• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN

2.2. Telaah Literatur

Banyak penelitian terdahulu telah mengungkap faktor–faktor yang berpengaruh terhadap praktik penghindaran pajak dengan hasil yang berbeda-beda (inkonsisten). Pada bagian ini, peneliti akan menguraikan penelitian terdahulu yang relevan dan yang berhubungan dengan multinasionalitas, tax haven, thin capitalization dan ukuran perusahaan terhadap penghindaran pajak, antara lain :

Hasil penelitian Nurul (2015) dengan judul Pengaruh Perusahaan Keluarga, Multinational Company, Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Tax Avoidance, menunjukkan bahwa Multinational Company memiliki pengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance, sedangkan perusahaan keluarga dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance. Hasil penelitian Ridwan (2019) dengan judul Pengaruh Multinationality dan Timeliness Of Financial Reporting Terhadap Penghindaran Pajak, menunjukkan bahwa Multinationality tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sedangkan Timeliness Of Financial Reporting memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

Hasil penelitian Luwi (2017) dengan judul Pengaruh Multinationality, Tax Haven, dan Corporate Tax Rate Terhadap Tax Avoidance, menunjukkan bahwa Tax Haven memiliki pengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance, sedangkan Multinationality dan Corporate Tax Rate tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance. Hasil Penelitian Suripto (2018) dengan judul Pengaruh Pemanfaatan Tax Haven, Withholding Taxes, Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Praktik Penghindaran Pajak, menunjukkan bahwa Pemanfaatan Tax

Haven tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik penghindaran pajak, sedangkan Withholding Taxes dan ukuran komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik penghindaran pajak.

Hasil penelitian Agung dan Neo (2018) dengan judul Pengaruh thin capitalization Dan Profitabilitas Terhadap Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan bahwa thin capitalization memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik penghindaran pajak, sedangkan profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian Nurul dan Reskino (2017) dengan judul Pengaruh thin capitalization Dan Karakter Eksekutif Dengan Kompensasi Manajemen Kunci Sebagai Pemoderasi Terhadap Penghindaran Pajak, menunjukkan bahwa thin capitalization tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sedangkan karakter eksekutif memiliki pengaruh terhadap penghindaran pajak, dan kompensasi manajemen kunci tidak dapat memoderasi thin capitalization dan karakter eksekutif terhadap penghindaran pajak.

Hasil penelitian Dewi (2018) dengan judul Pengaruh Strategi Bisnis Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak, menunjukkan bahwa strategi bisnis dan karakteristik perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian Daniela (2015) dengan judul Analisis Pengaruh Strategi Bisnis Perusahaan Terhadap Tingkat Penghindaran Pajak, menunjukkan bahwa strategi bisnis tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

Hasil penelitian Juni (2015) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI, menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dapat memoderasi hubungan antara multinasionalitas, thin capitalization, dan tax haven terhadap penghindaran pajak, dan multinasionalitas dan thin capitalization memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sedangkan tax haven tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak. Hasil penelitian Suriani (2016) dengan judul Pengaruh Multinasionalitas, Tax Haven, dan Thin Capitalization Terhadap Penghindaran Pajak Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating, menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak dapat memoderasi hubungan antara multinasionalitas, tax haven, dan thin capitalization terhadap penghindaran pajak, dan multinasionalitas dan tax haven memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak, sedangkan thin capitalization tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian 1 Nurul

memiliki pengaruh

(2018) Dan Profitabilitas

Pajak. pajak.

penghindaran pajak.

Sumber : Hasil peneliti terdahulu, disusun oleh Peneliti, 2020

39

BAB III

KERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Penelitian

Wigunawan (2015) mengungkapkan bahwa kerangka penelitian adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka penelitian akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel moderasi. Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah di sampaikan di atas, dan juga berdasarkan uraian tinjauan teoritis dan tujuan penelitian terdahulu, maka variabel independen dalam penelitian ini adalah Multinasionalitas (X1), Pemanfaatan Tax haven (X2), dan Thin Capitalization (X3), Strategi Bisnis (X4), variabel moderasi dalam penelitian ini adalah Ukuran Perusahaan (Z), dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penghindaran Pajak (Y). Berikut merupakan gambar dari kerangka pemikiran pada penelitian ini :

1.

3.2.1. Pengaruh Multinasionalitas Terhadap Penghindaran Pajak

Praktik penghindaran pajak seringkali dilakukan oleh perusahaan multinasional mengingat bahwa perusahaan multinasional biasanya menerapkan perencanaan pajak yang efisien di seluruh entitas kelompok karena perusahaan multinasional memperoleh pendapatan dari berbagai sumber asing yang lebih besar, sehingga memiliki lebih banyak peluang untuk terlibat dalam kegiatan penghindaran pajak. Perusahaan multinasional memiliki lebih banyak kemungkinan untuk mengurangi kewajiban pajak mereka melalui lokasi kegiatan mereka di daerah-daerah yang rendah atau tidak ada pajak. Operasi ini dilakukan dengan mentransfer keuntungan dari yurisdiksi pajak tinggi ke yuridiksi pajak rendah. Dalam penelitian Nurul (2015), Multinational Company memiliki

Ukuran

H1 : Multinasionalitas berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak pada Perusahaan Multinasional Yang Terdaftar Di BEI.

3.2.2 Pengaruh Pemanfaatan Tax Haven Terhadap Penghindaran Pajak Tax haven countries adalah negara-negara yang dengan sengaja memberikan fasilitas perpajakan kepada wajib pajak negara lain agar penghasilan wajib pajak negara lain tersebut dialihkan ke negara mereka (tax haven) untuk dikenakan pajak yang lebih rendah atau tidak dikenakan pajak sama sekali. Pada umumnya beberapa negara memenuhi kebutuhan dana untuk pembiayaan kegiatan kepemerintahannya mengandalkan sumber pajak. Dalam rangka menarik para pengusaha untuk menginvestasikan keuangannya bisa melalui tarif pajak yang relatif kecil ataupun tidak sama sekali mengenakan pajak. Bahkan, sebuah perusahaan multinasional bisa menggunakan badan pembiayaan di tax haven untuk pemotongan pajak yang aman untuk pembayaran utang bunga oleh perusahaan di negara-negara bertarif pajak tinggi (Slemrod dan Wilson, 2009).

Dalam penelitian Luwi (2017), Tax Haven memiliki pengaruh signifikan terhadap Tax Avoidance.

H2 : Pemanfaatan Tax Haven berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak pada Perusahaan Multinasional Yang Terdaftar Di BEI.

3.2.3. Pengaruh Thin Capitalization terhadap Penghindaran Pajak

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan memiliki dua sumber modal yang dapat menjadi pilihan, yaitu baik berupa utang maupun modal. Pada dasarnya thin capitalization adalah pembentukan struktur modal perusahaan

dengan kombinasi kepemilikan utang banyak dan modal yang minim/kecil (Taylor dan Richardson, 2012). Mekanisme pembentukan struktur modal dengan struktur utang yang lebih besar dari ekuitas (thinly capitalization) memiliki banyak dampak. Utang yang diberikan menimbulkan beban bunga, dimana perlakuan terhadap bunga dalam perpajakan berbeda dengan perlakuan terhadap dividen. Beban bunga dalam ketentuan perpajakan diperkenankan sebagai pengurang penghasilan. Hal ini menimbulkan celah dan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan penghindaran pajak melalui pemanfaatan bunga.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Agung dan Neo (2018) menunjukkan adanya Thin Capitalization memiliki pengaruh signifikan terhadap praktik penghindaran pajak.

H3 : Thin Capitalization berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak pada Perusahaan Multinasional Yang Terdaftar Di BEI.

3.2.4. Pengaruh Strategi Bisnis terhadap Penghindaran Pajak

Semakin ketatnya persaingan bisnis di era globalisasi, membuat setiap perusahaan akan berusaha sebaik mungkin untuk tetap bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Setiap perusahaan memiliki strategi bisnis yang berbeda-beda agar bisa terus bertahan (survive). Di balik survive suatu perusahaan pasti akan diikuti oleh aspek perpajakan khususnya PPh dan PPN. Pada penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2018) menunjukkan adanya strategi bisnis memiliki pengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak.

H4 : Strategi Bisnis berpengaruh signifikan terhadap penghindaran pajak pada Perusahaan Multinasional Yang Terdaftar Di BEI.

3.2.5. Kemampuan Ukuran Perusahaan Memoderasi Hubungan Antara Multinasionalitas, Pemanfaatan Tax Haven, Thin Capitalization dan

Strategi Bisnis Terhadap Penghindaran Pajak

Perusahaan yang dikelompokkan ke dalam ukuran yang besar akan cenderung lebih mampu dan lebih stabil untuk menghasilkan laba jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Laba yang besar dan stabil akan cenderung mendorong perusahaan untuk melakukan praktik penghindaran pajak karena laba yang besar akan menyebabkan beban pajak yang besar pula. Dalam penelitian Juni (2015) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dapat memoderasi hubungan antara multinasionalitas, tax haven, dan thin capitalization terhadap penghindaran pajak.

H5 : Ukuran Perusahaan sebagai variabel moderasi mampu memoderasi hubungan antara hubungan antara Multinasionalitas, Tax Haven, dan Thin Capitalization, dan Strategi Bisnis terhadap penghindaran pajak pada Perusahaan Multinasional Yang Terdaftar Di BEI.

.

44

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Wahidmurni (2017) mengungkapkan bahwa pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam bentuk angka dan dianalisis dengan prosedur statistik. Jenis penelitian yang dilakukan adalah asosiatif kausal, Penelitian asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilakukan menggunakan populasi perusahaan multinasional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2016 sampai tahun 2018 berjumlah 66 perusahaan. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan tahun 2016, 2017 dan 2018 yang didapat melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.co.id. Tujuan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis dan menjelaskan hubungan variabel-variabel yang diteliti adalah variabel-variabel independen yaitu multinasionalitas, pemanfaatan tax haven, thin capitalization, dan strategi bisnis, serta variabel moderasi yaitu ukuran perusahaan, dan variabel dependennya yaitu penghindaran pajak.

4.2. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen, variabel independen, dan variabel moderasi. Variabel dependen (variabel terikat) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti.

variabel terikat. Sedangkan variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel dependen.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak. Adapun penghindaran pajak adalah proses pengendalian tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki dengan cara yang legal. Variabel penghindaran pajak ini diukur menggunakan proksi effective tax rate (ETR). ETR ini digunakan dengan maksud untuk merefleksikan penghindaran pajak. ETR merupakan rasio beban pajak terhadap laba perusahaan sebelum pajak penghasilan. ETR ini menggambarkan besarnya laba sebelum pajak yang dikorbankan untuk membayar beban pajak perusahaan.

Beban pajak perusahaan sendiri terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan.

Demikian juga, diasumsikan bahwa perusahaan yang melakukan penghindaran pajak akan memiliki nilai ETR yang rendah dan variabel indpenden yang memiliki nilai koefisien negatif terhadap ETR, maka dapat diartikan memiliki hubungan positif dengan penghindaran pajak begitu pula sebaliknya.

Perhitungan ETR dapat dijabarkan sebagai berikut :

ETR =

ETR adalah effective tax rate berdasarkan pelaporan akuntansi keuangan yang berlaku. Tax expense adalah beban pajak penghasilan badan untuk perusahaan i pada tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan. Pretax Income adalah

pendapatan sebelum pajak untuk perusahaan i pada tahun t berdasarkan laporan keuangan perusahaan.

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Multinasionalitas (MNC), yaitu beroperasi melewati lintas batas antarnegara, yang terikat hubungan istimewa, baik karena penyertaan modal saham, pengendalian manajemen atau penggunaan teknologi; dapat berupa anak perusahaan, cabang perusahaan, agen, dan sebagainya, dengan berbagai tujuan, antara lain untuk memaksimalkan laba setelah pajak (meminimalkan pajak). Variabel multinasionalitas (MNC) diukur menggunakan variabel dummy, dinyatakan 1 jika perusahaan memiliki setidaknya lima anak atau cabang usaha yang tergabung di luar Indonesia, namun jika sebaliknya dinyatakan 0.

2. Tax Haven (TAXHAV), yaitu kebijakan pajak suatu negara yang dengan sengaja memberikan fasilitas pajak berupa penetapan tarif pajak yang rendah atau bahkan tidak mengenakan pajak sama sekali. Variabel pemanfaatan tax haven (TAXHAV) diukur menggunakan variabel dummy, dinyatakan 1 jika perusahaan memiliki setidaknya dua anak usaha yang tergabung dalam tax haven yang diakui dalam OECD, namun jika sebaliknya dinyatakan 0.

3. Thin Capitalization, yaitu praktik membiayai cabang atau anak perusahaan lebih besar dengan utang berbunga daripada dengan modal saham.

Pengukuran yang mereka pakai untuk mengukur thin capitalization adalah sebagai berikut:

Rasio MAD = U tang

Keterangan :

MAD : Maximum Amount Debt

4. Strategi Bisnis (STRA) merupakan strategi yang digunakan perusahaan agar mampu beradaptasi menghadapi lingkungan yang kompetitif. Untuk memperoleh nilai STRA, penelitian ini mengikuti pengukuran yang dipakai oleh Higgins, dkk (2011), yaitu :

Market =

Penjualan Total

Iklan Beban

Untuk pengukuran proxy market, sampel perusahaan yang berada pada urutan teratas memperoleh skor 5, sampel perusahaan yang berada pada urutan dibawahnya memperoleh skor 4, dan seterusnya. Skor tiap sampel perusahaan dijumlahkan yang sudah diberikan skor.

Tabel 4.1

Komposisi Skor dan Perhitungan Strategi Market

5 TERTINGGI

4 3 2 1 TERENDAH Sumber : Output Excel yang diolah kembali, 2020

Selanjutnya menentukan skor kriteria dari STRATEGY yang digunakan oleh perusahaan dengan peringkat sebagai berikut :

Tabel 4.2

Kriteria Menentukan Strategi Skor STRATEGY Strategi yang dipakai

Skor 5-10 Defender

Skor 11-15 Analyzer

Sumber : Output Excel yang diolah kembali, 2017

Variabel moderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan yaitu suatu skala yang menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan. Tahap kedewasaan perusahaan ditentukan berdasarkan total aset, semakin besar total aset menunjukan bahwa perusahaan memiliki prospek baik dalam jangka waktu yanng relatif panjang diukur dengan logaritma natural dari total aset perusahaan.

SIZE = Logaritma Natural (Ln) of Total Asset

Ringkasan definisi operasional secara singkat dijelaskan pada tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.3

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Defenisi

karena penyertaan

Strategi

Sumber: Hasil olahan Peneliti, 2020

4.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini meliputi perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI dari tahun 2016 sampai dengan akhir tahun 2018. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling (judgement sampling), yaitu pemilihan sampel secara tidak acak dengan kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan yang telah terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018 dengan tidak memasukkan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, pertambangan, infrastruktur dan juga perusahaan yang atas seluruh penghasilannya dikenai pajak penghasilan yang bersifat final karena perusahaan-perusahaan tersebut tunduk pada aturan thin capitalization yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan lain;

2. Perusahaan tidak memperoleh laba negatif selama periode pengamatan;

4. Memiliki data laporan tahunan (annual report) untuk tahun pelaporan 2016-2018.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan yang memenuhi syarat adalah sejumlah 22 perusahaan, dengan 3 tahun pengamatan sehingga unit analisis sebanyak 66.

Tabel 4.4 Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah Perusahaan

Jumlah perusahaan multinasional yang telah terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018 dengan tidak memasukkan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,

pertambangan, infrastruktur dan juga perusahaan yang atas seluruh penghasilannya dikenai pajak penghasilan yang bersifat final karena perusahaan-perusahaan tersebut tunduk pada aturan thin capitalization yang berbeda dibandingkan dengan perusahaan lain

49

Jumlah perusahaan yang memperoleh laba negatif (rugi) selama periode pengamatan.

(12)

Jumlah perusahaan yang publikasi laporan keuangannya tidak menggunakan satuan mata uang rupiah.

(9)

Jumlah perusahaan yang tidak memiliki data laporan tahunan (annual report) untuk tahun pelaporan 2016-2018.

(6)

Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel.

22

Total amatan yang digunakan dalam penelitian (22x3)

66

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :

1. Studi dokumentasi, yaitu pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).

Sumber-sumber data seperti laporan keuangan auditan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

2. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian–penelitian terdahulu. Dalam hal ini, data diperoleh melalui buku-buku, jurnal, peraturan–peraturan serta media tertulis lainnya yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.

4.5. Teknik Analisis Data

Model penelitian ini diestimasi dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dalam pengujian masing-masing hipotesis. Agar model dapat dianalisis dan memberikan hasil yang representatif, maka model tersebut

harus memenuhi pengujian asumsi-asumsi klasik. Model regresi akan menghasilkan estimator tidak bias jika terpenuhi asumsi klasik, yaitu Normalitas, Multikolinearitas, Heteroskedastisitas, dan Autokorelasi.

4.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016).

4.5.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen, maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

4.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2016). Model regresi yang baik adalah yang memiliki data berdistribusi normal. Untuk menguji apakah terdapat distribusi yang normal atau tidak dalam model regresi, maka digunakanlah uji Kolmogorov-Smirnov dan analisis grafik.

Dalam analisa grafik, dasar pengambilan keputusan dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal yang memiliki ketentuan sebagai berikut :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Dalam uji Kolmogorov-Smirnov Z (1-sample K-S),dasar pengambilan keputusan untuk pengujian ini adalah sebagai berikut :

1. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) kurang dari 0,05; maka Ho ditolak. Hal ini berarti data residual terdistribusi tidak normal.

2. Apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05; maka Ho diterima. Hal ini berarti data residual terdistribusi normal.

4.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel–variabel ini tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Menurut Ghozali (2016), untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi biasanya dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Jika nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10, maka tidak terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut baik.

2. Jika nilai tolerance di bawah 0,1 dan nilai VIF di atas 10, maka terjadi masalah multikolinearitas, artinya model regresi tersebut tidak baik.

4.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi kesamaan varian residual dari satu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, dan pada penelitian ini diuji dengan melihat grafik scatterplot.

Dasar analisis uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut (Ghozali, 2016):

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka ada indikasi telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.5.2.4 Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penganggu periode t-1 (Ghozali, 2016). Masalah ini timbul karena

residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series).

Secara sederhana, suatu model dapat dinyatakan tidak terjadi gejala autokorelasi, jika probabilitas nilai Durbin Watson > 0.05.

4.5.3 Pengujian Hipotesis (Analisis Regresi Linear Berganda)

Pengujian terhadap masing-masing hipotesis yang diajukan dapat dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Pengujian regresi berganda di sini terdiri dari Uji F, Uji t, dan Uji Koefisien Determinasi (R2). Uji F digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi secara keseluruhan dan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Uji Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2016).

Analisis regresi digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, dan apabila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi atau dinaik-turunkan nilainya (Sugiyono, 2016).

Dalam penelitian ini, model regresi berganda yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :

ETR = α + β1MNC + β2TAXHAV + β3 THINCAP + β4SIZE + ε Keterangan :

E TR = Ukuran proksi penghindaran pajak.

MNC = Variabel dummy, dinyatakan 1 jika perusahaan memiliki setidaknya lima (5) anak atau cabang usaha yang tergabung di luar Indonesia, namun jika sebaliknya dinyatakan 0.

TAXHAV = Variabel dummy, 1 jika perusahaan memiliki setidaknya dua (2) anak usaha atau cabang yang tergabung dalam tax haven yang diakui OECD, namun jika sebaliknya dinyatakan 0.

THINCAP = Thin capitalization (MAD rasio) STRA = Strategi Bisnis (Rasio)

SIZE = Ukuran perusahaan (logaritma natural total aset)

Α = Konstanta

β1 – β4 = Koefisien variabel penjelas

Ε = Error

4.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat

Dokumen terkait