• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Penyusunan Rencana Strategis SKPD sangat dipengaruhi dan

merupakan penjabaran yang lebih detail dari perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Pacitan sehingga semua langkah-langkah yang disusun dalam Renstra Dinas Kehutanan dan Perkebunan harus sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pacitan Tahun 2011 – 2016.

Visi Kabupaten Pacitan tahun 2011 - 2016 adalah :

“ TERWUJUDNYA MASYARAKAT PACITAN YANG SEJAHTERA ”

Misi pembangunan Kabupaten Pacitan 2011-2016 sebagai upaya yang ditempuh dalam mewujudkan visi, sebagaimana berikut :

“ Pacitan Makmur Wong Cilik Gumuyu ”

Misi 1 : Profesional birokrasi dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik

Misi 2 : Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Misi 3 : Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat

Misi 4 : Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan

Misi 5 : Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar

Misi 6 : Mengembangkan tatanan kehidupan masyarakat yang berbudaya, berkepribadian dan memiliki keimanan serta memantapkan kerukunan umat beragama

Telaahan terhadap visi, misi dan program Kepala Daerah dan Wakil Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Hal ini ditunjukkan melalui: a. Pernyataan misi ke 1 : Profesional birokrasi dalam rangka meningkatkan

pelayanan prima dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik

Pada misi pertama ini, Dinas Kehutanan dan Perkebunan berperan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mengelola sumberdaya secara berdayaguna dan berhasil guna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 36 b. Pernyataan misi ke 4 : Meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan

ekonomi yang bertumpu pada potensi unggulan.

Pada misi keempat ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan berperan dalam menumbuhkembangkan potensi unggulan komoditi kehutanan dan perkebunan dari hulu sampai hilir.

c. Pernyataan misi ke 5 : Pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar.

Pada misi ini peran serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam memberikan pelayanan berupa pembangunan sarana prasarana infrastruktur pendukung ketersediaan air, pengendalian erosi, jalan konservasi dan jalan produksi untuk kemudahan sarana transportasi pemasaran hasil produksi

Selain telaahan terhadap visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang telah diuraikan di atas, Dinas Kehutanan dan Perkebunan juga memiliki keterkaitan langsung dalam menunjang pelaksanaan pembangunan dalam bentuk program - program pembangunan, sebagai berikut:

a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

c. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

d. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan e. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan f. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

g. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan h. Program Pemanfaatan Potensi Sumberdaya Hutan

i. Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan

j. Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Hutan k. Program Pembinaan Dan Penertiban Industri Hasil Hutan

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi 3.3.1 Visi Kementrian Kehutanan

Visi kementerian Kehutanan adalah :

“ Hutan Lestari Untuk Kesejahteraan Masyarakat Yang Berkeadilan “ misi dan tujuan masing-masing misi, ditetapkan sebagai berikut :

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 37 1. Memantapkan kepastian status kawasan hutan serta kualitas data dan

informasi kehutanan. Misi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepastian kawasan hutan sebagai dasar penyiapan prakondisi pengelolaan sumberdaya hutan secara lestari.

2. Meningkatkan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) untuk memperkuat kesejahteraan rakyat sekitar hutan dan keadilan berusaha. Misi tersebut bertujuan untuk meningkatkan optimalisasi pengelolaan hutan produksi.

3. Memantapkan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam. Misi tersebut bertujuan menurunkan gangguan keamanan hutan dan hasil hutan dalam penyelenggaraan perlindungan dan konservasi sumberdaya alam.

4. Memelihara dan meningkatkan fungsi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS) sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi, ekonomi dan sosial DAS. Misi ini bertujuan meningkatkan kondisi, fungsi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS), sehingga dapat mengurangi resiko bencana alam, dan dikelola secara berkelanjutan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar dan terapan serta kompetensi SDM dalam mendukung penyelenggaraan pengurusan hutan secara optimal. Misi ini bertujuan untuk menyediakan informasi ilmiah dalam pengelolaan hutan lestari, baik dalam tatanan perumusan kebijakan maupun kegiatan teknis pengelolaan hutan di lapangan, serta tersedianya SDM kehutanan yang profesional melalui pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kehutanan.

6. Memantapkan kelembagaan penyelenggaraan tata kelola kehutanan Kementerian Kehutanan. Tujuan utama misi ini adalah penyediaan perangkat peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan hutan lestari, peningkatan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) bidang kehutanan dan terlaksananya tertib administrasi pada Kementerian Kehutanan.

Berdasarkan visi dan misi Kementrian Kehutanan, maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan menetapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 38 o Memantapkan penyelenggaraan perlindungan dan konservasi

sumberdaya alam.

o Memelihara dan meningkatkan fungsi dan daya dukung daerah aliran sungai (DAS) sehingga dapat meningkatkan optimalisasi fungsi ekologi, ekonomi dan sosial DAS.

o Meningkatkan ketersediaan produk teknologi dasar dan terapan serta kompetensi SDM dalam mendukung penyelenggaraan pengurusan hutan secara optimal.

3.3.2 Visi Direktorat Jenderal Perkebunan

Visi Direktorat Jenderal Perkebunan adalah :

" Profesional dalam memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan ”

Misi :

1. Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran, dan kerjasama teknis yang berkualitas; pengelolaan administrasi keuangan, dan aset yang berkualitas; memberikan pelayanan organisasi, tatalaksana, kepegawaian, humas, hukum, dan administrasi perkantoran yang berkualitas; dan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas.

2. Meningkatkan kemampuan penyediaan benih unggul, dan penyediaan sarana produksi.

3. Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha budidaya tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, dan tanaman tahunan.

4. Menfasilitasi integrasi antara pelaku usaha budidaya tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan; memotivasi penerapan tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal; dan mendorong penumbuhan dan pemberdayaan petani dan kelembagaan petani.

5. Menfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT dan penangan gangguan usaha seta dampak gangguan iklim.

Berdasarkan visi dan misi Direktorat Jenderal Perkebunan, maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan menetapkan beberapa

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 39 hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:

 Mendorong upaya peningkatan produksi dan produktivitas usaha budidaya tanaman semusim, tanaman rempah dan penyegar, dan tanaman tahunan.

 Menfasilitasi integrasi antara pelaku usaha budidaya tanaman perkebunan dengan pendekatan kawasan; memotivasi penerapan tepat guna yang sesuai dengan kondisi lokal; dan mendorong penumbuhan dan pemberdayaan petani dan kelembagaan petani.

 Menfasilitasi ketersediaan teknologi, sistem perlindungan perkebunan, pengamatan dan pengendalian OPT dan penangan gangguan usaha seta dampak gangguan iklim.

3.3.3 Visi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur Visi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur :

“ Terwujudnya pelestarian fungsi hutan dan pemantapan kawasan hutan serta Daerah Aliran Sungai (DAS) secara optimal, untuk kesejahteraan masyarakat Jawa Timur ”.

Misi :

1. Mengembangkan kelembagaan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sarana dan prasarana.

2. Mengembangkan perencanaan yang mantap, inventarisasi, pengolahan data dan litbang bidang kehutanan serta jaringan kerjasama dengan seluruh stakeholder dalam pembangunan kehutanan.

3. Memantapkan status dan fungsi kawasan hutan.

4. Meningkatkan pelayanan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan dan peredaran hasil hutan.

5. Meningkatkan pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan kritis, serta pelaksanaan perhutanan sosial.

6. Meningkatkan perlindungan dan pengamanan hutan dan hasil hutan. 7. Pengembangan Pengelolaan Tahura R. Soerjo

8. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan, yang berkelanjutan.

Berdasarkan visi dan misi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur , maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan menetapkan

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 40 beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut:

 Meningkatkan pelayanan, pengawasan dan pengendalian pengelolaan dan peredaran hasil hutan

 Meningkatkan pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan kritis, serta pelaksanaan perhutanan sosial.

 Meningkatkan perlindungan dan pengamanan hutan dan hasil hutan.  Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kehutanan,

yang berkelanjutan.

3.3.4 Visi Dinas Perkebunan di Jawa Timur Visi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur :

“ Terwujudnya agribisnis perkebunan yang efisien, produktif, berdaya saing dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat perkebunan secara berkeadilan “

Misi :

1. Mewujudkan pembangunan agribisnis perkebunan yang berkelanjutan melalui penerapan good agriculture practices dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif;

2. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perkebunan yang memiliki kemampuan teknis;

3. Meningkatkan akses terhadap informasi pasar, teknologi, permodalan, sarana prasarana bagi masyarakat perkebunan;

4. Meningkatkan nilai tambah produk perkebunan di sentra-sentra produksi.

Berdasarkan visi dan misi Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur , maka Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan menetapkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyelenggarakan pembangunan selama lima tahun ke depan, sebagai berikut :

 Mewujudkan pembangunan agribisnis perkebunan yang berkelanjutan melalui penerapan good agriculture practices dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif;

 Meningkatkan akses terhadap informasi pasar, teknologi, permodalan, sarana prasarana bagi masyarakat perkebunan;

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 41  Meningkatkan nilai tambah produk perkebunan di sentra-sentra

produksi.

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

3.4.1 Telahaan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi a. Kebijakan Berdasarkan RTRW Jawa Timur

Dalam fungsi wilayah dan perkotaan Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari SWP Madiun dan sekitarnya. Kabupaten Pacitan memiliki rencana fungsi wilayah sebagai pemerintahan, pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan, pendidikan, kesehatan dan pariwisata.

Berdasarkan pola pengelompokan perekonomian dan dominasi kegiatannya dalam sistem perwilayahan Jawa Timur, terjadi pemusatan kota - kota yang terlalu ke Utara. Berdasarkan kondisi ini, perlu adanya upaya untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan mengembangkan wilayah Selatan Jawa Timur, Kabupaten Pacitan merupakan wilayah yang harus diprioritaskan pengembangannya melalui Konsep Pengembangan Selatan-Selatan yaitu jalur Pacitan – Trenggalek – Tulungagung - Banyuwangi.

Kedudukan Kabupaten Pacitan dalam konstelasi wilayah Koridor pantai selatan Jawa tidak lepas dari sistem kota - kota yang ada. Kota Pacitan merupakan pusat kegiatan lokal bagi daerah - daerah lain di sekitarnya. Sebagai pusat kegiatan lokal wilayah, Pacitan menjadi wilayah penghubung antar kota-kota sekitar baik di wilayah Jawa Timur (Citragung) maupun Jawa Tengah dan DIY (Pawonsari). Letak Kabupaten Pacitan yang berada di wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadikan peran Pacitan sebagai pintu masuk Jawa Timur di wilayah pantai selatan Jawa.

Perencanaan tata ruang yang dimuat dalam dokumen RTRW Provinsi Jawa Timur yang mengatur arahan pengembangan Pacitan menempatkan wilayah ini menjadi penting di masa yang akan datang. Pengembangan koridor pantai selatan akan berdampak pada pola penggunaan lahan dan perkembangan kegiatan/aktivitas di wilayah Kabupaten Pacitan. Meningkatnya intensitas penggunaan lahan dan

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 42 aktivitas perkotaan akan membangkitkan arus lalu lintas dan meningkatkan aktivitas perekonomian. Hal ini tentu saja sejak awal harus diantisipasi dan dikendalikan agar tidak berkembang secara tidak beraturan dan tidak lagi sesuai dengan dokumen tata ruang yang diatur dalam peraturan daerah.

b. Telaahan terhadap Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Pacitan Sebelum disusunnya strategi pengembangan Pacitan, perlu adanya suatu konsep skenario pengembangan wilayah Pacitan. Skenario ini disusun berdasarkan pertimbangan terhadap isu permasalahan serta potensi dan prospek pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan baik dari aspek fisik, sumber daya alam (SDA), ekonomi dan sistem prasarana wilayah. Pertimbangan yang lain yaitu terhadap tujuan - tujuan kebijakan makro dan mikro Wilayah Kabupaten Pacitan.

Berdasarkan hal - hal tersebut, maka pengembangan kegiatan/ekonomi di Kabupaten Pacitan yang menjadi dasar perumusan struktur ruang harus mempertimbangkan :

1. Kegiatan ekonomi yang tidak memerlukan dukungan lahan relatif luas;

2. Pengembangan lahan di wilayah Utara dan Barat hendaknya dikendalikan secara ketat karena terkait dengan fungsi sebagai kawasan perlindungan bagi wilayah bawahnya;

3. Kondisi lahan di wilayah Tengah yang rawan longsor, menyebabkan wilayah ini relatif kurang berkembang, sehingga interaksi antara wilayah Utara dan Selatan relatif rendah.

4. Wilayah Kars Pacitan Barat yang terletak di wilayah Selatan – Barat merupakan kawasan Kars kelas 1, sehingga di wilayah ini tidak boleh dilakukan kegiatan pertambangan;

5. Kegiatan ekonomi diarahkan pada pemberdayaan ekonomi lokal dengan sektor pariwisata sebagai sektor penggerak di hilir yang pada akhirnya akan menarik sektor - sektor primer untuk berkembang (mis : perikanan laut, lobster, kelapa, kakao, nilam, jeruk, batu aji, keramik dan gerabah);

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 43 6. Pelayanan fasilitas dan prasarana perkotaan hendaknya dilakukan

dengan sistem banyak pusat, meskipun dengan skala yang lebih rendah; dan

7. Prioritas pengembangan ditekankan pada wilayah Selatan dengan penekanan fungsi Utama sebagai pariwisata pantai dan gua.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka skenario pengembangan wilayah Kabupaten Pacitan adalah: wilayah berkembang sesuai kecenderungan perkembangan wilayah saat ini. Struktur perwilayahan dilakukan dengan dengan asumsi sebagai berikut:

1. Pembagian Wilayah Pembangunan lebih berorientasi pada pembagian wilayah administrasi;

2. Setiap wilayah Pembangunan terdiri dari dari empat wilayah administrasi Kecamatan;

3. Penentuan pusat dilakukan pada kecamatan yang terletak di tengah - tengah, selain juga mempertimbangkan kelengkapan fasilitas perkotaan dan orde kota

Berdasarkan skenario tersebut, kondisi yang diharapkan di masa datang, yaitu:

 Perkembangan leading sektor (dalam hal ini sektor pariwisata) yang diharapkan mampu menjadi sektor penggerak sektor - sektor lainnya, khususnya sektor pertanian (dalam arti luas) sebagai SDA yang dominan, berkembang sesuai peluang pasar dan peningkatan kualitas produk, penambahan nilai produk pada proses pengolahan.

 Besarnya perkembangan melalui proses peningkatan sarana prasarana dasar secara bertahap terseleksi sesuai dengan daya tenaga serta dana yang tersedia.

 Diperlukan prioritas kawasan andalan dengan sektor/subsektor yang diunggulkan untuk memperoleh hubungan pengaruh perkembangan kumulatif/multiplier effect yang tinggi.

 Harapan perkembangan tercapai melalui akselerasi pembangunan bertahap, berjalan dalam jangka menengah atau jangka panjang karena sektor yang satu menunggu hasil pembangunan sektor lain terlebih dahulu, sehingga perkembangan ekonomi wilayah berjalan relatif lambat dan lama.

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 44 Untuk memenuhi skenario tersebut, maka dilakukan penetapan strategi bagi tiap-tiap sektor. Penetapan serta penyusunan Strategi Perwilayahan Pembangunan Kabupaten Pacitan dilakukan berdasarkan skenario pengembangan wilayah Pacitan. Visi, misi, tujuan dan strategi disusun dengan mempertimbangkan isu permasalahan serta potensi dan prospek pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan baik dari aspek fisik, sumber daya alam (SDA) ekonomi serta tujuan internal Pengembangan Wilayah Kabupaten Pacitan.

Strategi yang akan dikembangkan dalam upaya penataan ruang Kabupaten Pacitan sebagaimana yang tercantum dalam RTRW Provinsi Jawa Timur, adalah :

1. Strategi pengembangan berdasarkan kebijakan makro; 2. Strategi struktur ruang wilayah Kabupaten Pacitan; 3. Strategi pola ruang wilayah Kabupaten Pacitan; 4. Strategi pengelolaan kawasan lindung dan budidaya; 5. Strategi penataan kawasan pedesaan dan perkotaan 6. Strategi penataan sistem prasarana wilayah;

7. Strategi penataan kawasan strategis; 8. Strategi penataan wilayah pesisir; dan

9. Strategi penataan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara.

Sehubungan dengan strategi penataan ruang Jawa Timur pada Kabupaten Pacitan, maka hal - hal yang perlu diperhatikan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan, sebagai berikut:

1. Meningkatkan upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi dan perlindungan di wilayah utara – barat

2. Memprioritaskan kegiatan pada intensifikasi, rehabilitasi, penanganan pasca panen dan diversifikasi hasil produksi komoditi – komoditi unggulan spesifik lokal

3. Meningkatkan sarana dan prasarana seperti jalan produksi, jalan konservasi, embung, DPn, Dpi, sumur resapan dll.

3.4.2 Kajian terhadap KLHS Kabupaten Pacitan

Permasalahan lingkungan dalam kajian lingkungan hidup strategis ini bermula dari dampak pelaksanaan Kebijakan, Rencana dan Program (KRP) di Kabupaten Pacitan. Berdasarkan hasil tinjauan terhadap kebijakan

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 45 pembangunan (RPJM) dan rencana tata ruang wilayah (RTRW), sesuai fungsi dan peran ruang wilayah Kabupaten Pacitan berdasarkan potensi wilayah yang dimiliki, sesuai dengan visi dan misi pembangunan Kabupaten Pacitan, arahan rencana pengembangan kawasan di Kabupaten Pacitan diarahkan kepada :

1. Penetapan kawasan strategis sosio - kultural ( Kawasan Pariwisata ) 2. Penetapan kawasan strategis perekonomian ( kawasan Agropolitan ) 3. Penetapan kawasan strategis Teknologi Tinggi ( Kawasan PLTU )

Dengan melihat arahan penetapan rencana pengembangan kawasan tersebut diatas, Pengkajian Dampak Lingkungan di Kabupaten Pacitan difokuskan pada permasalahan lingkungan dalam sektor sumberdaya air dan sumberdaya alam yang akan menjadi faktor pendukung utama pengembangan kawasan di DAS Grindulu Kabupaten Pacitan.

 Komponen Lingkungan

Komponen lingkungan dalam KLHS didefinisikan sebagai komponen lingkungan geofisik kimia, lingkungan biologi, serta lingkungan sosial ekonomi budaya, dalam lingkup yang lebih makro. Identifikasi awal komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak adalah sebagai berikut ini :

a. Lahan - Lahan kritis - Hutan - Lahan pertanian b. Air - Kualitas air - Debit air

- Supply air baku c. Keanekaragaman Hayati

- Vegetasi hutan - Tanaman budidaya - Biota perairan

d. Pola perkembangan penduduk - Pertumbuhan penduduk - Kepadatan penduduk - Distribusi penduduk

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 46 e.Struktur ekonomi

- Pendapatan masyarakat - Kegiatan perekonomian

- Pertumbuhan ekonomi wilayah f. Sistem sosial budaya

- Pelayanan prasarana wilayah - Pelayanan fasilitas sosial - Estetika kawasan

- Persepsi dan sikap masyarakat - Kesehatan masyarakat

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup mendefinisikan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makluk hidup lain.

Pelaksanaan pembangunan dan kegiatan manusia dalam memanfaatkan sumberdaya air dan sumberdaya alam untuk memberikan kehidupan yang lebih baik, dalam kegiatannya didukung oleh kebijakan, rencana dan program (KRP) di setiap wilayah/daerah agar memberikan hasil yang lebih optimal. Berbagai kegiatan yang dilakukan sebagai penjabaran dari pelaksanaan KRP secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak terhadap kondisi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dimana komponen lingkungan seperti air, tanah, udara, keanekaragaman hayati dan komponen lingkungan sosial akan menerima pengaruh langsung sebagai dampak dari pelaksanaan kegiatan.

Sumber daya air merupakan salah satu komponen yang sangat vital keberadaanya dalam mendukung segala aktifitas kehidupan makhluk hidup di muka bumi ini. Dalam melakukan penyediaan air untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, pemerintah telah menanamkan investasi yang cukup besar untuk maksud tersebut melalui pembangunan jaringan irigasi, embung/waduk, dam/bendungan, dan prasarana air minum/irigasi untuk menjamin alokasi air yang efesien. Seiring dengan pembangunan tersebut maka pemanfaatan tanah dan air

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 47 permukaan di Daerah Aliran Sungai (DAS Grindulu) terdapat perubahan-perubahan dari tahun ke tahun.

Tingginya perkembangan laju pertumbuhan penduduk yang menuntut berkembangnya kawasan permukiman dan industri telah menyebabkan semakin berkurangnya area resapan air (catchment area) akibat pembukaan lahan dan penebangan hutan secara berlebih. Perubahan-perubahan tersebut harus tetap terkendali agar siklus hidrologi dapat dipertahankan kelestariannya, mengingat kerusakan lahan yang diakibatkan kesalahan pemanfaatan, akan mengakibatkan ketersediaan air yang melimpah pada musim hujan, yang selain memberikan manfaat, pada saat yang sama juga menimbulkan bahaya terjadinya banjir. Sedangkan pada musim kemarau, kelangkaan air telah pula menyebabkan potensi kekeringan yang berkepanjangan.

Berbagai isu dan permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air di wilayahDAS Grindulu Kabupaten Pacitan antara lain adalah :

1. Kerusakan DAS

Kerusakan Lingkungan yang semakin meluas akibat kerusakan hutan secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air. Eksploitasi air tanah secara berlebih dengan ditunjang kecenderungan meluasnya lahan kritis disekitar DAS, menimbulkan potensi terjadinya kelangkaan sumber daya air yang ada dan terjadinya penurunan muka air tanah yang menimbulkan intrusi air laut pada air tanah.

Kabupaten Pacitan secara alamiah banyak mengalami kendala pemenuhan kebutuhan air karena faktor distribusi yang tidak merata baik secara spasial maupun waktu, sehingga kebutuhan air yang dapat disediakan tidak selalu memenuhi, baik kuantitas maupun kualitasnya. Kerusakan lingkungan yang semakin meluas akibat kerusakan hutan secara signifikan telah menyebabkan penurunan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam menahan dan menyimpan air.

Akibat penebangan hutan yang tidak mengikuti ketentuan, yaitu tebang pilih, sehingga kegiatan penebangan tersebut memacu

Renstra Perubahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Pacitan 2011-2016 48 terjadinya kekritisan lahan, terjadi banjir pada musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau, pendangkalan sungai, muara sungai, bangunan pengairan, pencemaran air sungai dan sebagainya.Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh kritisnya daerah tangkapan air adalah terjadinya tanah longsor, pada anak – anak sungai Grindulu.

Wilayah di hulu DAS yang merupakan kawasan resapan air adalah kawasan yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan dan sebagai pengontrol tata air permukaan. Jenis kawasan ini sebagian besar merupakan kawasan hutan lindung. Dikabupaten Pacitan luas hutan Negara hanya sekitar 1 % dari keseluruhan luas lahan.

2. Alih Fungsi Lahan

Perkembangan laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, diikuti dengan semakin cepatnya perkembangan kawasan hunian akan merubah kawasan terbuka sebagai kawasan resapan air terutama kawasan yang ada di sepanjang Daerah Aliran Sungai DAS Grindulu di Kabupaten Pacitan. Terjadinya alih fungsi lahan dari lahan hutan sebagai kawasan konservasi menjadi lahan untuk

Dokumen terkait