• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.2. Pengambilan Sampel 7

3.2.1. Teknik Sampling 8

Macam-macam sampling dalam randomsampling adalah

Pada dasarnya terdapat dua macam teknik sampling; yaitu teknik random sampling dan non random sampling. Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu di dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

9 1. Simple random sampling.

:

Suatu sampel disebut acak apabila hasil proses tersebut tidak dapat ditentukan sebelumnya dengan pasti. Pemilihan sampel yang objektif caranya harus acak

8

Naburko dan Achmadji, metodologi penelitian ( jakarta, PT. Bumi Aksara ) hal 111-117 9

dengan cara pemilihan sedemikian rupa sehingga setiap elemen populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Tabel bilangan acak adalah tabel yang memuat bilangan atau angka yang pembuatannya dilakukan sedemikian rupa dengan peralatan tertentu sehingga bila dipergunakan sudah menjamin terjadinya proses pengancakan. Berikut ini cara menggunakan tabel bilangan acak untuk memperoleh sampel acak.

Pertama, tentukan interval nilai bilangan acak. Kemudian tentukan banyaknya angka (number of digit) untuk setiap bilangan acak tersebut.

Kedua, penentuan bilangan acak untuk memilih elemen yang pertama. Caranya ada macam-macam,misalnya dengan membuka halaman tabel bilangan acak, kemudian jari telunjuk menunjuk secara sembarangan pada halaman sehingga mengenai atau menyentuh suatu angka. Atau dengan menjatuhkan pensil dengan mata tertutup, mungkin juga menusuk pensil runcing dari arah belakang kertas bilangan acak. Kalau yang diperlukan 3 atau 4 angka padahal yang diperoleh baru satu angka, maka dalam hal ini ambil saja 2 atau 3 angka di sebelah kanan dan kirinya.

Ketiga, setelah angka-angka permulaan sudah ditentukan, kemudian bergerak ke bawah dalam blok yang sama ke baris-baris berikutnya. Bila baris pada suatu halaman sudah habis dari halaman tertentu, kemudian pindah ke blok berikutnya dari baris pertama. bila suatu halaman sudah dipergunakan semua bloknya harus pindah ke halaman berikutnya.

Pada teknik ini elemen sampel unit terdiri dari kelompok sampel. Penerapan sampling kelompok misalnya pada penelitian pengeluaran rumah tangga untuk tabungan di Jakarta, elemennya bukan rumah tangga tetapi RT (rukun tetangga) yang terdiri dari beberapa rumah tangga. Misalnya apabila populasi terdiri dari 500 elemen, mungkin dikelompokkan dalam 10 kelompok (cluster) masing-masing terdiri dari 50 elemen. Jadi kita memilih beberapa kelompok dari 10 kelompok tersebut sebagai sampel baik dengan cara acak penuh atau sistematik. Perlu ditetakan dalam menggunakan sampling kelompok dianjurkan banyaknya kelompok minimal 20. Sytematic sampling.

Sampling acak sistematis adalah pemilihan elemen dilakukan dengan cara, setelah elemen pertama dipilih secara acak, elemen berikutnya dipilih dengan jarak yang sama yaitu sejarak k dimana k diperoleh dengan jalan membagi banyaknya elemen populasi N dengan banyaknya elemen sampel n.

K = N/n Keterangan= K= Interval sampling

N= Banyaknya elemen populasi n= banyaknya sampel

Apabila k adalah 15 dan unit sampel pertama yang diambil adalah 13, maka sampel berikutnya adalah 28, 43, 58, dan seterusnya. Unit pertama yang terpilih menentukan keseluruhan sampel.

Sampling acak berlapis adalah sampling dimana pengambilan elemen tidak dilakukan secara langsung tetapi dengan cara sebagai berikut:

Pertama, populasi dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil disebut stratum atau lapisan. Setiap stratum dapat diperlakukan sebagai populasi tersendiri (sub-population). Pembuatan stratum harus sehomogen mungkin.

Kedua, karena setiap stratum merupakan populasi tersendiri, dari setiap stratum diambil sampel secara acak dan dibuat perkiraan.

Ketiga, dibuat perkiraan gabungan untuk mewakili populasi. Dihitung nilai rata-rata dan jumlah populasi sebelum dikelompokkan. Dihitung jumlah sampel yang harus diambil dari setiap kelompok. Jumlah sampel minimal yang diambil adalah 2. Maka dihitung nilai rata-rata perkiraan untuk setiap kelompok.

4. Proportional sampling.

Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub-sub populasi tersebut. Cara ini memberi landasan generalisasi yang lebih dapat dipertanggung jawabkan daripada tanpa memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dan tiap-tiap sub populasi.

Teknik non random sampling adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel. Penelitian-penelitian ada kalanya menggunakan teknik ini karena

mempertimbangkan faktor-faktor tertentu misalnya: umur, tingkat kedewasaan, tingkat kecerdasan dan lain-lain.

Macam-macam sampling dalam nonrandomsampling adalah: 1. Purposive sampling.

Teknik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang diperkirakan mempunyai sangkut paut erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang dalam populasi yang mudah diketahui sebelumnya. Jadi ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk pengambilan sampel.

2. Quota sampling.

Teknik ini menghendaki pengambilan sampel berdasarkan jumlah tertentu yang harus dipenuhi. Penelitian ini harus terlebih dahulu menetapan jumlah subyek yang akan diselidiki. Subyek-subyek populasi harus ditetapkan kriterianya untuk menetapkan kriteria sampel. Ciri pokok dalam quota sampling adalah bahwa jumlah subyek yang telah ditetapkan akan terpenuhi. 3. Double sampling.

Teknik double sampling adalah pengambilan sampel yang mengusahakan adanya sampel kembar. Yang dimaksudkan dengan sampel kembar yaitu sampel yang diperoleh misalnya secara angket (terutama angket yang terkirim lewat pos). Dari cara itu, ada angket yang kembali dan ada angket yang tak kembali. Masing-masing kelompok dicatat, kemudian bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan wawancara.

Teknik ini menghendaki cara pengambilan sampel yang mendasarkan pada pemagian area (daerah-daerah) yang ada pada populasi. Artinya daerah yang ada pada populasi di bagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil. 5. Convinience sampling.

Convinience sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada disitu atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Secara kebetulan

atau siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan akan dijadikan sampel.

Dokumen terkait