• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

2.6 Teknik Sampling

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap, atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Stastistik, Mass Media, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.

2.5.3 Data Menurut Jenisnya

Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu data kontiniu dan diskrit.

a. Data kontiniu

Data kontiniu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran.

b. Data diskrit

Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan.

2.6Teknik Sampling

Sampling adalah teknik pengambilan data, dimana data-data yang diambil untuk diselidiki merupakan sebagian kecil (sample atau sampel) dari keseluruhan objek yang

cara memeriksa semua objek yang diteliti (sensus), tetapi sering digunakan sampling (Teken, 1965), alasannya adalah :

a. Ukuran populasi seringkali terlalu banyak, sehingga diperlukan terlalu banyak biaya, waktu dan tenaga untuk menyelidiki melalui sensus.

b. Populasi yang berukuran besar selain sulit untuk dikumpulkan, dicatat dan dianalisa, juga biasanya akan menghasilkan informasi yang kurang teliti. Dengan cara sampling jumlah objek yang harus diteliti menjadi lebih kecil, sehingga menjadi lebih terpusat perhatiannya.

c. Percobaan-percobaan yang berbahaya atau bersifat merusak hanya cocok dilakukan dengan sampling.

Keuntungan dengan menggunakan teknik sampling antara lain adalah mengurangi ongkos, mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang lingkup penelitian. Metode pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat (Teken, 1965) sebagai berikut :

a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.

b. Dapat menentukan ketepatan hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari taksiran yang diperoleh.

c. Sederhana dan mudah diperoleh.

d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.

2.6.1 Metode Pengambilan Sampel

Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu pengambilan secara acak (Probvability Sampling) dan secara tidak acak (Non Probability Sampling)

(Singarimbun et al, `1985). Pengambilan sampel secara acak (Probability Sampling), terdiri dari :

a. Simple Random Sampling, pengambilan random sederhana yaitu prosedur seleksi unit populasi dimana setiap satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Terpilihnya responden secara kebetulan (acak).

Syarat utama agar suatu sampel mempunyai sifat acak dalam Simple Random Sampling, pemilih harus melalui proses acak, yaitu suatu proses yang hasilnya tidak dapat diketahui sebelumnya dengan pasti. Pemilihan elemen anggota sampel dapat dilakukan dengan: (Supranto J, 1992)

1. Dengan cara lotere (elemen populasi sedikit, kurang dari 100)

Misalkan populasi (N) = 100 dan sampel (n) = 15, maka ambil 100 potong kertas diberi nomor 1 s/d 100. Kertas dilipat dimasukkan ke kotak, kotak dikocok (diaduk-aduk) diambil 1 potong, dilihat angkanya, katakanlah 30, berarti elemen yang ke 30 terpilih. Proses pengambilan kertas dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Dengan pengembalian, dimana kertas yang sudah diambil dikembalikan kedalam kotak, sehingga bisa terpilih kembali di pengambilan berikutnya.

b. Tanpa pengembalian, dimana kertas yang sudah diambil tidak dikembalikan kedalam kotak, sehingga tidak mungkin terpilih lagi dalam pengambilan kertas berikutnya.

2. Dengan menggunakan tabel bilangan acak

Tabel bilangan acak ialah tabel yang memuat bilangan atau angka-angka sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk memilih sampel secara acak.

b. Sequential Sampling, pengambilan randon sistematis metode ini mengambil elemen pertama dalam sampel secara randoom, random berikutnya ditentukan secara sistematis dengan menggunakan interval sebesar k yang ditentukan dari total populasi dibagi isi sampel.

c. Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan apabila populasi mempunyai anggota/unsur yang yidak homogen dan berstrata secara proporsional.

d. Disproportionate Stratified Random Samplintg, teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang atau tidakk proporsional.

e. Cluster Sampling, area sampel tekknik ini digunakan untuk menentukan data bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas sehingga perlu dilakukan pengelompokan unit populasi berdasarkan karakteristik tertentu dan kemudian sampel diambil secara acak dari sub populasi.

f. Pengambilan acak gugus bertahap, metode ini menggolongkan populasi dalam gugus bertingkat.

g. Pengambilan acak wilayah, metode ini membagi wilayah atas segmen-segmen penelitian.

Dalam penelitian ini digunakan Simple Random Sampling dengan untuk memilih sekolah yang akan diteliti dan Proportionate Stratified Random Sampling

untuk menentukan responden dari sekolah yang terpilih, yaitu responden terpilih secara kebetulan dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data.

Simple Random Sampling digunakan untuk memilih sekolah yang akan diteliti sebab jumlah populasi Sekolah Menengah Atas Negeri Medan tidak terlalu besar yakni 21 sekolah. Pengambilan sampel sekolah yang akan diteliti dilakukan dengan cara lotere, dimana setiap nama sekolah tersebut ditulis pada selembar kertas

kemudian dilipat-lipat dan dimasukkan kedalam suatu wadah. Dengan mata tertutup ambil lipatan kertas dari dalam wadah yang telah dikocok. Dengan tanpa pengembalian lipatan kertas pertama ke dalam wadah, ambil lagi lipatan kertas yang kedua, demikian seterusnya sampai lipatan kertas kelima. Setelah terambil lima lipatan kertas nama sekolah yang tertulis dalam lipatan kertas tersebut digunakan sebagai sampel dari 21 sekolah sasaran.

Beberapa alasan menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling

adalah (Supranto J, 1992) :

a. Setiap strata homogin atau relatif homogin, sehingga sampel acak yang diambil dari setiap strata akan memberikan perkiraan yang dapat mewakili strata yang bersangkutan. Perkiraan gabungan yang diperoleh berdasarkan perkiraan dari setiap strata akan memberikan perkiraan menyeluruh yang mewakili populasi.

b. Biaya untuk melakukan Proportitionate Stratified Random Sampling lebih murah daripada Simple Random Sampling karena alasan administrasi.

c. Perkiraan bisa dibuat untuk setiap strata yang dapat dianggap sebagai populasi yang berdiri sendiri dan mungkin bisa dilakukan oleh seorang peneliti saja.

Alokasi proporsional dalam Proportionate Stratified Random Sampling

ditentukan menggunakan rumus :

Dengan,

= Banyaknya elemen sampel dari strata ke = banyak elemen strata ke

2.6.2 Penentuan Ukuran Sampel

Banyaknya elemen sampel dalam menggunakan metode analisis faktor adalah paling sedikit empat sampai lima kali banyaknya jumlah variabel penelitian. (Supranto J, 2004)

2.6.3 Sampel yang Baik

Agar data yang diambil (sampel) berguna maka data tersebut haruslah: a. Objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya)

b. Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya) c. Variansinya kecil

d. Tepat waktu

e. Relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.

Dokumen terkait