• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik-Teknik Mendireksi ( Conducting )

Kegiatan Pembelajaran 2: Teknik-Teknik Conducting (Mendireksi)

C. Materi Pembelajaran

2. Teknik-Teknik Mendireksi ( Conducting )

Dalam musik, teknik mendireksi (conducting) tampaknya hanya mengacu pada aspek gerakan fisik dan penerapan aspek estetik. Dengan dimilikinya teknik mendireksi (conducting) yang baik, maka seorang Conductor dapat mengkomunikasikan berbagai aspek yang menyangkut penyajian musik secara jelas, dan juga dapat menyampaikan interpretasi musiknya pada kelompok orchestra dan/atau paduan suara yang dipimpinnya. Conductor perlu mengkomunikasikan hal tersebut dengan para pemain musik dan/atau penyanyi melalui pola mendireksi (conducting) dan gerakan (gesture) yang merupakan teknik mendireksi (conducting) baik dari proses latihan sampai pada saatnya konser. Ini menjadi penting bahwa teknik mendireksi (conducting) harus konsisten dari awal latihan sampai pada tahap menyajikan karya musik (konser). Teknik mendireksi (conducting) harus dilatih dan dikembangkan, dan selanjutnya menjadi suatu yang otomatis. Terkait hal ini, Conductor dapat lebih focus pada berbagai macam aspek musikalitas.

Teknik mendireksi (conducting) yang paling baik adalah yang dapat mencapai hasil musikalitas yang maksimal dengan sedikit upaya dan mampu mengkomunikasikan pada kelompok musiknya. Teknik mendireksi (conducting)

48

yang meliputi gerakan fisik dan gerakan baton (tongkat Conductor) merupakan dua hal penting dalam latihan dan performance. Hal tersebut merupakan tanggungjawab yang diperlukan oleh seorang Conductor untuk memiliki teknik gerakan fisik dan baton yang efektif dan efisien untuk mencapai kesatuan dan ekspresif dalam musik yang diolahnya. Teknik yang efektif dalam mengkomunikasikan tempo, dinamik, infleksi, dan enerji juga merupakan hal penting untuk menjadi seorang Conductor yang sukses. Tipe gerakan tubuh seorang Conductor juga merupakan cara yang efektif untuk mengkomunikasikan musik kepada para pemain musik dan/atau para penyanyi. Oleh karenanya, teknik dasar mendireksi (conducting) merupakan poin penting untuk mengkomunikasikan ide musik seorang Conductor.

Teknik itu sendiri dimaksudkan bukan hanya untuk menunjukkan ketukan waktu. Conductor hanya dapat menunjukkan teknik dengan melakukan musik yang memerlukan musikalitas yang akan ditampilkan. Sama seperti persiapan untuk memainkan not pertama yang akan menunjukkan pulsa, dinamis, attack, kualitas suara, seorang Conductor perlu melakukan persiapan not pertama itu, dan tongkat Conductor sudah mempersiapkan ketukan (beat) berikutnya. Selain itu, teknik menunjukkan bagaimana mendireksi (conducting) ketukan yang dapat diperpanjang dengan memberikan tanda Legato, kemudian bagaimana mendireksi (conducting) tanda dinamik crescendo dan diminuendo, bagaimana mendireksi (conducting) intensifikasi atau pengurangan ketegangan karena garis melodi, gerakan harmonik, orkestrasi, dan bagaimana bagaimana mendireksi (conducting) kalimat yang berkembang, serta bagaimana menghasilkan suara instrumen yang diinginkan oleh Conductor dari pemain, apakah suaranya gelap, berat, tipis, dan tebal. Hal tersebut dapat terwujud karena adanya arahan dari Conductor dengan memiliki teknik-teknik mendireksi (conducting) yang baik.

Dalam memulai sebuah latihan ataupun suatu pertunjukkan musik, seorang Conductor akan mengangkat tangannya (atau tangan jika dia hanya menggunakan satu tangan) untuk menunjukkan bahwa karya musik tersebut akan mulai dimainkan. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan sinyal bagi anggota orkestra dan/atau paduan suara untuk menyiapkan instrumen ataupun posisi bernyanyi para anggota untuk dimainkn dan / atau untuk menyanyi..

Selanjutnya, Conductor melihat pada anggota dari orkestra (seperti string, wind, perkusi, dan piano) dan/ atau paduan suara untuk memastikan bahwa

49

semua anggota orkestra siap untuk bermain dan anggota paduan suara siap bernyanyi. Dalam beberapa karya paduan suara, Conductor dapat memberikan sinyal untuk pianis atau organ untuk memainkan notasi maupun akord dalam partitur musik, sehingga anggota paduan suara dapat menentukan nada awal para penyanyi anggota paduan suara tersebut. Kemudian Conductor memberikan satu atau lebih beat persiapan untuk memulai musik. Beat persiapan sebelum orkestra dan / atau paduan suara dimulai disebut upbeat.

Penampilan seorang Conductor dalam memimpin kelompok orkestra dan/atau paduan suara ataupun kelompok ensambel lainnya harus jelas, tegas dan dapat dilihat oleh semua anggota kelompok yang dipimpinnya. Pada kelompok musik yang besar seperti orkestra dan/atau paduan suara, pada umumnya menggunakan stick Conductor yang disebut dengan baton. Digunakannya baton agar aba-aba yang diberikan oleh Conductor mudah terlihat oleh kelompok musisinya. Jika hanya menggunakan tangan, maka tangan kanan menunjukkan pola ketukan, sedangkan tangan kiri mendukung tangan kanan. Hal ini diperkuat oleh pendapat Tsoi (2007:1) yang mengutarakan tangan kanan Conductor dapat memberikan/menunjukkan tempo dan karakter musik. Sementara itu, tangan kiri mendukung tangan kanan dengan cara memberikan (masuk / cutoff) isyarat, atau dengan mencerminkan tangan kanan.

Selanjutnya, teknik-teknik mendireksi yang perlu diperhatikan dan dipelajari oleh seorang Conductor dalam memimpin (mendireksi) adalah sebagai berikut.

a. Posisi Berdiri (Postur tubuh)

Dalam mendireksi (conducting), terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah posisi berdiri seorang Conductor. Posisi berdiri tersebut harus dalam keadaan posisi siap dan dimulai dengan badan lurus, posisi salah satu kaki sedikit maju. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan. Di samping itu, posisi siap dari seorang Conductor juga mengajak para pemain musik di orkestra dan/atau penyanyi di paduan suara untuk siap, karena akan segera mulai untuk memainkan karya musik.

Selanjutnya posisi kedua tangan kira-kira di depan dada dengan posisi siku di samping kiri badan. Posisi tangan kanan boleh sejajar

50

dengan tangan kiri atau sedikit lebih tinggi. Secara lebih rinci, posisi berdiri Conductor dapat dilihat pada gambar 20.

Gambar 20. Posisi berdiri seorang Conductor (dilihat dari belakang) (Writer, 2012)

Dalam posisi berdiri, seorang Conduktor perlu menerapkan posisi kesiapan yang terinspirasi oleh energi. Kaki konduktor dalam posisi dipisahkan (seperti yang telah diuraikan sebelumnya yaitu satu kakinya sedikit maju), tumit sekitar enam sampai delapan inci terpisah. Lutut harus fleksibel, tidak kaku. Berat harus didistribusikan secara merata pada kaki. Selanjutnya, Conductor sedikit mendekat (menghadap) ke arah pemain musik dan/atau paduan suara. Kepala sedikit maju di depan bahu, tetapi tanpa asumsi posisi membungkuk. Posisi membungkuk tidak dianjurkan dalam memimpin orkestra dan/atau paduan suara. Hal ini dikarenakan akan mengganggu gaya mendireksi yang baik. Kepala dan

51

badan diusahakan tidak banyak bergerak, karena agar tidak terkesan seperti penari.

b. Gerakan Tangan

Pembagian tugas tangan kanan adalah memberi tempo, sedang tangan kiri memberikan fermata, dinamika, isyarat mulai, dan isyarat cutoff. Fermatas menunjukkan bahwa not (nada), atau istirahat, harus dipertahankan lebih lama dari tempo yang seharusnya. Salah satu cara yang umum untuk menunjukkan fermata adalah dengan hanya menghentikan semua gerakan untuk sementara waktu. Sementara itu, dinamik dapat ditunjukkan dalam beberapa cara oleh Conductor. Pertama, dengan meningkatkan atau menurunkan ukuran pola ketukan. Hal ini dapat dilakukan dengan kedua tangan, baik tangan janan maupun tangan kiri.

Kedua, dengan menggerakkan tangan kiri ke atas atau ke bawah dari tubuh. Pada umumnya, ketika tangan kiri tidak digunakan, maka posisinya sudah disiapkan di depan tubuh. Ini adalah posisi yang baik untuk menunjukkan istirahat dan kesiapan. Hal ini juga terlihat dari penonton. Ketika disiapkan di depan tubuh, itu juga membantu dalam menerapkan posisi kewaspadaan. Hal ini dikarenakan tangan kiri pada dasarnya bebas dari tugas melakukan pola ketukan, sehingga dapat digunakan untuk pemberian aba-aba (cue), untuk menunjukkan dinamik dan gaya, untuk membantu dalam memulai dan menghentikan permainan musik dan/atau nyanyian, untuk membantu dalam mengubah tempo, dan untuk mengontrol keseimbangan. Adapun posisi tangan kiri yang menunjukkan persiapan dapat dilihat pada gambar 21.

52

Gambar 21. Posisi tangan kiri Conductor yang menunjukkan persiapan (Ramona, 2007)

Ketiga, dengan hanya membiarkan telapak tangan (kiri) menghadap ke atas atau ke bawah. Pada hitungan pertama musik, gerakan tangan selalu mengarah ke bawah (jatuh), sedangkan hitungan terakhir selalu mengarah ke atas. Hal ini seperti terlihat pada gambar 22.

Gambar 22. Telapak tangan kiri Conductor yang menghadap ke atas (Ramona, 2007)

Dalam melakukan pola mendireksi (conducting) 4/4 tersebut perlu memperhatikan gerakan tangan. Hal ini seperti terlihat pada gambar 23.

53

Gambar 23 menunjukkan gerakan tangan kanan dalam mendireksi. Terdapat satu karakteristik yang sangat penting yang berlaku untuk semua pola ketukan: Ketukan pertama dari sebuah birama, 'satu', harus selalu jelas dibedakan dari yang lain. Hal ini dilakukan dengan melakukan gerakan ke bawah lurus. Titik awal gerakan ini juga merupakan poin utama dalam semua pola ketukan.

Adapun gerakan tangan pada ketukan 4/4 seperti pada gambar 22 dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, posisi tangan di atas, kemudian turun ke bawah (downbeat) sebagai hitungan kesatu, dan langsung ke arah kiri sebagai hitungan kedua. Selanjutnya, ke arah kanan sebagai hitungan ketiga, dan terakhir gerakan naik (upbeat) sebagai hitungan keempat. Setiap tekanan ritme (ictus) menunjukkan dimana ketukan (beat) terjadi.

Hal yang biasa untuk menunjukkan banyaknya ketukan adalah dilakukan dengan tangan kanan Conductor dan untuk menunjukkan sinyal lain dilakukan dengan tangan kirinya. Indikasi dapat dibuat untuk menunjukkan masuknya bagian, dinamik, bentuk ungkapan dan cut-off dengan tangan kiri Conductor. Ini merupakan koordinasi yang tepat antara tangan kanan dan tangan kiri, dan tangan kiri membutuhkan latihan. Meningkatkan teknik mendireksi (conducting) adalah memerlukan proses yang panjang. Untungnya konduktor dapat membuat untuk hal-hal yang tidak jelas dalam mendireksi (conducting) dengan menunjukkan isyarat dengan menggunakan teknik latihan yang baik.

Pada umumnya, seorang Conductor sering menggunakan tangan kanannya untuk mendireksi pola ketukan. Sementara itu, tangan kirinya digunakan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan lain kepada para musisi dan/atau para penyanyi. Selain itu, Conductor menggunakan tangan kirinya antara lain untuk membuat gesture (gerakan) yang menunjukkan dinamik, menunjukkan aba-aba (tanda), dan menunjukkan ekspresi.

Banyak konduktor, baik yang memimpin orkestra dan/atau memimpin paduan suara, membiarkan gerakan tangan kirinya merupakan cermin dari gerakan tangan kanan yang sebagian besar menunjukkan ketukan (beat). Hal ini umumnya tidak ada nilai apapun untuk para

54

pemain orchestra dan/atau penyanyi, dan sebagian besar merupakan hasil dari Conductor yang tidak mengetahui apa yang harus dilakukan dengan tangan kirinya.

Sebenarnya, tangan kiri seorang Conductor dapat digunakan untuk membantu dalam menunjukkan pola ketukan (beat) ketika Conductor ingin membantu dalam membuat ketukan (beat) yang jelas ke sisi kiri para pemain musik dan/atau penyanyi (pada titik yang paling penting). Ini dilakukan ketika musik mulai klimaks dan menjadi luas, sehingga Conductor ingin memberikan penekanan kepada para pemain musik dan/atau penyanyi. Namun, di sisi lain penggunaan tangan kiri dalam mendireksi (bagi Conductor pemula) selalu menjadi masalah yang agak membingungkan. Oleh karenanya, istilah kepadaian mendireksi (conducting) adalah istiah yang disebut untuk menarik perhatian pada ide kebebasan penggunaan antara tangan kanan dan tangan kiri. Meskipun, banyak Conductor yang menyadari bahwa banyak kegiatan mendireksi yang efektif dapat dilakukan hanya dengan tangan kanan saja.

Dengan adanya kesadaran tersebut, maka penggunaan tangan kiri dalam mendireksi dapat dikatakan menjadi faktor kebebasan, seperti sebuah agen penguat dengan beberapa tugas khusus. Colson (2012:105) menjelaskan bahwa tugas khusus tangan kiri dalam mendireksi (conducting) adalah termasuk: (1) crescendo; (2) diminuendo; (3) cueing; (4) release; (5) frasering; (6) menyesuaikan keseimbangan (balance); (7) penguatan gaya dasar; (8) mengontrol tingkat dinamik; (9) ekspresi musical secara umum melalui penekanan khusus; dan (10) membalik-balikan halaman partitur.

Dari uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa banyak terdapat tugas tangan kiri Conductor yang dapat digunakan yaitu antara lain untuk menunjukkan dinamik, frasering, aba-aba (cue), dan release. Selain itu, tangan kiri Conductor dapat digunakan setiap saat Conductor merasa bahwa penggunaannya akan membantu memperjelas ketukan (beat) untuk para pemain musik dan/atau penyanyi.. Penggunaannya cenderung lebih besar ketika mendireksi kelompok orkestra dan/atau paduan suara besar daripada ketika seseorang melakukan kelompok musik yang lebih kecil. Hal penting yang perlu diingat oleh Conductor adalah bahwa

55

gerakan tangan kiri ketika mendireksi (conducting) merupakan gerakan kebalikan dari tangan kanan, dan bukan gerakan parallel dengan tangan kanan.

Terkait hal tersebut Reynish (2016:1) menjelaskan bahwa dalam mendireksi, seorang Conductor berdiri dengan posisi rileks, dan membuat setiap gerakan tangan se-natural mungkin, jelas, mudah dipahami oleh pemain musik dan/atau penyanyi, dan penuh makna. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam mendireksi, gerakan tangan seorang Conductor tidaklah kaku, namun bergerak secara alami dan tidak berlebihan.

c. Teknik Baton (Tongkat Conductor)

Pada dasarnya, secara tradisional ada kalanya seorang Conductor memegang baton (tongkat Conductor), dan ini sering dilakukan oleh Conductor yang memimpin kelompok musik orkestra. Baton (tongkat Conductor) terutama digunakan untuk meningkatkan dan me-ngembangkan gerakan tubuh. Baton (tongkat Conductor) bagaimanapun, hanya membentuk satu elemen dalam teknik konduktor, seperti ekspresi wajah, postur tubuh dan gerakan, Selain itu, baton juga merupakan alat komunikasi yang penting antara Conductor dan pemain musik dan/atau penyanyi.

Sebagian besar Conductor yang menggunakan baton adalah untuk meningkatkan visibiitas informasi dari sebuah ketukan. Penggunaan baton juga untuk memberikan ketukan yang tepat. Hal Ini dapat dikatakan bahwa penggunaan baton berfungsi sebagai perpanjangan dari lengan dan mengarahkan ke pusat kelompok orkestra dan/atau paduan suara. Selain itu, ketika Conductor melakukan ketukan (beat) ke bawah (downbeat), maka dapat dengan mudah terlihat oleh para musisi dan/atau para penyanyi bahkan mereka yang duduk di belakang sekalipun. Adapun Conductor yang menggunakan baton (tongkat conductor) ditunjukkan pada gambar 24.

56

Gambar 24. Conductor yang menggunakan baton (tongkat Conductor) (sumber: Lisk, 2008:1)

Pada gambar 24 terlihat Conductor menggunakan baton (tongkat Conductor. Sementara itu, tangan kiri membentuk lingkaran. Dalam teknik mendireksi (conducting), itu artinya menunjukkan selesai memainkan instrument dan/atau selesai bernyanyi. Baton (tongkat Conductor) itu sendiri dapat dilihat pada gambar 25, sedangkan posisi tangan Conductor ketika memegang baton dapat dilihat pada gambar 26.

57

Gambar 25.. Baton (tongkat Conductor) (sumber: Wittry, 2007)

Gambar 26. Teknik memegang baton (tongkat Conductor) (Ramona, 2007)

Penggunaan baton (tongkat Conductor) biasanya memberikan sinyal awal dari sebuah birama dengan gerakan ke bawah (downbeat). Sementara itu, gerakan ke atas merupakan gerakan persiapan untuk gerakan ke bawah (downbeat). Bagi Conductor pemula, mempelajari teknik baton merupakan satu hal yang sulit. Pada umumnya, Conductor pemula akan meniru gerakan pola ketukan yang diajarkan oleh guru.tanpa memperhatikan konteks musik dan gaya musiknya.

d. Aba-aba (Cue)

Aba-aba (cue) mengacu pada jumlah ketukan yang Conductor perlukan untuk menunjukkan pentingnya saat masuk (sementara musik sedang berlangsung) atau bagian penting yang perlu ditekankan. Aba-aba (cue) dapat diberikan dengan kedua tangan, anggukan kepala, atau sekilas oleh Conductor. Sering terdapat begitu banyak aba-aba (cue) dalam tempo cepat, sehingga diperlukan penggunaan kedua tangan.

58

.Aba-aba (cue) merupakan petunjuk lagu akan dimulai yaitu ketika pemain dan/atau penyanyi harus mulai bermain (mungkin setelah periode panjang istirahat). Sebuah aba-aba harus diprediksi dengan pasti dan pada saat yang tepat dari adanya tekanan ritmik (ictus), sehingga semua pemain dan/atau penyanyi yang dipengaruhi oleh aba-aba (cue) dapat mulai bermain secara bersamaan. Aba-aba (cue) yang paling utama dilakukan untuk kasus-kasus dimana pemain dan/atau penyanyi belum bermain untuk waktu yang panjang.

Dalam memberi aba-aba (cue), Conductor harus mengetahui tanda metrum sebuahlagu. Seorang Conductor dapat menunjukkan aba-aba (isyarat) dalam musik untuk kelompok musisi lengkap, untuk subkelompok atau hanya kepada satu musisi saja. Conductor melakukan ini terutama dengan tatapan dan arah gerakan. Jika konduktor ingin menunjukkan sesuatu kepada semua musisi dan/atau kepada semua penyanyi, maka Conductor tidak akan melihat hanya pada satu musisi saja, tetapi langsung mengarahkan tatapannya kepada semua musisi dan/atau penyanyi tersebut, sehingga seluruh kelompok dapat melihat gerakan yang dimaksudkan oleh Conductor. Namun, jika Conductor ingin menyampaikan suatu pesan musikalnya hanya untuk satu musisi atau sekelompok kecil musisi dam/atau penyanyi, maka Conductor tersebut akan melakukan gerakan ke arah musisi dan/atau kelompok penyanyi dan juga melihat musisi dan/atau penyanyi tersebut.

Aba-aba (cue) adalah penting diberikan oleh Conductor, karena untuk menunjukkan ketika para pemain dan/atau penyanyi harus mengubah ke notasi baru. Pemberian aba-aba (cue) dapat dicapai dengan melibatkan pemain musik dan/atau penyanyi sebelum mereka masuk (dengan melihat mereka) dan Conductor melakukan gerakan persiapan yang jelas, serta sering diarahkan pada pemain tertentu.

Unsur umum yang sering Conductor lakukan dalam memberikan teknik aba-aba (cue) adalah sebuah tarikan nafas. Selain itu, perlu juga dilakukan kontak mata atau melihat ke arah umum dari para pemain musik dan/atau para penyanyi.

Dalam memberikan aba-aba (cue), seorang Conductor umumnya menggunakan tangan kiri. Hal ini dikarenakan tangan kiri merupakan

59

tangan yang logis untuk memberikan aba-aba (cue), karena tangan kiri tidak umum digunakan untuk menunjukkan pola ketukan (beat). Aba-aba (cue) adalah sama penggunaannya untuk waktu masuknya suatu lagu. Aba-aba (cue) perlu memiliki sebuah persiapan dan juga perlu memiliki karakter dari setiap musik yang dimainkan. Hal ini menjadi penting, karena ada kesempatan saat tanda aba-aba (cue) merupakan sebuah mood yang berbeda dalam musik.

Persiapan untuk aba-aba (cue) sangat baik diberikan pada satu ketukan (beat) sebelum lagu masuk. Para pemain musik dan/atau penyanyi harus tahu untuk siapa aba-aba (cue) yang diberikan oleh Conductor. Aba-aba (cue) terbaik terjadi ketika Conductor dapat membuat aba-aba (cue) dengan tangan dan memperkuatnya dengan kontak mata juga. Bila memungkinkan dan khususnya untuk aba-aba (cue) yang paling penting, dan ini perlu dilakukan.

Dalam memberikan aba-aba (cue), seorang Conductor juga perlu berlatih. Ini dilakukan agar kedua lengan Conductor tersebut dapat bergerak secara bebas satu sama lain. Pola ketukan harus terus ditunjukkan tanpa hambatan, seperti tangan kiri mengeksekusi tipe yang sama sekali berbeda fungsi.

Secara lebih luas, aba-aba (cue) adalah masalah persiapan dan kesigapan. Hal tersebut suatu masalah yang tidak hanya memberikan persiapan sebelum lagu masuk, tetapi juga diperlukan kontak mata dan bahasa tubuh untuk kesigapan individu atau bagian yang masuk, dan ini merupakan suatu pendekatan pada kelompok musisi dan/atau penyanyi yang dipimpinnya. Dalam cara ini, persiapan untuk memberikan aba-aba (cue) menjadi pengingat bagi para musisi dan/atau penyanyi, dan ini dapat juga menjadi cara untuk membangun kepercayaan diri mereka, serta dapat menjadi petunjuk gaya dan dinamik. Aba-aba (cue) harus menunjukkan karakter dan juga ketepatan masuknya lagu. Banyak aba-aba (cue) yang ditunjukkan oleh Conductor, seperti menunjukkan frasering, dinamik, dan detail musik penting lainnya dalan suatu performance.

Dalam mendireksi (conducting), gerakan aba-aba (cue) diberikan oleh Conductor untuk menandakan masuknya instrumen dan/atau

60

penyanyi, atau bagian tertentu. Aba-aba (cue) ini dapat diberikan oleh Conductor dalam dua cara yang terpisah (Brown, 2015:84) yaitu

(a) aba-aba dengan tangan kanan, dimana gerakan dilakukan dari ketukan sebelumnya

(b) aba-aba dengan tangan kiri, dimana gerakan tangan dalam posisi lebih tinggi dari tangan kanan dengan telapak tangan menghadap ke atas.

Dari uraian tersebut, jelas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya, aba-aba (cue) dapat dilakukan oleh kedua tangan yaitu kiri dan kanan. Namun, pada pelaksanaannya dilakukan dalam waktu yang berbeda (tidak bersamaan).

Dalam aba-aba (cue) terdapat preparation beat (ketukan persiapan) yang meliputi cutoff, dan fermata, attack, dan release. Jenis preparation beat (ketukan persiapan) dalam aba-aba (cue) tersebut secara rinci diuraikan sebagai berikut.

1) Preparation Beat (Ketukan Persiapan)

Preparation Beat (ketukan persiapan) harus selalu ada sebelum ketukan ke bawah (downbeat) pada ketukan ke 1. Pada umumnya, ketukan ini dilakukan menggunakan ketukan (beat) terakhir dari suatu birama. Sebagai contoh dalam sukat 2/4, preparation beat (ketukan persiapan) dimulai (dilakukan) pada ketukan ke 2 yang pertama, dan selanjutnya ke birama yang utuh (yang memiliki 2 ketukan dalam 1 birama). Demikian pula halnya dengan sukat 3/4, 4/4, dan 6/8.

Pada lagu yang memiliki sukat 3/4, maka preparation beat (ketukan persiapan) dapat dimulai dari ketukan ke 3, dan dilanjutkan ke birama yang utuh (yang memiliki 3 ketukan dalam 1 birama). Sementara itu, pada lagu yang memiliki sukat 4/4, maka preparation beat (ketukan persiapan) dapat dimulai dari ketukan ke 4, dan dilanjutkan ke birama yang utuh (yang memiliki 4 ketukan dalam 1 birama). Selanjutnya, ketukan 6/8, preparation beat (ketukan persiapan) dapat dimulai dari ketukan ke 2 (untuk lagu dengan tempo cepat), dan dimulai pada ketukan ke 6 (untuk lagu dengan tempo sedang).

Preparation Beat (ketukan persiapan) adalah lengan kecil gerak sebelum ketukan pertama dari lagu. Ini memberitahu pada pemain musik

61

dan/atau penyanyi bahwa musik akan dimulai. Hal ini memungkinkan para pemain musik dan/atau penyanyi untuk mengambil napas dan mulai bernyanyi bersama-sama.

Para pengiring umumnya memainkan intro untuk setiap lagu atau nyanyian. Pada saat birama terakhir dari intro tersebut dimainkan, seorang Conductor dapat menahan lengannya keluar dalam sikap mendireksi (conducting). Ketika intro lagu berakhir, maka Conductor membuat ketukan persiapan dan mulai melakukan pola ketukan seperti biasa (regular). Adapun posisi preparation beat (ketukan persiapan) dari seorang Conductor dapat dilihat pada gambar 27.

Gambar 27. Posisi tangan Conductor ketika melakukan preparation beat (Course, 2002:22)

Sementara itu, pola mendireksi (conducting) pada preparation beat, ditunjukkan pada gambar 28.

62

Gambar 28. Pola mendireksi (conducting) pada preparation beat (Course, 2002:22)

Untuk dapat mempraktikkan preparation beat ini, dapat dilakukan latihan seperti terlihat pada gambar 29.

Gambar 29. Contoh latihan preparation beat pada ketukan 3/4 (Course, 2002:23)

Pada gambar 29 terlihat preparation beat pada sukat 3/4. Preparation beat dapat dilakukan sebelum ketukan pertama downbeat pada birama pertama.

Dokumen terkait