• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Ujian Nasional (UN) Terhadap Pelajar SMAN di Kota Medan dengan Menggunakan Analisis Faktor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Dampak Ujian Nasional (UN) Terhadap Pelajar SMAN di Kota Medan dengan Menggunakan Analisis Faktor"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK UJIAN NASIONAL (UN) TERHADAP

PELAJAR SMAN DI KOTA MEDAN DENGAN

MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR

SKRIPSI

WILSER ARDIN HAMONANGAN SIPAYUNG

080803027

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

DAMPAK UJIAN NASIONAL (UN) TERHADAP PELAJAR SMAN DI KOTA MEDAN DENGAN

MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains

WILSER ARDIN HAMONANGAN SIPAYUNG 080803027

DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : DAMPAK UJIAN NASIONAL (UN) TERHADAP

PELAJAR SMAN DI KOTA MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR

Kategori : SKRIPSI

Nama : WILSER ARDIN HAMONANGAN SIPAYUNG

Nomor Induk Mahasiswa : 080803027

Program Studi : SARJANA (S1) MATEMATIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PPENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di Medan,

Komisi Pembimbing :

Pembimbing 2 Pembimbing 1

Asima Manurung, S.Si, M.Si Drs. Pasukat Sembiring, M.Si

NIP. 19730315 199903 2 001 NIP. 19531113 198503 1 002

Diketahui/Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,

(4)

PERNYATAAN

DAMPAK UJIAN NASIONAL (UN) TERHADAP PELAJAR SMAN DI KOTA MEDAN DENGAN

MENGGUNAKAN ANALISIS FAKTOR

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan,

(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dalam Yesus Kristus, atas segala berkat, kasih dan karunia-Nya skripsi ini berhasil diselesaikan dalam waktu yang ditetapkan.

(6)

ABSTRAK

(7)

ABSTRACT

(8)

DAFTAR ISI

2.6.1 Metode Pengambilan Sampel 16

2.6.2 Penentuan Ukuran Sampel 20

2.9.1 Prinsip-Prinsip Analisis Faktor 23

2.9.2 Model Matematis Analisis Faktor 24

2.9.3 Statistik yang Relevan dengan Analisis Faktor 25

(9)

Bab 3 Pembahasan 33

3.1 Pengujian Kuesioner 33

3.2 Penyebaran Kuesioner 35

3.3 Karakteristik Analisis Faktor 36

3.4 Interpretasi Faktor 39

3.4.1 Faktor Pertama 39

3.4.2 Faktor Kedua 41

3.4.3 Faktor Ketiga 42

3.4.4 Faktor Keempat 43

3.5 Persentase Sumbangan Variansi Faktor 44

Bab 4 Kesimpulan dan Saran 46

4.1 Kesimpulan 46

4.2 Saran 47

Daftar Pustaka 49

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Korelasi antar Variabel 29

Tabel 3.1 Reliabilitas Kuesioner Penelitian 33

Tabel 3.2 Validitas Kuesioner Penelitian 34

Tabel 3.3 Penyebaran Kuesioner 36

Tabel 3.4 Pengukuran KMO dan Bartlett’s test of sphericity 36

Tabel 3.5 Pengukuran MSA 37

Tabel 3.6 Factor Loading 37

Tabel 3.7 Rotated Facctor Loading 38

Tabel 3.8 Rekapitulasi Faktor 39

Tabel 3.9 Variabel Pendukung Faktor Pertama 40

Tabel 3.10 Variabel Pendukung Faktor Kedua 41

Tabel 3.11 Variabel Pendukung Faktor Ketiga 42

Tabel 3.12 Variabel Pendukung Faktor Keempat 43

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Tabel 1.1 Hubungan antara Variabel dan Faktor 6

(12)

ABSTRAK

(13)

ABSTRACT

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara

di dunia. Salah satu faktor yang mendukung bagi kemajuan tersebut adalah

pendidikan. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga suatu bangsa dapat diukur

apakah bangsa itu maju atau mundur, sebab pendidikan merupakan proses mencetak

generasi penerus bangsa. Apabila hasil dari proses pendidikan ini gagal maka sulit

dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan.

Berbicara mengenai pendidikan, di Indonsia diatur dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Dalam UU tersebut tercantum pengertian pendidikan, yaitu usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Didalam

UU ini juga tercantum dasar, fungsi, dan tujuan dari pendidikan nasional, yakni:

Pendidikan nasional Indonesia didasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional ini berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(15)

Agar tujuan dari pendidikan nasional tersebut dapat tercapai, pemerintah

banyak melakukan usaha dan kebijakan diantaranya adalah memberlakukan adanya

Ujian Nasional (UN). Ujian Nasional ini merupakan suatu cara dan proses untuk

meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesis. Ujian Nasional (UN) mulai

dilaksanakan tahun 1950 dengan sebutan Ujian Penghabisan dengan model soal

berupa soal essai. Sebutan dan metode pelaksanaan UN ini terus berkembang dan

diperbaharui dari periode ke periode. (uniqpost.com ). Sekarang, sebutan terhadap UN

adalah Ujian Akhir Nasional (UAN) yang memakai standar nilai kelulusan dengan

soal yang diujikan berupa soal pilihan berganda yang dikerjakan dalam Lembar

Jawaban Komputer (LJK), dan permeriksaannya berlangsung di Jakarta dengan

menggunakan komputer.

Sekarang ini, Ujian Nasional diberlakukan terhadap pelajar yang masih duduk

di bangku Sekolah Dasar (SD) atau sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau

sederajat, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Dalam penyusunan

Tugas Akhir ini, objek yang akan dibahas adalah pelajar yang masih duduk dibangku

Sekolah Menengah Atas (SMA). Untuk tingkat SMA, standar nilai kelulusan adalah

5,50 yang diujikan terhadap enam mata pelajaran yaitu Matematika, Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Biologi, dan fisika (untuk kemampuan IPA) dan

Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ekonomi, Geografi, dan Sosiologi

(untuk kemampuan IPS).

Sepanjang proses pelaksanaannya, Ujian Nasional (UN) mengalami banyak

kendala dan permasalah. Terkhusus pada masa sekarang ini, permasalahaan yang

terjadi berupa standar kelulusan yang dianggap terlalu tinggi bagi sebagian orang,

terjadinya dugaan tindak kecurangan baik yang dilakukan siswa ataupun pihak-pihak

tertentu sehingga terjadi kebocoran soal yang berakibat nilai atau hasil yang diperoleh

oleh siswa tersebut bukan lagi murni dari hasil kemampuannya sendiri, ketakutan

siswa peserta UN ketika akan menghadapai UN yang terkadang menimbulkan stress,

(16)

Oleh karena itu, mengingat tujuan diberlakukannya UN adalah untuk

meningkatkan kualitas pendidikan bagi seluruh pelajar di Indonesia, serta melihat

kondisi dan berbagai permasalahan yang terjadi dalam proses pelaksanaan Ujian

Nasional, memunculkan pertanyaan bahwa benarkah pelaksanaan UN memberi

dampak bagi para pelajar? Apa saja yang menjadi dampak pelaksanaan UN terhadap

pelajar? Untuk itu, penulis ingin mengkaji dan membahas pendapat para pelajar SMA

sebagai calon peserta UN sehingga diketahui dampak dari pelaksanaan UN terhadap

pelajar itu sendiri. Penulis dalam hal ini mengambil sampel dari para pelajar di

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di kota Medan, dengan asumsi bahwa

pelajar yang sudah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) sudah memiliki

kedewasaan dalam berpikir yang terbaik, serta sudah mengalami dan melewati ujian

nasional tingkat SD, dan SMP atau sederajat.

Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel-variabel yang menjadi

dampak ujian nasional terhadap pelajar SMAN di kota Medan akan dianalisis

menggunakan analisis faktor. Untuk itu variabel-variabel tersebut perlu direduksi

untuk memperoleh beberapa faktor yang dapat menggambarkan keragaman variabel

tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis faktor untuk mengetahui faktor-faktor

dominan yang menjadi dampak ujian nasional terhadap pelajar SMAN di kota Medan.

Analisis faktor dipilih karena Analisis Faktor merupakan suatu kelas prosedur yang

digunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak diubah

menjadi sedikit variabel. Jadi, penulis mengambil judul tugas akhir ini adalah

Dampak Ujian Nasional (UN) Terhadap Pelajar SMAN Di Kota Medan Dengan Menggunakan Analisis Faktor”.

1.2Perumusan Masalah

Permasalahan dalam tulisan ini adalah bagaimana menemukan variabel-variabel

sebagai faktor yang menjadi indikator dampak UN terhadap pelajar SMAN serta

mengetahui faktor dominan yang menjadi dampak UN terhadap pelajar SMAN di kota

(17)

1.3Batasan Masalah

Agar tujuan dari penulisan ini tercapai maka perlu dibuat batasan permasalahnya,

yaitu:

a. Karakteristik siswa yang diteliti adalah siswa yang duduk di kelas XI dan XII

Sekolah Menengah Atas Negeri di kota medan tahun ajaran 2012/2013.

b. Tulisan ini dibatasi pada penentuan faktor umun sebagai indikator dampak UN

terhadap pelajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di kota Medan.

c. Model analisis yang digunakan adalah analisis faktor.

1.4Mamfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dapat mengetahui dampak Ujian Nasional terhadap pelajar SMAN di kota

Medan.

b. Dapat dipergunakan sebagai rekomendasi kepada pihak-pihak yang berdampak

terhadap pelajar SMA yang akan mengikuti Ujian Nasional sehingga

pelaksanaan ujian Nasional dapat dilaksanakan lebih baik lagi, agar tujuan dari

(18)

1.5Tinjauan Pustaka

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap

keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri,

baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak negatif adalah pengaruh

kuat yang mendatangkan akibat yang negatif, dampak positif adalah pengaruh kuat

yang mendatangkan akibat yang positif. Dampak juga bisa merupakan proses lanjutan

dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal.(carapedia.com)

Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas

prosedur, utamanya dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel

yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama

diubah menjadi 4 atau 5 variabel baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian

besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original variable) (Supranto,

2004). Analisis faktor dipergunakan di dalam situasi sebagai berikut:

a. Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying

dimensions) atau faktor, yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel.

b. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi

(independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set

variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya,

misalnya analisis regresi berganda dan analisis diskriminan.

c. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set

variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam analisis

(19)

Gambar 1.1 : Hubungan antara Variabel dan Faktor

Keterangan :

Faktor 1 dibentuk oleh variabel dan

Faktor 2 dibentuk oleh variabel dan

Faktor 3 dibentuk oleh variabel dan

Faktor 2 dibentuk oleh variabel dan

Jika variabel-variabel dibakukan, model faktor bisa ditulis sebagai berikut:

Dimana:

Variabel ke yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar deviasinya satu)

Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel pada common factor ke

(20)

Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke pada vaktor yang unik ke

Faktor unik variabel ke (faktor yang tidak secara jelas terlihat). Banyaknya common factor

Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga

tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa dinyatakan

sebagai kombinasi linear dari variabel-variabel yang terobservasi hasil penelitian

lapangan.

Dimana;

Perkiraan faktor ke (didasarkan pada nilai variabel dengan koefisiennya )

Timbangan atau koefisien nilai faktor ke

Banyaknya variabel.

1.6Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pendapat pelajar SMAN terhadap dampak Ujian Nasional bagi

dirinya sendiri sebagai fakta dilapangan.

2. Menentukan apakah Ujian Nasional berdampak positif atau berdampak negatif

terhadap pelajar SMAN di kota medan.

(21)

1.7 Metodologi Penelitian

Adapun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memilih lokasi penelitian dari sejumlah SMAN di Kota Medan dengan

menggunakan Teknik Sampling yaitu Simple Random Sampling.

2. Melakukan studi yang berhubungan dengan Analisis Faktor Multivariat dan

pengukuran persepsi dalam penelitian kualitatif dari internet berupa jurnal,

artikel maupun buku.

3. Mengidentifikasi variabel penelitian

4. Mengumpulkan data primer dengan membagikan kuesioner penelitian kepada

pelajar SMAN di Kota Medan sebagai responden penelitian dengan jumlah

yang sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan penelitian.

5. Mengolah data yang diperoleh dari kuesioner penelitian, menganalisis data dan

interpretasi data.

(22)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1Sejarah Ujian Nasional (UN) di Indonesia

Ujian Nasional atau yang sering disingkat dengan sebutan UN merupakan kebijakan

atau usaha pemerintah di dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas

pendidikan di Indonesisa untuk menciptakan generasi yang unggul dalam semua

bidang. Menciptakan siswa yang mempunyai karakter berbasis Pancasila dan UUD

1945.(buku-on-line.com).

Ujian nasional mulai diberlakukan di Indonesia tahun 1950. Sepanjang proses

pelaksanaannya hingga sampai saat ini, perkembangan UN di Indonesisa mengalami

banyak metamorfosa.Telah beberapa kali diganti formatnya, seperti yang akan

dibahas berikut ini : (uniqpost.com)

1. Periode 1950 – 1960an

Pada periode ini, materi ujian dibuat oleh Departemen Pendidikan, Pengajaran,

Dan Kebudayaa yang mana seluruh soal yang harus dikerjakan adalah dalam

bentuk essai. Pada periode ini ujian disebut dengan Ujian Penghabisan. Dan,

setelah ujian berakhir, semua soal akan di periksa di pusat rayon.

2. Periode 1965 – 1971

Pada periode ini, pemerintah pusat memegang kendali untuk waktu ujian dan

bahan ujian. Seluruh mata pelajaran dimasukkan ke dalam materi ujian, artinya

semua mata pelajaran diujikan kepada para siswa. Pada masa itu, disebut

(23)

3. Periode 1972 – 1979

Pada periode ini, pemerintah sedikit mengendurkan ketatnya peraturan dengan

membebaskan setiap sekolah atau sekelompok sekolah untuk

menyelenggarakan ujian sendiri. Pembuatan soal dan proses penilaian

dilakukan masing-masing sekolah atau kelompok. Pemerintah hanya

menyusun pedoman dan panduan yang bersifat umum.

4. Periode 1980 – 2001

Pada periode ini, kelulusan ditentukan oleh kombinasi nilai dua evaluasi yaitu

EBTANAS dan EBTA yang ditambah nilai ujian harian yang tertera di buku

rapor. Dalam Ebtanas siswa dinyatakan lulus jika nilai rata-rata seluruh mata

pelajaran yang diujikan dalam Ebtanas adalah enam, meski terdapat satu atau

beberapa mata pelajaran bernilai di bawah tiga. Ebtanas dikoordinasi oleh

pemerintah pusat, sementara Ebta oleh pemerintah daerah.

5. Periode 2002 – 2004

Pada periode ini Ebtanas diganti dengan nama Ujian Akhir Nasional (UAN)

dan standar kelulusan tiap tahun berbeda-beda. Pada UAN 2002 kelulusan

ditentukan oleh nilai mata pelajaran secara individual. Pada UAN 2003 standar

kelulusan adalah 3.01 pada setiap mata pelajaran dan nilai rata-rata minimal

6.00. Soal ujian dibuat oleh Depdiknas dan pihak sekolah tidak dapat

mengatrol nilai UAN. Para siswa yang tidak/belum lulus masih diberi

kesempatan mengulang selang satu minggu sesudahnya. Pada UAN 2004,

kelulusan siswa didapat berdasarkan nilai minimal pada setiap mata pelajaran

4.01 dan tidak ada nilai rata-rata minimal. Pada mulanya UAN 2004 ini tidak

ada ujian ulang bagi yang tidak/belum lulus. Namun setelah mendapat

masukan dari berbagai lapisan masayarakat, akhirnya diadakan ujian ulang.

6. Periode 2005 – 2012

Pada periode ini UAN diganti namanya menjadi Ujian Nasional (UN) dan

standar kelulusan setiap tahun pun juga berbeda-beda. Pada UN 2005 minimal

nilai untuk setiap mata pelajaran adalah 4.25. Pada UN 2005 ini para siswa

(24)

pelajaran yang belum lulus. Pada UN 2006 standar kelulusan minimal adalah

4.25 untuk tiap mata pelajaran yang diujikan dan rata-rata nilai harus lebih dari

4.50 dan tidak ada ujian ulang. Pada UN 2007 ini tidak ada ujian ulang. Dan

bagi yang tidak lulus disarankan untuk mengambil paket c untuk meneruskan

pendidikan atau mengulang UN tahun depan. Pada UN 2008 mata pelajaran

yang diujikan lebih banyak dari yang semula tiga, pada tahun ini menjadi

enam. Pada UN 2009 standar untuk mencapai kelulusan, nilai rata-rata

minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang di-UN-kan, dengan nilai

minimal 4.00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4.25 untuk

mata pelajaran lainnya. Pada UN 2010 standar kelulusannya adalah, memiliki

nilai rata-rata minimal 5.50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan,

dengan nilai minimal 4.0 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal

4.25 untuk mata pelajaran lainnya.Khusus untuk SMK, nilai mata pelajaran

praktek kejuruan minimal 7.00 dan digunakan untuk menghitung rata-rata UN.

Sementara untuk tahun 2011 dan 2012 Nilai kelulusan siswa masih tetap yaitu

5,5. Begitu juga soal tetap dibagi dalam enam macam paket, yakni lima soal

utama dan satu cadangan bila ada soal tak lengkap atau rusak.

2.2Dampak

Dampak secara sederhana bisa diartikan sebagai pengaruh atau akibat. Dalam setiap

keputusan yang diambil oleh seorang atasan biasanya mempunyai dampak tersendiri,

baik itu dampak posotif maupun dampak negatif. Dampak juga bisa merupakan proses

lanjutan dari sebuah pelaksanaan pengawasan internal. Dampak adalah pengaruh

suatu kegiatan (Otto Soemarwoto). Dampak adalah sesuatu yang muncul setelah

adanya suatu kejadian. (Hari Sabari).(carapedia.com)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dampak adalah pengaruh kuat yang

mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif). Dampak positif adalah pengaruh

kuat yang mendatangkan akibat yang positif. Dampak negatif adalah pengaruh kuat

(25)

2.3Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda yang merupakan kumpulan

lengkap dari elemen-elemen sejenis akan tetapi dapat dibedakan berdasarkan

karakteristiknya, yang dijadikan obyek penelitian (Supranto, 2004). Populasi sering

juga disebut Universe. Populasi yang tidak diketahui dengan pasti jumlahnya disebut

Populasi Infinit atau tak terbatas. Misalnya penduduk suatu negara adalah populasi

yang infinit karena setiap waktu terus berubah jumlahnya. Apabila penduduk tersebut

dibatasi dalam waktu dan tempat, maka populasi yang infinit bisa berubah jadi

populasi yang finit. Umumnya populasi yang infinit hanyalah teori saja, sedangkan

kenyataan dalam prakteknya semua benda hidup dianggap populasi yang infinit.

Populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor

identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut

Populasi Finit.

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi obyek penelitian

(Supranto, 2004). Teknik sampling secara statistik dapat didefenisikan sebagai suatu

teknik untuk menentukan jumlah sampel dan pemilihan calon anggota sampel,

sehingga setiap sampel terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya.

2.4Tingkat Pengukuran

Pengukuran merupakan penunjukan angka-angka pada suatu variabel. Prosedur

pengukuran dan pemberian angka-angka tadi diharapkan bersifat isomorfik terhadap

realita, artinya ada persamaan realita (Singarimbun dan Efendi, 1985). Tingkat ukuran

di dunia penelitian dikembangkan pertama kali oleh Steve pada tahun 1946, yaitu

tingkat ukuran nominal, ordinal, interval dan rasio.

a. Ukuran Nominal

Merupakan ukuran yang paling sederhana. Dalam ukuran ini tidak ada asumsi

tentang jarak maupun urutan antara kategori-kategori dalam ukuran itu. Angka

(26)

b. Ukuran Ordinal

Ukuran ordinal mengurutkan responden dari tingkatan paling rendah ke

tingkatan paling tinggi menurut suatu atribut tertentu tanpa ada petunjuk yang

jelas tentang berapa jumlah absolut atribut yang dimiliki oleh masing-masing

responden tersebut dan berapa interval antara responden dengan responden

lainnya.

c. Ukuran Interval

Ukuran interval adalah ukuran yang tidak semata-mata mengurutkan orang

ataupun objek berdasarkan suatu atribut, tetapi memberikan informasi tentang

interval antara satu orang atau objek dengan orang atau objek lainya. Tetapi

ukuran itu tidak memberikan informasi tentang jumlah absolut yang dimiliki

objek.

d. Ukuran Rasio

Ukuran rasio diperoleh selain informasi tentang urutan dan interval antara

objek-objek, kita mempunyai informasi tambahan tentang jumlah absolurt

atribut objek tadi. Ukuran rasio adalah suatu bentuk interval yang jaraknya

diukur dari titik nol.

2.5Data

Data merupakan komponen utama dalam statistik. Data adalah bahan baku yang jika

diolah melalui berbagai analisis dapat melahirkan informasi, dimana dengan informasi

(27)

2.5.1 Data Menurut Sifatnya

Menurut sifatnya data terbagi atas dua bagian, yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

a. Data kualitatif

Data kualitatif adalah data yang sifatnya hanya menggolongkan saja dan yang

kemungkinannya tidak dinyatakan dalam angka-angka. Yang temasuk dalam

klasifikasi data kualitatif adalah data yang berskala ukur nominal dan ordinal.

Sebagai contoh adalah motivasi karyawan (bagus, sedang, jelek).

b. Data kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka. Yang termasuk dalam

klasifikasi data kuantitatif adalah data yang berskala ukur interval dan rasio.

Sebagai contoh data kuantitatif adalah data hasil pengukuran tinggi badan

mahasiswa Matematika FMIPA USU. Data tersebut berupa angka seperti : 170

cm, 168,5 cm, 163 cm dan sebagainya.

2.5.2 Data Menurut Sumbernya

Menurut sumbernya data terbagi atas dua bagian, yakni data internal dan eksternal

a. Data internal

Data internal adalah data yang didapat dari dalam perusahaan atau organisasi

dimana riset dilakukan. Sebagai contoh adalah catatan-catatan akuntansi,

catatan-catatan produksi, catatan-catatan inventaris, catatan-catatan penjualan,

dan lain-lain.

b. Data eksternal

Data eksternal adalah data yang menggambarkan keadaan diluar perusahaan

atau organisasi. Data eksternal terbagi atas dua bagian yaitu data primer dan

(28)

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung dikumpulakan oleh orang

yang berkepentingan atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh

dari hasil wawancara atau kuesioner. Dalam metode pengumpulan data

primer peneliti melakukan sendiri observasi di lapangan maupun

dilaboratorium. Pelaksanaannya dapat berupa survei atau percobaan

(eksperimen).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data primer yang diperoleh dari pihak lain atau data

primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan. Data sekunder pada

umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan,

gambaran pelengkap, atau diproses lebih lanjut. Data sekunder didapat dari

hasil penelitian dari beberapa sumber seperti Badan Pusat Stastistik, Mass

Media, Lembaga pemerintah atau swasta dan sebagainya.

2.5.3 Data Menurut Jenisnya

Menurut jenisnya data terdiri dari dua bagian, yaitu data kontiniu dan diskrit.

a. Data kontiniu

Data kontiniu adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran.

b. Data diskrit

Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil perhitungan.

2.6Teknik Sampling

Sampling adalah teknik pengambilan data, dimana data-data yang diambil untuk

(29)

cara memeriksa semua objek yang diteliti (sensus), tetapi sering digunakan sampling

(Teken, 1965), alasannya adalah :

a. Ukuran populasi seringkali terlalu banyak, sehingga diperlukan terlalu banyak

biaya, waktu dan tenaga untuk menyelidiki melalui sensus.

b. Populasi yang berukuran besar selain sulit untuk dikumpulkan, dicatat dan

dianalisa, juga biasanya akan menghasilkan informasi yang kurang teliti.

Dengan cara sampling jumlah objek yang harus diteliti menjadi lebih kecil,

sehingga menjadi lebih terpusat perhatiannya.

c. Percobaan-percobaan yang berbahaya atau bersifat merusak hanya cocok

dilakukan dengan sampling.

Keuntungan dengan menggunakan teknik sampling antara lain adalah

mengurangi ongkos, mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang

lingkup penelitian. Metode pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat

(Teken, 1965) sebagai berikut :

a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi

yang diteliti.

b. Dapat menentukan ketepatan hasil penelitian dengan menentukan

penyimpangan baku dari taksiran yang diperoleh.

c. Sederhana dan mudah diperoleh.

d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah

mungkin.

2.6.1 Metode Pengambilan Sampel

Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu pengambilan secara

(30)

(Singarimbun et al, `1985). Pengambilan sampel secara acak (Probability Sampling),

terdiri dari :

a. Simple Random Sampling, pengambilan random sederhana yaitu prosedur

seleksi unit populasi dimana setiap satuan elementer dari populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Terpilihnya responden

secara kebetulan (acak).

Syarat utama agar suatu sampel mempunyai sifat acak dalam Simple Random

Sampling, pemilih harus melalui proses acak, yaitu suatu proses yang hasilnya

tidak dapat diketahui sebelumnya dengan pasti. Pemilihan elemen anggota

sampel dapat dilakukan dengan: (Supranto J, 1992)

1. Dengan cara lotere (elemen populasi sedikit, kurang dari 100)

Misalkan populasi (N) = 100 dan sampel (n) = 15, maka ambil 100 potong

kertas diberi nomor 1 s/d 100. Kertas dilipat dimasukkan ke kotak, kotak

dikocok (diaduk-aduk) diambil 1 potong, dilihat angkanya, katakanlah 30,

berarti elemen yang ke 30 terpilih. Proses pengambilan kertas dilakukan

dengan dua cara yaitu:

a. Dengan pengembalian, dimana kertas yang sudah diambil

dikembalikan kedalam kotak, sehingga bisa terpilih kembali di

pengambilan berikutnya.

b. Tanpa pengembalian, dimana kertas yang sudah diambil tidak

dikembalikan kedalam kotak, sehingga tidak mungkin terpilih lagi

dalam pengambilan kertas berikutnya.

2. Dengan menggunakan tabel bilangan acak

Tabel bilangan acak ialah tabel yang memuat bilangan atau angka-angka

sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk memilih sampel

(31)

b. Sequential Sampling, pengambilan randon sistematis metode ini mengambil

elemen pertama dalam sampel secara randoom, random berikutnya ditentukan

secara sistematis dengan menggunakan interval sebesar k yang ditentukan dari

total populasi dibagi isi sampel.

c. Proportionate Stratified Random Sampling, teknik ini digunakan apabila

populasi mempunyai anggota/unsur yang yidak homogen dan berstrata secara

proporsional.

d. Disproportionate Stratified Random Samplintg, teknik ini digunakan untuk

menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tapi kurang atau tidakk

proporsional.

e. Cluster Sampling, area sampel tekknik ini digunakan untuk menentukan data

bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas sehingga perlu

dilakukan pengelompokan unit populasi berdasarkan karakteristik tertentu dan

kemudian sampel diambil secara acak dari sub populasi.

f. Pengambilan acak gugus bertahap, metode ini menggolongkan populasi dalam

gugus bertingkat.

g. Pengambilan acak wilayah, metode ini membagi wilayah atas segmen-segmen

penelitian.

Dalam penelitian ini digunakan Simple Random Sampling dengan untuk

memilih sekolah yang akan diteliti dan Proportionate Stratified Random Sampling

untuk menentukan responden dari sekolah yang terpilih, yaitu responden terpilih

secara kebetulan dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai sumber data.

Simple Random Sampling digunakan untuk memilih sekolah yang akan diteliti

sebab jumlah populasi Sekolah Menengah Atas Negeri Medan tidak terlalu besar

yakni 21 sekolah. Pengambilan sampel sekolah yang akan diteliti dilakukan dengan

(32)

kemudian dilipat-lipat dan dimasukkan kedalam suatu wadah. Dengan mata tertutup

ambil lipatan kertas dari dalam wadah yang telah dikocok. Dengan tanpa

pengembalian lipatan kertas pertama ke dalam wadah, ambil lagi lipatan kertas yang

kedua, demikian seterusnya sampai lipatan kertas kelima. Setelah terambil lima

lipatan kertas nama sekolah yang tertulis dalam lipatan kertas tersebut digunakan

sebagai sampel dari 21 sekolah sasaran.

Beberapa alasan menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling

adalah (Supranto J, 1992) :

a. Setiap strata homogin atau relatif homogin, sehingga sampel acak yang

diambil dari setiap strata akan memberikan perkiraan yang dapat mewakili

strata yang bersangkutan. Perkiraan gabungan yang diperoleh berdasarkan

perkiraan dari setiap strata akan memberikan perkiraan menyeluruh yang

mewakili populasi.

b. Biaya untuk melakukan Proportitionate Stratified Random Sampling lebih

murah daripada Simple Random Sampling karena alasan administrasi.

c. Perkiraan bisa dibuat untuk setiap strata yang dapat dianggap sebagai populasi

yang berdiri sendiri dan mungkin bisa dilakukan oleh seorang peneliti saja.

Alokasi proporsional dalam Proportionate Stratified Random Sampling

ditentukan menggunakan rumus :

Dengan,

= Banyaknya elemen sampel dari strata ke = banyak elemen strata ke

(33)

2.6.2 Penentuan Ukuran Sampel

Banyaknya elemen sampel dalam menggunakan metode analisis faktor adalah paling

sedikit empat sampai lima kali banyaknya jumlah variabel penelitian. (Supranto J,

2004)

2.6.3 Sampel yang Baik

Agar data yang diambil (sampel) berguna maka data tersebut haruslah:

a. Objektif (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya)

b. Representatif (mewakili keadaan yang sebenarnya)

c. Variansinya kecil

d. Tepat waktu

e. Relevan untuk menjawab persoalan yang sedang menjadi pokok bahasan.

2.7 Teknik Pengukuran dan Skala

Pada teknik penskalaan, banyak sekali jenis skala pengukuran yang telah

dikembangkan, terutama dalam ilmu-ilmu sosial. Namun dalam penelitian ini skala

pengukuran yang digunakan adalah skala Likert. Skala ini dikembangkan oleh Rensis

Likert (1932) untuk mengukur sikap masyarakat dan skalanya terkenal dengan nama

technique of summated rating atau skala Likert. Banyak faktor yang menyebabkan

skala Likert banyak digunakan sebagai berikut (Singarimbun dan Efendi, 1985) :

a. Skala ini relatif mudah dibuat

b. Adanya kebebasan didalam memasukkan item-item pernyataan asal masih

relevan dengan masalah.

c. Jawaban atas item dapat berupa beberapan alternatif, sehingga dapat

memberikan informasi yang lebih jelas dan nyata terhadap item tersebut.

d. Dengan jumlah item yang cukup besar, tingkat reliabilitas yang tinggi dapat

dicapai.

(34)

2.8 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

2.8.1 Validitas

Secara umum adalah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berasal dari

kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1996). Validitas

dibagi atas tiga bagian, yaitu :

a. Validitas isi

Validitas isi menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes dapat mencakup

keseluruhan kawasan ini yang akan diukur oleh tes tersebut. Untuk mengetahui

validitas isi dapat dilakukan dengan melihat apakah item-item dalam tes telah

ditulis sesuai dengan blue print. Artinya apakah sesuai dengan batasan domain

ukur yang telah ditetapkan dan sesuai ukuran dengan indikator prilaku yang

akan diungkapkan.

b. Validitas Konstruk

Validiatas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana suatu tes

mengukur traid atau konstruk teoritis yang akan diukur. Pengujian validitas

konstruk dapat dilakukan dengan analisis statistika seperti analisis faktor.

c. Validitas berdasarkan Kriteria

Validitas berdasar kriteria adalah validitas yang menunjukkan sejauh mana

suatu tes dapat mengukur sebuah pendapat yang berasal dari dua kelompok

responden yang berbeda.

Suatu item dikatakan valid apabila nilai koefisiennya (pada output SPSS, dapat

dilihat pada kolom corrected Item-Total Correlation) ≥ 0,300 (Azwar,1996).

Corrected Item-Total Correlation adalah korelasi antara suatu variabel dengan total

(35)

2.8.2 Reliabilitas

Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas

tinggi maksudnya adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu angka yang

disebut nilai koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang dianggap sudah cukup

memuaskan jika nilai Alpha Cronbach ≥ 0,700 (Azwar, 1996). Nilai Alpha Cronbach diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

( )

Keterangan :

= nilai (koefisien) Alpha Cronbach = banyaknya variabel penelitian

∑ = jumlah varians variabel penelitian = varians total

2.9Analisis Faktor

Analisis faktor dipelopori oleh Charles Spearman dalam bidang psikologi dan beliau

dipercaya sebagai penemu dari metode analisis faktor. Charles Spearman menemukan

fakta bahwa nilai ujian anak-anak sekolah pada mata pelajaran yang berbeda (tidak

berkaitan) berhubungan positif. Hal itu yang membuat beliau menerima dalil bahwa

kemampuan mental atau g mendasari dan mempengaruhi kinerja kongnitif manusia.

Dalil tersebut kini diadopsi dalam penelitian kecerdasan (Intelligence research) yang

dikenal sebagai Teori g (g theory). (Wikipedia. Org)

Dari sudut pandang lain, analisis faktor adalah salah satu metode statistik

multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antara sejumlah peubah-peubah

yang saling independen antara satu dengan yang lain sehingga dibuat kumpulan

(36)

2.9.1 Prinsip-Prinsip Analisis Faktor

Analisis faktor merupakan salah satu prosedur reduksi data serta salah satu alat untuk

menguji alat ukur dalam metode statistic multivariate (Dillon et al, 1984). Ada tiga

fungsi utama analisis faktor, yaitu :

a. Mereduksi banyaknya variabel penelitian dengan tetap memperhatikan

sebanyak mungkin informasi data awal. Banyaknya variabel awal dapat

dikurangi menjadi beberapa variabel yang jumlahnya lebih sedikit dengan

tetap memperhatikan sebagian besar variasi data.

b. Mencari perbedaan kualitatif dan kuantitatif dalam data, dalam situasi dimana

terdapat jumlah data yang sangat besar.

c. Data digunakan pula untuk menguji hipotesis tenttang perbedaan kualitatif dan

kuantitatif dalam data penelitian.

Adapun kelebihan dari metode analisis faktor adalah:

a. Dapat menggabungkan sejumlah variabel awal yang diteliti menjadi sejumlah

variabel baru yang lebih sedikit jumlahnya.

b. Dapat mengungkapkan karakteristik dominan yang dimiliki unit data operasi.

c. Dapat menganalisis sejumlah variabel awal penelitian dan menganalisis

korelasi antar variabel awal tersebut.

Asumsi dasar dalam dalam menggunakan analisis faktor adalah:

a. Tingginya korelasi antar variabel.

Korelasi antar variabel yang kuat dapat diindikasikan oleh nilai determinan

matriks korelasi yang mendekati nol. Nilai determinan dari matriks korelasi

yang elemen-elemenya menerupai matriks identitas akan memiliki nilai

(37)

b. Indeks perbandingan antara koefisien korelasi dengan korelasi parsialnya

kecil.

Jika jumlah kuadrat koefisien korelasi parsial untuk seluruh pasangan variabel

tidak banyak berbeda, maka ini menunjukkan perbandingan antara koefisien

korelasi dengan korelasi parsialnya secara keseluruhan adalah kecil.

Perbandingan ini dapat diidentifikasi berdasarkan nilai Kaisar-Meyer-Olkin.

c. Indeks perbandingan antara koefisien korelasi dengan korelasi parsial setiap

variabel adalah kecil.

Analisis faktor dapat dilanjutkan, jika nilai measure of sampling adequacy

(MSA) berkisar antara 0,5 - 1,0. Apabila ada beberapa variabel memiliki nilai

MSA kurang dari 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan satu persatu

secara bertahap.

2.9.2 Model Matematis Analisis Faktor

Secara matematis, analisis faktor agak mirip dengan analisis regresi, yaitu dalam

bentuk fungsi linier. Jumlah varians yang dikontribusi dari sebuah variabel dengan

seluruh variabel lainnya lebih dikelompokkan sebagai komunalitas. Kovarians

diantara variabel dijelaskan terbatas dalam sejumlah kecil komponen ditambah sebuah

faktor unik untuk setiap variabel. Faktor-faktor tersebut tidak secara eksplisit diamati.

Jika variabel-variabel dibakukan, model faktor bisa ditulis sebagai berikut:

Dimana:

Variabel ke yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar deviasinya satu)

Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel pada common

factor ke

Common factor ke

Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke pada vektor unik ke

Faktor unik variabel ke (faktor yang tidak secara jelas terlihat).

(38)

Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga

tidak berkorelasi dengan common factor. Common factor sendiri bisa dinyatakan

sebagai kombinasi linear dari variabel-variabel yang terobservasi hasil penelitian

lapangan.

Dimana;

Perkiraan faktor ke (didasarkan pada nilai variabel dengan koefisiennya )

Timbangan atau koefisien nilai faktor ke

Banyaknya variabel.

2.9.3 Statistik yang Relevan dengan Analisis Faktor

Statistik yang relevan dengan analisis faktor adalah sebagai berikut:

a. Bartlett’s test of sphericity yaitu suatu uji statistik yang dipergunakan untuk

menguji hipotesis bahwa variabel tidak saling berkorelasi (uncorrelated)

dalam populasi. Dengan perkataan lain matriks korelasi populasi merupakan

matriks identitas (identity matrix), dimana setiap variabel berkorelasi dengan

variabel itu sendiri ( , tetapi tidak berkorelasi dengan variabel lainnya

( .

b. Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) merupan suatu indeks yang dipergunakan untuk

meneliti ketepatan analisis faktor. Analisis faktor dikatakan tepat apabila nilai

KMO berkisar antara 0,5 - 1,0 dan sebaliknya jika KMO kurang dari 0,5

berarti analisis faktor tidak tepat.

∑ ∑ ∑ ∑

∑ ∑

Keterangan :

(39)

ke-c. Measure of Sampling Adequacy (MSA) yaitu suatu indeks perbandingan antara

koefisien korelasi parsial untuk setiap variabel. MSA digunakan untuk

mengukur kecukupan sampel. Pada output SPSS, MSA ditandai dengan

pangkat a yang terletak pada diagonal utama matriks anti image correlation.

Nilai MSA variabel ke- dirumuskan sebagai berikut :

d. Correlation matrix (Matriks Korelasi)

Matriks korelasi adalah matriks yang menunjukkan kprelasi sederhana (r)

antara seluruh kemungkinan pasangan variabel yang dilibatkan dalam analisis.

Nilai atau angka pada diagonal utama semuanya sama yaitu 1. Jadi jika ada 3

atau 4 variabel, bentuk matriks korelasinya menjadi :

Jika , maka bentuk matriks korelasinya adalah

Komunalitas adalah jumlah varian yang dikontribusi dari sebuah variabel

dengan seluruh variabel lainnya dalam analisis. Ini juga merupakan proporsi

dari varians yang diterangkan oleh komponen faktor.

Dengan,

communality variabel

(40)

f. Eigen Value (Nilai Eigen)

Nilai eigen merupakan jumlah varians yang dijelaskan oleh setiap faktor-faktor

yang mempunyai nilai eigen value > 1, maka faktor tersebut akan dimasukkan

ke dalam model.

g. Factor Loadings (Faktor Muatan)

Faktor muatan adalah korelasi sederhana antara variabel dengan faktor.

h. Factor Loading Plot (Plot Faktor Muatan)

Plot faktor muatan adalah suatu plot dari variabel asli dengan menggunakan

factor loading sebagai koordinat.

i. Factor Matrix (Faktor Matriks)

Matriks faktor mengandung factor loading dari seluruh variabel dalam seluruh

faktor yang dikembangkan.

j. Percentage of variance (Persentase varians)

Persentase varians adalah persentase total varians yang disumbangkan oleh

setiap faktor.

k. Residuals

Residuals adalah selisih antara korelasi yang terobservasi berdasarkan input

correlation matrix dan korelasi hasil reproduksi yang diestimasi dari matriks

faktor.

l. Scree Plot

Scree plot adalah sebuah plot dari eigen value untuk menentukan banyaknya

(41)

2.9.4 Langkah-Langkah Analisis Faktor

Secara skematis langkah-langkah dalam analisis faktor dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Langkah-Langkah dalam Analisis Faktor

1. Merumuskan Masalah

Merumuskan masalah meliputi beberapa hal yaitu tujuan analisis faktor harus

diidentifikasi. Variabel yang akan digunakan dalam analisis faktor harus

dispesifikasi berdasarkan penelitian sebelumnya, teori dan pertimbangan

subjektif dari penelitian. Pengukuran variabel berdasarkan skala interval dan

rasio. Besarnya sampel harus tepat, sebagai petunjuk umum besarnya sampel

paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel. Menghitung nilai karakteristik (eigen value)

Menghitung vektor karakteristik (eigen vector)

Menentukan banyaknya faktor

Menghitung matriks factor loading

Melakukan rotasi faktor

Interpretasi faktor Membentuk matriks korelsi

(42)

2. Membentuk Matriks Korelasi

Proses analisis didasarkan pada suatu matriks korelasi antar variabel. Agar

analisis faktor menjadi tepat, variabel-variabel yang dikumpulkan harus

berkorelasi. Dilakukan perhitungan matriks korelasi . Matriks korelasi

digunakan sebagai input analis faktor.

Tabel 2.1 Korelasi antar Varabel

1

1

1

1

1

3. Menghitung Nilai Karakteristik (eigen value)

Perhitungan nilai karakteristik (eigen value) berdasarkan persamaan

karakteristik:

Dengan

matriks korelasi

egen value matriks identitas

Eigen value adalah jumlah varian yang dijelaskan oleh setiap faktor.

4. Menghitung Vektor Karakteristik (eigen vector)

Penentuan vektor karakteristik (eigen vector) yang bersesuaian dengan nilai

karaktetistik (eigen value), yaitu dengan persamaan:

(43)

eigen vector

5. Menentukan Banyaknya Faktor

Ada beberapa prosedur yang dapat dipergunakan dalam menentukan

banyaknya faktor yaitu :

a. Penentuan Secara Apriori

Kadang-kadang karena adanya dasar teori atau pengalaman sebelumnya,

peneliti sudah dapat menentukan banyaknya faktor yang akan diekstraksi.

Hampir sebagian besar program komputer memungkinkan peneliti untuk

menentukan banyaknya faktor yang diinginkan dengan pendekatan ini.

b. Penentuan Berdasarkan Eigenvalues

Pada pendekatan ini, hanya faktor dengan eigenvalue lebih besar dari satu

yang dipertahankan. Eigenvalue merepresentasikan besarnya sumbangan

dari faktor terhadap varian seluruh variabel asli. Hanya faktor dengan

varian lebih besar dari satu yang dimasukkan dalam model. Faktor dengan

varian lebih kecil dari satu tidak lebih dari variabel asli, sebab variabel

yang dibakukan yang berarti rata-ratanya nol dan variannya satu.

c. Penentuan Berdasarkan Scree Plot

Scree Plot merupakan plot dari nilai eigenvalue terhadap banyaknya faktor

dalam ekstraksinya. Bentuk plot yang dihasilkan digunakan untuk

menentukan banyaknya faktor.

d. Penentuan Berdasarkan Persentase Varian

Dalam pendekatan ini, banyaknya faktor yang diekstraksi ditentukan

berdasarkan persentase kumulatif varian mencapai tingkat yang

memuaskan peneliti. Tingkat persentase kumulatif yang memuaskan

peneliti tergantung kepada permasalahannya. Sebagai petunjuk umum

bahwa ekstraksi faktor dihentikan kalau kumulatif persentase varians sudah

(44)

e. Penentuan Berdasarkan Split-Half Reliability

Sampel dibagi menjadi dua, dan analisis faktor diaplikasikan kepada

masing-masing bagian. Hanya faktor yang memiliki faktor loading paling

tinggi antar dua bagian ini yang dipertahankan.

f. Penentuan Berdasarkan Uji Signifikan

Dimungkinkan untuk menentukan signifikansi statistik untuk eigenvalue

yang terpisah dan mempertahankan faktor-faktor yang berdasarkan uji

statistik eigenvaluenya signifikan pada atau . Penentuan

banyak faktor dengan cara ini memiliki kelemahan, khususnya pada ukuran

sampel yang besar misalnya diatas 200 responden, banyak faktor yang

menunjukan uji signifikan, walaupun dari pandangan praktis banyak faktor

yang mempunyai sumbangan terhadap seluruh varians hanya kecil.

6. Menghitung Matriks Faktor Loading

Matriks loading factor (L) diperoleh dengan mengalikan matriks eigenvector

(V) dengan akar dari matriks eigenvalue (λ). Atau dalam persamaan matematis ditulis

7. Melakukan Rotasi Faktor

Rotasi faktor bertujuan untuk menyederhanakan struktur faktor , agar lebih

mudah dalam menginterpretasikannya. Dalam rotasi faktor dikenal dua jenis

rotasi, yaitu rotasi orthogonal dan rotasi oblique. Dalam rotasi orthogonal

variabel-variabel diekstraksi sedemikian rupa, sehingga variabel-variabel

tersebut independent satu dengan yang lain, dengan melakukan rotasi dengan

sudut 90º. Sedangkan pada oblique tidak perlu dilakukan sudut 90º.

Untuk menyederhanakan struktur faktor dikenal tiga metode rotasi orthogonal,

yaitu metode varimax, metode quartimax dan metode equamax.

(45)

c. Equamax merupakan kombinasi Variamax dan Quartimax

Dalam penelitian ini digunakan metode Varimax, karena bertujuan untuk

mengekstraksi sejumlah variabel menjadi beberapa faktor. Selain itu metode

ini menghasilkan struktur relatif lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan.

8. Perhitungan Skor Faktor atau Nilai Faktor.

Setelah dilakukan rotasi faktor, maka dihitung koefisien skor faktor atau nilai

faktor. Nilai faktor mencerminkan keadaan karakteristik variabel yang

terkandung dalam suatu faktor.

, dimana ∑

Dengan,

= matriks koefisien skor faktor

= matriks bobot faktor

= matriks variabel yang dibakukan (standardized)

Pendekatan perhitungan dalam analisis faktor yang digunakan pada penlitian

ini dikerjakan dengan suatu paket program komputer SPSS 17.0 (Statistical

Package Social Science).

9. Interpretasi Faktor

Dalam hal ini faktor yang terbentuk diberi label sesuai dengan nama

variabel-varibel yang memiliki muatan terbesar pada faktor tersebut. Interpretasi

dipermudah dengan mengidentifikasi variabel yang loadingnya besar pada

faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasikan menurut

(46)

BAB 3

PEMBAHASAN

Analisis dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah sesuai dengan

metodologi penelitian pada bab sebelumnya. Analisis ini mencakup pengujian

kuesioner dan analisis faktor dari data sampel. Sehingga dari hasil tersebut diharapkan

dapat diketahui faktor-foktor apa saja yang menjadi dampak Ujian Nasional terhadap

pelajar SMAN di kota Medan.

3.1Pengujian Kuesioner

Sebelum kuesioner digunakan sebagai instrumen penelitian, maka terlebih dahulu

diuji validitas dan reliabilitas kuesioner. Pengujian dilakukan dengan membagikan

kuesioner kepada 30 responden dari sekolah SMAN 1 Medan. Data hasil

pengumpulan kuesioner kemudian diubah menjadi skala interval dan selanjutnya

diolah menggunakan program komputer SPSS 17.0 (Statistical Package Social

Science). Hasil pengolahan data melalui program SPSS 17.0 menunjukkan bahwa

kuesioner penelitian memiliki reliabilitas cukup memuaskan (nilai Alpha Cronbach ≥

0,700) dan kesembilan belas variabel penelitian dikatakan valid (nilai corrected Item-Total Correlation ≥ 0,300).

Tabel 3.1 Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Cronbach’s Alpha N of items

(47)

Tabel 3.2 Validitas Kuesioner Penelitian

Variabel Corrected Item-Total Correlation Keterangan

0,447 Valid

0,437 Valid

0,387 Valid

0,314 Valid

0,478 Valid

0,682 Valid

0,609 Valid

0,481 Valid

0,451 Valid

0,380 Valid

0,511 Valid

0,654 Valid

0,525 Valid

Keterangan :

Ujian Nasional (UN) membuat pelajar semakin rajin belajar.

Pelajar memilih bersekolah di sekolah yang berhasil meluluskan siswanya 100%.

Untuk mempersiapkan diri menghadapi UN pelajar harus belajar tambahan di Bimbingan Belajar atau privat karena merasa yang diperoleh disekolah masih

kurang.

Selama persiapan UN pelajar harus banyak membayar biaya tambahan diluar biaya sekolah untuk Bimbingan Belajar, Privat, ataupun mengikuti tes Uji

UN.

Sibuk persipan UN membuat pelajar tidak ingin ikut “geng“ ataupun

perkumpulan lain yang tidak membangun dan mendukung belajarnya.

(48)

Pelajar membutuhkan perhatian dan dukungan dari orang tua dan keluarga yang memperdulikan sudah sejauh mana persiapannya dalam menghadapi

UN.

Pelajar tidak perlu belajar keras mempersiapkan diri manghadapi UN karena yakin sewaktu pelaksanaan UN akan mendapat bocoran soal.

Pelajar akan sibuk memikirkan UN sewaktu sudah kelas XII, sewaktu kelas X dan kelas XI waktu pelajar bermain-main dan menikmati masa mudanya.

Pelajar tidak punya waktu mengembangkan bakat dan talentanya dibidang

seni, olahraga, dll karena sibuk persiapan UN.

Pelajar menjadikan persiapan UN sekaligus untuk mempersiapkan diri

menghadapi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Berdasarkan kumpulan soal-soal tahun sebelumnya, soal-soal yang diujikan

di UN telalu sulit dan terkadang ada materi soal yang tidak pernah dipelajari

di sekolah.

Pelajar tidak perlu mempelajari palajaran seperti Agama, Kewarganegaraan

karena tidak termasuk mata pelajaran yang diujikan di UN, oleh karena itu

pelajar tidak memiliki ahlak dan pengetahuan agama yang baik.

3.2Penyebaran Kuesioner

Kuesioner penelitian disebarkan ke 5 Sekolah Menengah Atas Negeri yang terpilih

secara acak dari sejumlah Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di kota Medan.

Setiap sekolah disebarkan 30 kuesioner penelitian ke Kelas XI dan Kelas XII tahun

ajaran 2012/2013 yang bertindak sebagai responden penelitian. Pada tabel 3.3 berikut

ini adalah jumlah responden untuk setiap sekolah, program studi, dan kelas responden

(49)

Tabel 3.3 Penyebaran Kuesioner

No Sekolah Kelas Program Studi Jumlah Responden

1 SMAN 1 XI IPA 15

XII IPS 15

2 SMAN 6 XI IPS 15

XII IPA 15

3 SMAN 11 XI IPS 15

XII IPA 15

4 SMAN 12 XI IPS 15

XII IPA 15

5 SMAN 15 XI IPA 15

XII IPS 15

Jumlah 150

3.3 Karakteristik Analisis Faktor

Hasil pengolahan data melalui program SPSS 17.0 menunjukkan hasil uji KMO

(Kaiser Meyer Olkin) sebesar 0,771 dan hasil uji Bartlett atau biasa disebut sebagai

Bartlett’s test of sphericity menunjukkan signifikansi 0,000. Artinya matriks korelasi antar variabel yang dijadikan masukan dalam perhitungan tidak manghasilkan matriks

identitas.

Tabel 3.4 Pengukuran KMO dan Bartlett’s test of sphericity

Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) 0,771

Bartlett’s test of sphericity 0,000

Hasil pengolahan berikutnya adalah informasi tentang MSA (Measure of

Sampling Adequacy). Nilai MSA ketigabelas variabel lebih besar dari 0,5. Hal ini

menunjukkan bahwa semua variabel layak untuk dianalisis dan pengolahan data dapat

(50)

Tabel 3.5 Pengukuran MSA

No Variabel Penelitian Anti-image Correlation

1 0,679

2 0,750

3 0,684

4 0,864

5 0,796

6 0,844

7 0,778

8 0,742

9 0,824

10 0,796

11 0,760

12 0,772

13 0,769

Hasil ekstraksi faktor awal memberikan informasi bahwa terdapat 4 faktor dari

13 variabel yang dapat diolah dengan variansi kumulatif sebesar 75,034%. Korelasi

antar variabel-variabel dan faktor (factor loading) hasil ekstraksi tersebut dapat dilihat

pada tabel barikut.

Tabel 3.6 Factor Loading

Variabel

Penelitian

Faktor

1 2 3 4

0,381 -0,514 0,458 0,405

0,606 -0,087 -0,645 0,176

0,418 -0,558 0,367 0,412

0,464 -0,427 0,420 0,196

0,643 -0,113 -0,576 0,193

0,661 -0,067 0,124 -0,543

(51)

0,493 0,631 0,173 0,289

0,427 0,677 0,134 0,013

0,457 0,636 0,136 0,163

0,616 -0,189 -0,575 0,188

0,725 -0,247 0,157 -0,463

0,482 0,656 0,254 0,110

Dari tabel 3.7 dapat dilihat bahwa ada variabel-variabel berkorelasi kuat

dengan lebih dari satu faktor, sehingga sulit untuk menginterpretasikan faktor-faktor

tersebut. Dalam hal ini, factor loading perlu dirotasi agar masing-masing variabel

berkorelasi kuat hanya pada satu faktor. Berikut ini adalah factor loading setelah

dirotasi (rotated loading factor).

Tabel 3.7 Rotated Factor Loading

Variabel

Penelitian

Faktor

1 2 3 4

-0,020 0,035 0,077 0,881

0,087 0,892 0,134 0,013

-0,060 0,135 0,086 0,873

0,028 0,039 0,266 0,735

0,106 0,867 0,159 0,087

0,154 0,116 0,842 0,065

0,113 0,195 0,841 0,153

0,856 0,121 -0,004 0,083

0,785 0,031 0,155 -0,132

0,803 0,094 0,064 -0,019

0,031 0,861 0,159 0,117

0,066 0,174 0,854 0,247

(52)

Factor loading hasil rotasi menunjukkan bahwa variabel-variabel berkorelasi

kuat hanya pada satu faktor tertentu, misalnya korelasi antara variabel dan faktor

1 sebesar 0,856 (korelasi kuat), sedangkan korelasi dengan faktor 2, faktor 3, dan

faktor 4 masing-masing sebesar 0,121, -0,004, dan 0,083 (korelasi lemah).

Nilai eigen value dari faktor yang diekstraksi mencerminkan jumlah variansi

yang dapat dijelaskan oleh suatu faktor. Pada tabel berikut ini adalah hasil rekapitulasi

faktor yang dihasilkan dengan metode analisis faktor yaitu terbagi menjadi 4 faktor.

Tabel 3.8 Rekapitulasi Faktor

Faktor

Eigen value Variansi (setelah dirotasi)

Nilai %

Variansi

% Variansi

Kumulatif

% Variansi % Variansi

Kumulatif

1 4,036 31,049 31,049 21,389 21,389

2 2,598 19,982 51,031 18,588 39,977

3 1,780 13,689 64,721 18,042 58,019

4 1,341 10,313 75,034 17,014 75,034

3.4 Interpretasi Faktor

3.4.1 Faktor Pertama

Faktor pertama hasil rotasi faktor didukung oleh 4 variabel. Urutan variabel-variabel

tersebut mulai dari nilai bobot paling besar sampai yang paling kecil adalah , ,

, dan . Bobot masing-masing variabel pendukung faktor pertama tersebut sesuai

(53)

Tabel 3.9 Variabel Pendukung Faktor Pertama

No Variabel

Pendukung

Nama Variabel Bobot

Variabel

1 Pelajar tidak perlu belajar keras mempersiapkan

diri manghadapi UN karena yakin sewaktu

pelaksanaan UN akan mendapat bocoran soal.

0,856

2 Pelajar tidak perlu mempelajari palajaran seperti

Agama, Kewarganegaraan karena tidak termasuk

mata pelajaran yang diujikan di UN, oleh karena

itu pelajar tidak memiliki ahlak dan pengetahuan

agama yang baik.

0,849

3 Pelajar tidak punya waktu mengembangkan bakat

dan talentanya dibidang seni, olahraga, dll karena

sibuk persiapan UN.

0,803

4 Pelajar akan sibuk memikirkan UN sewaktu sudah

kelas XII, sewaktu kelas X dan kelas XI waktu

pelajar bermain-main dan menikmati masa

mudanya.

0,785

Dari tabel diatas, variabel mempunyani bobot terbesar 0,856. Berdasarkan

uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor pertama dapat diberi nama Faktor

Negatif UN.

Faktor pertama ini adalah faktor yang paling kuat yang mendasari dampak

Ujian Nasiolan (UN) terhadap Pelajar SMAN di kota Medan dengan variansi sebesar

21,389% serta melibatkan 4 variabel. Pada awalnya telah diduga bahwa

variabel-variabel tersebut saling berkorelasi yang dapat dilihat dari matriks korelasi antar

(54)

3.4.2 Faktor Kedua

Faktor kedua hasil rotasi didukung oleh tida variabel. Urutan variabel-variabel

tersebut mulai dari nilai bobot paling besar sampai paling kecil adalah , , dan

. Bobot masing-masing pendukung fator kedua tersebut sesuai dengan tabel

berikut.

Tabel 3.10 Variabel Pendunkung Faktor Kedua

No Variabel

Pendukung

Nama Variabel Bobot

Variabel

1 Pelajar memilih bersekolah di sekolah yang

berhasil meluluskan siswanya 100%.

0,892

2 Sibuk persipan UN membuat pelajar tidak ingin

ikut “geng“ ataupun perkumpulan lain yang tidak membangun dan mendukung belajarnya.

0,867

3 Pelajar menjadikan persiapan UN sekaligus untuk

mempersiapkan diri menghadapi Seleksi Masuk

Perguruan Tinggi Negeri.

0,861

Dari tabel diatas, variabel mempunyai nilai bobot terbesar yaitu 0,892.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor kedua dapat diberi nama

Faktor Pemilihan Lingkungan Pendukung UN.

Faktor ini adalah faktor terkuat kedua yang mendasari dampak Ujian Nasional

(UN) terhadap pelajar SMAN di kota Medan dengan variansi sebesar 18,588% serta

melibatkan 3 variabel. Variabel yang dominan pada faktor yang kedua ini adalah

(55)

3.4.3 Faktor Ketiga

Faktor ketiga hasil rotasi didukung oleh 3 variabel. Urutan variabel-variabel tersebut

mulai dari nilai bobot paling besar sampai yang paling kecil adalah , , dan .

Bobot masing-masing variabel pendukung faktor ketiga tersebut sesuai dengan tabel

berikut.

1 Berdasarkan kumpulan soal-soal tahun

sebelumnya, soal-soal yang diujikan di UN telalu

sulit dan terkadang ada materi soal yang tidak

pernah dipelajari di sekolah.

0,854

2 Standar kelulusan UN terlalu tinggi pelajar takut

tidak dapat mencapainya.

0,842

3 Pelajar membutuhkan perhatian dan dukungan

dari orang tua dan keluarga yang memperdulikan

sudah sejauh mana persiapannya dalam

menghadapi UN.

0,841

Dari tabel diatas, variabel mempunyai nilai bobot terbesar yaitu 0,854.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor ketiga dapat diberi nama

Faktor Materi Soal UN.

Faktor ini adalah faktor terkuat ketiga yang mendasari dampak Ujian Nasional

(UN) terhadap pelajar SMAN di kota Medan dengan variansi sebesar 18,042% serta

melibatkan 3 variabel. Untuk menguraikan Faktor Materi Soal UN, pelajar sangat

mengutamakan pada variabel yang dominan yaitu berdasarkan kumpulan soal-soal

tahun sebelumnya, soal-soal yang diujikan di UN telalu sulit dan terkadang ada materi

(56)

3.4.4 Faktor Keempat

Faktor keempat hasil rotasi didukung oleh 3 variabel. Urutan variabel-variabel

tersebut mulai dari nilai bobot paling besar sampai yang paling kecil adalah , ,

dan . Bobot masing-masing variabel pendukung faktor keempat tersebut sesuai

dengan tabel berikut.

Tabel 3.12 Variabel Pendukung Faktor Keempat

No Variabel

Pendukung

Nama Variabel Bobot

Variabel

1 Ujian Nasional (UN) membuat pelajar semakin

rajin belajar.

0,881

2 Untuk mempersiapkan diri menghadapi UN

pelajar harus belajar tambahan di Bimbingan

Belajar atau Privat karena merasa yang diperoleh

disekolah masih kurang.

0,873

3 Selama persipan UN pelajar harus bayak

membayar biaya tambahan diluar biaya sekolah

untuk Bimbingan Belajar, Privat, ataupun

mengikuti tes Uji UN.

0,735

Dari tabel diatas, variabel mempunyai nilai bobot terbesar yaitu 0,881.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor keempat dapat diberi

nama Faktor Persipan Menjelang UN.

Faktor ini adalah faktor terkuat keempat yang mendasari dampak Ujian

Nasional (UN) terhadap pelajar SMAN di kota Medan dengan variansi sebesar

17,014% serta melibatkan 3 variabel. Untuk menguraikan Faktor Persipan Menjelang

UN, pelajar sangat mengutamakan pada variabel yang dominan yaitu Ujian Nasional

(57)

3.5 Persentase Sumbangan Variansi Faktor

Keempat faktor hasil rotasi menyumbangkan variansi yang berbeda untuk

masing-masing variabel. Sumbangan variansi vektor kepada masing-masing-masing-masing variabel dapat

dijelaskan melalui nilai communality keempat faktor. Tabel berikut akan menjelaskan

nilai communality keempat faktor.

pertama jauh lebih besar bila dibandingkan dengan faktor kedua ataupun faktor ketiga.

Variabel , , dan memiliki communality yang besar terhadap faktor kedua.

Variabel , , dan memiliki communality yang besar terhadap faktor ketiga.

Begitu juga dengan variabel , , dan memiliki communality yang besar

Gambar

Gambar 1.1 : Hubungan antara Variabel dan Faktor
Gambar 2.1 Langkah-Langkah dalam Analisis Faktor
Tabel 2.1 Korelasi antar Varabel
Tabel 3.2 Validitas Kuesioner Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS SOAL UJIAN NASIONAL MATEMATIKA SMP/MTs YANG DIDASARKAN PADA TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP, PENALARAN DAN PEMECAHAN MASALAH.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Faktor Dominan Penyebab