kalimat, berdasarkan paragraf, atau berdasarkan halaman secara keseluruhan. Biasanya para siswa memulainya berdasarkan kalimat per kalimat atau paragraf demi paragraf. Jika mulai lancar dan terbiasa, mereka dapat memadukan setiap paragraf dan halaman menjadi suatu ikhtisar/ringkasan.

2)Mengajukan Pertanyaan (Questioning/Question Generating)

Pada fase ini awalnya para siswa akan mengidentifikasi jenis informasi yang cukup bermakna untuk dijadikan bahan pertanyaan. Mereka kemudian menyusun pertanyaan berdasarkan informasi tersebut dan membuat uji diri mencoba menjawab pertanyaan tersebut untuk memastikan jika mereka sendiri dapat menjawab pertanyaan yang disusunnya sendiri. Fase mengajukan pertanyaan ini merupakan strategi yang luwes sehingga dalam kesempatan ini siswa dapat diajari oleh guru tentang bagaimana membuat pertanyaan yang baik, dan didorong untuk membuat pertanyaan dengan tingkat kesulitan yang bermacam-macam. 3)Melakukan Klarifikasi (Clarifying)

Fase klarifikasi adalah suatu kegiatan yang sangat penting bagi guru yang berhadapan dengan para siswa yang memiliki sejarah mengalami kesulitan dalam pemahaman teks. Siswa semacam ini meyakini bahwa tujuan membaca hanya sekedar mengatakan kata demi kata secara benar,

25

mereka ternyata berfungsi secara baik sebagai decoder (mampu mengartikan simbol berupa kumpulan huruf demi huruf menjadi kata), tetapi mereka kurang cakap sebagai comprehender (orang yang memahami makna suatu bacaan, memahami makna kumpulan kata-kata sebagai kalimat). Ketika seorang siswa diminta untuk menjelaskan, maka perhatiannya harus dipusatkan kepada alasan-alasan mengapa suatu teks bacaan sulit dipahami, serta mengambil tindakan-tindakan yang perlu dan cocok bagi dirinya sendiri untuk menyimpan makna yang diperolehnya dalam ingatannya (misalkan dengan membaca ulang atau bertanya meminta bantuan).

4)Melakukan prediksi (Predicting)

Fase melakukan prediksi ini terjadi ketika para siswa membuat dugaan tentang hal apa yang akan diungkap oleh pengarang buku selanjutnya dalam teks bacaan. Untuk membuat strategi ini berlangsung sukses, para siswa harus mengaktifkan ingatannya tentang pengetahuan-pengetahuan relevan yang telah dimiliki dalam struktur kognitifnya terkait topik yang dibicarakan. Bisa saja para siswa tersebut menghubungkan pengetahuan baru yang dijumpainya dalam teks dengan pengetahuan yang baru saja dipahaminya.30

Pada dasarnya keempat fase tersebut sengaja dipilih oleh Palinscar sebagai cara untuk membantu siswa dalam membangun makna (to construct a meaning) dari suatu teks. Ini adalah suatu bentuk strategi lain untuk memantau pemahaman bacaan siswa, serta cara untuk meyakinkan guru bahwa pada nyatanya siswa memang memahami apa yang mereka baca. Kegiatan di atas diadopsi dari kegiatan mandiri untuk pengajaran bahasa, sehingga untuk kepentingan pengajaran matematika kegiatan di atas tidak sepenuhnya dipakai. Pada pembelajaran matematika siswa hanya dituntut untuk bisa melakukan keterampilan empat kegiatan utama yaitu summarizing (merangkum), questioning (membuat pertanyaan), clarifying (menjelaskan), dan predicting (memprediksi).

30

Urutan langkah-langkah pembelajaran reciprocal teaching tidaklah terlalu ketat dan harus berurutan mulai dari summarizing, questioning, clarifying, kemudian baru predicting. Hal yang penting keempat fase tersebut hadir dalam pembelajaran reciprocal teaching. Seperti yang tertulis dalam publikasi melalui http://www.buzzle.com/articles/reciprocal-teaching-strategies yang menyajikan urutan predicting, summarizing, questioning, dan clarifying. WikEd menyajikannya dengan pola urutan questioning, clarifying, summarizing, dan predicting. Lain halnya dengan Elizabeth Foster dan Becky Rotoloni, keduanya menerapkan dengan urutan predicting, questioning, clarifying, kemudian summarizing. Hal tersebut dapat dipahami melalui gambar berikut ini: 31

Gambar 2.1

Siklus Alternatif Reciprocal Teaching

Inti dari reciprocal teaching pada dasarnya lebih mengarah kepada pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok yang telah ditentukan. Kemudian terdapat interaksi antara anggota satu dengan yang lainnya baik itu bertukar pendapat/ide, bertanya ataupun yang lainnya agar tercapai keberhasilan belajar. Salah satu keberhasilannya adalah siswa mampu memecahkan permasalahan matematika.

31

Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Assesmen, (Surabaya: Rosdakarya 2011), h. 89.

27

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat strategi dalam pembelajaran matematika dengan urutan teknik reciprocal teaching yaitu sebagai berikut:

1. Merangkum: Siswa mengidentifikasi intisari dan ide utama dari bahan ajar yang diberikan oleh guru. Diharapkan siswa dapat mengkonstruksi pemahaman secara mandiri serta membuat rangkuman dan kesimpulan. Rangkuman dapat berupa fakta, konsep, maupun definisi matematika dari pembelajaran matematika yang sedang dipelajari.

2. Menyusun pertanyaan: Siswa menanyakan pada diri sendiri pertanyaannya untuk membuat mereka yakin apakah mereka mengerti dengan bahan ajar yang mereka baca. Jika masih belum mengerti siswa dapat bertanya kepada anggota kelompoknya. Contoh pertanyaannya dalam matematika yaitu seperti: “Apakah saya sudah memahami pengertian lingkaran?”, “Bagaimana cara agar saya dapat melukis sebuah lingkaran dengan rapi dan tepat?”

3. Menjelaskan kembali: Siswa diharapkan dapat menjelaskan kembali kepada temannya atau orang lain tentang apa yang mereka pahami dari bahan ajar yang mereka pelajari. Pada tahap ini siswa berperan jadi guru-siswa untuk menjelaskan kembali tentang materi matematika yang telah dipelajari bersama kelompoknya.

4. Memprediksi: Siswa membuat prediksi dari masalah yang muncul setelah materi telah dibahas. Contohnya: “Menurutmu berapakah pendekatan nilai yang digunakan oleh Pak Shomad jika beliau telah menghitung luas kolam yang berbentuk lingkaran dengan hasil sebesar 154 m2 dengan jari-jari kolam tersebut sebesar 7 m2?”

Secara lebih rinci maka pembelajaran reciprocal teaching yang ingin diterapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Tahap pertama

Guru mempersiapkan bahan diskusi yang akan digunakan pada setiap pertemuan. Bahan diskusi tersebut memuat tugas–tugas menyimpulkan (merangkum), menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya dan

memprediksi suatu permasalahan. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil sekitar 4-5 orang.

b. Tahap Kedua

1) Guru membagikan bahan diskusi yang akan dipergunakan pada saat pembelajaran, kemudian siswa membaca bahan ajar lain (buku paket/LKS dari sekolah) yang mereka miliki sebagai penunjang untuk mengerjakan bahan diskusi. Bahan diskusi tersebut tersebut memuat langkah-langkah yang terdapat pada reciprocal teaching.

2) Selesai membaca siswa ditugaskan mengerjakan bahan diskusi dengan cara berdiskusi dengan teman sekelompoknya.

3) Siswa memperagakan peran sebagai guru dengan menjelaskan hasil rangkuman, mengajukan pertanyaan, dan menyampaikan hasil prediksi dari pertanyaan yang diajukan dari soal prediksi yang dibuat dalam bahan diskusi.

4) Pada pertemuan selanjutnya yang menjadi guru siswa adalah salah satu kelompok dalam kelas yang dipilih secara acak, sehingga seluruh kelompok siswa dalam kelas harus siap.

c. Tahap Ketiga

Sebagaimana pertemuan sebelumnya, guru membagikan bahan diskusi dan siswa mengerjakan secara diskusi kelompok. Dipilih salah satu kelompok untuk menjadi guru-siswa yang berperan aktif bersama teman-temannya membahas bahan diskusi.

d. Keunggulan dan Kelemahan Teknik Pembelajaran Reciprocal Teaching

Beberapa kelebihan teknik pembelajaran reciprocal teaching yaitu:32 a) Melatih kemampuan peserta didik belajar mandiri, sehingga peserta didik

dalam belajar mandiri dapat ditingkatkan

32

Luluk Afifah, “Efektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching dengan Melakukan Fieldtrip terhadap Hasil Belajar Matematika”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang , 2012, h. 20, tidak dipublikasikan, (http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/140/jtptiain--lulukafifa-6998-1-skripsi-h.pdf).

29

b)Melatih peserta didik untuk menjelaskan kembali materi yang dipelajari kepada pihak lain. Dengan demikian penerapan pembelajaran ini dapat dipakai untuk melatih peserta didik tampil di depan umum

c) Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Dengan demikian kemampuan bernalar peserta didik juga semakin berkembang

d)Mempertinggi kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Kelemahan teknik pembelajaran reciprocal teaching yaitu menuntut peserta didik untuk selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga hal ini menjadikan sebagian dari peserta didik tidak percaya diri untuk dapat tampil atau menunjukkan kemampuannya di depan teman-teman mereka, dan bisa jadi peserta didik yang aktif hanyalah orang-orang itu saja. Dengan demikian, peserta didik yang belum bisa percaya diri merasa kesulitan dalam menerima pelajaran.33

Dokumen terkait