• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Dalam dokumen PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (Halaman 41-46)

SEJAHTERA DAN DINAMIS “YANG MANTAP” BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kabupaten Lima Puluh Kota pada dasarnya terdiri dari dua bentang alam darat yang berupa kawasan dataran untuk pengembangan permukiman dan kawasan pegunungan.

Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan satu dari sembilan belas Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki

Perubahan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016 – 2021

38 luas wilayah 3.354,30 Km² yang berarti 7,94 persen dari daratan Provinsi Sumatera Barat yang luasnya 42.229,64 Km², dan merupakan kabupaten dengan luas wilayah nomor enam terbesar setelah Kabupaten Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Solok.

Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan Kabupaten paling timur di Provinsi Sumatera Barat yang merupakan pintu gerbang utama dijalur darat dengan provinsi Riau. Secara geografis Kabupaten Lima Puluh Kota terletak pada 0º25’28,71’’ LU - 0º22’14,52’’ LS dan 100º15’44,10’’ BT - 100º50’47,80’’ BT. Kabupaten Lima Puluh Kota diapit oleh 4 Kabupaten dan 1 Provinsi yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Pasaman serta Provinsi Riau. Secara administrasi Kabupaten Lima Puluh Kota berbatasan dengan wilayah sebagai berikut:

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sijunjung.

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki posisi strategis dan dapat dikembangkan secara maksimal meliputi pertanian, perkebunan, dan pariwisata.

Sedangkan isu strategis di Kabupaten Lima Puluh Kota:

1. Merupakan jalur strategis PKN Padang – PKW Bukittinggi – PKN Pekanbaru yang merupakan urat nadi perekonomian wilayah Pulau Sumatera.

2. Rencana pembangunan Ruas Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang – Payakumbuh – Bukittinggi yang yang melintasi wilayah Kabupaten

Perubahan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016 – 2021

39 Lima Puluh Kota akan mendorong pusat kegiatan baru khususnya permukiman di sekitar gerbang tol dan perkotaan sekitarnya terutama di perkotaan Sarilamak.

3. Potensi pariwisata (baik wisata alam maupun budaya) khususnya objek wisata Lembah Harau yang dikategorikan sebagai kawasan lindung geologi dan kawasan pariwisata alam dan Kelok Sembilan yang tidak dimiliki oleh daerah lain dan diusulkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.

4. Potensi sektor pertanian dan perkebunan gambir yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan potensi ekspornya bisa diperluas ke negara tujuan lainnya.

5. Potensi Industri pengolahan gambir yang dapat memberikan nilai tambah sehingga memberikan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat dan peningkatan PAD Kabupaten Lima Puluh Kota.

6. Merupakan bagian dari wilayah yang rentan terhadap bencana meliputi sesar aktif maupun bencana banjir, angin ribut dan kekeringan.

7. Adanya potensi masyarakat madani yang dikaitkan dengan latar belakang budaya yang kuat dan terlembagakan melalui lembaga adat nagari.

8. Adanya potensi lahan pertanian yang luas, panennya bisa mencapai kurang lebih 44.223 ha dan berpotensi turut mendukung terwujudnya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).

9. Adanya potensi pertanian dan perkebunan yang dapat dikemas menjadi sektor agribisnis sehingga dapat memberikan peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Kabupaten Lima Puluh kota.

10. Adanya potensi peternakan (khususnya potensi ayam ras petelur) yang tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Dimana aset komoditi Ayam Ras petelur sebesar 450.645.408.000 atau sama dengan dana APBD Kabupaten Lima Puluh Kota dalam setahun.

Perubahan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016 – 2021

40 11. Adanya potensi perikanan yg tersebar di seluruh wilayah

Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan Peraturan Gubernur Sumatera Barat No.523-24-2010 tentang proyeksi produksi perikanan budidaya di Sumatera Barat, Kabupaten Lima Puluh Kota menempati peringkat ke 2 terkait produksi perikanan yaitu sebesar 21.421 Ton/tahun dari 19 Kabupaten/Kota yang ada di Sumatera Barat.

12. Adanya potensi bahan galian dan tambang yang tersebar di beberapa lokasi seperti di Kecamatan Kapur IX (tambang Batu Bara), Kawasan Manggani (Emas dan Biji Besi), dan Kawasan Blok North Kuantan (Migas dan Geothermal) serta timah hitam di Pangkalan. 13. Kesenjangan perkembangan wilayah (Utara, Barat dan Selatan),

dimana perkembangan wilayah cenderung terpusat di bagian tengah wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota sedangkan wilayah Utara (Kapur IX, Pangkalan Koto Baru) wilayah Barat ( Gunuang Omeh, Bukik Barisan dan Suliki) wilayah Selatan (Situjuah Limo Nagari, Lareh Sago Halaban) kurang berkembang dibanding wilayah tengah.

Berdasarkan hasil kegiatan diskusi, wawancara dengan pemangku kepentingan, maka kondisi obyektif yang diinginkan adalah pengembangan sentra agribisnis dan pariwisata yang dapat menangkap peluang regional meliputi Provinsi Sumatra Barat maupun Provinsi Riau karena secara geografis berbatasan dengan provinsi lain yang diharapkan memiliki daya saing didukung infrastruktur yang terintegrasi dengan pengembangan Kabupaten Lima Puluh kota.

Dengan kondisi diatas, maka disusunlah Tujuan dari Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang di Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota yang dirumuskan berupa “Mewujudkan Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai Sentra Agribisnis dan Pariwisata yang Berdaya Saing Didukung Pengembangan Infrastruktur yang Maju, Sinergis dan Berkelanjutan.

Perubahan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016 – 2021

41 Berdasarkan tujuan penataan ruang Kabupaten Lima Puluh kota, maka kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Lima Puluh kota untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut:

1. Pemantapan sistem agribisnis melalui penetapan kawasan agropolitan untuk peningkatan komoditi pertanian unggulan disertai pengelolaan hasil untuk memberikan nilai tambah.

2. pengembangan pusat-pusat pelayanan secara berhirarki dan bersinergis antara pusat pengembangan di perkotaan Sarilamak dan perkotaan kecamatan serta pengembangan sistem permukiman nagari berbasis agribisnis dan pariwisata.

3. pendistribusian persebaran penduduk sesuai dengan kebijakan pusat-pusat pelayanan.

4. pengembangan kelengkapan prasarana wilayah dan prasarana lingkungan dalam mendukung pengembangan sentra produksi pertanian, industri pertanian, ekowisata dan pusat permukiman secara terpadu dan efisien.

5. pemantapan pelestarian dan perlindungan kawasan lindung untuk meningkatkan kualitas lingkungan, sumberdaya alam/buatan dan ekosistemnya, meminimalkan resiko dan mengurangi kerentanan bencana, mengurangi efek pemanasan global yang berprinsip partisipasi, menghargai kearifan budaya minang, serta menunjang pariwisata, penelitian, dan edukasi.

6. pengembangan kawasan budidaya untuk mendukung pemantapan sistem agribisnis melalui dorongan terwujudnya sentra industri berbasis pertanian-perkebunan dan ekowisata.

7. pengembangan pemanfaatan ruang pada kawasan strategis baik untuk fungsi pengembangan wilayah maupun guna perlindungan kawasan sesuai fungsi utama kawasan.

Kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang disusun untuk meraih tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Lima Puluh kota yang merupakan kebijakan tentang struktur ruang, pola ruang dan kawasan strategis. Dari kebijakan-kebijakan tersebut maka akan

Perubahan Rencana Strategis Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2016 – 2021

42 dirumuskan strategi-strategi sebagai panduan dalam operasionalisasinya.

Dengan memperhatikan ketersediaan prasarana dan kebijakan-kebijakan terkait, struktur hirarki dan wilayah pelayanan kota-kota di Kabupaten Lima Puluh Kota direkomendasikan sebagai berikut:

Dalam dokumen PERUBAHAN RENCANA STRATEGIS (Halaman 41-46)

Dokumen terkait