Analisis data merupakan proses penyerderhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca. Dalam proses ini sering menggunakan statistik karena untuk mempermudah dalam melakukan pengujian apakah hubungan variabel- variabel yang diteliti memang betul terjadi karena adanya hubungan sistematis
atau hanya terjadi secara kebetulan73. Dan analisis data juga digunakan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam proposal74. Karena datanya kuantitatif dan berbentuk data ordinal, maka
penelitian ini menggunakan metode statistik korelasi sederhana. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi bivariat dengan Rank Kendall’s tau. Teknik ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi.
72 Ibid, h.93
73 Sofian Effendi, 2012, Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES, h.250
74
Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang
terjadi antara dua variabel. Yaitu hubungan masing variabel antara X1, X2, X3, X4
dan X5 dengan Y. Angka Korelasi berkisar antara 0 sampai 1. Artinya bila
korelasi 0 maka tidak ada korelasi, sedangkan bila korelasi 1 maka korelasinya sangat tinggi. Tanda plus (+) pada korelasi menunjukan hubungan searah,
sedangkan tanda minus (-) menunjukan berlawanan arah75. Dengan artian bahwa
hubungan bisa dikatakan searah apabila terjadi peningkatan pada X maka akan bersamaan dengan peningkatan Y dan begitu sebaliknya. Dan arah berlawanan menunujukan jika terjadi peningkatan nilai X maka akan terjadi penurunan pada Y.
Sedangkan jika angka signifikansi hasil riset < 0,05 maka hubungan kedua variabel dikatakan signifikan. Dan jika angka signifikansi hasil riset > 0,05 maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Namun jika dalam output terdapat dua
tanda bintang (**), maka tingkat signifikansi pembanding 0,01 bukan 0,0576.
Dengan artian bahwa jika terdapat tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka dalam penentuan hasil korelasinya mempunyai kesempatan untuk benar sebesar 95% dan untuk salah sebesar 5%. Selain itu untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil maka penulis
berpedoman pada ketentuan pada tabel berikut77 :
75 Wahyu Agung, 2010, Panduan SPSS 17.0 Untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif, Yogjakarta: Gerai Ilmu, h.181-182
76 Jonathan Sarwono, 2008, Statistik Itu Mudah, Yogyakarta: Andi, h.60
77
Tabel 1.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Wahyu Agung
Dalam penelitian ini proses perhitungan korelasi tidak dilakukan secara manual menggunakan rumus namun menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Dengan program ini, peneliti melakukan berbagai uji statistik yaitu:
a. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu78. Pengujian
dilakukan dengan program SPSS 16.0 for Windows. Ukuran yang digunakan untuk menunjukan pernyataan tersebut reliable, apabila Cronbach Alpha >
0,679. Nilai ini didasarkan pada korelasi rata-rata item dalam test. Angka
reliabilitas alpha berkisar antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 dikatakan bahwa reliabilitas semakin tinggi. Dan jika dibawah batas ketentuan yang
78 Arikunto, Op.Cit., h. 172
79
ada yaitu 0,6 maka kemungkinan terdapat beberapa item pertanyaan yang tidak sesuai dengan variabel yang ditentukan. Sehingga item pertanyaan tersebut mampu merusak nilai reliabilitas yang ada. Dan untuk mendapatkan hasil yang baik maka kita harus menghapus item pertanyaan yang memiliki nilai yang buruk. Suatu item bisa dikatakan buruk apabila jawaban dari item tersebut memiliki variasi nilai yang beragam, sehingga dapat disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut kurang tepat.
b. Uji Hipotesis
Hubungan antara masing-masing variabel X yaitu tingkat pemahaman
pesan (X1), tingkat ketertarikan pesan (X2), tingkat ketertarikan terhadap
endorser (X3), tingkat keahlian endorser (X4), serta tingkat kepercayaan endorser (X5) dengan sikap untuk berhenti merokok (Y) dapat diuji dengan menggunakan analisis korelasi sederhana (korelasi bivariat dengan Kendall’s tau). Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows.
Pengujian terhadap hipotesis yang melibatkan pengaruh antar variabel dapat dirumuskan melalui prosedur berikut ini :
1. X1 terhadap Y
: p = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pemahaman pesan dalam iklan layanan masyarakat anti rokok (X1)
dengan sikap untuk berhenti merokok (Y).
: p ≠ 0 Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pemahaman
pesan dalam iklan layanan masyarakat anti rokok (X1) dengan sikap
untuk berhenti merokok (Y).
2. X2 terhadap Y
: p = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
ketertarikan terhadap pesan dalam iklan layanan masyarakat anti rokok
(X2) dengan sikap untuk berhenti merokok (Y).
: p ≠ 0 Ada hubungan yang signifikan antara tingkat ketertarikan
terhadap pesan dalam iklan layanan masyarakat anti rokok (X2)
dengan sikap untuk berhenti merokok (Y).
3. X3 terhadap Y
: p = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
ketertarikan terhadap endorser dalam iklan layanan masyarakat anti
rokok (X3) dengan sikap untuk berhenti merokok (Y).
: p ≠ 0 Ada hubungan yang signifikan antara tingkat ketertarikan
terhadap endorser dalam iklan layanan masyarakat anti rokok (X3)
4. X4 terhadap Y
: p = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
keahlian endorser dalam iklan layanan masyarakat anti rokok (X4)
dengan sikap untuk berhenti merokok (Y).
: p ≠ 0 Ada hubungan yang signifikan antara tingkat keahlian endorser dalam iklan layanan masyarakat anti rokok (X4) dengan sikap untuk berhenti merokok (Y).
5. X5 terhadap Y
: p = 0 Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
kepercayaan endorser dalam iklan layanan masyarakat anti rokok (X5)
dengan sikap untuk berhenti merokok (Y).
: p ≠ 0 Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepercayaan endorser dalam iklan layanan masyarakat anti rokok (X5) dengan sikap untuk berhenti merokok (Y).
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi pada intinya adalah mengukur seberapa jauh
kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen80. Besar
kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan
rumus koefisien determinasi sebagai berikut R2 = r2 x 100%81. Dimana
nilai koefisien determinasi diperoleh dengan mengkuadaratkan hasil nilai koefisien korelasi dari masing-masing variabel X dengan variabel Y. Kemudian dikalikan 100% untuk mendapatkan jumlah prosentase dari masing-masing hubungan yang terjadi antar variabel. Penggunaan nilai koefisien determinasi bertujuan untuk memudahkan dalam menjelaskan dan menampilkan besarnya pengaruh masing-masing variabel yang ada dalam penelitian.
80 Algifari, 2004, Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi, Yogyakarta: BPFE, h.228
81 Ridwan dan Engkos Achmad, 2012, Cara Mudah Menggunakan dan Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur), Bandung: Alfabeta, h.62