BAB II LANDASAN TEORI
B. Kajian Teori
2. Teks Observasi
Teks observasi merupakan teks yang disusun berdasarkan hasil
pengamatan yang bertujuan memberikan informasi kepada orang lain terhadap
objek yang diamati (Wahono, 2013:7). Teks observasi berisi pemaparan tentang
objek yang diamati. Teks observasi disusun berdasarkan hasil pengamatan secara
sistematis, sehingga isinya bersifat faktual. Pada umumnya teks observasi
memiliki bentuk yang hampir sama dengan teks deskripsi, tetapi sebenarnya sifat
kedua teks tersebut berbeda. Teks observasi menggambarkan sesuatu secara
umum dan sesuai fakta apa adanya tanpa ada opini atau pendapat penulis.
Sedangkan teks deskripsi menggambarkan secara khusus (unik dan individual)
a. Struktur Teks Observasi
Secara umum, struktur teks observasi terdiri dari tiga bagian, yaitu
kalsifikasi umum, klasifikasi bagian, dan klasifikasi manfaat atau kesimpulan.
1) Klasifikasi umum merupakan penjelasan secara umum terhadap objek yang
diamati. Berisi tentang pengertian atau konsep dasar dari apa yang diobservasi
atau topik yang diangkat. Misalnya teks Observasi Kebersihan Lingkungan,
berarti kita harus menjabarkan terlebih dahulu tentang definisi atau konsep
kebersihan lingkungan secara umum. Kita bisa memberikan pernyataan atau apa
yang kita percayai sebagai prinsip kita dalam kebersihan lingkungan.
2) Klasifikasi bagian merupakan penjelasan secara rinci terhadap objek yang kita
amati. Bagian ini berisi penjelasan tentang objek yang diamati berdasarkan data
pengamatan.
3) Klasifikasi manfaat atau kesimpulan merupakan bagian teks observasi yang
berisi penjelasan manfaat atau kegunaan dari objek yang diamati. Bagian ini juga
dapat berisi kesimpulan tentang objek yang diamati.
b. Ciri-ciri Teks Observasi
Teks observasi memiliki ciri-ciri tersendiri yang menbedakannya dengan teks
lain. Ciri-ciri teks observasi dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Menggunakan kata benda umum.
2) Menggunakan kata teknis atau ilmiah yang berhubungan dengan sesuatu yang
3) Memiliki struktur teks yaitu pernyataan umum yang menerangkan subjek
laporan, keterangan, dan klasifikasinya serta penjabaran dari klasifikasi yang
dijabarkan secara ilmiah.
4) Merupakan hasil pengamatan dan analisis sistematis, sehingga isi umumnya
menyajikan fakta atau fenomena yang ada (bersifat faktual).
5) Isinya berupa penjelasan, pemerian, atau pemaparan tentang sesuatu yang
diinformasikan.
Kelima ciri-ciri teks observasi di atas, dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk membedakan teks observasi dengan teks yang lain. Selain itu, ciri-ciri teks
observasi dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun teks observasi.
c. Kaidah-kaidah Teks Observasi
Penulisan teks observasi tidak serta merta dibuat begitu saja. Penulisan teks
observasi perlu memperhatikan kaidah-kaidah teks observasi. Kaidah-kaidah teks
observasi diurakan sebagai berikut.
1) Isinya merupakan pemerian, penjelasan, dan pemaparan tentang informasi.
2) Merupakan hasil pengamatan dan analisis sistematis.
3) Struktur teksnya terdiri dari klasifikasi umum dan penjabaran.
4) Objek pengamatan dalam teks hasil observasi dipaparkan secara umum, dapat
Contoh teks observasi 1
Cinta Lingkungan
Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbal balik. Lingkungan hidup ini mencakup benda hidup dan benda mati. Benda hidup perlu makanan dan berkembang biak seperti manusia, binatang, dan tumbuhan. Benda mati antara lain tanah, air, api, batu, dan udara. Jika terpelihara dengan baik, lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat yang sehat, aman, tenteram, lahir dan batin.
Indonesia merupakan paru-paru dunia kedua. Indonesia memiliki hutan lebat yang memberikan banyak oksigen. Di negara ini terdapat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang khas, seperti matoa, kayu cendana, burung cendrawasih, orang utan, dan komodo.
Ekosistem di Indonesia yang masih terjaga, salah satunya, adalah kawasan Gunung Kidul. Di daerah itu sungai di bawah tanah airnya melimpah. Di gua dan sekitar sungai masih dihuni segerombolan kelelawar dan fitoplankton. Fitoplankton itu menjadi makanan ikan sehingga ikan berkembang biak dengan baik. Hewan-hewan melata atau reptil, seperti ular, kadal, dan tokek masih berkeliaran. Burung-burung kecil berkicau, musang berlari-larian, ayam berkokok, dan berbagai serangga hidup saling pengaruh.
Alam yang indah ini harus dicintai, dijaga, dan dilestarikan. Kecintaan pada alam itu harus selalu kita tumbuhkan kepada seluruh warga Indonesia. Selain itu, rasa cinta itu juga harus terus ditanamkan agar alam Indonesia tetap menjadi paru-paru dunia yang bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk yang hidup dari masa ke masa.
(Sumber: Kemendikbud. 2013. Bahasa Indonesia Wahana pengetahuan, hlm. 5-6. Jakarta.)
Lalat Buah Penyerang Tanaman
Pada musim hujan, sering kali kita menemui buah-buahan yang rontok sebelum matang. Kadang kala buah berwarna kuning dan keriput, terlihat bintik hitam kecil pada bagian kulit buah. Hal tersebut merupakan gejala serangan lalat buah (Bactrocera sp, dulunya Dacus dorsalisi). Lalat buah bisa menyerang banyak sekali tanaman sehingga sulit sekali dikendalikan. Contoh tanaman yang biasa diserang lalat buah adalah nangka, belimbing, mangga, tomat, cabai, lengkeng, melon, papaya, dan mentimun. Lalat buah memiliki banyak sekali spesies, yakni sekitar 60 jenis.
Lalat buah biasanya berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat kecil. Warnanya bervariasi mulai kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau kombinasinya. Disebut tephritidae (berarti bor) karena terdapat ovipositor pada lalat betina yang berfungsi untuk memasukkan telur ke buah.
Buah yang terserang ditandai oleh lubang titik hitam pada bagian pangkalnya, tempat serangga memasukkan telur. Umunya telur diletakkan pada buah yang agak dan tidak terkena sinar matahari langsung, pada buah yang agak lunak dengan permukaan agak kasar. Larva membuat saluran di dalam buah dengan memakan daging buah serta mengisap cairan buah. Hal ini dapat menyebabkan infeksi, buah menjadi busuk, dan biasanya jatuh ke tanah sebelum larva berubah menjadi pupa.
Sumber: Tim Edukatif. 2013. Mahir Berbahasa Indonesia untuk Kelas VII SMP/MTS, hlm. 8-9. Erlangga: Jakarta.