• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaah Pustaka

Dalam dokumen KONSEP TABAYYUN DALAM AL-QUR AN (Halaman 25-30)

Untuk mengetahui bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang baru, dan belum pernah sebelumnya ada penelitian yang sama, maka penulis perlu melacak literatur-literatur yang terkait dengan penelitian ini. Dalam penelusuran literatur-literatur tersebut, penulis mengelompokkannya menjadi tiga bagian.

Pertama, penelitian yang berkaitan dengan kata tabayyun itu sendiri.

Penelitian ini dapat dijumpai pada buku Tabayyun Gus Dur, Pribumisasi Islam Hak Minoritas Reformasi Kultural karya Muhammad Shaleh Isre13. Buku ini berisi gagasan-gagasan Gus Dur berupa wawancara yang tersebar di media sosial.

Buku ini berisi reaksi, afirmasi atau seringkali juga klarifikasi Gus Dur terhadap peristiwa ataupun gagasan-gagasan yang ingin dikemukakannya. Karena itulah,

13 Muhammad Shaleh Isre, Tabayyun Gus Dur, Pribumisasi Islam Hak Minoritas Reformasi Kultural (Yogyakarta: LkiS, 1998).

7

buku ini diberi istilah “tabayyun”, karena berkaitan dengan klarifikasi pemikiran Gus Dur terhadap peristiwa yang terjadi pada saat itu.

Dr. Sayyid M. Nuh14 melalui bukunya Penyebab Gagalnya Dakwah Jilid I pada bab ‘Adamut-Tatsabbut aw Tabayyun. Dalam buku ini, dijelaskan perihal pengertian apa itu ‘Adamut-Tatsabbut aw Tabayyun, faktor-faktor penyebab tidak cermat dan tidak jelas dalam menyikapi suatu informasi, dampak buruknya bagi kehidupan, lalu juga dijelaskan mengenai cara untuk mengatasi kecerobohan dan ketidaktelitian dalam menerima suatu informasi tersebut.

Selain dalam bentuk buku, penelitian kata tabayyun juga terdapat dalam karya skripsi, seperti dalam skripsinya Ahmad Mudzakir, Penafsiran Tabayyun dalam al-Qur’an Menurut Tafsir al-Misbah Karya Quraish Shihab dan Fi Zilal al-Qur’an Karya Sayyid Qutb, mahasiswa fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam penelitian ini, Ahmad Mudzakir meneliti tentang penafsiran ayat-ayat tabayyun dalam al-Qur’an dengan menitikberatkan pada pendapat dua tokoh mufassir, yaitu M. Quraish Shihab dengan karyanya Tafsir Misbah dan Sayyid Qutb dalam karyanya Fī Zilāl al-Qur’ān. Dalam skripsi ini, Ahmad Mudzakir tidak menggunakan teori Toshihiko Izutsu dalam melakukan penelitiannya.

Dina Nasicha yang berjudul Makna Tabayyun dalam al-Qur’an (Studi Perbandingan antara Tafsir al-Muyassar dan Tafsir al-Misbah), mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang. Dalam skripsi

14 Sayyid M. Nuh, Penyebab Gagalnya Dakwah Jilid I (Jakarta: Gema Insani Press, 2000).

8

ini, ia tidak menggunakan aplikasi semantik Toshihiko Izutsu. Dina Nasicha melakukan penelitian yang berfokus pada kajian komparatif tematik tokoh, yaitu dengan memaparkan penjelasan mengenai ayat-ayat yang berkaitan dengan makna tabayyun menurut M. Quraish Shihab dalam karyanya Tafsir al-Misbah dan penafsiran Aidh Qarni tentang makna tabayyun dalam karyanya Tafsīr al-Muyassar.

Kedua, penelitian kata tabayyun dalam bentuk kajian tematik. Pada penelitian ini, kata tabayyun tidak secara eksplisit disebutkan pada judul penelitian, tapi secara implisit menjelaskan perihal tabayyun (klarifikasi). Ada dua jurnal yang penulis temukan berkenaan penelitian ini, yaitu jurnal yang berjudul Tafsir Tematik tentang Seleksi Informasi, ditulis oleh Mawardi Siregar, MA.

Jurnal ini membahas tentang konsep tabayyun dalam al-Qur’an dengan merujuk pada surah al-Ḥujurāt ayat 6. Ayat ini kemudian dikaji melalui sudut pandang tafsir tematik, yaitu dengan mencari ayat-ayat yang berkaitan dengan tema, mencari sebab turunnya ayat, tafsir ayat, munasabah ayat, lalu kemudian menjelaskan aspek penting tabayyun dalam praktek komunikasi.

Lalu kemudian jurnal dengan judul Konsep Berita dalam al-Qur’an (Implikasinya dalam Sistem Pemberitaan di Media Sosial) yang ditulis oleh Iftitah Jafar15. Dalam pembahasan ini, term kunci yang diteliti terkait konsep berita dalam al-Qur’an ada empat yaitu al-Nabā’, al-Khabar, al-Hadīṡ dan al-‘Ifk.

Menurut Iftitah Jafar, ada tiga implikasi konsep berita dalam al-Qur’an terkait

15 Iftitah Jafar, “Konsep Berita dalam al-Qur’an (Implikasinya dalam Sistem Pemberitaan di Media Sosial)” dalam Jurnal Jurnalisa, Vol. 03, No. 1, 2017.

9

sistem pemberitaan di media sosial yang mesti diperhatikan oleh setiap orang.

Pertama, sumber berita harus jelas, kedua, berita harus benar dan ketiga, berita harus sesuai dengan fakta.

Ketiga, penelitian kosakata dalam al-Qur’an dengan menggunakan teori semantik Toshihiko Izutsu. Mengenai literatur ini, penulis menemukan beberapa karya penelitian berupa skripsi, seperti skripsi Siti Fatimah Fajrin yang berjudul Konsep al-Nār dalam al-Qur’an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu), mahasiswi fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Skripsi ini menjelaskan gambaran al-Nār dalam al-Qur’an melalui kajian semantik Toshihiko Izutsu. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui makna al-Nār ditinjau dari makna dasar dan relasionalnya, sintagmatik dan diakronik serta weltanschauung dari kata tersebut. Meskipun pada skripsi ini menggunakan teori Toshihiku Izutsu dalam penelitiannya, tetapi kata yang dikaji bukanlah kata tabayyun, tetapi kata al-Nār.

Skripsi oleh Aida Nahar yang berjudul Konsep Ḥubb dalam al-Qur’an (Analisis Semantik Toshihiko Izutsu), mahasiswi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam penelitian ini, Aida Nahar menggunakan teori semantik Toshihiko Izutsu untuk mengetahui konsep Ḥubb dalam al-Qur’an dilihat dari makna dasar dan relasionalnya, sintagmatik dan diakronik serta weltanschauung dari kata tersebut.

Skripsi oleh Zunaidi Nur dengan judul Konsep al-Jannah dalam al-Qur’an (Aplikasi Semantik Toshihiko Izutsu), mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan

10

Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam penelitian ini, ia menjelaskan tentang makna dan konsep mengenai kata al-Jannah yang terdapat di dalam al-Qur’an dengan menggunakan analisis semantik Toshihiko Izutsu.

Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Iqbal Maulana dengan judul Konsep Jihād dalam al-Qur’an (Kajian Analisis Semantik Toshihiko Izutsu), mahasiswa Fakultas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam penelitian ini, kata kunci jihad adalah kata yang diteliti oleh Muhammad Iqbal Maulana dengan menggunakan teori Toshihiko Izutsu, yaitu mengungkap makna dasar dan relasional, sinkronik dan diakronik serta weltanschauung dari kosa kata itu.

Dari beberapa penelitian di atas, dan sejauh pencarian penulis, belum ada yang membahas tentang konsep tabayyun dalam al-Qur’an dengan menggunakan analisis semantik Toshihiko Izutsu. Meskipun terdapat karya berupa buku yang membahas tentang tabayyun, yaitu Tabayyun Gus Dur, Pribumisasi Islam Hak Minoritas Reformasi Kultural dan juga buku Penyebab Gagalnya Dakwah Jilid I pada bab ‘Adamut-Tatsabbut aw Tabayyun, tetapi keduanya tidak mengkaji kata tabayyun dari segi semantiknya. Begitu pula pembahasan term tabayyun pada dua penelitian skripsi yang penulis temukan, keduanya tidak berkaitan dengan semantik, tetapi merupakan kajian komparatif tokoh. Selanjutnya penelitian berupa jurnal/artikel, yaitu Tafsir Tematik tentang Seleksi Informasi dan juga Konsep Berita dalam al-Qur’an (Implikasinya dalam Sistem Pemberitaan di Media Sosial), keduanya memang berkaitan dengan penjelasan tabayyun, akan tetapi dalam ranah kajian tematik. Lalu kemudian beberapa tema penelitian skripsi, seperti konsep Ḥubb, al-Jannah, al-Nār dan jihād memang menggunakan

11

kajian semantik Toshihiko Izutsu, tetapi tema yang diangkat pada penelitian-penelitian tersebut tentu berbeda dengan tema yang penulis jadikan sebagai penelitian, yaitu konsep tabayyun dalam al-Qur’an.

Dalam dokumen KONSEP TABAYYUN DALAM AL-QUR AN (Halaman 25-30)

Dokumen terkait