• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teks Kontrak sebagai Legal Teks (Legislative Text)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.7. Teks Kontrak sebagai Legal Teks (Legislative Text)

Teks kontrak adalah suatu teks yang berisikan perjanjian mengikat antara dua pihak atau lebih yang biasanya terdiri atas rangkaian bagian yang saling terkait satu dengan lainnya. Teks kontrak merupakan salah satu bentuk sebagai bagian dari apa yang dikenal dengan legal texts, sebagai salah satu genre teks yang juga lazim disebut dengan legislative documents, pada umumnya menggunakan bahasa yang sangat spesifik dan relatif sulit dipahami oleh kaum awam, yang maknanya hanya dapat saling dipahami oleh komunitas dari profesi yang sama. “A recocognizable communicative event characterized by a set of communicative purpose(s) identified and mutually understood by members of the professional community in which it regularly occurs” (Bhatia, 1993: 102).

Kespesifikan bahasa teks legal terlihat pada jenis legal dokumen dalam draf bahasa formal dan cenderung kaku. “It has long been known that the language of the legal profession is different from ordinary speech. To some extent, those differences can be accounted for by the fact that legal documents tend to be drafted in formal literary English” (Baker, 1990). Ketidakluwesan bahasa legal teks tersebut menuntut kecermatan pembaca untuk memahaminya secara komprehensif.

Argumentasi tersebut diatas yang menyatakan bahwa teks legal dapat dipahami oleh mereka yang berasal dari komunitas profesi sejenis, dapat diterima. Namun demikian masalah yang kemudian muncul adalah bahwasanya dalam hal penerjemahan Legal teks AXA-Life sebagai objek dalam penelitian ini tidak lagi sebagai konsumsi kalangan terbatas semata (members of the professional), melainkan

sudah diekspos dan menjadi konsumsi publik yakni para nasabah bancaansurance, maka perlu adanya analisis penerjemahan atas teks tersebut.

Setelah suatu kontrak ditandatangani, hal itu berarti bahwa seorang nasabah akan tunduk dan terikat pada keseluruhan klausul sebagai kesepakatan yang mengikat. Dalam hal ini seorang calon nasabah harus benar-benar memahami apa yang telah ditandatanganinya. Proses yang menggunakan teknik serta pegeseran yang menghasilkan produk terjemahan ini perlu kiranya dikaji, dan hal inilah yang menjadi salah satu alasan ketertarikan peneliti untuk menganalisis produk terjemahan teks kontrak AXA-Life Indonesia ini.

Legal teks merupakan teks resmi atau teks bergenre profesi (professional text) berupa pernyataan, peraturan, undang-undang, perjanjian, kontrak, dan sejenisnya yang diterbitkan oleh suatu badan atau lembaga berbadan hukum. Untuk kepentingan berbagai pihak, institusi-institusi internasional biasanya menerbitkan teks kontrak dalam dua bahasa; bahasa Inggris dan bahasa lokal di negara mana legal teks tersebut digunakan.

Pengertian bahasa hukum (legal language) menurut Bhatia merujuk kepada teks yang digunakan untuk mengkomunikasikan kegiatan suatu asosiasi profesional tertentu. Beberapa diantaranya adalah berupa teks tulis dalam bentuk konsultasi advokat dan klien (lawyer-client consultation), pengujian counsel-mitness examination and legislation, naskah kontrak (contracts), naskah perjanjian (agreements), dan sejenisnya. (Bhatia, 1987: 227) yang digunakan dalam berbagai professional settings. Oleh karena kespesifikannya, dalam hal penerjemahan, genre

legal teks sebagai media tulis, membutuhkan suatu penelaahan mendalam (an in- depth analysis).

Contoh berikut berupa pernyataan bantahan atas press-release yang dipublikasikan pada suatu media masa nasional adalah suatu profil legal teks yang dapat lebih memperjelas uraian mengenai suatu teks bergenre profesional (hukum) yang merupakan representasi legal teks.

Bahasa Sumber Bahasa Sasaran

REBUTTAL AGAINST THE ANNOUNCEMENT OF PREFEL, SA

BANTAHAN ATAS PENGUMUMAN PREFEL, SA

For and on behalf of FAHMI BABRA, Jakarta, it is hereby conveyed the rebuttal

against the Notice/Announcement of

PREFEL, SA, Published in “KOMPAS”

newspaper on April 27, 2007, page 23, which is not true and misleading and disgraced the repute (good name) of FAHMI BABRA, according to the following grounds:

Untuk dan atas nama FAHMI BABRA, Jakarta, dengan ini disampaikan bantahan atas pengumuman PREFEL, SA, yang dimuat pada harian “KOMPAS” tertanggal 27 April 2007, halaman 23, yang tidak benar dan menyesatkan serta mencemarkan nama baik FAHMI BABRA, dengan alasan sebagai berikut:

1. That FAHMI BABRA is the legal owner

of Registered Mark “Prada and Logo”

with the Register number: 328996 that has been extended under No 546619 for goods class 25 and the Registered Mark

“PRADA and LOGO” with Register

number: 329217 that has been extended under No. 546618 for good class 18.

Bahwa FAHMI BABRA adalah pemilik yang sah atas merk Terdaftar “PRADA dan LOGO” dengan No: 328996 yang telah diperpanjang dengan No: 546619 untuk kelas barang 25 serta merk terdaftar “PRADA dan LOGO” dengan No. Daftar: 329217 yang telah diperpanjang dengan No. 546618 untuk kelas barang 18.

2. That in the light of such trademark

“PRADA and LOGO” the PREFEL,

SA. Now PRADA, SA,. Has filed a lawsuit at the District Court of Jakarta Pusat under No. 200/Pdt. G/1998/ PN. JKT.PTS and has also lodged a judgement in such a cassation under

Bahwa atas merk “PRADA dan LOGO” tersebut oleh PREFEL, SA sekarang PRADA, SA, telah mengjukan gugatan di Pengadilan Negri Jakarta Pusat dengan No. 200/Pdt.G/1998/PN.JKT.PST. dan telah pula mengjukan Kasasi dengan No. 2413 K/Pdt/1999.

No. 2431 K/Pdt/1999.

3. That bassed on the aforesaid legal fact,

the PREFEL, SA.now PRAQDA, SA,. Does not have any reason to claim itself as the owner of PRADA Trademark and LOGO.

Bahwa berdasarkan Fakta hukum tersebut di atas PREFEL, SA sekarang PRADA, SA, tidak beralasan untuk mengklaim dirinya sebagai Pemilik Merk dan Logo “PRADA”.

4. That the announcement of the PREFEL,

SA. Now PRADA, SA,. Apparently constitutes an incorrect and misleading notice an has disgraced the good name of FAHMI BABRA.

Bahwa dengan Pengumuman PREFEL, SA. Sekarang PRADA, SA, tersebut jelas merupakan pengumuman yang tidak benar dan menyestkan serta merugikan nama baik FAHMI BABRA.

5. That in the event that the

acknowledgement of PRAFEL, SA. Now PRADA, SA,. Has sold its product using

the Trademark and Logo “PRADA” in

Indonesia, we remind that you withdraw

such Trademark “PRADA” from the

market.

Bahwa apabila pengkuan PREFEL, SA. Sekarang PRADA, SA. Telah menjual produknya dengan menggunakan Merk dan Logo “PRADA” di Indonesia kami ingatkan agar menarik Merk “PRADA” tersebut dari pasaran.

6. That FAHMI BABRA has requested

PREFEL, SA. Now PRADA SA., to make an apology publicized in Kompas newspaper on the same page and size within the period of 7 (seven) days as of the Rebuttal.

Bahwa FAHMI BABRA meminta kepada PREFEL, SA. Sekarang PRADA, SA. Untuk mengumumkan prmohonan maaf melalui harian Kompas pada halaman yang sama dan sebesar yang sama dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak Pengumuman Bantahan.

7. That if PRAFEL, SA. Now PRADA, SA.,

does not withdraw and does not make an apology, we will take legal action, both on civil and criminal basis.

Bahwa apabila PREFEL, SA. Sekarang PRADA, SA. Tidak menarik dan tidak menganjukan permohonan maaf, maka kami akan mengambil tindakan hukum, baik secara Pidana maupun Perdata.

Sincerely Yours, Attorney

Hormat Kami, Kuasa Hukum

Dokumen terkait